Oleh :
NIM : 20180811018269
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Individu
Pada An. H.L Dengan Malaria” dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai
dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari
berbagai pihak.
Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis
sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari
masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan
dengan judul makalah ini.
Penulis
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang merupakan golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak
dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles. Malaria merupakan salah satu penyakit yang
tersebar di beberapa wilayah di dunia. Umumnya tempat-tempat yang rawan
malaria terdapat pada Negara-negara berkembang dimana tidak memiliki
tempat penampungan atau pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan
air menggenang dan dapat dijadikan sebagai tempat ideal nyamuk untuk
bertelur.
Malaria disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium. Ada empat jenis
plasmodium yang dapat menyebabkan malaria, yaitu plasmodium falciparum
dengan masa inkubasi 7-14 hari, plasmodium vivax dengan masa inkubasi 8-14
hari, plasmodium oval dengan masa inkubasi 8-14 hari, dan plasmodium
malaria dengan masa inkubasi 7-30 hari [6]. Parasit-parasit tersebut ditularkan
pada manusia melalui gigitan seekor nyamuk dari genus anopheles. Gejala yang
ditimbulkan antara lain adalah demam, anemia, panas dingin, dan keringat
dingin. Untuk mendiagnosa seseorang menderita malaria adalah dengan
memeriksa ada tidaknya plasmodium pada sampel darah. Namun yang
seringkali ditemui dalam kasus penyakit malaria adalah plasmodium falciparum
dan plasmodium vivax.
Berdasarkan The World Malaria Report 2010, sebanyak lebih dari 1 juta
orang termasuk anak-anak setiap tahun meninggal akibat malaria dimana
80%kematian terjadi di Afrika, dan 15% di Asia (termasuk Eropa Timur).
Secara keseluruhan terdapat 3,2 Miliyar penderita malaria di dunia yang
terdapat di 107 negara. Malaria di dunia paling banyak terdapat di Afrika yaitu
di sebelah selatan Sahara dimana banyak anak-anak meninggal karena malaria
dan malaria muncul kembali di Asia Tengah, Eropa Timur dan Asia Tenggara.
Di Indonesia, sebagai salah satu negara yang masih beresiko Malaria (Risk-
Malaria), pada tahun 2009 terdapat sekitar 2 juta kasus malaria klinis dan 350
ribu kasus di antaranya dikonfirmasi positif. Sedangkan tahun 2010 menjadi
1,75 juta kasus dan 311 ribu di antaranya dikonfirmasi positif. Sampai tahun
2010 masih terjadi KLB dan peningkatan kasus malaria di 8 Propinsi, 13
kabupaten, 15 kecamatan, 30 desa dengan jumlah penderita malaria positif
sebesar 1256 penderita, 74 kematian. Jumlah ini mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2009, dimana terjadi KLB di 7 propinsi, 7 kab, 7 kec dan
10 desa dengan jumlah penderita 1107 dengan 23 kematian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Penyakit Malaria
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada individu dengan malaria
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Pada Individu dengan Malaria
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep Malaria
b. Mengetahui tentang proses Asuhan Keperawatan Keluarga yang
menderita penyakit Malaria
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan
splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406)
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh
suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air
liur nyamuk ( Pearce, Evelyn C. 2000).
Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan
oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles (Tjay &
Raharja, 2000).
Malaria adalah penyakit infeksi yang dapat bersifat akut maupun kronik,
disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan
splenomegali.
B. Etiologi
Protozoa genus plasmodium merupakan penyebab dari malaria yang terdiri dari
empat spesies, yaitu :
1. Plasmodium falcifarum penyebab malaria tropika
Memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang cukup
ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/
falsiparum (demam tiap 24-48 jam)
2. Plasmodium ovale penyebab malaria oval
Dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, di Indonesia dijumpai di Nusa
Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh
spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale.
3. Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana
Merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/
vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).
4. Plasmodium malariae penyebab malarua Quartanu
Jarang ditemukan dan menyebabkan malaria quartana/malariae (demam tiap
hari empat)
Malaria juga melibatkan proses perantara yaitu manusia maupun vertebra
lainnya, dan rosper definitif yaitu nyamuk anopheles.
D. Pathway
E. Tanda dan Gejala
Pada anamnesa adanya riwayat bepergian ke daeah yang endemis malaria tanda dan
gejala yang dapat ditemukan adalah:
1. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi)
pada malaria tertiana (P. Vivax dan P. Ovale). Pematangan skizon tiap 48 jam
maka periodisitas demamnya setiap hari ke 3, sedangkan malaria kuartania (P.
Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap
seangan ditandai dengan bebeapa serangan demam periodik. Demam khas malaria
terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit – 1 jam), puncak demam (2 – 6
jam), dan tingkat berkeringat (2 – 4 jam). Demam akan mereda secara bertahan
karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respon imun.
2. Splenomegali
Merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongeori menghitam
dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang
bertambah.
3. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling kerap adalah
anemia karena P. Falciparum. Anemia disebabkan oleh:
a. Penghancuran eritrosit yang berlebihan
b. Eritrosit normal tidak dapat hidup lama
c. Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritrosit dalam sum-sum
tulang belakang.
d. Ikterus Disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.
F. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan mikroskopis malaria
Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya didasarkan pada
manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannya
parasit (plasmodium) di dalam penderita. Uji imunoserologis yang dirancang
dengan bermacam-macam target dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan
mikroskopis dalam menunjang diagnosis malaria atau ditujukan untuk survey
epidemiologi di mana pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan. Diagnosis
definitif demam malaria ditegakan dengan ditemukanya parasit plasmodium
dalam darah penderita. Pemeriksaan mikrokropis satu kali yang memberi hasil
negatif tidak menyingkirkan diagnosis deman malaria. Untuk itu diperlukan
pemeriksaan serial dengan interval antara pemeriksaan satu hari.
Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat tertentu agar mempunyai
nilai diagnostik yang tinggi (sensitivitas dan spesifisitas mencapai 100%).
a. Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode
demam memasuki periode berkeringat. Pada periode ini
jumlah trophozoite dalam sirkulasi dalam mencapai maksimal dan cukup
matur sehingga memudahkan identifikasi spesies parasit.
b. Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler
(finger prick) dengan volume 3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-
1,5 mikro liter untuk sedian tipis.
c. Kualitas perparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesies plasmodium
yang tepat.
d. Identifikasi spesies plasmodium
e. Identifikasi morfologi sangat penting untuk menentukan spesies plasmodium
dan selanjutnya digunakan sebagai dasar pemilihan obat.
2. QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)
Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang dapat
mengikat acridine orange akan mengidentifikasi eritrosit terinfeksi plasmodium.
QBC merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan tabung kapiler
dengan diameter tertentu yang dilapisi acridine orange tetapi cara ini tidak dapat
membedakan spesies plasmodium dan kurang tepat sebagai instrumen hitung
parasit.
3. Pemeriksaan imunoserologis
Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi antibodi spesifik
terhadap paraasit plasmodium maupun antigen spesifik plasmodium atau eritrosit
yang terinfeksi plasmodium teknik ini terus dikembangkan terutama
menggunakan teknik radioimmunoassay dan enzim immunoassay.
4. Pemeriksan Biomolekuler
Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasit/
plasmodium dalam darah penderita malaria.tes ini menggunakan DNA lengkap
yaitu dengan melisiskan eritrosit penderita malaria untuk mendapatkan ekstrak
DNA.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan tergantung dari
jenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara lain sebagai berikut:
1. Malaria Tersiana/ Kuartana
Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkan
mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi
ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari)
2. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6
hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan
interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yang
biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).
3. Malaria Falcifarum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis
tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik seperti
tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari
selama 7 hari
H. Komplikasi
Menurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi (2000) beberapa komplikasi yang dapat
terjadi pada penyakit malaria adalah :
a. Malaria otak
Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%)
bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai
secara lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk
disusul dengan gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat
fokal atau menyeluruh.
b. Anemia berat
Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak (<>
3 mg/ dl. Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian
mencapai 50%. Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya , penurunan aliran
darah keginjal, yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi
penurunan filtrasi pada glomerulus.
c. Edema paru
Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan.
