Anda di halaman 1dari 58

UNIVERSITAS JAYABAYA

RANCANGAN SISTEM OTOMATISASI PENGGUNAAN RAK


TOOLS BERBASIS PLC DAN ANDROID

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

EZRA SENAPUTRA
2016710250037

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JAKARTA
MEI 2019
RANCANGAN SISTEM OTOMATISASI PENGGUNAAN RAK TOOLS
BERBASIS PLC DAN ANDROID

PROPOSAL KERJA PRAKTEK


PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

UNIVERSITAS JAYABAYA

Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah kerja praktek

EZRA SENAPUTRA
2016710250037

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JAKARTA
MEI 2019
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS

Laporan Kerja Praktek ini adalah hasil karya saya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Ezra Senaputra


No. Pokok : 2016710250037
Tanda tangan :

Tanggal : 28 April 2019

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Kerja Praktek ini diajukan oleh :


Nama : Ezra Senaputra
No. Pokok : 2016710250037
Program Studi : Teknik Elektro
Judul Kerja Praktek : Rancangan Sistem Otomatisasi Penggunaan Rak Tools
Berbasis PLC dan Android

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing lapangan sebagai bagian


persyaratan penyelesaian Kerja Praktek di PT. Toyota Motor Manufacturing
Indonesia

Disetujui di : Jakarta
Tanggal : Mei 2019

Pembimbing Lapangan

Naufal Anas, S.T

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktek ini diajukan oleh :


Nama : Ezra Senaputra
No. Pokok : 2016710250037
Program Studi : Teknik Elektro
Judul Kerja Praktek : Rancangan Sistem Otomatisasi Penggunaan Rak Tools
Berbasis PLC dan Android

Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing sebagai bagian persyaratan
yang diperlukan untuk mendaftar Seminar Kerja Praktek pada Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Jayabaya

Disetujui di : Jakarta
Tanggal : Mei 2019

Dosen Pembimbing

Mardiono, S.T., M.T

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kerja praktek ini diajukan oleh :


Nama : Ezra Senaputra
No. Pokok : 2016710250037
Program Studi : Teknik Elektro
Judul Kerja Praktek : Rancangan Sistem Otomatisasi Penggunaan Rak Tools
Berbasis PLC dan Android

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Penguji dan diterima sebagai bagian


persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Jayabaya.

PENGUJI

Pembimbing : Mardiono, S.T., M.T. ( ..........................................)

Penguji : (...........................................)

Disetujui di : Jakarta
Tanggal : Mei 2019

v
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktek ini diajukan oleh :


Nama : Ezra Senaputra
No. Pokok : 2016710250037
Program Studi : Teknik Elektro
Judul Kerja Praktek : Rancangan Sistem Otomatisasi Penggunaan Rak Tools
Berbasis PLC dan Android

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Jayabaya

Disetujui di : Jakarta
Tanggal : Mei 2019

Ketua Program Studi

Wike Handini, S.T, M.T

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini. Penulisan
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro pada Fakultas Teknologi Industri
Universitas Jayabaya. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan kerja
praktek ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

(1) Mardiono, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan
laporan kerja praktek ini;
(2) Pihak PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia mulai dari Member,
Group Head dan Line Head di Section Maintenance Divisi Casting yang
telah banyak membantu dalam memperoleh data yang diperlukan.
(3) Orang tua serta keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material, moral dan energi.
(4) Sahabat yang telah banyak membantu memberikan masukan serta
informasi guna mendukung pembuatan laporan ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan kerja praktek ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu Teknik Elektro.
Jakarta, April 2019
Penulis

Ezra Senaputra

vii
ABSTRAK

Laporan Kerja Praktek dengan judul “Pengotomatisasian Penggunaan Rak Tools


berbasis Android dan PLC di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia”,
dilaksanakan selama 3 bulan dari 9 Februari 2019 sampai 9 April 2019. Tujuan
pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah untuk mempelajari penggunaan PLC dalam
dunia industri yang sedang berevolusi ke industri 4.0. Metode pengumpulan data
meliputi studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan meliputi wawancara
dan pengamatan. Studi pustaka dilakukan dengan penilitian kepustakaan yang
relevan dengan masalah yang dihadapi. Dari analisa dan pengamatan yang
dilakukan bahwa Pengotomatisasian Penggunaan Rak Tools berbasis Android dan
PLC merupakan salah satu peningkatan yang baik guna meningkatkan efisiensi
yang berpengaruh pada kecepatan menyelesaikan masalah, pengontrolan tool-tool
maintenance, serta kecepatan melakukan PM (Preventif Maintenance).

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS…………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. vii
ABSTRAK…………………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xi
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ……………………………………... 1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Kerja Praktek………………………………… 2
1.2.1 Tujuan Umum Pelaksanaan Kerja Praktek……………….. 2
1.2.2 Tujuan Khusus Pelaksanaan Kerja Praktek……....................2
1.2.3 Tujuan Pembuatan Laporan Kerja Praktek………………… 3
1.3 Pembatasan Masalah……………………….………………………. 3

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek……………………. 3

2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


2.1 Sejarah Singkat Perusahaan……………………………………….. 4
2.2 Filosofi, Visi, dan Misi Perusahaan………………………………...6
2.3 Struktur Organisasi dan Management Perusahaan………………… 6

2.3.1 Uraian Penjelasan………………………………………….. 6

2.4 Uraian Pekerjaan…………………………………………………… 12

2.5 Lingkungan Kerja………………………………………………….. 12

3 CASTING LINE
3.1 Proses Casting …………………………………………………….. 14
3.1.1 Langkah-langkah Proses Casting…………………………... 14

ix
3.2 Maintenance Casting………………………………………………. 18
3.3 Otomatisasi……...…………………………………………………. 20
3.4 Revolusi Industri 4.0………………………………………………. 22
3.5 Project Andon Tools……………………………………………….. 22
3.6 Latar Belakang Project Andon Tools……………………………… 23
3.7 Komponen-Komponen Andon Tools ……………………………... 24
3.7.1 PLC(Programmable Logic Controller)………………………. 24
3.7.2 OPC Server………………………………………………… 29
3.7.3 Android System………………………………………………….. 29
3.7.4 Komponen-komponen Lainnya Pada Project Andon Tools.. 30

4 SISTEM KERJA ANDON TOOLS


4.1 Flow Sistem Kerja Andon Tool…………………………………… 33
4.2 Sistem Kerja Andon Tools pada Tablet……………………………. 36
4.3 Sistem Kerja Andon Tools pada OPC Server……………………… 36
4.4 Sistem Kerja Andon Tools pada PLC ……………………………... 37

5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 39
5.2 Saran……………………………………………………………….. 39

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 40
Tabel Kegiatan Kerja Praktek …………………………………………….. 41

x
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran
1 Copy Sertifikat Penyelesaian Program Magang
2 Copy Sertifikat Penyelesaian Safety Dojo
3 Dokumentasi selama Kerja Praktek

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
Gambar 2.1 Logo Perusahaan 4
Gambar 3.1 Proses Casting 14
Gambar 3.2 Material Melting (Igot,Scrap,Return ) 15
Gambar 3.3 Proses Pouring 15
Gambar 3.4 Proses Finishing 17
Gambar 3.5 Andon Tools 23
Gambar 3.6 Power Supply PLC (Mitsubishi Q61P) 26
Gambar 3.7 CPU PLC (Mitsubishi Q06UDEH) 27
Gambar 3.8 Modul Input 28
Gambar 3.9 Modul Output 28
Gambar 3.10 Base Unit PLC 28
Gambar 3.11 Software Pemrograman (GX Works) 28
Gambar 3.12 PC INTEL NUC 29
Gambar 3.13 Xiaomi MiPad 4 30
Gambar 3.14 Sensor Proximity 30
Gambar 3.15 MCB & CP 31
Gambar 3.16 Magnetic Lock 31
Gambar 3.17 Magnetic Driver 32
Gambar 3.18 LED RGB 32
Gambar 4.1 Sistem Kerja Andon Tools 33
Gambar 4.2 Sistem Kerja Andon Tools Proses 34
Peminjaman
Gambar 4.3 Sistem Kerja Andon Tools Proses 35
Pengembalian
Gambar 4.4 Program PLC 37
Gambar 4.5 Cycle PWM 37

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK (KP)

Didalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003


dinyatakan bahwa pendidikan Fakultas Teknik Industri bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik memiliki keahlian terapan. Salah satu upaya untuk
membekali peserta didik memiliki keahlian terapan tersebut dengan melaksanakan
kegiatan Kerja Praktek (KP).

Universitas Jayabaya Jakarta, institusi pendidikan yang menciptakan anak


didik yang mampu berkompetisi di dunia kerja. Maka untuk mencapai hal
tersebut, Universitas Jayabaya memberi kewajiban agar anak didiknya melakukan
KP (Kerja Praktek) sesuai dengan bidang perkuliahannya agar mendapat
pengetahuan kerjanyata diperusahaan tempat pelaksanaannya tersebut.

Mahasiswa teknik elektro Universitas Jayabaya ditekankan untuk


melakukan kerja di industri atau institusi yang berkaitan dengan bidang
teknik elektro. Kerja praktek juga dimaksudkan agar mahasiswa Universitas
Jayabaya terlatih untuk bekerja.

Untuk lebih terarahnya kegiatan maka di terbitkan buku pedoman KP ini.


Buku pedoman ini disusun oleh tim yang ditugaskan secara khusus oleh direktur
dan disahkan dalam rapat khusus pimpinan FTI-Universitas Jayabaya.

Selaku mahasiswa teknik elektro Universitas Jayabaya,penulis


melaksanakan kewajibannya dengan melaksanakan KP disalah satu perusahaan
swasta yang bergerak dalam bidang industri otomotif yaitu di PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia, Pekerjaan yang dilakukan penulis adalah Assistant
Project Pengotomatisasian Penggunaan Rak Tools.

1
1.2 TUJUAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK (KP)

1.2.1 Tujuan Umum Pelaksanaan KP

1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan tingkat atas FTI-Universitas


Jayabaya.
2. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk bekal kerja
sebagai Electrical Enginer.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam penggunaan
alat dan instrument yang lebih modern untuk analisis sistem elektronika
dibandingkan dengan fasilitas yang ada di tempat perkuliahan.
4. Menumbuhkan dan meningkatkan wawasan mahasiswa tentang hal-hal yang
termasuk ruang lingkup dunia kerja, antara lain struktur organisasi, disiplin
kerja, sistem kerja, lingkungan dan keselamatan kerja.
5. Mengembangkan dan menetapkan sikap profesionalisme yang diperlukan oleh
mahasiswa untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang yang
ditekuninya.
6. Memberi kesempatan mahasiswa untuk bersosialisasi diri pada suasana atau
lingkungan kerja yang sebenarnya.
7. Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang selama ini didapat di lingkungan
kampus.

1.2.2 Tujuan Khusus Pelaksanaan Kerja Praktek


1. Menambah wawasan akan pentingnya safety pada area kerja
(pabrik/industri), standar-standar dalam pembuatan panel, dan metode
pemrograman pada PLC.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara kreatif dan inovatif serta
kemampuan beradaptasi dalam lingkungan untuk meningkatkan kerjasama
tim.
1.2.3 Tujuan Pembuatan Laporan Kerja Praktek
1. Pertanggung jawaban kepada pihak terkait atas pelaksanakan kerja peraktek
(KP).

2
2. Mengembangkan mahasiswa dalam mengumpulkan data, baik yang
bersumber dari buku-buku maupun hasil konsultasi langsung dengan
pembimbing dan mengolah kembali sehingga dapat dituangkan dalam wujud
laporan.
3. Menambah daya nalar mahasiswa, terutama dalam mengevaluasi dan
membahas data-data analisis.

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Untuk menyederhanakan masalah yang akan dibahas dan agar tidak


meluas maka dalam penulisan laporan kerja praktek ini akan dibahas mengenai
Design Panel, Single Line Diagram, dan Pemrograman PLC pada Sistem
Otomasi Penggunaan Tools di Rak.

1.4 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT. TOYOTA MOTOR


MANUFACTURING INDONESIA, yang beralamat di Jl. Gaya Motor Raya,
Sunter II, Jakarta Utara 14330, DKI Jakarta, Indonesia. Waktu pelaksanaan
selama tiga bulan terhitung sejak 9 Februari 2019 sampai 9 April 2019.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Gambar 2.1 Logo Perusahaan


PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) yang
sebelumnya bernama PT. Toyota-Astra Motor berdiri pada tanggal 12 April 1971
hanya sebagai importer kendaraan Toyota namun setahun kemudian sudah
berfungsi sebagai distributor. Pada tanggal 31 Desember 1988, Toyota Astra
Motor yang 51% sahamnya dikuasai oleh PT. Astra Internasional dan 49%
dimiliki oleh Toyota Motor Corporation Jepang melakukan merger bersama tiga
perusahaan antara lain :
1. PT. Multi Astra, yaitu pabrik perakitan yang didirikan pada tahun 1973.
2. PT. Toyota Mobilindo, yaitu pabrik komponen body yang didirikan
pada tahun 1967.
3. PT. Toyota Engine Indonesia, yaitu pabrik mesin yang didirikan pada
tahun 1982.
Merger ketiga perusahaan tersebut dengan nama PT. Toyota Astra Motor.
Merger ini dilakukan dengan tujuan untuk menyatukan langkah efisiensi dalam
menjawab tuntutan dan kualitas serta menghadapi ketatnya persaingan di dunia
otomotif.
Berikut ini sekilas catatan sejarah sejak berdiri hingga tahun 2004 :
a. 1971
PT TMMIN pada awalnya bernama PT Toyota Astra Motor (TAM)
yang didirikan pertama kali tanggal 12 April 1971. Perusahaan ini didirikan

4
dengan tujuan menjadi perusahaan importir dan distributor produk-produk
mobil Toyota di Indonesia.
b. 1973
PT Multi Astra didirikan khusus untuk pabrik perakitan mobil.
c. 1976
Berdiri PT Toyota Mobilindo sebagai pabrik karoseri dan bodi komponen.
d. 1977
Kijang pertama kali diluncurkan ke publik.
e. 1982
PT Toyota Engine Indonesia didirikan. Perusahaan ini didesain untuk
memproduksi mesin mobil.
f. 1987
Expor perdana Kijang ke beberapa negara Asia-Pasifik.
g. 1989
Untuk memperkuat kinerja perusahaan Toyota, maka pada 31 Desember
1989, dilakukan merger empat perusahaan Toyota di Indonesia : PT
Toyota-Astra Motor, PT Multi Astra, PT Toyota Mobilindo dan PT Toyota
Engine Indonesia.
h. 1996
Peluncuran unit produksi Toyota ke-1.000.000.
i. 2000
Karena dirasa areal pabrik yang berada di daerah Sunter, Jakarta Utara sudah
tidak memadai lagi, maka pada tahun 2000 didirikanlah pabrik Toyota yang
berlokasi dikawasan Karawang, Jawa Barat di atas tanah seluas 100 hektar.
j. 2003
Pada 15 Juli 2003, TAM berubah menjadi PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan didirikan TAM sebagai
distributor. Produksi Kijang ke-1.000.000 unit.
k. 2004
Peluncuran Toyota Avanza sebagai kendaraan hasil kolaborasi antara TAM -
TMMIN dan PT. Astra Daihatsu Motor. Peluncuran Toyota Kijang Generasi
V, Kijang Innova.

