PRAKTEK KEGAWATDARURATAN
KELOMPOK 3
1. Reza Fitriani
2. Uci Aliza Putri
3. Yola Engla Decita Kurnia
Dosen Pembimbing:
2019
1
AIRWAY DAN BRITING MANAGEMENT
A. Pendahuluan
a. Pertama : sistem ini berfungsi menyediakan oksigen bagi sel darah merah yang
kemudian akan membawa oksigen tersebut ke seluruh tubuh. Dalam proses
metabolisme aerobik,sel tubuh menggunakan oksigen sebagai bahan bakar dan akan
memperoduksi karbondioksida sebagai hasil sampingan.
b. Kedua : pelepasan karbondioksida dari tubuh ini merupakan tugas kedua bagi sistem
respiratorik. Ketidakmampuan sistem respiratorik dalam menyediakan oksigen bagi
sel atau melepaskan karbondioksida, akan menimbulkan kematian.
Kematian karena masalah airway pada trauma disebabkan oleh :
a) Kegagalan dalam mengenal airway yang tersumbat sebagian atau
ketidakmampuan penderita untuk melakukan ventilasi dengan cukup.
Gabungan obstruksi jalan napas dengan ketidak cukupan ventilasi dapat
menyebabkan hiposia sehingga akan mengancam nyawa. Keadaan seperti
in mungkin terlupakan bila ditemukan perlukaan yang nampaknya lebih
serius.
b) Adanya kesulitan teknis dalam menjaga jalan napas dan teknis membantu
ventilasi. Intubasi yang salah akan memperburuk ventilasi dan dengan
cepat dapat mngakibatkan kematian bila tidak dikenali secara dini.
c) Aspirasi isi gaster
B. Anatomi
Sistem pernafasan terdiri dari jalan nafas atas, jalan nafas bawah dan paru. Setiap
bagian dari sistem ini memainkan peranan yang penting dalam proses pernafasan,
yaitu dimana oksigen dapat masuk kealiran darah dan karbondioksida dapat
dilepaskan.
2
a. Jalan nafas atas
Jalan nafas atas merupakan suatu aluran terbuka yang memungkinkan udara
atmosfer masuk melalui hidung, mulut, dan bronkus hingga ke alveoli. Jalan nafas
atas terdiri dari rongga hidung dan rongga mulut,laring,trakhea, sampai
percabangan bronkus. Udara yang masuk melalui rongga hidung akan mengalami
proses penghangatan,pelembaban, dan penyaring dari segala kotoran. Setelah
rongga hidung dapat dijumpai daerah faring mulai dari bagian belakang palatum
mole sampai ujung bagian atas dari oesofagus.
Dibawah faring terletak oesofagus dan laring yang merupakan permulaan jalan
nafas bawah. Di dalam laring ada pita suara dan otot-otot yang dapat membuatnya
bekerja. Serta terdiri dari tulang rawan yang kuat. Pita suara merupakan suatu
lipatan jaringan yang mendekati di garis tengah. Tepat diatas laring, terdapat
struktur yang berbentuk daun yang disebut epiglatis. Epiglatis ini berfungsi
sebagai pintu gerbang yang akan menghantarkan udara yang menuju
trakhea,sedangkan benda padat dan cairan akan dihantarkan menuju oesofagus.
Dibawah laring,jalan nafas akan menjadi trakhea, yang terdiri dari cincin-cincin
tulangrawan.
3
b. Jalan nafas bagian bawah
Jalan nafas bawah terdiri dari bronkus dan percabangannya serta paru-
paru. Pada saat inspirasi, udara masuk melalui jalan nafas atas menuju jalan nafas
bawah sebelum mencapai paru-paru. Trakhea terbagi dua cabang,yaitu bronkus
utama kanan dan bronkus utama kiri. Masing-masing bronkus utama terbagi lagi
menjadi beberapa bronkus primer dan kemudian terbagi lagi menjadi bronkhiolus.
C. Fisiologi
4
Saat mencapai jaringan, sel darah merah yang teroksigenasi ini akan
melepskan ikatanya dengan oksigen dan oksigen tersebut digunakan untuk bahan
bakar metabolisme. Juga karbondioksida akan masuk sel darah merah. Sel darah
merah yang rendah oksigen dan tinggi karbondioksida ini akan menuju sisi kanan
jantung untuk kemudian dipompakan ke paru-paru.
Hal yang sangat penting dalam proses ini adalah bahwa alveoli harus terus
menerus mengalami pengisian dengan udara segar yng mengandung oksigen dalam
jumlah yng cukup.
Proses pernafasan sendiri ada dua : inspirasi( menghirup) dan ekspirasi (mengerluarkan
nafas).
1. Otot interkostal, antara iga-iga. Pernafasan ini dikenal sebagai pernafasan torakal.
Tentukan saja otot harus dipersyarafi,dan ini dilakukan melalui nervus
interkostalis ( torakal1-12).
5
2. Otot diafragma, bila kontraksi diafragma akan turun. Ini dikenal sebagai
pernafasan abdominal, dn persyaratan melalui nervus frenikus,yang berasal dari
cervikal 3-4-5.
Bila pernafasan lebih dari 40X/menit, maka penderita harus dianggap mengalami
hipoventilasi. Baik frekuensi nafas maupun kedalamannafas harus dipertimbangkan
saat mengevaluasi pernafasan. Kesalahan yang sering terjadi adalah anggapan bahwa
pnderita denga frekuensi nafas yang cepat berarti mengalami hiperventilasi.
a) Airway
Patofisiologi
6
Tujuh komponen pertama di atas merupakan keadaan hipoventilasi akibat
penurunan volume per menit. Jika tidk ditangani, mka hipoventilasi akan
mengakibatkan penumpukan karbondioksida, asidosis, metabolisme anaerobik dan
kemudian kerusakan sel dan dapat berakhir dengan kematian. Pengelolaan yang
harus diberikan meliputi usaha memperbaiki frekuensi dan kedalaman pernafasan
penderita, yaitu dengn mengoreksi semua masalah yang ada pada jalan nafas dan
pemberian bantuan nafas.
Tertanggunya jalan nafas dapat terjadi secara tiba-tiba dan komlit,atau secara
perlahan,parsial dan progresif/ rekuren. Tachypnea dapat disebabkan nyeri atau
ketakutn,namun harus selalu diingat kemungkinan gangguan jalan nafas yang dini.
Karena itu penilain jlan nafas dan pernafasan sangat penting.
7
accident.Trauma pada bagian tengah wajah dapat menyebabkan fraktur dan dislokasi
yag dapat mengganggu oro-faring atau naso-faring.
a. Obstruksi total :
Pada onstruksi total penderita bisa ditemukan dalam keadaan masih sadar
atau dalam keadaan tidak sadar. Pada obstruksi total yang akut. Biasanya
disebabkan oleh tertelannya benda asing yang kemudian menyangkut dan
menyumbat pangakl laring. Bila obstruksi total timbul perlahan maka berawal
dari obstruksi parsial yang kemudian menjadi total.
Mengenali sumbatan karena benda asing pada jalan nafas/FBAO pada orang
dewasa
8
Membebaskan sumbatan karena benda asing pada orang dewasa
1. Lakukan hemlich maneuver pada penderita sampai benda asing keluar atau
penderita jatuh tidak sadar
2. Bila benda asing belum keluar dan penderita jatuh tidak sadar
3. Bila benda terlihat lakukan sapuan jari untuk mengerluarkan benda asing
tersebut
4. Aktifkan SPGD
5. Cek nadi penderita, bila nadi teraba ataupun tidak teraba lakukan RJP
Gambar
9
Lebih dari 90% kematian anak usia < 5 tahun disebabkan oleh sumbatan
benda asing pada jalan nafas. Pada bayi (65%) terjadi karena aspirasi cairan.penyebab
sumbatan jalan nafas pada anak biasanya adalah benda- benda kecil yang berserakan
dilantai seperti makanan kecil,permen,dll. Tanda-tanda adanya sumbatan karena bnda
asing pada anak dan bayi adalah timbulnya gangguan pernafasan yang tiba-tiba
disertai dengan batuk, tersedak,stridor,dan wheezing.
i. Sumbatan jalan nafas dapat terjadi ringan ataupun berat. Saat sumbatannya
ringan, anak masih dapat batuk dan bersuara.
ii. Jika sumbatan yang terjadi ringan jangan melakukan apapun, biarkan
penderita membersihkan jalan nafasnya sendiri dengan batuk, sementara anda
mengobservasi tanda-tanda FBAO yang berat.
iii. Jika sumbatannya berat untuk anak, lakukan hemlich maneuver sampi
bendanya keluar atau sampai anak jatuh dalam keadaan tidak sadar
iv. Untuk bayi yang masih sadar lakukan 5x back vlows diikuti dengan 5x chest
thrust berulang-ulang sampai bendanya keluar atau sampai penderita jatuh
tidak sadar.
v. Jika penderita jatuh tidak sadar segera lakukan RJP. Sebelum melakukan
ventilasi, petugas harus melihat apakah bendanya terlihat atau tidak pada
mulut penderita. Jika anda melihat bendanya,keluarkan.
a. Gambar
10
c. Obstruksi parsial
e. Pangkal lidah yang jatuh ke belakang Keadaan ini dapat timbul pada pasien
yang tidak sadar atau pada penderita yang tulang rahang bilateralnya patah.
Sehingg timbul suara mengorok yang harus segera diatasi dengan perbaikan
airway secara manual atau dengan alat.
f. Penyempitan di larinks atau trakhea
Dapat disebabkan edema karena berbagai hal ataupun desakan neoplasma.
3. Pengelolaan jalan nafas
Bila ada sumbatan jalan nafas, sudah jels,bahwa sumbatan tersebut harus
diatasi. Walaupun demikian dalam keadaan tertentu, misalnya penderita dengan
koma, tetap dilakukan pemasangan alat jalan nafas, karena sumbatan dalam
keadaan ini adalah mengancam.
Penghisapan ( suction)
11
Suction dapat dilakukan dengan kateter suction atau alat suction
khusus seperti yang dipakai dikamar operasi. Untuk caian dapat dipakai
soft tip, tetapi untuk materi yang kental sebaiknya memakai tipe yang
rigid. Soft tip kateter dapat dipakai untuk melakukan suction daerah
hidung atau nasofarinks serta dapat dimasukkan melalui tube endo-trakeal.
Rigid tip dapat menyebabkan timbulnya refleks muntah bila menyentuh
dinding farinks atau bahkan dapat menimbulkan perdarahan. Walaupun
demikian rigid tip lebih disukai karena manipulasi alat lebih mudah dan
suction lebih efisien.
Bila memakai rigid tip,maka ujung tip harus selalu terlihat. Bila
memakai soft tip,jangan sampai terlalu jauh. Pada fraktur basis kranii alat
yang dimasukkan lewat hidung selalu ada kemungkinan masuk ke rongga
tengkorak.
1) Lamanya suction
Prosedur suction juga bisa menghisap oksigen yang ada dalam jalan nafas,
karena itu lamanya suction maksimal 15 detik pada orang dewasa dan 5 detik
pada anak-anak.
12
i. Mengorok : lidah jatuh ke belakang
ii. Bunyi cairan : darah atau cairan
iii. Stridor disebabkan obstruksi parsial faring atau laring
iv. Feel : rasakan pergerakan udara ekspirasi, dan tentukan
apakah trakhea terletak digaris tengah.
Pada penderita yang tidak sadar lidah dapat jatuh ke belakang dan kemudian
menyebabkan obstruksi jalan nafas. Hal ini dapat diatasi dengan head tlit chin lift pada
penderita yang non trauma atau jaw thrust/chin lift pada penderita trauma, kemudian
dipasang oro-pharyngeal atau naso-pharyngeal airway.
a. Chin lift
13
Lampiran intubasi orotrakeal dewasa:
14
1) Pastikan bahwa ventilasi yang adekuat dan oksigenasi tetap berjalan, dan
peralatan penghisap berada pada tempat yang dekat sebagai kesiagaan bila
penderita muntah.
2) Kembangkan balon pipa endotrakeal untuk memastikan bahwa balon tidak bocor,
kemudian kempiskan balon
3) Sambungkan blade laryngoskop pada pemegangnya dan periksa terangnya lampu
4) Minta seorang asisten mempertahankan kepala dan leher dengan tangan. Leher
penderita tidak boleh di hiperekstensi atau di hiperfleksi selama prosedur ini.
5) Pegang laringoskop dengan tangan kiri.
6) Masukan laringoskop pada bagian kanan mulut penderita,dan menggeser lidah
kesebelah kiri.
7) Secara visual identifikasi epiglottis dan kemudian pita suara.
8) Dengan hati-hati masukan pipa endotrakeal ke dalam trakea tanpa menekan gigi
atau jaringan-jaringan di mulut.
9) Kembangkan balon dengan udara secukupnya agar tidak bocor. Jangan
mengembangkan balon secara berlebihan .
10) Periksa penempatan pipa endotrakeal dengan cara memebri ventilasi dengan bag-
valve-tube.
11) Secara visual perhatikan pengembangan dada dengan ventilasi.
12) Askultasi dada dan abdomen dengan stestoskop untuk memastikan letak pipa.
13) Amankan pipa dengan plester.
14) Apabila penderita dipindahkan, letak pipa harus dinilai ulang.
15) Secara visual perhatikan pengembangan dada dengan ventilasi.
16) Askultasi dada dan abdomen dengan stetoskop untuk memastikan letak pipa.
17) Apabila intubasi endotrakeal tidak bisa diselesaikan dalam beberapa detik atau
selama waktu yang diperlukan untuk menahan nafas sebelum ekshalasi,hentikan
percobaan intubasinya, ventilasi penderita dengan bag-vlve-mask, dan coba lagi.
18) Penempatan pipa harus diperiksa dengan teliti, foto torak berguna untuk menilai
letak pipa, tetapi tidak dapat menyingkirkan intubasi esophageal.
19) Hubungkan alat kolorimetris CO, ke pipa endotrakeal antara adaptor dengan alat
ventilasi. Penggunaan alat kolorimetrik merupakan suatu cara yang dapat
diandalkan untuk memastikan bahwa letak pipa endotrakeal berada dalam airway
15
20) Pasang alat pulsa axymeter pada salah satu jari penderita untuk mengukur dan
memantau tingkat saturasi oksigen secara terus menerus dan cara menilai seger
tindakan intervensi.
a. Pastikan bahwa ventilasi yang adekuat dan oksigenasi tetap berjalan, dan
peralatan penghisap berada pada tempat yang dekat sebagai kesiagaan bila
penderita muntah.
b. Buka mulut dengan tangan kanan
c. Siapkan LMA ditangan kiri, buka mulut dengan tangan kanan
d. Jika LMA suah ada diatas hypoparing dan laryngeal maka isi cuff dengan udara
e. Sambungkan LMA denga konektor untuk pemberian oksigen kemudian di plester.
Airway surgical
Pemasangan jet insufflation harus berhati-hati bila ada abstruksi total glotis oleh
benda asing. Walaupun ada kemungkinan benda asing akan terdorong keluar oleh
tekanan oksigen, namun ada kemungkinan lain yakni reptur paru dan pneumotoraks.
Dalam keadaan ini flow oksigen hanya 6 liter/ menit.
16
Surgical cricothyroidotomy
b) Breathing
Wanita bernafas lebih cepat dari pada pria. Pada pernafasan normal. Dilihat
dari segi infra struktur organ pernafasan pada manusia menunjukan bahwa volume
paru wanita lebih kecil dari pada pria,sehingga volume udara dapat dicapai masuk dan
keluar paru pada waktu inspirasi dan ekspirasi pada wanita 3-4 liter, sedangkan pada
pria 4-5 liter artinya kapasitas volume paru pada wanita lebih rendah dari pada pria.
Hal tersebut yang menyebabkan frekuensi pernafasan wanita lebih cepat dibanding
pria. Namun dapat terjadi sebaliknya jika dibandingkan dalam keadaan banyaknya
atau perbedaan aktifitas. Setiap ekspirasi dan diikuti inspirasi dan kemudian ada
istirahat sebentar.
Pada vayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik dari urutannya menjadi.
Inspirasi istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut pernafasan terbalik.
12 bulan ....................................................30x/menit
2-5 tahun.....................................................24x/menit
Orang dewasa................................................10-20x/menit
Penentuan adanya jalan nafas yang baik merupakan langkah awal yang
penting, langkah kedua adalah memastikan bahwa ventilasi cukup. Ventilasi dapat
terganggu karena sumbatan jalan nafas, juga dapat terganggu oleh mekanika
pernafasan atau depresi susunan syaraf pusat. Bila pernafasan tidak bertambah baik
dengan perbaikan jalan nafas, penyebab lain dari gangguan ventilasi harus dicari.
Trauma langsung ke toraks dapat memtahkan iga, dan menyebabkan rasa nyeri pada
saat bernafas, sehingga pernafasan menjadi dangkal dan selanjutnya hipoksemia.
17
Cedera pada tulang servikal bagian bawah dapat menyebabkan pernafasan diafragma,
sehingga dibutuhkn bantuan ventilasi.
b. Listen
Auskultasi kedua paru. Bising nafas yang berkurang atau menghilang pada satu
atau kedua hemithoraks menunujukkan kelainan intra thorakal. Berhati-hati lah
terhadap tachypneu karena mungkin disebabkan hipoksia.
c. Feel
Lakukan perkusi. Seharusnya sonor dan sama kedua lapang paru. Bila
hipersonor berarti ada pneumothoraks,bila pekak ada darah.
3) Pengelolaan
Penilaian patensi jalan nafas serta cukupnya ventilasi harus dilakukan dengan
cepat dan tepat. Bila ditemukan atau dicurigai gangguan jalan nafas atau ventilasi
harus segera diambil tindakan untuk memperbaiki oksigenasi dan mengurangi resiko
penurunan keadaan. Tindakan ini meliputi teknik menjaga jalan nafas, termasuk jalan
nafas defenitif ataupun surgical airway dan cara untuk membantu ventilasi. Karena
semua tindakan diatas akan menyebabkan gerakan pada leher, harus diberikan
proteksi servikal,terutama bila dicurigai. Pemberian oksigen harus diberikan sebelum
dan etelah tindakan mengatsi masalah airway. Suction harus selalu tersedia, dan
sebaiknya dengan ujung penghisap yang kaku.
Oksigenasi sebaiknya diberikan melalui suatu masker yang terpasang dengan flow 10-
12 liter/menit. Cara memberikan oksigen lain dengan nasal kateter, kanul dan
sebagainya dapat memperbaiki oksigenasi. Karena perubahan kadar oksigen darah
18
dapat berubah cepat, dan tidak mungkin dikenali secara klinis,maka harus
dipertimbangkan pemakaian pulsa oksimeter bila diduga ada masalah intubasi atau
ventilasi.
Ventilasi
5) Tabung oksigen
Di indonesia belum ada kesepakatan warna tabung, tetapi umumnya warna hijau atau
metalik berarti tabung mengandung oksigen. Jangan berikan dari tabung yang
berwarna lain. Seperti kita sudah pernah lihat,ada berbagai ukuran tabung oksigen,
dari kecil sampai yang besar. Ukuran tabung dibawah ini bukan untuk
dihafalkan,tetapi untuk diketahui saja.
Tabung Tinggi Diameter Tekanan Volume Silinder
D 43 cm 11.5 1900 400 L 0.16
E 66 cm 10.8 625 0.28
M 110 cm 18 cm 2200 3500 1.56
H 130 cm 23 cm 7000 3.14
19
10
b. Tabung H : menunjukan 2000 PSI
Cara mudah : tidak akurat
Psi di regulator dibagi flow (menit)
2000/10=200 menit
Cara akurat : ( 2000-200) x 3.14=565 menit
10
c. Tabung H: menunjukan 2000 PSI
Silindr M. Sisa 1000 psi dipakai pada 10 LPM :
Sisa waktu=(1000-200) x 1.56= 1248/10=124 menit=2 jam
10 LPM
20
SOP
1. OPA dimasukkan ke dalam mulut dan digunakan hanya pada korban yang tidak sadar
dan tidak responsif dengan no refleks muntah Jika ditempatkan dengan tidak benar,
itu dapat menekan lidah ke bagian belakang tenggorokan, lebih lanjut menghalangi
jalan napas. Setelah Anda memilikinya memposisikan perangkat, gunakan masker
resusitasi atau bag-valve-mask resuscitator (BVM) untuk memberikan ventilasi pada
korban yang tidak bernafas. OPA tidak boleh digunakan jika korban mengalami
trauma mulut, seperti patah gigi, atau baru saja menjalani operasi mulut.
2. NPA dimasukkan ke dalam hidung dan mungkin digunakan pada korban yang sadar,
responsif atau korban tak sadar. Berbeda dengan oral jalan nafas, jalan nafas hidung
tidak menyebabkan korban untuk muntah. NPA tidak boleh digunakan pada korban
dengan diduga trauma kepala atau fraktur tengkorak.
21
Oropharyngeal (Oral) Airways (Opas)
BAHAN
CARA PEMASANGAN
3. Gunakan teknik lintas jari untuk membuka mulut korban. masukkan OPA
Untuk orang dewasa:
6. Saat ujungnya mendekati bagian belakang mulut, putar setengah putaran (180
derajat).
8. Gunakan pisau lidah atau penekan lidah dan masukkan dengan ujung lidah
22
Nasopharyngeal (Nasal) Airways (Npas)
BAHAN
1. Pelumas
2. NPA (Nasopharyngeal)
CARA PEMASANGAN
2. Bandingkan diameter luar NPA dengan lubang dalam hidung. NPA tidak
boleh terlalu besar sehingga menyebabkan lubang hidung memucat. Beberapa
tenaga kesehatan menggunakan diameter jari
23
4. Panjang NPA haruslah sama dengan jarak antara ujung hidung pasien dengan
cuping telingA
5. Basahi saluran napas dengan pelumas larut air atau jelly anestesik.
7. Putar sedikit pipa untuk memfasilitasi pemasangan pada sudut antara rongga
hidung dan nasofaring
10. Jika anda mengalami masalah, coba lubang hidung yang lain.
24
25
PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANULA
Pemberian oksigen pada klien yang memerlukan oksigen secara kontinyu dengan
kecepatan aliran 1-6 liter/menit serta konsentrasi 20-40%, dengan cara memasukan
selang yang terbuat dari plastik ke dalam hidung dan mengaitkannya di belakang
telinga. Panjang selang yang dimasukan ke dalam lubang dihidung hanya berkisar 0,6
– 1,3 cm. Pemasangan nasal kanula merupakan cara yang paling mudah, sederhana,
murah, relatif nyaman, mudah digunakan cocok untuk segala umur, cocok untuk
pemasangan jangka pendek dan jangka panjang, dan efektif dalam mengirimkan
oksigen. Pemakaian nasal kanul juga tidak mengganggu klien untuk melakukan
aktivitas, seperti berbicara atau makan.
Prinsip
a. Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah,
biasanya hanya 2-3 L/menit.
b. Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %.
Cara pemasangan :
26
PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI MASKER OKSIGEN
Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang dialiri oksigen
dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien. Masker oksigen umumnya berwarna
putih hijau dan mempunyai tali sehingga dapat mengikat kuat mengelilingi wajah
klien. Bentuk dari face mask bermacam-macam. Perbedaan antara rebreathing dan
non-rebreathing mask terletak pada adanya vulve yang mencegah udara ekspirasi
terinhalasi kembali.
Cara pemasangan :
27
DAFTAR PUSTAKA
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan, Edisi 31. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Jual. 1998. Buku Saku: Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada
Praktek Klinis, Edisi 6. Jakarta: EGC
28