Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

SMK NEGERI 1 SUNGAI KUNYIT


TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA ( Oreochromis niloticus)
DI UNIT PEMBENIHAN IKAN SENTRAL ( UPIS ).
KECAMATAN ANJONGAN, KABUPATEN PONTIANAK,
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DISUSUN OLEH :

ANTO ALBAR
NIS 10049

AGRIBISNIS PRODUKSI SUMBERDAYA PERAIRAN


SMK NEGRI 1SUNGAI KUNYIT
KABUPATEN PONTIANAK
2011/2012

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan
rahmat, dan berkahnya kepada kami sekalian sehingga kami dapat menyelesaikan
pembukuan ini sebagai hasil laporan Praktek Kerja Industri ( PRAKERIN ) yang
bertempat di Unit Pembenihan Ikan Sentral (UPIS) Anjongan.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi salah satu kewajiban selaku siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sungai Kunyit, adapun
pelaksanaannya bertempat di UPIS Anjongan selama 3 (Tiga) bulan.
Suksesnya pembukuan hasil laporan ini berkat bimbingan dari semua pihak yang
membantu kami selama Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) berjalan.
Maka dengan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. SURYADI selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 1 Sungai Kunyit.
2. Bapak EKO SETIANTO Selaku Pembimbing Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) SMK Negeri 1 SUNGAI KUNYIT.
3. Bapak Isuhandi Selaku Pembimbing Di Instansi.
4. Bapak Solihin Nuzul Selaku Teknis Komoditas Ikan Nila di Upis yang
telah banyak membantu penulis di lapangan selama melakukan Prakerin.
5. Teman-Teman yang mendukung selama kegiatan Prakerin dan penyusun
laporan ini, baik secara materi maupun tenaga.
Dengan tersusunnya laporan ini, penulis berharap semoga laporan ini
berguna dan bermanfaat bagi setiap pembaca. Guna untuk menyempurnakan dan
melengkapi laporan ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat
membangun dari setiap pembaca. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca
khususnya untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik pembenihan Ikan Nila
( Oreochromis niloticus)
Anjongan, Maret 2012

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. TUJUAN PRAKTEK KERJA NDUSTRI ................................................... 1
C. TEMPAT DAN WAKTU PRAKTEK KERJA INDUSTRI........................ 2
D. METODE PELAKSANAAN ...................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
KEADAAN UMUM LOKASI ............................................................................... 3
BAB III ................................................................................................................... 5
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI............................................... 5
A. PENGUMPULAN DATA ........................................................................... 5
B. KEGIATAN DILAPANGAN (penjelasan secara umum kegiatan praktek
secara umum) ............................................................................................... 5
BAB IV ................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 8
A. TEKNIK PEMBENIHAN IKAN DI TEMPAT INDUTRI ......................... 8
B. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DILAPANGAN ....................... 16
C. UPAYA PEMECAHAN MASALAH ....................................................... 16
BAB V................................................................................................................... 18
PENUTUP ............................................................................................................. 18
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 18
B. SARAN ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 20
Lampiran 1 ........................................................................................................ 20
Lampiran 2 ........................................................................................................ 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktek kerja industri (PRAKERIN) adalah salah satu program yang ada di
SMK merupakan salah satu kegiatan yang mengutamakan keahlian dan
keterampilan pada siswa siswi.Pelaksanaan praktek kerja industry (PRAKERIN)
adalah sebagai perwujudan kebijakan “linkmact” pada umumnya di laksanakan
pada dua tempat yaitu di sekolah dan dunia usaha, perusahaan atau instansi.
Kegiatan ini di laksanakan dalam rangka peningkatan mutu siswa siswi sekolah
menengah kejuruan (SMK) agar mengetahui bagaimana cara kerja atau
menangani pekerjaan dengan baik.
Harapan utama dari peraktik keja industry (PRAKERIN) adalah agar
siswa dapat mengetahui bagaimana keadaan dunia kerja. Untuk mengetahui
kemampuan siswa di tempat intansi tersebut untuk melaksanakan praktik kerja
industry (PRAKERIN) ini di siapkan satu perangkat praktek prangkat yang di
maksud adalah “buku jurnal” jurnal ini berfungsi sebagai satu bentuk laporan
kegiatan siswa, selama siswa tersebut melakukan praktek kerja industry
(PRAKERIN) di dunia usaha.
Seperti di ketahui dalam garis besar haluan Negara (GHBN) tahun 1998
ditetapkan bahwa pendidikan bersifat kemasyarakatan, seperti kursus dan
keterampilan, begitupun dengan praktek kerja industry (PRAKERIN) yyang di
laksanakan oleh SMK, agar siswa dan siswi dapat mengenali dunia kerja dengan
sesungguhnya.
Selama ini pula bahwa praktek kerja industry (PRAKERIN) wajib
dlaksanakan oleh para siswa dan siswi di SMK, PRAKERIN adalah salah satu
syarat untuk mengikuti ujian nasional.

B. TUJUAN PRAKTEK KERJA NDUSTRI


Adapun tujuan praktek kerja industri (PRAKRIN) adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan pengetahuan, sikap dan kemampuan serta menambah
wawasan siswa yang berkaitan dengan pelajaran yang telah di terima di
sekolah.

1
2. Melatih kerja dan pengamatan teknik-teknik yang di terapkan di tempat
praktik kerja industri (PRAKERIN) sesuai di bidang keahlian yang di
miliki
3. Membekali siswa dengan pengalaman yang sebenarnya dalam dunia kerja
serta meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja yang
berkualitas dan professional

C. TEMPAT DAN WAKTU PRAKTEK KERJA INDUSTRI


Kegiatan praktek kerja industri (prakerin) di laksanakan di unit
pembenihan ikan sentral (UPIS) anjongan, desa pak bulu, kecamatan anjongan,
Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan ini dilaksanakan
selama 3 bulan dari tanggal 19 desember sampai tanggal 15 maret 2012.

D. METODE PELAKSANAAN
Dalam melakukan kegiatan ini siswa-siswi di harapkan untuk mencari
informasi sebanyak mungkin tentang bidangnya masing-masing sebagai bukti
belajar.
Adapun pengambilan data atau informasi yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Metode observasi (praktek langsung)
Yaitu mendapatkan data melalui praktek langsung dilapangan yang
dibimbing oleh pegawai setempat.
2. Metode interview (metode aktif)
Yaitu pengambilan data dengan melakukan wawancara dengan karyawan
atau teknis dilokasi praktek.
3. Metode studi pustaka (literature)
Yaitu mencari nformasi dengan cara membaca literature atau buku-buku
yang berkaitan dengan komoditas yang dipilih
4. Metode analisis
Yaitu melakukan perbandingan terhadap data-data yang di dapat di
lapangan dengan teori yang ada literature untuk mengambil suatu
kesimpulan.

2
BAB II
KEADAAN UMUM LOKASI
Unit pembenihan ikan sentral (UPIS) anjongan sudah berdiri sejak tahun
1952 yang semula di kenal dengan nama balai benih ikan (BBI) anjongan.
Perubahan nama di awali oleh adanya pemisahan antara dinas kelautan dan
perikanan dengan dinas pertanian pada tahun 2002.
Kemudian berdasarkan SK Gubernur pada tahun 2002, unit pembenihan
ikan (UPIS) mengalami perubahan nama menjadi unit pelaksanaan teknis daerah
(UPTD).
Balai benih ikan (BBI) anjongan didirikan oleh pemerintah tingkat I
Provinsi Kalimantan barat dan Pemerintah tingkat II Kabupaten Pontianak. Pada
saat itu kolam yang di miliki sebanyak 26 petak dengan luas 0,8 ha. Secara
bertahap setiap tahunnya di adakan perbaikan dan pembenahan guna
penyempurnaan teknik budidaya, khususnya pembbenihan ikan air tawar.
Perluasan lahan terus dilakukan sehingga pada tahun 1986/1987 luas kolam
mencapai 1,2 ha dan sampai saat ini luas kolam 7,4 ha.
Kepemimpinan unit pembenihan ikan sentral (UPIS) dari tahun 1952
hingga saat ini mengalami 10 kali pergantian pemimpin. Pada saat ini unit
pembenihan ikan sentral (UPIS) di pimpin oleh bapak ir. Nunung nur ranchman.
Unit pembenihan ikan sentral (UPIS) sebagai salah satu pusat pembenihan ikan
air tawar yang berada di Kalimantan barat yang terletak di Kalimantan barat.
Kolam Pembenihan Ikan Sentral (UPIS) terletak di desa pak bulu, kampong
perikanan, kecamatan anjongan, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan
Barat. Lokasinya terpisah dari tanah masyarakat dan jalan raya. Jarak dari kota
Provinsi sekitar 2 jam perjalanan dengan kendaraan umum. Dan dari ibu kota
kabupaten sekitar 35 km.
Lokasi Unit Pembenihan Ikan Sentral (UPIS) terletak di kaki gunung loncek
yang merupakan sumber air mengalir sepanjang tahun. Sedangkan batas-batas
lokasinya adalah sebagai berikut :
 Sebelah utara berbatasan dengan gunung loncek
 Sebelah timur berbatasan dengan kampong pasir
 Sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk

3
 Sebelah barat berbatasan dengan gudang peluru.
Luas keseluruhan lahan unit pembenihan ikan sentral (UPIS) adalah 7,4 ha
yang secara keseluruhan di gunakan sebagai kolam pemukiman pegawai.
Unit Pembenihan Ikan Sentral (UPIS) memiliki topografi tanah agak
miring sehingga air mengalir dengan lancar. Jenis tanah liat berpasir, lumpur
berpasir, dan liat berlumpur, lokasi ini juga sangat strategis karena terletak di
pinggir jalan poros antar Negara ( Indonesia-malaysia )

4
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

A. PENGUMPULAN DATA
Pemijahan ikan nila dilakukan secara alami (natural spawning) tanpa
campur tangan manusia dengan menggunakan obat perangsang ovaprim. Adapun
kegiatan yang dilakukan selama praktek kerja industri (PRAKERIIN) adalah :
1. Perawatan induk
2. Seleksi induk matang gonat
3. Menyiapkan kolam pemijahan
4. Melakukan pemijahan
5. Panen larva
6. Pendederan
7. panen

B. KEGIATAN DILAPANGAN (penjelasan secara umum kegiatan


prakteksecara umum)
1. Perawatan induk
Sebelum melakukan pemijahan, induk jantan dan betina harus di
tempatkan pada kolam yang terpisah dengan tujuan agar tidak terjadi
perkawinan secara liar.Pemisahan induk betina ini juga bertujuan untuk
pematang gonad yang lebih maksimal.1 induuk di pelihara dalam satu
kolam / bak dengan kepadatan 2-5 ekor /m2.
Selama pemeliharaan, induk ini diberi palan dalam jumlah yang
cukup dengan kualitas yang baik. Sedangkan pemberian pakan dapat dapat
berupa pakan alami dan pakan buatan (pellet), dengan kadar protein yang
tinggi 30%, kandungan lemak 3%. Jumlah pakan yang di berikan tidak
lebih dari 2% dari total, berat badan ikan hal ini di maksudkan agar tidak
terjadi penimbunan lemak yang dapat menurunkan jumlah telur.
2. Seleksi induk matang gonad
Seleksi induk yang siap dipijahkan bertujuan untuk mendapatkan
induk yang benar-benar sudah matang.Sehingga di dapat hasil pemijahan
yang baik. Adapun ciri-ciri induk yang matang gonad adalah sebagai
berikut :

5
 Induk jantan
 Jika bagian perut di urut kearah anus akan mengeluarkan cairan berrwarna
bening/ putih yang biasa di sebut sperma
 Warna sirip merah
 Induk betina
 Perut membuncit kearah anus (genital)
 Alat kelamin genital berwarna kemerah-merahan
 Bila perut di urut kearah anus akan mengeluarkan telur berwarna kuning
tua
3. Menyiapkan kolam pemijahan
Untuk pemijahan diperlukan kolam dengan luas minimal 4-6
m2.Dengan dasar kolam 2-5% kolam di isi air setinggi 50-70 cm dan
dilakukan pengapuran dengan kapur tohor. Adapun langkah-langkah dalam
persiapan kolam pemijahan adalah sebagai berikut :
 Pengeringan kolam
 Penjemuran selama 3-7 hari atau tergantung cuaca
 Pemupukan dan pengapuran
 Pemasukan ointu pemasukan dan pengluaran air
 Pengisian dan pengontrolan air
4. Melakukan pemijahan
Setelah induk jantan dan betina di pastikan sudah siap dipijahkan,
kemudian di berok beberapa hari dalam kolam terpisah.Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar induk tidak mengalami stress.Pada saat proes pemijahan
pada hari k 5-7 induk jantan dan betina di satukan pada kolam atau bak semen
yang sudah di iapkan. Pada saat itulah induk jantan dan betina mencari
pasangan nya perbandingan antara 1 : 3 artinya,1 ekor induk jantan dan 3
ekor betina.
Pada proses pemijahan ikan nila, induk jantan bertugas membuat
kubangan di dasar kolam dengan diameter 80 cm. dengan kedalaman 10-15
cm. setelah kubangan tersedia, induk jantan mulai mengejar-ngejar induk
betina untuk dibawa ke kubangan atau sarang yang telah di buat, setelah

6
induk jantan dan induk betina berada padad kubangan, induk betina secara
alami mengeluarkan telur dan selanjuutnya induk jantan dengan segera
membuahi telur-telur tersebut dengan menyemprotkan sperma kearah telur.
Setelah telur tersebut terbuahi olleh sperma jantan, telur di hisap oleh
induk betina untuk di erami dalam mulutnya selama 6 hari. Selam induk
betina mengerami telur,induk jantan akan meninggalkan induk betina
tersebut, dan mencari induk betina yang lain untuk dianggap memijah, suhu
air selama pemijahan adalah 280 c - 300 c dengan ketinggian air 40-60 cm.
5. Panen larva
Panen larva dilakukan pada hari ke 10-12, yang dilakukan pada
pagi atau siang hari. Larva berkumpul di pemtang. Siapkan happa
penampungan larva yang di pasang di samping kolam pemijahan. Lakukan
pengambilan larva menggunakan scoop net. Kemudian larva di tampung
sementara dalam happa yang berukuran 2 x 2 x 1 m dengan mehize 1,0 mm.
setelah larva di tampung maka lakukan penebaran kolam yang sudah di
siapkan (pendederan).
6. Pendederan
Pendederan adalah pemeliharaan larva sampai menjadi benih yang
siap untk di besarkan benih di tebar dengan kepadatan 10-15 ekor / m.
ketingian air kolam 50-70 cm. dengan debit 5-10 liter / detik.
7. Panen
Panen benih merupakan titik akhir dari pembenihan.Pemanenan
diilakukan pada pagi hari atau sore hari pada saat suhu rndah agar ikan tidak
mengalami stress.
Adapun ukuran benih yang di panen tergantung dari permintaan
konsumen.Jika konsumen menghendaki benih ukuran 3-5 cm, maka panen
dilakukan pada saat benih mencapai ukuran tersbut demikian seterusnya.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

A. TEKNIK PEMBENIHAN IKAN DI TEMPAT INDUTRI


Adapun kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan praktek kerja indutri
(PRAKERIN) khususnya tentang pembenihan ikan nila (oreochromis niloticus)
adalah sebagai berikut :
1. Perawatan induk
2. Memilih calon induk
3. Persiapan kolam pemijahan
4. Seleksi induk matang gonat
5. Pemijhan
6. Panen larva dan perawatan larva
7. Pendederan
 Pengolahan tanah dasar
 Pengapuran
 Pemupukan
 Pengisian air
 Penebaran benih
 Pemberian pakan
 Seleksi benih/penjarangan
8. Hama dan penyakit
9. Panen
Menurut rukmana (1997), bahwa kedudukan ikan nila (oreochromis
niloticus) dalam sistematikanya di klasifikasikan ke dalam :
Phylum : chordate
Sub phylum : vertebrata
Kelas : pisces
Sub kelas : acanthopterigii
Suku : cichlidae
Genus : oreochromis
Spesies : oreochromis sp.

8
Sedangkan morfologi ikan nila (suyanto, 1993) adalah sebagai berikut :
1. Bentuk tubuh panjang dan ramping
2. Memiliki 5 buah sirip yang tajam, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip
perut, sirip anus dan sirip ekor.
3. Matanya besar menonjol dan bagian tepi berwarna putih
4. Sisik berukuran besar dan kasar
5. Gurat sisik (linea literalis) terputus bagian tengah badan kemudian terbagi
dua di bagian atas dan bawah.
6. Jumlah sisik pada gurat sisik 34 buah.
Menurut sucipto dan prihrtono (1997) ikan nila dapat hidup dan
berkembang pada perairan tropis maupun subtropics.Ikan nila sebenarnya berasal
dari perairan air tawar di afrika yang kemudian menyebar ke Indonesia pada tahun
169.Ikan nila memiliki kebiasaan makan yang bersifat omnivore atau pemakan
segalanya.
Temperature yang baik untuk ikan nila berkisar antara 250 c - 300 c dengan
derajat keasaman (pH) 6,5 – 8,5 kandungan oksigen terlarut 3-5 ppm/liter air dan
kecerahan air 40 cm. di masyarakat dunia ikan nila di kenal dengan nama tilapia.
Para ahli ikan mengelompokan ikan filapia dalam 3 (tiga) genus dengan
karakteristik sebagai berikut :
a. Tilapia
 Genus tilapia adalah golongn tilapia yang tidak mengerami telur dan larva
dalam mulut induk melainkan pada suatu tempat (substrat).
 Yang termasuk golongan ini adalah tilapia rendali dan tilapia spermanii.
b. Sarotherodon
 Genus sarotherodon adalah golongan tilapia yang mengarami telur dan
larvanya di dalam mulut induk betina ataupun jantan.
 Yang termasuk golongan ini adalah sarotherodon galilaeus dan
sarotherodon malaotheron.
c. Oreochromis
 Genus oreochromis adalah golongan tilapia yang mengerami telurnya
hanya dalam mulut induk betina.

9
 Yang termasuk jenis ini adalah oreochromis spilurus, oreochromis hunter,
oreochromis niloticus.
Ikan nila tergolong genus oreochromis atau golongan tilapia yang mengerami
telurnya dalam mulut induk ikn betina.Adapun tahhap-tahap yang di lakukan
dalam pembenihan ikan nila adalah sebagai berikut.
1. Perawatan induk
Sebelum melakukan pemijahan, induk jantan dan betina harus di tempatkan
pada kolam yang terpisah dengan tujuan agar tidak terjadi perkawinan secara
liar.induk di pelihara dalam satu kolam / bak dengan kepadatan 2-5 ekor /m2.
Selama pemeliharaan, induk ini diberi palan dalam jumlah yang cukup dengan
kualitas yang baik. Sedangkan pemberian pakan dapat dapat berupa pakan alami
dan pakan buatan (pellet) 3 x sehari yaitu pagi siang dan sore hari, dengan kadar
protein yang tinggi 30%, kandungan lemak 3%. Jumlah pakan yang di berikan
tidak lebih dari 2% dari total, berat badan ikan hal ini di maksudkan agar tidak
terjadi penimbunan lemak yang dapat menurunkan jumlah telur.
2. Memilih calon induk
Dalam memilih calon induk, agar menghasilkan benih dengan kualitas dan
kuantitas yang baik harus dilakukan sejak ikan masih berukuran benih. Ikan yang
dijadikan calon induk harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Berasal dari keturunan yang berbeda
b. Tubuh normal dan sehat
c. Bentuk tubuh kekar
d. Ukuran sisik besar
e. Tata letak sisik teratur
f. Warna tubuh cerah dan merata
g. Umur 6-8 bulan
 Induk jantan
 Ukuran sisik lebih besar dari pada betina
 Memiliki tubuh yang lebih tinggi dan lebih kuat
 Pertumbuhannya lebih cepat
 Warna lebih cerah
 Memiliki satu lubang kelamin berentuk memanjang

10
 Kalau di pencet bagian perut keluar cairan putih

 Induk betina
 Ukuran sisik lebih kecil daripada sisik induk jantan
 Tubuh lebih rendah atau memanjang
 Warna lebih gelap
 Pertumbuhan lebih lambat
 Memiliki 2 lubang (untuk pengeluaran telur dan pengeluaran air seni)
 Kalau dipencit bagian perut maka akan keluar telur.

3. Persiapan kolam pemijahan


Untuk pemijahan diperlukan kolam dengan luas minimal 4-6 m2.Dengan
dasar kolam 2-5% kolam di isi air setinggi 50-70 cm dan dilakukan pemupukan
dengan pupuk organic 250-500 gr/m2. Adapun langkah-langkah dalam persiapan
kolam pemijahan adalah sebagai berikut :
 Pengeringan kolam
 Penjemuran selama 3-7 hari atau tergantung cuaca
 Pemupukan dan pengapuran
 Pemasukan ointu pemasukan dan pengluaran air
 Pengisian dan pengontrolan air

4. Seleksi induk matang gonad


Seleksi induk yang siap dipijahkan bertujuan untuk mendapatkan induk yang
benar-benar sudah matang.Sehingga di dapat hasil pemijahan yang baik. Adapun
ciri-ciri induk yang matang gonad adalah sebagai berikut :
 Induk jantan
 Jika bagian perut di urut kearah anus akan mengeluarkan cairan berrwarna
bening/ putih yang biasa di sebut sperma
 Warna sirip merah
 Induk betina
 Perut membuncit kearah anus (genital)
 Alat kelamin genital berwarna kemerah-merahan

11
 Bila perut di urut kearah anus akan mengeluarkan telur berwarna kuning
tua

5. Pemijahan
Tempat pemijahan dilakukan dalam kolam tanah, beton, dan happa dengan
waktu selama 7-12 hari. Kepadatan 1 pasang induk/m2 .perbandingan induk jantan
dan betina antara 1 : 3 , lama pemijahan 10-13 hari. Proes pemijahan mulai
berlangsung setelah induk di campur selama 1 minggu.
Setelah induk jantan maupun induk betina di pastikan sudah siap di
pijahkan, kemudian di berok bberapa hari dalam olam terpisah. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar induk tidak mengalami stress pada saat proses pemijahan pada
hari ke 5-7,induk jantan dan betina di gabungkan pada kolam atau bak yang sudah
di periapkan. Pada saat itu lah induk jantan mulai mencari pasangannya.
Pada proses pemijahan ikan nila, induk jantan bertugas membuat kubangan di
dasar kolam dengan diameter 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm. setelah
kubangan teredia, induk jantan mulai mengejar-ngejar induk betina untuk dibawa
ke kubangan atau sarang yang telah di buat, setelah induk jantan dan induk betina
berada padad kubangan, induk betina secara alami mengeluarkan telur dan
selanjuutnya induk jantan dengan segera membuahi telur-telur tersebut dengan
menyemprotkan sperma kearah telur.
Setelah telur tersebut terbuahi olleh sperma jantan, telur di hisap oleh
induk betina untuk di erami dalam mulutnya selama 6 hari. Selam induk betina
mengerami telur,induk jantan akan meninggalkan induk betina tersebut, dan
mencari induk betina yang lain untuk dianggap memijah, suhu air selama
pemijahan adalah 250 c - 300 c dengan ketinggian air 50-70 cm.

6. Panen larva dan perawatan larva


Panen larva dilakukan pada hari ke 10 sampai ke 12, yang dilakukan pada
pagi atau siang hari.Larva berkumpul di pemtang.Siapkan happa penampungan
larva yang di pasang di samping kollam emijahan. Lakukan pengambilan larva
menggunakan scoop net. Kemudian larva di tampung sementara dalam happa

12
yang berukuran 2 x 2 x 1 m dengan mesh size 1,0 mm. setelah larvaa di tampung
maka lakukan penebaran kolam yang sudah di siapkan (pendederan).
Pada prose perawatan larva, terlebih dahulu siapkan hapa untuk
penampung larva yang dimbil dari kolam pemijahan.Adapun alat-alat yang di
gunakan untuk mengambil larva tersebut adalah serokan halus.Pengambilan larva
dilkukan tidak sekaligus melainkan secara bertahap.Pengambilan larva sebaiknya
dilakukan pada pagi dan sore hari. Larva yang di tampung dalam hapa dipelihara
selama ±7 hari dengan pemberian pakan berupa pellet yang di giling halus. Panen
larva dihentikan pada hari ke 30-35 hari.
7. Pendederan
Pendederan adalah pemeliharaan larva sampai menjadi benih yang siap
untk di besarkan benih di tebar dengan kepadatan 10-15 ekor / m. ketingian air
kolam 50-70 cm. dengan debit 5-10 liter / detik. Adapun persiapan kolam untuk
pendederan adalah sebagai brikut :
a. Pengolahan tanah dasar
Tanah di olah dengan manggunakan cangkul atau bajak degan cara
membalikan tanah sedalam 10-20 cm,kemudian di jemur selama 3-7 hari atau
tergantung cuaca sampay tanah dasar kolam retak-retak. Penjemuran bertujuan
membunuh bibit-bibit Hama dan penyakit dan meguapkan gas-gas beracun dari
dalam tanah.
b. Pengapuran
Setelah kolam selesay diolah dan jemur,kolam di beri kapur tohor degan
dosis 50-100 gram/m degan cara di tebar secara merata ke seluruh bagian kolam.
Pegapuran bertujuan menetralkan pH tanah dan membunuh bibit hama maupun
peyakit.kisara pH utuk kolam pendederan adalah 6,5-8,5.
c. Pemupukan
Pemupukan kolam dapat dilakukan bersamaan dengan pngapuran ataupun
pengisian air. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organic/pupuk kandang
dengan doisis 250-500 gr/m2 dengan cara ditumpukkan pada pintu pemasukan
aor. Pemupukan bertujuan meningkatkan kesuburan air kolam sehingga
menumbuhkan pakan alami.
d. Pengisian air

13
Setelah di kapur dan di pupuk kolam diisi air dan di biarkan tidak mengalir
selama 3-5 hari untuk memberi kesempatan pakan alami tumbuh dan juga
menetralisir kemungkinan timbulnya keracunan akibat bau yang di sebabkan oleh
pupuk. Kolam di ii air setinggi 50-70 cm.
e. Penebaran benih
Sebelum menebar benih, kolam di tebari munyak tanha yang di campur
dengan pasir.Dengan perbandingan 1 liter minyak tanah dengan 10 kg pasir.
Tujuannya membunuh hama dan penyakit. Penebaran benih dilakukan pada pagi
dan sore hari di mana suhu rendah sehingga benih tidak stress. Suhu air yang baik
untuk kolam pendederan ikan nila adalah 250c-300c
f. Pemberian pakan
Untuk mendapatkan pertumbuhan benih yang baik maka selama
pendederan benih di beri pakan dengan kualitas dan kuantitas yang memadai.Pada
awal pendederan sekitar 4-5 hari benih benih tidak perlu di beri pakan tambahan
karena di kolam masih tersedia pakan alami.Setelah 4-5 hari di mana pakan alami
diperkirakan sudah mulai berkurang, maka benih sydah mulai diberi pakan
tambahan berupa pellet fggg yang sudah di giling halus.
g. Seleksi benih/penjarangan
Seleksi dilakukan pada saat benih berumur 3-4 minggu dengan tujuan
untuk memisahkan benih yang baik an jelek dari ukuran, warna, maupun
kecacatan. Bertujuan untuk menjarangkan/mengurangi kepadatan benih sehingga
di peroleh pertumbuhan yang baik. Seleksi juga dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu dengan mengeringkan kolam atau menggunakan jaring.
8. Hama dan penyakit
Jenis hama yang sering menyerang ikan nila pada kolam pemeliharaan adalah :
o Notonecta
Notonecta sering menyerang benih ikan nila ukuran burayak, dengan cara
menusuk burayak menggunakan alat penyengatnya sampai mati. Kemudian
menghisap cairan dengan mulutnya. Seekor notonecta dapat membunuh 5 ekor
benih berukuran burayak dalam waktu 12 jam
Pengendalian notonecta dapat dilakukan dengan memasang filter pada
pintu pemasukan air, sedangkan pengendalian dapat dilakukan dengan insektisida

14
nogos 50 cc, diptrex dengan dois 0,5 -1,0 cc/cm air. Cara pemakaian obat tersebut
di semprotkan kedalam kolam yang belum di tebari ikan.
o Cybister
Cybister merupakan hewan berupa kumbang air. Hama ini menyerang
benih ikan dengan cara menangkap dan memangsanya. Pencegahan dilakukan
dengan cara pemasangan filter pada pintu pemasukan air dan menghindari air
yang tergnang di kolam lebih dari 7 hari tanpa di fungsikan. Edangkan
pemberantasannya dapat dilakukan dengan cara menangkap dan membunuh
langsung hewan ini.
o Hama lain
Hama lain yang menyerang ikan nila adalah ular, kodok, burung pemangsa
dan ikan iar seperti gabus. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara menjaga
kebersihan lingungan sekitar kolam, pemasangan filter pada pintu pemasukan air.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang ikan nila (oreochromis niloticus)
adalah :
o Jamur
Hamper semua jenis ikan dapat terserang dengan jamur baik telur, benih
maupun ikan ukuran besar. Penyakit jamur yang menyerang ikan air tawar adalah
yang disebabkan oleh saprolegnia sp dan achy asp.Gejala yang timbul adalah pada
badan ikan terdapat luka-luka, lemah, nafsu makan menurun, kurus dan bisa
menyebabkan ikan mati. Pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman dalam
larutan malacyt green oxalate selama 1 jam atau dengan garam (NaCL) 10-30%
dengan cara, ikan tersebut direnam dalam larutan garam selama 30 menit dan
dilakukan 3 hari berturut-turut.
o Bakteri
Ada dua jens bakteri yang sering menyerang ikan nila yaitu pseudomonas
sp. Dan streptococcus sp. Ikan yang terserang di tandai dengan perut membesar,
mulut putih, mata menonjol dan buram, warna putih pucat, sering kluar dari
gerombolan dan berada di pinggir kolam.
Pencegahan dapat dilakukan dengan antibiotic mamalui pakan, sedangkan
pengobatan dapat dilakukan dengan penicillin dengan dosis 200 mg/kg pakan
degan pemberian obat 3 hari berturut-turut.

15
o Mycobulus(bengkak badan)
Penyebab penyakit myxobulus adalah protozoa myxobulus exgus.Penyakit
ini menyerang bagian kulit, insang, irip, dan juga bagian dalam seperti jagung,
otot, daging, ginjal, dan saraf.Gejala serangan penyakit ini di tandai dengan
bintik-bintik putih atau bisul pada bagian perut. Pengendalian dapat dilakukan
dengan pemusnahan ikan-ikan yang sudah terserang, penjemuran dasar kolam,
pengapuran, dan pemasangan filter pada pintu masuk air.
9. Panen
Panen benih merupakan titik akhir dari pembenihan. Pemanenan dilakukan
pada pagi atau sore hari pada saat suhu rendah agar ikan tidak mengalami stress,
adapun ukuran benih yang di panen dilakukan pada saat benih mencapai ukuran
tersebut demikian seterusnya.
Pemanenan benih dapat dilakukan dngan 2 cara yaitu :
1. Panen total
Panen total dapat dilakukan dengan cara pengeringan kolam pemeliharaan,
membuka pintu pengeluaran yang sejajar dengan dasar kolam dan pada pipa
pengeluaran di pasang jarring untuk menampung benih yang lolos mengikuti arus
air.
2. Panensebagian (selektif)
Panen sebagia (selektif) dilakukan dengan cara menarik jarring dari sisi
kolam yang satu ke sisi lainnya yang dilakukan oleh 2 orang. Benih yang
tertangkap di seleksi dan yang di panen hanya ukuran yang di minta oleh
konsumen sedangkan ukuran benih yang lain di kembalikan ke kolam.

B. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DILAPANGAN


a. Kebobolan pemasukan induk jantan pada saat proses pematangan gonad
b. Terinfeksinya calon induk oleh bakteri pseudomonas sp.

C. UPAYA PEMECAHAN MASALAH


1. Sebaiknya pada saat seleksi induk kita harus teliti, karena sangat berpengaruh
pada proses pemijahan. Contohnya pada saat melakukan seleks induk, di
tempat PRAKERIN mengalami masuknya 1 induk jantan di gabungkan
dengan induk betina dan proes ini terjadi pada saat pematangan gonad,

16
karena kejadian ini tadi maka ikan yang belum waktunya mamijah harus
memijah lebih duliu dan ini sangat berpengaruh pada induk-induk ikan yang
lainnya. Karena pada proses pemijahan yang sesungguhnya terjadi yang dulu
memijah larvanya bisa menjadi benih dan ini sangat berpengaruh pada proses
pemijahan. Karena induk yang baru memijah akan mengeluarkan larva dan
kondisi ini sangat buruk untuk larva yang di keluarkan karena larva akan
dimangsa oleh benih hasil pemijahan yang tidak dikehendaki.
2. Pencegahan dapat dilakukan dengan memindahkan semua ikan yang
terserang bakteri tersebut kedalam bak yang sudah di sedikan dan yang sudah
di beri OTC dan garam. Proses ini berlangsung selama 3 hari dalam proses
pencegahan ini sebaiknya air bak harus selalu I ganti. Setelah ikan-ikan
tersebut membaik langsung dikembalikan ke tempat semula yaitu kekolam
pemeliharaan induk.

17
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari praktek kerja industry (PRAKERIN) yang penulis lakukan di UPIS
anjongan, ada beberapa hal yang bisa penulis simpulkan, khusnya tentang ikan
nila antara lain :
1. Pembenihan ikan nila sangat cocok untuk daerah anjongan
2. Pemeliharaan ikan nila sangat mudh dilakukan terutama pada poses
pemijahan
3. Untuk mendapatkan hasil pemijahan yang baik, maka induk yang di pijahkan
harus di seleksi sehingga di dapatkan induk yang benar-benar sudah matang.
4. Selama pemijahan kualitas air harus di control.
5. Kegagalan dalam pemeliharaan ikan nila selain di sebabkan oleh induk yang
belum matang gonad, juga di sebabkan oleh adaya serangan hama penyakit.
Oleh karena itu sebelum kolam di gunakan harus disiapkan dengan baik.

B. SARAN
͏ Untuk sekolah hendaknya lebih meningkatkan sosialisasi ke dunia
usaha/industry, sehingga lebih mengetahui kemajuan teknologi dewasa ini.
͏ Siswa-siswi harus memiliki tingkat kompetensi standar sesuai yang di
syaratkan oleh dunia kerja
͏ Siswa-siswi diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia
kerja yang sesungguhnya.
͏ Sebaiknya siswa-siswi bila menjalani PRAKERIN sesuai standard an kualitas
DU/DI sebagai salah satu tugas yang di syaratkan untk menempuh
UAS/UAN
͏ Berada di dunia industri siswa siswi haru menjaga sikap, prilaku, sopan
santun yang baik juga memiliki keinginan tahuan tentang membudidayakan
ikan nila dengan mengikuti PRAKERIN ini maka di harapkan semua
informasi baik melalui praktek dilapangan maupun literature dapat dipahami
oleh siswa-siswi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arie, usni. 2009, pembenihan dan pembesaran ikan nila gift, penebar swadaya :
sukabumi
Arie, usni, 2009, kumpulan artikel budidaya ikan nila gift, penebar swadaya :
Jakarta
Anonym, 2007, manual produksi induk ikan nila, penebar swadaya : jambi
Solichin nuzul, isuhandi, 2010, info pemegang komuniti nila, penebar swadaya :
upis anjungan
Ahuat, 2010, laporan pembenihan ikan nila, penebar swadaya : upis anjongan.

19
DAFTAR TABEL

Lampiran 1
Table : I Perbedaan Ikan Jantan Dan Betina
NO JANTAN BETINA
1 Alat kelamin berupa tonjolan Alat kelamin berupa tonjolan di
(papilla) di belakang lubang anus, belakang terdapat 2 lubang yaitu
pada tonjolan itu terdapat satu lubang pengeluaran telur dan
lubang untuk mengeluarkan sperma pengeluran air seni
dan urine
2 Warna lebih cerah Warna lebih gelap
3 Bentuk tubuh lebiih tinggi dan lebiih Bentuk tubuh lebih rendah atau
bulat lebih memanjang
4 Pertumbuhan lebih cpat Pertumbuhan lebih lambat

Table : Ii Parameter Kualitas Air


PARAMETER KUALITAS WADAH BUDIDAYA
AIR BAK SEMEN KOLAM
Suhu 25o C – 30O C 25o C – 30O C
Nilai pH 6,6 – 8,5 6,5 – 8.
Kandungan oksigenterlarut Minimal 5 mg/L Minimal 5 mg /L
Ketinggian air 70-100 cm 50 – 70 cm
Kecerahan air Lebih dari 50 cm 30 – 40 cm

Table : Iii Kriteria Reproduki


KRITERIA SATUAN JENIS KELAMIN
JANTAN BETINA
Uumur Bulan 6–8 6–8
Panjang total Cm 16 – 25 14 – 20
Bobot tubuh G 400 – 600 300 – 450
Fekunditas Butir / ekor - 1000 – 2000
Diameter telur mm - 2,5 – 3

20
Lampiran 2
STRUKTUR ORGANISASI UNIT PEMBENIHAN IKAN
SENTRAL (UPIS) PROVINSI KALIMANTAN BARAT

STRUKTUR ORGANISASI UNIT PEMBENIHAN IKAN SENTRAL (UPIS)


PROVINSI KALIMANTAN BARAT (KAL-BAR) ANJONGAN

S.K GUB. NO. 58 TH 2009

KEPALA UPTD

KASUBAG TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

KASI KASI

PRODUKSI DAN DISTRIBUSI STANDARISASI MUTU BENIH

21

Anda mungkin juga menyukai