OLEH:
AMBRINSIANA MERRY
DWI BUDI NUROHMAN
ERLINA M.M. SUAN
NURUL FAHNI
SEFTIA DEVITA ESISTRIE
KABUPATEN SAMBAS
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
2018
i
KATA PENGANTAR
Nusantara sehat adalah penugasan khusus tenaga kesehatan sebagai upaya penguatan dan
pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan serta untuk mendukung Program Indonesia Sehat
dengan pendekatan keluarga yang perlu dilakukan berbagai upaya peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan dengan menugaskan tenaga kesehatan khususnya pada pusat kesehatan
masyarakat terutama di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK), baik berbasis
tim ataupun individu. Untuk mengukur keberhasilan dan mengawasi kinerja pelaksanaan maka
diperlukan adanya pelaporan baku yang dapat dijadikan acuan penilaian dan pengawasan.
Pelaporan ini adalah bentuk penyediaan informasi kesehatan sebagai sumber data untuk
monitoring dan evaluasi terhadap upaya, keberhasilan dan kendala yang ditemukan di lapangan
atau pada pelaksanaan program yang telah dilakukan tim Nusantara sehat terutama pada masa
awal penempatan dimana masih diperlukan adaptasi terhadap lingkungan, lingkungan sosial dan
budaya yang mungkin memerlukan tindak lanjut. Oleh sebab itu maka disusunlah laporan awal
ini yang memaparkan kondisi wilayah penugasan beserta masalah yang ditemukan,, analisa
situasi, penjabaran keadaan umum yang meliputi geografi, demografi, sosio-ekonomi dan
pendidikan, gambaran pembangunan kesehatan dan status derajat kesehatan serta manajemen
dasar puskesmas.
Data-data yang merupakan informasi kesehatan tersebut diharapkan juga memiliki peran
viral dalam memberikan gambaran tentang situasi kesehatan di ilayah cakupan puksesmas dan di
tingkat kecamatan sehingga dapat memberikan dasar kepada stake holder (para pengambil
kebijakan) dalam pengambilan keputusan dan pengambilan kebijakan untuk program yang perlu
tersebut.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
ii
h. Daftar Ketersediaan Vaksin di Puskesmas .................................... 14
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 19 Sepuluh (10) Jenis Penyakit Terbesar di Puskesmas pada Bulan Mei 2018 ... 36
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4 Diagram Prevalensi Status Gizi Balita Menurut PB/U atau TB/U ................ 24
v
DAFTAR GRAFIK
vi
BAB 1
ANALISA SITUASI
1.1. GEOGRAFIS
Luas wilayah Kecamatan Selakau Timur adalah 162,99 km² atau sekitar 2,55 %
dari luas Kabupaten Sambas dengan karakteristik sebagian besar adalah dataran rendah
dan sebagiannya adalah dataran tinggi. Dataran rendah merupakan daerah pertanian
sedangkan dataran tinggi adalah kawasan perkebunan dan kawasan hutan. Jenis tanah di
dataran rendah meliputi Organosol, Aluvial dan Podsolik Merah Kuning, sedangkan di
dataran tinggi jenis tanahnya adalah Latosol dan Podsolik Merah Kuning.
Iklim di Kecamatan Selakau Timur tidak berbeda dengan kecamatan lain yang
ada di wilayah Kabupaten Sambas yang beriklim tropis dimana curah hujan bulanan rata
– rata 187.348 mm dan jumlah hari hujan rata – rata 11 hari/bulan. Curah hujan yang
tertinggi terjadi pada bulan September sampai dengan Januari dan curah hujan terendah
Temperatur udara rata – rata berkisar antara 22,9ºC sampai 31,05ºC. Suhu udara
terendah adalah 21,2ºC terjadi pada bulan Agustus dan yang tertinggi 33,0ºC pada bulan
Juli. Kelembapan udara relative 81 – 90%, tekanan udara 1,001 – 1,01/Hm Bar,
kecepatan angin 155 – 173 km/hari, elipasi sina matahari 50,73%, penguapan harian
(evaporasi) antara 4,2 – 5,9 Hm dan evapotranspirasi bulanan 134,7 – 171,4 mm.
1
b. Letak Puskesmas dan Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Selakau Timur. Secara administratif, wilayah kerja Puskesmas Selakau Timur
terdiri atas empat ( 4 ) desa yaitu desa Gelik, desa Seranggam, Desa Selakau Tua dan
desa Buduk Sempadang. Dari 4 desa tersebut, desa terluas adalah desa Buduk Sempadang
dengan luas 77,19 km² atau 47,35% dari luas wilayah Kecamatan Selakau Timur,
sedangkan desa terkecil adalah desa Gelik dengan luas 9,79 km² atau 6,01% dari Luas
Kecamatan Selakau Timur. Adapun jumlah dusun dari Kecamatan Selakau Timur yaitu
12 dusun yang terbagi dalam 22 RW dan 48 RT. Berikut adalah tabel dan Peta wilayah
% Luas per
No. Desa Luas (Km²) Dusun RT RW
Kecamatan
1. Gelik 9,79 6,0 2 2 6
2
1.2. DEMOGRAFI
a. Data Jumlah Kepala Keluarga
No Desa Jumlah KK
1 Gelik 579
2 Seranggam 854
(KK) terbanyak terdapat di Selakau Tua yaitu sebanyak 1.713 KK dari 3.559
Jenis Kelamin
No. Desa Total
Laki – Laki Perempuan
yaitu berjumlah 4.513 jiwa dari total 9.117 jiwa, sedangkan perempuan
3
c. Data Distribusi Penduduk Menurut Umur
Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Umur
Umur
No Total
Desa 0 – 5 bln 6 – 11 bln 12 – 23 bln 24 – 59 bln 15 – 19 thn 20 – 59 thn 60 + thn
.
L P L P L P L P L P L P L P L P L+P
2. Seranggam 16 15 17 14 32 29 95 86 109 102 728 736 129 144 1126 1126 2252
3. Selakau Tua 32 28 31 28 62 57 182 168 209 199 1392 1436 246 281 2154 2197 4351
Jumlah 66 59 66 59 129 119 382 351 438 417 2916 3010 516 589 4513 4604 9117
Berdasarkan tabel diatas distribusi penduduk menurut umur didominasi oleh rentang umur 20-59 tahun dengan jumlah laki-laki sebanyak 2.916 jiwa dan
jumlah perempuan sebanyak 3.010 jiwa, sedangkan yang paling sedikit adalah pada usia 0-5 bulan dan 6-11 bulan dengan jumlah sama yaitu laki-laki
4
d. Data Distribusi Penduduk Menurut Suku/ Agama
4 Buduk
93,8 6,2 93,8 6,0 0,2
Sempadang
Jumlah 95,37 4,63 98,39 1,56 0,05
5
1.3. SOSIO, EKONOMI DAN PENDIDIKAN
a. Data Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan dan Pendidikan
Tabel 6.1 Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan dan Pendidikan
No Jenis Pekerjaan Desa
Gelik Seranggam Selakau Buduk Sempadang
Tua
1 Pegawai Negeri Sipil 12 org 14 org 2 org
(buruh migrant)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk berprofesi
sebagai petani, sedangkan profesi yang paling sedikit adalah pekerja seni yaitu hanya 1 orang di
desa seranggam.
6
Tabel 6.2 Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk desa Selakau Tua tidak ada
data karena beberapa hal, sedangkan untuk 3 desa lainnya paling banyak tingkat
pendidikan yang paling tinggi yaitu Pasca Sarjana dengan total keseluruhan 3 orang.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa untuk desa Selakau Tua tidak
ada datanya karena beberapa hal. Sementara untuk 3 desa lainnya persentase
penduduk miskin terbanyak adalah pada desa Buduk Sempadang yaitu sebesar
48,66 %, sedangkan yang paling sedikit adalah desa Seranggam yaitu sebesar
38,64 % dari total Kepala Keluarga yang ada pada masing – masing desa.
7
1.3. GAMBARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
a. Data Puskesmas
Selakau Timur
Wilayah Kerja : Desa Gelik, Desa Sranggam, Desa Selakau Tua, Desa
Buduk Sempadang
Ketersediaan Listrik : berasal dari PLN dengan jam operasional listrik 24 jam
tidak adanya Klinik Sanitasi serta toilet digunakan bersama oleh pegawai
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), sehingga limbah cair medis dari
bergabung dengan rumah bidan desa, sehingga kurang efektif sebagai sarana
pelayanan kesehatan. Fisik bangunan cukup kokoh dengan alas dan dinding
terbuat dari kayu ( rumah panggung). Pusling berupa ambulance yang digunakan
8
c. Denah Puskesmas
9
d. Jumlah Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, UKBM (Poskesdes,
Polindes, Desa Siaga, Posyandu, Rumah Singgah Ibu Bersalin)
10
f. Daftar Ketersediaan Obat Esesnsial, Obat Emergency dan Peralatan Medis
15 Oksitosin injeksi
16 Parasetamol 500 mg tab
17 Tablet Tambah Darah
18 Vaksin BCG
20 Vaksin Td
No Nama Obat
1 Air untuk Injeksi 25 ml
2 Atropin inj 0,25 mg / ml
3 Diazepam inj 5 mg/ml (i.v./i.m.)
4 Epinefrin (Adrenalin) injeksi i.v/s.k./i.m 1 mg/ml
5 Epinefrin (Adrenalin) injeksi i.v/s.k./i.m 1 mg/ml
6 Lidokain injeksi 2% (HCl) + Epinefrin 1: 80.000 - 2 mL
7 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%/ml
11
8 Magnesium sulfat injeksi 40%
9 Metilergametrin Maleat inj 0,200 mg - 1 ml
10 Metilprednisolon inj 125 mg/2 mL
11 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % Steril
12 Oksitosin inj 10 UI/ml
13 Ringer laktat larutan infuse
No
Nama Alat
1 Termometer Anak (kit Posyandu)
2 Pengukur Panjang Bayi (Antropometri + Tas)
3 Timbangan Dacin + Kain
4 Timbangan Badan Dewasa (Kit Posyandu)
5 Gunting Verban 14 cm (Kit Posyandu)
6 Termometer Anak (kit Posyandu)
7 Pengukur Panjang Bayi (Antropometri + Tas)
8 Mikropipet fix 5 Ul
9 Mikropipet fix 10 Ul
10 Mikropipet fix 20 Ul
11 Mikropipet fix 25 Ul
12 Mikropipet fix 50 Ul
12
g. Daftar ketersediaan peralatan non medis
No Nama Alat
1 Meja kerja 1/2 biro
2 Lemari Arsip Pusk
3 Sofa Pusk
4 Meja Panjang laboratorium
5 Meja 1/2 biro Laboratorium
6 Kursi Kerja
7 Kursi Putar
8 Lemari kaca
9 Kursi Kerja Puskesmas
10 Kursi Tunggu Pasien Pusk
11 Komputer PC
12 Laptop
13 Laci plastic
14 Kursi plastic
15 Meja tulis kantor merk panel
16 Kipas Angin
17 Kompor gas TDC 1 Tungku
18 Megic com sharp
19 Kursi Kerja
20 LEMARI ES
21 AC
22 Apar (Tabung Pemadam)
13
h. Daftar Ketersediaan Vaksin di Puskesmas
No Nama Vaksin
1 BCG
2 Campak
3 Polio BOPV
4 polio IPV
5 Td
6 DPT-HB-HiB
7 DT
8 ADS 0,5 ml
9 ADS 0,05 ml
10 ADS 5 ml
14
i. Daftar Ketersediaan Alat Kontrasepsi
Puskesmas Selakau Timur memiliki 1 set IUD kit, 1 set implant kit, 1 set buku pedoman KB (Keluarga Berencana) dan 1 set ABPK (Alat Bantu Pengambil
Keputusan). Ketersediaan instrumen dan alat kontrasepsi bergantung pada pengajuan/permintaan dari Puskesmas dan ketersediaan di Dinas Kabupaten. Untuk ketersediaan pil,
kondom, obat suntik, IUD dan kapsul implant di Puskesmas tahun 2017 dapat di jabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 13 Daftar Ketersediaan Alat Kontrasepsi
PIL KONDOM SUNTIK IUD IMPLANT KETERANGAN
BULAN
Terima Pakai Sisa Terima Pakai Sisa Terima Pakai Sisa Terima Pakai Sisa Terima Pakai Sisa
Januari 200 9 775* 24 1 33* 120 133 26* - - 2 - 1 5* Penerimaan: jlh
Desember TIDAK ADA DATA Bln Des 2016 & Jan 2017
15
1.2. TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS
Daftar tenaga kesehatan yang ada di Puske smas Selakau Timur dan Jaringannya pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
11 Loket - 1 SMA - - 1 - 1 -
12 Tenaga Administrasi - 1 D3 - - 1 - 1 -
JUMLAH 7 26 13 1 10 7 2 26 7
16
1.3. PEMBIAYAAN PUSKESMAS
berupa DAU ( Dana Alokasi Umum ) dan APBN ( Tugas Perbantuan ). Rincian
2017
5,-
manajemen kesehatan
dan masyarakat
pembangunan kesehatan
17
7. Mendorong terlaksananya pembangunan yang
berwawasan kesehatan
18
b. Kelembagaan dan Struktur Organisasi
Gambar 3 Kelembagaan dan Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS
NUR PAHLEVI
MAURINA PUSLING
KEPEGAWAIAN KESLING KESEHATAN GIGI
MELY CANDRA IRAWAN RISKI SUPYANTO
BUDI WIRAHADI K KIA – KB
KIA – KB KES. TRADISIONAL MARIA BIDAN DESA
RUMAH TANGGA NURLINA SARI BUDI WIRAHADI K
UGD NURBANI
WAHYU
GIZI KES. OLAH RAGA EMA
MARYA ULPA NUR PAHLEVI JEJARING
KEUANGAN KEFARMASIAN ATI MARIATI
P2P KES. LANSIA
SUMIANTI ANDINI
NUR PAHLEVI FITRI AMELIA AYU
PERKESMAS LABORATORIUM
KESEHATAN KERJA
YUSNITA NUR PAHLEVI SRI MULYANI
19
1.3. SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
