Dirangkum oleh2)
Nama : Selvia Monica Pasaribu
NIM : 1603115604
1
Hasil percobaan aplikasi pratumbuh dari ekstrak bubuk dan metanol menunjukkan
bahwa pemberian ekstrak bubuk dan metanol daun T.crispa secara signifikan mengurangi
perkecambahan, berat kering akar dan tajuk serta tinggi tanaman dari spesies gulma uji
dibandingkan dengan kontrol. Tingkat penghambatan meningkat seiring meningkatnya
dosis perlakuan. Hal ini karena terdapat kandungan alelokimia pada ekstrak bubuk dan
metanol daun T. Crispa. Nilai Rc bubuk daun dan ekstrak daun menunjukkan bahwa bubuk
daun lebih berpotensi dengan nilai Rc 21% lebih rendah dibandingkan ekstrak daun. Hal ini
diduga karena pengaruh faktor abiotik dan biotik di dalam tanah, seperti penguraian dan
transformasi oleh mikroba, pelarutan dan adsorpsi ekstrak ke dalam partikel tanah,
denaturasi zat fitotoksik ekstrak daun di dalam tanah, dekomposisi ekstrak metanol daun
yang lebih cepat dibandingkan ekstrak bubuk daun. Bubuk daun menunjukkan nilai EC50
yang lebih rendah dibandingkan dengan ekstrak metanol daun untuk semua parameter
pada spesies gulma uji kecuali pada gulma Cyperus difformis L. Gulma padi merupakan
gulma yang paling toleran terhadap perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan
konsentrasi yang berbeda untuk menekan pertumbuhan tumbuhan yang berbeda, selain itu
disebabkan karena perbedaan karakteristik fisiologis dan biokimia dari setiap spesies,
struktur biji, penetrasi kulit biji dan ukuran biji. Dari lima indeks diuji, tinggi tanaman
merupakan indeks uji yang kurang terpengaruh, sedangkan pertumbuhan akar dan
biomassa lebih sensitif terhadap serbuk daun dan ekstrak daun dibandingkan indeks diuji
lainnya. Besarnya pengaruh terhadap pertumbuhan akar disebabkan karena tingginya
absorbsi zat fitotoksik oleh radikula yang kontak dengan fitotoksin dari bubuk atau ekstrak
metanol daun dan karena radikula lebih permeabel terhadap zat fitotoksik.
Pada percobaan aplikasi penyemprotan daun menggunakan ekstrak metanol daun
terhadap gulma berumur 2 minggu, tidak ada pengurangan yang signifikan dari berat
kering akar, berat kering bagian diatas tanah dan tinggi gulma padi. Pada gulma E. crus-
galli hanya 1000 L ha-1 yang signifikan menghambat tinggi tanaman dan berat kering
diatas tanah dibandingkan dengan kontrol. Tinggi tanaman C. difformis berkurang 18%,
19%, 59% dan berat kering diatas tanah berkurang 4%,6% dan 40% dari kontrol pada
pemberian ekstrak metanol daun daun 250, 500 dan 1000 L ha-1. Nilai EC50 dari aplikasi
ekstak metanol daun terhadap berat kering tajuk, berat kering akar, total biomassa dan
tinggi gulma E. crus-galli adalah 6190, 10673, 7790 dan 4930 L ha-1, sedangkan pada C.
difformis adalah 5390, 6470, 6350 dan 3530 L ha-1.
Pada percobaan pertumbuhan dan hasil bulir padi pada aplikasi pra dan paska-
tumbuh ekstrak bubuk dan metanol, respon pertumbuhan dan hasil bulir padi yang ditanam
menunjukkan tidak adanya efek penghambatan terhadap tinggi tanaman, berat kering tajuk
dan hasil bulir padi. Bubuk dan ekstrak daun meningkatkan hasil bulir padi dibandingkan
kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa daun T. crispa tidak mengandung alelokimia
berbahaya bagi pertumbuhan padi yang ditanam, tetapi secara signifikan menghambat
perkecambahan dan biomassa gulma. Alasan lainnya adalah karena bibit padi (umur 1
bulan tanam) cukup kuat dan mampu menahan efek penghambatan oleh bubuk dan ekstrak
daun T. crispa.
Percobaan potensial bubuk daun T. Crispa pada sawah, yang mana efek alelopati T.
Crispa dipengaruhi oleh pemberian ekstrak bubuk daun pada sawah, termasuk kondisi
2
iklim, kehadiran spesies tanaman lainnya dan kondisi tanah. Di lapangan ditemukan 7
spesies gulma, yaitu Cyperus difformis L., C. iria L., Fimbristylis littoralis Gaudich.,
Dinebra chinensis (L.) PM Peterson & N. Snow, Actinoscirpus grossus (Lf) Goetgh. & DA
Simpson var.grossus, dan Monochoria vaginalis (Burm. f.) C. Presl ex Kunth. Aplikasi 1 t
ha-1 bubuk daun mengontrol kemunculan F. littoralis dan M. vaginalis. Dinebra chinensis,
dan C. difformis dikontrol secara keseluruhan pada plot yang diberi 2 t ha-1 bubuk daun.
Pemberian bubuk daun sebanyak 1 t ha -1 mengurangi kerapatan total anakan gulma dari 53
menjadi 14 tanaman m-2. Pada plot yang diberikan 1, 2, dan 4 t ha-1 bubuk daun, berat
kering gulma berkurang hampir 80%, 97% dan 99% dibandingkan dengan plot kontrol.
Perlakuan tidak berpengaruh pada tinggi tanaman dan bobot 1000 bulir padi. Pemberian 1,
2, dan 4 t ha-1 bubuk daun secara signifikan meningkatkan hasil bulir padi mencapai
11.4%, 11.7%, 14.8%. Bubuk daun meningkatkan 7.9%, 12%, 16%, dan 14.5% berat
kering tajuk pada pemberian 1, 2, 4 t ha-1 ekstrak bubuk daun dan herbisida kimia. Jumlah
biji per malai tidak terpengaruh signikan dengan pemberian 1 t ha- 1 bubuk daun,
sedangkan pada pemberian 2, dan 4 t ha-1 bubuk daun meningkatkan jumlah biji per malai
menjadi 19.3% dan 21% dan tidak signifikan berbeda dengan plot kontrol positif. Gulma
berkurang secara signifikan ketika diberikan 2 dan 4 t ha- 1 bubuk daun.
Penggunaan herbisida alami mampu meningkatkan produksi tanaman dan menjadi
metode alternatif untuk pengelolaan gulma. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
potensi fitotoksik daun Tinospora crispa, tergantung metode perlakuan (bubuk dan
ekstrak), waktu perlakuan (pra dan paska munculnya), dosis dan spesies uji. Pemberian
bubuk daun lebih baik daripada ekstrak daun dan aplikasi pra-tumbuh gulma menunjukkan
aktivitas fitotoksik yang lebih tinggi dibandingkan pemberian paska-tumbuh gulma.
Sensitivitas tumbuhan uji untuk semua perlakuan yaitu Cyperus difformis L.> Echinochloa
crus-galli [L.] P. Beauv.> Oryza sativa L. Perlakuan tidak memiliki efek penghambatan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dewasa yang ditanam serta
meningkatkan bulir padi di pot dan di lahan. Penelitian di lahan menunjukkan bahwa
bubuk daun mengurangi perkecambahan dan berat kering gulma serta meningkatkan
pertumbuhan dan hasil padi.
Menyetujui,
Pembimbing Seminar Literatur
Siti Fatonah, MP
NIP. 197004011997022001