Modul Praktikum
Fisika Dasar 1
Modul 1 – Pengukuran dan Ketidakpastian
Penyusun:
NENNI MONA ARUAN
I GDE EKA DIRGAYUSSA
RIZAL H.M. SINAGA
JEKSON PARULIAN SITANGGANG
A. Tugas Pendahuluan
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!
1. Suatu benda berbentuk bola kecil diukur diameternya menggunakan mikrometer skrup seperti
terlihat pada gambar di bawah ini. Cara membaca skala mikrometer skrup
yang tepat dari pengukuran diameter benda tersebut adalah .....
2. Sebuah benda diukur dengan jangka sorong. Jika skala pada pengukuran ditunjukkan pada
gambar di bawah ini, maka panjang benda tersebut adalah .....
3. Pada pengukuran panjang benda diperoleh hasil pengukuran 0.08050 banyaknya angka
penting dari pengukuran tersebut adalah……
4. Hasil perkalian luas suatu benda dengan panjang 8.33 cm dan lebar 1.1 cm menurut angka
penting adalah ……
B. Tes Awal
Tes awal diberikan sebelum memulai praktikum ± 15 menit.
I. Tujuan
Menggunakan dan memahami alat-alat pengukuran dasar.
Menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang.
Mengaplikasikan konsep ketidakpastian dan angka penting dalam pengolahan hasil
pengukuran.
Skala Nonius
Untuk meningkatkan ketelitian dari suatu alat ukur, manusia berusaha menemukan cara-cara baru
sehingga alat ukur tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya. Skala nonius digunakan untuk
meningkatkan ketelitian pembacaan alat ukur. Umumnya terdapat suatu pembagian sejumlah skala
utama dengan sejumlah skala nonius yang akan menyebabkan garis skala nonius berimpit dengan
skala utama. Untuk memahami bagaimana ide dari skala nonius, perhatikan gambar alat ukur
panjang berikut ini.
0 cm 1 cm
Skala utama
Skala nonius
∆𝑁
Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 4 of 17
Tampak bahwa titik nol pada skala utama dengan skala nonius berimpit, sedangkan skala 0 lainnya
pada nonius berimput di skala 0,9 cm di skala utama. Maka panjang tiap bagian skala nonius (∆ )
dapat dihitung sebagai:
Lalu bagaimana skala terkecil yang dapat diukur oleh alat ukur tersebut? Perhatikan gambar berikut
ini. Ketika skala nonius digeser ke kiri sehingga angka ”1” pada skala nonius berimpit dengan strip
garis skala utama, maka akan didapat hasil pengukuran terkecil dari alat ukur ini.
0 ∆𝑈
cm 1 cm
Skala utama
Skala nonius
Skala nonius
Skala utama
( )
Ketidakpastian
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa setiap pengukuran selalu disertai dengan
ketidakpastian. Karena itu, pengukuran akan mengalami gangguan, sehingga sulit atau tidak
mungkin memperoleh nilai sebenarnya dalam suatu pengukuran. Ketidakpastian terdiri dari dua
bagian, yakni ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif. Masing-masing ketidakpastian
tersebut dapat digunakan dalam pengukuran berulang maupun dalam pengukuran tunggal.
Ketidakpastian Mutlak
Keterbatasan alat ukur menyebabkan ketidakpastian.
Pengukuran Tunggal
Dalam satu kali pengukuran terhadap variabel (pengukuran tunggal), maka ketidakpastiannya
umumnya dinyatakan sebagai setengah dari nilai skala terkecilnya ( ) . Misalkan suatu
Di mana x adalah nilai ketidakpastian pengukuran, sehingga hasil pengukurannya dapat dilaporkan
sebagai:
∆ (2)
Pengukuran Berulang
Untuk pengukuran berulang, hasil pengukuran dapat dinyatakan dengan menggunakan kesalahan
setengah rentang atau dapat juga menyatakannya dengan menggunakan standar deviasi.
x i
x i 1
(3)
n
- Ketidakpastian pengukuran dapat dituliskan sebagai:
x max x min
x (4)
2
Di mana xmax adalah nilai data terbesar (maksimum) dan xmin adalah nilai data terkecil. Dengan
demikian, maka untuk menyatakan hasilnya dapat dilaporkan sebagai:
X x x (5)
Ketidakpastian pengukuran dengan standar deviasi
Dalam menyatakan kesalahan dengan standar deviasi (simpangan baku), maka kesalahan tersebut
dapat dinyatakan dengan persamaan:
2
n n n
x i x
2
n
i 1
xi2
xi
i 1
i 1
Sx
n 1 n(n 1)
(6)
Sehingga lapoaran hasil pengukran dilaporkan sebagai:
X x Sx (7)
Arti dari persamaan (7) adalah bahwa nilai pengukuran yang benar dari besaran X adalah terletak
dalam selang ( x S x ) dengan ( x S x ).
Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian Relatif didefinisikan sebagai perbandingan ketidakpastian mutlak dengan hasil
pengukuran yang dapat dinyatakan sebagai:
x
KTP relatif (8)
x
Dengan demikian, maka hasil pengukuran dapat dinyatakan sebagai:
X x ( KTP relatif 100%) (9)
Perambatan Ketidakpastian (Ketidakpastian pada Fungsi Variabel)
Jika variabel dalam pengukuran merupakan fungsi dari variabel lain yang juga memiliki
ketidakpastian, maka variabel tersebut tentu akan memiliki ketidakpastian. Kedaaan seperti ini
Pengurangan q a b q a b
∆ r a b
Perkalian r ab
∆ r a b
a s a b
Pembagian s
b s a b
t a
Pangkat t an n
t a
4. Cek setiap alat ukur, apakah skala awal sudah tepat di angka nol? Jika tidak, lakukan kalibrasi
skala nol terlebih dahulu. Mintalah bantuan asisten praktikum jika anda mengalami kesulitan.
Catatan:
Contoh tabel isian untuk pengamatan yang lengkap seperti ini hanya diberikan untuk
percobaan 1. Pada percobaan selanjutnya tidak semua tabel isian untuk pengamatan
diberikan dalam petunjuk praktikum, praktikan harus merancang sendiri bentuk tabel isian
pengamatannya mengikuti langkah pada percobaan dalam petunjuk praktikum.
Pada laporan praktikum, sertakanlah hasil pengamatan praktikum Anda di Laboratorium dengan
kelengkapan data dan jawablah pertayaan sebagai berikut:
1. Catatalah dimensi beban gantung (diameter dan tebal) dan kelereng (diameter). Catatlah
ketidakpastian mutlaknya.
2. Tentukanlah volume dari beban gantung dan kelereng berdasarkan data dari masing-masing
alat ukur yang digunakan. Tentukan KTP nya dengan menggunakan perambatan
ketidakpastiannya (nilai volume dan KTP mutlaknya), Harga volume dilaporkan dalam
bentuk KTP relatif (pakai konsep angka berarti)
3. Tentukanlah massa bahan dengan pengukuran tunggal (KTP mutlak ½ sekala terkecil).
Tentukan rapat massa beban gantung dan kelereng dengan formula m / V . Gunakanlah
pertambatan ketidakpastian. Konversikan nilai KTP massa ke dalam bentuk KTP relatif.
4. Apakah anda menemukan ada benda yang tidak dapat diukur dengan alat ukur yang
digunakan sewaktu praktikum?
5. Bandingkan hasil pengukuran diameter dan tebal beban gantung dengan menggunakan
mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
- Manakah hasil pengukuran yang memiliki standar deviasi paling besar? Nyatakan
perbedaan tersebut dan jelaskan analisis saudara.
- Manakah hasil pengukuran yang memiliki ketelitian paling baik? Nyatakan perbedaan
tersebut dan jelaskan analisis saudara.
b. Ketidakpastian
Definisi ketidakpastian (uncertainty) adalah parameter yang menetapkan rentang
nilai yang didalamnya diperkirakan terletak nilai kuantitas yang diukur. Jadi bisa
c. Kesalahan (error)
Definisi dari kesalahan (error) adalah perbedaan antara hasil individual dengan
nilai benar.
Sebenarnya nilai benar tidak diketahui, jadi kesalahan juga tidak diketahui
dengan pasti. Dalam hal ini ketidakpastian dan kesalahan adalah dua konsep yang
sangat berbeda.
Sampel S S S
Analis S 1 B& B
Alat S 2S B
Hari S S/B
Lab S S B
e. Estimasi Ketidakpastian
Melalui pendekatan sistematik, garis besar estimasi/evaluasi ketidakpastian
adalah mengkuantitasikan kesalahan dan mengkombinasikan (menggabungkan)
kesalahan-kesalahan tadi.
Proses estimasi sendiri meliputi 5 tahapan :
1. Penetapan spesifik
2. Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian
3. Menentukan ketidakpastian baku
4. Penggabungan ketidakpastian baku, dan
5. Perhitungan ketidakpastian yang diperluas
a. Penetapan spesifikasi
Maksudnya adalah kuantitas yang diukur atau diuji didefinisikan, artinya
diberi spesifikasi dalam bentuk formula atau persamaan. Misalnya :
konsentrasi = berat / volume larutan.
Aturan 1
Untuk penjumlahan atau pengurangan
Model : Y = a + b + c (a,b,c bisa positif atau negatif)
Model : Y = a + b + c (a,b,c dapat positif atau negatif)
Ketidakpastian baku gabungan :
μy = √ [ μa2 + μb2 + μc2 ]
Contoh :
Y=a+b+c
a = 9,27 μa = ± 0,011
b = -2,33 μb = ± 0,013
c = 5,11 μc = ± 0,012
μy = √ [ μa2 + μb2 + μc2 ]
Y = 9,27 + (-2,33) + 5,11 = 12,05
μy = √ [0,0112 + 0,0132 + 0,0122]
= √ [0,000121 + 0,000169 + 0,000144]
= √ 0,000434
= ± 0,020833
Y = 12,05 ± 0,02
Aturan 2
• Perkalian atau pembagian
Y = a.b.c atau Y = a/b.c
• Ketidakpastian baku gabungan :
μy = Y √ [ (μa /a)2 + (μb/b)2 + (μc /c)2 ]
Contoh :
Y = a.b.c.
• μy = Y √ [ (μa /a)2 + (μb/b)2 + (μc /c)2 ]
Y = 9,27 X – 2,33 X 5,11 = -110,3714
Aturan 3
• Pangkat :
Y = an ( a = yang diukur, n = bil tetap)
• Ketidakpastian baku gabungan :
μy = (nY μa ) / a
Persamaan Umum
Jika tidak dapat menggunakan ketiga aturan di atas, maka digunakan
persamaan :
• μy = √ [ (dy /dp)2 x (μb/Y)2 + (dy /dq)2 x(μQ /Y)2 ]
Modul Praktikum
Fisika Dasar 1
M O D U L 2 : Gerak Parabola
Penyusun:
Nenni Mona Aruan
I Gde Eka Dirgayussa
Rizal H. M. Sinaga
Jekson P. Sitanggang
P Q R
4. Jelas arti grafik dibawah ini kemudian tuliskan persamaan!!
B. Tes Awal
Tes Awal diberikan sebelum memulai praktikum ± 15 menit
C. Pelaksanaan Praktikum
Percobaan I
Gerak Parabola
I. Tujuan
Mengukur kecepatan bola menggunakan sensor Photogate.
Menganalisa gerak parabola melalui pengukuran langsung menggunakan sensor photogate.
Mempelajari pengaruh variasi kecepatan awal terhadap titik jatuh benda pada gerak parabola.
2.2 Bahan
1. Rangkailah alat dan bahan seperti tampak pada Gambar 1. Buat lintasan (ramp) yang cukup
rendah/landai menggunakan pipa paralon sehingga bola dapat menggelinding didalam pipa
paralon.
2. Pasangkan photogates pada batang statif menggunakan klem lalu atur jarak (Δs) kedua
photogates sebesar 10cm.
3. Hubungkan Photogates 1 ke port digital (DIG 1) dan hubungkan Photogates 2 ke port digital
(DIG 2) pada LabQuest mini. Catatan: Hubungkan sensor sehingga bola pertama melewati
Photogate 1 terhubung ke (DIG 1) dan kemudian melewati Photogate 2 yang terhubung ke (DIG
2). Seperti tampak pada gambar 1
4. Perhatikan dan atur posisi awal lintasan bola dengan baik, sehingga Anda dapat berulang kali
menggelindingkan bola pada posisi yang sama. Gelindingkan bola pada lintasan, kemudian bola
bergulir melalui kedua Photogate, dan akhirnya meninggalkan meja. Tangkap bola dengan cepat
setelah ia jatuh dari meja.
Catatan: Jangan biarkan bola membentur lantai selama uji coba ini atau selama pengukuran
kecepatan berlangsung agar tidak merusak prediksi.
5. Bukalah Logger pro kemudian buka file "08A Proyektil Motion (Photogate)" di Physics with
Vernier. Sebuah tabel data dan dua grafik akan ditampilkan; satu grafik akan menunjukkan waktu
yang dibutuhkan untuk bola untuk melewati Photogates untuk setiap percobaan, dan lainnya
akan menampilkan kecepatan dari objek untuk setiap percobaan.
6. Anda harus mengatur jarak s, antar dua Photogates agar Logger Pro dapat menghitung
kecepatan dengan baik sehingga berhasil memprediksi dampak yang ditimbulkan. Program ini
akan membagi jarak dengan interval waktu, t, untuk mendapatkan kecepatan (v = s / t). Hati-
hati mengukur jarak dari Photogate 1 ke berkas Photogate 2. Anda dapat menggunakan garis
lurus yang terdapat pada setiap Photogate sebagai patokan.
7. Klik Pastikan bahwa Photogates merespon dengan baik dengan cara mengujinya
menggerakkan jari Anda melalui Photogate 1 dan kemudian ke Photogate 2. Logger Pro akan
memplot interval waktu (t) untuk setiap contoh gerakan yang melalui Photogate 1 atau
Photogate 2. Klik lalu klik kembali untuk menghapus data percobaan dan
memulai pengumpulan data yang baru.
8. Setelah semua peralatan bekerja dengan baik, Anda dapat menggelindingkan bola dari atas
lintasan pipa, kemudian bola akan melalui kedua Photogates dan tangkap bola segera setelah ia
jatuh dari tepi meja (jangan biarkan bola jatuh kelantai). Lakukan percobaan ini sebanyak
minimal dalam 10 kali pengambilan data. Jaga laju bola agar tidak menabrak salah satu
Photogates. Jika Anda membutuhkan lebih banyak waktu, klik untuk me restart, pilih
Append. Setelah percobaan terakhir, klik Catat kecepatan untuk setiap data percobaan
pada Tabel 1.
9. Periksa data anda, apakah data yang anda peroleh memiiki nilai yang sama setiap waktu? Untuk
menentukan nilai rata-rata, nilai maksimum, dan nilai minimum, klik velocity vs time pada
grafik, lalu klik Statistik, . Catat nilai-nilai pada Tabel data.
Percobaan 2. Percobaan Mengukur jarak titik jatuhnya bola pada sumbu x, ketika jatuh pada suatu
ketinggian y.
1. Ukurah jarak ketinggian meja dari lantai dan mencatatnya sebagai Table height (h) dengan
menggunakan meteran. Gunakan bandul secara tegak lurus untuk menemukan titik 0 sumbu y
jatuh bola ketika meninggalkan meja di lantai secara tepat, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1. Tandai titik tersebut dengan selotip atau spidol, titik tersebut akan berfungsi
sebagai nilai titik (0.0) untuk awal lantai.
2. Gunakan nilai kecepatan yang anda peroleh pada percobaan 1 untuk memprediksi atau
menghitung jarak dari titik asal lantai ke titik jatuh yang mungkin terjadi di mana bola akan
jatuh ke lantai. Catatlah nilai pada Tabel sebagai “prediksi jarak jatuh bola”. Sejajarkan titik
prediksi benturan dengan trek dan menandai titik prediksi benturan di lantai dengan selotip.
Posisikan target pada titik prediksi benturan.
3. Kemudian gelindingkan bola dari lintasaan, dan membiarkan bola menggelinding dari meja
sampai jatuh ke lantai. Tandai titik tumbukan dengan selotip. Ukur jarak dari titik (0,0) ke
tumbukan sebenarnya dengan mistar dan masukkan jarak yang diperoleh pada tabel data
sebagai “actual jatuh bola”.
4. Untuk mengukur waktu jatuhnya bola dari meja hingga bola menyentuh lantai gunakanlah
stopwatch.
5. Rekamlah proses peristiwa jatuhnya bola dari ketinggian meja hingga pada titik jatuhnya bola
agar dapat dianalisa proses gerak jatuhnya bola melalui analisa video.
V. TABEL DATA
I. Tujuan
Melalui percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Untuk menganalisa grafik posisi vs waktu dan kecepatan vs waktu dari suatu video gerak
parabola dengan menggunakan teknik analisis Video .
2. Menganalisis hubungan antara posisi vs waktu dan kecepatan vs waktu melalui grafik untuk
gerak horizontal dan vertikal dari gerak peluru.
2.2 Bahan
Bahan Spesifikasi Jumlah
Bola atau Kelereng Diameter 25 mm 1
Selotip atau spidol Tidak permanen 1
III. PROSEDUR
1. Bukalah aplikasi Logger Pro pada Komputer/Laptop anda. Pilih Movie dari menu Insert,
kemudian klik Movie selanjutnya Klik sebuah folder Advanced Physics-Mechanics. Seperti
yang ditunjukkan gambar 5.
2. Buatlah layar film yang cukup besar agar anda dengan mudah melihat gerak peluru yang
ditampilkan dalam video.
3. Aktifkan analisis Video dengan mengklik tombol di sudut kanan bawah. Tombol ini akan
menampilkan toolbar untuk menganalisa video.
4. Klik tombol Set Origin (ketiga dari atas), kemudian klik pada frame film untuk
menentukan titik awal bola. Jika diperlukan, sistem koordinat ini dapat diputar dengan cara
menyeret titik kuning pada sumbu horisontal.
5. Klik tombol Set Scale (keempat dari atas), lalu seret tombol set scale untuk menentukan
panjang obyek yang terdapat pada video. Bila Anda melepas tombol mouse, masukkan
panjang objek; pastikan unit sudah benar.
6. Gunakan tombol maju dan tombol kembali untuk memajukan video sampai bola dilepaskan
dari tangan penembak. Selanjutnya, tombol yang anda gunakan untuk mengaktifkan analisis
adalah Sync Movie to Graph . Klik tombol ini, kemudian masukkan 0 di
graph time. Centang Use This Synchronization in Video Capture.
6
7. Klik tombol Add Point (kedua dari atas). Tentukan di mana Anda akan menandai
lokasi (titik pusat, titik puncak, lainnya) dan kemudian klik objek di Video. Penting: Harus
konsisten dalam menandai.
Setiap kali Anda menandai lokasi objek, video akan maju satu frame. Tergantung pada
kecepatan frame, Anda dapat memilih untuk menandai posisi setiap frame. Perhatikan bahwa
data sedang diplot pada grafik.
8. Jika Anda ingin mengedit titik/lokasi, klik tombol Select Point (atas). Hal ini
memungkinkan Anda untuk memindahkan atau menghapus titik/lokasi yang salah.
10. Setelah data grafik ditampilkan seperti pada gambar 7, selanjutnya Anda dapat memplot
grafik :
a. x(m) vs time(s). Kemudian cari persamaan garis linear dengan cara klik Linear Fit
jangan lupa Save as data.
b. y-position(m) vs time(s). Kemudian Curve Fit data dengan cara klik lalu pilih
persamaan Y = At^2+Bt+C.
c. y-velocity vs time(s) Kemudian Curve Fit data dengan cara klik lalu pilih
persamaan Vy = mt + b.
V. Tabel Data
(Tidak memakai table data, langsung plot dari grafik)
VI. Laporan Praktikum 3
Pada laporan praktikum anda, lampirkanlah hasil pengamatan anda di laboratorium
dengan melengkapi data sebagai berikut :
1. Analisa grafik posisi-x terhadap waktu. Jika tampak linear, periksa kesesuaiannya dengan
cara mem fit garis lurus yang terdapat pada data Anda. Jika kemiringan grafik tampaknya
tidak linear, anda dapat memilih hanya mem fit data yang tampaknya linear.
2. Tuliskan persamaan yang menggambarkan posisi- x vs waktu. Persamaan yang dimaksud
adalah 1) pada saat bola di puncak dan 2) pada saat bola mulai turun. Pastikan untuk memfit
semua data yang diperoleh.
3. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, gambarkan komponen horizontal dari gerak peluru.
Catat bila ada perubahan dalam komponen horizontal pada saat gerak terjadi.
4. Sekarang, anaisa grafik posisi-y vs waktu. Fit kurva yang tepat untuk grafik ini (atau setiap
bagian dari grafik). Tuliskan persamaan yang menggambarkan posisi-y vs waktu. Persamaan
yang dimaksud adalah 1) pada saat bola mulai di lempar sampai turun ke lantai.
5. Berdasarkan apa yang telah Anda pelajari dalam percobaan ini, gambarkan komponen
vertikal dari posisi gerak bola.
6. Sekarang, untuk menguji analisis Anda pada Langkah 5, periksa grafik y-kecepatan vs waktu.
Fit garis lurus dari grafik ketika bola mulai jatuh.
7. Apa yang bisa Anda tuliskan tentang laju perubahan dari kecepatan-y sebagai fungsi waktu?
Bagaimana hubungan antara nilai kemiringan yg linear dengan percepatan benda jatuh bebas?
8. Bandingkan parameter (nilai-nilai dan unit) A dan B untuk nilai A dalam fit kuadrat ke y-
posisi vs waktu dan B untuk nilai kemiringan fit linear ke y-kecepatan vs waktu (Kurva yang
telah anda fit pada Langkah 4 ke garis miring yang linear pada Langkah 6).
2019
Modul Praktikum
Fisika Dasar 1
M O D U L 3 : Momentum, Energi dan Tumbukan
PENYUSUN:
TIM FISIKA
Tumbukan diklasifikasikan sebagai elasatis (Energi kinetik di konverikan) dan tidak elastis (Energi
kenetik hilang) atau sama sekali tidak elastis (Kedua objek menempel setelah tumbukan). Kadang
tumbukan digambarkan sebagai super elastis (jika energi kinetik diperoleh). Dalam percobaan ini,
anda dapat mengamati tumbukan elastis dan tidak elastis ketika benda mengkonversi momentum
dan energi.
Gambar 1.
E. Prosedur
1. Ukur terlebih dahulu massa dari Dynamic cart (kereta) dan catat hasil pengukuran dalam
tabel 1. Kemudian tandai cart (kereta) sebagai cart 1 dan cart 2.
2. Rangkai Dynamic track se horizontal mungkin. Dapat di uji dengan meletakkan cart (kereta)
pada lintasan. Cart (kereta) diharuskan tidak bergerak ketika tidak diberikan gaya.
3. Terlebih dahulu coba menabrakkan secara perlahan kedua cart (kereta). Posisikan cart 2
berada ditegah lintasan dan dorong cart 1 sehingga membentur cart 2, bumper magnet
menghantam bumper magnet. Cart (kereta) akan perlahan mendorong tanpa ada sentuhan
sama sekali.
4. Letakkan Motion Detector pada masing-masing ujung lintasan, jarak yang diperbolehkan
minimum 0.15 m antara detector an cart (kereta), tanpak seperti pada
gambar 1. Hubungkan Motion Detector ke port digital (DIG) pada interface
LabQuest Mini. Atur pengaturaan sensifitas Motion Detector ke Track seperti
tampak pada gambar di samping.
5. Buka file “18 Momentum Energy Coll” dari Folder Physics with Vernier .
6. Klik untuk memulai pengambian data. Lakukan pengulangan seperti langkah diatas
dan gunakan grafik posisi untuk memverifikasi bahwa Motion Detector dapat melacak setiap
cart (kereta) dengan baik pada keseluruhan lintasan pergerakan kereta. Anda perlu
menyesuaikan posisi satu atau kedua Motion Detector.
7. Tempatkan kedua cart (kereta) ditengah lintasan. Jauhkan tangan anda dari cart (kereta)
dan klik . Pilih kedua sensor dan klik . Prosedur ini akan menempatkan
koordinat sistem yang sama untuk kedua sensor. Verifikasi atau cek kembali bahwa penolan
telah berhasil dengan cara meng klik dan biarkan cart (kereta) bergerak perlahan
pada lintasan. Grafik pada setiap Motion Detector akan menampilkan nilai yang sama. Jika
tidak lakukan kembali penolan.
8. Tempatkan kembali cart (kereta) sehingga bumper magnetic berhadapan satu sama lain. Klik
untuk memulai pengambilan data dan ulangi tumbukan yang telah anda coba pada
langkah ke 3. Jauhkan tangan anda dari Motion Detector setelah anda mendorong cart
(kereta).
9. Dari grafik kecepatan, anda dapat menetukan kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan
pada masing-masing cart (kereta). Untuk mengukur kecepatan selama interval waktu, drag
kursor melalui interval waktu. Klik Statistik untuk membaca nilai rata-rata dari data. Ukur
nilai rata-rata pada setiap cart (kereta) sebelum dan sesudah tumbukan dan masukkan data
tersebut pada tabel 2
10. Ulangi langkah ke 8 dan 9 untuk dua percobaan dengan menggunakan bumper magnet
kemudian catat data ke dalam tabel percobaan.
14. Posisikan bagian depan Cart (kereta )Bumper hook dan pile dihadapkan dengan bagian
depan bumper magnetik . Cart (kereta) tidak akan menempel satu sama lain, tetapi kedua
cart (kereta) tidak akan terpental dengan baik. Lakukan percobaan tumbukan berikut,
dengan cart 2 dalam keadaan diam.
15. Klik untuk memulai pengumpulan data dan ulangi tumbukan baru. Dengan
melakukan proseur 9, ukur dan rekam kecepatan cart (kereta) pada tabel percobaan.
16. Ulangi langkah sebelumnya sebagai langkah ke dua dengan bumper hook dan pile
dihadapkan dengan bumper magnetic.
Tabel data percobaan.
Tabel 1
Massa cart 1 ……….(kg) Massa cart 2 …..(kg)
Tabel 2
Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan
cart 1 cart 2 cart 1 cart 2
Tipe Bumper Percobaan sebelum sebelum sesudah sesudah
tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan
(m/s) (m/s) (m/s) (m/s)
BAGIAN I Magnetik 1 0
Magnetik 2 0
BAGIAN II Hook-and-pile 3 0
Hook-and-pile 4 0
BAGIAN III Keduanya 5 0
Keduanya 6 0
Tabel 3
Table 4
EK cart 1 EK cart 2 EK cart 1 EK cart 2 Total KE Total KE Ratio total EK
Percoba sebelum sebelum sesudah sesudah sebelum sesudah sesudah/sebelu
an ke tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan m
(J) (J) (J) (J) (J) (J)
1 0
2 0
3 0
4 0
5 0
F. Analisa
1. Untuk setiap percobaan, tentukan momentum (mv) pada setiap kereta (cart) sebelum
tumbukan, sesudah tumbukan dan total momentum sebelum dan sesudah tumbukan.
Kalkulasikan nilai ratio dari total momentum setelah tumbukan dan total momentum
sebelum tumbukan. Masukkan kedalam tabel 3
1
2. Untuk setiap percobaan, tentukan energi kinetik ( Ek mv 2 ) pada setiap cart (kereta)
2
sebelum dan sesudah tumbukan. Kalkulasikan ratio dari total enegi kinetik setelah
tumbukan dan energi kinetik sebelum tumbukan. Masukkan kedalam tabel 4
3. Jika total momentum dalam suatu sistem itu sama sebelum dan sesudah tumbukan, kita
menyebutkan bahwa momentum terlestarikan . Jika momentum terlestarikan, jelaskan
bagaimana nilai ratio dari total momentum setelah tumbukan dengan total momentum
sebelum tumbukan?
4. Jika total energi kinetik dalam suatu sistem itu sama sebelum dan sesudah tumbukan, kita
menyebutkan bahwa energi kinetik terlestarikan . Jika energi kinetik terlestarikan, jelaskan
bagaimana nilai ratio dari total energi kinetik setelah tumbukan dengan total energi kinetik
sebelum tumbukan?
5. Amati ratio momentum pada tabel 3. Bahkan jika momentum terlestarikan setelah diberikan
tumbukan, nilai dari hasil pengukuran mungkin tidak persis sama sebelum dan sesudah
karena ketidak pastian pengukuran. Namun, nilai ratio harus mendekati nilai 1. Bagaimana
momentum yang terlestarikan pada tumbukan yang anda lakukan.
6. Ulangi pertanyaan sebelumnya dalam kasus energi kenetik, menggunakan ratio energi
kinetik pada tabel 4. Apakah energi kinetik terlestarikan pada tumbukan bumper magnetic?
Bagaimana dengan energi kinetik pada tumbukan bumper hook dan pile? Apakah energi
kinetik dikomsumsi pada ketiga jenis tumbukan tersebut? Klasifikasikan ketiga tipe
tumbukan sebagai elastis, tidak elastis, tidak elastis sepenuhnya.
7. Dengan menggunakan bumper magnetic, pertimbangkan kombinasi lain dari massa cart
(kereta) dengan menambahkan massa pada salah satu cart (kereta), apakah momentum
ataupun energi terlestarikan seteleh tumbukan?
8. Menggunakan bumper magnetic, pertimbangkan kombinasi kecepatan awal lainnya.
Mulailah dengan kedua cart (kereta) bergerak kearah satu sama lainnya. apakah momentum
and energi terlestarikan dalam tabrakan tersebut?
2019
Modul Praktikum
Fisika Dasar 1
M O D U L 4 : Osilasi Bandul dan Percepatan Gravitasi Bumi
PENYUSUN:
TIM FISIKA
3. Dalam modul osilasi Bandul dan percepatan gravitasi bumi apa saja yang menjadi variabel
bebas dan variabel terikat yang akan diamati dalam percobaan tersebut?
B. Tes Awal
Test awal diberikan sebelum memulai praktikum ± 15 menit
C. Tujuan
Melalui percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
Menghitung periode bandul sebagai fungsi dari amplitudo (A)
Menghitung periode bandul sebagai fungsi panjang tali (Ɩ).
Menghitung periode bandul sebagai fungsi dari beban (m).
Menunjukkan pengaruh massa, panjang tali, dan amplitude terhadap periode bandul.
Menghitung konstanta percepatan gravitasi melalui percobaan osilasi bandul.
D. Alat dan Bahan
a) Alat
Alat Spesifikasi Jumlah
Komputer Sudah ter install App Loger Pro 1
LabQuest mini 1
Vernier photogate 1
Aplikasi LoggerPro 1
Busur derajat 1
Statif 2
Klem Universal 2
Meteran atau Penggaris 100 cm 1
b) Bahan
Bahan Spesifikasi Jumlah
Beban 100 gr, 150 gr, 200 gr, 250 gr 1
Tali 200 cm 1
E. Teori Dasar
Gerak harmonik merupakan gerak bolak-balik suatu benda melalui titik keseimbangannya. Gerak
harmonik mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis
suatu gerak periodik. Gerak harmonik sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana.
Beberapa Contoh Gerak Harmonik Sederhana
1. Gerak harmonik pada bandul
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka benda akan diam di titik
keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C,
lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban
pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik.
Dalam percobaan ini, Kamu akan menyelidiki gerak harmonik pada bandul melalui dua eksperimen,
yaitu dengan menggunakan photogate (Software) dan stopwatch (manual). Setidaknya ada tiga hal
yang bisa mengubah pergerakan pada ayunan bandul yang juga secara tidak langsung mempengaruhi
nilai periode (waktu untuk satu siklus lengkap), yakni Amplitudo, panjang tali, massa beban . Untuk
menyelidiki gerak bandul, Anda perlu melakukan percobaan terkontrol; yaitu, Anda perlu membuat
pengukuran, mengubah hanya satu variabel pada suatu waktu dan menjaga variabel lain agar selalu
tetap. Melakukan eksperimen terkontrol adalah prinsip dasar dari penyelidikan ilmiah.
Dalam percobaan ini, Anda akan menggunakan Photogate untuk mengukur periode satu siklus
lengkap pada bandul. Dengan melakukan serangkaian percobaan terkontrol dengan bandul, Anda
dapat menentukan bagaimana masing-masing dari variabel ini mempengaruhi periode.
F. Prosedur Percobaan
a. Percobaan Pengaruh Amplitudo (A) terhadap periode (T)
1. Rangkailah semua peralatan seperti tampak pada gambar 1. Gantungkanlah beban seberat 200
g dengan menggunakan tali. Setelah itu ikatkan tali pada batang statif dengan membuat
jarak 10 cm antar kedua ikatan tali pada batang klem universal. Pengaturan ini akan membuat
ayunan dengan bebannya hanya melintas sepanjang garis, dan akan mencegah beban
membentur Photogate. Panjang tali bandul dihitung dari jarak titik pada tengah batang statif
antara tali ke pusat beban. Mulai dengan panjang tali bandul 100 cm.
2. Aturlah Photogate sehingga dapat berdiri dan tidak bergeser pada statif. Pastikan Photogate
telah menempel dengan kuat pada statif sehingga beban tergantung lurus tepat berada di
tegah sensor Photogates. Hubungkanlah Photogate ke digital (DIG) pada LabQuest mini
kemudian buka Aplikasi Logger Pro dan pilih New dari menu File. Kemudian buka physics
with vernier lalu pilih “ 14 Pendulum Periods” dari menu open.
3. Untuk menguji peralatan bekerja dengan baik, tutupi Photogate dengan tangan anda.
Kemudian perhatikan bahwa pada layar Logger Pro akan menunjukkan bahwa Photogate
blocked. Jauhkan tangan Anda dari sensor photogates dan perhatikan layar akan berubah ke
unblocked.
4. Tarik beban sekitar 100 dari arah vertikal dan tahan. Klik dan kemudian lepaskan
beban. Setelah beban berayun selama lima periode dan logger pro telah mencatat hasilnya
klik . kemudian klik statistik , untuk menghitung periode rata-rata dan lau catat
nilai periode rata-rata yang ditampilkan ke tabel data Anda.
5. Untuk menentukan apakah periode bergantung pada amplitudo. Ulangi Langkah 4 untuk
mengukur nilai masing-masing periode untuk total lima amplitudo yang berbeda. Sudut yang
akan digunakan adalah 50, 100, 150, 200,dan 250. Pastikan setiap kali mengukur amplitudo,
busur derajat berada ditegah antar kedua ikatan tali. Catat data dalam tabel data Anda (Bagian
I).
4 2
T 2 , or T 2
g g
Apakah salah satu dari grafik Anda mendukung hubungan ini? Jelaskan.
6. Carilah nilai gravitasi berdasarkan persamaan pada no 5 diatas.
End Of Paper
Viskositas Fluida
Modul 4
Tujuan
Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum stokes.
Alat
a. Tabung stokes 1 buah
(tinggi : 80 cm, diameter : 10 cm, 2 gelang pembatas)
b. Mistar (100cm) 1 buah
c. Mikrometer sekrup ( 0 – 25 mm ; 0,01 mm) 1 buah
d. Neraca pegas (dynamometer) 1 buah
e. Sendok 1 buah
f. Bola pejal 10 buah
(bahan yang sama, diameter berbeda)
g. Stop Watch (Dapat digantikan stopwatch di gadget) 1 buah
h. Aerometer (massa jenis < 1 gr.cm-3) 1 buah
0
i. Termometer ((-10 – 0 – 110 ) C) 1 buah
1
Teori Dasar
Bila sebuah benda digerakkan pada permukaan zat padat yang kasar maka akan
mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal ini, maka sebuah benda yang
bergerak dalam zat cair yang kental akan mengalami gaya gesekan yang
disebabkan kekentalan zat cair tersebut. Dalam hal ini gaya gesekan pada benda
yang bergerak dalam zat cair kental dapat kita ketahui melalui besar kecepatan
benda. Menurut Hukum Stokes, gaya gesekan yang di alami oleh sebuah bola
pejal yang bergerak dalam zat cair yang kental adalah :
(1.a)
di mana:
Fs = gaya gesekan zat cair (N)
Selain gaya gesekan zat cair, kita juga sudah mengenal gaya berat dan gaya ke
atas. Dengan demikian maka, pada sebuah bola pejal yang bergerak dalam zat
cair yang kental akan mengalami ketiga gaya tersebut, yaitu :
∑ (1.b)
Bila bola pejal telah mencapai kecepatan tetap, maka resultan ketiga gaya
gesekan tersebut akan sama dengan nol, sehingga benda bergerak lurus beraturan.
Besar kecepatannya pada keadaan itu dapat dinyatakan dengan :
( )
(1.c)
di mana :
g = percepatan gravitasi bumi (m.s-2) ; gunakan g = 9,87 m.s-2
ρ = massa jenis bola pejal (kg.m-3)
ρ0 = massa jenis zat cair ( kg.m-3)
Bila selama bergerak lurus beraturan, bola memerlukan waktu selama untuk
bergerak sejauh , maka persamaan (1.C) di atas dapat diubah menjadi :
2
( )
(1.d)
Langkah Percobaan
Percobaan 1: Menentukan harga viskositas berdasarkan grafik t = f(y)
a. Ukur dan catat massa jenis zat cair dengan menggunakan aerometer.
b. Pilih salah satu bola pejal yang tersedia (pilih yang kecil), ukur dan catat
diameter bola dengan menggunakan mikrometer sekrup. Lakukan
pengukuran ulang sebanyak 10 kali dengan posisi yang berbeda–beda (bola
diputar agar mendapatkan d yang mewakili).
c. Timbang massa bola pejal yang akan digunakan, cukup 1 kali pengukuran.
Perhatikan posisi skala nol sebelum akat ukur dipergunakan.
d. Masukkan bola kedalam tabung Stokes yang telah diberi minyak, amati
gerak bola hingga bola dianggap bergerak lurus beraturan.
e. Berilah tanda batas dengan gelang pertama ketika bola dianggap telah
mengalami gerak lurus beraturan (± 5 – 7 cm dari permukaan zat cair).
f. Ukur jarak yang akan diamati (y) dengan memberikan tanda dengan gelang
kedua.
g. Ambil bola yang telah dimasukkan, tiriskan, lalu masukkan kembali ke
dalam tabung Stokes, amati dan catat waktu yang ditempuh bola bergerak
lurus beraturan sepanjang y.
h. Berdasarkan data yang diperoleh, tentukanlah harga massa jenis bola pejal,
rata–rata jari–jari bola pejal.
i. Dengan informasi yang diperoleh, prediksikan besar kecepatan gerak benda
dalam fluida, prediksi ini akan membantu untuk mendapatkan data yang
berkualitas.
j. Dengan cara yang sama lakukan percobaan untuk bola dengan material
berbeda.
k. Lakukan langkah g – h untuk 10 kali percobaan dengan jarak y yang
berbeda–beda dengan cara merubah kedudukan posisi gelang kedua. Jarak
gelang pertama dan kedua minimal 20 cm.
3
Percobaan 2: Menentukan harga viskositas berdasarkan grafik ( )
a. Pilih 8 buah bola dengan massa jenis yang sama (terbuat dari bahan yang
sama) dan jari – jari yang berbeda (ambil bola yang tidak terlalu besar).
b. Ukur massa (1 kali pengukuran) dan jari – jarinya (5 kali pengukuran)
masing–masing bola.
c. Berdasarkan data perolehan percobaan 1, prediksikan jarak antar dua
gelang pembatas pada tabung Stokes, gunakan jarak ini untuk percobaan 2..
d. Kemudian ukur waktu yang diperlukan masing – masing bola pejal untuk
menempuh jarak antara kedua gelang pembatas yang sudah ditentukan
(jarak tetap), yaitu 40 cm untuk setiap bola yang dijatuhkan.
Laporan Praktikum
Pada laporan praktikum Saudara, lengkapilah data pengamatan dengan
hasil sebagai berikut:
Percobaan 1: Menentukan harga viskositas berdasarkan grafik t = f(y)
Untuk setiap bola dengan massa yang berbeda-beda, lakukan
perhitungan sebagai berikut:
a. Melalui pengukuran diameter yang Saudara lakukan, hitung diameter
rata-rata beserta ketidakpastiannya (standar deviasi), yaitu :
̅
∑ ∑ ( ̅)
Di mana, ̅ dan √
( )
4
√( ) ( ) ( ) ( )
̅ √( ) ( )
̅ ̅
tan
( )
Ketidakpastian: ( tan )
√ d d dtan
tan
tan
̅ √( ) ( )
tan ( )
tan
( )
f. Bandingkan hasil yang Saudara peroleh dengan percobaan 1
5
Lampiran
Proses menetukan gradient garis dengan menggunakan candle line
13x10 2 1 15 x10 2 1
Tan Ө1 = x Tan Ө2= x
18 0,2 19 0,2
0,13 0,15
= 0,036 = 0,039
3,6 3,8
16 x10 2 1 0,16
Tan Ө3= x = 0,053
15 0,2 3