Frekuensi pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang
menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult
Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
2. Genogram
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
Tanggal Pengkajian : 14 September 2018
Nama individu yang sakit: An. H.L Diagnosa medik: Malaria
Sumber dana kesehatan : Jamkesmas Rujukan dokter/Rumah sakit:
Keluhan Utama Sirkulasi /cairan Perkemihan Pernapasan
- Kesadaraan : Compos - Tidak tampak - Pola BAK tidak dapat - Tidak tampak
mentis edema terkaji sianosis
- GCS : 15 - Bunyi jantung - Tidak terdapat - Pernapasan
- TTV : reguler hematuri spontan
TD : 110/70 mmHg - Tidak tampak asites - Tidak terdapat poliuria - Irama nafas
RR : 23 kali/menit - Akral hangat - Tidak terdapat oliguria irreguler
o
SB : 37,6 C - Tidak terdapat tanda - Tidak terdapat disuria - Tidak terdengar
ND : 87 kali/menit perdarahan - Tidak terdapat suara napas
- Tidak tampak takikardi - Tidak tempak tanda inkontinensia tambahan
- Tidak tampak bradikardi anemia - Tidak terdapat retensi - Tidak tampak
- Akral hangat - Bibir lembab - Tidak terdapat nyeri sesak
- Pengisian kapiler < saat BAK - SpO2 98%
2 detik - Kemampuan BAK
baik
- Klien mengatakan saat
BAB keras dan susah
Pencernaan Musculoskeletal Neurosensori
- Tidak terdapat mual, - Tonus otot
muntah maupun kesuklitan ektremitas atas baik
menelan - Tonus otot baik
- Nafas tidak berau nafas - Kekuatan otot
Fungsi penglihatan Fungsi
- Gigi tampak bersih ekstremitas atas 5/5
- Klien dapat melihat perabaan:
- Tidak terdapat distensi - Kekuatan otot dengan jelas - Tidak terdapat
abdomen ekstremitas bawah
masalah pada
- Bising usus (+) 5/5
Fungsi pendengaran : indera peraba
- Tidak trerdapat masalah - Postur tubuh tegak
- Klien dapat mendengar pasien
pada BAB - Klien mampu dengan baik
- Tidak teraba massa pada berdiri mandiri
Reflex
abdomen
Fungsi perasa patologis
- Tidak terdapat nyeri pada
- Tidak terdapat gangguan - Tidak terdapat
abdomen
pada indra perasa klien reflex patologis
Fungsi penciuman
- Tidak terdapat masalah pada fungsi
penciuman
Kulit
- Warna kulit kuning langsat
- Kulit tampak berkerut
- Terdapat bekas luka pada kulit pasien
Mengetahui :
Nama kordinator Tangal/
perkesmas tanda tangan
B. Klasifikasi Data
Data Subjektif Data Objektif
Klien mengatakan: - Kesadaraan: Compos mentis
- Badan hangat - GCS: 15
- Tidak tahu apa itu penyakit - TTV :
malaria TD : 110/70 mmHg
RR : 23 kali/menit
SB : 37,6 oC
ND : 87 kali/menit
-Akral hangat
-CRT <2 detik
-Klien tampak kebingungan saat di
tanya tentang penyakit malaria
C. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Data Subjektif: Gigitan nyamuk Hipertermi
Klien mengatakan badan hangat anopheles
Data objektif:
- Kesadaraan : Compos
mentis
- GCS : 15
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
RR : 23 kali/menit
SB : 37,6 oC
ND : 87 kali/menit
-Akral hangat
-CRT <2 detik
Data Subjektif: 00126 Kurangnya 1803 Pengetahuan: proses penyakit 5510 Pendidikan kesehatan
Pengetahuan 5520 Fasilitasi pembelajaran
Klien mengatakan tidak tahu 1805 Pengetahuan: perilaku 5606 Pengajaran individu
apa itu penyakit malaria kesehatan
1823 Pengetahuan: promosi
Data Objektif: kesehatan
- Klien tampak 1855 Pengetahuan: Gaya hidup
kebingungan saat di tanya sehat
tentang penyakit malaria
- Sering mengalami sakit
malaria
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal/
No Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
1. Mengkaji tingkat Tanggal 17 September 2018
pengetahuan klien Jam 17.00 WIT
R/ saat ditanya apa itu
penyakit malaria, klien S: Klien mengatakan:
tampak kebingungan - Akan mengikuti anjuran
perawat
2. Menjelaskan pada klien - Badan tidak panas lagi
pengertian malaria adalah
suatu infeksi yang O: Klien tampak:
disebabkan oleh parasit yang - KU: Cukup
bernama plasmodium yang - Kesadaran: Kompos
masuk ke peredaran darah mentis
R/ klien tampak - TTV:
mendengarkan penjelasan TD : 110/70 mmHg
perawat RR : 23 kali/menit
SB : 36,7 oC
3. Menjelaskan pada klien ND : 87 kali/menit
penyebab dari malaria ini - Klien masih tampak
adalah dari gigitan nyamuk kebingungan saat di tanya
yang bernama nyamuk pengertian malaria
Anopheles, nyamuk ini - Klien dapat menyebutkan
menggigit orang lain yang tanda gejala malaria
sedang sakit malaria - Klien dapat menyebutkan
kemudian nyamuk itu pencegahan malaria
membawa parasit Anopheles
itu dan menggigit kita orang O: Masalah Kurang
yang sehat, parasit itu masuk pengetahuan teratasi
ke tubuh kita, kalau
kekebalan tubuh kita baik P: Hentikan intervensi
kita tidak akan sakit, tetapi
disaat kekebalan tubuh kita
lemah, kita kelelahan maka
kita akan bias sakit malaria
R/ klien tampak
memperhatikan
mendengarkan penjelasan
perawat
6. Mengevaluasi kembali
pengetahuan klien
R/ klien hanya dapat
menyebutkan tanda dan
gejala malaria seperti demam
dan tidak nafsu makan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan cara awal bagi perawat untuk melakukan asuhan
keperawatan, dimulai dari pegumpulan data, melakukan pengelompokkan data
subjektif dan objektif yang kemudian dikaitkan antara masalah satu dengan
masalah yang lain sehingga didapatkan masalah yang dihadapi klien.
Proses pengkajian pada An. H.L dilakukan pada tanggal 14 September 2018
di RT 001/RW 001 Kampung Skouw Sae Distrik Muara Tami, penulis
menemukan adanya keluhan utama yaitu kurang pengetahuan tentang penyakit
malaria.
Dengan demikian penulis dapat menerapkan teori dengan praktik yang
memiliki kesamaan dan ada juga yang tidak ada kesamaan dan semua berhubungan
dengan situasi, kondisi, koping, dan daya tahan tubuh individu itu sendiri. Selain
itu juga dapat tergantung pada berat ringannya penyakit yang diderita klien serta
sumber fasilitas (sarana) yang ada untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
B. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian keluarga klien penulis menemukan 2 diagnosis
keperawatan, yaitu : ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dan kurang
pengetahuan. Didalam penulisan penulis menggunakan prinsip keperawatan
berdasarkan skala prioritas masalah menurut Abraham Maslow yaitu dengan
mengutamakan kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan kelangsungan
hidup klien.
C. Rencana Keperawatan
Data objektif:
- Kesadaraan : Compos
mentis
- GCS : 15
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
RR : 23 kali/menit
SB : 37,6 oC
ND : 87 kali/menit
-Akral hangat
-CRT <2 detik
Data Subjektif: 00126 Kurangnya 1803 Pengetahuan: proses 5510 Pendidikan kesehatan
Klien mengatakan tidak tahu Pengetahuan penyakit 5520 Fasilitasi pembelajaran
apa itu penyakit malaria 1805 Pengetahuan: perilaku 5606 Pengajaran individu
kesehatan
Data Objektif: 1823 Pengetahuan: promosi
- Klien tampak kebingungan kesehatan
saat di tanya tentang 1855 Pengetahuan: Gaya
penyakit malaria hidup sehat
- Sering mengalami sakit
malaria
D. Implenetasi Keperawatan
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan tindakan keperawatan, akan dapat dilaksanakan dengan
baik, jika klien mempunyai keinginan berpartisipasi dalam melaksanakan
tindakan keperawatan (Nursalam, 2011).
Implementasi merupakan bagian dari tindakan yang telah direncanakan.
Dalam asuhan keperawatan individu dengan klien An. H.L dengan “Malaria”,
tindakan keperawatan yang dilakukan telah menemukan hasil yang baik dalam
asuhan keperawatan yang mandiri, sehingga masalah keperawatan klien An. H.L
teratasi.
Penulis menganalisa dan menemukan adanya faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam melakukan asuhan keperawatan antara lain:
1. Faktor pendukung
a. Fasilitas dan sarana yang tersedia saat melakukan pengkajian
b. Dalam tahap pengkajian, penulis mendapatkan dukungan dari CI Klinik
memudahkan dalam melaksanakan pengkajian kepada klien dan
keluarga sehingga dapat terus terselesaikan
c. Keterlibatan klien dan keluarga menerima penulis secara terbuka
sehingga memungkinkan pengkajian fisik dapat terselesaikan
d. Data yang didapat dari teori sebagian besar ditemukan oleh penulis
dalam tinjauan kasus.
2. Faktor penghambat
Kurang lengkapnya data yang penulis jumpai dalam tinjauan kasus jika
dibandingkan dengan teori yang ada
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan tujuan
melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah disusun hal ini bisa
diperoleh dari respon klien terhadap tindakan yang diberikan, sehingga perawat
dapat mengambil keputusan untuk mengakhiri rencana, memodifikasi rencana,
dan meneruskan rencana. Keberhasilan intervensi keperawatan dalam memenuhi
kebtuhan klien dievaluasi secara langsung oleh penulis dari catatan
perkembangan perawatan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Tjay & Raharja, (2000) Buku Saku Patologi. Jakarta. Jakarta :EGC.
Pearce, Evelyn C. (2000). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Bala
penerbit FKUI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian yang ditemukan pada klien An. H.L dengan
malaria yang sering menyerangnya di kerenakan ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan dan kurangnya pengetahuan tentang malaria.
DOKUMENTASI