Anda di halaman 1dari 42

KARYA TULIS ILMIAH STUDI KASUS

TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA INDIVIDU


AN. H.L DENGAN MALARIA
DI KAMPUNG SKOUW SAE
DISTRIK MUARA TAMI
JAYAPURA

Oleh :

NAMA : WINDY APRILIA,S.Kep

NIM : 20180811018269

KELOMPOK : IX (SEMBILAN)

TAHAP PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Individu
Pada An. H.L Dengan Malaria” dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai
dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari
berbagai pihak.

Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis
sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari
masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan
dengan judul makalah ini.

Jayapura, 28 September 2018

Penulis
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang merupakan golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak
dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles. Malaria merupakan salah satu penyakit yang
tersebar di beberapa wilayah di dunia. Umumnya tempat-tempat yang rawan
malaria terdapat pada Negara-negara berkembang dimana tidak memiliki
tempat penampungan atau pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan
air menggenang dan dapat dijadikan sebagai tempat ideal nyamuk untuk
bertelur.

Malaria disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium. Ada empat jenis
plasmodium yang dapat menyebabkan malaria, yaitu plasmodium falciparum
dengan masa inkubasi 7-14 hari, plasmodium vivax dengan masa inkubasi 8-14
hari, plasmodium oval dengan masa inkubasi 8-14 hari, dan plasmodium
malaria dengan masa inkubasi 7-30 hari [6]. Parasit-parasit tersebut ditularkan
pada manusia melalui gigitan seekor nyamuk dari genus anopheles. Gejala yang
ditimbulkan antara lain adalah demam, anemia, panas dingin, dan keringat
dingin. Untuk mendiagnosa seseorang menderita malaria adalah dengan
memeriksa ada tidaknya plasmodium pada sampel darah. Namun yang
seringkali ditemui dalam kasus penyakit malaria adalah plasmodium falciparum
dan plasmodium vivax.

Berdasarkan The World Malaria Report 2010, sebanyak lebih dari 1 juta
orang termasuk anak-anak setiap tahun meninggal akibat malaria dimana
80%kematian terjadi di Afrika, dan 15% di Asia (termasuk Eropa Timur).
Secara keseluruhan terdapat 3,2 Miliyar penderita malaria di dunia yang
terdapat di 107 negara. Malaria di dunia paling banyak terdapat di Afrika yaitu
di sebelah selatan Sahara dimana banyak anak-anak meninggal karena malaria
dan malaria muncul kembali di Asia Tengah, Eropa Timur dan Asia Tenggara.
Di Indonesia, sebagai salah satu negara yang masih beresiko Malaria (Risk-
Malaria), pada tahun 2009 terdapat sekitar 2 juta kasus malaria klinis dan 350
ribu kasus di antaranya dikonfirmasi positif. Sedangkan tahun 2010 menjadi
1,75 juta kasus dan 311 ribu di antaranya dikonfirmasi positif. Sampai tahun
2010 masih terjadi KLB dan peningkatan kasus malaria di 8 Propinsi, 13
kabupaten, 15 kecamatan, 30 desa dengan jumlah penderita malaria positif
sebesar 1256 penderita, 74 kematian. Jumlah ini mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2009, dimana terjadi KLB di 7 propinsi, 7 kab, 7 kec dan
10 desa dengan jumlah penderita 1107 dengan 23 kematian.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Penyakit Malaria
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada individu dengan malaria
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Pada Individu dengan Malaria
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep Malaria
b. Mengetahui tentang proses Asuhan Keperawatan Keluarga yang
menderita penyakit Malaria
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan
splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406)
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh
suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air
liur nyamuk ( Pearce, Evelyn C. 2000).
Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan
oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles (Tjay &
Raharja, 2000).
Malaria adalah penyakit infeksi yang dapat bersifat akut maupun kronik,
disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan
splenomegali.

B. Etiologi
Protozoa genus plasmodium merupakan penyebab dari malaria yang terdiri dari
empat spesies, yaitu :
1. Plasmodium falcifarum penyebab malaria tropika
Memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang cukup
ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/
falsiparum (demam tiap 24-48 jam)
2. Plasmodium ovale penyebab malaria oval
Dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, di Indonesia dijumpai di Nusa
Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh
spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale.
3. Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana
Merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/
vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).
4. Plasmodium malariae penyebab malarua Quartanu
Jarang ditemukan dan menyebabkan malaria quartana/malariae (demam tiap
hari empat)
Malaria juga melibatkan proses perantara yaitu manusia maupun vertebra
lainnya, dan rosper definitif yaitu nyamuk anopheles.

C. Patofisiologi berdasarkan Jenis Malaria


1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang paling
berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia
yang banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria
tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium
falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3
diameter eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2
kromatin inti (Double Chromatin).
Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika: Plasmodium Falcifarum
menyerang sel darah merah seumur hidup. Infeksi Plasmodium Falcifarum sering
kali menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasit menghasilkan
banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat
obstruksi trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih berat dari
infeksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan
gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water Fever).
2. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan
Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru.
Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadang-kadang
mengumpul sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae mempunyai
8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/ rossete. Bentuk gametosit
sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri pada
kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum. Komplikasi
yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan komplikasi
terhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan edema, asites,
proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.
3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium
malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di
tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit
yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated.
Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria
disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun periode
laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari
10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.
4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit muda
yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan
plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax berubah
menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit.
Ovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir
memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria
jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias malaria dan
mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.
Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang system
tubuh, malaria tropika merupakan malaria yang paling berat di tandai dengan
panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemis yang banyak, dan sering
terjadinya komplikasi.

D. Pathway
E. Tanda dan Gejala
Pada anamnesa adanya riwayat bepergian ke daeah yang endemis malaria tanda dan
gejala yang dapat ditemukan adalah:
1. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi)
pada malaria tertiana (P. Vivax dan P. Ovale). Pematangan skizon tiap 48 jam
maka periodisitas demamnya setiap hari ke 3, sedangkan malaria kuartania (P.
Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap
seangan ditandai dengan bebeapa serangan demam periodik. Demam khas malaria
terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit – 1 jam), puncak demam (2 – 6
jam), dan tingkat berkeringat (2 – 4 jam). Demam akan mereda secara bertahan
karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respon imun.
2. Splenomegali
Merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongeori menghitam
dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang
bertambah.
3. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling kerap adalah
anemia karena P. Falciparum. Anemia disebabkan oleh:
a. Penghancuran eritrosit yang berlebihan
b. Eritrosit normal tidak dapat hidup lama
c. Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritrosit dalam sum-sum
tulang belakang.
d. Ikterus Disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.

F. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan mikroskopis malaria
Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya didasarkan pada
manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannya
parasit (plasmodium) di dalam penderita. Uji imunoserologis yang dirancang
dengan bermacam-macam target dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan
mikroskopis dalam menunjang diagnosis malaria atau ditujukan untuk survey
epidemiologi di mana pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan. Diagnosis
definitif demam malaria ditegakan dengan ditemukanya parasit plasmodium
dalam darah penderita. Pemeriksaan mikrokropis satu kali yang memberi hasil
negatif tidak menyingkirkan diagnosis deman malaria. Untuk itu diperlukan
pemeriksaan serial dengan interval antara pemeriksaan satu hari.
Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat tertentu agar mempunyai
nilai diagnostik yang tinggi (sensitivitas dan spesifisitas mencapai 100%).
a. Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode
demam memasuki periode berkeringat. Pada periode ini
jumlah trophozoite dalam sirkulasi dalam mencapai maksimal dan cukup
matur sehingga memudahkan identifikasi spesies parasit.
b. Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler
(finger prick) dengan volume 3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-
1,5 mikro liter untuk sedian tipis.
c. Kualitas perparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesies plasmodium
yang tepat.
d. Identifikasi spesies plasmodium
e. Identifikasi morfologi sangat penting untuk menentukan spesies plasmodium
dan selanjutnya digunakan sebagai dasar pemilihan obat.
2. QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)
Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang dapat
mengikat acridine orange akan mengidentifikasi eritrosit terinfeksi plasmodium.
QBC merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan tabung kapiler
dengan diameter tertentu yang dilapisi acridine orange tetapi cara ini tidak dapat
membedakan spesies plasmodium dan kurang tepat sebagai instrumen hitung
parasit.
3. Pemeriksaan imunoserologis
Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi antibodi spesifik
terhadap paraasit plasmodium maupun antigen spesifik plasmodium atau eritrosit
yang terinfeksi plasmodium teknik ini terus dikembangkan terutama
menggunakan teknik radioimmunoassay dan enzim immunoassay.
4. Pemeriksan Biomolekuler
Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasit/
plasmodium dalam darah penderita malaria.tes ini menggunakan DNA lengkap
yaitu dengan melisiskan eritrosit penderita malaria untuk mendapatkan ekstrak
DNA.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan tergantung dari
jenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara lain sebagai berikut:
1. Malaria Tersiana/ Kuartana
Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkan
mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi
ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari)
2. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6
hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan
interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yang
biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).
3. Malaria Falcifarum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis
tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik seperti
tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari
selama 7 hari
H. Komplikasi
Menurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi (2000) beberapa komplikasi yang dapat
terjadi pada penyakit malaria adalah :
a. Malaria otak
Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%)
bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai
secara lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk
disusul dengan gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat
fokal atau menyeluruh.
b. Anemia berat
Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak (<>
3 mg/ dl. Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian
mencapai 50%. Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya , penurunan aliran
darah keginjal, yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi
penurunan filtrasi pada glomerulus.
c. Edema paru
Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan.
Frekuensi pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang
menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult
Respiratory Distress Syndrome (ARDS).

