Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“Pembuktian Air Tanah Melewati Berkas Pengangkut”

Oleh :

Putri Juwita Purnamasari


170210103086
Kelas C/ Kelompok 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
I. JUDUL
Pembuktian Air Tanah Melewati Berkas Pengangkut
II. TUJUAN
Untuk membuktikan bahwa air tanah masuk ke dalam tumbuhan melalui
berkas pengangkut.
III. TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan dapat hidup pada lingkungannya masing-masing. Suatu


tumbuhan atau komunitas tumbuhan dapat berperan sebagaia pengukur kondisi
lingkungan tempat tumbuhnya maka dari itu tumbuhan dijadikan sebagai
indicator biologi atau bioindikator atau fitoindikator (Roziaty, 2017). Tumbuhan
merupakan komponen biotik yang hidup dimuka bumi dan memilki variasi dan
beragam jenis mulai dari taksonomi tumbuhan tingkat rendah hingga taksonomi
tumbuhan tingkat tinggi. Habitat tumbuhan umumnya berbeda-beda antar lain
tumbuhan Higrofit (hidup ditanah lembab), xerofit (hidup di tanah kering), dan
salah satunya hidrofit atau tumbuhan yanghidup diair (Ardhiani, 2018).
Transpirasi adalah proses penguapan air dari sel-sel dan jaringan-jaringan
tumbuhan yang hidup. Sel hidup tumbuh-tumbuhan berhubungan langsung
dengan udara melalui stomata, lentisel, dan kutikula. Sel-sel hidup tumbuhan
tersebut berada dalam keadaan turgid dan sedang bertranspirasi yang diliputi oleh
lapisan tipis air yang diperoleh dari dalam sel (Wanggai, 2009). Pengeluaran air
dalam bentuk tetetsan air disebut gutasi, yang terjadi melalui hidatoda yaitu
lubang yang terdapat pada ujung urat daun. Organ yang yang paling banyak
melakukan trasnpirasi adalah daun, karena memiliki jumlah stomata yang banyak
disbanding organ yang lain. Transpirasi berperan dalam mengatur suhu tubuh
tumbuhan dengan melepas keebihan panas dari tubuh tumbuhan, mengatur turgor
optimum dalam sel dan membantu meningkatkan laju angkutan air dan garamm
mineral (Harahap, 2014).
Air merupakan bahan yang sangat diperlukan dalam siklus hidup tumbuhan,
dan dalam proses metabolism tumbuhan tidak dapat berlangsung tanpa adanya air.
Air daapt masuk ke dalam sel tumbuhan melalui penyerapan oleh akar.
Kemampuan partikel tanah menahan air dan menentukan kadar air dalam tanah
dan banyaknya air yang diserap oleh akar tumbuhan (Ai, 2011). Gaya
pengangkutan air pada tumbuhan dari akar sampai daun melalui berkas pembuluh
pengangkut (berkas vaskular). Dalam pengangkutan intravaskular, dimana air
diangkut dari xilem akar ke xilem batang dan diteruskan ke daun. Air dan mineral
dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks
akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai
pucuk tumbuhan. Setelah melewati sel-sel akar, air dan mineral yang terlarut akan
masuk ke xilem, dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar
menuju batang sampai ke daun. Xilem mengangkut air dan garam mineral dari
akar hingga ke daun (Toto, 2017).
Selain satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai bahan
immunostimulun yaitu tumbuhan pacar air. Hasil skrining fitokimia daun pacar
air membuktikna bahwa tumbuhan ini mnegandung senyawa flavonoida, saponin,
steroida, glikosida, kumarin, kuinon, steroida, glikosida dan lain sebagainya.
Flavonoid yaitu senayawa yang berfungsi sebagai antioksidan, antikanker,
antibakteri, antiflamasi dan senyawa saponin sendiri berfungsi sebagai membrane
permaebilising, bersifat hipokolesterolemik dan juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan serta meningkatkan respon makan pada hewan (Pasaribu, 2015).
Xilem dan floem adalah jaringan seperti tabung yang berperan dalam sistem
pengangkutan. Airdan mineral dari dalam tanah akan diserap oleh akar.
Kemudian diangkut melalui xilem ke bagian batang dan daun tumbuhan. Zat
makanan yang dibuat di daun akan diangkut melalui floem ke bagian lain
tumbuhan yang memerlukan zat makanan. Xilem dan floem adalah jaringan
pengangkut yang salurannya terpisah. Xilem yang ada di akar bersambungan
dengan xilem yang ada di batang dan di daun. Floem juga bersambungan ke
semua bagian tubuh tumbuhan. Tumbuhan tidak mempunyai mekanisme
pemompaan cairan seperti pada jantung manusia. Air dapat diangkut naik dari
akar ke bagian tumbuhan lain yang lebih tinggi dan diedarkan ke seluruh
tubuh tumbuhan karena adanya kapilaritas batang (Toto, 2017).
Struktur xylem dan fungsinya dapat digambarkan pada tumbuhan berkayu,
tetapi implikasi dari organisasi xylem sebagai bagian kecil dari derivate
tumbuhan sangat tidak dapat dimengerti. Ada dua tumbuhan paku yang memiliki
phenology yang sangat kontras dan organisasi xylem dipilih dan di amati
bagaimana efek xylem jika tidak berfungsi dalam kaitannya dengan konduktivitas
hidrolitik dan konduksi dengan pembukaan stomata. Koordinasi antara
persediaan dan permintaan air pada tumbuhan adalah sesuatu yang sangat penting
seperti konduksi stomata yang berhubungan dengan proses fotosintesis untuk
konduktivitas hidrolitik. Jadi terdapat hubungan antara hirolitik pengangkutan air
dengan fotosintesis (Brodersen, 2013).
Untuk menjelaskan aliran air melalui akar, “model komposit” diusulkan,
yang mempertimbangkan anatomi akar dan dua jalur, satu non selektif (apoplas)
dan satu selektif (simplas). Seperti yang disarankan di dalm model ini, aliran air
utama tergantung dengan tingkat transpirasi. Untuk tingkat transpirasi tinggi
aliran air melewati jalur apoplas dengan gradient hidrostatik sebagai kekuatan
pendorong, dengan resistansi rendah, sedangkan pada non trasnpirasi mengalir air
bergerak melalui sel-sel oleh gradient osmotic, melalui simplas, yang memiliki
ketahanan yang lebih tinggi, karena air bergerak melalui lapisan lipid ganda
membrane sel (Ruggiero, 2014).