5
2.2 FILOSOFI, VISI, dan MISI PT.TMMIN
 Filosofi
1) Memberikan kontribusi kepada negara, masyarakat, bangsa, dan dunia melalui
langkah-langkah secara profesional dalam proses produksi dan pelayanan
yang berkualitas global.
2) Berkembang bersama-sama karyawan, dealers dan supplier atas dasar
kepercayaan dan saling menghargai.
 Visi
Visi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah To be the best
most flexible toyota manufacturing operation in ASEAN.

Misi
To help people and good move from one place to another comfortable
through pursuing sustainable development of technology, product and services
in automotive industry.

2.3 STRUKTUR ORGANISASI dan MANAGEMENT PT.TMMIN


Struktur organisasi merupakan hal yang mutlak yang harus dimiliki guna
memperlancar kinerja suatu perusahaan. Pembagian tugas dan wewenang masing-
masing orang atau kelompok yang jelas nantinya yang menentukan keberhasilan
manajemen perusahaan untuk mencapai target-target dari perusahaan disamping
kemampuan individu dalam perusahaan itu. Adapun struktur Onrganisasi yang
ada di PT.TMMIN adalah sebagai berikut :

2.3.1. Uraian Penjelasan


PT. TMMIN yang merupakan perusahaan otomotif besar dan terkenal di
setiap bagiannya mempunyai tugas masing-masing, untuk uraian pekerjaan di
setiap bagiannya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Board of Directors
Board of Directors merupakan jajaran direksi yang terdiri dari
President Directors, Vice President Directors, dan Directors dan memegang

6
manajemen tertinggi di perusahaan. Beberapa directors mengepalai sebuah
direktorat dengan satu atau lebih divisi di dalamnya.

2. Corporate Planning
Corporate Planning merupakan struktur organisasi yang terpisah dari
direktorat dengan seorang General Manager yang mengepalainya. Fungsi utama
Corporate Planning adalah sebagai badan independent yang menangani masalah
Yayasan Toyota dan Astra, komite TQM (Total Quality Maintenance), komite
kesejahteraan karyawan meliputi keamanan kerja, kesehatan dan kenyamanan
lingkungan, serta reporting yang harus dilaporkan ke jajaran Board of Directors
terutama yang berhubungan dengan area kerja perusahaan.
a. Plant Karawang
PT. TMMIN memiliki Plant Karawang yang tepatnya berada di
Kawasan Industri KIIC (Karawang International Industrial City). Pada
direktorat ini terdiri dari 2 divisi, yaitu Assembly (Assy) and Painting, serta
Press and Welding.
♦ Divisi Assembly and Painting
Divisi Assembly and Painting merupakan divisi yang memproduksi unit
kendaraan mulai proses pengecatan (painting) hingga instalasi interior (body/
cabin) dan exterior (frame) untuk kijang baru yaitu Kijang Innova yang baru di-
launching pada bulan September 2004. Pada umumnya line produksi Assembly
terdiri dari 2 pos, yaitu Trimming dan Chassis. Beberapa komponen yang
terpasang di setiap pos seperti contoh di pos Trimming adalah wiring,
weatherstrip, glass, instrument panel, receiver assy dan sebagainya. Sementara di
pos Chassis akan dipasang beberapa jenis komponen seperti engine assy, axle,
carpet, tyre assy, fuel tank, seat assy, battery, dan sebagainya.
♦ Divisi Press and Welding
Divisi Press and Welding adalah divisi yang menghasilkan produk press
part dan dilanjutkan ke proses pengelasan (welding) untuk membuat cabin assy
sebagai hasil akhir produk sebelum dilanjutkan ke proses painting dan
assembling. Selain ini, divisi ini pun menghasilkan produk press part yang
dipesan khusus oleh Divisi Service Parts sebagai produk after market. Untuk

7
kebutuhan ekspor dihasilkan pula side door dan engine hood yang dikirimkan ke
packing plant.

b. Plant Sunter I
Area produksi Plant Sunter I terdiri atas 2 divisi dengan hasil produk
yang berbeda-beda antara satu divisi dengan yang lainnya.
♦ Divisi Machining
Divisi Machining atau lebih sering disebut sebagai Engine Plant
memproduksi engine assy baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk ekspor.
Selain itu diproduksi pula beberapa engine components. Divisi ini menyuplai
unit engine assy untuk kendaraan model Kijang, Dyna, Starlet, Forklift, Crown,
Corona, Camry, Corolla, dan Soluna. Selain itu negara-negara Jepang dan
Malaysia juga menjadi tujuan ekspor untuk Cylinder Block, serta Malaysia,
Taiwan, Philippine, dan Vietnam menjadi tujuan eksport.
♦ Divisi Assembly
Assembly adalah proses manufacturing dimana setiap bagian disusun
berdasarkan urutan untuk menghasilkan produk jadi yang lebih cepat. Dalam
motode assy line ini, komponen- komponen yang akan di pasang biasanya
diletakkan di attachment box / pallet kemudian komponen tersebut di pasang pada
rangkaian produk/ engine yang berada di atas roller atau conveyor dan berjalan
sesuai urutan proses manufacturing produk tersebut.

c. Plant Sunter II
Merupakan area produksi TMMIN yang lain berada di Sunter II dan
terdiri atas 4 divisi. Hasil produk utamanya adalah press part, stamping tools,
serta persiapan packing dan vanning untuk ekspor.
♦ Divisi Stamping Production
Merupakan divisi yang memproduksi press part untuk kebutuhan produksi
domestik dan ekspor melalui Packing Plant. Produk utamanya adalah stamping
parts (untuk model Kijang, Dyna, Daihatsu Delta, Hino truck, dan Soluna),
pembuatan frame (Kijang dan Dyna), pembuatan fuel tank (Kijang), serta
ekspor packing set CKD/CBU Kijang ke Philippine, Taiwan, Malaysia.

8
♦ Divisi Stamping Tools
Produk utama divisi ini adalah manufacturing dies untuk Inner Panel
Corolla dan Daihatsu (1993), manufacturing dies untuk Mitsubishi (1994),
pembuatan dies untuk Kijang serta dirintis penggunaan CAD / CAM (1996), dan
pembuatan dies untuk AFC (Affordable Family Car) suatu kendaraan yang
dipersiapkan menjadi Asean Passenger Car (1997).
♦ Divisi Casting
Divisi Casting memproduksi Cylinder Block, Crank Cap, Crank Shaft, dan
Flywheel. Hasil produk divisi ini akan dikirimkan ke divisi Stamping Production
dan Machining.
♦ Divisi Packing and Vanning
Merupakan divisi yang khusus melakukan proses ekspor dan vanning.
Beberapa pemasok lokal mengirimkan komponen ke Divisi Packing and Vanning
dalam satuan pieces maupun lot set. Kemudian komponen-komponen tersebut
dimasukkan dalam case dan di-vanning ke kontainer sebelum dikirim melalui
pelabuhan Tanjung Priok.

d. Technical
Merupakan directorate yang menangani masalah-masalah tehnik yang
terdiri dari Divisi Engineering dan Divisi Quality.
♦ Engineering
Divisi Engineering merupakan salah satu divisi yang ada di PT. TMMIN
di sinilah Accessories Development dilakukan, yang merupakan local
development, selain itu di Divisi Engineering juga menangani administratif
yang menyangkut spesifikasi komponen. Semua komponen akan diterima dari
mother company PT. TMMIN di Jepang, yaitu Toyota Motor Corporation
(TMC). Routing parts untuk yang pertama kali diterima, kemudian drawing untuk
setiap komponen akan diinformasikan kemudian. Divisi Engineering akan
membuat suatu prototype atas drawing yang telah diterima, dan dilakukan trial
sesudahnya. Hasil trial akan dikonfirmasikan ke TMC, apabila mendapat
persetujuan maka divisi ini akan mengeluarkan ECI (Engineering Change
Instruction) ke Divisi Purchasing untuk mulai dilakukan pembelian ke pemasok.