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Dasar data pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
b. Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan
cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena vasodilatasi.
Pucat dan lembab (vaso kontriksi), hipovolemia,penurunan aliran darah.
c. Eliminasi
Gejala : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen
d. Makanan dan cairan
Gejala : Anoreksia mual dan muntah
Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan Penurunan
masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.
e. Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma.
f. Pernapasan.
Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan .
Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
g. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol,
riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/ prosedur invasif, luka
traumatik
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda dan
gejala yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini (Doengoes, Moorhouse dan
Geissler, 1999):
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
makanan yang tidak sdekuat ; anorexia; mual/muntah
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan
tubuh; prosedur tindakan invasif
c. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek
langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
d. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/
mengingat kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif
3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Diagnosis Tujuan dan Kriteria
No Intervensi
Keperawatan Hasil
1 Perubahan nutrisi NOC : NIC :
kurang dari  Immune Status - Pertahankan teknik aseptif
kebutuhan tubuh  Knowledge : - Batasi pengunjung bila perlu
Infection control - Cuci tangan setiap sebelum
 Risk control dan sesudah tindakan
keperawatan
Kriteria hasil: - Gunakan baju, sarung tangan
 Klien bebas dari sebagai alat pelindung
tanda dan gejala - Ganti letak IV perifer dan
infeksi dressing sesuai dengan
 Menunjukkan petunjuk umum
kemampuan untuk - Gunakan kateter intermiten
mencegah timbulnya untuk menurunkan infeksi
infeksi kandung kencing
 Jumlah leukosit - Tingkatkan intake nutrisi
dalam batas normal - Berikan terapi
 Menunjukkan - Monitor tanda dan gejala
perilaku hidup sehat infeksi sistemik dan local
 Status imun, - Pertahankan teknik isolasi k/p
gastrointestinal, - Inspeksi kulit dan membran
genitourinaria dalam mukosa terhadap kemerahan,
batas normal panas, drainase
- Monitor adanya luka
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
- Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam
2 Resiko tinggi NOC : NIC :
terhadap infeksi  Immune Status - Pertahankan teknik aseptif
 Knowledge : Infection - Batasi pengunjung bila perlu
control - Cuci tangan setiap sebelum
 Risk control dan sesudah tindakan
keperawatan
Kriteria hasil: - Gunakan baju, sarung tangan
 Klien bebas dari tanda sebagai alat pelindung
dan gejala infeksi - Ganti letak IV perifer dan
 Menunjukkan dressing sesuai dengan
kemampuan untuk petunjuk umum
mencegah timbulnya - Gunakan kateter intermiten
infeksi untuk menurunkan infeksi
 Jumlah leukosit dalam kandung kencing
batas normal - Tingkatkan intake nutrisi
 Menunjukkan perilaku - Berikan terapi antibiotic
hidup sehat - Monitor tanda dan gejala
 Status imun, infeksi sistemik dan local
gastrointestinal, - Pertahankan teknik isolasi k/p
genitourinaria dalam - Inspeksi kulit dan membran
batas normal mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
- Monitor adanya luka
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi Kaji
suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam

3 Hipertermia NOC: NIC :


 Thermoregulasi - Monitor suhu sesering
mungkin
Kreiteria hasil: - Monitor warna dan suhu kulit
 Suhu 36– 37C - Monitor tekanan darah, nadi
 Nadi dan RR dalam dan RR
rentang normal - Monitor penurunan tingkat
 Tidak ada perubahan kesadaran
warna kulit dan tidak - Monitor WBC, Hb, dan Hct
ada pusing, - Monitor intake dan output
- Berikan anti piretik:
- Kelola Antibiotik
- Selimuti pasien
- Berikan cairan intravena
- Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
- Tingkatkan sirkulasi udara
- Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
- Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
- Monitor hidrasi seperti turgor
kulit,
- kelembaban membran
mukosa)

5 Kurang NOC: NIC :


pengetahuan,  Kowlwdge : disease - Kaji tingkat pengetahuan
mengenai penyakit, Process pasien dan keluarga
prognosis dan  Kowledge : health - Jelaskan patofisiologi dari
kebutuhan peng  Behavior penyakit dan bagaimana hal ini
obatan berhubungan dengan anatomi
kriteria hasil dan fisiologi, dengan cara yang
 Pasien dan keluarga tepat.
menyatakan - Gambarkan tanda dan gejala
pemahaman tentang yang biasa muncul pada
penyakit, kondisi, penyakit, dengan cara yang
prognosis dan program tepat
pengobatan - Gambarkan proses penyakit,
 Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
mampu melaksanakan - Identifikasi kemungkinan
prosedur yang penyebab, dengan cara yang
dijelaskan secara benar tepat
 Pasien dan keluarga - Sediakan informasi pada
mampu menjelaskan pasien tentang kondisi, dengan
kembali apa yang cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
- Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
- Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
- Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
- Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Data Pengkajian Individu


1. Data Umum
Nama kepala keluarga : Tn. R.L
Nama Klien : Ann. H.L
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 15 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendididkan : SMP
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Lomo/ Papua /Indonesia
Alamat : RW 1/ RT1 Kampung Skouw Sae

2. Genogram
Keterangan:

: Laki-Laki

: Perempuan

: Klien

: Garis Keturunan

: Tinggal Serumah
Tanggal Pengkajian : 14 September 2018
Nama individu yang sakit: An. H.L Diagnosa medik: Malaria
Sumber dana kesehatan : Jamkesmas Rujukan dokter/Rumah sakit:
Keluhan Utama Sirkulasi /cairan Perkemihan Pernapasan
- Kesadaraan : Compos - Tidak tampak - Pola BAK tidak dapat - Tidak tampak
mentis edema terkaji sianosis
- GCS : 15 - Bunyi jantung - Tidak terdapat - Pernapasan
- TTV : reguler hematuri spontan
TD : 110/70 mmHg - Tidak tampak asites - Tidak terdapat poliuria - Irama nafas
RR : 23 kali/menit - Akral hangat - Tidak terdapat oliguria irreguler
o
SB : 37,6 C - Tidak terdapat tanda - Tidak terdapat disuria - Tidak terdengar
ND : 87 kali/menit perdarahan - Tidak terdapat suara napas
- Tidak tampak takikardi - Tidak tempak tanda inkontinensia tambahan
- Tidak tampak bradikardi anemia - Tidak terdapat retensi - Tidak tampak
- Akral hangat - Bibir lembab - Tidak terdapat nyeri sesak
- Pengisian kapiler < saat BAK - SpO2 98%
2 detik - Kemampuan BAK
baik
- Klien mengatakan saat
BAB keras dan susah
Pencernaan Musculoskeletal Neurosensori
- Tidak terdapat mual, - Tonus otot
muntah maupun kesuklitan ektremitas atas baik
menelan - Tonus otot baik
- Nafas tidak berau nafas - Kekuatan otot
Fungsi penglihatan Fungsi
- Gigi tampak bersih ekstremitas atas 5/5
- Klien dapat melihat perabaan:
- Tidak terdapat distensi - Kekuatan otot dengan jelas - Tidak terdapat
abdomen ekstremitas bawah
masalah pada
- Bising usus (+) 5/5
Fungsi pendengaran : indera peraba
- Tidak trerdapat masalah - Postur tubuh tegak
- Klien dapat mendengar pasien
pada BAB - Klien mampu dengan baik
- Tidak teraba massa pada berdiri mandiri
Reflex
abdomen
Fungsi perasa patologis
- Tidak terdapat nyeri pada
- Tidak terdapat gangguan - Tidak terdapat
abdomen
pada indra perasa klien reflex patologis
Fungsi penciuman
- Tidak terdapat masalah pada fungsi
penciuman

Kulit
- Warna kulit kuning langsat
- Kulit tampak berkerut
- Terdapat bekas luka pada kulit pasien

Tidur dan istirahat


- Klien mengatakan tidak mengalami
kesulitan tidur
Mental Komunikasi dan Kebersihan diri Perawatan diri
- Tidak terdapat masalah budaya - Mulut tidak berbau sehari-hari
pada mental klien - Interaksi dan - Hidung tidak tampak - Mandi :
keluarga : baik secret mandiri
- Berkomunikasi : - Kuku tampak pendek dan - Berpakaian :
lancar bersih mandiri
- Klien biasa - Telinga tampak serumen - Menyisir
mengikuti ibadah - rambut kepala tampak rambut
bersama dan beruban dan bersih mandiri
kegiatan
dimasyarakat
Keterangan tambahan terkait individu
Diagnosis keperawatan individu atau keluarga
Hipertermi

Mengetahui :
Nama kordinator Tangal/
perkesmas tanda tangan
B. Klasifikasi Data
Data Subjektif Data Objektif
Klien mengatakan: - Kesadaraan: Compos mentis
- Badan hangat - GCS: 15
- Tidak tahu apa itu penyakit - TTV :
malaria TD : 110/70 mmHg
RR : 23 kali/menit
SB : 37,6 oC
ND : 87 kali/menit
-Akral hangat
-CRT <2 detik
-Klien tampak kebingungan saat di
tanya tentang penyakit malaria

C. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Data Subjektif: Gigitan nyamuk Hipertermi
Klien mengatakan badan hangat anopheles

Data objektif: Proses Inflamasi


- Kesadaraan : Compos menti
- GCS : 15 Merangsang
- TTV : hypothalamus
TD : 110/70 mmHg
RR : 23 kali/menit Terjadi
SB : 37,6 oC peningkatan
ND : 87 kali/menit metabolism
-Akral hangat
-CRT <2 detik Hipertermi

Data Subjektif: Proses Penyakit Kurang Pengetahuan


Klien mengatakan tidak tahu apa
itu penyakit malaria Kurangnya
paparan
Data Objektif: informasi
Klien tampak kebingungan saat di
tanya tentang penyakit malaria Kurang
pengetahuan
PERENCANAAN KEPERAWATAN

Fasilitas Yankes Puskesmas No. Register


Nama Perawat Windy Aprilia Nama Penanggung Jawab Tn.R.L
Nama Individu / keluarga / kelompok An. H.L Alamat RW 001 RT 001
Penyakit / masalah kesehatan Malaria

Diagnosis Keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah
individu dengan Malaria
Data Subjektif: 00007 Hipertermi 0802 Tanda-tanda Vital 3740 Perawatan demam
Klien mengatakan badan 0803 Termoregulasi 3786 Perawatan hipertermia
hangat 3900 Pengaturan suhu

Data objektif:
- Kesadaraan : Compos
mentis
- GCS : 15
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
RR : 23 kali/menit
SB : 37,6 oC
ND : 87 kali/menit
-Akral hangat
-CRT <2 detik
Data Subjektif: 00126 Kurangnya 1803 Pengetahuan: proses penyakit 5510 Pendidikan kesehatan
Pengetahuan 5520 Fasilitasi pembelajaran
Klien mengatakan tidak tahu 1805 Pengetahuan: perilaku 5606 Pengajaran individu
apa itu penyakit malaria kesehatan
1823 Pengetahuan: promosi
Data Objektif: kesehatan
- Klien tampak 1855 Pengetahuan: Gaya hidup
kebingungan saat di tanya sehat
tentang penyakit malaria
- Sering mengalami sakit
malaria
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Fasilitas Yankes Puskesmas No. Register


Nama Perawat Windy Aprilia Nama Penanggung Jawab Tn.R.L
Nama Individu / keluarga / kelompok An. H Alamat RW 001 RT 001
Penyakit / masalah kesehatan Malaria

