DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan ........................................................................................................................3
1.3. Standart Teknis dan Referensi Hukum .................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
pada cara Budidaya Ikan yang baik (CBIB) atau Good Aquacultue
Practices (GAP).
c. Tersedianya lahan tambak dan sarana/prasarana yang memadai
dalam operasional budidaya ikan dan memiliki kelayakan teknis dan
ekonomis.
d. Tersedianya lahan tambak sebagai tempat belajar usaha (bisnis)
dibidang budidaya ikan, yang mengarah kepada teaching factory.
e. Terselenggaranya kerjasama yang baik antara unit tambak dengan
institusi terkait swasta dan pemerintah dalam mengembangkan
budidaya perikanan dan lingkungannya.
Salah satu sarana pendukung optimalnya opersional Politeknik Kelautan
dan Perikanan dibutuhkan jalan pendukung. Saat ini jalan menuju Politeknik
Kelautan dan Perikanan masih berupa jalan lokal dengan 2 ruas lajur.
Seiring dengan perkembangan Politeknik Kelautan dan Perikanan
kebutuhan akan sarana pendukung jalan makin meningkat sehingga dirasa
perlu direncanakan jalan alternatif ke Politeknik Kelautan dan Perikanan
yang lebih representatif dan efisien dari segi jarak ke kota.
1.3. S T A N D A R T T E K NI S D A N R E F E R E N SI H UK U M
1. Undang – Undang Dasar Tahun 1945 pasal 33;
2. Undang-undang Nomor 83 Tahun 1958 tentang Penerbangan
(Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 159, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 1687);
4
BAB 2
KAJIAN TEORITIS
2.1. P E N GE R T I A N K AM P U S
Kampus, berasal dari bahasa Latin; campus yang berarti “lapangan luas”,
“tegal”. Dalam pengertian modern, kampus berarti, sebuah kompleks atau
daerah tertutup yang merupakan kumpulan gedung-gedung universitas
atau perguruan tinggi.Kampus merupakan tempat belajarmengajar
berlangsungnya misi dan fungsi perguruan tinggi. Dalam rangka menjaga
kelancaran fungsi-fungsi tersebut, memerlukan penyatuan waktu kegiatan
beserta ketentuan-ketentuan di dalam kampus.
2.2. K E L E N GK A P A N S A R A N A D A N P R A S A R A N A K A M P U S
Kampus sekurang-kurangnya memiliki sarana dan prasarana yang
dikelompokkan dalam sarana dan prasarana Politeknikk yang terdiri atas
saran dan prasarana Politeknikk umum dan Politeknikk khusus, serta
sarana dan prasarana non Politeknikk yang terdiri dari sarana dan
prasarana manajemen dan penunjang.
3) bengkel kerja,
4) lahan praktik,
5) tempat praktik lainnya.
2.3. T E O R I I N F R A S T R U K T U R T R AN S P O R T A S I D A N K A R A K T E R I S T I K
P E R GE R A K A N
2.3.1. I N F R A S T R U K T U R
Dalam berkehidupan manusia akan melakukan berbagai aktivitas yang
dapat mendukung mereka untuk tetap dapat bertahan hidup dan
meningkatkan kesejahteraannya. Untuk dapat melakukan aktivitasnya
tersebut, masyarakat membutuhkan suatu pelayanan-pelayanan atau
fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung mereka dalam beraktivitas.
Berbagai pelayanan yang dapat memfasilitasi masyarakat dalam
beraktivitas ini disebut juga dengan infrastruktur.
2.3.2. D E F I NI S I I N F R A S TR U K T U R
Berdasarkan American Public Works Association (Stone, 1974),
infrastruktur dedefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang
dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi
pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah,
transportasi, dan pelayanan-pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-
tujuan ekonomi dan sosial. Sedangkan definisi lain infrastruktur merupakan
suatu sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase,
bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan
ekonomi (Grigg, 1988). Dengan kata lain infrastruktur adalah aset fisik yang
dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang
penting. Sedangkan fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar,
peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan
untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat disebut
sebagai sistem infrastruktur. Sistem infrastruktur juga merupakan proses
dengan (keterlibatan berbagai aspek, interdisiplin, dan multi sektoral. Salah
satu tantangan idalam perancangan sistem infrastruktur adalah
mempertimbangkan bagaimana semua memberikan pengaruh pada lainnya,
keterikatan satu sama lain dan dampak-dampaknya (Grigg, 1988).
10
Lingkungan alam merupakan 'pendukung dasar dari semua sistem yang ada.
Peran infrastruktur sebagai mediator antara sistem ekonomi dam sosial
dalam kehidupan dengan tetap didukung oleh lingkungan alam.
Infrastruktur yang kurang berfungsi akan memberikan dampak terhadap
kehidupan manusia dan sebaliknya infrastruktur yang berlebihan yang
tidak memperhitungkan daya dukung lingkungan akan merusak alam yang
pada akhirnya akan merugikan manusia dan mahluk hidup lainnya. Selain
itu berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa infrastruktur
merupakan pendukung dari sistem sosial dan ekonomi, dimana sistem
ekonomi didukung oleh sistem infrastruktur dan sistem sosial sebagai
obyek dan sasaran didukung oleh sistem ekonomi. Oleh karena itu setiap
perancangan dan perencanaannya harus dilakukan secara terpadu dan
menyeluruh.
2.3.3. K A T E G O R I -K A T E G O R I I N F R A S T R U K T U R
Berdasarkan definisi infrastruktur oleh Grigg (1988), maka infrastruktur
dapat dibagi menjadi 13 kategori yang meliputi :
1. Sistem penyediaan air : waduk, penampungan air, transmisi dan
distribusi, fasilitas pengolahan air
2. Sistem pengelolaan limbah : pengumpul, pengolahan, pembuangan daur
ulang
3. Fasilitas pengelolaan limbah (padat)
4. Fasilitas pengendalian banjir, drainase, dan irigasi
5. Fasilitas lintas air dan navigasi
6. Fasilitas transportasi : jalan, rel, bandar udara. Termasuk di dalamnya
adalah tanda-tanda lalu lintas, fasilitas pengontrol
7. Sistem transit publik
8. Sistem kelistrikan : produksi dan distribusi
9. Fasilitas gas alam
10. Gedung publik : sekolah, rumah sakit
11. Fasilitas perumahan publik
12. Taman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain termasuk stadion
13. Komunikasi
11
2.3.4. T R A N S P O R T A S I
Salah satu infrastruktur yang memiliki peran penting dalam mendukung
manusia untuk dapat melakukan aktivitasnya adalah infrastruktur
transportasi. Infrastruktur transportasi merupakan suatu bentuk pelayanan
penyediaan fasilitas transportasi, baik sarana (moda) maupun prasarana
(jalan) yang akan memudahkan manusia untuk melakukan pergerakan
dalam melakukan aktivitasnya.
2.3.5. D E F I NI S I T R A N S P O RT A S I
Terdapat beberapa definisi dari transportasi yang berkembang saat ini.
Steenbrink (1974) mendefinisikan transportasi sebagai perpindahan orang
atau barang menggunakan kendaraan atau lainnya, di antara tempat-tempat
yang terpisah secara geografis. Morlok (1978) mendefinisikan transportasi
sebagai pemindahan atau pengangkutan sesuatu dari suatu tempat ke
tempat lain. Bowersox (1981) mendefinisikan sebagai perpindahan barang
atau penumpang dari suatu lokasi ke lokasi lain, dimana produk yang
digerakkan atau dipindahkan tersebut dibutuhkan atau diinginkan oleh
lokasi yang lain tersebut. Sedangkan Papacostas (1987) mendefinisikan
transportasi sebagai suatu sistem yang terdiri dari fasilitas tetap (fixed
facilities)/prasarana, besaran arus (flow entities)/sarana dan sistem
pengendalian (control sistem) yang memungkinkan orang atau barang
dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien setiap
12
Sedangkan definisi dari transportasi kota menurut Meyer dan Miller (1984)
adalah pergerakan orang dan barang yang berada diantara lokasi asal dan
lokasi tujuan pada suatu wilayah perkotaan. Pada pembahasan kota,
transportasi menjadi keseluruhan dari ratusan atau akumulasi jutaan
keputusan individu dari pembuat pelaku perjalanan. Keputusan ini
menghasilkan perjalanan penumpang dan kendaraan yang menggunakan
fasilitas transportasi yang tersedia pada suatu kota, selama selang waktu
tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan sistem transportasi yang baik agar
aliran perjalanan dapat tetap berjalan dengan efektif dan efisien.
2.3.6. S I S T E M T R A N S P O R T A S I
Menurut Morlok (1991), terdapat beberapa yang merupakan komponen
utama dari transportasi, yaitu :
1. Manusia dan barang (yang diangkut)
2. Kendaraan dan peti kemas (alat angkut)
3. Jalan (tempat alat angkut bergerak)
4. Terminal (tempat memasukkan dan mengeluarkan yang diangkut ke
dalam dan dari alat angkut)
5. Sistem pengoperasian (yang mengatur 4 komponen menusia/barang,
kendaraan/peti kemas, jalan dan terminal).
2.3.7. K E B I J A K A N T R A N S P O R T A S I
Kebijakan transportasi merupakan salah satu tindakan-tindakan yang
diambil pemerintah dalam menangani dan memecahkan segala persoalan
yang terjadi di sektor transportasi, namun dengan memperhatikan segala
aspeknya (Miro, 1997). Pengembangan di bidang transportasi harus
direncanakan agar dapat mendukung tujuan pembangunan secara umum
dari suatu Negara yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan,
dan juga dapat membuka kesempatan kerja. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka dalam merumuskan suatu kebijakan transportasi dibutuhkan
berbagai disiplin ilmu, lembaga, dan unsur lain yang terkait dengan
14
2.3.8. P R A S A R A N A T R A N S P O R T A S I (J A R I N G A N J A L A N )
Salah satu infrastruktur transportasi yang memiliki peran penting agar
transportasi dapat berjalan adalah prasarana jalan. Jalan merupakan suatu
jalur dimana terjadinya perpindahan atau pergerakan dari manusia ataupun
barang dari suatu tempat menuju tempat lain sesuai dengan tujuannya.
Struktur jalan pada suatu kota dipengaruhi oleh pola j aringan transportasi
pada kota tersebut dan pola jaringan transportasi kota tersebut akan sangat
ditentukan oleh bentuk morfologi kota.
2.4. P E R G E R A K A N P E ND U D U K
Setiap suatu kegiatan pergerakan mempunyai zona asal dan tujuan, dimana
asal merupakan zona yang menghasilkan perilaku pergerakan, sedangkan
tujuan adalah zona yang menarik pelaku kelakukan kegiatan. Jadi terdapat
dua pembangkit pergerakan, yaitu :
1. Trip Production = jumlah pergerakan yang dihasilkan suatu zona
2. Trip Attraction = jumlah pergerakan yang ditarik oleh suatu zona
Trip production digunakan untuk menyatakan bangkitan pergerakan zona
perumahan, dan trip production digunakan untuk menyatakan bangkitan
pergerakan pada saat sekarang, sehingga dapat digunakan untuk melakukan
prediksi di masa mendatang.
Beberapa definisi yang dapat membantu dalam menjelaskan jenis-jenis
pergerakan adalah (Willumsen, 1990 : 114) :
• Perjalanan didefinisikan sebagai suatu perjalanan satu arah dari
titik asal ke titik tujuan. Biasanya diprioritaskan pada perjalanan
yang menggunakan moda kendaraan bermotor.
17
2.4.1. K L A S I F I K A S I D A N F A K T O R - F A K T O R Y AN G M E M P EN G A R U HI
PERGERAKAN
Pergerakan juga dapat diklasifikasikan menjadi (Willumsen, 1990 : 114) :
a. Maksud Perjalanan
Dalam kasus perjalanan Home-Based, terdapat lima kategori tujuan
pergerakan, yatiu pergerakan kerja, pergerakan sekolah, pergerakan
belanja, pergerakan sosial dan rekreasi, serta pergerakan lainnya
b. Karakteristik Orang
Klasifikasi lainnya adalah prilaku perjalanan individu. Prilaku ini
dipengaruhi oleh karakteristik sosial dan ekonomi. Kategori yang
digunakan adalah tingkat pendapatan, pemilikan mobil, ukuran rumah
tangga (jumlah anggota keluarga).
Faktor - faktor yang mempengaruhi jumlah pergerakan menurut beberapa
literatur adalah :
18
2.4.2. K L A S I F I K A S I P O T E N S I A L P EN G G U N A S I S T E M T R A N S P O R T A S I
Pengguna potensial sistem transportasi dapat diklasifikasikan berdasarkan
berbagai kriteria yang berbeda-beda. Mereka termasuk satu kelompok
dengan preferensi dan karakteristik sangat mirip serta mempunyai respon
yang sama terhadap perubahan dalam transport, sementara pada saat yang
bersamaan tiap kelompok tersebut mempunyai perbedaan satu sama lain
(Manheim. 1979:114).
Lokasi studi berlokasi di di Pulokerto Pasuruan dengan posisi relative pada peta
dibawah ini:
20
3.2. PENDEKATAN
Didalam pekerjaan ini konsultan akan mengunakan beberapa pendekatan untuk
dapat menjawab tujuan dari pekerjaan ini. namun sebelum itu konsultan akan
memberikan gambar proses skematik yang diharapkan dapat menjadi panduan.
Tahap Kegiatan
Persiapan : a. Pengkajian data dan informasi dari pemberi pekerjaan dan
instansi terkait
b. Pengkajian kondisi wilayah studi
Tahap kegiatan a. Penyiapan petapeta dasar di kawasan studi
survey : b. Penyusunan daftar data dan dokumen yang diperlukan
c. Penyusunan questioner atau disebut daftar pertanyaan
d. Penyiapan peralatan lain seperti GPS, dll
21
Tahap Kegiatan
Kegiatan survey Survey Instansional,
Survey lapangan, pengujian data instansional;
a. Lingkup wilayah makro
b. Lingkup kawasan studi (mikro)
c. Objek khusus/tertentu
d. Observasi dan interview.
kerja ini harus konsisten dengan Data Teknis mengenai Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan.
3.5. T A HA P A N P E K E R J A A N
Persiapan Survei
Persiapan dasar, berupa pengkajian data/informasi dan literatur yang telah ada
yang berkaitan dengan pekerjaan yang hasilnya dapat berupa asumsi dan hipotesa
mengenai perspektif kondisi wilayah.
Mempersiapkan instrumen survey berupa :
a. Peta-peta dasar bagi kawasan studi
b. Menyusun daftar data/informasi yang diperlukan.
c. Menyusun daftar pertanyaan (quesionaire)
d. Instrumen dan peralatan lainnya.
3.5.1. K E G I A T A N S U R V E I
Survey data instansional, berupa pengumpulan dan atau perekaman data dari
instansiinstansi. Hasil yang diharapkan adalah uraian, data angka atau peta
mengenai keadaan wilayah, keadaan Kawasan Studi secara keseluruhan dan
wilayah di sekitarnya.
Survey lapangan, untuk menguji data instansional dan untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya. Hasil yang diharapkan ialah tersusunnya data-data yang
mencakup Survey objek khusus, berupa pengisian daftar pertanyaan yang diajukan
antara lain kepada Stake Holder.
Observasi dan interview untuk melengkapi survey tersebut di atas dan untuk
memperoleh data/informasi yang lebih rinci.
3.5.2. K O M P I L A S I D A T A
Pekerjaan kompilasi data adalah suatu tahap proses seleksi data, tabulasi dan
pengelompokkan/mensistematisasikan data sesuai dengan kebutuhan. Hasil yang
diharapkan ialah tersusunnya Buku Kompilasi Data yang disajikan secara sistematik
dan siap untuk dianalisis, dilengkapi dengan tabel, angkaangka, diagram dan peta.
Jenis data dan sistematikanya adalah sebagai berikut :
a. Aspek Kependudukan
b. Aspek perekonomian
c. Aspek sumber daya alam, antara lain :
23
3.5.3. K E G I A T A N A N A L I S I S
Merupakan penilaian terhadap berbagai keadaan yang dilakukan berdasarkan
prinsipprinsip pendekatan dan metode serta teknis analisis studi yang dapat
dipertanggung jawabkan baik secara ilmiah maupun secara praktis. Berhubung
kegiatan analisis ini merupakan salah satu kunci keberhasilan penyusunan studi,
maka sebelum langkah kegiatan ini dimulai, hendaknya prinsipprinsip pendekatan
dan metode serta teknis analisis dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Tim
Teknis.
3.5.4. K E G I A T A N P E N Y U S U N A N L A P O R A N
Sebelum Penyusunan Laporan Akhir, terlebih dahulu disusun suatu alternatif
rancangan laporan akhir sebagai bahan bahasan dalam forum seminar. Rancangan
laporan akhir tersebut merupakan rumusan hasil studi.
3.5.5. P E N Y U S U N A N L A P O R A N A K HI R
Menyempurnakan rancangan laporan akhir sesuai dengan alternatif yang
disarankan/ dirumuskan dalam seminar atau rapat konsultasi pemantapan di
daerah.
3.5.6. O R G A N I S A S I D A N P E R S O N IL
Organisasi pelaksanaan pekerjaan
24
3.6. T E K N I K A N A L I S I S D AN P E M B A HA S A N
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1995).
Sedangkan menurut Patto dalam Moleong (2000:103) analisis data adalah
suatu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu
pola, kategori dan satuan uraian dasar. Menurut Marzuki (1977:87) analisis
bertujuan untuk menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan
hingga menjadi suatu data yang teratur serta tersusun dan lebih berarti.
Data-data yang telah terkumpul selanjutnya dapat dikelompokkan menjadi
kelompok data kualitatif dan kelompok data kuantitatif. Analisis yang akan
dipergunakan dalam kajian ini adalah analisis deskriptif terhadap data
kualitatif dan didukung oleh analisis kuantitatif, dengan cara
mendeskripsikan semua informasi dari hasil analisis kuantitatif yang
disajikan ke dalam peta, grafik maupun tabel.
Alat analisis yang digunakan dalam mengolah data-data hasil penelitian ini
adalah analisis non statistik dan analisis statistik. Analisis non statistik
dipergunakan untuk menginterpretasikan dan menjelaskan data dan
informasi berkenaan dengan pelayanan rute angkutan umum yang bersifat
kualitatif.
25