9
Setelah komponen terpasang dalam unit produksi Divisi Engineering masih harus
mengecek dimensinya agar tidak terjadi kesalahan ukuran.
♦ Quality
Terdiri atas satu divisi saja yaitu Divisi Quality dengan definisi kerja
untuk mengamankan jalannya produksi serta mengontrol semua kualitas bahan
baku (raw material), komponen, barang setengah jadi (semi-finished goods),
barang jadi (finished goods / units), maupun kualitas kendaraan yang telah dijual
serta melayani pengaduan konsumen atas produk yang telah dibeli. Divisi ini
mempunyai peran penting terhadap kepuasan pelanggan ditinjau dari kualitas
produk karena akan mempertaruhkan kelangsungan produk Toyota di masa
yang akan datang.

e. Plant Administration
Plant Administration juga terdiri atas satu divisi saja yaitu Divisi Plant
Administration yang bertugas untuk menangani semua proses administratif
produksi, seperti penyediaan consumable parts (bahan bakar, sarung tangan
(gloves), ear plug, safety shoes, helmet, cat, dan sebagainya) serta keamanan dan
kenyamanan kerja karyawan di lingkungan perusahaan seperti pengolahan
limbah, pengurusan kepersonaliaan, fasilitas toilet, dan sebagainya.

f. Production Control and Export Import


Production Control and Export Import merupakan satu-satunya divisi
yang berwenang untuk mengatur penyediaan komponen untuk kebutuhan
produksi, mengatur produksi, menentukan rencana produksi melalui MRP
(Material Requirement Plan), menyuplai komponen ekspor dari warehouse ke
line produksi, merencanakan serta mengontrol sistem operasional logistik di
seluruh plant, dan sebagainya.

g. Purchasing
Di dalam Direktorat Purchasing hanya terdapat satu divisi saja, yaitu
Purchasing Division. Divisi ini memiliki tugas untuk mencari referensi
komponen / material yang akan digunakan untuk proses produksi dengan harga

10
yang murah dan berkualitas tinggi. Apabila harga penawaran telah disepakati,
maka Divisi Purchasing akan membuat PO (Purchase Order) yang dikirimkan
kepada semua pemasok, dan penagihannya oleh pemasok diteruskan langsung ke
divisi Finance.

h. Finance and ISTD


Pada bagian ini terdiri dari 2 divisi yang bertugas menangani masalah
keuangan perusahaan dan sistem jaringan informasi internal (Information
Technology)
♦ Divisi Finance
Divisi Finance merupakan divisi yang berfungsi untuk mengatur
keuangan perusahaan dan melakukan transaksi atas semua komponen/ material
yang diperlukan untuk proses produksi. Sistem transaksi perusahaan telah
difasilitasi oleh suatu sistem yang terintegrasi dengan nama SAP (Speed,
Accuration, Precision). Sistem ini mampu memonitor pergerakan material di
semua area untuk menjaga keakurasian asset perusahaan.
♦ Divisi Information, System and Technology (ISTD)
Divisi ISTD menangani masalah sistem jaringan komputer. Database
mengenai part list disediakan oleh divisi ini dan bisa diakses oleh masing-masing
user yang telah diberi wewenang untuk mengaksesnya. Selain itu divisi ini juga
memiliki workshop untuk menangani masalah kerusakan komputer maupun
hardware.

i. Human Resources and General Affairs


Terdapat 2 divisi dalam Direktorat ini. Secara umum kedua divisi ini
bertugas untuk menangani masalah kepersonaliaan serta perawatan aset-aset fisik
perusahaan.
♦ Divisi Human Resources
Divisi ini menangani masalah administratif kepegawaian, seperti proses
rekrutmen tenaga kerja, pengangkatan karyawan, pemberhentian kerja karyawan,
penentuan jabatan, surat-surat perijinan, pembayaran gaji dan kesejahteraan
karyawan lainnya. Selain itu, divisi ini juga memiliki Training Centre yang

11
bertugas untuk membekali keterampilan kerja karyawan untuk mendukung kerja
di masing-masing bagian.
♦ Divisi General Affairs
Divisi General Affairs berfungsi untuk perawatan dan pengadaan aset-
aset perusahaan seperti gedung, instalasi listrik/ air/ telepon, kendaraan pool,
fasilitas parkir, keamanan perusahaan (Security), dan sebagainya.

2.4 URAIAN PEKERJAAN


a. Manager
Fungsi spesifik manager ini adalah pengawas produksi atau pembuatan
barang sesuai dengan yang direncanakan.
b. Section Head Engineering
Pimpinan yang menjaga proses produksi harian, tanggung jawabnya
menjaga tingkat productivity, quality product dan memelihara standard operasi
produksi.
c. Line Head Engineering
Line Head bertanggung jawab atas produk yang ada di Kaizen Engineering
baik menjaga tingkat productivity maupun efisiensi tenaga kerja.
d. Group Head Engineering
Group Head berhubungan langsung dengan operator untuk mengetahui
bagaimana sistem digunakan dan mengidentifikasikan peningkatan yang dapat
menyediakan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan.

2.5 LINGKUNGAN KERJA DI PT.TMMIN


 Jam kerja
PT TMMIN menggunakan sistem lima hari kerja dan dua hari libur.
Dalam satu hari terdiri dari 24 jam dibagi menjadi dua shift sebagai berikut:
1. Pagi (White) : 07.00 - 16.00
Lembur : 16.00 - 19.00
2. Malam (Red) : 19.00 - 04.00
Lembur : 04.00 - 07.00

12
 Pakaian dan Peralatan
1. Memakai pakaian yang sesuai standar perusahaan atau menggunakan
kemeja (berkerah) tidak boleh menggunakan kaos berkerah maupun kaos oblong,
dacelana kain.
2. Menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti, sepatu safety, helm,
masker, kaca mata, earplug, dan sarung tangan.

 Safety commitment
1. Selalu berjalan dijalur hijau
2. Tidak menggunakan handphone saat berjalan
3. Berpegangan pada handrail saat melewati tangga
4. Tidak memasukan tangan ke dalam saku saat berjalan
5. Menggunakan APD (alat pelindung diri) saat bekerja di tempat produksi.

 Sakit dan Ijin


Semua personel wajib memberi kabar kepada Line Head masing - masing jika
berhalangan masuk.

13
BAB III
CASTING LINE

3.1 PROSES CASTING (Pengecoran)

Gambar 3.1 Proses Casting


Casting atau Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang
menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk
yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan
atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke bentuk padat,
selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses
sekunder.

3.1.1 Langkah-langkah Proses Casting


Langkah-langkah dalam proses casting secara umum mulai dari material
dasar sampai dengan proses finishing, sebagai berikut :

A. Proses Metal (Melting)


Proses metal melting adalah proses peleburan ingot menjadi logam cair.
Dengan kata lain, melting adalah proses peleburan igot, scrap dan return di dalam
tungku furnace sampai menjadi logam cair.

14
Gambar 3.2 Material Melting (Igot, Scrap, Return)

B. Proses Pouring
Proses pouring adalah proses penuangan logam cair dari ladle ke dalam
cetakan. Pada tahap ini cairan molten metal seberat 1 ton akan dituang ke mold.
Proses pouring sendiri masih menggunakan operator manusia dimana operator
menggunakan ladle bergigi yang dapat dimiringkan. Jadi, operator akan
memiringkan ladle ke dalam pouring cup yang ada pada mold.

Gambar 3.3 Proses Pouring

C. Proses Pemadatan dan Pendinginan


Proses pemadatan dan pendinginan adalah proses memadatkan logam cair
yang telah dituang ke dalam cetakan. Proses pendinginan merupakan proses
selanjutnya setelah logam cair telah terbentuk di dalam cetakan.

D. Pembongkaran Cetakan
Pembongkaran cetakan adalah proses pemisahan material yang telah
dicetak dengan cetakannya. Proses ini dilakukan setelah logam cair membeku

15
dalam cetakan. Baut penyambung antara cope dan drag dibuka, kemudian cetakan
atas (cope) dan cetakan bawah (drag) dipisahkan. Cetakan atas diangkat bersama
coran dan menyingkirkan pasir dari cetakan atas. Pemisahan cetakan bawah dan
coran dilakukan dengan cara memukul pasir tersebut menggunakan palu. Setelah
terpisah, coran kita angkat kemudian beberapa bagian seperti cawan turun, saluran
turun, saluran masuk, saluran pengalir dan penambah dipisahkan dari coran.
Akhirnya sirip-sirip dipangkas serta permukaan coran dibersihkan. Dalam proses
pembongkaran ini dilakukan secara mekanis atau dengan tangan. Pasir yang telah
dipisahkan dikumpulkan dan cuci untuk memisahkan pasir sehingga pasir dapat
digunakan kembali untuk membuat cetakan.

E. Proses Pengecekan Produk (Quality Control)


Proses pengecekan produk (quality control) adalah Proses Pemeriksaan
produk hasil pengecoran terdiri dari beberapa proses pemeriksaan yaitu :

 Pemeriksaan Rupa/Bentuk
Adapun macam-macam pekerjaan pemeriksaan rupa/bentuk terdiri dari :
1. Pemeriksaan rupa atau bentuk
2. Pemeriksaan dimensi menggunakan janga sorong, micrometer, jig
pemeriksa dan alat ukur lainnya.

 Pemeriksaan Cacat Dalam


Dalam praktiknya, pemeriksaan cacat dalam terdiri dari tahan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan ketukan
2. Pemeriksaan penetrasi (dye-penetrant)
3. Pemeriksaan magnafluks (magnetic-particle)
4. Pemeriksaan supersonic (ultrasonic)
5. Pemeriksaan radiografi (radiografi)

16
 Pemeriksaan Material
Langkah-langkah pemeriksaan material adalah sebagai berikut:
1. Pengujian kekerasan
2. Pengujian tarik
3. Pengujian analisa kimia (spektrometri, EDS)
4. Pengujian struktur mikro dan struktur makro.

F. Proses Finishing
Setelah proses pemeriksaan selesai dan dipilih benda coran dengan hasil
yang baik, selanjutnya benda kerja tersebut dilakukan proses pemesinan
menggunakan mesing milling dan mesin gerinda dengan hasil produknya.

Gambar 3.4 Proses Finishing

G. Proses Moulding
Proses Moulding adalah sebuah proses produksi dengan membentuk bahan
mentah menggunakan sebuah rangka kaku atau model yang disebut sebuah
cetakan(mold). Sebuah mold adalah sebuah cetakan yang memiliki rongga di
dalamnya yang akan diisi dengan material cair seperti plastik, gelas, atau logam.
Cairan tersebut akan mengeras sesuai bentuk rongga di dalam mold. Moulding
adalah line untuk mencetak cetakan silinder blok maupun camshaft. PT. Toyota
Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sendiri membuat mold beberapa tipe
diantaranya adalah tipe 1 TR untuk silinder blok kapasitas 2000 cc dan 2 TR
untuk 2700 cc serta camshaft.

17
3.2 Maintenance Casting Line
Maintenance (pemeliharaan) adalah suatu kombinasi dari berbagai
tindakan untuk menjaga suatu barang (mesin) atau memperbaikinya sampai suatu
kondisi yang bisa diterima.
Tujuan Maintenance menurut Daryus A adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperpanjang kegunaan aset;
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu;
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar
batas dan menjaga modal uang diinvestasikan tersebut;
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan kesalamatan
para pekerja;
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan kesalamatan
para pekerja;
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan
yaitu tingkat keuntungan yang sebaik mungkin dan total biaya yang serendah
mungkin.

Adapun pekerjaan-pekerjaan maintenance casting secara garis besar, meliputi :


1. Repair
Repair (memperbaiki) adalah aktifitas memperbaiki mesin berdasarkan
problem (Long Time Breakdown) dimana sebuah mesin problem lebih dari 2 jam.
Aktifitas ini dilakukan tidak hanya oleh member(operator) tetapi semua staff
maintenance wajib turut menyelesaikan problem tersebut agar tidak terjadi line
stop yang terlalu lama.

2. Training (Pelatihan)
Perusahaan juga wajib meningkatkan skill karyawan agar perusahaan juga
mencapai visi misinya tersebut. Adanya pelatihan (training) mampu

18
meningkatkan efisiensi dan efektifitas karyawan, pelatihan (training) tidak hanya
menyangkut masalah teknikal (elektrik atau mesin atau programming) tetapi juga
leadrship dan berbagai soft skill lainnya.

3. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan- kerusakan yang tidak terduga
dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi
mengalami kerusakan pada waktu proses produksi. Jadi, semua fasilitas produksi
yang mendapatkan perawatan (preventive maintenance) akan terjamin kontinuitas
kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap
dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat.

Preventive maintenance terdiri dari :


a. Periodic Maintenance
Periodic maintenance disini pengecheckan berkala selama 1 bulan, 3 bulan
, 6 bulan dan 12 bulan.
b. Corrective Maintenance
Adalah sebuah pekerjaan yang tidak dilakukan secara terjadwal atau diluar
jadwal

4. Predictive Maintenance
Predictive maintenance mengantisipasi kegagalan suatu peralatan sebelum
terjadi kerusakan total. Predictive maintenance menganalisa suatu kondisi
peralatan dari trend perilaku peralatan.

Predictive Maintenance terdiri dari :


a. Red Tag Intermeasure
Adalah kegiatan pemeliharaan dimana suatu pemeliharaan tersebut tidak
bersifat urgensi dan dilakukan atas permintaan produksi.

19
b. Autonomous Maintenance Education Support
Adalah kegiatan pengajaran (training) terhadap pihak produksi untuk bisa
melakukan pemeliharaan mesin tanpa melibatkan member dari departemen
maintenance.
Dengan manajemen seperti dibahas diatas maintenance casting juga
memiliki problem. Salah satu problem yang saya temukan melalui wawancara
adalah penggunaan tools. Penggunaan tools disini masih dilakukan secara manual
yaitu dengan menulis tools apa yang harus dipinjam, itu melakukan banyak waktu
dan ergonomi yang tidak tepat.

3.3 Otomatisasi
Otomatisasi adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang
secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan
lagi pengawasan manusia (dalam industri dan sebagainya).

Adapun tujuan dalam pengotomatisasian ini adalah :


1. Penggabungan dan penerapan teknologi
2. Memperbaharui proses pelaksanaan pekerjaan
3. Meningkatkan produktifitas dan efektifitas pekerjaan
4. Mengurangi pengeluaran biaya jasa pekerja

Otomatisasi dibagi 3 jenis, yaitu :


a. Fixed automation
Suatu sistem dimana urutan memproses (atau perakitan) operasi ditetapkan
oleh konfigurasi peralatan. Urutan operasi pada umumnya sederhana. Adalah
pengintegrasian dan koordinasi dari banyak operasi ke dalam satu peralatan yang
membuat sistem kompleks. Corak yang khas dari otomasi ditetapkan/perbaiki
adalah :
1. Investasi awal tinggi untuk peralatan custom-engineered
2. Nilai produksi tinggi
3. Secara relatif tidak fleksibel mengakomodasi perubahan produk

20
b. Otomasi Programmable
Peralatan produksi dirancang dengan kemampuan untuk berubah urutan
operasi dan mengakomodasi bentuk wujud produk berbeda. Urutan Operasi
dikendalikan oleh suatu program, yang mana satu set instruksi yang coded
sedemikian sehingga sistem dapat membaca dan menginterpretasikannya.
program baru dapat disiapkan dan dimasukkan ke peralatan untuk menghasilkan
produksi baru. sebagian dari corak yang menandai otomasi programmable
meliputi.
1. Investasi tinggi didalam general-purpose peralatan
2. Nilai produksi rendah sehubungan dengan otomatisasi ditetapkan
3. Fleksibilitas untuk perubahan didalam bentuk produk
4. Pantas untuk produksi mandi/redaman

Sistem produksi otomatis programmable digunakan untuk volume produksi sedang dan
rendah

c. Otomasi Fleksibel
Otomatisasi fleksibel adalah suatu perluasan dari otomasi
programmable. Suatu sistem otomat fleksibel adalah yang mampu untuk
memproduksi berbagai produk ( atau memisahkan) dengan hampir tidak ada
waktu hilang untuk perubahan sistem kerja dari satu produk kepada yang
berikutnya. tidak ada waktu produksi hilang sedang reprogramming sistem dan
pada saat setup (tooling,fixtures,machine settings).Consequently, sistem dapat
menghasilkan berbagai kombinasi dan jadwal produk, sebagai gantinya
menuntut mereka membuat produk secara terpisah. Tipe dari otomasi fleksibel
adalah :

1. Investasi tinggi untuk suatu sistem custom-enginereed


2. Produksi campuran variable produk berlanjut
3. Nilai produksi Medium
4. Fleksibilitas dalam mendisain variasi product

21
Otomasisasi ini merupakan inovasi teknologi yang penting bagi perkembangan
industri namun terdapat juga dampak negatif yang terjadi, yaitu :
1. Ketergantungan pada teknologi
2. Manusia menjadi malas karena mengandalkan teknologi
3. Banyaknya pengangguran karena tugas manusia sudah digantikan oleh teknologi
4. Banyaknya pengangguran menyebabkan kriminalitas tinggi

3.4 Revolusi Industri 4.0

Kemajuan teknologi sudah berkembang cepat didunia, dari otomatisasi menuju


revolusi industri 4.0. Kemajuan teknologi ini dipicu adanya keinginan untuk membuat
berbagai hal menjadi praktis.

Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah revolusi industri dimana Teknologi Informasi
digabungkan dengan Manufaktur. IoT (Internet of Things) berperan besar dalam hal ini.
Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan untuk
mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke
manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.

Di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dengan berbagai sistemasi kerja


yang sudah terstruktur mereka juga ingin tetap berinovasi. Dengan adanya tugas khusus
yang diberikan kepada saya dan rekan kerja saya maka terciptalah “Project Andon Tools”
yang berbasis pada Revolusi Industri 4.0.

3.5 Project Andon Tools


Tugas khusus yang diberikan pada kami merupakan tugas “Kaizen” untuk
perusahaan sebagai bukti kontribusi kami kepada perusahaan. Kaizen adalah
sebuah istilah industri yang berarti “Continuous Improvement” yang berarti
perkembangan yang berlanjut. Begitulah kami melakukan observasi mendalam
mengenai departemen dimana kami ditempatkan yaitu Maintenance Departmen.
Melalui observasi tersebut kami mendapati beberapa alasan yang menjadi latar
belakang kami untuk melaksanakan Project Andon Tools.

22
Project Andon Tools adalah project pengotomatisasian rak tools
maintenance yang berbasis Android System serta PLC.
Jika diterjemahkan dari bahasa Jepang, andon merupakan lampu lentera
tradisional Jepang yang terbuat dari kertas. Andon adalah sebuah istilah
manufacturing yang berarti sistem untuk memberikan peringatan kepada
management, maintenance, dan pekerja lain tentang kualiatas ataupun masalah
yang terdapat pada proses.
Inti dari andon adalah sebuah papan tanda yang dilengkapi dengan sinyal
lampu untuk mengindikasikan apakah terdapat masalah pada workstation. Alert
atau tanda bahaya dapat diaktifkan secara manual oleh operator melalui tombol
bahaya maupun secara otomatis dari sensor yang terdapat pada alat tersebut.

Gambar 3.5 Andon Tools

3.6 Latar Belakang Project Andon Tools


Project Andon Tools ini merupakan project improvement untuk mengatasi
problem member maintenance saat menggunakan tools seperti :
1. Waktu pinjam yang terlalu lama karena harus menulis di kertas
2. Kurangnya visibilitas sehingga tidak terlihat update realtime informasi tools
tersebut.

23
Project Andon Tools ini berbasis Android dan PLC dimana member akan
memilih tools yang tersedia.
Project Andon Tools ini memiliki beberapa keuntungan :
1. Tidak memakan banyak waktu saat meminjam alat.
2. Meningkatkan aksesbilitas untuk informasi realtime update tools dimana pun.

3.7 Komponen-Komponen Andon Tools


Dalam memenuhi kinerja Andon Tools yang optimal team dari Project
Andon Tools memilih PLC sebagai komponen utama sistem otomatisasi tersebut.
PLC juga merupakan standard kontrol sistem di dunia industri dikarenakan PLC
tahan terhadap berbagai lingkungan industri seperti getaran, suhu panas, dan lain-
lain. Mikrokontroler juga menjadi pertimbangan untuk menjadi kontrol sistem
dikarenakan harganya yang murah, tetapi untuk standard industri dan daya tahan
yang lebih tinggi dan lama, PLC merupakan jawaban terbaik. Selain itu terdapat
juga komponen-komponen pendukung yang lain yang membantu mengoptimalkan
kinerja.

3.7.1 PLC (Programmable Logic Controller)


Dalam dunia perindustrian, sistem otomatisasi sangat dibutuhkan karena
dengan otomatisasi, industri mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang
banyak dan dalam waktu yang sangat singkat dengan ketilitian yang besar serta
tingkat kesalahan yang sangat kecil. Keseragaman produk yang sudah
distandarisasikan juga menjadi titik poin, mengingat manusia sangat sulit untuk
mengulangi setiap kegiatan dan tugas yang sama dengan ketilitian yang sama
pula.Oleh karena itu, di dunia industri mengenal dan menggunakan salah satu
sistem kendali yang dapat bekerja secara sekuensial, yaitu PLC atau
Programmable Logic Controller.

24
PLC terdiri dari 3 (tiga) kesatuan nama yang memiliki definisi masing-
masing. Definisi sederhana dari PLC yaitu:
1. Programmable, artinya dapat diprogram (software based).
2. Logic, artinya dapat bekerja berdasarkan logika yang dibuat. Logika disini
biasanya menunjuk pada logika Boolean yang hanya terdiri dari 2 (dua) keadaan,
ON dan OFF.
3. Controller, artinya pengendali (otak) dari suatu sistem.

Menurut NEMA (National Electrical Manufacturers Association -USA),


definisi PLC ialah :
„Alat elektronika digital yang menggunakan programmable memory untuk
menyimpan instruksi dan untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus seperti:
logika, sequence (urutan), timing (pewaktuan), perhitungan dan operasi
aritmatika untuk mengendalikan mesin dan proses.‟

Definisi lain (Crispin, 1990) menyebutkan bahwa PLC ialah:


„Komputer industri khusus untuk mengawasi dan mengendalikan proses
industri menggunakan bahasa pemrograman khusus untuk kontrol industri
(ladder diagram), didesain untuk tahan terhadap lingkungan industri yang
banyak gangguan (noise, vibration, shock, temperature, humidty).‟

Dengan kata lain, PLC adalah seperangkat komputer khusus yang


berfungsi sebagai sistem kendali di dunia industri yang di dalamnya terdiri atas
input dan output serta menggunakan programmable memory untuk menyimpan
dan melaksanakan instruksi sesuai kehendak manusia.
Dari ukuran dan kemampuannya, PLC dapat dibagi menjadi 2 (dua)
kategori, yaitu:
1. Tipe Compact
Ciri-ciri PLC jenis ini ialah:
a. Seluru komponen (power supply,CPU,modul input, modul output, modul
komunikasi) menjadi satu.
b. Umumnya berukuran kecil (compact)

25
c. Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat
diekspan/perluasan i/o atau membagi menjadi lebih banyak i/o.
d. Tidak dapat ditambah modul-modul khusus

2. Tipe Modular
Ciri-ciri PLC jenis ini ialah:
a. Komponen-komponennya terpisah ke dalam modul-modul
b. Berukuran besar
c. Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input/output (sehingga jumlah
lebih banyak)
d. Memungkinkan penambahan modul-modul khusus

Komponen-komponen pendukung PLC pada Andon Tools :


a. Power Supply (Mitsubishi Q61P)
Power Supply merupakan penyedia daya bagi PLC. Jenis tegangan yang
dimilikinya bisa berupa tegangan AC (misal: 120/240 Vac) maupun tegangan DC
(misal:24Vdc) internal yang bisa digunakan untuk menyediakan daya bagi
perlatan input/output PLC.

Gambar 3.6 Power Supply (Mitsubishi Q61P)

26
b. Processor (Central Processing Unit) (Mitsubishi Q06UDEH)
Processor ialah bagian PLC yang bertugas membaca dan mengeksekusi
instruksi program. Processor mempunyai elemen kontrol yang disebut Arithmetic
and Logic Unit (ALU), sehingga mampu mengerjakan operasi logika dan
aritmatika.

Gambar 3.7 CPU (Mitsubishi Q06UDEH)


c. Memori
Memori adalah area dalam CPU PLC tempat data serta program disimpan
dan dieksekusi oleh processor. Dengan kata lain, memori adalah tempat
penyimpanan data dalam PLC. Memori ini umumnya menjadi satu modul dengan
processor/CPU. Adapun data yang tersimpat di memori antara lain:
- Operating system PLC;
- Status input-output, memori data;
- Program yang dibuat pengguna.

d. Modul Input/Output (Mitsubishi Input QX-41& Output QY-10)


Modul i/o ialah perantara dari PLC ke peralatan di dunia nyata. Modul
input/output pada PLC compact umumnya sudah built-in, sedangkan untuk PLC
modular berupa modul I/O tersendiri yang terpisah dari CPU.

27
Gambar 3.8 Modul Input Gambar 3.9 Modul Ouput

e. Base Unit PLC Mitsubishi Q312B


Base unit PLC ini memungkinkan PLC untuk menambah I/O nya. PLC
yang terpasang di base unit merupakan PLC Modular.

Gambar 3.10 Base Unit PLC

f. Alat Pemrograman (Mitsubishi GX Works)


Programming Device ialah alat untuk membuat atau mengedit program
PLC.

Gambar 3.11 Software Pemrograman (GX Works)

28
3.7.2 OPC SERVER
Andon Tools membutuhkan sebuah koneksi antara PLC dan Android
dimana koneksi tersebut adalah untuk mentranslate bahasa dari PLC ke Android
maupun dari Android ke PLC, solusi yang didapat adalah dengan menggunakan
OPC SERVER.
OPC memungkinkan suatu program aplikasi untuk mengakses sumber data
(peralatan ataupun database) dengan protokol yang sama dan konsisten. OPC
bersifat seperti “software bus”, dimana program aplikasi (OPC client) hanya
perlu mengerti bagaimana mengambil data dari OPC data source (OPC server).
Dimana OPC server ini dikembangkan oleh vendor masing – masing peralatan
(misal : PLC) yang diakses oleh komputer (PC), sehingga pengguna cukup
membangun aplikasi OPC client sendiri untuk mengaksesnya.
OPC Server juga membutuhkan device sebagai media databasenya yaitu
PC. Di Andon Tools ini menggunakan PC INTEL NUC dengan kapasitas 240 GB
dan RAM 4 GB.

Gambar 3.12 PC INTEL NUC

3.7.3 ANDROID SYSTEM


Android system adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang
untuk perangkat bergerak layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet.
Perangkat untuk memakai sistem operasi Android untuk mendukung project
andon tools adalah Xiaomi Mi Pad 4 dengan kapasitas 64 GB dan RAM 4 GB,
dengan adanya spesifikasi tersebut dapat melengkapi project andon tools.

29
Gambar 3.13 Xiaomi MiPad 4
3.7.4 KOMPONEN-KOMPONEN LAINNYA PADA PROJECT ANDON
TOOLS
Untuk Andon Tools ini perlu di dukung oleh penggunaan sensor proximity
dan beberapa komponen pendukung pada panel kontrolnya berikut adalah sensor
dan komponen-komponen tersebut :
1. Sensor Proximity (IG 7100)
Proximity yang dipakai disini adalah proximity jenis inductive dimana
hanya bisa mendeteksi material logam. Dan juga tipe sensing nya adalah “flush”
dimana sensor tersebut akan sensing lurus ke depan.

Gambar 3.14 Sensor Proximity

2. MCB (Miniature Circuit Breaker) & CP (Circuit Protector)


MCB dan CP ini mempunyai fungsi sebagai pemutus arus listrik ke arah
beban. Dan fasilitas pemutus arus ini bisa dilakukan dengan cara manual ataupun
otomatis.

30
Gambar 3.15 MCB&CP

3. Magnetic Lock dan Magnetic Driver


Andon Tools juga menggunakan Magnetic Lock agar tools-tools didalam
rak tetap aman. Magnetic Lock menggunakan sistem penguncian magnet jika
diberi arus listrik.

Gambar 3.16 Magnetic Lock

31
Gambar 3.17 Magnetic Driver

4. LED RGB
Project ini memakai LED RGB sebagai indikator. LED yang berisikan tiga
warna LED yang terintegrasi menjadi satu lampu LED. LED RGB mengandung
warna RED (merah), GREEN (hijau), dan BLUE (biru). Dengan tiga warna ini,
kita bisa membuat berbagai macam kombinasi warna.

Gambar 3.18 LED RGB

32
BAB IV
SISTEM KERJA ANDON TOOLS

4.1 FLOW SISTEM KERJA ANDON TOOLS


Berikut adalah Flow Sistem Kerja Pada Andon Tools :

MEMBER
(PEMINJAM)

TABLET (INPUT)

OPC Server

PLC

Magnetic Door (Open) &


Indicator Light (Green Blink)
& Proximity Sensor

Gambar 4.1 Sistem Kerja Andon Tools

Secara garis besar ini merupakan proses dari Kerja Andon Tools. Dimana
member (operator) akan memberikan masukan input ke Tablet (Android) lalu
dikirimkan ke OPC Server dan setelah itu diteruskan ke PLC yang akan
memerintahkan Magnetic Door untuk terbuka dan Indicator Light yang akan
menjadi visibilitas dari andon ini. Terdapat 2 Flow Proses yaitu Peminjaman dan
Pengembalian.

33
4.1.1 SISTEM KERJA ANDON TOOLS PADA FLOW PROSES
PEMINJAMAN TOOLS

PEMINJAMAN

MEMBER A B
(PEMINJAM)

Magnetic Door Magnetic Door


TABLET (INPUT) (Open) & Indicator (LOCK) & Indicator
Light (Green Blink) Light (RED)

TIDAK

PEMILIH PENGAMBILAN END


AN TOOLS YANG
TOOLS DIPILIH

YA
DETEKSI PROXIMITY
OPC Server SENSOR(INPUT TO
(mySQL) PLC)

PLC OPERATOR
(Ladder Diagram) MENUTUP PINTU

A B

Gambar 4.2 Sistem Kerja Andon Tools Proses Peminjaman


Sistem kerja diatas merupakan sistem peminjaman tools pada andon tools.
Dapat terlihat bahwa operator sudah tidak perlu menulis manual untuk meminjam
ini mengurangi waktu kerja operator sehingga problem yang terjadi di line dapat
teratasi lebih cepat.

34
4.1.2 SISTEM KERJA ANDON TOOLS PADA FLOW PROSES
PENGEMBALIAN TOOLS
PENGEMBALIAN

MEMBER
(PENGEMBALI) A

Magnetic Door
TABLET (INPUT)
(Open) & Indicator
Light (Red Blink)

Rusak PENGEMBALIAN
KONDISI
TOOLS YANG
PENGEMBALIAN
DIPILIH

Ready
DETEKSI
UPDATE PROXIMITY
KERUSAKAN SENSOR(INPU
T TO PLC)

OPERATOR
OPC Server
MENUTUP PINTU

Magnetic Door
PLC (LOCK) & Indicator
Light (GREEN)

A END

Gambar 4.3 Sistem Kerja Andon Tools Proses Pengembalian


Proses pengembalian tools memiliki menu yang berbeda dari proses
peminjaman. Terdapat menu update kerusakan atau pengembalian langsung yang
berarti ready. Menu update kerusakan ini karena beberapa tools yang digunakan

35
mudah aus atau cepat patah dan berbagai kerusakan lainnya. Kerusakan-kerusakan
tersebut akan tersimpan di database OPC. Database tersebut kemudian akan
digunakan untuk menganalisa penggunaan tools yang tepat dan dapat
mengantisipasi untuk menyetok tools-tools yang mudah rusak agar saat rusak
sudah tersedia penggantinya.

4.2 SISTEM KERJA ANDON TOOLS PADA TABLET


Tablet pada flow proses diatas merupakan device yang digunakan pada
Andon Tools. Tablet ini merupakan Android System yang terintegrasi dengan
PLC menggunakan OPC Server. Adapun Android System ini berlaku sebagai
input untuk penggunaan Andon Tools. Input ini dibuat seperti software didalam
Android System. Software tersebut diakses melalui browser dari Android System,
dikarenakan software tersebut merupakan web-based software. Dibuat dengan
web-based software karena akan memiliki database server sendiri yang dapat
diakses oleh siapapun yang tersambung ke jaringan perusahaan secara real-time.
Sehingga software tersebut dapat menampilkan kondisi tool-tools yang ada pada
rak tools apakah sedang dipinjam atau ready.

4.3 SISTEM KERJA ANDON TOOLS PADA OPC SERVER


OPC Server ini dioperasikan melalui sebuah device yang disebut PC
(Personal Computer). Android System memerlukan sebuah “media” untuk
berkomunikasi dengan PLC. Android System sendiri tidak bisa dengan begitu saja
memberikan input pada PLC, begitu juga dengan sebaliknya maka diperlukan
OPC Server sebagai sebuah “translator” untuk berkomunikasi. OPC Server sendiri
menggunakan bahasa MySQL. MySQL juga berfungsi sebagai manajemen basis
data dari OPC Server.

36
4.4 SISTEM KERJA ANDON TOOLS PADA PLC
Pada PLC terdapat program yang sudah disusun sedimikian rupa pada
“function blok” .

Gambar 4.4 Program PLC

Keluaran PLC ke Magnetic Lock merupakan keluaran seperti keluaran


digital biasanya, namun keluaran pada indicator lamp adalah PWM (Pulse Width
Modulation).

Dimana keluarannya tersebut memiliki pulsa yang diset pada K10 dan K20
, dan untuk Y sebagai alamat keluarannya.

37
“K” PERTAMA

“K” KEDUA
Gambar 4.5 Cycle PWM

Dalam praktiknya memilih menggunakan PWM sebagai keluaran adalah


untuk membuat lifetime dari Lampu Indicator (LED RGB) makin lama
dikarenakan arus tidak terus menerus masuk melainkan memiliki frekuensi.

38
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Praktek Kerja Lapangan ini memberikan banyak sekali ilmu mengenai
PLC serta hubungannya dengan IoT menggunakan OPC Server. Mengenai project
yang diikuti selama Praktek Kerja Lapangan ini, membuktikan dampak Revolusi
4.0 yaitu IoT pada perusahaan manufaktur sangat positif untuk pertumbuhan
perusahaan. Proses otomatisasi untuk rak tools memberikan efesiensi yang cukup
besar bagi karyawan, memudahkan mereka untuk mencapai target-target yang
diberikan oleh perusahaan.
Dengan adanya dampak positif seperti ini, sustainability perusahaan akan
lebih lama dan efisiensi kerja dari karyawan semakin tercapai sehingga expansi
perusahaan untuk membuka lapangan kerja baru juga memungkinkan.

5.2 SARAN
Saran yang dapat penulis berikan setelah mengikuti Kerja Praktek ini
adalah, dalam obvservasi yang saya lakukan terhadap kegiatan teknis dalam
penyelesaian problem di divisi maintenance sudah lebih dari yang diharapkan,
tetapi kegiatan penanggulangan selanjutnya , para staff dapat melalukan studi
lanjutan untuk setiap problem yang memiliki frequensi tinggi.

39
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Iain IOT1x_Syllabus_T22018 Curtin University Diakses pada 9 April 2019.


Murray,Am

W. Bolton Programmable Logic Controller, Fifth Edition, Chapter 1. Diakses pada


8 April 2019.

Anonim. Programmable Logic Controller. Diakses pada 7 April 2019. Url :


https://en.wikipedia.org/wiki/Programmable_logic_controller

Anonim. About PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Diakses pada 7 April


2019. Url : http://www.toyotaindonesiamanufacturing.co.id/

40
TABEL KEGIATAN KERJA PRAKTEK
DI LINE DIE MAINTENANCE & DI DIVISI MAINTENANCE
CASTING PLANT
PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

NAMA EZRA SENAPUTRA


NOMOR POKOK MAHASISWA 2016710250037
PLANT CASTING

No Tanggal Kegiatan
1 9 Januari 2019 Induksi Perusahaan di Head Office
2 10 Januari 2019 Induksi Plant di Casting Plant Sunter 1 & Safety
Dojo
3 11 Januari 2019 Safety Dojo
4 14 Januari 2019 Pengarahan ke Line masing-masing (Dine
Maintenance)
5 15 Januari 2019 Pengenalan Moulding dan Finishing Line
6 16 Januari 2019 Pengenalan Melting Line
7 17 Januari 2019 Pengenalan Die Maintenance Line
8 18 Januari 2019 Pengarahan untuk Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line
9 21 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
10 22 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
11 23 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
12 24 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
13 25 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
14 28 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
15 29 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
16 30 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
17 31 Januari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
18 1 Februari 2019 Support 3 Pilar Audit Die Maintenance Line , SOP
Improvement
19 4 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
20 6 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
21 7 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die

41
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
22 8 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
23 11 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
24 12 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
25 13 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
26 14 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
27 15 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
28 18 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
29 19 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
30 20 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
31 21 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
32 22 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
33 25 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
34 26 Februari 2019 Pengarahan Support 3 Pilar Audit Die
Maintenance Line, Collecting Klausul’s Efidences
35 27 Februari 2019 Observasi Audit 3 Pilar Die Maintenance Line
36 28 Februari 2019 Observasi Audit 3 Pilar Die Maintenance Line
37 1 Maret 2019 Pengarahan Pindah Divisi ke Maintenance Line
38 4 Maret 2019 Pengenalan Divisi Maintenance Line
39 5 Maret 2019 Pengenalan Project Andon Tools
40 6 Maret 2019 Pembuatan Latar Belakang Project Andon Tools
41 8 Maret 2019 Pembuatan Konsep Andon Tools
42 11 Maret 2019 Pembuatan Konsep Andon Tools & Activity Plan
43 12 Maret 2019 Design Panel Kasar
44 13 Maret 2019 Design Wiring Kasar
45 14 Maret 2019 Meeting dengan Vendor
46 15 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
47 18 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
48 19 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
49 20 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
50 21 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
51 22 Maret 2019 Pengecekan Komponen-Komponen Project
52 25 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
53 26 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools
54 27 Maret 2019 Pembuatan Program PLC Andon Tools

42
55 28 Maret 2019 Meeting dengan Vendor
56 29 Maret 2019 Meeting dengan Vendor
57 1 April 2019 Setting Panel
58 2 April 2019 Setting Sensor di Rak Tools
59 3 April 2019 Setting Lampu LED di Rak Tools
60 4 April 2019 Trial Program
61 5 April 2019 Trial Program
62 8 April 2019 Pembuatan Laporan
63 9 April 2019 Graduation Program Magang

43
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai