EZRA SENAPUTRA
2016710250037
JAKARTA
MEI 2019
RANCANGAN SISTEM OTOMATISASI PENGGUNAAN RAK TOOLS
BERBASIS PLC DAN ANDROID
UNIVERSITAS JAYABAYA
EZRA SENAPUTRA
2016710250037
JAKARTA
MEI 2019
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui di : Jakarta
Tanggal : Mei 2019
Pembimbing Lapangan
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing sebagai bagian persyaratan
yang diperlukan untuk mendaftar Seminar Kerja Praktek pada Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Jayabaya
Disetujui di : Jakarta
Tanggal : Mei 2019
Dosen Pembimbing
iv
HALAMAN PENGESAHAN
PENGUJI
Penguji : (...........................................)
Disetujui di : Jakarta
Tanggal : Mei 2019
v
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui di : Jakarta
Tanggal : Mei 2019
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini. Penulisan
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro pada Fakultas Teknologi Industri
Universitas Jayabaya. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan kerja
praktek ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
(1) Mardiono, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan
laporan kerja praktek ini;
(2) Pihak PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia mulai dari Member,
Group Head dan Line Head di Section Maintenance Divisi Casting yang
telah banyak membantu dalam memperoleh data yang diperlukan.
(3) Orang tua serta keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material, moral dan energi.
(4) Sahabat yang telah banyak membantu memberikan masukan serta
informasi guna mendukung pembuatan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan kerja praktek ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu Teknik Elektro.
Jakarta, April 2019
Penulis
Ezra Senaputra
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS…………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. vii
ABSTRAK…………………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xi
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ……………………………………... 1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Kerja Praktek………………………………… 2
1.2.1 Tujuan Umum Pelaksanaan Kerja Praktek……………….. 2
1.2.2 Tujuan Khusus Pelaksanaan Kerja Praktek……....................2
1.2.3 Tujuan Pembuatan Laporan Kerja Praktek………………… 3
1.3 Pembatasan Masalah……………………….………………………. 3
3 CASTING LINE
3.1 Proses Casting …………………………………………………….. 14
3.1.1 Langkah-langkah Proses Casting…………………………... 14
ix
3.2 Maintenance Casting………………………………………………. 18
3.3 Otomatisasi……...…………………………………………………. 20
3.4 Revolusi Industri 4.0………………………………………………. 22
3.5 Project Andon Tools……………………………………………….. 22
3.6 Latar Belakang Project Andon Tools……………………………… 23
3.7 Komponen-Komponen Andon Tools ……………………………... 24
3.7.1 PLC(Programmable Logic Controller)………………………. 24
3.7.2 OPC Server………………………………………………… 29
3.7.3 Android System………………………………………………….. 29
3.7.4 Komponen-komponen Lainnya Pada Project Andon Tools.. 30
5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 39
5.2 Saran……………………………………………………………….. 39
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 40
Tabel Kegiatan Kerja Praktek …………………………………………….. 41
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran
1 Copy Sertifikat Penyelesaian Program Magang
2 Copy Sertifikat Penyelesaian Safety Dojo
3 Dokumentasi selama Kerja Praktek
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 2.1 Logo Perusahaan 4
Gambar 3.1 Proses Casting 14
Gambar 3.2 Material Melting (Igot,Scrap,Return ) 15
Gambar 3.3 Proses Pouring 15
Gambar 3.4 Proses Finishing 17
Gambar 3.5 Andon Tools 23
Gambar 3.6 Power Supply PLC (Mitsubishi Q61P) 26
Gambar 3.7 CPU PLC (Mitsubishi Q06UDEH) 27
Gambar 3.8 Modul Input 28
Gambar 3.9 Modul Output 28
Gambar 3.10 Base Unit PLC 28
Gambar 3.11 Software Pemrograman (GX Works) 28
Gambar 3.12 PC INTEL NUC 29
Gambar 3.13 Xiaomi MiPad 4 30
Gambar 3.14 Sensor Proximity 30
Gambar 3.15 MCB & CP 31
Gambar 3.16 Magnetic Lock 31
Gambar 3.17 Magnetic Driver 32
Gambar 3.18 LED RGB 32
Gambar 4.1 Sistem Kerja Andon Tools 33
Gambar 4.2 Sistem Kerja Andon Tools Proses 34
Peminjaman
Gambar 4.3 Sistem Kerja Andon Tools Proses 35
Pengembalian
Gambar 4.4 Program PLC 37
Gambar 4.5 Cycle PWM 37
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK (KP)
2
2. Mengembangkan mahasiswa dalam mengumpulkan data, baik yang
bersumber dari buku-buku maupun hasil konsultasi langsung dengan
pembimbing dan mengolah kembali sehingga dapat dituangkan dalam wujud
laporan.
3. Menambah daya nalar mahasiswa, terutama dalam mengevaluasi dan
membahas data-data analisis.
3
BAB II
4
dengan tujuan menjadi perusahaan importir dan distributor produk-produk
mobil Toyota di Indonesia.
b. 1973
PT Multi Astra didirikan khusus untuk pabrik perakitan mobil.
c. 1976
Berdiri PT Toyota Mobilindo sebagai pabrik karoseri dan bodi komponen.
d. 1977
Kijang pertama kali diluncurkan ke publik.
e. 1982
PT Toyota Engine Indonesia didirikan. Perusahaan ini didesain untuk
memproduksi mesin mobil.
f. 1987
Expor perdana Kijang ke beberapa negara Asia-Pasifik.
g. 1989
Untuk memperkuat kinerja perusahaan Toyota, maka pada 31 Desember
1989, dilakukan merger empat perusahaan Toyota di Indonesia : PT
Toyota-Astra Motor, PT Multi Astra, PT Toyota Mobilindo dan PT Toyota
Engine Indonesia.
h. 1996
Peluncuran unit produksi Toyota ke-1.000.000.
i. 2000
Karena dirasa areal pabrik yang berada di daerah Sunter, Jakarta Utara sudah
tidak memadai lagi, maka pada tahun 2000 didirikanlah pabrik Toyota yang
berlokasi dikawasan Karawang, Jawa Barat di atas tanah seluas 100 hektar.
j. 2003
Pada 15 Juli 2003, TAM berubah menjadi PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan didirikan TAM sebagai
distributor. Produksi Kijang ke-1.000.000 unit.
k. 2004
Peluncuran Toyota Avanza sebagai kendaraan hasil kolaborasi antara TAM -
TMMIN dan PT. Astra Daihatsu Motor. Peluncuran Toyota Kijang Generasi
V, Kijang Innova.
5
2.2 FILOSOFI, VISI, dan MISI PT.TMMIN
Filosofi
1) Memberikan kontribusi kepada negara, masyarakat, bangsa, dan dunia melalui
langkah-langkah secara profesional dalam proses produksi dan pelayanan
yang berkualitas global.
2) Berkembang bersama-sama karyawan, dealers dan supplier atas dasar
kepercayaan dan saling menghargai.
Visi
Visi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah To be the best
most flexible toyota manufacturing operation in ASEAN.
Misi
To help people and good move from one place to another comfortable
through pursuing sustainable development of technology, product and services
in automotive industry.
1. Board of Directors
Board of Directors merupakan jajaran direksi yang terdiri dari
President Directors, Vice President Directors, dan Directors dan memegang
6
manajemen tertinggi di perusahaan. Beberapa directors mengepalai sebuah
direktorat dengan satu atau lebih divisi di dalamnya.
2. Corporate Planning
Corporate Planning merupakan struktur organisasi yang terpisah dari
direktorat dengan seorang General Manager yang mengepalainya. Fungsi utama
Corporate Planning adalah sebagai badan independent yang menangani masalah
Yayasan Toyota dan Astra, komite TQM (Total Quality Maintenance), komite
kesejahteraan karyawan meliputi keamanan kerja, kesehatan dan kenyamanan
lingkungan, serta reporting yang harus dilaporkan ke jajaran Board of Directors
terutama yang berhubungan dengan area kerja perusahaan.
a. Plant Karawang
PT. TMMIN memiliki Plant Karawang yang tepatnya berada di
Kawasan Industri KIIC (Karawang International Industrial City). Pada
direktorat ini terdiri dari 2 divisi, yaitu Assembly (Assy) and Painting, serta
Press and Welding.
♦ Divisi Assembly and Painting
Divisi Assembly and Painting merupakan divisi yang memproduksi unit
kendaraan mulai proses pengecatan (painting) hingga instalasi interior (body/
cabin) dan exterior (frame) untuk kijang baru yaitu Kijang Innova yang baru di-
launching pada bulan September 2004. Pada umumnya line produksi Assembly
terdiri dari 2 pos, yaitu Trimming dan Chassis. Beberapa komponen yang
terpasang di setiap pos seperti contoh di pos Trimming adalah wiring,
weatherstrip, glass, instrument panel, receiver assy dan sebagainya. Sementara di
pos Chassis akan dipasang beberapa jenis komponen seperti engine assy, axle,
carpet, tyre assy, fuel tank, seat assy, battery, dan sebagainya.
♦ Divisi Press and Welding
Divisi Press and Welding adalah divisi yang menghasilkan produk press
part dan dilanjutkan ke proses pengelasan (welding) untuk membuat cabin assy
sebagai hasil akhir produk sebelum dilanjutkan ke proses painting dan
assembling. Selain ini, divisi ini pun menghasilkan produk press part yang
dipesan khusus oleh Divisi Service Parts sebagai produk after market. Untuk
7
kebutuhan ekspor dihasilkan pula side door dan engine hood yang dikirimkan ke
packing plant.
b. Plant Sunter I
Area produksi Plant Sunter I terdiri atas 2 divisi dengan hasil produk
yang berbeda-beda antara satu divisi dengan yang lainnya.
♦ Divisi Machining
Divisi Machining atau lebih sering disebut sebagai Engine Plant
memproduksi engine assy baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk ekspor.
Selain itu diproduksi pula beberapa engine components. Divisi ini menyuplai
unit engine assy untuk kendaraan model Kijang, Dyna, Starlet, Forklift, Crown,
Corona, Camry, Corolla, dan Soluna. Selain itu negara-negara Jepang dan
Malaysia juga menjadi tujuan ekspor untuk Cylinder Block, serta Malaysia,
Taiwan, Philippine, dan Vietnam menjadi tujuan eksport.
♦ Divisi Assembly
Assembly adalah proses manufacturing dimana setiap bagian disusun
berdasarkan urutan untuk menghasilkan produk jadi yang lebih cepat. Dalam
motode assy line ini, komponen- komponen yang akan di pasang biasanya
diletakkan di attachment box / pallet kemudian komponen tersebut di pasang pada
rangkaian produk/ engine yang berada di atas roller atau conveyor dan berjalan
sesuai urutan proses manufacturing produk tersebut.
c. Plant Sunter II
Merupakan area produksi TMMIN yang lain berada di Sunter II dan
terdiri atas 4 divisi. Hasil produk utamanya adalah press part, stamping tools,
serta persiapan packing dan vanning untuk ekspor.
♦ Divisi Stamping Production
Merupakan divisi yang memproduksi press part untuk kebutuhan produksi
domestik dan ekspor melalui Packing Plant. Produk utamanya adalah stamping
parts (untuk model Kijang, Dyna, Daihatsu Delta, Hino truck, dan Soluna),
pembuatan frame (Kijang dan Dyna), pembuatan fuel tank (Kijang), serta
ekspor packing set CKD/CBU Kijang ke Philippine, Taiwan, Malaysia.
8
♦ Divisi Stamping Tools
Produk utama divisi ini adalah manufacturing dies untuk Inner Panel
Corolla dan Daihatsu (1993), manufacturing dies untuk Mitsubishi (1994),
pembuatan dies untuk Kijang serta dirintis penggunaan CAD / CAM (1996), dan
pembuatan dies untuk AFC (Affordable Family Car) suatu kendaraan yang
dipersiapkan menjadi Asean Passenger Car (1997).
♦ Divisi Casting
Divisi Casting memproduksi Cylinder Block, Crank Cap, Crank Shaft, dan
Flywheel. Hasil produk divisi ini akan dikirimkan ke divisi Stamping Production
dan Machining.
♦ Divisi Packing and Vanning
Merupakan divisi yang khusus melakukan proses ekspor dan vanning.
Beberapa pemasok lokal mengirimkan komponen ke Divisi Packing and Vanning
dalam satuan pieces maupun lot set. Kemudian komponen-komponen tersebut
dimasukkan dalam case dan di-vanning ke kontainer sebelum dikirim melalui
pelabuhan Tanjung Priok.
d. Technical
Merupakan directorate yang menangani masalah-masalah tehnik yang
terdiri dari Divisi Engineering dan Divisi Quality.
♦ Engineering
Divisi Engineering merupakan salah satu divisi yang ada di PT. TMMIN
di sinilah Accessories Development dilakukan, yang merupakan local
development, selain itu di Divisi Engineering juga menangani administratif
yang menyangkut spesifikasi komponen. Semua komponen akan diterima dari
mother company PT. TMMIN di Jepang, yaitu Toyota Motor Corporation
(TMC). Routing parts untuk yang pertama kali diterima, kemudian drawing untuk
setiap komponen akan diinformasikan kemudian. Divisi Engineering akan
membuat suatu prototype atas drawing yang telah diterima, dan dilakukan trial
sesudahnya. Hasil trial akan dikonfirmasikan ke TMC, apabila mendapat
persetujuan maka divisi ini akan mengeluarkan ECI (Engineering Change
Instruction) ke Divisi Purchasing untuk mulai dilakukan pembelian ke pemasok.
9
Setelah komponen terpasang dalam unit produksi Divisi Engineering masih harus
mengecek dimensinya agar tidak terjadi kesalahan ukuran.
♦ Quality
Terdiri atas satu divisi saja yaitu Divisi Quality dengan definisi kerja
untuk mengamankan jalannya produksi serta mengontrol semua kualitas bahan
baku (raw material), komponen, barang setengah jadi (semi-finished goods),
barang jadi (finished goods / units), maupun kualitas kendaraan yang telah dijual
serta melayani pengaduan konsumen atas produk yang telah dibeli. Divisi ini
mempunyai peran penting terhadap kepuasan pelanggan ditinjau dari kualitas
produk karena akan mempertaruhkan kelangsungan produk Toyota di masa
yang akan datang.
e. Plant Administration
Plant Administration juga terdiri atas satu divisi saja yaitu Divisi Plant
Administration yang bertugas untuk menangani semua proses administratif
produksi, seperti penyediaan consumable parts (bahan bakar, sarung tangan
(gloves), ear plug, safety shoes, helmet, cat, dan sebagainya) serta keamanan dan
kenyamanan kerja karyawan di lingkungan perusahaan seperti pengolahan
limbah, pengurusan kepersonaliaan, fasilitas toilet, dan sebagainya.
g. Purchasing
Di dalam Direktorat Purchasing hanya terdapat satu divisi saja, yaitu
Purchasing Division. Divisi ini memiliki tugas untuk mencari referensi
komponen / material yang akan digunakan untuk proses produksi dengan harga
10
yang murah dan berkualitas tinggi. Apabila harga penawaran telah disepakati,
maka Divisi Purchasing akan membuat PO (Purchase Order) yang dikirimkan
kepada semua pemasok, dan penagihannya oleh pemasok diteruskan langsung ke
divisi Finance.
11
bertugas untuk membekali keterampilan kerja karyawan untuk mendukung kerja
di masing-masing bagian.
♦ Divisi General Affairs
Divisi General Affairs berfungsi untuk perawatan dan pengadaan aset-
aset perusahaan seperti gedung, instalasi listrik/ air/ telepon, kendaraan pool,
fasilitas parkir, keamanan perusahaan (Security), dan sebagainya.
12
Pakaian dan Peralatan
1. Memakai pakaian yang sesuai standar perusahaan atau menggunakan
kemeja (berkerah) tidak boleh menggunakan kaos berkerah maupun kaos oblong,
dacelana kain.
2. Menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti, sepatu safety, helm,
masker, kaca mata, earplug, dan sarung tangan.
Safety commitment
1. Selalu berjalan dijalur hijau
2. Tidak menggunakan handphone saat berjalan
3. Berpegangan pada handrail saat melewati tangga
4. Tidak memasukan tangan ke dalam saku saat berjalan
5. Menggunakan APD (alat pelindung diri) saat bekerja di tempat produksi.
13
BAB III
CASTING LINE
14
Gambar 3.2 Material Melting (Igot, Scrap, Return)
B. Proses Pouring
Proses pouring adalah proses penuangan logam cair dari ladle ke dalam
cetakan. Pada tahap ini cairan molten metal seberat 1 ton akan dituang ke mold.
Proses pouring sendiri masih menggunakan operator manusia dimana operator
menggunakan ladle bergigi yang dapat dimiringkan. Jadi, operator akan
memiringkan ladle ke dalam pouring cup yang ada pada mold.
D. Pembongkaran Cetakan
Pembongkaran cetakan adalah proses pemisahan material yang telah
dicetak dengan cetakannya. Proses ini dilakukan setelah logam cair membeku
15
dalam cetakan. Baut penyambung antara cope dan drag dibuka, kemudian cetakan
atas (cope) dan cetakan bawah (drag) dipisahkan. Cetakan atas diangkat bersama
coran dan menyingkirkan pasir dari cetakan atas. Pemisahan cetakan bawah dan
coran dilakukan dengan cara memukul pasir tersebut menggunakan palu. Setelah
terpisah, coran kita angkat kemudian beberapa bagian seperti cawan turun, saluran
turun, saluran masuk, saluran pengalir dan penambah dipisahkan dari coran.
Akhirnya sirip-sirip dipangkas serta permukaan coran dibersihkan. Dalam proses
pembongkaran ini dilakukan secara mekanis atau dengan tangan. Pasir yang telah
dipisahkan dikumpulkan dan cuci untuk memisahkan pasir sehingga pasir dapat
digunakan kembali untuk membuat cetakan.
Pemeriksaan Rupa/Bentuk
Adapun macam-macam pekerjaan pemeriksaan rupa/bentuk terdiri dari :
1. Pemeriksaan rupa atau bentuk
2. Pemeriksaan dimensi menggunakan janga sorong, micrometer, jig
pemeriksa dan alat ukur lainnya.
16
Pemeriksaan Material
Langkah-langkah pemeriksaan material adalah sebagai berikut:
1. Pengujian kekerasan
2. Pengujian tarik
3. Pengujian analisa kimia (spektrometri, EDS)
4. Pengujian struktur mikro dan struktur makro.
F. Proses Finishing
Setelah proses pemeriksaan selesai dan dipilih benda coran dengan hasil
yang baik, selanjutnya benda kerja tersebut dilakukan proses pemesinan
menggunakan mesing milling dan mesin gerinda dengan hasil produknya.
G. Proses Moulding
Proses Moulding adalah sebuah proses produksi dengan membentuk bahan
mentah menggunakan sebuah rangka kaku atau model yang disebut sebuah
cetakan(mold). Sebuah mold adalah sebuah cetakan yang memiliki rongga di
dalamnya yang akan diisi dengan material cair seperti plastik, gelas, atau logam.
Cairan tersebut akan mengeras sesuai bentuk rongga di dalam mold. Moulding
adalah line untuk mencetak cetakan silinder blok maupun camshaft. PT. Toyota
Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sendiri membuat mold beberapa tipe
diantaranya adalah tipe 1 TR untuk silinder blok kapasitas 2000 cc dan 2 TR
untuk 2700 cc serta camshaft.
17
3.2 Maintenance Casting Line
Maintenance (pemeliharaan) adalah suatu kombinasi dari berbagai
tindakan untuk menjaga suatu barang (mesin) atau memperbaikinya sampai suatu
kondisi yang bisa diterima.
Tujuan Maintenance menurut Daryus A adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperpanjang kegunaan aset;
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu;
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar
batas dan menjaga modal uang diinvestasikan tersebut;
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan kesalamatan
para pekerja;
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan kesalamatan
para pekerja;
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan
yaitu tingkat keuntungan yang sebaik mungkin dan total biaya yang serendah
mungkin.
2. Training (Pelatihan)
Perusahaan juga wajib meningkatkan skill karyawan agar perusahaan juga
mencapai visi misinya tersebut. Adanya pelatihan (training) mampu
18
meningkatkan efisiensi dan efektifitas karyawan, pelatihan (training) tidak hanya
menyangkut masalah teknikal (elektrik atau mesin atau programming) tetapi juga
leadrship dan berbagai soft skill lainnya.
3. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan- kerusakan yang tidak terduga
dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi
mengalami kerusakan pada waktu proses produksi. Jadi, semua fasilitas produksi
yang mendapatkan perawatan (preventive maintenance) akan terjamin kontinuitas
kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap
dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat.
4. Predictive Maintenance
Predictive maintenance mengantisipasi kegagalan suatu peralatan sebelum
terjadi kerusakan total. Predictive maintenance menganalisa suatu kondisi
peralatan dari trend perilaku peralatan.
19
b. Autonomous Maintenance Education Support
Adalah kegiatan pengajaran (training) terhadap pihak produksi untuk bisa
melakukan pemeliharaan mesin tanpa melibatkan member dari departemen
maintenance.
Dengan manajemen seperti dibahas diatas maintenance casting juga
memiliki problem. Salah satu problem yang saya temukan melalui wawancara
adalah penggunaan tools. Penggunaan tools disini masih dilakukan secara manual
yaitu dengan menulis tools apa yang harus dipinjam, itu melakukan banyak waktu
dan ergonomi yang tidak tepat.
3.3 Otomatisasi
Otomatisasi adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang
secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan
lagi pengawasan manusia (dalam industri dan sebagainya).
20
b. Otomasi Programmable
Peralatan produksi dirancang dengan kemampuan untuk berubah urutan
operasi dan mengakomodasi bentuk wujud produk berbeda. Urutan Operasi
dikendalikan oleh suatu program, yang mana satu set instruksi yang coded
sedemikian sehingga sistem dapat membaca dan menginterpretasikannya.
program baru dapat disiapkan dan dimasukkan ke peralatan untuk menghasilkan
produksi baru. sebagian dari corak yang menandai otomasi programmable
meliputi.
1. Investasi tinggi didalam general-purpose peralatan
2. Nilai produksi rendah sehubungan dengan otomatisasi ditetapkan
3. Fleksibilitas untuk perubahan didalam bentuk produk
4. Pantas untuk produksi mandi/redaman
Sistem produksi otomatis programmable digunakan untuk volume produksi sedang dan
rendah
c. Otomasi Fleksibel
Otomatisasi fleksibel adalah suatu perluasan dari otomasi
programmable. Suatu sistem otomat fleksibel adalah yang mampu untuk
memproduksi berbagai produk ( atau memisahkan) dengan hampir tidak ada
waktu hilang untuk perubahan sistem kerja dari satu produk kepada yang
berikutnya. tidak ada waktu produksi hilang sedang reprogramming sistem dan
pada saat setup (tooling,fixtures,machine settings).Consequently, sistem dapat
menghasilkan berbagai kombinasi dan jadwal produk, sebagai gantinya
menuntut mereka membuat produk secara terpisah. Tipe dari otomasi fleksibel
adalah :
21
Otomasisasi ini merupakan inovasi teknologi yang penting bagi perkembangan
industri namun terdapat juga dampak negatif yang terjadi, yaitu :
1. Ketergantungan pada teknologi
2. Manusia menjadi malas karena mengandalkan teknologi
3. Banyaknya pengangguran karena tugas manusia sudah digantikan oleh teknologi
4. Banyaknya pengangguran menyebabkan kriminalitas tinggi
Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah revolusi industri dimana Teknologi Informasi
digabungkan dengan Manufaktur. IoT (Internet of Things) berperan besar dalam hal ini.
Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan untuk
mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke
manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.
22
Project Andon Tools adalah project pengotomatisasian rak tools
maintenance yang berbasis Android System serta PLC.
Jika diterjemahkan dari bahasa Jepang, andon merupakan lampu lentera
tradisional Jepang yang terbuat dari kertas. Andon adalah sebuah istilah
manufacturing yang berarti sistem untuk memberikan peringatan kepada
management, maintenance, dan pekerja lain tentang kualiatas ataupun masalah
yang terdapat pada proses.
Inti dari andon adalah sebuah papan tanda yang dilengkapi dengan sinyal
lampu untuk mengindikasikan apakah terdapat masalah pada workstation. Alert
atau tanda bahaya dapat diaktifkan secara manual oleh operator melalui tombol
bahaya maupun secara otomatis dari sensor yang terdapat pada alat tersebut.
23
Project Andon Tools ini berbasis Android dan PLC dimana member akan
memilih tools yang tersedia.
Project Andon Tools ini memiliki beberapa keuntungan :
1. Tidak memakan banyak waktu saat meminjam alat.
2. Meningkatkan aksesbilitas untuk informasi realtime update tools dimana pun.
24
PLC terdiri dari 3 (tiga) kesatuan nama yang memiliki definisi masing-
masing. Definisi sederhana dari PLC yaitu:
1. Programmable, artinya dapat diprogram (software based).
2. Logic, artinya dapat bekerja berdasarkan logika yang dibuat. Logika disini
biasanya menunjuk pada logika Boolean yang hanya terdiri dari 2 (dua) keadaan,
ON dan OFF.
3. Controller, artinya pengendali (otak) dari suatu sistem.
25
c. Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat
diekspan/perluasan i/o atau membagi menjadi lebih banyak i/o.
d. Tidak dapat ditambah modul-modul khusus
2. Tipe Modular
Ciri-ciri PLC jenis ini ialah:
a. Komponen-komponennya terpisah ke dalam modul-modul
b. Berukuran besar
c. Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input/output (sehingga jumlah
lebih banyak)
d. Memungkinkan penambahan modul-modul khusus
26
b. Processor (Central Processing Unit) (Mitsubishi Q06UDEH)
Processor ialah bagian PLC yang bertugas membaca dan mengeksekusi
instruksi program. Processor mempunyai elemen kontrol yang disebut Arithmetic
and Logic Unit (ALU), sehingga mampu mengerjakan operasi logika dan
aritmatika.
27
Gambar 3.8 Modul Input Gambar 3.9 Modul Ouput
28
3.7.2 OPC SERVER
Andon Tools membutuhkan sebuah koneksi antara PLC dan Android
dimana koneksi tersebut adalah untuk mentranslate bahasa dari PLC ke Android
maupun dari Android ke PLC, solusi yang didapat adalah dengan menggunakan
OPC SERVER.
OPC memungkinkan suatu program aplikasi untuk mengakses sumber data
(peralatan ataupun database) dengan protokol yang sama dan konsisten. OPC
bersifat seperti “software bus”, dimana program aplikasi (OPC client) hanya
perlu mengerti bagaimana mengambil data dari OPC data source (OPC server).
Dimana OPC server ini dikembangkan oleh vendor masing – masing peralatan
(misal : PLC) yang diakses oleh komputer (PC), sehingga pengguna cukup
membangun aplikasi OPC client sendiri untuk mengaksesnya.
OPC Server juga membutuhkan device sebagai media databasenya yaitu
PC. Di Andon Tools ini menggunakan PC INTEL NUC dengan kapasitas 240 GB
dan RAM 4 GB.
29
Gambar 3.13 Xiaomi MiPad 4
3.7.4 KOMPONEN-KOMPONEN LAINNYA PADA PROJECT ANDON
TOOLS
Untuk Andon Tools ini perlu di dukung oleh penggunaan sensor proximity
dan beberapa komponen pendukung pada panel kontrolnya berikut adalah sensor
dan komponen-komponen tersebut :
1. Sensor Proximity (IG 7100)
Proximity yang dipakai disini adalah proximity jenis inductive dimana
hanya bisa mendeteksi material logam. Dan juga tipe sensing nya adalah “flush”
dimana sensor tersebut akan sensing lurus ke depan.
30
Gambar 3.15 MCB&CP
31
Gambar 3.17 Magnetic Driver
4. LED RGB
Project ini memakai LED RGB sebagai indikator. LED yang berisikan tiga
warna LED yang terintegrasi menjadi satu lampu LED. LED RGB mengandung
warna RED (merah), GREEN (hijau), dan BLUE (biru). Dengan tiga warna ini,
kita bisa membuat berbagai macam kombinasi warna.
32
BAB IV
SISTEM KERJA ANDON TOOLS
MEMBER
(PEMINJAM)
TABLET (INPUT)
OPC Server
PLC
Secara garis besar ini merupakan proses dari Kerja Andon Tools. Dimana
member (operator) akan memberikan masukan input ke Tablet (Android) lalu
dikirimkan ke OPC Server dan setelah itu diteruskan ke PLC yang akan
memerintahkan Magnetic Door untuk terbuka dan Indicator Light yang akan
menjadi visibilitas dari andon ini. Terdapat 2 Flow Proses yaitu Peminjaman dan
Pengembalian.
33
4.1.1 SISTEM KERJA ANDON TOOLS PADA FLOW PROSES
PEMINJAMAN TOOLS
PEMINJAMAN
MEMBER A B
(PEMINJAM)
TIDAK
YA
DETEKSI PROXIMITY
OPC Server SENSOR(INPUT TO
(mySQL) PLC)
PLC OPERATOR
(Ladder Diagram) MENUTUP PINTU
A B
34
4.1.2 SISTEM KERJA ANDON TOOLS PADA FLOW PROSES
PENGEMBALIAN TOOLS
PENGEMBALIAN
MEMBER
(PENGEMBALI) A
Magnetic Door
TABLET (INPUT)
(Open) & Indicator
Light (Red Blink)
Rusak PENGEMBALIAN
KONDISI
TOOLS YANG
PENGEMBALIAN
DIPILIH
Ready
DETEKSI
UPDATE PROXIMITY
KERUSAKAN SENSOR(INPU
T TO PLC)
OPERATOR
OPC Server
MENUTUP PINTU
Magnetic Door
PLC (LOCK) & Indicator
Light (GREEN)
A END
35
mudah aus atau cepat patah dan berbagai kerusakan lainnya. Kerusakan-kerusakan
tersebut akan tersimpan di database OPC. Database tersebut kemudian akan
digunakan untuk menganalisa penggunaan tools yang tepat dan dapat
mengantisipasi untuk menyetok tools-tools yang mudah rusak agar saat rusak
sudah tersedia penggantinya.
36
4.4 SISTEM KERJA ANDON TOOLS PADA PLC
Pada PLC terdapat program yang sudah disusun sedimikian rupa pada
“function blok” .
Dimana keluarannya tersebut memiliki pulsa yang diset pada K10 dan K20
, dan untuk Y sebagai alamat keluarannya.
37
“K” PERTAMA
“K” KEDUA
Gambar 4.5 Cycle PWM
38
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Praktek Kerja Lapangan ini memberikan banyak sekali ilmu mengenai
PLC serta hubungannya dengan IoT menggunakan OPC Server. Mengenai project
yang diikuti selama Praktek Kerja Lapangan ini, membuktikan dampak Revolusi
4.0 yaitu IoT pada perusahaan manufaktur sangat positif untuk pertumbuhan
perusahaan. Proses otomatisasi untuk rak tools memberikan efesiensi yang cukup
besar bagi karyawan, memudahkan mereka untuk mencapai target-target yang
diberikan oleh perusahaan.
Dengan adanya dampak positif seperti ini, sustainability perusahaan akan
lebih lama dan efisiensi kerja dari karyawan semakin tercapai sehingga expansi
perusahaan untuk membuka lapangan kerja baru juga memungkinkan.
5.2 SARAN
Saran yang dapat penulis berikan setelah mengikuti Kerja Praktek ini
adalah, dalam obvservasi yang saya lakukan terhadap kegiatan teknis dalam
penyelesaian problem di divisi maintenance sudah lebih dari yang diharapkan,
tetapi kegiatan penanggulangan selanjutnya , para staff dapat melalukan studi
lanjutan untuk setiap problem yang memiliki frequensi tinggi.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
TABEL KEGIATAN KERJA PRAKTEK
DI LINE DIE MAINTENANCE & DI DIVISI MAINTENANCE
CASTING PLANT
PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA
No Tanggal Kegiatan
1 9 Januari 2019 Induksi Perusahaan di Head Office
2 10 Januari 2019 Induksi Plant di Casting Plant Sunter 1 & Safety
Dojo
3 11 Januari 2019 Safety Dojo
4 14 Januari 2019 Pengarahan ke Line masing-masing (Dine
Maintenance)
5 15 Januari 2019 Pengenalan Moulding dan Finishing Line
6 16 Januari 2019 Pengenalan Melting Line
7 17 Januari 2019 Pengenalan Die Maintenance Line
8 18 Januari 2019 Pengarahan untuk Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line
9 21 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
10 22 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
11 23 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
12 24 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
13 25 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
14 28 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
15 29 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
16 30 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
17 31 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
18 1 Februari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
19 4 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
20 6 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
21 7 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
41
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
22 8 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
23 11 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
24 12 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
25 13 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
26 14 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
27 15 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
28 18 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
29 19 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
30 20 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
31 21 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
32 22 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
33 25 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
34 26 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
35 27 Februari 2019 Observasi Audit 3 Pilar Die Maintenance Line
36 28 Februari 2019 Observasi Audit 3 Pilar Die Maintenance Line
37 1 Maret 2019 Pengarahan Pindah Divisi ke Maintenance Line
38 4 Maret 2019 Pengenalan Divisi Maintenance Line
39 5 Maret 2019 Pengenalan Project Andon Tools
40 6 Maret 2019 Pembuatan Latar Belakang Project Andon Tools
41 8 Maret 2019 Pembuatan Konsep Andon Tools
42 11 Maret 2019 Pembuatan Konsep Andon Tools & Activity Plan
43 12 Maret 2019 Design Panel Kasar
44 13 Maret 2019 Design Wiring Kasar
45 14 Maret 2019 Meeting dengan Vendor
46 15 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
47 18 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
48 19 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
49 20 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
50 21 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
51 22 Maret 2019 Pengecekan Komponen-Komponen Project
52 25 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
53 26 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
54 27 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
42
55 28 Maret 2019 Meeting dengan Vendor
56 29 Maret 2019 Meeting dengan Vendor
57 1 April 2019 Setting Panel
58 2 April 2019 Setting Sensor di Rak Tools
59 3 April 2019 Setting Lampu LED di Rak Tools
60 4 April 2019 Trial Program
61 5 April 2019 Trial Program
62 8 April 2019 Pembuatan Laporan
63 9 April 2019 Graduation Program Magang
43
LAMPIRAN