Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI KASUS

ANESTESI DAN REANIMASI

Ulkus Gluteus & Femur

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Ujian Profesi


Program Pendidikan Klinik Stase Anestesi dan Reanimasi
Di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Oleh:
Indah Noormala Santi
14711172

Pembimbing:
dr. Yosie Arief Sanjaya, Sp.An

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
______________________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Indah Noormala Savnti NIM: 14711172
Stase : Anestesi

Identitas Pasien
Nama / Inisial : Ny. I No RM : 666***
Umur : 31 th Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosis/ kasus : Ulkus Gluteus dan Femur
Pengambilan kasus : Minggu ke-3 (tiga)
Jenis Refleksi:
1. Ke-Islaman
2. Medis
Form uraian
1. Resume kasus yang diambil:
Seorang wanita datang ke IGD dengan keluhan mual dan muntah. Pasien mengeluhkan
pada bagian paha dan bokongnya terasa nyeri dan panas. Pada awalnya terdapat plenting
kecil yang kemudian pecah menjadi luka dan semakin membesar. Luka tersebut tidak
kunjung sembuh dan semakin hari semakin membau, kurang lebih sudah sekitar 3 bulan
luka tersebut tidak kunjung sembuh. Pasien sudah berusaha menyembuhkannya dengan
menempelkan daun-daunan pada area luka serta menggunakan obat-obat alternative
lainnya. Pasien belum berobat kerumah sakit ataupun puskesmas.

KU : Sedang, compos mentis

Vital Sign : TD = 100/762 N = 87x/menit


RR = 18x/menit S = 36,5°C
Mata : Conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)

Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorax : Cor / pulmo d.b.n., SDV +/+

Abdomen: timpani (+), nyeri tekan (-), peristaltic 15x/menit


Ekstremitas : akral hangat, crt <2 dtk, terdapat ulkus pada femur dextra dan gluteus,
terdapat atrofi pada kedua tungkai bawah.

2. Latar belakang / alasan ketertarikan pemilihan kasus:


Pasien sebelumnya menceritakan memiliki riwayat HNP serta dilakukan operasi dan
pemasangan pen pada tulang belakang. Selain itu pasien mengatakan kedua kakinya
semenjak itu menjadi lumpuh tidak dapat digerakan pada kedua kakinya. Adapun muncul
keluhan nyeri dan berbau pada area bokong dan paha disebabkan karena kondisi pasien yang
kurangnya immobilisasi serta terlalu sering duduk sehingga menyebabkan aliran darah
terhambat dan menyebabkan timbulnya infeksi dan ulkus dekubitum. Pasien juga sebelumnya
mengaku pada awalnya menggunakan daun-daunan untuk mengobati luka yang awalnya
plenting-plenting yang sudah pecah. Alasan saya tertarik pada kasus ini karena melihat
cobaan dan beratnya penyakit yang dialami oleh pasien dan kesabaran suami pasien yang
turut merawat istrinya. Adapun umur pasien yang masih muda dapat mengingatkan kita
bahwa pada umur dan kapanpun itu seseorang dapat diberikan ujian berupa penyakit yang
berat.

3. Refleksi dari ke-Islaman:


Dalam islam telah dibahas mengenai turunnya penyakit kepada seorang manusia, telah
dijelaskan dalam hadis riwayat berikut:

“Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya.”


(HR. Bukhari)
Tugas seorang manusia adalah berusaha untuk mencari penyembuh tersebut.
Penyembuh yang harus dicari tentunya merupakan penyembuh yang tepat agar
cobaan sakit yang diderita tersebut segera bisa disembuhkan. Diriwayatkan dari
Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya
maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR Muslim)
Setiap orang tentunya pernah mengalami sakit, Rasulullah yang merupakan
orang yang paling mulia saja pernah mengalami sakit. Oleh karena itu, cobaan
yang datang dalam bentuk sakit itu harus diterima dengan sabar dan ikhlas karena
Allah tidak memberikan cobaan kecuali ada kebaikan dibaliknya. Allah SWT
berfirman dalam surat Al Insyirah ayat 6 :

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

Rasulullah juga pernah bersabda bahwa setiap cobaan sakit yang diberikan
oleh Allah seharusnya dihadapi dengan ikhlas dan sabar. Cobaan yang datang
tentunya harus digunakan sebagai bahan renungan untuk kita semua terhadap
tindakan-tindakan yang kita lakukan selama ini. Rasulullah bersabda :
“Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa penyakit atau
semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama dengannya dosa-
dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR Bukhari dan
Muslim).
Adapun sebagaimana sebaiknya kita berobat kepada ahlinya, yaitu kepada
ahli medis. Hal itupun telah disebutkan didalam Alquran surat an-Nahl ayat 43
‫سنأملوُا أنعهنل الإذذعكإر إإعن مكعنتمعم نل نتععلنمموُنن‬
‫نفاَ ع‬
”…Maka bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan,
jika kamu tidak mengetahui”

4. Refleksi dari segi medis :


Ulkus decubitus merupakan kerusakan kulit dan jaringan yang terjadi akibat adanya
kompresi yang terlalu lama antara kulit dan jaringan yaitu penonjolan tulang, diperparah
akibat kombinasi dari tekanan, pergeseran dan gesekan. Pada pasien ini memiliki faktor
resiko terjadi ulkus decubitus karena adanya kelumpuhan pada kedua tungkai bawah yang
menyebabkan imobilisasi dan tidak lancaranya aliran darah pada bagian bawah. Pada kasus
seperti ini perlu perhatian khusus untuk mencegah ulkus decubitus, yaitu sering melakukan
mobilisasi dengan posisi yang berubah-ubah seperti miring kiri dan miring kanan ataupun
perubahan posisi seperti duduk. Hal tersebut tentunya perlu bantuan dari orang
disekitarnya.
Adapun pada pasien tersebut sebelumnya menggunakan obat-obat alternative dalam
mengatasi lukanya tersebut. Kita sebagai tenaga medis alangkah baiknya bila menemukan
pasien seperti ini dapat mengedukasi dan mengajak pasien untuk memberikan terapi
berdasarkan evidence base tindakan medis agar mencegah penyakit/luka tersebut semakin
parah.
Umpan balik dari pembimbing

Wonogiri, 24 Juli 2019


TTD Dokter Penguji TTD Dokter Muda

dr. Yosie Arief Sanjaya, Sp.An Indah Noormala Santi

Anda mungkin juga menyukai