BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
2
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman
belajar secara nyata dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien “Gastroentritis” melalui perawatan
yang komprehensif dan dapat membuat laporan
3
2. Tujuan Khusus
a) Mendapatkan gambaran tentang pengkajian
keperawatan secara komprehensif pada pasien dengan
Gastroenteritis.
b) Dapat mengindentifikasi serta mendiagnosa masalah
yang timbul pada pasien dengan Gastroenteritis.
c) Dapat membuat rencana asuhan keperawatan.
d) Dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara
komprehensif.
e) Dapat melaksanakan evaluasi terhadap keberhasilan
asuhan keperawatan yang telah diberikan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
f) Dapat mendokumentasikan semua kegiatan asuhan
keperawatan yang diberikan.
C. MANFAAT
a. Bagi Penulis
Adapun manfaat bagi penulis adalah sebagai berikut :
Mengetahui lebih lanjut lagi tentang
penyakit Gastritis
Mengetahui asuhan keperawatan
pada kasus Gastroenteritis dengan baik dan benar
b. Bagi Pendidikan
Sebagai koleksi tambahan buku- buku diperpustakaan dan
sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan
Keperawatan.
4
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam laporan akhir ini yang
tersusun adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas tentang :
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penelitian
D. Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Membahas tentang konsep dasar penyakit secara
teoritis, terdiri dari:
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Tanda Dan Gejala
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Penatalaksanaan
7. Komplikasi
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
5
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2. ETIOLOGI
a) Faktor Infeksi :
Infeksi Internal yaitu saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama.
Infeksi Bakteri yaitu vibrio coma, E.coli, saimonella,
campylobacter, yersenia, aeromonas, dan sebagainya.
Infeksi virus yaitu Enterovirus (virus echo, coxsackie,
Poliomyelitis) Adenovines, Rotavirus, Astrovirus.
Infeksi Parasit yaitu Cacing, Protozoa, Jamur, serta
kebiasaan mengelola makanan.
Infeksi Parenteral yaitu infeksi bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti : OMA, Tonsilofaringitis,
Paroncopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya sering
terjadi pada bayi/anak kurang dari 2 tahun.
6
b) Faktor Malabsorbsi : 5
Malabsorbsi Karbohidrat : disakarida (intoleransi Laktosa,
Maltosa, dan Sukrosa), monosakarida (intoleransi
glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak,
yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
c) Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap
makanan dan pola makanan yang salah
d) Faktor Psikologis : Rasa takut dan cemas (Jarang, tapi
dapat terjadi pada anak- anak).
e). Malnutrisi
f). Gangguan imunologi
3. PATOFISIOLOGI
Gangguan Osmotik, adanya makanan dan zat yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul gastroenteritis.
Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu
(misalnya toxin) pada dinding usus, akan terjadi peningkatan
sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus, yang
selanjutnya timbul gastroenteritis karena terdapat peningkatan
isi rongga usus.
Gangguan Motilitas usus, Hyperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul gastroenteritis.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun, akan mengakibatkan
7
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Tinja
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam
darah astrub, bila memungkinkan dengan menentukan PH
keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila
memungkinkan
Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui
fungsi ginjal.
Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk
mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantiatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi,
kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk
evaluasi diare akut infeksi
6. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Rehidrasi
Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan
cairan dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti
9
7. KOMPLIKASI
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat)
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Malnutrisi
f. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
g. Hipokalemia
h. Hipoglikemia
10
Diagnosa 2.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah.
Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi disediakan,
mual, mutah tidak ada.
13
Intervensi :
Kaji pola nutrisi dan perubahan yang terjadi. Timbang berat
badan klien. Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan
nutrisi. Lakukan pemeriksaan fisik abdomen (palpasi, perkusi,
dan auskultasi). Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi
kecil tapi sering. Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan
diet klien.
Diagnosa 3.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,
frekuensi BAB yang berlebihan.
Tujuan :
Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda
infeksi tidak ada.
Intervensi :
Ganti popok anak jika basah. bersihkan bokong perlahan
sabun non alcohol. Beri zalp seperti zinc oxida bila terjadi
pada kulit. Observasi
Bokong dan perinium dari infeksi. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian terapi antipungi sesuai indikasi.
Diagnosa 4.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi
abdomen
Tujuan :
Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil :
Nyeri dapat berkurang/hilang, ekspersi wajah tenang.
14
Intervensi :
Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi
yang nyaman bagi klien. Beri kompres hangat pada daerah
abdomen. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
analgetik sesuai indikasi.
Diagnosa 5.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.
Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil :
Keluarga klien mengira dengan proses penyakit klien,
ekspresi wajah tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi
tentang proses penyakit klien.
Intervensi:
Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat
pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.
Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui
penkes. Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang
belum dimengertinya. Libatkan keluarga dalam pemberian
tindakan pada klien.
Diagnosa 6.
Cemas berhubungan dengan perpisan dengan orang tua,
prosedur yang menakutkan.
Tujuan :
Klie akan memperlihatkan penurunan tingkat kecemasan
Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji faktor pencetus cemas.
Buat jadwal kontak dengan klien. Kaji hal yang disukai klien.
Berikan mainan seusai dengang kesukaan klien. Libatkan
keluarga dalam setiap tindakan. Anjurkan pada keluaraga
untuk selalu mendampingi klien.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah
(muntah berak).
a) Faktor Infeksi :
Infeksi Internal yaitu saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama.
Infeksi Bakteri yaitu vibrio coma, E.coli, saimonella,
campylobacter, yersenia, aeromonas, dan sebagainya.
Infeksi virus yaitu Enterovirus (virus echo, coxsackie,
Poliomyelitis) Adenovines, Rotavirus, Astrovirus.
Infeksi Parasit yaitu Cacing, Protozoa, Jamur, serta
kebiasaan mengelola makanan.
Infeksi Parenteral yaitu infeksi bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti : OMA, Tonsilofaringitis,
Paroncopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya sering
terjadi pada bayi/anak kurang dari 2 tahun.
b) Faktor Malabsorbsi :
Malabsorbsi Karbohidrat : disakarida (intoleransi Laktosa,
Maltosa, dan Sukrosa), monosakarida (intoleransi
glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak,
yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
c) Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap
makanan dan pola makanan yang salah
16
17
d). Faktor Psikologis : Rasa takut dan cemas (Jarang, tapi dapat
terjadi pada anak- anak).
e). Malnutrisi
f). Gangguan imunologi
B. Saran
Dalam perawatan gastroenteritis hendaknya dengan hati-
hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat,maka
mempercepat proses penyembuhan. Perawat perlu mengetahui
tanda dan gejala adanya diare serta derajat dehidrasi pada klien,
perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien secara
keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk
kamampuan fungsional pasien