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Alat dan Bahan


4.1.1 Alat
1. Erlenmeyer
2. Mikroskop
3. Deck glass
4. Cover glass
5. Batang pacar air berwarna terang
6. Silet
7. Tempat air
8. Stop watch

4.1.2 Bahan
1. Batang pacar air berwarna terang
2. Eosin / pewarna
3. Air

4.2 Langkah Kerja

Mengisi labu Erlenmeyer dengan larutan eosin, larutan eosin dibuat agak
terkonsentrasi sehingga warnanya sedikit pekat

Memotong batang tumbuhan dalam air, menekan erat bekas potongan dengan jari,
memasukkan ke dalam Erlenmeyer berisi larutan eosin

Mengamati apa yang terjadi dan mencatat waktunya (perubahan warna pada
batang dan rangka daun)

Menghitung kecepatan (cm/det) eosin yang merambat dari ujung cabang ke rangka
daun

Membuat irisan batang yang sudah berubah warna, mengamati dibawah mikroskop

Membandingkan warna batang, cabang dan rangka daun sebelum dan sesudah
percobaan
DAFTAR PUSTAKA

Ai, Nio Song. 2011. Biomassa dan Kandungan Klorofil Total Daun Jahe (Zingiber
officinale L.) yang mengalami Cekaman Kekeringan. Jurnal Ilmiah Sains.
11(1): 1-5.

Ardhiani, Vidhalif Herlya Puspita., Kiswardianti, R. Bekti Kiswardianta., dan


Mugi, Joko Widiyanto. 2018. Pengaruh Media Air Berbeda Terhadap
Produktivitas dan Indeks Stomata Tumbuhan Air Eichhornia crassipes
Prosiding Seminar Nasional SIMBIOSIS III. 70-78

Brodersen, Craig R., Roark, Lindsey C dan Pittermann Jarmila. 2013. The
Physiological Implications Of Primary Xylem Organization In Two Ferns.
Plant, Cell and Environment. 35: 1898-1911.

Harahap, Fauziyah. 2014. Fisiologi Tumbuhan. Medan : UNIMED Press.

Pasaribu, Wesley. 2015. Efektivitas Ekstrak Daun Pacar Air (Impatiens


balsamina) Untuk Meningkatkan Respon Imun Non Spesifik Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Jurnal Budidaya Perairan. 3

Roziaty, Efri., Kusumadani, Annur Indra., dan Aryani, Ima. 2017. Bioloi
Lingkungan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Ruggiero, Calestino dan Massino Fagnano. 2014. Root Water Conductivity Of


Some Herbaceous Species. International Journal of Agricultural Science
Research. 3(6): 89-98.

Toto dan Yulisma, Lia. 2017. Analisis Aplikasi Konsep Gaya dalam Fisika yang
Berkaitan dengan Bidang Biologi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Fisika. 3(1): 63-71.
Wanggai, Frans. 2009. Managemen Hutan. Manokwari : Grasindo
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai