Anda di halaman 1dari 1

“Kenapa Sih?

, Kita Masih Saja Mengurusi Hal Yang Remeh-temeh”

Pernah gga sih, kalian berpikir betapa banyak hal yang tidak penting yang kita lakukan. Mulai dari terus
mengulang-ulang hal yang sudah sangat membosankan dan masih berputar-putar pada persoalan yang
sebetulnya masih sama.

Adakah di sini yang tidak begitu mendapat respon, ketika memilih berpikir lebih panjang dan lama terlebih
dahulu sebelum memutuskan sesuatu. Kalaupun toh pun ada, apa yang anda rasakan. Muakkah atau kesal atau
malah mbatin, iya kurang lebih begitulah, nikmatkan?. Paling banter kita akan mendapat cap lola (loading lama),
hidupnya tak bergairah, serta cap-cap miring yang lainnya, yang jelas cap topi miring warisan orang perlu terus
dipelihara.

Baiklah, akan kita coba bahas hal-hal yang sebetulnta remeh tapi sangat didramatisir oleh sebagian makhluk
hidup yang berpikir.

Cemburu Buta

Maaf, jika terlalu melow dan selow. Tapi, terkait cemburu itu seringnya membosankan. Bagaimana tidak
membosankan, setiap apa yang kita sanyangi sarat dengan embel-embel cemburu jika yang disayangi berada
dengan yang lain. Lah, memangnya hidup itu cuma milik si doi. Berada dimana, dengan siapa dan sedang apa
ya itu konsekwensi orang hidup ditengah jutaan kepala. Jika yang kita sayangi berada tidak dengan kita satu hal
yang sangat wajarlah, apalagi jika si doi sudah bekerja atau punya banyak aktivitas.

Belum lagi jika cemburu mengalami kebutaan, hadeh. Hidup terasa hanya hitam-putih, salah-benar, baik-buruk.
Apa-apanya pasti salah, mau ngejelasin boro-boro bisa. Orang mau ngomong aja, udah di jawab dengan
“omong kosong”, “omdo”.

Alay Bin Lebay

Kiranya masih banyak, yang mengidap virus yang satu ini, walaupun sudah banyak pecerahan dari segala sudut
dimedia sosial tentang bagaimana membosankannya memiliki hubungan dengan orang yang terjangkit virus ini.
Bagaimana tidak membosankan, segala hal sangat mungkin di dramatisir, dilebih-lebihkan.

Bukan apa-apa, tapi sangat mengganggu proses perjalanan negara berkembang menuju negara maju jika virus
ini masih mewabah. Menurut hasil wawancara dengan pengidap virus tersebut, kerataan pengidap virus
sedangn mengalami gonjangan jiwa akbiat kegalauan yang hebat serta dibarengi dengan keringya kantong.
Dampaknya jelas, mau mencari hiburan sangat mahal akhirnya menghibur diri sendiri dan melampiaskan
dengan ke alay an yang nyata.

Over Baper

Mengecap-ngecap, kita kategorikan saja sebagai spesies makhluk yang keseringan mengalami ejakulasi dini,
ejakulasi dini dalam mengambil kesimpulan. Intinya lebih banyak subjektifnya, senenak wudel dewek karena
suka ngeap-ngecap.

Takmpaknya, yang suka buru-buru, panikan, serta yang menjalankan ajaran baperisme akut harus download
lagunya SLANK yang berjudul alon-alon asal kelalon.

Coba kaitkan saja, yang masih mengalami ejakulasi dini itu pertanda karena lebih suka yang praktis-praktis.
Boro-boro mau riste dan sebaginya sudah kadung baper dulu, dan cenderung menyempitkan luasnya dunia.

Itulah beberapa hal yang sering dialukan dan menjadi keumuman yang sebetulnya memuakkan dan cukup
menguras energi untuk menhadapiya.

#SelamatBerproses

Oleh: Baqi Maulana Rizqi

Anda mungkin juga menyukai