Anda di halaman 1dari 2

cairan

langkah pertama dan terpenting dalam penatalaksanaan hhnk adalah penggantian cairan yang
agresif, dimana sebaiknya dimulai dengan mempertimbangkan perkiraan defisit cairan ( biasanya
100 sampai 200 mili per kg, atau total rata-rata 9 L). penggunaan cairan isotonik akan dapat
menyebabkan overload cairan dan cairan hipotonik mungkin dapat mengkoreksi defisit cairan
terlalu cepat dan potensial menyebabkan kematian dan lisis myelin difus. sehingga pada awalnya
sebaiknya diberikan 1L normal saline per jam. jika pasien mengalami syok hipovolemik,
mungkin dibutuhkan plasma expanders. jika pasien dalam keadaan syok kardiogenik, maka
diperlukan monitor hemodinamik.

pada orang dewasa, risiko edema cerebri rendah sedangkan konsekuensi dari terapi yang tidak
memadai meliputi oklusi vaskuler dan peningkatan mortalitas. pada awal terapi, konsentrasi
glukosa darah akan menurun, bahkan sebelum insulin diberikan, dan hal ini dapat menjadi
indikator yang baik akan cukupnya terapi cairan yang diberikan. jika konsentrasi glukosa darah
tidak bisa diturunkan sebesar 75 sampai 100 mg per dl per jam, hal ini biasanya menunjukkan
penggantian cairan yang kurang atau gangguan ginjal.

ELEKTROLIT
kehilangan kalium tubuh total seringkali tidak diketahui pasti, karena konsentrasi kalium dalam
tubuh dapat Normal atau tinggi. konsentrasi kalium yang sebenarnya akan terlihat ketika
diberikan insulin, karena ini akan mengakibatkan kalium serum masuk ke dalam sel. konsentrasi
elektrolit harus dipantau terus menerus dan irama jantung pasien juga harus dimonitor.
jika konsentrasi kalium awal < 3,3 mEq per L (3,3 mmol per L), pemberian insulin ditunda dan
diberikan kalium (2/3 kalium klorida dan 1/3 kalium fosfat sampai tercapai konsentrasi kalium
setidaknya 3,3 mEq per L). jika konsentrasi kalium lebih besar dari 5,0 mEq per L (5,0 mmol per
L), konsentrasi kalium harus diturunkan sampai dibawah 5,0 mEq per L, namun sebaiknya
konsentrasi kalium ini perlu dimonitor tiap 2 jam. jika konsentrasi awal kalium antara 3,3 sampai
5,0 mEq per L, maka 20-30mEq kalium harus diberikan dalam tiap liter cairan intravena yang
diberikan ( 2/3 kalium klorida dan 1/3 kalium fosfat) untuk mempertahankan konsentrasi kalium
antara 4,0 mEq per L (4,0 mmol per L) dan 5.0 mEq per L.

INSULIN
hal yang penting dalam pemberian insulin adalah perlunya pemberian cairan yang adekuat
terlebih dahulu. jika insulin diberikan sebelum pemberian cairan, maka cairan Akan berpindah ke
intrasel dan berpotensi menyebabkan pemburu kan hipotensi, kolaps vaskuler, atau kematian.
insulin sebaiknya diberikan dengan bolus awal 0.15 U/ kgBB secara intravena, dan diikuti
dengan trip 0,1U/kgBB per jam sampai konsentrasi glukosa darah turun antara 250 mg per dL
(13.9 mmol per L) sampai 300 mg per dL. jika konsentrasi glukosa dalam darah tidak turun 50
sampai 70 mg per dL per jam, dosis yang diberikan dapat ditingkatkan. ketika konsentrasi
glukosa darah sudah mencapai dibawah 300 mg per dL, sebaiknya diberikan dekstrosa secara
intravena dan dosis insulin dititrasi secara scale sampai pulihnya kesadaran dan keadaan
hiperosmolar.

IDENTIFIKASI DAN MENGATASI FAKTOR PENYEBAB


walaupun tidak direkomendasikan untuk memberikan antibiotik kepada semua pasien yang
dicurigai mengalami infeksi, namun terapi antibiotik dianjurkan sambil menunggu hasil kultur
pada pasien usia lanjut dan pada pasien dengan hipotensi. berdasarkan penelitian terkini,
peningkatan konsentrasi C-reactive protein dan interleukin -6 merupakan indikator awal sepsis
pada pasien dengan hhnk.

PENCEGAHAN
hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan adalah perlunya penyuluhan mengenai pentingnya
pemantauan konsentrasi glukosa darah dan komplikasi yang tinggi terhadap pengobatan yang
diberikan. hal lain yang juga diperhatikan adalah adanya akses terhadap persediaan air. jika pasien
tinggal sendiri, teman atau anggota keluarga terdekat sebaiknya secara rutin menengok pasien
untuk memperhatikan adanya perubahan status mental dan kemudian menghubungi dokter jika hal
tersebut ditemui. pada Tempat perawatan, petugas yang terlibat dalam perawatan harus diberikan
edukasi yang memadai mengenai tanda dan gejala hhnk dan juga edukasi mengenai pentingnya
asupan cairan yang memadai dan pemantauan yang ketat.

KOMPLIKASI TERAPI
komplikasi dari terapi yang tidak adekuat meliputi oklusi vaskuler, infark miokard, low-flow
syndrome, disseminated intravascular coagulopathy dan rabdomiolisis. overhidrasi dapat
menyebabkan adult respiratory distress syndrome dan edema cerebri, yang jarang ditemukan
namun fatal pada anak-anak dan dewasa muda. edema serebri tatalaksana dengan infus manipol
dengan dosis 1-2g/kgBB selama 30 menit dan pemberian Dexamethasone intravena.
memperlambat koreksi hiperosmolar pada anak-anak dapat mencegah edema cerebri.

Anda mungkin juga menyukai