RINGKASAN
Kata kunci : heat exchanger, laju aliran kalor, konduktivitas thermal, efisiensi,
koefisien.
i
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
ii
DAFTAR ISI
RINGKASAN ......................................................................................................... i
iii
2.7.2 Aliran Terbentuk Penuh................................................................... 12
2.8.1 Koefisien Perpindahan Kalor Konveksi Pipa Bagian Dalam (hi) .... 13
iv
DAFTAR GAMBAR
v
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
vi
DAFTAR TABEL
vii
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
turbulensi pada fluida yang mengalir didalam heat exchanger sehingga tidak
mengakibatkan penurunan tekanan yang begitu besar.
2
1. Dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh variasi jarak sirip
siku empat, jumlah sirip siku empat, dan bahan yang digunakan pada
heat exchanger pipa ganda.
2. Dapat memberi informasi dan masukan kepada pembaca dan penulis
sebagai pengembangan serta penyempurnaan pada heat exchanger
pipa ganda.
3. Sebagai pembelajaran untuk penulis dan instansi yang terkait dengan
permasalahan yang disebutkan
3
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.2 Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama
sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu
suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung,
yaitu fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin
tanpa adanya pemisah, dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida
panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-
sekat pemisah.
6
Secara umum laju aliran panas secara konduksi dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
........................................................................................... (2.1)
keterangan :
q = laju aliran kalor (W)
k = konduktifitas thermal bahan (W/m2
A = luas penampang (m2)
dT = perbedaan temperatur
dx = perbedaan jarak (m/s)
Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan anta
laju aliran panas yang melintas permukaan isothermal dan gradient yang terdapat
pada permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap
waktu yang dikenal dengan hukum fourier.
Dalam hukum fourier pada dinding datar, jika persamaan tersebut
diintegrasikan maka akan didapatkan:
.......................................................................................... (2.2)
7
Tabel 2.2 Nilai Konduktivitas Thermal Beberapa Material
Nikel ( murni ) 93 54
Besi ( murni ) 73 42
Baja karbon, 1% C 43 25
Timbal ( murni ) 35 20,3
Baja karbon-nikel ( 18% cr, 8% ni ) 16,5 9,4
Non Logam
Magnesit 4,15 2,4
Marmar 2,08 – 2,94 1,2 – 1,7
Batu pasir 1,83 1,06
Kaca, jendela 0,78 0,45
Kayu maple atau ek 0,17 0,096
Wol kaca 0,038 0,022
Zat Cair
Air-raksa 8,12 4,74
Air 0,556 0,327
Amonia 0,540 0,312
Minyak lumas, SAE 50 0,147 0,042
Freon 12, 22 FCCI 0,073 0,042
Gas
Hidrogen 0,175 0,101
Helium 0,141 0,081
Udara 0,024 0,0139
Uap air ( jenuh ) 0,0206 0,119
Karbon dioksida 0,0146 0,00844
( Sumber : J.P. Holman, hal: 7 )
8
konduksi adalah perpindahan kalor tanpa disertai zat perantara sedangkan
konveksi merupakan perpindahan kalor yang diikuti zat perantara.
9
adanya perbedaan suhu, maka mekanisme ini yang dinamakan dengan
perpindahan panas konveksi bebas.
................................................................................... (2.4)
keterangan:
Nu = bilangan Nusselt
k = konduktivitas thermal fluida
h = koefisien perpindahan panas konveksi fluida
10
Nu = .................................................. (2.6)
.................................................................... (2.7)
keterangan :
P = daya radiasi/energi setiap waktu (Watt)
Q = kalor (Joule)
t = waktu (s)
e = emisitivitas bahan
σ = konstanta stefan boltzman (5,67 x 10-8)
A = luas penampang (m2)
T = suhu
11
2.6 Tekanan
Tekanan dinyatakan sebagai gaya per satuan luas. Untuk keadaan dimana
gaya (F) terdistribusi merata atas suatu luas (A), maka :
..................................................................................................... (2.8)
keterangan :
P = tekanan fluida (Pa atau N/m2)
F = gaya (N)
A = luas (m2)
12
terhadap perpindahan kalor ini adalah jumlah semua tahanan perpindahan panas
pada lat penukar kalor pipa ganda. Tahapan ini meliputi konveksi fluida, yahanan
konduksi karena tebal tube, efisiensi total permukaan luar, effisiensi total
permukaan dalam.
....................................................................... (2.9)
keterangan :
Rk wall = tahanan thermal dinding dimana dipasang sirip
ηti = efisiensi total unutk permukaan dalam
ηto = efisiensi total unutk permukaan luar
A0 = total luas permukaan luar (m2)
Ai = total luas permukaan dalam (m2)
h0 = koefisien pipa bagian luar (W/m2.K)
hi = koefisien pipa bagian dalam (W/m2.K)
Sedangkan tahanan thermal dimana sirip menempel pada dinding (Rk wall)
adalah :
⁄
................................................................................ (2.10)
keterangan :
k
l = panjang alat penukar kalor (m)
keterangan :
Nu = bilangan Nusselt
k = konduktivitas thermal (W/m2
Dh = diameter hidrolis (m)
Dh = ................................................................... (2.12)
13
keterangan :
Nu = bilangan Nusselt
k
Dh = diameter hidrolis (m)
Dh = ................................................. (2.14)
Untuk sirip 4
( ( )) ( )
....................................................... (2.15)
Untuk sirip 6
( ) ( )
.......................................................... (2.16)
14
Af = luas perpindahan panas sirip-sirip
Untuk menunjukan efektifitas sirip dalam memindahkan sejumlah
kalor tertentu, maka dirumuskan parameter yang disebut efisiensi sirip (fin
efficiency) :
Efisiensi sirip = ...................................................... (2.18)
2.9 Sirip
Sirip merupakan suatu piranti yang berfungsi untuk mempercepat proses
pembuangan kalor dengan cara memperluas luas permukaan benda. Ketika suatu
benda mengalami perpindahan panas secara konveksi, maka laju perpindahan
panas dari benda tersebut dapat dipercepat dengan cara memasang sirip sehingga
luas permukaan benda semakin luas dan pendinginannya dapat dipercepat.
15
dikarenakan dibandingkan dengan tahanan konveksi, tahanan konduksi
merupakan halangan yang lebih besar terhadap aliran kalor.
16
BAB 3
METODE PENELITIAN
17
3.3 Rancangan Percobaan
Tabel 3.1 Koefisien Perpindahan Panas Total
Material Jumlah Sirip Jarak Sirip (cm) Koefisien (W/m2C)
4 10
4 15
4 20
Tembaga
6 10
6 15
6 20
4 10
4 15
4 20
Aluminium
6 10
6 15
6 20
4 10
4 15
Stainless 4 20
Steel 6 10
6 15
6 20
18
3.4 Diagram Alir
19
3.5 Langkah-Langkah Pelaksanaan
Secara urutan, tahapan pelaksanaan Tugas Akhir dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap awal pengerjaan ini difokuskan pada identifikasi masalah
dan perumusan masalah yang terkait dengan perpindahan kalor pada
heat exchanger. Pengembangan analisa dari perpindahan kalor pada
heat exchanger ini dengan menambahkan sirip dengan bentuk siku.
2. Studi Literatur
Untuk studi literatur perlu pemahaman dasar tentang porses kerja heat
exchanger, pemahaman mengenai pengaruh bentuk sirip terhadap
perpindahan kalor pada heat exchanger, dan semuanya yang menjadi
tema dalam penelitian ini.
3. Pengujian
Pada tahap pengujian ini menggunakan variabel-variabel yang ditelah
ditentukan dengan menghitung nilai koefisien menggunakan rumus-
rumus yang tercantum.
4. Pengambilan Data
Pada tahap ini, pengambilan data dari variabel-variabel yang telah
didapat dari perhitungan sebelumnya.
5. Data Homogen
Setelah dilakukan pengambilan data dari perhitungan yang dilakukan,
maka akan didapatkan data homogen dari hasil perhitungan.
6. Pengaruh Jarak
Pada tahap pengaruh jarak dapat diketahui pengaruh variasi jarak sirip
berbentuk siku empat terhadap kinerja heat exchanger.
7. Pengaruh Jumlah
Pada tahap pengaruh jumlah dapat diketahui pengaruh variasi jumlah
sirip berbentuk siku empat terhadap kinerja heat exchanger.
20
8. Pengaruh Bahan
Pada tahap pengaruh bahan atau material dapat diketahui pengaruh
variasi bahan atau material yang digunakan untuk sirip berbentuk siku
empat terhadap kinerja heat exchanger.
9. Analisa
Setelah data-data dikumpulkan maka dapat dilakukan analisa pada
nilai koefisien dari perpindahan panas total pada heat exchanger.
10. Kesimpulan
Pada tahap ini setelah selesai dilakukan analisa pada setiap variabel
maka didapatkan kesimpulan pada penelitian ini.
21
3.6 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir
Jadwal pelaksanaan Tugas Akhir sesuai dengan diagram alir
Tabel 3.2 Tabel Jadwal Pelaksanakan Tugas Akhir
Bobot Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
No Kegiatan Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Identifikasi Masalah 6
2 Studi Literatur 6
3 Pengujian 20
4 Pengambilan Data 10
5 Data Homogen 15
6 Pengaruh Jarak 8
7 Pengaruh Jumlah 8
8 Pengaruh Bahan 8
9 Analisa 13
10 Kesimpulan 6
Progress Tugas Akhir 100
22
DAFTAR PUSTAKA
23