Anda di halaman 1dari 4

Nama : Retno Ambarwati Jafar

Kelas :A3

1. Hukum kesehatan (Health Law) menurut:


Van Der Mijn: Hukum Kesehatan diratikan sebagai hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan kesehatan, meliputi: penerapan perangkat
hukum perdata, pidana dan tata usaha negara.
Secara ringkas hukum kesehatan adalah:
a. Kumpulan peraturan yang mengatur tetang hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan
b. Seperangkat kaidah yang mengatur seluruh aspek yang berkaitan dengan
upaya dan pemeliharaan di bidang kesehatan.
c. Rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan yang
mengatur pelayanan medik dan sarana medik
2. Pelayanan medik adalah upaya pelayanan kesehatan yang melembaga,
berdasarkan fungsi sosial di bidang pelayanan kesehatan perorangan bagi
individu dan keluarga.
Sarana medik adalah meliputi rumah sakit (umum/khusus), klinik spesialis,
rumah/klinik bersalin, poliklinik atau balai pengobatan dan sarana lain yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan.
3. Kesehatan matra adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
berubah secara bermakna baik lingkungan darat, udara, angkasa, maupun air.
4. Perbedaan hukum kesehatan (Health Law) dan hukum kedokteran (medical
law): hanya terletak pada ruang lingkupnya saja.
Ruang lingkup hukum kesehatan meliputi semua aspek yang berkaitan
dengan kesehatan (yaitu kesehatan badaniah, rohaniah dan sosial secara
keseluruhan)
Ruang lingkup hukum kedokteran hanya pada masalah-masalah yang
berkaitan dengan profesi kedokteran. Oleh karena masalah kedokteran juga
termasuk di dalam ruang lingkup kesehatan, maka sebenarnya hukum
kedokteran adalah bagian dari hukum kesehatan.
5. Latar Belakang disusunnya peraturan perundang-undnagan di bidang
pelayanan kesehatan, adalah: karena adanya kebutuhan:
1. pengaturan pemberian jasa keahlian
2. tingkat kualitas keahlian tenaga kesehatan
Nama : Retno Ambarwati Jafar
Kelas :A3

3. Keterarahan
4. pengendalian biaya
5. kebebasan warga masyarakat untuk menentukan kepentingannya serta
identifikasi kewajiban pemerintah.
6. perlindungan hukum pasien.
7. perlindungan hukum tenaga kesehatan.
8. perlindungan hukum pihak ketiga
9. perlindungan hukum bagi kepentingan umum
6. Fungsi hukum kesehatan adalah:
1. menjaga ketertiban di dalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur tata
kehidupan di dalam sub sektor yang kecil tetapi keberadaannya dapat
memberi sumbangan yang besar bagi ketertiban masyarakat secara
keseluruhan.
2. menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat (khususnya di
bidang kesehatan). Benturan antara kepentingan individu dengan
kepentingan masyarakat
3. merekayasa masyarakat (social engineering). Jika masyarakat menghalang-
halangi dokter untuk melakukan pertolongan terhadap penjahat yang luka-
luka karena tembakan, maka tindakan tersebut sebenarnya keliru dan perlu
diluruskan.
7. Ruang Lingkup Hukum Kesehatan
Pasal 1 butir (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
menyatakan yang disebut sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
Menurut Leenen, masalah kesehatan dikelompokkan dalam 15 kelompok: (Pasal
11 Undang-Undang Kesehatan)
1. kesehatan keluarga
2. perbaikan gizi
3. pengemanan makanan dan minuman
4. kesehatan lingkungan
5. kesehatan kerja
6. kesehatan jiwa
Nama : Retno Ambarwati Jafar
Kelas :A3

7. pemberantasan penyakit
8. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
9. penyuluhan kesehatan
10. pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
11. pengamanan zat adiktif
12. kesehatan sekolah
13. kesehatan olah raga
14. pengobatan tradisional
15. kesehatan matra
8. Sumber Hukum Kesehatan
Hukum Kesehatan tidak hanya bersumber pada hukum tertulis saja tetapi
juga yurisprudensi, traktat, Konvensi, doktrin, konsensus dan pendapat para ahli
hukum maupun kedokteran.
Hukum tertulis, traktat, Konvensi atau yurisprudensi, mempunyai
kekuatan mengikat (the binding authority), tetapi doktrin, konsensus atau
pendapat para ahli tidak mempunyai kekuatan mengikat, tetapi dapat dijadikan
pertimbangan oleh hakim dalam melaksanakan kewenangannya, yaitu
menemukan hukum baru.Sumber hukum dapat dibedakan ke dalam :
Sumber hukum materiil, adalah faktor-faktor yang turut menentukan isi
hukum. Misalnya, hubungan sosial/kemasyarakatan, kondisi atau struktur
ekonomi, hubungan kekuatan politik, pandangan keagamaan, kesusilaan dsb.
Sumber hukum formal, merupakan tempat atau sumber dari mana suatu
peraturan memperoleh kekuatan hukum; melihat sumber hukum dari segi
bentuknya. Yang termasuk sumber hukum formal, adalah :
1. Peraturan Perundang-undangan;
2. Kebiasaan;
3. Yurisprudensi;
4. Traktat (Perjanjian antar negara);
5. Perjanjian;
6. Doktrin.
9. Sejarah Hukum Kesehatan
Pada awalnya masyarakat menganggap penyakit sebagai misteri,
sehingga tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan secara benar tentang
mengapa suatu penyakit menyerang seseorang dan tidak menyerang lainnya.
Nama : Retno Ambarwati Jafar
Kelas :A3

Pemahaman yang berkembang selalu dikaitkan dengan kekuatan yang bersifat


supranatural.
Penyakit dianggap sebagai hukuman Tuhan atas orang-orang yang yang
melanggar hukumNya atau disebabkan oleh perbuatan roh-roh jahat yang
berperang melawan dewa pelindung manusia. Pengobatannya hanya bisa
dilakukan oleh para pendeta atau pemuka agama melalui do’a atau upacara
pengorbanan.
Pada masa itu profesi kedokteran menjadi monopoli kaum pendeta, oleh
karena itu mereka merupakan kelompok yang tertutup, yang mengajarkan ilmu
kesehatan hanya di kalangan mereka sendiri serta merekrtu muridnya dari
kalangan atas. memiliki kewenangan untuk membuat undang-undang, karena
dipercayai sebagai wakil Tuhan untuk membuat undang-undang di muka
bumi.undang-undang yang mereka buat memberi ancaman hukuman yang
berat, misalnya hukuman potong tangan bagi seseorang yang melakukan
pekerjaan dokter dengan menggunakan metode yang menyimpang dari buku
yang ditulis sebelumnya, sehingga orang enggan memasuki profesi ini.
10. Hukum dan etika berfungsi sebagai alat untuk menilai perilaku manusia, obyek
hukum lebih menitik beratkan pada perbuatan lahir, sedang etika batin, tujuan
hukum adalah untuk kedamaian lahiriah, etika untuk kesempurnaan manusia,
sanksi hukum bersifat memaksa, etika berupa pengucilan dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai