Anda di halaman 1dari 11

Suami Penganiaya Istri Hamil di Pasar Minggu Ternyata WN Malaysia

Ari Sandita Murt

Senin, 25 Februari 2019 - 14:06 WIB

JAKARTA - Seorang ibu hamil, YA (27) yang melaporkan penganiayaan yang dilakukan suaminya ternyata
nikah siri. Suami korban MA (28) ternyata warga negara Malaysia dan mereka memang kerap cekcok di
rumah.

Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, Kompol Andi Sinjaya mengatakan, pasangan itu ternyata menikah
secara siri. Keduanya pun ternyata sudah sering terlibat cekcok sejak sebelum kasusnya dilaporkan le
polisi.

"Dari keterangan rekan pelaku, antara keduanya sejak dari pacaran sampai menikah sering terjadi
keributan," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (25/2/2019).

Menurutnya, biasanya usai terlibat cekcok, keduanya berbaikan kembali. Namun, berbeda pada cekcok
kali ini, sang istri lebih memilih melaporkan kasus penganiayaan yang dialaminya itu ke polisi.

"Sempat dimediasi keduanya untuk menyelesaikan permasalahan tanpa perlu dibawa ke jalur hukum.
Tapi, korban (YA) sudah habis kesabarannya dan memilih melaporkan suaminya," katanya.

Sebelumnya diberitakan, seorang suami menganiaya istrinya yang sedang hamil tujuh bulan karena tdak
terima ditegur saat sedang menonton film porno. Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami
memar di tangan dan wajahnya.

https://metro.sindonews.com/read/1381798/170/suami-penganiaya-istri-hamil-di-pasar-minggu-
ternyata-wn-malaysia-1551078357

Geng Perempuan Beraksi, Siswi SMA Disundut Rokok dan Ditelanjangi

Hasan Kurniawan

Rabu, 17 Mei 2017 - 15:45 WIB

TANGERANG - Seorang gadis Sekolah Menengah Atas (SMA) dianiaya oleh empat orang anggota geng
perempuan yang juga rekannya di dalam angkot puth C01 jurusan Ciledug-Kebayoran Lama, B 1073
WUX.

Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kompol Triyani mengatakan, kasus penganiyaan itu dipicu oleh
status korban di jejaring sosial facebook miliknya
"Peristwa itu terjadi pada Minggu 19 Maret 2017. Korban bernama Amelia Putri, (17), warga Jalan
Bambu, RT01/08, Kelurahan Kreo, Kecamatan Larangan, Tangerang," katanya di Tangerang, Rabu
(17/5/2017).

Korban dianiaya empat kawanan geng wanita, bernama Dian (17), Yulia alias Lia (21), Novita (20), dan
Betharia alias Dara (19). Mereka diciduk di tempat yang berbeda-beda.

"Penganiayaan berawal dari korban yang menulis status facebook yang menjelek-jelekkan tersangka
Dara. Dalam status tersebut korban menyebut DA sebagai anak haram," sambung Triyani.

Merasa harga dirinya diinjak-injak, Dara kesal bukan kepalang. Dia lalu mengajak tga rekannya untuk
memberi pelajaran kepada korban dengan menganiayanya.

"Mereka kemudian merencanakan aksi penganiayaan itu dengan meminjam angkot rekannya. Korban
dipancing dengan cara diajak main oleh salah satu pelaku dengan dijemput," tuturnya.

Di dalam angkot inilah, korban dianiaya, tepatnya saat angkot melintas di terowongan CBD, Ciledug.
Mobil dihentkan dan dikunci. Keempat pelaku langsung menganiaya korban.

"Dara sempat menyundut wajah korban dengan rokok sebanyak empat kali, dan satu sundutan di pinggul
belakang. Kemudian korban ditelanjangi dan kepalanya ditendang," ungkap Triyani.

Sedang teman-teman pelaku ada yang memukul hidung korban hingga berdarah lalu menyiramnya
dengan air es. Ada juga yang memukul badan korban satu kali, dan menampar wajahnya satu kali.

"Setelah dianiaya, korba diturunkan di pinggir jalan. Atas tndakan kekerasan itu, korban langsung
melapor kepada kedua orang tuanya. Laporan ini langsung dilanjutkan ke Polsek Ciledug," jelasnya.

Mendapat laporan itu, petugas bertndak cepat dan langsung mencari pelaku yang identtasnya sudah
dikantongi. Para pelaku sempat kabur dari rumahnya, tapi langsung berhasil diamankan.

"Para pelaku akan dijerat denga Pasal 170 KUHP tentang Penganiayaan dengan ancaman hukuman lima
tahun penjara," imbuhnya.

Single parent, wanita dipandang sebelah mata

Marieska Harya Virdhani

Kamis, 17 Oktober 2013 - 19:19 WIB

Sindonews.com - Para buruh perempuan menuntut perlakuan yang sama dengan buruh laki-laki. Salah
satu contohnya, mereka mengaku ada perbedaan sikap kepada buruh perempuan saat mengajukan
kredit di perbankan.
"Saat perempuan menjadi single parent dan tulang punggung, hal sepert ini tdak menjadi perhatan.
Bahkan mereka masih melihat adanya bias gender. Kita tdak ingin adanya diskriminasi yang dialami
perempuan," ujar Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kota Depok Asri Mulyanita kepada
wartawan, Kamis (17/10/2013).

Walaupun sudah ada undang-undang tentang buruh dan Jamsostek, kata Asri, namun kenyataan di
lapangan, mereka masih mengalami diskriminasi. Dikatakannya, dari data yang dihimpun Apindo
menunjukkan wanita pengusaha di Indonesia usia 25 sampai 44 tahun berada dalam kondisi tanpa
pendidikan bisnis khusus, dengan latar pendidikan SD 61 persen, SMP 16 persen, SMA 21 persen.

"Sebanyak 35,2 persen menggunakan modal sendiri, dan sebesar 11,3 persen modal pinjaman bank.
Sedangkan Data ADB tahun 2002, menyebut 30 persen UKM didirikan dan dikelola wanita, dan 30 persen
lainnya dirikan pria tapi dikelola wanita," ungkapnya.

Menurut aktvis perempuan Gefarina Johan, kondisi pekerja perempuan di Depok dan Bekasi tdak jauh
berbeda. Bahkan, pekerja perempuan juga masih dimarjinalkan. Tidak heran, lanjutnya, bila gaji yang
mereka terima masih dianggap sebelah mata.

"Buruh yang ada di Depok dan Bekasi masih termarjinalkan. Indikasinya, gaji yang diterima masih
dipandang dibedakan dengan laki-laki. Ini yang terus kita perjuangkan," ungkapnya.

Senin 30 Oktober 2017, 13:47 WIB

Siswa SD di Bandung Masuk RS Diduga Dianiaya Teman Sekelas

Wisma Putra - detkNews

Kabupaten Bandung - Salah satu siswa SD SDN Bojong Malaka II Baleendah Bandung sempat menjalani
perawatan di rumah sakit lantaran mengeluh sakit di bagian perut. Bocah lelaki usia tujuh tahun tersebut
mengaku mengalami kekerasan fisik oleh teman sekelasnya.

Selepas pulang sekolah, Senin (23/10) pekan lalu, siswa ini diboyong ke RSUD Al Ihsan Baleendah. "Anak
saya mengeluh sakit di perut sepulang sekolah. Ia mengaku dipukul teman sekelas," kata Tat Setawat
(41), orang tua siswa tersebut, di kediamannya, Desa Bojong Malaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten
Bandung, Jabar, Senin (30/10/2017).

Semula Tat dan suaminya, Kurnia Rukmana (45), tdak mengetahui penyebab keluhan anaknya. Usai
pemeriksaan, anaknya boleh pulang. Lalu pada Rabu 25 Oktober, anak tersebut dibawa orang tuanya
kembali ke Al Ihsan. "Dia dirawat selama dua hari, Rabu hingga Jumat," kata Tat.
Hasil rontgen tdak ada luka serius yang dialami bocah itu. Menurut Tat, anaknya yang pendiam ini baru
berbicara di RS bahwa pernah dipukul di perut oleh teman sekelas. "Saya bilang kenapa tdak lapor
gurunya, dia takut. Dia tahu muka, tapi tdak tahu namanya (teman diduga memukul)," tuturnya.

Kini siswa SD ini SDN Bojong Malaka II ini sudah membaik. Senin ini ia sudah kembali sekolah. Tat
berjanji tdak memperpanjang kejadian dugaan penganiayaan terhadap sang anak.

"Saya tdak akan menuntut apa-apa. Ingin diselesaikan masalahnya saja sama pihak sekolah biar kejadian
ini menjadi bahan pembelajaran ke depannya," ucap Tat.

Kepala SDN Bojong Malaka II Eni Rohaeni mengatakan dari keterangan guru yang mengajar di kelas siswa
tersebut pada Senin lalu tdak ada laporan atau jeritan berkaitan info aksi kekerasan fisik. Di dalam kelas
it ada sekitar 40 siswa.

Eni mengetahui salah satu anak didiknya masuk rumah sakit lantaran ramai diperbincangkan di media
sosial (medsos) Facebook. "Saya bersama guru lainnya lalu menengok ke rumah sakit dan menanyakan
oleh siapa dipukul. Ia mengaku dipukul siswa berkulit hitam. Namun saya bingung karena dia tdak
mengetahui nama temannya itu," tuturnya.

"Saya tahunya di FB, seharusnya jika tdak ada kepuasan ke sekolah harusnya langsung ke sekolah. Kini
akhirnya orang tua dan kakanya datang k esini (setelah ramai di medsos)," ucap Eni menambahkan.

Meski belum dapat dipastkan kebenaran kasus dugaan aksi kekerasan, ia terus meningkatkan
pengawasan terhadap para siswanya. "Kami merasa antsipasi dari guru sudah maksimal. Ya karena hari
itu ada dua sampai tga guru mengawasi 40-an siswa kelas satu," ujar Eri.

Jumat 19 Mei 2017, 16:45 WIB

Polisi Selidiki Kasus Pekerja Anak di Mal Tambora

Arief Ikhsanudin - detkNews

Jakarta - A (15), tersangka penganiayaan Iqbal (4) merupakan anak di bawah umur yang bekerja sebagai
office boy (OB) atau cleaning servis di Mal Tambora. Hal itu membuat Polisi mengembangkan kasus ini
dalam dugaan mempekerjakan anak di bawah umur.

"Ini temuan (ada anak di bawah umur dipekerjakan). Kita akan periksa dulu orang tua (A)," ujar Kanit
Reskrim Polsek Tambora AKP Antonius, kepada wartawan di Mapolsek Tambora, Jum'at (19/5/2017).

Dalam kasus ini, pihak kepolisian sudah berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DisnakerTrans) DKI Jakarta. "Kemarin kita sudah kordinasi dengan Ketenagakerjaan," ucap Antonius.

Selain pihak kepolisian, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan melakukan penyelidikan
terhadap dugaan pihak Mal Seasons City mempekerjakan anak di bawah umur. KPAI akan memanggil
pihak Seasons City untuk meminta klarifikasi.
"Kami bersama pihak kementerian akan meminta klarifikasi bersama outsourcing, kemudian kepada
pihak mal. Kenapa itu dipekerjakan. Jika ada pelanggaran, kami akan koordinasi dengan pihak
kepolisian," ucap Ketua Divisi Sosialisasi KPAI Erlinda, kepada wartawan di Mapolsek Tambora.

Erlinda mengatakan, jika A bekerja seharusnya hanya lima jam kerja. Sedangkan, cleaning service bisa
bekerja lebih dari itu.

"Kenapa ada anak yang sebagai cleaning servis. Anak 15 tahun boleh kerja tapi tdak lebih dari lima, tapi
tga jam sebenarnya. Kalau cleaning service kan bisa sampai malam," ujar Erlinda.

Sebelumnya, A merupakan salah satu tersangka dalam penganiayaan yang dilakukan di Seasons City. Dia
berperan membawa Iqbal ke tangga darurat GF 1.

Di sana sudah ada pelaku lain, Yudi yang menunggu untuk melakukan penganiayaan. Setelah itu, Yadi
menghampiri untuk ikut melakukan penganiayaan. Ketga pelaku sudah diamankan oleh Polsek Tambora.
Namun, A sudah dipulangkan karena di bawah umur.

"A dengan perlakukan khusus. Percepatan berkas 14 hari sudah harus P21 (lengkap)," ujar Kanit Reskrim
Polsek Tambora AKP Antonius, dalam keterangannya kepada detkcom, Senin (15/5).

https://m.detk.com/news/berita/d-3506275/polisi-selidiki-kasus-pekerja-anak-di-mal-tambora?
_ga=2.250666624.74721018.1571790250-1175872147.1570751770

Diduga Aniaya Murid, Guru Sekolah Internasional Dilaporkan ke Polisi

Wahyu Nugroho

Rabu, 1 Mei 2019 - 17:45 WIB

JAKARTA - Seorang siswa sekolah internasional berinisial JNA ditemani orang tuanya melaporkan seorang
guru berinisial IR karena diduga melakukan tndakan kekerasan di dalam sekolah. Orang tua korban,
Alamsyah melaporkan IR ke Polres Jakarta Selatan dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Alamsyah mengatakan, kasus dugaan kekerasan yang dialami sang buah hat telah dilaporkan ke SPKT
Polda Metro Jaya pada 20 Februari 2019 silam. Adapun dugaan kekerasan yang dialami anaknya ini
terjadi pada 19 Februari 2019.

"Anak saya mengalami luka memar di telinga," kata Alamsyah kepada wartawan di Polrestro Jakarta
Selatan pada Selasa, 30 April 2019 kemarin. Dia meuturkan, peristwa ini bermula saat JNA yang duduk di
bangku kelas enam tdak membawa perlengkapan kelas seni.

Menurut Alamsyah, berdasarkan penuturan anaknya, IR selaku guru merasa tdak suka dan mulai
melakukan tndak kekerasan tersebut. Alamsyah melanjutkan, pernah menanyakan permasalahan ini
sebelumnya kepada pihak sekolah, akan tetapi pihak sekolah menyarankan untuk tdak melaporkan
peristwa ini ke kepolisian.
"Mereka minta masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan, tapi saya rasa kalau sudah pukul dan luka,
bukan hanya luka fisik, tapi juga batn, traumats, biarkan proses hukum yang menyelesaikan," ujarnya.
Almasyah mengatakan, kasus ini dilimpahkan ke Polrs Jakarta Selatan oleh penyidik Polda Metro
Jaya."Anak saya sudah dimintai keterangan oleh penyidik Polres Jakarta Selatan," katanya.

Alamsyah dan kuasa hukum JNA, yakni Nadira juga telah melaporkan dugaan tndak kekerasan ini pada
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). "Sudah ada pertemuan mediasi yang difasilitasi KPAI, tapi
belum ada hasil lanjut," ucap Nadira.

https://metro.sindonews.com/read/1400581/170/diduga-aniaya-murid-guru-sekolah-internasional-
dilaporkan-ke-polisi-1556722061

PERATURAN PERLINDUNGAN ANAK DAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang PERLINDUNGAN ANAK

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Undang-Undang Nomor 13_Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi_Korban

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum

Undang-Undang Nomor 11 TAHUN 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

Undang-Undang Nomor 35 Tahun-2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan Penanganan
Anak Yang Belum Berumur 12 (Dua Belas) Tahun

Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.

Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Terhadap
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Di Kabupaten Bojonegoro

Berikut ini adalah beberapa fungsi lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Indonesia:

Sebagai wadah organisasi yang menampung, memproses, mengelola dan melaksanakan semua aspirasi
masyarakat dalam bidang pembangunan terutama pada bagian yang kerap kali tdak diperhatkan oleh
pemerintah.
Senantasa ikut menumbuhkembangkan jiwa dan semangat serta memberdayakan masyarakat dalam
bidang pembangunan, ini merupakan salah satu fungsi utama dari pembentukan lembaga swadaya
masyarakat itu sendiri.

Ikut melaksanakan, mengawasi, memotvasi dan merancang proses dan hasil pembangunan secara
berkesinambungan tdak hanya pada saat itu juga. Dalam hal ini LSM harus memberikan penyuluhan
langsung kepada masyarakat untuk ikut berperan aktf dalam pembangunan.

LSM juga harus ikut aktf dalam memelihara dan menciptakan suasana yang kondusif di dalam kehidupan
masyarakat bukan sebaliknya justru membuat keadaan menjadi semakin kacau dengan adanya isu-isu
palsu yang meresahkan masyarakat.

Lembaga swadaya masyarakat sebagai wadah penyalur aspirasi atas hak dan kewajiban warga negara dan
kegiatan dari masyarakat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh masing-masing Lembaga
swadaya masyarakat.

Lembaga swadaya masyarakat juga harus ikut menggali dan mengembangkan segala potensi yang
dimiliki oleh anggotanya sehingga dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dalam hal
ini sangatlah pentng karena jika anggota dalam lembaga swadaya masyarakat tdak memiliki potensi
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan akan menjadikan LSM sepert halnya mayat hidup, yang ada
keberadaannya namun tdak memiliki nyawa di dalamnya.

Lembaga swadaya masyarakat sebagai wadah yang ikut aktf dalam perannya mensukseskan
pembangunan bangsa dan negara. Serta dalam hal ini ikut menjaga kedaulatan negara serta menjaga
ketertban sosial.

Sebagai salah satu cara bagi masyarakat untuk memberikan asiprasinya, kemudian aspirasi ini ditampung
oleh lembaga swadaya masyarakat sesuai dengan tujuan LSM itu sendiri dan kemudian akan disalurkan
kepada lembaga politk yang bersangkutan guna mencapai keseimbangan komunikasi yang baik antara
masyarakat dan pemerintahan sepert politk luar negeri Indonesia.

Pemerintah harus memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat bahwa HAM sangatlah
pentng dan menyangkut setap kehidupan individu dalam masyarakat yang luas. Tidak hanya itu saja,
pemerintah juga harus membuat suatu aturan hukum terkait HAM. Nah, jika aturannya telah dibuat,
maka peran masyarakat dalam penegakan HAM dapat diwujudkan dalam bentuk mematuhi peraturan
tersebut.

1. Peran organisasi dalam Penegakan HAM


Selain itu peran masyarakat dalam menegakan HAM juga bisa dilakukan dengan cara mengikut
organisasi-organisasi sukarela yang ikut serta dalam menegakan hak asasi manusia. Biasanya organisasi
ini berupa lembaga swadaya masyarakat misalnya organisasi ELSAM, imparsial dan PBHI.

2. Peran tokoh masyarakat dalam Penegakan HAM

Tokoh masyarakat merupakan tokoh panutan yang banyak mendapatkan simpat dan dukungan dari
masyarakat. Maka peran tokoh masyarakat dalam ikut serta memberikan pemahaman tentang HAM
kepada masyarakat dapat dilakukan. Tokoh masyarakat bisa ulama, pendeta, kepala suku atau sesepuh
kampung.

3. Peran individu dalam Penegakan HAM

Tujuan

Di dalam Pasal 75 Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, disebutkan bahwa tujuan dari Komnas
HAM adalah:

Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila,
UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia
Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartsipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Alat Kelengkapan Lembaga

Alat kelengkapan Komnas HAM terdiri atas Sidang Paripurna dan Subkomisi. Disamping itu, Komnas HAM
mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur pelayanan.

Sidang Paripurna
Sidang Paripurna adalah pemegang kekuasaan tertnggi di Komnas HAM, yang terdiri atas seluruh
anggota Komnas HAM. Sidang Paripurna menetapkan Tata Tertb, Program Kerja dan Mekanisme Kerja
Komnas HAM.

Sub-komisi

Pada periode keanggotaan 2017-2022, Sub-komisi Komnas HAM terdiri atas:

Subkomisi Pemajuan HAM, yang terdiri atas fungsi Pengkajian dan Penelitan dan fungsi Penyuluhan,

Subkomisi Penegakan HAM, yang terdiri atas fungsi pemantauan/penyelidikan dan fungsi mediasi.

Instrumen Hak Asasi Manusia

Dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenang guna mencapai tujuannya Komnas HAM
menggunakan sebagai acuan intrumen-instrumen yang berkaitan dengan HAM, baik nasional maupun
internasional.

Instrumen Nasional :

UUD 1945 beserta amandemenya;

Tap MPR No. XVII/MPR/1998;

UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM;

UU No. 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis;

UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial;

Peraturan perundang-undangan nasional lainnya yang terkait.


Selaku individu dalam sebuah masyarakat, kita bisa melakukan beberapa kegiatan untuk ikut berperan
serta dalam menegakan HAM diantaranya turut mendukung secara positf penegakan HAM, tdak
melanggar peraturan yang berlaku, ikut mengamat dan memperjuangkan bilamana ada pelanggaran
HAM dan memahami istrumen-instrumen HAM.

Solusi / Upaya mengatasi pelanggaran hak asasi manusia

Upaya penanganan pelanggaran HAM di Indonesia yang bersifat berat, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui pengadilan HAM, sedangkan untuk kasus pelanggaran HAM yang biasa diselesaikan melalui
pengadilan umum.Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh setap orang dalam kehidupan sehari-hari
untuk menghargai dan menegakkan HAM antara lain dapat dilakukan melalui perilaku sebagai berikut:

-Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.

-Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab.

-Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setap orang juga memiliki kewajiban asasi yang harus
dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

-Tidak semena-mena terhadap orang lain.

-Menghormat hak-hak orang lain.

Anda mungkin juga menyukai