Tanggal / Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf


No.
Hipertermia 1. Mengukur tanda-tanda vital klien Tanggal 14 September 2018
- R/ TTV: Jam 17.00 WIT
TD : 110/70 mmHg
RR : 23 kali/menit S: Klien mengatakan:
SB : 37,6 oC - Akan mengikuti anjuran
ND : 87 kali/menit perawat
- Badan tidak panas lagi
2. Mengkaji akral klien
R/ Akral teraba hangat O: Klien tampak:
- KU: Cukup
3. Memonitor turgor kulit - Kesadaran: Kompos mentis
R/ Turgor kulit baik < 2 detik - TTV:
TD : 110/70 mmHg
4. Memonitor kelembababn mukosa RR : 23 kali/menit
R/ mukosa bibir tampak lembab SB : 37,4 oC
ND : 87 kali/menit
- Tubuh tidak teraba hangat lagi
5. Menganjurkan klien banyak minum air putih - Mukosa bibir lembab
hangat - Mengikuti anjuran perawat
R/ Klien mengatakan akan mengkuti anjuran
perawat, O: Masalah Hipertermi teratasi
Klien tampak minum air putih hangat
P: Hentikan intervensi
6. Menganjurkan klien menggunkan pakaian yang
menyerap keringat berbahan kaos
R/ klien tampak menggunakan pakaian berbahan
kaos yang menyerap keringat

7. Menganjurkan klien kompres air hangat di daerah


keliak dan lipatan paha
R/ klien mengatakan akan mengikuti anjuran
perawat

Kurangnya pengetahuan 1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien Tanggal 14 September 2018


R/ saat ditanya apa itu penyakit malaria, klien Jam 17.00 WIT
tampak kebingungan
S: Klien mengatakan:
2. Menjelaskan pada klien pengertian malaria - Akan mengikuti anjuran
adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh parasit perawat
yang bernama plasmodium yang masuk ke - Badan tidak panas lagi
peredaran darah
O: Klien tampak:
R/ klien tampak mendengarkan penjelasan - KU: Cukup
perawat - Kesadaran: Kompos mentis
- TTV:
3. Menjelaskan pada klien penyebab dari malaria ini TD : 110/70 mmHg
adalah dari gigitan nyamuk yang bernama RR : 23 kali/menit
nyamuk Anopheles, nyamuk ini menggigit orang SB : 37,4 oC
lain yang sedang sakit malaria kemudian nyamuk ND : 87 kali/menit
itu membawa parasit Anopheles itu dan - Klien masih tampak
menggigit kita orang yang sehat, parasit itu kebingungan
masuk ke tubuh kita, kalau kekebalan tubuh kita - Klien dapat menyebutkan tanda
baik kita tidak akan sakit, tetapi disaat kekebalan gejala malaria
tubuh kita lemah, kita kelelahan maka kita akan
bias sakit malaria O: Masalah Kurang pengetahuan
R/ klien tampak memperhatikan mendengarkan belum teratasi
penjelasan perawat
P: pertahankan intervensi 1, 2, 3,
4. Menjelaskan pada klien tanda-dan gejala dari 5 dan 6
malaria yaitu demam, , tidak nafsu makan, sakit
kepala dan pegal-pegal
R/ klien tampak memperhatikan mendengarkan
penjelasan perawat

5. Menjelaskan pada klien pencegahan dari malaria


yaitu dengan cara menjaga lingkungan yang
bersih, jangan menggantung pakaian karena
menjadi tempat kesukaan nyamuk, gunakan has
pada ventilasi rumah agar mencegah masuknya
nyamuk, menerapkan 3 M yaitu mengubur
sampah yang memiliki ruang seperti kaleng dll
karena menyebabkan genangan air di dalamnya
sehingga nyamuk akan berkembang biak disana,
menutup tempat penampungan air karena nayku
akan berkembang biak disana dan menguras bak
mandi minimal 1 minggu sekali, menggunakan
kelambu saat tidur dan lotion anti nyamuk
R/ klien tampak mendengarkan penjelasan
perawat

6. Mengevaluasi kembali pengetahuan klien


R/ klien hanya dapat menyebutkan tanda dan
gejala malaria seperti demam dan tidak nafsu
makan
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE-2

Tanggal/
No Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
1. Mengkaji tingkat Tanggal 17 September 2018
pengetahuan klien Jam 17.00 WIT
R/ saat ditanya apa itu
penyakit malaria, klien S: Klien mengatakan:
tampak kebingungan - Akan mengikuti anjuran
perawat
2. Menjelaskan pada klien - Badan tidak panas lagi
pengertian malaria adalah
suatu infeksi yang O: Klien tampak:
disebabkan oleh parasit yang - KU: Cukup
bernama plasmodium yang - Kesadaran: Kompos
masuk ke peredaran darah mentis
R/ klien tampak - TTV:
mendengarkan penjelasan TD : 110/70 mmHg
perawat RR : 23 kali/menit
SB : 36,7 oC
3. Menjelaskan pada klien ND : 87 kali/menit
penyebab dari malaria ini - Klien masih tampak
adalah dari gigitan nyamuk kebingungan saat di tanya
yang bernama nyamuk pengertian malaria
Anopheles, nyamuk ini - Klien dapat menyebutkan
menggigit orang lain yang tanda gejala malaria
sedang sakit malaria - Klien dapat menyebutkan
kemudian nyamuk itu pencegahan malaria
membawa parasit Anopheles
itu dan menggigit kita orang O: Masalah Kurang
yang sehat, parasit itu masuk pengetahuan teratasi
ke tubuh kita, kalau
kekebalan tubuh kita baik P: Hentikan intervensi
kita tidak akan sakit, tetapi
disaat kekebalan tubuh kita
lemah, kita kelelahan maka
kita akan bias sakit malaria
R/ klien tampak
memperhatikan
mendengarkan penjelasan
perawat

4. Menjelaskan pada klien


tanda-dan gejala dari malaria
yaitu demam, , tidak nafsu
makan, sakit kepala dan
pegal-pegal
R/ klien tampak
memperhatikan
mendengarkan penjelasan
perawat

5. Menjelaskan pada klien


pencegahan dari malaria
yaitu dengan cara menjaga
lingkungan yang bersih,
jangan menggantung pakaian
karena menjadi tempat
kesukaan nyamuk, gunakan
has pada ventilasi rumah
agar mencegah masuknya
nyamuk, menerapkan 3 M
yaitu mengubur sampah
yang memiliki ruang seperti
kaleng dll karena
menyebabkan genangan air
di dalamnya sehingga
nyamuk akan berkembang
biak disana, menutup tempat
penampungan air karena
nayku akan berkembang biak
disana dan menguras bak
mandi minimal 1 minggu
sekali, menggunakan
kelambu saat tidur dan lotion
anti nyamuk
R/ klien tampak
mendengarkan penjelasan
perawat

6. Mengevaluasi kembali
pengetahuan klien
R/ klien hanya dapat
menyebutkan tanda dan
gejala malaria seperti demam
dan tidak nafsu makan
BAB IV
PEMBAHASAN

Selama melaksanakan asuhan keperawatan individu pada klien An. H.Ldengan


“Malaria” di RT. 001/RW 001 Kampung Skouw Sae Distrik Muara Tami dari tanggal
23 September 2018 sampai 27 Oktober 2018, penulis dapat mengetahui bahwa asuhan
keperawatan keluarga dalam penerapannya secara komprehensif yaitu bio, psiko, social
dan spiritual serta perbandingaan antara teori dan kasus nyata di lapangan sebagai
berikut:

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan cara awal bagi perawat untuk melakukan asuhan
keperawatan, dimulai dari pegumpulan data, melakukan pengelompokkan data
subjektif dan objektif yang kemudian dikaitkan antara masalah satu dengan
masalah yang lain sehingga didapatkan masalah yang dihadapi klien.
Proses pengkajian pada An. H.L dilakukan pada tanggal 14 September 2018
di RT 001/RW 001 Kampung Skouw Sae Distrik Muara Tami, penulis
menemukan adanya keluhan utama yaitu kurang pengetahuan tentang penyakit
malaria.
Dengan demikian penulis dapat menerapkan teori dengan praktik yang
memiliki kesamaan dan ada juga yang tidak ada kesamaan dan semua berhubungan
dengan situasi, kondisi, koping, dan daya tahan tubuh individu itu sendiri. Selain
itu juga dapat tergantung pada berat ringannya penyakit yang diderita klien serta
sumber fasilitas (sarana) yang ada untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
B. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian keluarga klien penulis menemukan 2 diagnosis
keperawatan, yaitu : ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dan kurang
pengetahuan. Didalam penulisan penulis menggunakan prinsip keperawatan
berdasarkan skala prioritas masalah menurut Abraham Maslow yaitu dengan
mengutamakan kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan kelangsungan
hidup klien.
C. Rencana Keperawatan

Fasilitas Yankes Puskesmas No. Register


Nama Perawat Windy Aprilia Nama Penanggung Jawab Tn.R.L
Nama Individu / keluarga / kelompok An. H.L Alamat RW 001 RT 001
Penyakit / masalah kesehatan Malaria

Diagnosis Keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah
individu dengan Malaria
Data Subjektif: 00007 Hipertermi 0802 Tanda-tanda Vital 3740 Perawatan demam
Klien mengatakan badan 0803 Termoregulasi 3786 Perawatan hipertermia
hangat 3900 Pengaturan suhu

Data objektif:
- Kesadaraan : Compos
mentis
- GCS : 15
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
RR : 23 kali/menit
SB : 37,6 oC
ND : 87 kali/menit
-Akral hangat
-CRT <2 detik
Data Subjektif: 00126 Kurangnya 1803 Pengetahuan: proses 5510 Pendidikan kesehatan
Klien mengatakan tidak tahu Pengetahuan penyakit 5520 Fasilitasi pembelajaran
apa itu penyakit malaria 1805 Pengetahuan: perilaku 5606 Pengajaran individu
kesehatan
Data Objektif: 1823 Pengetahuan: promosi
- Klien tampak kebingungan kesehatan
saat di tanya tentang 1855 Pengetahuan: Gaya
penyakit malaria hidup sehat
- Sering mengalami sakit
malaria
D. Implenetasi Keperawatan
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan tindakan keperawatan, akan dapat dilaksanakan dengan
baik, jika klien mempunyai keinginan berpartisipasi dalam melaksanakan
tindakan keperawatan (Nursalam, 2011).
Implementasi merupakan bagian dari tindakan yang telah direncanakan.
Dalam asuhan keperawatan individu dengan klien An. H.L dengan “Malaria”,
tindakan keperawatan yang dilakukan telah menemukan hasil yang baik dalam
asuhan keperawatan yang mandiri, sehingga masalah keperawatan klien An. H.L
teratasi.
Penulis menganalisa dan menemukan adanya faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam melakukan asuhan keperawatan antara lain:
1. Faktor pendukung
a. Fasilitas dan sarana yang tersedia saat melakukan pengkajian
b. Dalam tahap pengkajian, penulis mendapatkan dukungan dari CI Klinik
memudahkan dalam melaksanakan pengkajian kepada klien dan
keluarga sehingga dapat terus terselesaikan
c. Keterlibatan klien dan keluarga menerima penulis secara terbuka
sehingga memungkinkan pengkajian fisik dapat terselesaikan
d. Data yang didapat dari teori sebagian besar ditemukan oleh penulis
dalam tinjauan kasus.
2. Faktor penghambat
Kurang lengkapnya data yang penulis jumpai dalam tinjauan kasus jika
dibandingkan dengan teori yang ada

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan tujuan
melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah disusun hal ini bisa
diperoleh dari respon klien terhadap tindakan yang diberikan, sehingga perawat
dapat mengambil keputusan untuk mengakhiri rencana, memodifikasi rencana,
dan meneruskan rencana. Keberhasilan intervensi keperawatan dalam memenuhi
kebtuhan klien dievaluasi secara langsung oleh penulis dari catatan
perkembangan perawatan klien.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, marillynn,et all. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed 3, Jakarta:
penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tjay & Raharja, (2000) Buku Saku Patologi. Jakarta. Jakarta :EGC.

Nadesul, Handarwan 1993, Penyebab, Pencegahan, Pengobatan Malaria. Jakarta:


Puspa Suara.

Mansjoer, ( 2001)Proses dan Dokuentasi Keperawata, Konsep dan Praktik. Ed 1.


Jakarta: Salemba Medika.

Pearce, Evelyn C. (2000). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Bala
penerbit FKUI
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada An. H.L dilakukan


pada tanggal 13 September 2018 di RW 001/ RT 001 Kampung Skouw Sae
Distrik Muara Tami, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan


oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles (Tjay
& Raharja, 2015).

Dari hasil pengkajian yang ditemukan pada klien An. H.L dengan
malaria yang sering menyerangnya di kerenakan ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan dan kurangnya pengetahuan tentang malaria.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai