Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRESENTASI JURNAL

Short Communication: Health Interventions in


Volcanic Eruptions—Community Wearability Assessment of Respiratory Protection
against Volcanic Ash from Mt Sinabung, Indonesia
Komunikasi Singkat : Intervensi Kesehatan di Indonesia Erupsi Gunung Merapi-
Daya tahan masyarakat Penilaian Perlindungan Pernafasan terhadap abu vulkanik
dari gunung Sinabung, Indonesia.

Dosen Pengampu : Firmina Theresia Kora, S.Kep., MPH

OLEH :

Kelompok 1
Flaviana Fila Pandi (161100319)
Hillary Verondisca Emilia Pesirahu (161100322)
Yurnawati Kamah (161100340)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta


2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Paparan abu vulkanik telah terbukti memperburuk kondisi pernapasan dan meningkat
kunjungan rumah sakit. Berbagai perlindungan pernapasan (RP) direkomendasikan dan
didistribusikan oleh agen untuk membantu melindungi warga yang terkena dampak dari
menghirup abu selama krisis vulkanik. Efektivitas RP adalah tergantung pada beberapa
faktor: desain, untuk mencegah penetrasi zat berbahaya tertentu; pengurangan paparan ke
tingkat yang diperlukan untuk melindungi kesehatan pemakai; dan kesesuaian untuk
pemakai individu, tugas, dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi masker mana yang sebelumnya dinilai dalam pengaturan laboratorium
dianggap paling dapat dipakai oleh warga yang tinggal di komunitas yang terkena dampak
oleh letusan Sinabung, berdasarkan kriteria seperti kenyamanan, bugar, dan kemudahan
bernafas saat dipakai, selain dirasakan efektif.

Indonesia saat ini bertujuan untuk memenuhi target Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan (SDG) untuk mengurangi Rasio MMR ke 70 / 100.000 pada tahun 2030
(Adeleke, 2016; Lawn, Blencowe, Kinney, Bianchi, & Graham, 2016). Salah satu tujuan dari
target SDGs 2015-2030 adalah peningkatan status MRH, melalui "integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional" (UN, 2018, hlm. 5) dan ‘Memperkuat
kapasitas negara-negara untuk pengurangan risiko dan manajemen’ (hal. 5). Berkenaan
dengan hal ini, Indonesia telah berfokus pada revitalisasi struktur dan penguatan manajemen
bencana koordinasi multi-sektoral. Pada tahun 2007, pemerintah mengadopsi PPAM global
untuk Reproduksi Kesehatan dalam Krisis menjadi Pedoman Teknis Nasional untuk Respons
Krisis Kesehatan Terhadap Bencana (Kemenkes, 2007).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis jurnal penelitian keperawatan bencana yaitu “Short Communication: Health
Interventions in Volcanic Eruptions—Community Wearability Assessment of
Respiratory Protection against Volcanic Ash from Mt Sinabung, Indonesia”
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan analisis jurnal internasional hasil penelitian yang telah dilakukan
peneliti.
b. Memberikan saran terkait dengan penerapan hasil jurnal penelitian sebagai acuan
peningkatan pemahaman tanggap bencana
BAB II
RESUME JURNAL
ABSTRAK

Abstrak: Menghirup abu dapat menjadi perhatian besar bagi masyarakat yang terkena
dampak, selama dan setelah letusan gunung berapi. Instansi pemerintah dan kemanusiaan
merekomendasikan dan mendistribusikan berbagai perlindungan pernafasan (RP), umumnya
topeng bedah tetapi, juga, topeng gaya N95 yang bersertifikasi industri. Namun, saat ini tidak
ada bukti tentang seberapa dapat dipakainya mereka dalam populasi yang terkena dampak
atau bagaiman pemakai pelindung menganggap mereka melawan abu vulkanik (yang akan
mempengaruhi kemungkinan penggunaan intervensi yang direkomendasikan). Relawan yang
tinggal di dekat Mt. Sinabung, Sumatra, Indonesia, berpartisipasi dalam studi daya tahan
pakai lapangan, yang mencakup masker efisiensi tinggi yang disertifikasi untuk industri
standar (N95-equiv.); masker bedah standar berlipat (Bedah); topeng lipatan datar dasar
(Lipatan datar), dan masker bedah ditambah syal yang diikat di bagian atas (Surgical Plus)
untuk meningkatkan kebugaran. RP jenis inim semuanya telah bekerja dengan baik selama
tes efisiensi penyaringan laboratorium sebelumnya. N95-equiv. topeng itu dilakukan secara
signifikan lebih baik daripada RP lainnya dalam relawan kebocoran total ke dalam berikutnya
percobaan, sementara masker Flat-fold dan Surgical berkinerja buruk, membiarkan sepertiga
dari partikel PM2.5 (data dipublikasikan di tempat lain). Tiga puluh sukarelawan
mengenakan topeng masing-masing selama 15 menit berjalan sebelum diminta nilai
kenyamanan, kemudahan bernapas dan perlindungan yang dirasakan dan cocok untuk
masing-masing. Setelah memakai semua topeng, relawan membandingkan dan
mengidentifikasi jenis perlindungan yang mereka sukai. Umpan balik diterima dari relawan
menyarankan agar Surgical Plus dan N95-equiv. topeng dinilai secara signifikan lebih panas
dan lebih lembab dari topeng lainnya. Flat-fold dinilai memiliki breathability lebih baik
daripada topeng lainnya. N95-equiv. topeng peringkat sebagai memberikan tingkat efektivitas
terbaik dari empat topeng diuji. Pada akhirnya, ketika ditanya jenis topeng apa yang akan
mereka pilih untuk dipakai selama ashfall, 33% memilih masker Flat-fold karena
kenyamanan dan kesederhanaannya, dengan Surgical Plus sedang yang paling tidak mungkin
dipilih dari empat yang diuji. Temuan penelitian bermanfaat bagi lembaga yang perlu
membuat keputusan berdasarkan informasi tentang pengadaan dan distribusi RP untuk
digunakan oleh mereka yang terkena dampak dalam letusan masa depan dan pemberian saran
kepada masyarakat tentang penggunaannya.
BAB III
ANALISIS JURNAL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Jurnal Penelitian


No Elemen Kritik Riset Ulasan Kritik Riset
1 Dimensi substansi dan teori
Tingkat kepentingan masalah Masalah yang diteliti dalam jurnal ini
sangat penting dan menarik karena meneliti
tentang mengidentifikasi masker mana yang
sebelumnya dinilai dalam pengaturan
laboratorium, dianggap paling dapat dipakai
oleh warga yang tinggal di komunitas yang
terkena dampak oleh letusan gunung
Sinabung.
Kepentingan untuk perawat, penelitian ini
dapat digunakan sebagai salah acuan dalam
pemberian masker yang tepat dalam
keadaan bencana gunung meletus
Kekuatan konsep Konsep yang ada pada jurnal sudah cukup
kuat menjelaskan teori yang mendasari
penelitian yang mengacu pada penyediaan
layanan MRH mengacu pada letusan
Gunung Sinabung 2013, Indonesia. Yang
mempengaruhi tingkat mortalitas dan
morbiditas ibu jangka panjang
Kreativitas dan kelayakan kerangka konsep Kreativitas dan kelayakan kerangka konsep
teori teori cukup jelas. Dimana referensi teori
yang digunakan banyak dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Pertanyaan memahami fenomena Pertanyaan memahami fenomena sudah baik
yaitu untuk mengevaluasi penggunaan
masker yang lebih tepat didaerah rawan
terkena bencana gunung meletus.
2 Dimensi metodologi
Desain Peneliti menggunakan desain penelitian
studi cross sectionsl dengan mengumpulkan
data dan hasil penelitian dalam waktu
tertentu terkait penggunaan masker yang
tepat bagi mereka yang terkena dampak abu
vulkanik
Sampel Desa yang diambil sesuai dengan
pertimbangan arah angin tergantung pada
dimana abu vulkanik jatuh
 Desa Payung = 15n
 Desa Ndokum Siroga = 7n
 Desa sigarang-garang = 3n
 Desa Tiga Kicat = 4n
 Desa Tiga Pancur = 1
(Kekurangan = tidak dijelaskan teknik
pengambilan sampel)
Metode Studi ini menggunakan pendekatan statistik
deskriptif demografis dengan tahap :
 Perekrutan Relawan
Sampel kenyamanan diperoleh dari 30
sukarelawan berusia antara 18 dan 65, dengan
campuran usia dan gender, yang tinggal di
daerah yang terkena abu vulkanik Gunung
Sinabung.
 Seleksi Perlindungan Pernafasan
Tiga masker dipilih untuk pengujian dalam studi
kemampuan pakai saat ini :
1. Sebuah respirator bersertifikasi industri (EN
149: 2001) 3M Aura 9322 FFP2 (N95-equiv.)
(selanjutnya disebut sebagai N95-equiv.)
dilengkapi dengan katup untuk melepaskan
udara lembab yang dihembuskan.
2. Masker bedah standar berlipat dengan loop
telinga (selanjutnya disebut sebagai Bedah).
3. Topeng lipat datar seperti yang disediakan
oleh PMI (Palang Merah Indonesia, tetapi
diproduksi di Jepang)
4. Masker bedah standar dirmbahkan lapisan
tambahan (mereka menggunakan perban)
 Pengaturan eksperimen
Para sukarelawan (tidak lebih dari enam
sekaligus) dibawa jalan kaki 15 menit dengan
waktu yang telah ditentukan rute dengan
kecepatan yang nyaman dan sedang. Para
peneliti secara berkala memeriksa apakah para
sukarelawan itu nyaman dan mampu
melanjutkan selama setiap berjalan. Di akhir
perjalanan, para sukarelawan diminta untuk
melakukannya nilai kenyamanan, panas,
kelembaban, pernapasan, tingkat perlindungan
yang dirasakan, dan pas dari topeng yang dipakai
Analisis statistik Menggunakan IBM SPSS 22 statistics
software (Versi 22,IBM,Armonk,NY,USA)
Statistik deskriptif penelitian diperoleh
Mauchly Test of Sphericity dengan koreksi
Greenhouse-Geiser digunakan untuk menilai
peringkat masing-masing.
Test Chi Squared digunakan unutk menilai
perbedaan pemilihan topeng terbaik yang
dirasakan untuk setiap kriteria
Instrumen Menggunakan kuesioner mencakup
pertanyaan demografi dasar :
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Tingkat pendidikan
d. Tingkat pekerjaan.
Selain itu ditanyakan apakah mereka
sebelumnya pernah menggunakan jenis
masker atau pelindung wajah untuk
melindungi diri dari perlindungan abu.
3 Dimensi etik
Subjek penelitian Karakteristik subjek :
- Sampel diperoleh 30 sukarelawan antara
umur 18-65 dengan campurang usia dan
gender yang tinggal didaerah yang
terkena abu vulkanik gunung Sinabung.
- Para sukarelawan berdasarkan laporan
diri harus cukup bugar untuk berjalan
selama sekitar satu jam (4-15menit)
dengan istirahat pendek.
- Relawan tidak memiliki masalah
kardiovaskuler atau pernafasana
(misalnya asma), menderita
klaustrofobia, memiliki masalah
mobilitas atau dalam kasus sukarelawan
perempuan yang sedang hamil atau
menyusui
Dilema etik Persetujuan etis diberikan oleh Dewan Etika
Departemen Ilmu Bumi, Universitas Durham
(Ref.ESE20171002CH).
Ijin penelitian juga diberikan oleh lokal
Kementrian Dalam Negeri (Kabupaten
Kesbangpol Karo), Indonesia.
Pencegahan pelanggaran etik Dalam penelitian ini tidak terjadi adanya
pelanggaran etik selama proses penelitian.
4 Dimensi interpretasi
Pembahasan Dalam pembahasan cukup mendalam karena
Peneliti melakukan eksprimen untuk
berjalan dan peserta diminta untuk menilai
masker yang digunakan dan peserta mampu
menilai masker mana yang mereka pilih
sesuai dengan jenisnya berdasaekan nilai
kenyamanan dan kesederhanaan, bugar dan
kemudahan bernafas.
Simpulan Kesimpulan adalah setelah dilakukan
penelitian, temuan menunjukkan dari
perangkat yang diuji, N95-equif dianggap
oleh para relawan adalah yang paling cocok
dan paling efektif dalam memberikan
perlindungan terhadap abu vulkanik yang
dikonfirmasi dalam tes laboratorium.
5 Dimensi penyajian dan penulisan hasil riset
Informasi penting dan jelas Dalam jurnal ini terdapat informasi yang
penting dan cukup jelas mengenai hasil
penelitian. Dalam jurnal diterangkan dan
disertai dengan tabel hasil penelitian
sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Penyusunan baik Secara umum penyusunan jurnal sudah
memenuhi kaidah penulisan jurnal yang
terdiri dari abstrak, pendahuluan, metode,
hasil, pembahasan dan kesimpulan.
Gaya tulisan Gaya tulisan dalam jurnal ini sudah baik dan
memenuhi standar ejaan yang baku.
Indikasi bias Indikasi bias dalam penelitian ini
kemungkinan tidak ada karena jumlah
sampel cukup mewakili setiap kelompoknya
Akurat, tulisan jelas, meyakinkan Jurnal penelitian ini cukup jelas, akurat dan
meyakinkan serta dapat
dipertanggungjawabkan karena dalam jurnal
ini dijelaskan secara rinci prosedur
penelitian.

B. Pembahasan
1. Kekuatan
 Hasil penelitian cukup bagus sehingga dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan penyediaan masker bagi mereka yang terkena dampak dalam letusan
masa depan dan pemberian saran kepada masyrakat tentang penggunaannya
 Menjelaskan wawasan yang sangat dibutuhkan tentang potensi hambatan kemampuan
pakai untuk mengambil Intervensi penggunakan masker yang paling efektif
2. Kelemahan
 Tidak dijelaskan di dalam jurnal terkait dengan teknik pengambilan sampel
 Di dalam abstrak tidak lengkap sehingga tidak sesuai dengan kaidah penulisan karya
ilmiah

3. Kemungkinan dan Strategi Penerapannya di Indonesia


Dengan adanya penelitian ini sehingga tenaga kesehatan mampu memberikan
pelayanan bencana yang lebih baik lagi kedepan, Dan dengan adanya penelitian ini dapat
menjadi acuan bagi tenaga kesehatan Indonesia dalam penyediaan masker bagi mereka yang
terkena dampak dalam letusan masa depan dan pemberian saran kepada masyrakat tentang
penggunaannya
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Bencana alam dan ulah manusia menciptakan gangguan pada hampir semua sistem dan
menghirup abu menjadi perhatian besar bagi masyarakat yang terkena dampak, selama dan setelah
letusan gunung merapi, mencakup penggunaan masker efisiensi tinggi yang disertifikasi untuk indutri
standar, masker bedah standar berlipat, topeng lipatan datar, dan masker bedah ditambah syar untuk
meningkatkan kebugaran. Penggunaan masker atau perlindungan pernafasan (RP) direkomendasikan
dan distribusikan untuk membantu melindungi warga yang terkena dampak dari menghirup abu
selama krisis vulkanik

B. Saran
Perlunya peningkatan pemahaman terkait pencegahan penetrasi zat berbahaya
tertentu, pengurangan paparan ketingkat yang diperlukan untuk melindungi kesehatan
pemakai dan kesesuaian untuk pemakai individu tugas dan lingkungan untuk sebagai calon
tenaga kesehatan diharapkan agar mampu mencari informasi terus menerus terkait intervensi
kesehatan bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Galea K, Covei J, Timur S, Horwell C, Nugroho V, Mueller W.2018. Short


Communication: Health Interventions in Volcanic Eruptions—Community
Wearability Assessment of Respiratory Protection against Volcanic Ash from Mt
Sinabung, Indonesia Volume 15 (diakses pada 21 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai