Anda di halaman 1dari 6

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. Nurul K
Nn N umur 19 tahun P1A0Ah1 dengan Imunisasi TT
Di Puskesmas Sleman
No register : 2019602
Masuk RS Tgl,Jam : 22-08-2019 / jam 10.00 WIB
Dirawat di Ruang : KIA
Biodata
Nama : Nn. N
Umur : 19 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Murangan 7, Sleman

DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan kunjungan saat ini
Nona N mengatakan hendak menikah dan ingin mendapatkan surat keterangan
sehat.
2. Riwayat Perkawinan
Pasien mengatakan belum pernah menikah sebelumnya dan ini merupakan
perkawinan pertama baik bagi dirinya ataupun calon suaminya.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 12 tahun. Siklus 30 hari. Teratur. Lama 6-7 hari. Sifat darah
encer, tidak flour albus. Bau khas darah, tidak dysmenorhoe, 2-3 kali ganti
pembalut.
HPHT : 13-08-2019
4. Riwayat Imunisasi
TT 1 Tanggal : Bayi TT 4 Tanggal : SD
TT 2 Tanggal : Bayi TT 5 Tanggal : - (baru mau ini)
TT 3 Tanggal : SD
5. Riwayat Obstetri
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
P1Ab0Ah1

Persalinan Nifas
Hamil
Usia Umur Jenis Komplikasi Jenis BB
ke Penolong Laktasi Komplikasi
anak kehamilan Persalinan Ibu Bayi kelamin Lahir
Tidak Tidak
1 3 th Aterm spontan bidan Laki-laki 2700gr Ya Tidak ada
ada ada

6. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan


Pasien mengatakan belum ingin menggunakan kontrasepsi karena belum ingin
menunda anak.
7. Riwayat pola pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
a. Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi 3-4 kali sehari 6-7 kali sehari
Macam Nasi, sayur, lauk Air putih, teh
Jumlah 1 piring 1 gelas
b. Pola Eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1 kali sehari 5-6 kali sehari
Warna Kecoklatan Kuning jernih
Bau Khas feses Khas urine
Konsisten Lunak, tidak sembelit Cair, tidak nyeri saat
BAK
c. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : memasak, mencuci, membereskan rumah.
Istirahat/Tidur : 8 jam pada malam hari
d. Personal Hygine
Mandi 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin : setelah BAB/BAK, setelah mandi
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : setelah mandi atau jika terasa lembab
Jenis pakaian dalam yang digunakan : katun
e. Kebiasaan Sehari-hari
Pasien mengatakan tidak merokok, tidak minum jamu-jamuan, dan tidak
minum-minuman keras.
8. Riwayat Kesehatan
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun sepeti hipertensi,
jantung penyakit menahun seperti diabetes, dan penyakit menular seperti HIV,
IMS.

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : Baik kesadaran : Compoa mentis
b. Tanda vital
TD : 110/83 mmHg.
N : 84 kali/menit.
R : 21 kali/menit.
S : 365°C
c. TB : 148 cm
BB : 40 Kg.
LLA : 22,5 cm.
IMT : 18,26 kg/m2
2. Pemeriksaan Penunjang.
Hb : 12,4 g% pp test : negatif

ANALISA
Nn N usia 19 tahun P1A0Ah1 delam keadaan sehat dengan imunisasi TT5
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu pasien tentang keadaannya dan hasil pemeriksaan bahwa saat
ini dalam keadan normal. Hb 124 gr% , pp test negatif sehingga pasien bisa
mendapatkan imunisasi TT5.
- Pasien mengerti keadaannya dan bersedia diimunisasi TT5
2. Menjelaskan pada pasien bahwa imunisasi TT5 bertujuan untuk mencegah
penyakit Tetanus dan akan disuntikkan pada lengan kiri atas.
- Pasien mengatakan mengerti
3. Menyiapkan imunisasi TT5 sebanyak 0,5 ml dan menyuntikkan imunisasi TT5
secara SC pada lengan kiri atas pasien.
- Pasien telah mendapatkan imunisasi TT5
4. Menjelaskan pada pasien bahwa nanti setelah menikah apabila pasien hamil
sudah bisa karena Hb pasien normal, namun akan lebih baik jika belum hamil
karena usia pasien masih di bawah usia reproduksi sehat. Usia reproduksi
sehat adlah 20-35 tahun, pada usia muda organ-organ kehamilan belum
matang sehingga janin ditakutkan tumbuh dan berkembangnya kurang
maksimal.
- Pasien mengatakan mengerti tentang reproduksi sehat.
5. Berkolaborasi dengan BP umum, BP gigi, gizi, dan psikolog untuk
pemeriksaan dan konseling yang dibutuhkan calon pangantin
- Pasien bersedia dan menunggu di BP gigi
B. PEMBAHASAN

Pada tahap ini akan dibahas dengan teori mengenai kasus dan penatalaksanaan
yang telah diberikan pada pasien Nn. N selaku calon pengantin. Penatalaksanaan
yang diberikan pada pasien sudah benar.

Pemberian imunisasi TT sudah sesuai dengan teori bahwa :

Imunisasi TT Selang minimal pemberian Lama perlindungan


TT
TT 1 - Langkah awal pembentukan
kekebalan terhadap tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT4 25 tahun
Apabila pasien sedang hamil, maka pemberian imunisati TT akan ditunda hingga
usia kehamilan ibu memasuki trimester II, hal dilakukan untuk meminimalkan efek
teratogenik yang terjadi pada bayi.

Ada beberapa hal yang menyebabkan Nn N berisiko apabila akan segera hamil
setelah menikah, yaitu :

1. Usia terlalu muda


Pada kasus ini Nn N sebelumnya pernah melahirkan pada tahun 2016, hal ini
menunjukkan bahwa Nn N hamil pada usia 16 tahun. Usia 16 tahun adalah
bukan usia reproduksi sehat. Saat ini Nn N berusia 19 tahun. Ada beberapa
risiko apabila hamil terlalu muda seperti, anemia, bayi prematur, hipertensi,
risiko keguguran lebih besar karena organ kehamilan belum matang dengan
sempurna, dan depresi.
Selain usia terlalu muda berpengaruh pada kesehatan, hal ini juga berpengaruh
terhadap emosional diri. Usia remaja adalah usia perubahan yang berarti bahwa
pada remaja merupakan masa pencarian jati diri, sehingga keadaan emosional
diri belum menetap atau dikatakan masih labil. Hal ini akan berpengaruh pada
kehidupan sehari-hari. namun, pada kasus ini pasien sebelumnya pernah
melahirkan. Point ini dapat dijadikan nilai lebih bagi pasien, karena kelak jika
pasien hamil maka pasien telah memiliki pengalaman serupa pada waktu lalu.
2. Tinggi badan
Tinggi badan ibu 148 cm. Tidak semua perempuan pendek tidak bisa melakukan
persalinan normal. Hanya saja, ada kemungkinan komplikasi kehamilan yang
lebih tinggi seperti kehamilan prematur, BBLR, risiko episiotomi lebih tinggi,
perdarahan, DKP, dan risiko SC lebih tinggi. Hal yang ditakutkan adalah besar
janin tidak sesuai dengan lingkar panggul sehingga menyebabkan sulit untuk
partus spontan karena pada umumnya semakin pendek tinggi ibu maka semakin
kecil lingkar panggil ibu.
Secara garis besar penatalaksanaan yang diberikan pada kasus ini sudah
sesuai. Akan lebih baik bagi kesehatan pasien apabila dapat menunda
kehamilan karena masih ada beberapa faktor risiko yang ada.

Anda mungkin juga menyukai