Derajat kesehatan merupakan gambaran profil kesehatan individu atau kelompok
individual atau masyarakat disuatu daerah. Gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat
diukur melalui beberapa indikator, diantaranya adalah angka kematian, umur harapan
hidup, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui catatan
dan laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan (facility based) seperti Poskesdes, Pustu,
Polindes, dan lainnya serta data yang dikumpulkan dari masyarakat (community based).
Selain dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan
sumberdaya kesehatan, derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor lain
1.3.1. MORTALITAS
Mortalitas adalah kejadian kematian pada kurun waktu dan tempat tertentu yang
dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi
penduduk yang meninggal pada satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28
hari) yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
(Bayi Berat Lahir Rendah), sepsis, kelaianan kongenital/ bawaan dan lain-
20
lain. Sedangkan kematian bayi adalah kematian penduduk dimulai dari
usia 29-11 bulan. Untuk kasus kematian bayi dapat disebabkan karena
berikut:
Pada grafik diatas tampak kasus kematian bayi dalam empat tahun
kenaikan yang signifikan. Namun dari data dapat dilihat bahwa kematian
21
Kematian maternal adalah kematian ibu karena kehamilan,
melahirkan dan selama nifas. AKI merupakan salah satu indikator yang
didapat melalui survei yang dilakukan badan resmi yaitu Badan Pusat
Statistik (BPS).
1.3.2. MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, yang dapat berupa angka insiden
kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas
Angka kesakitan pada penduduk diperoleh dari data yang berasal dari
yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasility based data) melalui
1.3.2.1. Stunting
Fund (UNICEF) satu dari tiga anak balita mengalami stunting (UNICEF,
2012). Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak balita
22
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
deviasi. Stunting terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah anak lahir, tetapi baru Nampak setelah anak berusia 2 tahun).
kelompok 1.000 hari pertama kehidupan yaitu ibu hamil, Ibu menyusui,
dan anak 0-23 bulan, karena penanggulangan balita pendek yang efektif
kategori pendek).
dibawah ini:
23
Gambar 4 Diagram Prevalensi Status Gizi Balita Menurut PB/U
atau TB/U
19%
73%
remaja putri, pemberian PMT pada bumil dan balita gizi kurang,
bayi dan balita, distribusi vitamin A, kunjungan rumah balita gizi kurang,
buruk pada balita. Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang
Penilaian Status Gizi (PSG) pada 674 balita (usia 0-60 bulan) di wilayah
tahun 2017 yaitu gizi buruk 2% (19 orang) , gizi kurang 13 % (91 orang),
gizi baik 82% (551 orang) dan gizi lebih 2% (13 orang) dapat dilihat
24
Gambar 5 Diagram Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U
13%
82%
1. Penyakit TB Paru
dengan Insiden yaitu merupakan jumlah kasus baru dan kasus kambuh
pada suatu titik tertentu dan Mortalitas yaitu jumlah kematian akibat
25
34,69% kasus berjenis kelamin perempuan. Untuk angka Kesembuhan
suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila tercatat dengan baik akan
2014 6 ≥85 *
26
Grafik 2 Distribusi Penderita TBC BTA(+) di Kecamatan Selakau
Timur Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017
infeksi menular seksual atau IMS, adalah penyakit atau infeksi yang
Penyebaran bisa melalui darah, sperma, cairan vagina, atau pun cairan
tubuh lainnya.
dari seorang ibu kepada bayinya, baik saat mengandung atau ketika
27
kelamin, molluscum contagiosum, hepatitis B, hepatitis D, dan
HIV/AIDS.
3. Diare
lingkungan, dimana sarana air bersih dan jamban yang tidak sehat serta
sebanyak 491 kasus. Tahun 2016 terdapat 418 kasus. Tahun 2015
28
sangat penting untuk mereduksi penyakit diare. Adanya Deklarasi desa
ODF (Open Defacation Free) yaitu desa yang menyatakan bebas buang
kecamatan Selakau Timur dari 4 desa yang ada baru 2 (dua) desa yang
4. Penyakit Kusta
sudah mencapai eliminasi Kusta pada tahun 2000, namun sampai saat ini
5. Thypus
halus dan terkadang pada aliran darah yan g disebabkan oleh Bakteri
29
1.3.2.3. Penyakit Menular yg dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
penyakit tersebut ada yang dapat dicegah dengan imunisasi atau biasa
1. Difteri
pada tenggorok yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Penyakit
kasus difteri.
tetani, terdiri dari Tetanus Neonatorum yaitu tetanus pada bayi dan
3. Campak
30
anak pra usia sekolah dan usia sekolah. Jika seseorang pernah
4. Hepatitis B
bisa melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama
5. Pertusis
disertai tarikan nafas hup yang khas serta disertai muntah. Lama
batuk bisa sampai 1-3 bulan, sehingga sering disebut batuk 100 hari.
31
6. Polio dan AFP
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2014 2015 2016 2017
32
2. Filariasis (penyakit kaki gajah)
mencapai 92,4% atau 9845 orang dari sasaran 10.657, Tahun 2017
3. Rabies
saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat
anjing gila.
4. Malaria
33
Plasmodium spp, atau penderita di samping adanya host yang rentan.
positif malaria.
Desember 2017 Dan Januari-Mei 2018 data Penyakit tidak menular yang
2017 2018
1. Hipertensi 346 39
2. Asma 17 56
3. Diabetes melitus 74 7
4. PPOK 0 0
6. Malaria 0 0
7. Thypus 0 0
8 Kekerasan 0 0
34
1.3.2.6. 10 (Sepuluh) Besar Penyakit
1. ISPA 1536
3. Maag 612
5. Diare 381
7. Hipertensi 343
8. Alergi 281
ISPA
270 146
281 Peny Saluran pernafasan
343 atas
1536
365 Maag
Diare
35
Dari grafik diatas terlihat bahwa yang mendominasi penyakit terbanyak sepanjang tahun 2017 adalah penyakit saluran pernapasan atas yang dapat disebabkan dan
berhubungan dengan faktor lingkungan dan perilaku hidup yang tidak sehat.
Adapun 10 jenis penyakit terbesar di puskesmas selakau timur per mei 2018 dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 19 Sepuluh (10) Jenis Penyakit Terbesar di Puskesmas pada Bulan Mei 2018
No Kode JENIS PENYAKIT 0 - 7 hr 8 - 28 hr 1bl-<1th 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 th 20-44 th 45- 54 th 55- 59 th 60 - 69 th >70 th TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Infeksi akut lain pada saluran
1 1302 40 26 21 5 6 36 12 3 7 1 157
pernafasan
Peny Lain Pd Saluran
2 4110 2 9 37 20 9 7 1 85
Pencernaan( Maag)
3 2103 Penyakit Sendi Lainnya 2 21 14 4 1 5 47
4 2002 Penyakit Kulit Alergi 3 4 2 3 25 5 4 46
Demam yg tdk diketahui
5 4801 4 5 8 1 2 16 4 2 1 43
penyebabnya
Infeksi akut lain saluran
6 1303 5 9 5 3 1 13 2 2 1 41
pencernaan
7 1005 Penyakit Mata dan lain-lain 1 1 2 4 3 13 2 1 1 1 29
Diare ( termasuk tersangka
8 102 8 10 3 4 3 1 29
kolera)
9 1502 Peny.Pulpa dan Jaringan Apikal 2 2 16 1 2 1 24
10. 2101 Radang Sendi berupa Rematik 10 4 2 3 1 20
Dari tabel diatas terlihat bahwa penyakit terbanyak per mei 2018 juga adalah penyakit saluran pernafasan yang dapat disebabkan dan berhubungan dengan faktor
lingkungan dan perilaku hidup yang tidak sehat.
36
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM NUSANTARA SEHAT
5 P1 (perencanaan)
- Pelaksanaan UKM
a. Promkes
38
- Melaksanakan orientasi promosi
kesehatan bagi kader
- Melaksanakan penyuluhan
kelompok
- Melaksanakan advokasi kepada
kepala desa tentang
pemanfaatan dana desa untuk
UKBM
b. KIA
c. Kesling
d. Gizi
e. P2P
- Penyakit Menular
- Lokmin bulanan
- Lokmin LS
39
- Feed back hasil monev
40
SD kami sendiri yang berkenalan dan
menghampiri
- Pelaporan belum semua tim NS mengetahui serta
ikut serta dalam pelaporan SPM, tetapi
ada beberapa laporan yang kami ikut
serta, pelaporannya sudah dibuat dengan
baik dan sesuai, walaupun beberapa data
terkadang butuh penyesuaian kembali.
- Feedback pelaporan SPM feedback baik dan tidak lama/ langsung
di respon oleh dinkes jika ada yang
tidak sesuai atau kurang
10 PIS-PK
- Pelatihan
- Perencanaan
41
- Keterlibatan Tim NS kami tim NS tidak mengikuti kegiatan
pengambilan data PIS-PK ke lapangan
karena sudah selesai sebelum kami
datang.
11 Dana BOK terdapat rinciannya pada laporan
12 Dukungan LS
42
diikutsertakan dan diundang dalam
program kerja kegiatan dan pelaporan
14 Inovasi Tim NS
43
sore ceriwis ( ceria lari manis) meningkatakan
pemahaman perlunya
aktivitas fisik yang
murah dan sederhana
yok ngaji mengajak anak usia
dini untuk
memanfaatkan waktu
dan kesehatan spiritual
Hambatan
2. belum ada kegiatan yang melibatkan pada musrenbang tingkat desa dan kecamatan
3. tidak ada sarana / akses internet yang kurang baik, sehingga beberapa laporan yang dikirim via online adi terhambat pekeraannya
4. keterlibatan dan pengetahuan Tim NS pada system informasi puskesmas masih kurang
6. Belum dapat memulai kegaiatan ususlan atau inovasi karena dukungan dan bimingan kapus masih terbatas karena kesibukan dari kapus
44
Pemecahan masalah
1. Memulai sendiri untukperkenalan pribadi tanpa bimibngan kapus, seperti perkenalan ke kepala desa, ketua RT dan beberapa kader dan tokoh masyarakat
3. Akses internet dicari tempat yang stabil ke kota untukpengolahan data, akses informasi menggunakan internet menggunakan gadget pribadi
4. System informasi akan tim NS tanyakan pada pengagung jawab atau bagaian administrasi
6. Menyusun dan meyesuaiakan kembali program inovasi yang telah kami buat dengan kedaan disini dan melihat potensi atau kegiaatan inovasi lain yang dapat
dilakukan kedepannya untuk menggantikan program inovasi sebelumnya yang kurang mungkin efektif dilakukan
45
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Pada awal kedatangan kami penyambutan dari mulai Dinas Kesehatan Kabuaten, pegawai
puskesmas dan masyarakat sangatlah baik. Tempat tinggal berupa rumah dinas yang diberikan
layak huni, akan tetapi sumber air yang kurang baik untuk penggunaan mandi cuci kakus. Untuk
pengenalan awal dianggap sudah cukup dalam keterlibatan kerja kami di puskesmas serta
keikutsertaan pada tingkat desa dan kabuapaten. Management puskesmas yang kami rasa masih
kurang mengetahui dan kuasai, sehingga di awal bulan ini kami hanya beradapatasi dan
menyesuaiakan serta menggali informasi baik di puseksmas dan di lingkungan tempat tinggal
kami. Selanjutnya diharapkan setelah orientasi di 3 bulan awal ini kami sudah bisa menjalankan
46
Lampiran
47