Anda di halaman 1dari 14

IDENTIFIKASI MASALAH DAN POTENSI DESA BERBASIS INDEK

DESA MEMBANGUN (IDM) DI DESA GONDOWANGI KECAMATAN


WAGIR KABUPATEN MALANG
Moh. hudi Setyobakti
STIE Widya Gama Lumajang
hudisetyobakti@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan keadaan desa berbasis Indeks Desa Membangun
(IDM) sebagaimana regulasi Permendesa nomor 2 tahun 2016. Metode yang digunakan dengan
pendekatan Community Based Research yang dilakukan secara kualitatif.Proses pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan variabel dan indikator IDM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Gondowangi adalah desa dengan kategori sub
urban, sehingga sifat masyarakatnya menyatu, tidak terpisah secara geografis. Desa gondowangi dekat
dengan pusat pelayanan masyarakat termasuk yang dibangun oleh desa. Sarana dan prasarana desa
khususnya terkait dengan pelayanan dasar telah terpenuhi, kekurangan hanya hanya perlu optimalisasi
pemanfaatan. Sedangkan potensi yang menunjang adalah ketersediaan SDM, Pemerintah desa yang
pro aktif, kearifan lokal yang sudah berjalan seperti pengelolaan sampah, kelembagaan ekonomi desa
berupa Bumdesa yang sudah berjalan.

Kata kunci: Identifikasi, IDM.

Abstrac

This study aimed to describe the state of the index-based village building (IDM)
as the regulatory Permendesa number 2 in 2016. The method used by the approach of
Community-Based Research conducted qualitatively. The process of data collection is
done by using variables and indicators of IDM.
The results showed that Gondowangi village is the village with sub-urban
categories, so that the nature of the people together, not separated geographically.
Gondowangi village near to the center of public services including those built by the
village. Facilities and infrastructure of the village, especially related to basic services are
met, the only drawback just need to optimize utilization. While the potential of that
support is the availability of human resources, the village government pro-active, local
wisdom which has been running such as waste management, rural economic institutions
in the form of Bumdesa already running.

Keywords:Identificat,IDM

Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14 1


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

I. LATAR BELAKANG MASALAH a. Mengenali bagaimana permasalahan


Undang Undang No. 6 Tahun 2014 pembangunan yang terjadi di desa?
Tentang Desa atau UU Desa merupakan b. Potensi apa yang dimiliki oleh desa,
instrumen hukum untuk mencapai yang dapat dioptimalkan untuk
kesejahteraan masyarakat dan kemandirian mengatasi atau meminimalisir
Desa.Penjelasan tentang Desa adalah “Desa permasalahan yang ada?
dan Desa Adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan III. MANFAAT PENELITIAN
masyarakat hukum yang memiliki batas Hasil penelitian ini diharapkan dapat
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan memberikan manfaat atau kontribusi yang
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan positif bagi Pengambil kebijakan, dapat
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa dijadikan sebagai dasar pengambilan
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak keputusan dalam rangka melakukan upaya
tradisional yang diakui dan dihormati dalam menentukan kerangka kegiatan atau tematik
sistem pemerintahan Negara Kesatuan kegiatan yang sesuai dengan kondisi
Republik Indonesia.” (UU Desa; 2014). permasalahan desa berbasis pada kearifan lokal
Penjelasan tersebutmemberikan gambaran jelas yang inovatif.
tentang pengertian Desa, prinsip dan tujuan
pembangunan Desa yang mengedepankan IV. LANDASAN TEORI
posisi Desa dengan kewenangannya berdasar a. Definisi Desa.
hukum. Dari empat (4) kewenangan Desa, dua Menurut UU Nomor 6 Tahun 2014 (UU
diantaranya dan utama adalah Kewenangan Desa), definisi desa adalah desa dan desa adat
berdasar hak asal usul dan Kewenangan lokal atau yang disebut dengan nama lain, adalah
berskala Desa.Dua kewenangan tersebut kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
menjadi kekuatan penting bagi Desa batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
menggerakan pembangunan dan peningkatan dan mengurus urusan pemerintahan,
kualitas hidup, serta kesejahteraan masyarakat kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
Desa. prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
Berdasarkan penjelasan diatas, Desa hak tradisional yang diakui dan dihormati
mempunyai peran yang cukup besar dalam dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
upaya bagaimana menentukan arah visi yang Republik Indonesia (NKRI). Sebagai wakil
hendak dicapai. Aspek penting dalam proses negara, desa wajib melakukan pembangunan,
pencapaian visi tersebut adalah pembangunan baik pembangunan fisik maupun pembangunan
desa. Dalam hal pembangunan desa, maka sumber daya manusia, sebagai upaya
instrumen penting yang perlu diketahui adalah peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
bagaimana sebenarnya permasalahan yang untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
dialami oleh desa dan seberapa besar atau kuat masyarakat desa. Pembangunan desa yang
potensi desa yang dimiliki. Kementrian desa berkelanjutan merupakan pembangunan desa
melalui permendesa no 2 tahun 2016, telah yang tidak merusak lingkungan dan memberi
menetapkan beberapa indikator yang hak kedaulatan untuk mengatur dirinya
memberikan kemudahan bagi desa untuk (Susetiawan, 2011).
mengetahui sejauh mana tingkat kemandirian b. Pembangunan Desa
desa. Melalui instrumen inilah desa dapat Menurut Siagian, 2005:4), memberikan
mengenali dengan menggali informasi, sejauh pengertian tentang pembangunan sebagai
mana permasalahan yang dialami terkait “suatu usaha atau rangkaian usaha
pembangunan desa dan potensi yang dimiliki pertumbuhan dan perubahan yang berencana
untuk mendorong desa keluar dari jerat dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,
masalahnya. Negara dan pemerintah, menuju modernitas
dalam rangka pembinaan bangsa”. Pada
II. PERUMUSAN MASALAH hakekatnya pembangunan merupakan suatu
Berdasarkan uraian latar belakang, kegiatan yang disengaja antara pemerintah dan
rumusan masalah dalam penelitian yang akan melibatkan peran serta masyarakat dalam
dilakukanadalah; menuju usaha modernitas dengan
perencanaan yang arah.

2 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

c. Indeks Desa Membangun diharapkan fleksibel dan relektif tetapi tetap


Penjelasan Permendesa nomor 2 tahun mampu mengatur jarak.
2016, memberikan kerangka pemikiran tentang Menurut Nawawi (2005:63) Metode
pencapaian sasaran pembangunan Desa deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
sebagaimana termuat dalam dokumen Rencana pemecahan masalah yng diselidiki dengan
Pembangunan Jangka Menengah Nasional menggambarkan/melukiskan keadaan
2015 – 2019, penyusunan Indeks Desa subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga,
Membangun dimaksudkan untuk menyediakan masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang
ukuran yang mampu melihat posisi dan status berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
desa serta arah tingkat kemajuan dan sebagaimana adanya.
kemandirian Desa. Indeks Desa Membangun MenurutLexyJ.Moleong(2006:6),bahwapenelit
(IDM) antara lain untuk (a) menjadi intrumen ian kualitatif adalah penelitian yang
dalam menempatkan status/posisi desa dan bermaksud untuk memahami fenomena
menilai tingkat kemajuan dan kemandirian tentang apayang dialami oleh subjek penelitian
Desa; (b) menjadi bahan penyusunan target misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
lokasi (lokus) berbasis desa, (c) menjadi tindakan,dan lain-lain secara holistik,dan
instrumen koordinasi dengan K/L, Pemerintah dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata
Daerah dan Desa, serta lembaga lain. Melalui dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
Indeks Desa Membangun status kemajuan alamiah dan dengan memanfaatkan
dan kemandirian Desa tergambar dengan status berbagaimetode alamiah.
Desa Mandiri (atau bisa disebut sebagai Desa
Sembada), Desa Maju (atau bisa disebut VI. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
sebagai Desa Pra-Sembada), Desa Pengumpulan data dilaksanakan antara
Berkembang (atau bisa disebut sebagai Desa tanggal 16 Agustus 2016 sampai dengan 1
Madya), Desa Tertinggal (atau bisa disebut September 2016. Penelitian ini menggunakan
sebagai Desa Pra-Madya) dan Desa Sangat pendekatan community based research(CBR).
Tertinggal (atau bisa disebut sebagai Desa Pendekatan tersebut digunakan untuk menggali
Pratama).Klasifikasi yang lebih luas dalam 5 pemahaman yang luas dari masyarakat desa
jenis status Desa diperlukan untuk ditingkat mikro, messo, dan makro mengenai
mengakomodir keragaman dan kedalaman isu potensi desa secara keseluruhan, serta
isu yang melekat di Desa.Seperti diketahui mengkaji arah dan motivasi pembangunan
bersama, isu-isu Desa sejauh ini merupakan isu ekonomi perdesaan. Untuk memperoleh data
yang kompleks. Tantangannya adalah daninformasi yang tepat, pengumpulan data
merepresentasikan kompleksitas itu ke dalam dilakukan dengan cara:
status, sehingga perumusan isu dan targeting a. Observasi keadaan desa secara langsung
(fokus dan lokus) lebih terarah dan terpusat. maupun mempelajari dokumen- dokumen
Alasan lain adalah menghindari moral hazard milikdesa yang menjadi data sekunder.
dalam mencapai sasaran sasaran pembangunan b. Personal interview padaorang-orang kunci
desa sehingga tidak mengulangi praktek- keystakeholder) desa,yaitu kepala desa,
praktek pembangunan yang serba bias dan perangkat desa, pegiat kelompok
merugikan kehidupan Desa. masyarakat, tokohma syarakat,dan
pelakuusahadidesa.Personalinterviewdilak
V. METODE PENELITIAN ukan kepada minimal 10 keystakeholder
Jenis penelitian yang digunakan dalam dan bertujuan untuk menggali informasi
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. dasar tentang permasalahan permasalahan
dengan mendeskripsikan data yang yang terjadi dan dialami, dirasakan
diperoleh yang selanjutnya dijabarkan dalam ataupun diamati baik secara langsung
bentuk penjelasan, kemudian data yang maupun tidak langsung oleh narasumber.
diperoleh dianalisis secara kualitatif, dalam hal Pengkayaan informasi melalui personal
ini penelitian harus aktif dan menggunakan diri interview, dilakukan tidak hanya sebelum
sendiri sebagai instrumen, mengikuti asumsi- FGD tetapi juga dilakukan pasca FGD,
asumsi kultur sekaligus mengikuti data dalam dengan tujuan memperkuat informasi yang
upaya mencapai wawasan imajinatif ke diberikan.
dalam dunia sosial informan. Peneliti c. Focus Group Discussion, diskusi ini

Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14 3


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

melibatkan kelembagaan desa, wakil VIII. TEKNIK ANALISIS DATA


masyarakat, dengan tujuan mendapatkan Penelitian ini menggunakan
informasi keadaan desa, sejauhmana pendekatan Community Based Research
persoalan persoalan yang dihadapi oleh yang dilakukan secara kualitatif. Secara
desa dan upaya yang telah dilakukan desa umum strategi analisa data pada penelitian
beserta hambatan hambatan dan potensi kualitatif adalah:1) Meletakkan informasi
yang memungkinkan dioptimalkan. pada susunan yang berbeda; 2)Membuat
d. Pengamatan langsung pada titik matriks atau kategori dan menempatkan bukti-
lokasisecara sampling berdasarkan apa bukti pada kategori tersebut;3) Membuat
yang diinformasikan dalam forum FGD datadisplay; 4) Membuat tabulasi dari
ataupun wawancara dengan key person kejadian-kejadian yang berbeda; 5) menguji
sebelumnya. Hal ini sebagai upaya cross kompleksitas dari tabulasi yang dibuat; dan6)
check atas informasi yang diperoleh dari menyusun informasi dalam urutan kronologi
langkah-langkah pengumpulan data (Milesdan Huberman,1992).
sebelumnya dan menemukan persoalan Proses analisis dalam penelitian ini
persoalan yang dihadapi desa dalam fokus pada penggalian informasi tentang
kontek pembangunan desa beserta potensi permasalahan yang dihadapi oleh desa dan
potensi yang memungkinkan dioptimalkan potensi yang dimiliki oleh desa terkait dengan
dalam upaya penanganan terhadap pembangunan desa berbasis pada indek desa
permasalahan tersebut.Dalam riset tahap membangun.Kerangka pikir proses analis data
ini merupakan bagian dari teknik didasarkan atas teori-teori diatas, maka proses
triangulasi sumber. analisa data dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut;
1. Menyusun matrik indikator sebagai bahan
VII. MODEL PENELITIAN pertanyaan untuk partisipan
Pendekatan dalam penelitian ini, adalah 2. Mengumpulkan informasi melalui
pendekatan metode kualitatif, untuk wawancara (FGD dan Person Intervew)
mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan, dan pengamatan lapang
maka model penelitian yang dikembangkan 3. Membuat tabulasi dan meletakkan
adalah sebagai berikut; informasi pada kriteria yang sama
Gambar 4.2 4. Menginterpretasikan data
Model Penelitian

Observasi Awal
IX. HASIL DAN PEMBAHASAN

Personal
A. GAMBARAN UMUM DESA
FGD GONDOWANGI
Interview
Secara administratif, Desa Gondowangi
terletak di wilayah Kecamatan Wagir
Pengamatan Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh
Lapang wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Sidorahayu. Di
Tabulasi dan Analisis sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Data
Pandanrejo dan Sumbersuko. Di sisi Selatan
berbatasan dengan Desa Mendalanwangi,
sedangkan di sisi timur berbatasan dengan desa
Hasil Penelitian Parangargo Kecamatan Wagir. Desa
Gondowangi merupakan desa yang terletak
dekat dengan daerah perkotaan, atau sangat
Rekomendasi
dekat pusat pemerintahan kota Malang.
Dengan kata lain, Desa Gondowangi
merupakan Desa Sub Urban.

4 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

B. ANALISIS DATA dengan berbasis kepada indikator variabel


Analisis data dilakukan dengan IDM.
interpretasi atas proses tahapan hasil B.1 Indeks Ketahanan Sosial
pengumpulan data, tabulasi data yang telah (IKS);
dilakukan. Penyajian interpretasi dilakukan 1. Modal sosial;
a) Memiliki solidaritas sosial, yang modal sosial kebersamaan
terdiri dari indikator: dikalangan pemuda desa.
1) Kebiasaan gotong royong di desa; b) Memiliki toleransi, yang terdiridari
Desa gondowangi merupakan desa indikator:
yang cukup memperhatikan nilai 1) WargaDesaterdiri daribeberapasuku
kearifan lokal yang ada. Budaya atau etnis;
gotong royong masih cukup kental Sebagaimana dalam profil desa,
dijalankan dan dilestarikan meskipun keberadaan warga desa hanya berasal
desa tersebut merupakan daerah sub dari satu etnis yaitu Jawa. Perjalanan
urban. Kebiasaan gotong royong ini sejarah desa menunjukkan bahwa
diwujudkan dalam berbagai bentuk, tidak mengalami perubahan terhadap
misalnya kerja bakti lingkungan, keberadaan dan keberagaman etnis di
acara warga, kegiatan bersama dan desa.
sejenisnya. Artinya tidak ada 2) Warga Desa berkomunikasi
permasalahan terhadap budaya sehari-hari menggunakan bahasa
gotongroyong dan ini merupakan yang berbeda;
potensi yang perlu dibudayakan dan Bahasa yang digunakan dalam
dilestarikan. komunikasi keseharian, dominan
Pada indikator ini, sudah tidak ada menggunkan bahasa jawa. Dalam hal
permasalahan, hanya potensi ini komunikasi formal digunakan bahasa
perlu terus dijaga agar modal sosial Indonesia.
tidak bergeser kearah sebaliknya. 3) Terdapat keragaman agama di Desa.
2) Keberadaan ruang publik terbuka Keberagaman agama di desa
bagi warga yang tidak berbayar; Gondowangi, terdiri dari 3 Agama
Secara khusus desa gondowangi telah yang dianut warga. Mayoritas adalah
menyediakan beberapa ruang publik Islam, diikuti oleh Hindu dan
yang tidak berbayar. Bentuk Kristen. Keberagaman agama ini,
konkritnya seperti lapangan cukup toleran antar pemeluk.
sepakbola. Hanya persoalannya Kuatnya modal sosial dimasyarakat
pengelolaan yang perlu dioptimalkan mampu memperkuat ikatan sosial
seperti siapa yang mengelola dan antar warga. Contoh dalam perayaan
bagaimana perawatannya. agama, setiap pemeluk agama dapat
3) Ketersediaanfasilitasataulapanganola melaksanakan ibadat dengan tenang
hraga; dan nyaman, bahkan dalam hal
Terdapat fasilitas lapangan olah raga, membutuhkan bantuan tenaga untuk
berupa lapangan sepak bola. Potensi penyiapan perayaan, maupun
atas ketersediaan lapangan bola, pelaksanaan selalu terjadi proses
belum difungsikan secara optimal, saling membantu.
karena kondisi yang perlu perawatan c) Rasa aman penduduk, yang terdiri
dan pengelolaan yang lebih baik. dari indikator:
4) Terdapat kelompok kegiatan 1) Warga Desa membangun
olahraga. pemeliharaan pos kamling
Kelompok kegiatan olah raga, lingkungan;
sementara ini dilakukan oleh Keberadaan pos kamling sudah
kelompok pemuda desa yang merata ditiap dusun dan lingkungan
tergabung dalam karang taruna desa. RW serta beberapa RT. Pemeliharaan
Keberadaan karangtaruna menjadi tanggungjawab wilayah
mempunyai potensi yang besar terkecil dimana pos tersebut berada.
mengingat mampu menghimpun Hal tersebut telah berjalan secara

Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14 5


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

rutin. termasuk SLB. Sehingga akses lebih


2) Partisipasi warga mengadakan mudah dijangkau. Kondisi
siskamling; masyarakat desa penyandang
Partisipasi warga dalam pelaksanaan difabilitas sebagain kecil saja akan
siskamling dilaksanakan secara rutin tetapi yang memanfaatkan SLB
dengan pembagian jadwal oleh belum kesemuanya, hal ini karena
kepala komunitas warga dimana pos ada rasa malu dari keluarga.
kamling berada. Menurut informasi 2) Terdapat penyandang kesejahteraan
dari para kepala dusun, pelaksanaan sosial (anak jalanan, pekerja seks
siskamling dapat berjalan rutin, komersial dan pengemis);
meski juga terdapat beberapa kendala Budaya sosial dan budaya kerja
dalam pelaksanaan walaupun dalam didesa, cukup kuat mengikis adanya
prosentase kecil. disparitas kesejahteraan sosial.
3) Tingkat kriminalitas yang terjadi di Berdasarkan informasi bahwa didesa
Desa; gondowangi tidak terdapat anak
Kriminalitas di desa gondowangi jalanan, PSK maupun pengemis.
sudah jauh menurun dari tahun tahun Adanya pengemis pun juga berasal
sebelumnya, hal ini sesuai informasi dari luar desa.
yang disampaikan kepala desa. 3) Terdapat pendudukyang bunuh diri.
Problem kriminalitas juga tidak lepas Angka bunuh diri sangat kecil sekali
dari keberadaan desa yang dibandingkan dengan jumlah
merupakan desa sub urban. Menurut penduduk yang ada. Menurut
epala desa, desa sub urban, tingkat informasi bahwa pernah terjadi 2
pergaulannya juga terpengaruh oleh (dua) kali percobaan bunuh diri. Satu
budaya kota, terutama kalangan kasusnya sampai dengan meninggal
pemuda yang masih menanggur. Pun karena faktor keputusasaan sakit
demikian desa mempunyai potensi menahun, satunya tidak sampai
eksistensi gerakan organisasi pemuda meninggal, karena faktor
karang taruna, yang menjadi media keharmonisan rumah tangga.
aktifitas pemuda desa. Informasi yang didapatkan, yang
4) Tingkat konflik yang terjadi di Desa; gagal bunuh diri sudah mampu
Berdasar observasi data desa dan berbenah secara mental dan ekonomi
dikuatkan oleh informasi partisipan, sehingga sudah bisa hidup secara
bahwa belum pernah terjadi konflik normal. Dengan permasalahan
yang bersifat konflik sosial didesa. tersebut, desa melalui pemerintah
Budaya sosial yang kuat merupakan desa cukup inten menggerakkan
potensi yang mampu mencegah potensi desa, seperti kader kesehatan,
terjadinya konflik tersebut. peningkatan spiritual agar
5) Upaya penyelesaian konflik yang permaslaahan tersebut tidak terjadi.
terjadidiDesa. 2. Kesehatan;
Budaya guyub dan gotong royong a) PelayananKesehatan,yangterdiridarii
merupakan potensi yang dimiliki ndikator:
desa. Sehingga upaya penanganan 1) Waktu tempuh ke prasarana
konflik lebih kearah antisipasi yang kesehatan kurang dari 30 menit;
berjalan secara alamiah. Secara geografis, letak desa
d) Kesejahteraan sosial, yang terdiri godowangi yang tidak jauh dari pusat
dariindikator: kota dan pusat pelayanan,
1) Terdapat akses ke Sekolah Luar memberikan akses yang relatif
Biasa; mudah dan cepat ke pusat pelayanan
Secara geografis letak desa yang kesehatan. Puskesmas hanya berjarak
berjarak cukup dekat dekat dengan 1 km waktu tempuh hanya 10 menit,
pusat kota, tentu akses ke pusat Poskesdes/Polindes berada didesa,
pelayanan menjadi lebih mudah dan terdapat UGD fasilitas umum di

6 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

tetangga desa bersebelahan. dilaksanakan , belum mengcover


2) Tersedia tenaga kesehatan bidan; secara keseluruhan jumlah kader desa
Pemerintah melalui dinas kesehatan, yang ada yang ada, hanya sebagian
telah menugaskan bidan untuk yang telah mendapatkan pelatihan.
bertugas di Polindes Desa Pada indikator ini, masih terdapat
Gondowangi. Akan tetapi Bidan permalasalahan tentang optimalisasi
belum bisa tinggal/stay di polindes. fungsi dan kompetensi, sedangkan
Hal ini terjadi menngingat fasilitas potensinya adalah eksistensi
tinggal/rumah dinas yang belum ada. kader/tenaga kesehatan serta
Kondisi ini berdampak pada fungsi keberadaan pemerintah desa yang
pelayanan bidan dipolindes hanya siap memberi dukungan
bersifat pelayanan/pengobatan dasar. operasionalnya.
Keberadaan Bidan saat ini tinggal b) Keberdayaan Masyarakat untuk
dirumah pribadi yang berada di salah kesehatan, yang terdiri dari
satu dusun di desa gondowangi serta indikator:
membuka praktek pelayanan 1) Akses keposkesdes ,polindes dan
kesehatan di rumah (khususnya posyandu;
pelayanan bagi ibu melahirkan) Terdapat Poskesdes 1 unit dan
Berdasarkan indikator tersebut, maka posyandu pada tiap dusun. Posyandu
permasalahannya adalah pelayanan terdiri dari posyandu reguler dan
belum optimal karena fasilitas yang lansia. Permasalahan yang ada adalah
belum memadai. Sedangkan potensi peralatan yang belum lengkap beserta
yang tersedia adalah keberadaan obat-obatan yang tersedia hanya
bidan yang telah dimobilisasi oleh untuk pelayanan kesehetan tingkat
pemerintah. dasar. Sarana prasarana polindes
3) Tersedia tenaga kesehatan dokter; belum memadai (fasilitas ruang
Tenaga kesehatan dokter berada pada rawat, bersalin belum ada), gedung
pusat pelayanan kesehatan kurang terawat, beberapa ornamen
masyarakat yang berpusat di ibukota bangunan rusak, sehingga
kecamatan. Pada indikator ini, sudah menimbulkan kerawanan keamanan.
tidak terjadi permasalahan. Potensi Keberadaan Polindes, secara
keberadaan dokter ini dapat terus geografis berada pada dusun wiloso,
dioptimalkan dalam memberikan dan akses nya pada daerah pinggir,
sandard pelayanan minimal dibidang sehingga dalam pemanfaatan
kesehatan. polindes, masyarakat juga
4) Tersedia tenaga kesehatan lain. mempertimbangkan faktor kedekatan
Keberadaan Tenaga kesehatan bertugas dengan pusat kesehatan lainnya, bagi
membentu bidan desa dalam lokasi yang jauh dengan polindes.
pelayanan di polindes, saat ini Pada indikator ini, permasalahan
berjumlah satu orang. tenaga terletak pada kuaitas sarana prasarana
kesehatan juga tidak tinggal/stay di yang berakibat pada fungsi pelayanan
polindes tetapi setiap hari berkantor yang tidak optimal. Potensi yang
di polindes. dimiliki adalah keberadaan posyandu
Tenaga kesehatan lain adalah kader serta daya dukung pemerintah desa
desa, fungsi kader desa ini adalah yang baik.
membantu pelayanan kesehatan 2) Tingkat aktivitas posyandu.
khususnya di posyandu. Secara Aktifitas posyandu cukup baik dan
keahlian memang kompetensi belum frekuensinya rutin sesuai dan
sesuai dengan harapan (belum terjadwal. Fungsi pelayanannya
tersertifikasi dari bidang kesehatan). adalah pelayanan kesehatan dasar,
Hal ini menyebabkan banyak pihak seperti timbang bayi, imunisasi,
meragukan (Desa dan masyarakat) makanan tambahan dan pelayanan
Pelatihan kader yang selama ini telah ringan lainnya. Permasalahan yang

Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14 7


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

ada belum semua kader mendapatkan menjadikan akses ke pendidikan


pelatihan yang memadai. Pelatihan dasar selain yang berpusat di desa,
pada kader yang ada belum tercover juga dekat dengan akses pendidikan
secara keseluruhan. Program dasar SMP/MTS di kecamatan atau
penyadaran pentingnya ASI yang yang dekat dengan perkotaan.
pernah dijalankan menurut bidan 3) Akses ke SMU/SMK kurang dari 6
desa, dikatakan kurang berhasil. kilometer
Pada indikator ini, permasalahan lebih Sedangkan akses ke SMU/SMK
pada kompetensi kader, bagaimana berjarak kurang lebih 3 KM, dan
perlu peningkatan kapasitas bagi berpusat di kecamatan.
seluruh kader kesehatan. Teknik Dalam hal akses ke pendidikan dasar
penyadaran kepada masyarakat SD/MI dan SMP/MTS serta
tentang nutrisi juga belum optimal. SMU/SMK sudah tidak ada
Potensi terhadap ini adalah permasalahan. Kesadaran akan
keberadaan kader dan daya dukung pentingnya pendidikan sudah cukup
pemerintah desa. bagus.
3) Jaminan kesehatan, yang terdiri dari b) AkseskePendidikanNonFormal,yang
indikator tingkat kepesertaan BPJS. terdiridari indikator:
Belum semua warga mengikuti 1) Kegiatan pemberantasan buta aksara;
mengikuti program BPJS Tingkat buta aksara masih terdapat
Sebagian warga khususnya yang sebagian kecil dengan prosentase
bekerja dipabrik, telah ditanggung cukup rendah. Buta aksara hanya
oleh perusahaan. Untuk BPJS pada usia lanjut. Kemudian untuk
bersubsidi secara umum sudah remaja putus sekolah (kurang lebih
terfasilitasi oleh pemerintah desa. 50 orang). Putus sekolah akibat efek
Pada indikator ini, permasalahan lingkungan dimana desa gondowangi
hanya pada intensifnya sosialisasi merupakan daerah sub urban.
bagimana mendorong kepesertaan Program Paket yang ada adalah paket
BPJS. Pun demikian ketersediaan C belum terfasiitasi maksimal oleh
kader kesehatan, pemerintah desa desa. Kendala dalam pengelolaan
merupakan potensi yang dapat paket C adalah minat belajar yang
mengoptimakan sosialisasi. rendah bagi yang mengalami buta
3. Pendidikan; huruf/putus sekolah.
a) Akses kePendidikan Potensi yang bisa diharapkan harus
DasardanMenengah,yang terdiri dari ada optimalisasi dari program paket
indikator: C beserta dukungan pemerintah desa
1) Akses ke pendidikan dasar SD/MI yang baik..
kurang dari 3 kilometer; 2) Kegiatan Pendidikan Anak Usia
Akses ke pendidikan dasar SD/MI Dini;
hanya berjarak 1,5 km. Keberadaan Posyandu merupakan rangkaian
desa gondowangi yang dekat dengan kegiatan penanganan anak usia dini,
daerah urban, menjadikan akses ke dimana usia 0-1 tahun adalah usia
pendidikan dasar selain yang bayi, 2-3 tahun adalah usia dini serta
berpusat di desa, juga dekat dengan 4-5 adalah taman kanak-kanak.
akses pendidikan dasar SD/MI di Sistem pelayanan terpadu ini telah
kecamatan atau yang dekat dengan tergarap oleh desa dengan adanya
perkotaan. Posyandu, PAUD serta TK. Di desa
2) Akses ke SMP/MTS kurang dari 6 Gondowangi Terdapat 2 unit
kilometer; pendidikan TK dan 4 unit PAUD.
Demikian juga akses ke pendidikan Permasalahan di tingkat pendidikan
dasar SMP/MTS hanya berjarak 1,5 PAUD khususnya adalah, fasilitas
km. Keberadaan desa gondowangi bermain yang belum lengkap
yang dekat dengan daerah urban, terutama safety motorik. Drai

8 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

kualifikasi pengajar menurut 4. Permukiman.


pendmaping lokal PAUD, masih a) Akses keair bersih dan air minum
banyak guru PAUD yang belum layak, yang terdiri dari indikator:
linier pendidikannya, sehingga perlu 1) MayoritaspendudukDesamemilikisu
mendapatkan penguatan kapasitas. mber air minum yang layak;
Karena penguatan kapasitas yang ada Air minum telah terpenuhi
belum mengcover keseluruhan secara cukup, justru terdapat sumber
kader/guru PAUD. yang melimpah yang tidak
Potensi keberadaan PAUD dan TK termanfaatkan dengan baik, sampai
ini yang dapat dioptimalkan bak penampungan kalau malam
pemanfatannya untuk mengurangi meluber dan tidak termanfaatkan.
kesenjangan masalah yang ada. Hal ini berpotensi merusak pipa air.
3) Kegiatan Pusat Kegiatan Belajar Menurut informasi dari petugas
Masyarakat/ Paket ABC; kesehatan, secara volume sudah
Keberadaan PKBM/Paket C sudah terpenuhi, tetapi jika musim
diinisasiasi oleh desa dan sudah penghujan terkadang air menjadi
berjalan. Pun demikian masih ada keruh dan kurang layak minum,
permasalahan terutama tetapi jarang terjadi.
menumbuhkan minat belajar Pengelolaan air minum ini
khususnya bagi para orang tua. sangat potensial dikembangkan, dan
Adanya potensi sumberdaya didesa saat ini sudah Bumdesa yang
eksisting beserta relawan desa menangani yaitu PAM Desa.
merupakan bagian yang diharapkan 2) Akses pendudukDesa memiliki air
dapat terus mengoptimalkan untuk mandi dan mencuci.
keberadaan keberlangsungan PKBM. Potensi sumberdaya alam berupa
4) Akses ke pusat keterampilan/kursus. sumber air, telah mampu
Posisi strategis desa sebagai desa sub dimanfaatkan dengan baik oleh
urban adalah dekat dekat pusat pusat masyarakat, sehingga untuk mandi
pelayanan masyarakat. Akses ke dan mencuci sudah dapat
pusat ketrampilan lebih mudah memanfaatkan air yang ada, melalui
dijangkau karena berada dipusat kota PAM Desa.
yang dekat dengan desa. Dalam hal b) Akses ke Sanitasi, yang terdiri dari
ini telah dimanfaatkan walaupun indikator:
dalam prosentase kecil. 1) Mayoritas penduduk Desa memiliki
c) Akses ke Pengetahuan, yang jamban;
terdiri dari indicator taman Berdasarkan informasi dari
bacaanmasyarakat atau pemerintah desa, bahwa semua
perpustakaan Desa. masyarakat telah memiliki jamban
Pada indikator tersebut desa telah keluarga. Akan tetapi menurut
mempunyai taman baca atau pemerintah desa, masih ada sebgaian
perpustakaan desa. Tetapi terdapat kecil warga yang BAB di sungai,
permasalahan pemanfaatan oleh walaupun sudah memiliki jamban.
masyarakat dimana minat baca lebih Diperlukan mengoptimalkan potensi
banyak anak anak,sedangkan dari kepemilikan jamban bagaimana
kalangan dewasa masih rendah. jamban dapat dmanfaatkan menjadi
Selain itu masih perlu pengkayaan jamban keluarga.
bahan literatur atau Bahan bacaan 2) Terdapat tempat pembuangan
masih perlu diupdate. sampah.
Potensi dari pengelolaan Pemerintah desa telah menginisiasi
perpustakaan desa ini, pengelolaan penyediaan lahan khusus untuk
sudah cukup baik, hanya perlu tempat pembuangan sampah. Hanya
mencari terobosan terobosan baru saja alat transportasi sampah masih
untu mendorong pemanfaatannya. dirasakan kurang, sehingga belum

Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14 9


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

menjangkau secara keseluruhan Akses internet sudah cukup


loaksi yang ada di tiap dusun. menyebar seiring dengan
Permasalahan lainnya adalah, masih perkembangan smartphone yang
ada kebiasaan beberapa penduduk dimiliki oleh hampir tiap keluarga.
yang membuang sampah disungai, Desa juga mengembangkan web desa
hal ini karena untuk lokasi yang tidak yang bisa diakses oleh penduduk
terjangkau kendaraan sampah maupun oleh pihak lannya. Melalui
(karena keterbatasan jumlah), internet desa juga mengembangkan
membuat penduduk cenderung beberapa aplikasi diantaranya
mengambil jalan pintas membuang aplikasi keuangan desa. Dalam
sampah disungai. pengoperasiannya masih terdapat
Potensi tempat pembuangan sampah beberapa kendala, diantaranya masih
saat ini, telah dikelola dengan cukup masih belum sesuai denan harapan
baik, sudah ada pemilahan sampah atas output laporan yang dihasilkan.
organik dan anorganik (plastik). Potensi adanya akses internet inilah,
Pasca pemilahan sampah plastik yang dapat dikembangkan untuk
dijual, sedangkan sampah organik meminimalkan beberapa kendala
dibuang dipinggr sungai untuk di persoalan didesa.
bakar. Pada tataran inilah diperlukan B.2 Indeks Ketahanan
tehnologi yang mampu mengolah Ekonomi (IKE);
sampah secara keseluruhan sehingga 1. Keragaman produksi masyarakat
tidak menimbulkan masalah baru. desa, yang terdiri dari indikator
c) Akses ke Listrik, yang terdiri dari terdapat lebih darisatu jenis
indikator jumlah keluarga yang telah kegiatan ekonomi penduduk.
memiliki aliran listrik. Mata pencaharian penduduk;Tani,
Pada indikator ini, semua rumah Buruh, Industri rumah tangga,
penduduk telah terjangkau oleh dagang. Sehingga terdapat
jaringan listrik, dan setiap rumah keberagaman produksi masyarakat
sudah dapat mengakses listrik. terutama pertanian. Potensi pertanian
d) Akses ke Informasi dan diantaranya kayu, tebu, polowijo,
Komunikasi, yang terdiri dari padi.
indikator: Pengembangan tanaman padi, yang
1) Penduduk Desa memiliki telepon masih menjadi kendala diantaranya
selular dan sinyal yang kuat; petani masih kesulitan
Kepemilikan telepon, sudah hampir mengembangkan pembibitan unggul,
keseluruhan penduduk memilikinya. dimana harus selalu membeli diluar
Sinyal cukup kuat mengingat daerah dengan harga relatif mahal.Jenis
tersebut dekat dengan perkotaan. lahan sebelah utara irigasi baik,
Sehingga untuk indikator tersebut sedangkan sebelah selatan tadah
sudah tidak ada permasalahan. hujan.
2) Terdapat siaran televisi lokal, Pemerintah desa mulai
nasional dan asing; mengembangkan sistem pengelolaan
Siaran televisi lokal dan nasional hasil pertanian terutama padi melalui
sudah bisa diakses oleh semua Bumdesa. Skema yang dijalankan
penduduk,sedangkan televisi asing Bumdesa adalah dengan membeli
hanya sebagian penduduk yang padi dari petani kemudian diolah
mempunyai parabola atau TV menjadi beras dan dikemas,
berlangganan. Kepemilikan televisi, kemudian dijual. Hal ini ternyata
sudah hampir keseluruhan penduduk mampu meningkatkan harga padi
memilikinya. Sehingga untuk dari petani dan menekan harga jual
indikator tersebut sudah tidak ada olahan, karena memangkas jalur
permasalahan. distribusi.
3) Terdapat akses internet. 2. Tersedia pusat pelayanan

10 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

perdagangan, yang terdiri dari Sektor perdagangan dipermukiman


indikator: penduduk cukup beragam,
a) Akses penduduk ke pusat diantaranya terdapat warung makan,
perdagangan (pertokoan, pasar warung klontong (pracangan).
permanen dan semi permanen); Terkait indikator ini sudah
Sebagai daerah sub urban, maka desa terpenuhi, hanya sektor perdagangan
gondowangi cukup dekat dengan ini masih dikelola secara tradisional.
pusat pusat perdagangan, c) Terdapat usaha kedai makanan,
diantaranya pasar permanen di desa restoran, hotel dan penginapan.
sebelah. Sehingga akses penduduk Terkait indikator ini, maka di desa
ke pusat perdagangan sangat mudah, Gondowangi hanya terdapat kedai
selain juga akses jalan yang mudah. makanan dalam skala sederhana.
b) Terdapat sektor Restoran dan hotel maupun
perdagangandipermukiman(warung penginapan tidak ada, karena seca
danminimarket);
ra ekonomis, saat ini belum cukup yang belum bankable. Akses
memenuhi dalam pengembangan kredit saat ini, penduduk lebih
hotel maupun restoran. banyak mengakses kredit ke
3. Akses distribusi/logistik, yang UPK PNPM MPd karena
terdiri dari indikator terdapat kantor dianggap mudah tanpa jaminan.
pos dan jasa logistik. LembagaEkonomi,yangterdiridar
Indikator ini hanya terpenuhi iindikator tersedianya
akses yang dekat kantor pos yang lembagaekonomi
berpusat dikecamatan. Belum ada rakyat(koperasi);
kendala terkait akses ke kantor pos, Ketersediaan lembaga ekonomi
karena menang berada dipusat rakyat berupa lembaga hasil dari
pemerintahan kecamatan yang daat pengembangan program PNPM
diakses oleh seluruh desa se MPd yang erpusat dikecamatan
kecamatan wagir dengan mudah. serta Koperasi Wanita yang juga
4. Akseskelembagakeuangandanper merupakan hasil program yang
kreditan, yang terdiri dari bisa berkembang. Khusus
indikator: Koperasi wanita, pengelolaan
a) Tersedianya lembaga berpusat di desa dan berkantor di
perbankan umum (pemerintah Balai Desa. Permasalahan
dan swasta); didalam koperasi adalah
Lembaga perbankan umum saat pengelolaan manajerial yang
ini berpusat di kecamatan dengan masih perlu dioptimalkan.
status cabang atau cabang Potensi berdasarkan hasil
pembantu. Lembaga tersebut wawancara, bahwa koperasi
adalah BRI dan Swasta. sudah mengembangkan aplikasi
b) Tersedianya Bank Perkreditan pembukuan komputerisasi.
Rakyat (BPR); Potensi pengembanga pasar juga
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) cukup luas dengan cakupan se
berada di kecamatan. BPR wilayah desa Gondowangi.
tersebut milik pemerintah daerah 5. Keterbukaanwilayah,yangterdirid
maupun swasta. ariindikator:
c) Akses penduduk ke kredit. a) Terdapat roda transportasi
Akses penduduk ke kredit yang umum (transportasi angkutan
disediakan oleh jasa perbankan umum, trayek reguler dan jam
umum maupun BPR, masih operasi angkutan umum);
belum semua bisa mengakses, Pada wilayah jalur utama desa,
mengingat persyaratan usaha merupakan jalur trayek resmi
reguler angkutan desa. Sehingga

Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14 11


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

untuk indikator tersebut sudah berjalaan selama ini.


tidak ada persoalan, terkecuali b) Terdapat sungai yang terkena
pada akses jalan masuk ke dusun limbah.
dusun yang harus dilalui dengan Pencemaran limbah di sungai tidak
kendaraan pribadi. ada. Sebagaimana indikator
b) Jalan yang dapat dilalui oleh sebelumnya, bahwa hanya ada
kendaraan bermotor roda empat potensi pencemaran saja akibat
atau lebih (sepanjang tahun pembuangan sampah, BAB
kecuali musim hujan, kecuali disungai.
saat tertentu); 2. Potensi rawan bencana dan
Berdasarkan informasi dari tanggap bencana, yang terdiri dari
pemerintah desa, jalan jalan di indikator:
desa sudah 80% lebih beraspal, a) Kejadian bencana alam (banjir,
dan untuk jalan tanah sudah tanah longsor, kebakaran hutan);
padat. Kondisi ini dapat dengan Sepanjang sejarah desa, belum
mudah dilalui oleh kendaraan pernah terjadi bencana alam
roda empat. Pada indikator ini seperti banjir, longsor maupun
maka pembangunan khususnya kebakaran hutan. Hal ini karena
infrastruktur jalan sudah tidak secara geografis tidak
bermasalah, hanya perlu memungkinkan terjadi bencana
memperhatikan aspek seperti contoh diatas.
pemelihraan saja. b) Upaya atau tindakan
c) Kualitas jalan Desa (jalan terhadap potensi bencana alam
terluas di Desa dengan aspal, (tanggap bencana, jalur evakuasi,
kerikil dan tanah). peringatan dini dan ketersediaan
Kualitas jalan yang terluas adalah peralatan penanganan bencana).
aspel, terdiri aspel hotmix untk Mengingat belum pernah ada
jalan utama dan aspel lapen bencana sebagaimana indikator
untuk jalan dusun. Selebihnya sebelumnya, maka desa belum
adalah jalan kerikil dan tanah melakukan upaya penanganan.
pada akses jalan kecil di wilayah Hanya potensi pemerintah desa
dusun. yang mempunyai daya dukung
B.3 Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL). yang baik, maka bisa melakukan
1. Kualitas lingkungan, yang antisipasi kemunginan
terdiri dari indikator: kemungkinan terjadi bencana
a) Ada atau tidak adanya walaupun tidak hanya terbatas
pencemaran air, tanah dan udara; pada 3 jenis bencana tersebut
Pencemaran secara masif tidak diatas, misalnya dengan pelatihan
terjadi, tetapi potensi pencemaran tanggap bencana
berpeluang terjadi. Dari informasi
pada indikator sebelumnya, X. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
setidaknya ada 2 hal yang
berpotensi mencemari yaitu sikap A. KESIMPULAN
perilaku sebagian warga yang Berdasarkan pembahasan
masih BAB disungai, serta penelitian di atas maka dapat
pembuangan sampah serta kami sampaikan beberapa
pembakaran sampah organik kesimpulan sebaga berikut;
dipinggir sungai. a. Semenjak diberlakukannya
Potensi yang bisa diandalkan dalam Undang-undang nomor 6 tahun
hal ini adalah ketersediaan jamban 2014 tentang Desa, maka desa
keluarga di tiap KK serta mempunyai kewenangan untuk
pengelolaan sampah yang sudah mengatur rumah tangganya
sendidi berdasarkan hak rekognisi

12 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

dan subsidiaritas. Dengan pendidikan dasar (SDM dan


kewenangan ini maka desa perlu prasarana) , permukiman
menata sedemikian rupa (sampah), dan perekonomian desa
bagaimana menstrategikan khususnya dibidang pertanian.
pembangunan agar dapat Sedangkan potensi yang
menangani jerat masalah sesuai menunjang adalah ketersediaan
dengan potensi dan kearifan lokal SDM, Pemerintah desa yang
yang ada. progresiv, kearifan lokal yang
b. Pembangunan desa sebagai upaya sudah jalan seperti pengelolaan
mewujudkan visi, perlu dirancang sampah, kemudian adanya
dengan pendekatan penilaian atas kelembagaan ekonomi desa
permasalahan dan potensi yang berupa Bumdesa yang sudah
ada di desa. Pemerintah melalui berjalan.
kementrian desa telah menetapkan
indikator untuk memotret indek B. REKOMENDASI
kemajuan desa, sebagaimana Rekomendasi atas penelitian ini
permendesa nomor 2 tahun 2016 adalah;
tentang Indeks Desa Membangun a. Beberapa persoalan yang telah
(IDM) yang terdiri dari 54 dianalisis berdasarkan indek desa
indikator. Dengan indikator inilah membangun, khususnya pada
maka desa dapat menjadikannya indikator indikator yang dinilai
sebagai instrumen atau alat ukur lemah capainnya, perlu
capaian pembangunan desa, mendapatkan perhatian serius,
sehingga pada indikator mana dan mendalami akar masalah,
yang dinilai belum maupun telah sehingga dapat segera teratasi
tercapai dapat diketahui. dengan strategi perencanaan
c. Desa Gondowangi merupakan pembangunan yang tepat. Pola
desa dengan kategori sub urban, penyelesaian harus tetap berbasis
sehingga sifat masyarakatnya pada nilai kearifan lokal dengan
menyatu, tidak terpisah secara memanfaatkan sumberdaya lokal
geografis. Sebagai bagian dari yang ada.
wilayah yang dekat dengan b. Isu-isu yang berhasil digali secara
perkotaan, desa gondowangi empiris diantaranya adanya
dekat dengan pusat pelayanan potensi air, Bumdesa, Pemerintah
masyarakat termasuk yang desa yang progresiv, potensi
dibangun oleh desa. Artinya pengelolaan sampah, kuatnya
sarana dan prasarana desa budaya gotongroyong, perlu
khususnya terkait dengan dirumuskan dengan mengkatkan
pelayanan dasar telah terpenuhi, antar isu yang ada,sehingga
kalaupun kurang sifatnya hanya memunculkan tematik kegiatan
melengkapi saja dan hanya perlu sebagai bagian dari strategi
optimalisasi pemanfaatan. pembangunan desa, dapat
d. Hasil penelitian dengan memunculkan kegiatan yang
pendekatan Community Based inovatif berkelanjutan tanpa
Research dapat diketahui adanya meninggalkan nilai kearifan lokal
beberapa permasalahan tiap dan diharapkan mampu
indikator dan potensi untuk memecahkan persoalan
menekan atau menyelesaikan atas pembangunan desa.
permasalahan yang ada. Problem c. Perlu kajian lanjutan, untuk
utama setidaknya peneliti melihat mengerucutkan ide gagasan desa
terdapat permalasahan utama di dalam pembangunan desa ke
bidang kesehatan (pelayanan depan.
kesehatan, SDM dan prasarana),

Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14 13


Moh. Hudi Setyobakti, Pengaruh Capital Adequacy Ratio...

DAFTAR PUSTAKA ejournal.pin.or.id © Copyright


2013
Chirico, F., 2008, Knowledge Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen
Accumulation in Family Firms: Sumber Daya Manusia. Penerbit :
Evidence from Four Case Studies. Bumi Aksara. Jakarta.
International Small Business Undang undang nomor 6 tahun 2014
Journal, 26 : 433. tentang Desa
Juraidah; (2015), jurnal penelitian Wahyuni, S., 2012, Qualitative Research
“peran pemerintah desa dalam Method: Theory and Practice
meningkatkan partisipasi (Vol. 1). Jakarta: Penerbit
masyarakat dalam pembangunan Salemba Empat.
di Desa Mendik Kecamatan
Longkali Kabupaten Paser”
eJournal Administrasi Negara, 3
(4) 2015: 1145 – 1157 ISSN
0000-0000, ejournal.an.fisip-
unmul.ac.id © Copyright 2015
Khairuddin. 2005. Sketsa Kebijakan
Desentralisasi Di Indonesia
Format Masa Depan
OtonomiMenuju Kemandirian
Daerah, Averroes Press, Malang.
Mahayana Wayan; (2013) Jurnal
penelitian “peran kepala desa
dalam meningkatkan
pembangunan desa di desa Bumi
Rapak Kecamatan Kaubun
Kabupaten Kutai Timur”.eJournal
Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (2):
400 – 414 ISSN 0000-0000,
ejournal.ip.fisip-unmul.org ©
Copyright 2013
Miles, M.B. & Huberman, A.M., 1992,
Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
UI Press.
Moleong, Lexy .J.2006. Metode
Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi.Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Nawawi, Hadi. 2005. Metodologi
Penelitian Sosial. Yogyakarta:
Gajahmada University Perss
Permendesa nomor 2 tahun 2016,
tentang Indeks Desa Membangun
Rosalina Maya; (2013) Jurnal penelitian
kinerja pemerintah desa dalam
pembangunan infrastruktur di
desa kuala lapang dan desa taras
kecamatan malinau barat
kabupaten malinau. eJournal
Pemerintahan Integratif, 2013, 1
(1): 106-120 ISSN 0000-0000 ,

14 Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA Vol. 7, Maret 2017, Hal 1 - 14

Anda mungkin juga menyukai