Anda di halaman 1dari 101

Silabus Bimbingan Organisasi

Radio Antar Penduduk Indonesai


Daerah 10 Jawa Barat
No. Dasar Strategi,
Kompotensi dan Materi Pokok dan Metode Indikator Penilan & Sumber
Hasil bimbingan Uraian Bimbingan Pencapaian Waktu Bahan Ajar
1. Mengetahui dan Orientasi singkat Membimbing, Caon Anggota / Seminar Buku
memahami Sejarah mengenai : Mendiskusikan, Anggota mampu Kelas, Panduan
Singkat RAPI 1. Sejarah KRAP mengidentifika mengerti dan Persentasi, Bimbingan
dunia si memberi Pre test, Post Organisasi.
2. Sejarah KRAP Sejarah KRAP definisi, test dan
di Indonesia dunia, menjelaskan, waktu 1 Jam
3. Sejarah KRAP Indonesia dan dan dpt
di Jawa-Barat Jawa Barat. mendiskusikan
tentang Sejarah
KRAP
2. Mengetahui dan Orientasi singkat Membimbing, Caon Anggota / Seminar Buku
memahami mengenai : Mendiskusikan Anggota mampu Kelas, Panduan
Peraturan 1. UU No. 36 UU No. 36 mengerti dan Persentasi, Bimbingan
Perundang - Tahun 1999 Tahun 1999 memberi Pre test, Post Organisasi
undangan dan 2. PM No. 17 dan PM. 17 definisi, test dan dan salinan
Peraturan Tahun 2018 Tahun 2018. menjelaskan, waktu 1 Jam UU 36
Pemerintah terkait dan dpt tahun 1999
Telekomunikasi mendiskusikan dan PM. 17
dan UU No. 36 dan PM. Tahun 2018
Penyelenggaraan 17
KRAP.
3. Mengetahui dan Orientasi singkat Membimbing, Caon Anggota / Seminar Buku
memahami mengenai : Mendiskusikan Anggota mampu Kelas, Panduan
Anggaran Dasar- 1. AD-ART 2018 AD-ART tahun mengerti dan Persentasi, Bimbingan
Anggaran Rumah 2. PO. 1-3 2018 2018, PO 1-3 memberi definisi, Pre test, Post Organisasi
Tangga dan 3. PO. 3-8 2016 Tahun 2018 menjelaskan, dan test dan dan salinan
Peraturan dalam 4. PO 16.09. dan PO 4-8 dpt mendiskusikan waktu 1 Jam AD-ART
lingkungan RAKERNAS- Tahun 2016 AD-ART tahun tahun 2018,
Organisasi RAPI. VI.0711 serta PO No. 2018, PO 1-3 PO 1-3
16.09.RAKERN Tahun 2018 dan Tahun 2018
AS-VI.0711 PO 4-8 Tahun 2016 dan PO 4-8
Tahun 2016
4. Mengetahui dan Orientasi singkat Membimbing, Caon Anggota / Seminar Buku
memahami serta dan Praktek Mendiskusikan Anggota mampu Kelas, Panduan
bisa mengenai : 1. 10-25 mengerti dan Persentasi, Bimbingan
mempraktekkan 1. 10-25 2. Ten Code memberi definisi, Pre test, Post Organisasi
Tata Cara 2. Ten Code 3. IKIT menjelaskan, dan test dan dan salinan
Berkomunikasi. 3. IKIT dapat waktu 1 Jam AD-ART
mempraktekkan tahun 2018
10-25, ten code dan PO No.
dan IKIT 2 Thn 2018
5. Mengetahui dan Orientasi singkat Membimbing, Caon Anggota / Seminar Buku
memahami serta dan Praktek Mendiskusikan Anggota mampu Kelas, Panduan
mengenal Satuan mengenai satuan Mengenai mengerti dan Persentasi, Bimbingan
Tugas RAPI. Tugas RAPI satuan tugas memberi definisi, Pre test, Post Organisasi
RAPI menjelaskan, test dan dan salinan
Satuan tugas RAPI : waktu 1 Jam AD-ART
1. TRC tahun 2018,
2. RR PO No. 3
3. Bansos Tahun 2018
4. Jarkom

Craeted By DYS BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal i


No. Dasar Strategi,
Kompotensi dan Materi Pokok dan Metode Indikator Penilan & Sumber
Hasil bimbingan Uraian Bimbingan Pencapaian Waktu Bahan Ajar
6. Mengetahui dan Orientasi singkat Membimbing, Caon Anggota / Seminar Buku
memahami serta mengenai Jaring Mendiskusikan Anggota mampu Kelas, Panduan
Mengenal Jaringan Komunikasi Mengenai mengerti dan Persentasi, BO dan
Komunikasi RAPI. JARKOM memberi definisi, Pre test, Post salinan AD-
menjelaskan test dan ART tahun
JARKOM waktu 1 Jam 2018, PO
No 2&3 Thn
2018
7. Mengetahui dan Orientasi singkat Membimbing, Caon Anggota / Presentasi, Struktur
memahami serta mengenai struktur Mendiskusikan Anggota mampu perkenalan , Organisasi
Mengenal struktur Kepengurusan Mengenai mengerti dan waktu ½ Jam dan
Kepengurusan Wilayah dan Lokal struktur memberi definisi, Program
Wilayah dan Lokal Kepengurusan menjelaskan Kerja Lokal
Wilayah dan struktur / Wilayah
Lokal Kepengurusan
Wilayah dan Lokal
8. Mengetahui dan Orientasi singkat Membimbing, Caon Anggota / Presentasi, program
memahami serta mengenai program Mendiskusikan Anggota mampu perkenalan , kerja dan
Mengenal program kerja dan kegiatan Mengenai mengerti dan waktu ½ Jam kegiatan
kerja dan kegiatan Pengurus Wilayah program kerja memberi definisi, Pengurus
Pengurus Wilayah dan Lokal dan kegiatan menjelaskan Wilayah
dan Lokal Pengurus program kerja dan dan Lokal
Wilayah dan kegiatan Pengurus
Lokal Wilayah dan Lokal
9. Medapatkan Orientasi singkat Membimbing, Caon Anggota / Presentasi, Hal hal
informasi RAPI mengenai hal hal Mendiskusikan Anggota mampu perkenalan , yang
yang menarik yang menarik Mengenai hal mengerti dan waktu 1 Jam menarik
minat Anggota dan minat Anggota dan hal yang memberi definisi, minat
CAR CAR menarik minat menjelaskan hal Anggota
Anggota dan hal yang menarik dan CAR
CAR minat Anggota dan
CAR
10. Dapat ber 10-25 Latihan dan Belajar Caon Anggota / Latihan dan Buku
dengan baik dan praktikum Bergabung Anggota dapat ber Praktikun Panduan
benar pada seluruh Berkomunikasi pada frekuensi 10-25 dengan baik selama 4 jam BO dan
frequensi RAPI pada Frekuensi lokal, Wilayah dan benar dan komulatif arahan dari
serta dapat ikut Lokal, Wilayah dan dan RPU serta dapat menjadi NCS Anggota
serta pada setiap Radio Pancar Ulang mencoba dengan baik dan dan
pelaksanaan ( RPU ) menjadi Net benar. Pengurus
BANKOM Controll Station RAPI di
tingakt
lokal dan
wilayah

Craeted By DYS BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal ii


KATA PENGANTAR
Salam RAPI 51 dan 55

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan rahmat, hidayah dan
Inayahnya kepada kita semua sehingga Buku Panduan Bimbingan Organisasi Radio Antar
Penduduk Indonesia Daerah 10 Jawa Barat ada di hadapan kita semua.

Pengurus Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Daerah 10 Jawa Barat periode 2019 s/d
2024 mempunyai komitmen yang kuat di dalam pengembangan Sumber Daya Manusia baik calon
anggota RAPI, Anggota RAPI dan Pengurus RAPI dalam segala jenjang Organisasi RAPI, mulai dari
Kepengurusan RAPI LOKAL sampai kepada Kepengurusan RAPI Daerah pada khususnya dan RAPI
Nasional pada umumnya.

Perwujudan komitmen yang kuat, harus dibarengi dengan strategi yang baik. Strategi yang
baik adalah dengan menyusun kembali BUKU PANDUAN BIMBINGAN ORGANISASI yang ada
dihadapan kita bersama walaupun disadari masih sangat jauh dari kesempurnaan. Buku Panduan
Bimbingan Organisasi ini disusun supaya calon anggota RAPI dan Anggota RAPI mempunyai
panduan di dalam pelaksanaan acara Bimbingan Organisasi dan menjadi referensi serta pegangan
diluar acara Bimbingan Organisasi.

Perubahan regulasi pemerintah dan tata aturan organisasi RAPI yang begitu banyak dan
cepat, sehingga menuntut kepada penyusun supaya dapat melaksanakan pemuktahiran dan
penyesuaian sesuai regulasi pemerintah dan tata aturan organisasi RAPI serta keputusan Pengurus
RAPI Nasional sampai kepada Keputusan Pengurus RAPI Wilayah sesuai dengan Tata aturan
organisasi yang terbaru.

Metode penyusunan dan penyajian Buku Panduan Bimbingan Organisasi ini sama dengan
metode penyusunan dan penyajian buku sebelumnya, hanya saja beberapa perubahan dan
penyesuaian data data yang lebih terkini menyangkut regulasi pemerintah dan tata aturan
organisasi RAPI. Regulasi pemerintah yang baru mengenai kegiatan organisasi RAPI ada pada
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17 Tahun 2018 dan Tata Aturan Organisasi
RAPI yang terbaru adalah perubahan AD-ART Tahun 2018 serta Peraturan Organisasi RAPI No. 1,2
dan 3 Tahun 2018. Beberapa Peraturan Organisasi RAPI Tahun 2016 yang belum di perbaharui
masih digunakan dan menjadi rujukan di dalam penyusunan Buku Panduan Bimbingan Organisasi
ini.
Demikian buku Panduan Bimbingan Organisasi ini disusun semoga menjadi panduan di
dalam melaksanakan Bimbingan Organisasi 27 Wilayah kabuapaten / Kota yang ada di Jawa Barat
demi tercapainya Visi dan Misi RAPI kedepan. Tidak ada Gading yang tak retak, demikian halnya
Buku Panduan Bimbingan Organisasi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurang. Maka dari itu
koreksi dan masukan yang konstruktif dan produktif sangat kami harapkan demi perbaikan buku
panduan ini.

RUKUN DI UDARA, AKRAB DI DARAT, IMAN DI HATI.


Salam RAPI 51 dan 55

Tim Penyusun

Craeted By DYS BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal iii


SAMBUTAN KETUA RAPI DAERAH 10 JAWA BARAT

Salam RAPI 51 dan 55


Salam TANGGUH ( Tanggap, Aman, Nyaman, Gembira, Gempita, Unggul dan Harmonis ) untuk
RAPI Daerah 10 Jawa Barat

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Penguasa Alam Semesta, atas segala
petunjuknya sehingga Buku Bimbingan Organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia Daerah 10
Jawa Barat dapat terselesaikan Tepat Waktu. Untuk itu apresiasi dan ucapan terimakasih untuk
seluruh Team Penyusun.

Bimbingan Organisasi disebutkan di dalam AD RAPI Tahun 2018 Bab VII pasal 25 ayat 5,
ART Bab IV Pasal 5 Ayat 3, Bab VII Pasal 21 Ayat 2 Huruf b angka 6) dan Bab VIII Pasal 25 Ayat 3
yaitu persyaratan calon anggota RAPI adalah mengikuti Bimbingan Organisasi yang wajib
diselenggarakan oleh Pengurus Daerah / Wilayah dan mendapat sertifikat untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan buat calon Anggota RAPI. Demikian halnya anggota yang belum mengikuti
Bimbingan organisasi dan belum mempunyai sertifikat maka menjadi kewajiban dan persyaratan
untuk perpanjangan KTA dan IKRAP sebelum masa berakhirnya KTA dan IKRAP nya.

Bimbingan Organisasi lebih jelas disebutkan di dalam Peraturan Organisasi RAPI No 1


Tahun 2018 pada Bab II Pasal 3 ayat 1 dan 2 yaitu Tujuan dan Sasaran Bimbingan Organisasi
adalah :

1. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia anggota RAPI dengan cara;
a. Memberi pengetahuan mengenai Peraturan Perundangundangan dan Peraturan
Pemerintah yang terkait dengan Telekomunikasi dan Organisasi Masyarakat serta
Anggaran Dasar–Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisas RAPI.
b. Mengenalkan Organisasi RAPI.
c. Memberi pedoman dan tata cara berkomunikasi radio dengan mempergunakan kanal
frekuensi yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan KRAP serta penggunaan teknologi
komunikasi tepat guna.
2. Sasaran Bimbingan Organisasi adalah;
a. Calon anggota RAPI sebagai syarat untuk menjadi anggota dan
b. Anggota RAPI yang belum pernah mengikuti BO sebagai syarat untuk perpanjangan Kartu
Tanda Anggota atau KTA.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa materi Bimbingan organisasi meliputui :


1. Sejarah Organisasi RAPI.
2. Regulasi pemerintah terkait Telekomunikasi dan Penyelenggaraan KRAP.
3. AD-ART dan Peraturan dalam lingkungan Organisasi RAPI.
4. Tata Cara Berkomunikasi.
5. Pengenalan Satuan Tugas RAPI.
6. Pengenalan Jaringan Komunikasi RAPI.
7. Pengenalan struktur Kepengurusan.
8. Informasi mengenai program kerja dan kegiatan Pengurus.
9. Informasi lainnya yang bermanfaat bagi peserta.

Craeted By DYS BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal iv


Adapun tata cara pelaksanaanya sebagai berikut :

1. Dilaksanakan oleh pengurus Wilayah / Daerah


2. Minimal 2x dlm 1 tahun
3. Minimal dilaksanakan 12 jam efektif :
4. Materi teori dikelas 8 Jam
5. Materi Praktek 4 Jam

Adapun Pemateri Bimbingan Organisasi Dari Internal Organisasi harus Ditugaskan oleh Daerah
dan / atau Wilayah yaitu Pengurus yg telah mengikuti TOT yang tersertifikasi / memiliki akte IV
sedangkan dari luar organisasi RAPI Perwakilan pemerintah, serta lembaga yang terkait dengan
kegiatan Organisasi RAPI dengan surat tugas dari Instansi yang diwakilinya.

Sekali lagi, kami atas nama pengurus RAPI Daerah 10 Jawa Barat mengucapkan terimakasih
yang sebesar besarnya atas tersusunnya Buku Panduan Bimbingan Organisasi ini semoga seluruh
team yang berpartisipasi didalamnya mendapatkan Imbalan sebagai amal ibadah dan pengabdian
terhadap Organisasi RAPI.

Rukun Diudara, Akrab di Darat dan Iman di Hati


Salam RAPI 51 55
Salam TANGGUH
RAPI Jaya........Jaya.......Jaya

PENGURUS DAERAH 10 JAWA BARAT


RADIO ANTAR PENDUDUK INDONES

Ketua Daerah

Ir. Nur Yasser. K. MM


JZ10DYS/NIA : 10.10.17.056771

Craeted By DYS BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal v


DAFTAR ISI

SILABUS BIMBINGAN ORGANISASI i


KATA PENGANTAR iii
SAMBUATAN KETUA DAERAH iv
DAFTAR ISI vi

BAB I SEJARAH DAN DINAMIKA ORGANISASI RAPI ................................................................................ 1


A. Sejarah KRAP Di Dunia ..................................................................................................................... 1
B. Sejarah KRAP Di Indonisia .............................................................................................................. 2
C. Dinamika dan Perkembangan Organisasi RAPI .................................................................... 3
D. Sejarah Organisasi RAPI Di Jawa Barat ...................................................................................... 6

BAB II DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN KRAP .................................................................................. 10


A. Regulasi Pemerintah ......................................................................................................................... 10
B. Tata Aturan Organisasi RAPI ......................................................................................................... 13

BAB III PERSYARATAN TEKNIS KOMUNIKASI RADIO ANTAR PENDUDUK ................................ 16


A. Alokasi Frekuensi .............................................................................................................................. 16
B. Uji Kelaikan Perangkat Krap ........................................................................................................ 28
C. Nama Panggilan Stasiun Radio KRAP....................................................................................... 30
D. Pengurusan Izin KRAP dan menjadi anggota RAPI ............................................................ 32

BAB IV TATA CARA BERKOMUNIKASI DENGAN PERANGKAT KRAP.................................................. 35


A. Kelengkapan perangkat dan persiapan berkomunikasi ................................................... 35
B. Tata Cara Pokok Berkomunikasi .................................................................................................. 36
C. Laporan Sinyal dan Modulasi ......................................................................................................... 36
D. Konsep “I K I T” .................................................................................................................................... 37
E. Komunikasi Point to Point............................................................................................................... 37
F. Bergabung Pada Suatu Kanal / Frekuensi ................................................................................ 37
G. Larangan dan Sangsi .......................................................................................................................... 38
H. Alfabetis Internasional dan Nasional ......................................................................................... 39
I. Kode 10 ( Ten Code ) ......................................................................................................................... 40
J. Log Book ................................................................................................................................................. 42

Lamp. Anggaran Dasar RAPI Tahun 2018 ...................................................................................................... 43


Anggaran Rumah Tangga RAPI Tahun 2018 .................................................................................. 54

Craeted By DYS BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal vi


BAB I
SEJARAH DAN DINAMIKA RAPI

A. Sejarah KRAP di Dunia

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telekomunikasi telah memberi kemudahan


dalam melakukan komunikasi antar manusia melalui frekuensi radio baik komunikasi jarak
dekat maupun jauh. Di Amerika Serikat (USA) kegiatan dengan menggunakan frekuensi radio
tersebut dikenal sebagai The Citizens Radio Service (CB – Citizen Band) sementara di Indonesia
disebut dengan Komunikasi Radio Antar Penduduk (KRAP).

Menjelang akhir perang dunia ke II di negara Amerika Serikat (USA), tepatnya pada
tanggal 16 Januari 1945, Federal Communications Commission (FCC) melalui “Docket No. 6651”
menetapkan alokasi frekwensi 460 – 470 Mhz untuk dipergunakan bagi instansi pemerintahan,
industri dan penggunaan perseorangan. FCC mendefinisikan The Citizens Radio Service (CB)
sebagai sarana komunikasi radio stasiun tetap dan bergerak darat, yang dipergunakan oleh
warga negara Amerika untuk penggunaan komunikasi radio perseorangan. Konsep dasarnya
adalah memberi kemudahan bagi setiap warga negara tanpa latar belakang pengetahuan teknis
radio, untuk berkomunikasi dengan lisensi terbatas melalui perangkat radio, yakni hanya
dengan mengisi form aplikasi tanpa harus melalui ujian.

Penetapan alokasi frekuensi tersebut belum banyak diminati oleh warga Amerika
karena perangkat yang mahal dan berdaya jangkau pendek. Berdasar usulan para CB’er, di tahun
1957 FCC menyusun rencana penambahan alokasi frekuensi bagi Citizens Radio Service pada
band 26,960 sampai 27,230 Mhz. Pada akhirnya FCC menetapkan band 27 Mhz di tanggal 3 Juli
1958 dan memberlakukannya pada tanggal 11 September 1958.

Di Amerika berkembang dengan baik dan telah memasyarakat, sehingga instansi-


instansi resmipun ikut secara aktif terjun didalamnya. Instansi yang ikut terjun antara lain :
Kepolisian, SAR, Rumah Sakit, Pemadam Kebakaran, Perusahaan Listrik, dan lembaga sosial
kemasyarakatan lain yang semuanya memonitor dengan menggunakan jalur/aluran 9.
Disamping itu keperluan tersebut, alat komunikasi ini juga banyak digunakan untuk membantu
keperluan komunikasi pada acara/event penting seperti acara olahraga maupun bentuk bentuk
keramaian lainnya, demi kelancaran penyelenggaraan dan untuk mengantisipasi apabila ada
hal-hal yang tidak diinginkan. Perkembangan komunikasi radio CB, telah merambah ke berbagai
negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia pun mulai dimasuki radio CB sejak dasawarsa 70-
an.

Sebagai organisasi pengelolaannya adalah Federal Communications Commission (FCC)


yang bertugas untuk menangani pengendalian dan pembinaan para penggemarnya yang
semakin banyak di masyarakat luas. Keberadaan CB terasa diperlukan oleh masyarakat di
Amerika, terutama sebagai sarana komunikasi antar penduduk untuk saling memberikan
informasi bila mendapat kesulitan, mohon bantuan/pertolongan dengan segera, atau untuk
kepentingan gawat darurat.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 1
B. Sejarah KRAP di Indonesia

Di Indonesia mulai era tahun 70-an pengguna CB merambah ke bumi Nusantara dan
terus berkembang, walaupun penggunannya masih belum terkendali , karena belum ada
ketentuan yang mengaturnya. Pada awalnya CB diterjemahkan menjadi KRAP atau Komunikasi
Radio Antar Penduduk.

Masuknya KRAP ke Indonesia secara tepat sulit untuk ditelusuri namun demikian
KRAP jelas telah lama digunakan oleh orang-orang yang memiliki hobbi komunikasi radio,
mengingat pada masa lalu sistem komunikasi lain (telpon misalnya) sangat sedikit yang
memiliki karena masih terbatasnya sarana disamping mahal biayanya.

Dalam Era globalisasi sekarang ini, dimana Pemerintah Republik Indonesia membuka
pintu lebar-lebar untuk para pengusaha dalam bidang perdagangan yang semakin berkembang,
terutama perdagangan antar negara dan kemudahan export maupun import dari dan ke
Indonesia. Hal ini juga berakibat masuknya barang-barang elektronik dari negara lain yang
telah maju tekhnologi eletroniknya, tak ketinggalan pula perangkat KRAP pun ikut masuk secara
leluasa ke Indonesia dan ini terbukti perangkat KRAP dengan mudah dapat diperoleh di toko-
toko penjual perangkat komunikasi radio yang ada di kota-kota besar di Indonesia.

Berawal dari tahun 1975 dapat dianggap sebagai awal pertumbuhan pemakaian KRAP
di Indonesia, walaupun dapat dikatakan ilegal karena masih dilakukan dengan sembunyi-
sembunyi (belum sah). Tumbuhnya pemakai KRAP pada saat itu masih terbatas hanya dikota-
kota besar saja, semula mereka hanya melakukan komunikasi radio melalui KRAP yang
selanjutnya tumbuh rasa kebersamaan dalam sesama hobbi komunikasi radio dan akhirnya
membentuk kelompok-kelompok yang sehaluan. Kelompok-kelompok ini bahkan ada yang
ruang lingkupnya tidaklah terbatas hanya disatu kota saja, dengan demikian maka dengan
waktu yang relatif singkat KRAP ini mulai menjalar sampai kota-kota kecil bahkan sampai ke
kecamatan yang jauh letaknya dari kota.

Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan peraturan dan ketentuan tentang


komunikasi radio khususnya KRAP, dengan alasan membantu dan diharapkan bertindak selaku
mitra Pemerintah maka organisasi yang menaungi para pemakai KRAP mutlak harus ada.
Dengan dorongan dari para penyelenggara KRAP serta kebutuhan akan adanya organisasi yang
legal (sah) dan diakui oleh Kebijakan pemerintah sehingga pada tahun 1980 melalui Surat
Keputusan Menteri Perhubungan SK MENHUB RI No.S1.11/HKn 501/Phb-80 tanggal 06 Oktober
1980 maka diijinkanlah penyelenggaraan komunikasi Radio Antar Penduduk di Indonesia,
kemudian melalui keputusan Dirjen Postel Nomor 125/Dirjen/1980 tanggal 10 Nopember 1980
didirikan organisasi RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA yang disingkat RAPI. RAPI adalah
satu-satunya organisasi yang sah dan diakui oleh pemerintah untuk mewadahi para
penyelenggara Komunikasi Radio Antar Penduduk. Tanggal tersebut selanjutnya dianggap
sebagai tanggal kelahiran RAPI di Indonesia. Pada tanggal 31 Oktober 1980 Ditjen Postel
menunjuk Team Formatur dengan surat No.6356/OT.002/Disfrek/80, dengan tugas untuk
membentuk Organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia yang mempunyai kepentingan
pengelolaan, pembinaan dan pengendalian komunikasi radio antar penduduk.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 2
Team Formatur terdiri dari :
1. Purn. Brigjen TNI Soedarto
2. Eddie Marzuki Nalapraya ( Kasgar Ibukota )
3. Sutikno Buchari ( Pengguna KRAP )
4. A. Pratomo ,Bc.T.T ( PT Inti )
5. Lukman Arifin , S.H ( Pengguna KRAP

Tim Formatur diberi tugas :


1. Menyusun AD / ART organisasi KRAP tingkat Pusat
2. menyusun Pengurus Pusat Organisasi KRAP

C. Dinamika dan Perkembangan Organisasi RAPI

1. Periode 1980 – 1984

Organisasi RAPI didirikan sebagai satu-satunya wadah resmi bagi pemilik ijin KRAP
yang diakui dan disahkan oleh Pemerintah, dengan demikian seluruh kelompok penggemar
KRAP dilebur dalam wadah RAPI. Tugas utama organisasi RAPI adalah membantu
pemerintah dalam membina dan melaksanakan pengawasan terhadap pengguna KRAP di
Indonesia.

Pengurus RAPI Pusat dari tahun 1980-1984 bekerja keras untuk membentuk
kepengurusan RAPI di tingkat Propinsi/Daerah. Hingga akhir tahun 1984, 26 daerah tingkat I
telah terbentuk kepengurusan dengan jumlah anggota lebih dari 20.000 orang di seluruh
Indonesia kecuali Timor Timur. Keberhasilan Pengurus RAPI Pusat membentuk
kepengurusan RAPI daerah di seluruh Indonesia dilengkapi dengan keberhasilan yang lain,
yakni:

1. Penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,


2. Penyelenggaraan Kongres I RAPI di Hotel Horison Jakarta pada tanggal 23-25 Maret 1984,
3. Penetapan Program Kerja Nasional untuk jangka waktu 3 tahun,
4. Pelaksanaan pembinaan organisasi dan anggota melalui kegiatan-kegiatan :
a. Penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional I / Rakersus di Jakarta pada tanggal 1-2
Desember 1980.
b. Membantu program pemerintah dalam berbagai kegiatan seperti; PON, SEA Games,
Bantuan Korban Banjir diberbagai daerah, Letusan Gunung Galunggung, Kirab Remaja
HKSN, Kirab Penghijauan, Jambore Pramuka.
Penyelenggaraan Lomba Fox Hunting.

Pengurus RAPI Pusat dari tahun 1980 – 1984 benar-benar bekerja keras dalam
mewujudkan terbentuknya kepengurusan tingkat Propinsi/Daerah. Sampai akhir tahun
1984, 26 daerah tingkat I telah terbentuk kepengurusan dengan jumlah anggota lebih dari
20.000 orang seluruh Indonesia.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 3
2. Periode Transisi Tahun 1985-1992

Perkembangan organisasi RAPI yang demikian pesat secara tiba-tiba terganggu oleh
kebijakan Menparpostel melalui SK. No. KM.48/PT.307/MPPT/1985 tanggal 19 Juni 1985,
dimana penggunaan band HF (26,965 MHz – 27,405 MHz) akan ditiadakan secara bertahap
dalam jangka waktu 4 (empat) tahun dari KRAP dan diganti dengan perangkat 62 cm /UHF
(476,425 MHz – 477,400 MHz) yang jarak jangkauannya sangat terbatas.

Kebijakan ini secara tak langsung telah menghambat dan akan menghancurkan
organisasi RAPI. Hal ini dapat dipahami karena :

1. Secara operasional warga RAPI dengan 62 cm (UHF) tidak lagi mampu berhubungan
langsung/tidak langsung dengan rekan-rekannya yang berjarak jauh, seperti Medan,
Jakarta, Menado, Ujung Pandang, Irian Jaya, Ambon dan lain-lain.
2. Misi RAPI membantu pemerintah dalam upaya mempercepat proses terwujudnya
wawasan nusantara, tidak akan lagi mampu dilaksanakan dengan baik dan efisien.
3. Dengan perangkat KRAP 62 cm (UHF), RAPI tidak mungkin lagi membantu SAR ataupun
berita-berita penting yang datang dari jarak jauh.
4. Perangkat 11 meter (HF) memiliki spesifikasi yang unik yang tidak dimiliki perangkat lain
dan berjarak jangkauan jauh.

Gigihnya anggota RAPI berupaya mempertahankan KRAP dengan menggunakan


perangkat 11 meter (HF) untuk melakukan kegiatan yang positif, mengetuk hati
Menparpostel dengan mengundurkan batas waktu terakhir penggunaan perangkat 11 meter
(HF) dari tahun 1989 menjadi tahun 1994 melalui SK. Menparpostel No.
KM.79/PT.307/MPPT/87 tanggal 12 Nopember 1987, yang disampaikan langsung oleh
Menparpostel pada Munas RAPI ke II tahun 1987 di Cipayung tanggal 27-29 November 1987.

Meskipun kebijakan Menparpostel dalam SK. KM. No.79/1987 tersebut telah


mengundurkan waktu penghapusan penggunaan perangkat 11 meter dari tahun 1989
menjadi tahun 1994, namun anggota RAPI dan para stakeholdernya tetap merasa pesimis
dan bersikap apatis. Pada periode tahun 1985 – 1992 banyak kepengurusan RAPI Daerah
yang tidak aktif, yang berakibat menurunnya jumlah anggota dari sekitar 20.000 anggota
menjadi hanya sekitar 2.000 anggota.

Mereka menghendaki agar perangkat 11 meter tetap dialokasikan pada KRAP. Lahirnya
Undang-Undang No.3/89 tentang Telekomunikasi belum jelas-jelas menjamin bahwa
perangkat 11 meter tetap dialokasikan untuk KRAP. Terbitnya SK. Menparpostel R.I No.
26/PT.307/MPPT/92 tanggal 30 Maret 1992 tentang Komunikasi Radio Antar Penduduk
memberikan angin segar bagi RAPI karena melalui SK tersebut SK. KM.48/85 dan SK.
KM.79/87 dinyatakan tidak berlaku.

Saat Munas ke III tanggal 25-27 Juni 1993 di Bandung, Pejabat Dirjen Postel secara
langsung menyampaikan bahwa rencana penghapusan penggunaan perangkat 11 meter dari
KRAP akan dibatalkan dan akan menambahkan alokasi frekuensi 2 Meter band (VHF) pada
frekwensi 142,000 – 143,600 Mhz untuk penyelenggaraan KRAP.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 4
3. Periode Kebangkitan Tahun 1993 s/d Sekarang

Melalui SK.Dirjen Postel No.92/Dirjen/94 tanggal 25 Juli 1994 ditetapkan bahwa KRAP
bekerja pada 3 Band yaitu :
1. Band HF (11 meter) : 26.965 – 27.405 Mhz
2. Band UHF (62 cm) : 476.410 – 477.415 Mhz
3. Band VHF (2 meter) :142.000 – 143.600 Mhz

Pada 1 Agustus 2004 diberlakukan KepMen No.77/2004 sebagai pengganti SK Dirjen


Postel No.92/DIRJEN/94, Melalui KM 77 Bab V pasal 28 ditetapkan bahwa KRAP bekerja
pada 2 Band yaitu :
1. Band HF (11 meter) : 26.965 – 27.405 Mhz
2. Band VHF (2 meter) :142.000 – 143.600 Mhz

Didalam perjalanan organisasi, RAPI banyak melakukan kegiatan dan kerjasama dengan
instansi yang terkait terutama dalam bantuan komunikasi radio, antara lain :

1. Bantuan komunikasi pada PEMILU 1982, 1987, 1992 dan 1997,1999


2. Bantuan komunikasi bencana alam meletusnya Gunung Galunggung di Tasikmalaya.
3. Bantuan komunikasi dalam rangka Napak Tilas HUT Kodam III Siliwangi pada tahun 1983
dan 1986.
4. Bantuan komunikasi dalam rangka Kirab Harkitnas dan Kirab Remaja HKSN I.
5. Bantuan komunikasi dalam pekan penghijauan Nasional 1993.
6. Bantuan komunikasi Pengawalan perjalanan Api PON 1985, Api Perdamaian Dunia,
sampai dengan perjalanan API PON 1993.
7. Bakti sosial lainnya yang tujuan utamanya adalah meringankan beban korban bencana
alam dan sekaligus membantu Pemerintah dalam bidang bantuan komunikasi radio.
8. RAPI bekerjasama dengan Toyota Astra Motor dalam acara SAFARI LINTAS NUSA 1995
yang kegiatannya berupa iring-iringan 50 buah kendaraan Toyota Kijang melintasi jalur
darat antara banda Aceh sampai Larantuka – NTT dalam rangka memeriahkan HUT RI ke
50 (Indonesia Emas) bulan Juli – Agustus 1995.
9. Hampir setiap tahun menjelang hari Idul Fitri dan Tahun Baru maupun hari Natal, RAPI
selalu turut berpatisipasi aktif dan bekerja sama dengan POLRI, Dep. Perhubungan, DLLAJ
maupun instansi lain yang terkait dalam memberikan bantuan/dukungan komunikasi
radio untuk kelancaran angkutan lebaran/natal dan tahun baru, maupun untuk memantau
kondisi lalu lintas dan kamtibmas.

Secara Nasional RAPI telah mengadakan kerjasama dengan kepolisian RI dalam hal ini
dituangkan dalam Piagam Kerjasama yang ditanda tangani oleh Ketua Umum RAPI Pusat
(MayJend. Eddie M. Nalapraya – JZ 09 AAA) dan Kepolisian RI (Jend. Dr. Awaloedin Djamin)
sesuai dengan Instruksi KAPOLRI nomor. INS/15/1982 tanggal 14 juni 1982.

RAPI lahir ditengah-tengah masyarakat merupakan juga bagian dari masyarakat itu
sendiri, oleh sebab itu sudah sewajarnya bila para anggota RAPI harus peka terhadap
lingkungan sekitarnya serta siap membantu dan tampil dengan penuh rasa tanggung jawab
pada saat yang dibutuhkan tanpa melupakan dan senantiasa menjujung tinggi KODE ETIK
RAPI. Kode Etik dan Panca Bhakti RAPI merupakan landasan yang harus diemban para
anggotanya.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 5
Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam perjalanan RAPI dalam menjalankan roda
organisasi untuk pengembangan dan pembinaan anggotanya sesuai dengan ketentuan yang
ada. RAPI merupakan organisasi kemasyarakatan yang didasari norma sosial dan persamaan
kegemaran (hobbi) dalam bidang Komunikasi Radio Antar Penduduk. Naik turunnya jumlah
anggota RAPI merupakan hal yang harus segera dicarikan jalan keluarnya agar RAPI ini
semakin lama semakin berkembang dengan bertambahnya jumlah anggota diharapkan pula
diikuti dengan tambahnya kwalitas dari anggota RAPI, dengan kata lain dapat lebih
ditingkatkan lagi sesuai dengan misi RAPI didalam upaya untuk menjadikan RAPI dicintai
oleh masyarakat dan khususnya anggota RAPI itu sendiri. Untuk ini diperlukan kesadaran
para anggota agar senantiasa mempunyai rasa memiliki dan mencintai serta loyal terhadap
RAPI tanpa pamrih.

D. Sejarah Organisasi RAPI di Jawa Barat

Di Jawa Barat, khususnya dikota besar (Bandung dan sekitarnya) ditemui banyak
pemakai KRAP yang tergabung dalam kelompok-kelompok atau club sesama penggemar KRAP
dan yang setujuan. Hal ini menjadi perhatian Pemerintah setempat dan juga berkat kesadaran
para pemakai KRAP yang menganggap perlunya bergabung dalam satu wadah yang sah dan di
akui oleh pemerintah, maka dibentuklah RAPI tingkat Propinsi.
Pembentukan dan penetapan para pengurus Daerah tersebut berdasarkan surat
keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat nomor : 482-2/SK.1551-HUM/1981
tanggal 10 Nopember 1981 tetang pengesahan dibentuknya organisasi Radio Antar Penduduk
Indonesia (RAPI) tingkat Propinsi Jawa Barat, yang kemudian sesuai dengan ketentuan
Pemerintah serta AD dan ART RAPI organissinya dikenal dengan sebutan RAPI DAERAH 10
JAWA BARAT, sedangkan para pengurusnya disebut PENGURUS RAPI DAERAH 10 JAWA BARAT.

Pengurus RAPI Daerah 10 RAPI Jawa Barat periode pertama (1981 - 1985) yang diketuai
oleh W. Soeprapto JZ 10 AA ditunjuk dan diangkat oleh Pemerintah dimana para pengurusnya
terdiri dari berbagai unsur (Pemerintah , pemakai KRAP, Kepemudaan dsb) yang kemudian
dilantik pada tanggal 27 Nopember 1981 bersamaan dengan pengesahan lahirnya RAPI tingkat
Daerah di Jawa Barat dilantik langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Barat yaitu Bapak Ir. Soehoed
Warnaen P. (Alm) bertempat di gedung DPRD Tk. I Prop. Jawa Barat, selanjutnya setiap tanggal
27 November ditetapkan sebagai hari lahirnya RAPI di Jawa Barat.

Kepengurusan RAPI Daerah 10 Jawa Barat sampai saat ini sudah memasuki periode ke
11 dengan masing-masing diketuai oleh :

No. Periode Nama Ketua

1. 1981 -1985 W. Soeprapto JZ10AA


2. 1985 -1989 Hoetomo JZ10AH
3. 1989 -1993 W. Soeprapto JZ10AA
4. 1993-1997 W. Soeprapto JZ10AA
5. 1997-2001 Hoetomo JZ10AH

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 6
No. Periode Nama Ketua

6. 2001-2005 Edy Suryadi JZ10AFK


7. 2005-2009 Edy Suryadi JZ10AFK
8 2010-2014 Ir. Agung Sabur, Dpl, HE JZ10AHK
9. 2014-2018 H. Samsir Djalaludin JZ10AJO
10. 2018-2019 H. Samsir Djalaludin JZ10AJO
11. 2019-Sekarang Ir. Nur Yasser. K, MM. JZ10DYS

PHOTO PARA KETUA RAPI DAERAH DARI PERIODE KE PERIODE

Ke – 1,3 & 4 Ke – 2 & 5 Ke – 6 & 7 Ke - 8 Ke – 9 & 10

Ke 11

Didalam perjalanan organisasi, RAPI Daerah 10 Jawa Barat banyak melakukan kegiatan
dan kerjasama dengan instansi yang terkait terutama dalam bantuan komunikasi radio, antara
lain :

1. Pemilihan Umum;
2. Bencana alam meletusnya Gunung Galunggung di Tasikmalaya;
3. Napak Tilas HUT Kodam III Siliwangi tahun 1983 dan 1986;
4. Kirab Harkitnas dan Kirab HKSN I;
5. Pekan Penghijauan Nasional 1993;
6. Pengawalan Api PON 1985, Api PON 1993;
7. SAFARI LINTAS NUSA 1995 dari Banda Aceh sampai Larantuka NTT;
8. Bencana Nasional Tsunami di Nandru Aceh Darulsalam Aceh; 2014
9. Kegiatan PON dan PEPARNAS 2016 di Bandung Jawa Barat
10. Setiap Tahun Bankom Arus Mudik dan Arus Balik Idul Fitri, Operasi Lilin Lodaya, Tahun
Baru dan Natal.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 7
RAPI Daerah 10 Jawa Barat telah mengadakan kerjasama dengan pihak medis yang
tergabung dalam Persatuan Dokter Gawat darurat Indonesia (PKGDI) termasuk juga dengan
rumah sakit-rumah sakit yang berada di Kodya/Kabupaten Bandung.

RAPI bekerjasama dengan Toyota Astra Motor dalam acara SAFARI LINTAS NUSA 1995
yang kegiatannya berupa iring-iringan 50 buah kendaraan Toyota Kijang melintasi jalur darat
antara banda Aceh sampai Larantuka - NTT dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 50
(Indonesia Emas) bulan Juli - Agustus 1995.

Hampir setiap tahun menjelang hari Idul Fitri dan Tahun Baru maupun hari Natal, RAPI
selalu turut berpatisipasi aktif dan bekerja sama dengan POLRI, Dep. Perhubungan, DLLAJ
maupun instansi lain yang terkait dalam memberikan bantuan/dukungan komunikasi radio
untuk kelancaran angkutan lebaran/natal dan tahun baru, maupun untuk memantau kondisi
lalu lintas dan kamtibmas.

Sebagai tindak lanjut kerjasama Nasional diatas, RAPI Daerah 10 Jawa Barat dan
Kepolisian Daerah Jawa Barat membuat kesepakatan bersama yang dituangkan dalam Piagam
Kemitraan yang ditanda tangani oleh Ketua Daerah 10 RAPI Jawa Barat (Kol. Purn W. Soeprapto)
dan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat (Mayjen. Drs. Nana Permana), pada tanggal 6, Mei
1996 di Bandung.

RAPI lahir ditengah-tengah masyarakat merupakan juga bagian dari masyarakat itu
sendiri, oleh sebab itu sudah sewajarnya bila para anggota RAPI harus peka terhadap
lingkungan sekitarnya serta siap membantu dan tampil dengan penuh rasa tanggung jawab pada
saat yang dibutuhkan tanpa melupakan dan senantiasa menjujung tinggi KODE ETIK RAPI.

Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam perjalanan RAPI, khususnya di Jawa Barat
ini dalam menjalankan roda organisasi untuk pengembangan dan pembinaan anggotanya sesuai
dengan ketentuan yang ada. RAPI merupakan organisasi kemasyarakatan yang didasari norma
sosial dan persamaan kegemaran (hobbi) dalam bidang Komunikasi Radio Antar Penduduk.
Naik turunnya jumlah anggota RAPI merupakan hal yang harus segera dicarikan jalan keluarnya
agar RAPI ini semakin lama semakin berkembang dengan bertambahnya jumlah anggota
diharapkan pula diikuti dengan tambahnya kwalitas dari anggota RAPI, dengan kata lain dapat
lebih ditingkatkan lagi sesuai dengan misi RAPI didalam upaya untuk menjadikan RAPI dicintai
oleh masyarakat dan khususnya anggota RAPI itu sendiri. Untuk ini diperlukan kesadaran para
anggota agar senantiasa mempunyai rasa memiliki dan mencintai serta loyal terhadap RAPI
tanpa pamrih.

Dalam hal kesekretariatan, Radio Antar Penduduk Indonesia Provinsi Jawa Barat, dalam
menjalankan roda organisasi sempat berpindah – pindah Sekretariat atas inisiatip para
pelaku organisasi yang difasilitasi oleh Bapak Hutomo – JZ 10 AH.

RAPI Provinsi Jawa Barat dapat memiliki Rumah Contoh Perum Antapani, yang
kemudian pada tahun 1999 dibawah kepemimpinan Bapak W.Soeprapto, S.Sos.,MBA, Sekretariat
RAPI PROVINSI Jawa Barat direnovasi, sebagai perancang dan pelaksana ditugaskan Sdr. Ros
Prayogo, BE – JZ 10 AUH. Sekretariat Radio Antar Penduduk Indonesia Provinsi Jawa Barat
( JZ10ZZD ), terletak di Jl. Kadipaten Raya No. 5 Bandung. Sekretariat RAPI Provinsi Jawa Barat
baru diadakan pembenahan dan perbaikan kembali di kepengurusan periode 2010-2014 Ir.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 8
Agung Sabur, DipL, HE tahun 2011 dan dilanjutkan dengan kepengurusan 2014-2018 H.Samsir
Djalaludin JZ10AJO.

Pada Kepengurusan Periode 2019 samapai sekarang, Kesekretariatan RAPI Daerah 10


Jawa Barat akan difungsikan secara optimal sebagai Kesekretariatan dan Rumah bagi Seluruh
anggota RAPI yang ada di Jawa Barat. Dengan demikian mudah-mudahan rasa memiliki serta
keakraban dan kekeluargaan yang selama ini telah ada akan semakin dapat dirasakan
manfaatnya oleh setiap insan RAPI sehingga terwujud motto RAPI “ Rukun di Udara, Akrab di
Darat dan Iman di Hati ”

GEDUNG SEKRETARIAT RAPI PROVINSI JAWA BARAT [JZ10ZZD]


Jl. Kadipaten Raya No. 5 Kota Bandung Jawa Barat

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 9
BAB II
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN KRAP

A. Regulasi Pemerintah

Perkembangan regulasi pemerintah dari tahun ketahun mengalami berubahan dengan


penyesuain kondisi terkini pengguna Komunikasi Radio Antap Penduduk. Untuk menjaga agar
tidak terjadi penyalahgunaan dalam penggunaan KRAP yang merugikan negara, masyarakat,
lingkungan sekitarnya, maka dari awal Pemerintah merasa perlu untuk mengambil tindakan
pengaturan penggunaan KRAP di Indonesia.

Berawal dari Undang – Undang No. 5 tahun 1964 tentang Telekomunikasi pasal 11,
Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1974 dan Undang – Undang No.11 tahun 1976, maka
penggunaan KRAP di Indonesia dapat dilakukan. Dasar hukum atau ketentuan – ketentuan
awal yang mengatur pemakaian KRAP di Indonesia serta perijinan dan organisasi resmi diatur
dalam keputusan – keputusan, sebagai berikut :
1. Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor SI./HK.501/Phb-80 tanggal 6 Oktober 1980
tentang perijinan Penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk.
2. Surat Keputusan Dirjen Postel Nomor 125/DIRJEN/1980tanggal 10 November 1980,
tentang didirikannya Organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia yang disingkat RAPI.
3. Surat Keputusan Dirjen Postel Nomor 22/DIRJEN/1981 tanggal 16 Februari 1981,
tentang Persyaratan Teknik KRAP.
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga RAPI

Sejalan dengan kemajuan teknologi dan perkembangan kondisi, Undang –Undang No.
5 tahun 1964 dicabut sebagai gantinya Pemerintah pada tanggal 1 April 1989 menetapkan
Undang-Undang No. 3 tahun 1989 tentang Telekomunikasi. Selanjutnya sebagai suatu
langkah penyempurnaan pada tahun 1999 Pemerintah mencabut Undang – Undang No. 3
tahun 1989 tersebut dan sebagai gantinya adalah Undang – Undang No. 36 tahun 1999
tentang Telekomunikasi yang dipergunakan sampai saat ini.

Beberapa Surat Keputusan yang diterbitkan Pemerintah yang berkaitan dengan


Organisasi RAPI mengalami perubahan, sebagai berikut :
1. Mencabut Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. SI.11/HK.501/Phb- 80, penggantinya
adalah SK. No. KM.48/PI.003/Phb-83 tentang Aturan/ Perijinan Penyelenggaraan KRAP.
2. Perubahan butir (1) pada SK No. KM.48/PT.307/MPPT-85 tanggal 19 Juni 1985 tentang
Komunikasi Radio Antar Penduduk, yang ditindak lanjuti dengan SK Dirjen Postel No.
97/DIRJEN/1985 tanggal 24 September 1985 tentang Pelaksanaan Perijinan dan Teknik
KRAP.

Bertepatan dengan berlangsungnya Kongres Nasional ke-2 tahun 1987 di Cipayung-


Bogor, Departemen Parpostel menerbitkan Surat Keputusan yang merupakan
penyempurnaan dari Surat Keputusan sebelumnya. Surat Keputusan tersebut yaitu No.
KM.70/PT.307MPPT-87 tanggal 12 November 1987 yang ditindak lanjuti dengan SK Dirjen
Postel No.80/DIRJEN/1980 tanggal 28 November 1987. Inti dari kedua keputusan tersebut
adalah, sebagai berikut :

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 10
1. Izin penggunaan perangkat 11 Meter ( 27 MHz ) masih diperkenankan.
2. RAPI merupakan organisasi yang secara resmi dan utuh menjadi bagian dari keputusan
tersebut, sehingga RAPI tetap merupakan wadah bagi pemakai KRAP dan oleh karena itu
semua pemakai KRAP wajib menjadi anggota RAPI.
3. Dimungkinkan RAPI untuk ikut serta dalam tindakan pengawasan dan penertiban
frekuensi.
4. RAPI masih diberikan alokasi frekuensi pada HF ( 26.960 – 27.410 MHz ) dan UHF ( 476.410
– 477.415 MHz )
5. Proses perizinan dilakukan oleh KANWIL Dep. Parpostel masing-masing Propinsi.
6. Perlunya tata cara menggunakan perangkat KRAP dan tata cara berkomunikasi
radio ( Operating Procedure ).

Melalui Musyawarah Nasional Ke-3 di Bandung pada bulan Juli 1993, yang juga
dihadiri oleh Pemerintah dalam hal ini diwakili Dirjen Postel, disimpulkan bahwa keberadaan
RAPI semakin diperlukan sebagai mitra kerja Pemerintah dalam bidang Komunikasi Radio,
oleh karenanya ketentuan dan peraturan yang ada perlu dipertegas dengan Ketetapan
Pemerintah untuk melengkapi ketentuan yang ada yaitu : SK Menteri Parpostel No KM
26/PT.307/MPPT-92 tanggal 30 Maret 1992 tentang Komunikasi Radio Antar Penduduk.
Harapan tersebut kemudian menjadi kenyataan dengan diterbitkannya SK Dirjen Postel No.
92/DIRJEN/1994 tanggal 26 Juli 1994, tentang Ketentuan Pelaksanaan Komunikasi Radio
Antar Penduduk. Dengan diterbitkannya Surat Keputusan tersebut menyegarkan semangat
anggota RAPI, karena adanya penambahan band frekuensi pada alokasi band frekuensi RAPI,
yaitu diberikannya Band VHF (142.0000 – 143.6000 MHz).

SK. 92/DIRJEN/1994, merupakan perbaikan dan penyempurnaan ketentuan -


ketentuan sebelumnya, antara lain :

1. Berubahnya istilah STI ( Surat Tanda Izin ) KRAP menjadi IKRAP ( Izin Komunikasi Radio
Antar Penduduk ).
2. IKRAP diberikan kepada perseorangan yang telah memenuhi persyaratan.
3. Setelah mempunyai Ijin Komunikasi Antar Penduduk ( IKRAP ), seseorang seseorang baru
dapat memiliki Kartu Tanda Anggota ( KTA ).
4. Permohonan untuk mendapatkan IKRAP, pemohon melalui Pengurus RAPI se tempat.
5. Pemohon IKRAP maupun KTA harus lengkap persyaratannya, diantaranya harus
menjadi anggota RAPI.
6. Permohonan IKRAP terdiri dari permohonan izin baru, izin perpanjangan, izin
pembaharuan

Sejalan dengan perkembangan KRAP, kemudian pemerintah melakukan


penyempurnaan tentang Pedoman Kegiatan Komunikasi Radio Antar Penduduk, antara
lain dengan pemberlakuan masa perijinan keanggotaan dari 3 (tiga) tahun menjadi 5 (lima)
tahun.
Sebagai pengganti SK.92/DIRJEN/1994 diberlakukan KM. 77 Tahun 2003 dan
disempurnakan kembali dengan dikeluarkannya PERMEN NO :
34/PER/M.KOMINFO/8/2009.

Pada tahun 2015 diundangkanlah Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika


Republik Indonesia Nomor: 3 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 11
Komunikasi dan Informatika Nomor: 34/PER/M.KOMINFO/8/2009 tentang Penyelenggaraan
Komunikasi Radio Antar Penduduk yang berisikan tentang perubahan Pasal 11 dan Pasal 12
dalam disisipkan diantara 1 (satu) pasal, yakni Pasal 11A sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 11A IKRAP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diterbitkan paling lama 10 (sepuluh)
hari kerja sejak berkas permohonan diterima secara lengkap oleh Direktur Jenderal.

Berikutnya Pasal 12 huruf b dihapus sehingga Pasal 12 berbunyi sebagai berikut:


Permohonan IKRAP baru diajukan kepada Direktur Jenderal melalui Organisasi dengan
menggunakan form sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini, dengan
melampirkan:

a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP);


b. Dihapus
c. Surat Pernyataan bersedia menjadi anggota Organisasi;
d. Pas foto terbaru ukuran 2x3 cm sebanyak 4 (empat) lembar;
e. Fotocopy bukti pembayaran IKRAP.

Pada Tanggal 31 Desember 2018 maka disahkan Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia Nomor : 17 Tahun 2018 tentang Kegiatan Amatir Radio dan
Komunikasi Radio Antar Penduduk dengan mencabut Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomor 34/PER/M.KOMINFO/8/2009 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Radio
Antar Penduduk dan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 3 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
34/PER/M.KOMINFO/08/2009 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk.

Pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor : 17


Tahun 2018 tentang Kegiatan Amatir Radio dan Komunikasi Radio Antar Penduduk banyak hal
yang disempurnakan antara lain :

1. Ikrap seumur hidup bagi yang memenuhi syarat


2. Permohonan Ikrab baru dan perpanjangan dilaksanakan dengan dalam jaringan (daring)
3. Percepatan pelaksanaan pengurusan Ikrap
4. Penambahan Pita Frequensi untuk RPU dari 2 menjadi 4 frequensi
5. Larangan pemegang Ikrap untuk menggunakan perangkat radio komunikasi berbasis VFO
(Variable Frequency Ocsillator).
6. Penambahan daerah 17 yang dulunya kosong diisi oleh Provinsi Kalimantan Utara.
7. Penambahan 3 suffix menjadi 4 suffix
8. Memperjelas fungsi RAPI untuk menghimpun penggiat KRAP, aktif di dalam kegiatan KRAP
nasional, menyusun standar operasional prosedur dan tata cara berkomunikasi dalam
ketentuan organisasi dan memberikan dukungan komunikasi radio tanggap bencana.
9. Perubahan ukuran dan desain papan callsign baik stasiun tetap maupun stasiun bergerak
10. Dan lain sebagainya.

Dengan disahkannya dan diundangkannya Peraturan Menteri Komunikasi dan


Informatika Republik Indonesia Nomor : 17 Tahun 2018 maka peraturan Menteri Komunikasi
dan Informatika Republik Indonesia ini berlaku sampai sekarang dan menjadi pedoman
pelaksanaan kegiatan Komunikasi Radio antar penduduk.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 12
B. Tata Aturan Organisasi

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga RAPI

Anggaran Dasar adalah merupakan keseluruhan aturan yang mengatur secara


langsung kehidupan organisasi dan hubungan antara organisasi dengan para anggotanya,
untuk terselenggaranya tertib organisasi, berfungsi sebagai dasar atau sumber
peraturan/hukum dalam organisasi. Sedangkan Anggaran Rumah Tangga adalah merupakan
perincian dari pelaksanaan Anggaran Dasar dan berfungsi sebagai penjabaran atau
penjelasan atas hal-hal yang belum spesifik pada Anggaran Dasar.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Radio Antar Penduduk Indonesia
untuk mengalami perbaikan dan penyempurnaan dari waktu ke waktu setiap kongrs /
MUNAS dengan urutan sbb :

1. Pertama kalinya ditetapkan oleh Rapat Paripurna RAPI Nasional di Jakarta, 2 Desember
1980,
2. Disempurnakan pada Kongres RAPI I di Solo, tanggal 25 Maret 1984;
3. Disempurnakan pada Kongres RAPI II selaku Munas RAPI II di Cipayung–Bogor, tanggal
29 November 1987.
4. Disempurnakan pada Munas RAPI III di Bandung, tanggal 27 Juni 1993;
5. Disempurnakan pada Munas RAPI IV, tanggal 30 Januari 2000 di Denpasar.
6. Disempurnakan pada Munas RAPI V di Ciawi Bogor, tanggal 22 Mei 2005;
7. Disempurnakan pada Munas Ke VI di Balikpapan, tanggal 23–25 Juli 2010;
8. Disempurnakan pada Munaslub di Yogyakarta, tanggal 15–17 Juli 2011;
9. Disempurnakan pada Munas RAPI VII di Sentul Bogor, tanggal 27–29 Mei 2016; dan
yang terakhir;
10. Disempurnakan pada Munaslub RAPI Tahun 2018 di Boyolali, tanggal 9-11 November
2018 dan disesuaikan dengan PM 17 Tahun 2018,

Perubahan yang dilakukan tentunya untuk menyesuaikan kondisi terkini Radio


Antar Penduduk Indonesia dan juga atas perubahan regulasi pemerintah sehingga apa yang
ada di dalam Ad-ART RAPI sejalan dengan regulasi pemerintah dan tidak bertentangan.

2. Peraturan Organisasi RAPI

Peraturan Organisasi RAPI yang sering disingkat PO RAPI adalah merupakan


penjabaran dan penjelasan serta petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari Anggaran
Dasar - Anggaran Rumah Tangga RAPI. Pembuatan awal sampai pada perubahan Peraturan
Organisasi RAPI seperti pada table table dibawah ini :

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 13
PERATURAN ORGANISASI RAPI 2001
Hasil Rakernas RAPI IV Tahun 2001 di Bandar Lampung

No. No. PO Tanggal Judul PO Keterangan

1. 076.09.00.0701 6 Juli 2001 Bantuan Komunikasi RAPI Dicabut dan diganti PO


No. 14.09.RAKERNAS-
VI.0711
2. 077.09.00.0701 6 Juli 2001 Administrasi dan Dicabut dan diganti PO
Kesekretariatan RAPI No. 16.09.RAKERNAS-
VI.0711
3. 078.09.00.0701 6 Juli 2001 Pembentukan Institusi Dicabut dan diganti PO
Baru RAPI (Daerah, No. 15.09.RAKERNAS-
Wilayah, Lokal). VI.0711
4. 079.09.00.0701 6 Juli 2001 Pedoman Pelaksanaan Dicabut dan diganti PO
Musyawarah dan Rapat No. 11.09.RAKERNAS-
Kerja Organisasi RAPI. VI.0711
5. 080.09.00.0701 6 Juli 2001 Pergantian Pengurus Antar Dicabut dan diganti PO
Waktu. No. 6 Tahun 2016
6. 081.09.00.0701 6 Juli 2001 Sanksi Organisasi dan Tata Dicabut dan diganti PO
Cara Pembelaan No. 6 Tahun 2016
7. 115.09.00.0701 6 Juli 2001 Pembinaan Anggota RAPI. Dicabut dan diganti PO
No. 1 Tahun 2016

PERATURAN ORGANISASI RAPI 2011


Hasil Rakernas RAPI VI Tahun 2011 di Yogyakarta

No. No. PO Tanggal Judul PO Keterangan

1. 11.09.RAKERN 17 Juli 2011 Pedoman Pelaksanaan Dicabut dan diganti PO


AS-VI.0711 Musyawarah dan Rapat No. 4 Tahun 2016
Kerja Organisasi RAPI
2. 12.09.RAKERN 17 Juli 2011 Pakaian Seragam RAPI. Dicabut dan diganti PO
AS-VI.0711 No. 8 Tahun 2016
3. 13.09.RAKERN 17 Juli 2011 Pancar Ulang RAPI. Dicabut dan diganti PO
AS-VI.0711 No. 2 Tahun 2016
4. 14.09.RAKERN 17 Juli 2011 Bantuan Komunikasi RAPI. Dicabut dan diganti PO
AS-VI.0711 No. 2 Tahun 2016
5. 15.09.RAKERN 17 Juli 2011 Pembentukan Institusi Dicabut dan diganti PO
AS-VI.0711 Baru RAPI (Daerah, No. 3 Tahun 2016
Wilayah, Lokal).
6. 16.09.RAKERN 17 Juli 2011 Administrasi dan Masih berlaku tapi
AS-VI.0711 Kesekretariatan RAPI. sudah banyak yang
tidak sesuai

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 14
PERATURAN ORGANISASI RAPI
Hasil Rakernas RAPI VII Tahun 2016, Anyer Banten

No. No. PO Tanggal Judul PO Keterangan

1. 1 Tahun 12 Nov. 2016 Pedoman Penyelenggaraan Dicabut dan


2016 Pembinaan, Bimbingan diganti PO No. 1
Organisasi, Bimbingan Teknis dan Tahun 2018
Pelatihan
2. 2 Tahun 12 Nov. 2016 Pedoman Penyelenggaraan Dicabut dan
2016 Bantuan Komunikasi, Radio diganti PO No. 2
Pancar Ulang dan RoIP. Tahun 2018
3. 3 Tahun 12 Nov. 2016 Pembentukan Jenjang Organisasi Masih Berlaku
2016 Baru Sesuai Jenjang Organisasi
RAPI
4. 4 Tahun 12 Nov. 2016 Tata Cara Musyawarah dan Masih Berlaku
2016 Musyawarah Luar Biasa Pada
Jenjang Organisasi RAPI.
5. 5 Tahun 12 Nov. 2016 Tata Cara Rapat – Rapat Pada Masih Berlaku
2016 jenjang Organisasi RAPI
6. 6 Tahun 12 Nov. 2016 Pedoman Tatacara Pemberian Masih Berlaku
2016 Sanksi, Pembelaan Diri dan
Pemberhentian Pengurus Pada
Janjang Organisasi RAPI.
7. 7 Tahun 12 Nov. 2016 Tanda Kehormatan, Tanda Masih Berlaku
2016 Kecakapan dan Tanda Jabatan
Pada Organisasi RAPI
8. 8 Tahun 12 Nov. 2016 Pakaian Seragam Di Lingkungan Masih Berlaku
2016 Organsasi RAPI

PERATURAN ORGANISASI RAPI


Hasil Rapimnas RAPI Tahun 2018, Boyolali, Jawa Tengahn

No. No. PO Tanggal Judul PO Keterangan

1. 1 Tahun 10 Nov. 2018 Pedoman Penyelenggaraan Masih Berlaku


2018 Pembinaan, Bimbingan
Organisasi, Bimbingan Teknis dan
Pelatihan
2. 2 Tahun 10 Nov. 2018 Pedoman Penyelenggaraan Masih Berlaku
2018 Bantuan Komunikasi, Radio
Pancar Ulang dan RoIP.
3. 3 Tahun 10 Nov. 2018 Pedoman Penyelenggaraan Satuan Masih Berlaku
2018 Tugas RAPI sesuai jenjang
organisasi RAPI

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 15
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS
KOMUNIKASI RADIO ANTAR PENDUDUK

A. Alokasi Frekuensi.

Pengguna Komunikasi Radio Antar Penduduk harus mampu mengetahui


perlengkapan atau peralatan stasiun radio yang digunakan , persyaratan teknis yang
dimaksud adalah persyaratan bagi pelaksanaan kegiatan Komunikasi Radio Antar
Penduduk.
Pemilik Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk harus mampu membuktikan bahwa
pancaran yang dilakukan oleh perangkat KRAP nya tidak melebihi daya pancar, kelas emisi
dan lebar band yang ditetapkan untuk kegiatan Komunikasi Radio Antar Penduduk.
Dalam penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk ditetapkan dengan
menggunakan Band Frekuensi HF dan VHF. Pada alokasi alur frekuensi VHF dari KM 77- 2003
yang mengunakan spasi alur 25 khz di rubah menjadi spasi alur 20 khz, sesuai PERMEN
NOMOR : 34 /PER/M.KOMINFO/ – 2009, sedangkan untuk frekuensi pancar ulang
mengalami perubahan frekuensi dan penambahan dari 2 frekuensi menjadi 4 frekuensi sesuai
PM No. 17 Tahun 2018.

1. High Frequency (HF)

HF adalah alat dan perangkat Komunikasi Radio yang berfungsi sebagai


pemancar/penerima (transceiver) yang bekerja dalam Band (Pita) Frekuensi HF. Kanal HF
yang telah ditentukan sebelumnya sesuai alokasi yang Frekuensi Radio antara Frekuensi
26,960 MHz hingga 27,410 MHz (Mega Hertz), dibagi menjadi 40 Kanal (Channel) atau
sesuai alokasi yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia pada RAPI

KANAL FREKUENSI LEBAR MODE KELAS POWER MAKSIMUM APLIKASI


RADIO PITA EMISI
(MHz) (Hz)
26,960 Guard Band
1 26,965 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
2 26,975 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
3 26,985 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
4 27,005 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
5 27,015 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
6 27,025 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
7 27,035 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
8 27,055 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
9 27,065 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex - Keperluan
Organisasi
10 27,075 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Frekuensi Pusat
Panggilan Nasional
11 27,085 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex - Keperluan
Organisasi

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 16
FREKUENSI LEBAR MODE KELAS
KANAL RADIO PITA EMISI POWER MAKSIMUM APLIKASI
(MHz) (Hz)
12 27,105 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex - Keperluan
Organisasi
13 27,115 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex - Keperluan
Organisasi
14 27,125 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex - Keperluan
Organisasi
15 27,135 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex - Keperluan
Organisasi
16 27,155 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex - Keperluan
Organisasi
17 27,165 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex - Keperluan
Organisasi
18 27,175 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex - Keperluan
Organisasi
19 27,185 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex - Keperluan
Organisasi
20 27,205 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex - Keperluan
Organisasi
21 27,215 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
22 27,225 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
23 27,235 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
24 27,005 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
25 27,255 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
26 27,265 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
27 27,275 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
28 27,285 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
29 27,295 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
30 27,305 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
31 27,315 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
32 27,325 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
33 27,335 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
34 27,345 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
35 27,355 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
36 27,365 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
37 27,375 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
38 27,385 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
39 27,395 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
40 27,405 2.700 USB 2K70J3E 12 Watt PEP Simplex
27,410 Guard Band

2. Very High Frequency (VHF)

VHF adalah Perangkat Komunikasi Radio yang berfungsi sebagai


pemancar/penerima (Transceiver) yang bekerja dalam Pita Frekuensi. Berdasarkan

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 17
Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2018, Band Frekuensi VHF RAPI terbentang dari
142.000 MHz sampai dengan 143.600 MHz, dibagi dalam 75 Kanal.

FREKUENSI LEBAR MODE KELAS MAKSIMUM


KANAL RADIO (MHz) PITA EMISI POWER APLIKASI
(Hz)
TX RX
142,000 Guard Band
1 142,020 143,520 16.000 FM 16K0F3E 50 Watt Repeater 1
2 142,040 143,540 16.000 FM 16K0F3E 50 Watt Repeater 2
3 142,060 143,560 16.000 FM 16K0F3E 50 Watt Repeater 3
4 142,080 143,580 16.000 FM 16K0F3E 50 Watt Repeater 4
5 142,100 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
6 142,120 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
7 142,140 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
8 142,160 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
9 142,180 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
10 142,200 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
11 142,220 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
12 142,240 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
13 142,260 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
14 142,280 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
15 142,300 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
16 142,320 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
17 142,340 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
18 142,360 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
19 142,380 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
20 142,400 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
21 142,420 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
22 142,440 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
23 142,460 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
24 142,480 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
25 142,500 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
26 142,520 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
27 142,540 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
28 142,560 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
29 142,580 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
30 142,600 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
31 142,620 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
32 142,640 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
33 142,660 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
34 142,680 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
35 142,700 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
36 142,720 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
37 142,740 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
38 142,760 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 18
KANAL FREKUENSI LEBAR MODE KELAS POWER MAKSIMUM
RADIO (MHz) PITA EMISI APLIKASI
(Hz)
39 142,780 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
40 142,800 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
41 142,820 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
42 142,840 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
43 142,860 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
44 142,880 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
45 142,900 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
46 142,920 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
47 142,940 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
48 142,960 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
49 142,980 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex
50 143,000 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Frekuensi Pusat
Panggilan Nasional
51 143,020 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
52 143,040 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
53 143,060 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
54 143,080 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
55 143,100 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
56 143,120 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
57 143,140 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
58 143,160 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
59 143,180 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
60 143,200 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
61 143,220 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
62 143,240 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
63 143,260 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
64 143,280 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
65 143,300 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 19
LEBAR
KANAL FREKUENSI PITA MODE KELAS POWER MAKSIMUM
RADIO (MHz) (Hz) EMISI APLIKASI
66 143,320 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
67 143,340 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
68 143,360 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
69 143,380 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
70 143,400 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
71 143,420 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
72 143,440 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
73 143,460 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
74 143,480 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
75 143,500 16.000 FM 16K0F3E 25 Watt Simplex - Keperluan
Organisasi
143,600 Guard Band

3. Band Frekuensi Pancar Ulang (Repeater).

Berdasarkan Permen nomor 34/PER/M.KOMINFO/8/2009, Band Frekuensi untuk


Pancar Ulang (Repeater) pada Band VHF diberikan Frekuensi Duplex :
a. TX : 142.000 MHz dan 142.025 MHz dan
b. RX : 143.550 MHz dan 143.575 MHz

Sedangkan Permen nomor 17 Tahun 2018, Band Frekuensi untuk Pancar Ulang
(Repeater) pada Band VHF diberikan Frekuensi Duplex :
a. Rx / Tx = 143.520 MHz / 142.020 MHz.
b. Rx / Tx = 143.540 MHz / 142.040 MHz.
c. Rx / Tx = 143.560 MHz / 142.060 MHz.
d. Rx / Tx = 143.580 MHz / 142.080 MHz.

4. Radio Over Internet Protocol (RoIP).


RoIP adalah singkatan dari “Radio over Internet Protocol“ dimana penyampaian
informasi yang berasal dari Radio Komunikasi (two way radio) disebar luaskan melalui
Jaringan Internet. RoIP adalah teknologi yang merubah informasi audio analog menjadi
data dalam bentuk digital yang kemudian disisipkan ke Jaring Internet, Lokal Area Network
(LAN), Wide Area Network (WAN). RoIP khusus menjadi fasilitas Komunikasi RAPI, maka
diperlukan Personal Pengelola dan Tata Cara Kerja yang diatur oleh Pengurus Nasional

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 20
RAPI dengan Surat Keputusaan. Fasilitas Server RoIP RAPI dikelola oleh Nasional, Daerah,
Wilayah dan Alamat ROIP : roip.rapi.or.id dengan port : 10024 dan port : 9987.

5. Alokasi Frekuensi RAPI Daerah 10 Jawa Barat dan Stasiun Zulu

a. RAPI WILAYAH 05 KABUPATEN BOGOR ( JZ10ZZW05)


Frekuensi Kerja : 142.400 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu

1. RAPI Lokal Cibinong 142.820 MHz JZ10ZZL0501


2. RAPI Lokal Parung 142.920 MHz JZ10ZZL0502
3. RAPI Lokal Citeureup 143.040 MHz JZ10ZZL0503
4. RAPI Lokal Lido 143.320 MHz JZ10ZZL0504
5. RAPI Lokal Cariu 142.540 MHz JZ10ZZL0505
6. RAPI Lokal Jonggol 142.320 MHz JZ10ZZL0506
7. RAPI Lokal Cileungsi 143.360 MHz JZ10ZZL0507
8. RAPI Lokal Gunungputri 142.680 MHz JZ10ZZL0508
9. RAPI Lokal Bojonggede 142.360 MHz JZ10ZZL0509
10. RAPI Lokal Leuwiliang 143.180 MHz JZ10ZZL0510
11. RAPI Lokal Cisarua 143.260 MHz JZ10ZZL0511
12. RAPI Lokal Ciawi 143.300 MHz JZ10ZZL0512
13. RAPI Lokal Dramaga 143.120 MHz JZ10ZZL0513
14. RAPI Lokal Cigudeg 143.160 MHz JZ10ZZL0514
15. RAPI Lokal Parung Panjang 143.020 MHz JZ10ZZL0515

b. RAPI WILAYAH 06 KABUPATEN SUKABUMI ( JZ10ZZW06)


Frekuensi Kerja : 142.340 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu

1. RAPI Lokal Pelabuaha Ratu 142.500 MHz JZ10ZZL0601

2. RAPI lokal Sukabumi Barat 142.240 MHz JZ10ZZL0602


3. RAPI Lokal Cisaat 142.780 MHz JZ10ZZL0603
4. RAPI Lokal Sagaranten 143.020 MHz JZ10ZZL0605
5. RAPI Lokal Cikembar 143.240 MHz JZ10ZZL0606
6. RAPI Lokal Sukabumi Timur 142.580 MHz JZ10ZZL0607
7. RAPI Lokal Sukabumi Selatan 142.380 MHz JZ10ZZL0608
8. RAPI Lokal Sukabumi Utara 143.440 MHz JZ10ZZL0609

c. RAPI WILAYAH 07 KABUPATEN CIANJUR ( JZ10ZZW07)


Frekuensi Kerja : 143.140 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Cipanas 142.300 MHz JZ10ZZL0701
2. RAPI Lokal Sukaluyu 142.720 MHz JZ10ZZL0702
3. RAPI Lokal Cibeber 142.480 MHz JZ10ZZL0703
4. RAPI Lokal Cianjur Selatan 142.180 MHz JZ10ZZL0704
5. RAPI Lokal Cianjur Kota 143.160 MHz JZ10ZZL0705
6. RAPI Lokal Cidaun 142.420 MHz JZ10ZZL0706

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 21
d. RAPI WILAYAH 08 KABUPATEN PURWAKARTA ( JZ10ZZW08)
Frekuensi Kerja : 143.120 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu

1. RAPI Lokal 01 143.060 MHz JZ10ZZL0801


2. RAPI Lokal 02 143.240 MHz JZ10ZZL0802
3. RAPI Lokal 03 142.120 MHz JZ10ZZL0803

e. RAPI WILAYAH 09 KABUPATEN SUBANG ( JZ10ZZW09)


Frekuensi Kerja : 142.500 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu

1. RAPI Lokal 01 142.440 MHz JZ10ZZL0901


2. RAPI Lokal 02 143.280 MHz JZ10ZZL0902
3. RAPI Lokal 03 142.180 MHz JZ10ZZL0903

f. RAPI WILAYAH 10 KABUPATEN KARAWANG ( JZ10ZZW10)


Frekuensi Kerja : 142.460 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama
Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Karawang Barat 143.480 MHz JZ10ZZL1001
2. RAPI Lokal Karawang Timur 142.740 MHz JZ10ZZL1002
3. RAPI Lokal Karawang Utara 142.820 MHz JZ10ZZL1003
4. RAPI Lokal Karawang Selatan 142.140 MHz JZ10ZZL1004

g. RAPI WILAYAH 11 KOTA BEKASI ( JZ10ZZW11)


Frekuensi Kerja : 143.460 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Bekasi Timur 142.200 MHz JZ10ZZL1101
2. RAPI Lokal Pondok Gede 142.220 MHz JZ10ZZL1102
3. RAPI Lokal Bekasi Selatan 143.340 MHz JZ10ZZL1103
4. RAPI Lokal Bekasi Utara 142.100 MHz JZ10ZZL1104
5. RAPI Lokal Medan Satria 142.240 MHz JZ10ZZL1105
6. RAPI Lokal Jati Asih 142.860 MHz JZ10ZZL1106
7. RAPI Lokal Bekasi Barat 142.280 MHz JZ10ZZL1107
8. RAPI Lokal Bantar Gebang 142.880 MHz JZ10ZZL1108
9. RAPI Lokal Rawa Lumbu 142.580 MHz JZ10ZZL1109
10. RAPI Lokal Mustika Jaya 142.620 MHz JZ10ZZL1110
11. RAPI Lokal Pondok Melati 142.660 MHz JZ10ZZL1111
12 RAPI Lokal Jati Sampurna 142.980 MHz JZ10ZZL1112

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 22
h. RAPI WILAYAH 12 KOTA BANDUNG ( JZ10ZZW12)
Frekuensi Kerja : 142.700 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Ujung Berung 142.520 MHz JZ10ZZL1201
2. RAPI Lokal Karees 142.600 MHz JZ10ZZL1202
3. RAPI Lokal Tegal Lega 142.280 MHz JZ10ZZL1203
4. RAPI Lokal Cibeunying 143.240 MHz JZ10ZZL1204
5. RAPI Lokal Bojonagara 142.800 MHz JZ10ZZL1205
6. RAPI Lokal Gede Bage 143.280 MHz JZ10ZZL1206
7. RAPI Lokal Antapani 143.400 MHz JZ10ZZL1207

i. RAPI WILAYAH 13 KABUPATEN SUMEDANG ( JZ10ZZW13)


Frekuensi Kerja : 143.080 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu

1. RAPI Lokal 1 143.020 MHz JZ10ZZL1301


2. RAPI Lokal 2 143.040 MHz JZ10ZZL1302
3. RAPI Lokal 3 142.920 MHz JZ10ZZL1303

j. RAPI WILAYAH 14 KABUPATEN GARUT ( JZ10ZZW14)


Frekuensi Kerja : 143.060 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Bungbulang 143.180 MHz JZ10ZZL1401
2. RAPI Lokal Cibatu 143.220 MHz JZ10ZZL1402
3. RAPI Lokal Leles 142.320 MHz JZ10ZZL1403
4. RAPI Lokal Garut Barat 143.320 MHz JZ10ZZL1404
5. RAPI Lokal Garut Kota 142.980 MHz JZ10ZZL1405
6. RAPI Lokal Garut Timur 142.780 MHz JZ10ZZL1406
7. RAPI Lokal Pamengpeuk 143.380 MHz JZ10ZZL1407
8. RAPI Lokal Garut Selatan 143.460 MHz JZ10ZZL1408
9. RAPI Loksl Pakenjeng 143.480 MHz JZ10ZZL1409
10. RAPI Lokal Talegong 143.440 MHz JZ10ZZL1410
11. RAPI Lokal Cilawu 143.120 MHz JZ10ZZL1411

k. RAPI WILAYAH 15 KABUPATEN TASIKMALAYA ( JZ10ZZW15)


Frekuensi Kerja : 142.940 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu

1. RAPI Lokal 1 142.460 MHz JZ10ZZL1501


2. RAPI Lokal 2 142.260 MHz JZ10ZZL1502
3. RAPI Lokal 3 142.400 MHz JZ10ZZL1503

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 23
l. RAPI WILAYAH 16 KABUPATEN CIAMIS ( JZ10ZZW16)
Frekuensi Kerja : 142.920 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Rancah 142.720 MHz JZ10ZZL1601
2. RAPI Lokal Ciamis Kota 142.600 MHz JZ10ZZL1602
3. RAPI Lokal Banjar Sari 142.120 MHz JZ10ZZL1603
4. RAPI Lokal Kawali 142.620 MHz JZ10ZZL1604
5. RAPI Lokal Cisaga 142.740 MHz JZ10ZZL1605
6. RAPI Lokal Cihaur Beuti 142.880 MHz JZ10ZZL1606

m. RAPI WILAYAH 17 KOTA CIREBON ( JZ10ZZW17)


Frekuensi Kerja : 143.260 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Harjamukti 143.100 MHz JZ10ZZL1701
2. RAPI Lokal Kesambi 142.940 MHz JZ10ZZL1702
3. RAPI Lokal Kejaksaan 142.780 MHz JZ10ZZL1703

n. RAPI WILAYAH 18 KABUPATEN KUNINGAN ( JZ10ZZW18)


Frekuensi Kerja : 143.420 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Kuningan Timur 142.660 MHz JZ10ZZL1801
2. RAPI Lokal Kuningan Kota 142.500 MHz JZ10ZZL1802
3. RAPI Lokal (Cadangan ) 142.440 MHz JZ10ZZL1803

o. RAPI WILAYAH 19 KABUPATEN INDRAMAYU ( JZ10ZZW19)


Frekuensi Kerja : 142.700 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama
Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Indramayu Selatan 142.420 MHz JZ10ZZL1901
2. RAPI Lokal Indramayu Kota 143.340 MHz JZ10ZZL1902
3. RAPI Lokal Indramayu Tengah 142.240 MHz JZ10ZZL1903
4. RAPI Lokal Indramayu Timur 143.440 MHz JZ10ZZL1904
5. RAPI Lokal Indramayu Barat 143.360 MHz JZ10ZZL1905

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 24
p. RAPI WILAYAH 20 KABUPATEN MAJALENGKA ( JZ10ZZW20)
Frekuensi Kerja : 142.540 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun
Zulu
1. RAPI Lokal 1 142.560 MHz JZ10ZZL2001
2. RAPI Lokal 2 142.580 MHz JZ10ZZL2002
3. RAPI Lokal 3 142.600 MHz JZ10ZZL2003
4. RAPI Lokal 4 142.620 MHz JZ10ZZL2004

q. RAPI WILAYAH 22 KABUPATEN BANDUNG ( JZ10ZZW22)


Frekuensi Kerja : 142.640 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Baleendah 142.220 MHz JZ10ZZL2201
2. RAPI Lokal Pangalengan 142.760 MHz JZ10ZZL2202
3. RAPI Lokal Banjaran 143.420 MHz JZ10ZZL2203
4. RAPI Lokal Majalaya 142.480 MHz JZ10ZZL2204
5. RAPI Lokal Cicalengka 143.200 MHz JZ10ZZL2205
6. RAPI Lokal 06 kertasari 142.620 MHz JZ10ZZL2206
7. RAPI Lokal 07 ciparay-pacet 142.400 MHz JZ10ZZL2207
8. RAPI Lokal 08 soreang 142.820 MHz JZ10ZZL2208
9. RAPI Lokal 09 dayeuhkolot -bojong 142.340MHz JZ10ZZL2209
soang
10 RAPI Lokal 10 pasir jambu 142.500 MHz JZ10ZZL2210

r. RAPI WILAYAH 23 KABUPATEN CIMAHI ( JZ10ZZW23)


Frekuensi Kerja : 142.860 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Cimahi Selatan 142.120 MHz JZ10ZZL2301
2. RAPI Lokal Cimahi Tengah 142.740 MHz JZ10ZZL2302
3. RAPI Lokal Cimahi Utara 142.840 MHz JZ10ZZL2303

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 25
s. RAPI WILAYAH 24 KOTA DEPOK ( JZ10ZZW24)
Frekuensi Kerja : 142.380 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Sukmajaya 142.860 MHz JZ10ZZL2401
2. RAPI Lokal Beji 143.160 MHz JZ10ZZL2402
3. RAPI Lokal Pancoran Mas 142.640 MHz JZ10ZZL2403
4. RAPI Lokal Cimanggis 143.020 MHz JZ10ZZL2404
5. RAPI Lokal Bojongsari 142.440 MHz JZ10ZZL2405
6. RAPI Lokal Cinere 143.220 MHz JZ10ZZL2406
7. RAPI Lokal Tapos 143.42 MHz JZ10ZZL2407
8. RAPI Lokal Cilodong 142.560 MHz JZ10ZZL2408
9. RAPI Lokal Cipayung 142.760 MHz JZ10ZZL2409
10. RAPI Lokal Sawangan 142.480 MHz JZ10ZZL2410
11. RAPI Lokal Limo 143.480 MHz JZ10ZZL2411

t. RAPI WILAYAH 25 KOTA BOGOR ( JZ10ZZW25)


Frekuensi Kerja : 143.380 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Bogor Utara 143.100 MHz JZ10ZZL2501
2. RAPI Lokal Bogor Timur 142.520 MHz JZ10ZZL2502
3. RAPI Lokal Bogor Selatan 142.480 MHz JZ10ZZL2503
4. RAPI Lokal Bogor Tengah 142.420 MHz JZ10ZZL2504
5. RAPI Lokal Bogor Barat 142.160 MHz JZ10ZZL2505
6. RAPI Lokal Tanah Sareal 143.060 MHz JZ10ZZL2506

u. RAPI WILAYAH 26 KABUPATEN CIREBON ( JZ10ZZW26)


Frekuensi Kerja : 143.380 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Timur 142.780 MHz JZ10ZZL2601
2. RAPI Lokal Tengah 142.960 MHz JZ10ZZL2602
3. RAPI Lokal Barat 142.560 MHz JZ10ZZL2603

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 26
v. RAPI WILAYAH 27 KOTA BANJAR ( JZ10ZZW27)
Frekuensi Kerja : 142.820 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Banjar 142.300 MHz JZ10ZZL2701
2. RAPI Lokal Pataruman 142.200 MHz JZ10ZZL2702
3. RAPI Lokal Purwaharja 142.800 MHz JZ10ZZL2703
4. RAPI Lokal Langen Sarai 142.100 MHz JZ10ZZL2704

w. RAPI WILAYAH 28 KABUPATEN BANDUNG BARAT ( JZ10ZZW28)


Frekuensi Kerja : 143.100 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Padalarang 143.260 MHz JZ10ZZL2801
2. RAPI Lokal Lembang 143.040 MHz JZ10ZZL2802
3. RAPI Lokal Batujajar 143.360 MHz JZ10ZZL2803
4. RAPI LokalCikalong/Cipeundeuy 143.320 MHz JZ10ZZL2804
5. RAPI Lokal Rongga 142.880 MHz JZ10ZZL2805
6. RAPI Lokal Cisarua 143.240 MHz JZ10ZZL2806
7. RAPI Lokal Ngamprah 142.440 MHz JZ10ZZL2807

x. RAPI WILAYAH 29 KABUPATEN BEKASI ( JZ10ZZW29)


Frekuensi Kerja : 142.260 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal Babelan 143.080 MHz JZ10ZZL2901
2. RAPI Lokal Tambun 142.160 MHz JZ10ZZL2902
3. RAPI Lokal Cibitung 142.840 MHz JZ10ZZL2903
4. RAPI Lokal Cikarang 142.940 MHz JZ10ZZL2904
5. RAPI Lokal Cibarusah 142.780 MHz JZ10ZZL2905

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 27
y. RAPI WILAYAH 30 KABUPATEN PANGANDARAN ( JZ10ZZW30)
Frekuensi Kerja : 142.360 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal 1 143.260 MHz JZ10ZZL3001
2. RAPI Lokal 2 142.32 MHz JZ10ZZL3002

z. RAPI WILAYAH 31 KOTA SUKABUMI ( JZ10ZZW31)


Frekuensi Kerja : 143.420 MHz

aa. RAPI WILAYAH 01 KOTA TASIKMALAYA ( JZ10ZZW01)


Frekuensi Kerja : 142.260 MHz

Alokasi Frekuensi Lokal


No. RAPI Lokal Frekuensi Nama Stasiun Zulu
1. RAPI Lokal 1 Kota Tasikmalaya 143.140 MHz JZ10ZZL0101

B. Uji Kelayakan Perangkat KRAP

Uji kelaikan perangkat dimaksudkan sebagai upaya agar secara teknis perangkat KRAP yang
dipergunakan sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh Pemerintah. Bila perangkat
KRAP tidak sesuai dengan ketentuan, dikhawatirkan terjadi gangguan terhadap alat
komunikasi lainnya.

a. daya pancar

Daya Pancar untuk perangkat KRAP yang dibenarkan sesuai ketentuan :


1. Daya Pancar Band HF.
12 Watt PEP (Peak Envelope Power), merupakan Frekuensi dengan Band Sisi
Tunggal Atas (USB = Upper Side Band) dengan gelombang pembawa ditekan (SSBC
= Single Side Band Suppressed Carrier) untuk Komunikasi Radio Telepon.
Gelombang AM (Amplitudo Modulasi) dilarang dipergunakan Pengguna KRAP.
2. Daya Pancar Band VHF.
25 Watt untuk perangkat induk (Rig) dan 5 Watt untuk perangkat jinjing (Handy
Talky). Pada Band VHF, pengguna KRAP difasilitasi penggunaan Pancar Ulang
(Repeater) dengan daya pancar maksimum 50 Watt menggunakan gelombang
pembawa modulasi Frekuensi (FM) untuk Komunikasi Radio Telepon. Pengguna
KRAP tidak diperkenankan menggunakan Penguat Daya Pancar atau External Power
Amplifier (Booster).

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 28
b. Perangkat Dasar KRAP

1) Radio Transceiver, Pesawat Radio yang berfungsi sebagai Radio Pemancar dan
Penerima. Daya Pancar dari sebuah Radio Transceiver tergantung dari Daya Out
Put (Watt) bagian pemancarnya (Final). Daya penerimaan setiap Radio Tranceiver
diatur dengan ukuran standar (RF Gain). Radio Transceiver yang digunakan pada
Base Station / Stasiun Tetap disebut dengan RIG, sedangkan Handy Transceiver
(HT) adalah jenis Radio Transceiver genggam.
2) Catu Daya / power supply, merupakan sumber tegangan listrik DC untuk Radio
Transceiver, dapat berupa Baterai Kering dengan tegangan antara 1,2 - 1,5 Volt DC,
Baterai Basah (Accu) biasanyan 12 Volt DC atau Power Supply dengan tegangan 0-
15 Volt DC (atur untuk RIG = 13,8 Volt).
3) Coaxial Cable, kabel Antenna merupakan jalur Transmisi antara Radio Transceiver
dengan Antenna. Gunakan jenis kabel dengan inpedance 50 ohm, misal type RG 58.
Untuk meningkatkan daya transmisi penerimaan dan pancaran perlu dilakukan
pengujian Kabel Antenna dengan menggunakan Power Meter atau SWR Meter dan
Dummy Load serta Radio Transceiver itu sendiri.
4) Antenna, pada dasarnya terdiri 2 (dua) jenis yaitu Omni directional, Antenna
dengan pancaran dan penerimaan dari dan ke segala arah. Dipasang secara
vertikal. Serperti : Ring-O/Ground Plane,Slim Jim, Antena Mobile, Antena standar
HT, dsbnya. Directional, Antena dengan pancaran dan penerimaan hanya pada satu
arah. Dapat dipasang vertikal (2 meter) maupun horizontal (11 meter). Sebuah
antena Directional terdiri dari Proyektor (Driven) berfungsi sebagai antena,
Reflektor yang berfungsi sebagai pemantul, dan Direktor yang berfungsi sebagai
pengarah, seperti : antena Yagi, antena Zulu Lima dan sejenisnya, antena
directgional / arah ini tidak diizinkan digunakan do KRAP.
Sistim Antenna yang diizinkan untuk digunakan pada kegiatan KRAP :
a) polarisasi vertikal dan horisontal pada pita HF dengan panjang gelombang
maksimal 5/8 lambda;
b) polarisasi vertikal dan horisontal pada pita VHF dengan panjang gelombang
maksimal 7/8 lambda;
c) antena yang dipasang pada bangunan antena untuk stasiun tetap KRAP,
ketinggian antenanya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
i. antena KRAP yang didirikan di atas bangunan gedung bertingkat, tidak
boleh melebihi 11 (sebelas) meter dari permukaan tanah;
ii. antena KRAP yang didirikan di sekitar stasiun radio pantai atau bandar
udara, wajib memperhatikan ketentuan khusus yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang dalam keselamatan pelayaran atau
penerbangan;
iii. antena KRAP yang didirikan di dalam dan di sekitar wilayah stasiun
pantai atau bandar udara hanya boleh dilakukan dengan seizin
Syahbandar atau pejabat yang berwenang di bandar udara tersebut;
iv. bangunan antena harus kuat, tidak membahayakan keselamatan umum
dan harus tunduk kepada peraturan tata kota atau ketentuan pemerintah
daerah tersebut; ketinggian antena stasiun bergerak KRAP, harus
memperhatikan keamanan terhadap bahaya adanya jaringan arus listrik.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 29
C. Nama Panggilan Stasiun Radio KRAP

Tanda Panggilan (Call Sign) adalah identitas yang diberikan oleh Menteri kepada pemilik
IKRAP untuk komunikasi radio antar penduduk. Sedangkan penyebutan stasiun zulu
diatur secara internal oleh organisasi RAPI melalui Perturan Organisasi. Setiap Anggota
RAPI hanya berhak memiliki 1 (satu) Izin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP),
setiap IKRAP hanya mendapat 1 (satu) Nama Panggilan (callsign / 10.28). Setiap Nama
Panggilan didahului dengan Prefix huruf JZ, diucap dengan “Juliet Zulu”, yaitu merupakan
Nama Panggilan yang ditetapkan untuk seseorang atau Organisasi berdasarkan Daftar
Alokasi Nama Panggilan yang telah ditentukan International Telecommunication Union
(ITU). Prefix tersebut diikuti Kode Angka 01 sampai 34 yang merupakan Kode Daerah
(Provinsi) di Indonesia. Selanjutnya diikuti Suffix dari huruf AA - ZZ, AAA - ZZZ dan AAAA
- ZZZZ.

Daftar Kode kegiatan dalam stasiun panggil bankom sesuai kegiatan

NO NAMA KEGIATAN STASIUN ZULU

1 Operasional Kegiatan RAPI JZ00ZZO


2 Kegiatan SAR JZ00ZZA
3 Kegiatan Penanggulangan Bencana JZ00ZZB
4 Kegiatan Kementerian Sosia JZ00ZZS
5 Kegiatan Kesehatan JZ00ZZK
6 Kegiatan Perhubungan. JZ00ZZH
7 Kegiatan Radio Siaran JZ00ZZR
8 Kegiatan Kamtibmas. JZ00ZZP
9 Kegiatan Pertahanan dan Keamanan. JZ00ZZT
10 Kegiatan Lingkungan Hidup. JZ00ZZX
11 Kegiatan Pramuka. JZ00ZZV
12 Kegiatan Palang Merah. JZ00ZZM
13 Kegiatan Kominfo. JZ00ZZI
14 Kegiatan Pekerjaan Umum. JZ00ZZU
15 Kegiatan ke Agamaan JZ00ZZJ
16 Kegiatan Organisasi Sosia JZ00ZZC
17 Kegiatan BMKG JZ00ZZG

Contoh :
Kegiatan Kementerian Sosial
Stasiun Panggil Bankom Nasional : JZ00ZZS
Stasiun Panggil Bankom Daerah Jawa Barat : JZ10ZDS
Stasiun Panggil Bankom Wilayah Karawang : JZ10ZWS10
Stasiun Panggil Bankom Lokal Karawang Timur : JZ10ZLS1002

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 30
KODE RAPI DAERAH DAN STASIUN ZULU

NO. NAMA RAPI DAERAH STASIUN ZULU

1 RAPI Daerah Nanggroe Aceh Darussalam JZ01ZZD


2 RAPI Daerah Sumatera Utara JZ02ZZD
3 RAPI Daerah Sumatera Barat JZ03ZZD
4 RAPI Daerah Riau JZ04ZZD
5 RAPI Daerah Jambi JZ05ZZD
6 RAPI Daerah Sumatera Selatan JZ06ZZD
7 RAPI Daerah Bengkulu JZ07ZZD
8 RAPI Daerah Lampung JZ08ZZD
9 RAPI DKI Jakarta JZ09ZZD
10 RAPI Daerah Jawa Barat JZ10ZZD
11 RAPI Daerah Jawa Tengah JZ11ZZD
12 RAPI DI Yogyakarta JZ12ZZD
13 RAPI Daerah Jawa Timur JZ13ZZD
14 RAPI Daerah Bali JZ15ZZD
15 RAPI Daerah Nusa Tenggara Barat JZ15ZZD
16 RAPI Daerah Nusa Tenggara Timur JZ16ZZD
17 RAPI Daerah Kalimantan Utara JZ17ZZD
18 RAPI Daerah Kalimantan Timur JZ18ZZD
19 RAPI Daerah Kalimantan Selatan JZ19ZZD
20 RAPI Daerah Kalimantan Tengah JZ20ZZD
21 RAPI Daerah Kalimantan Barat JZ21ZZD
22 RAPI Daerah Sulawesi Utara JZ22ZZD
23 RAPI Daerah Sulawesi Tengah JZ23ZZD
24 RAPI Daerah Sulawesi Selatan JZ24ZZD
25 RAPI Daerah Sulawesi Tenggara JZ25ZZD
26 RAPI Daerah Maluku JZ26ZZD
27 RAPI Daerah Papua JZ27ZZD
28 RAPI Daerah Maluku Utara JZ28ZZD
29 RAPI Daerah Papua Barat JZ29ZZD
30 RAPI Daerah Banten JZ30ZZD
31 RAPI Daerah Kep. Bangka Belitung JZ31ZZD
32 RAPI Daerah Gorontalo JZ32ZZD
33 RAPI Daerah Kepulauan Riau JZ33ZZD
34 RAPI Daerah Sulawesi Barat JZ34ZZD

Stasiun Zulu RAPI Nasional JZ00ZZZ

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 31
D. Pengurusan Izin KRAP dan Menjadi Anggota RAPI

Dengan diberlakukannya PM 17 Tahun 2018 pada tanggal 31 Desember 2018, maka


Izin Komunikasi Radio Antar Penduduk dilakukan secara mandiri bagi calon anggota RAPI.
Ini memudahkan buat calon Anggota bilamana sudah terbiasa di dalam melakukan
transaksi eletronik seperti, e-banking, e-buy maupun transaksi eletronik lainnya sebab
proses E-IKRAP ini kurang lebih sama di dalam menjalankannya. Namun untuk calon
anggota yang belum terbiasa bahkan belum mengerti untuk transaksi eletronik, maka
disarankan untuk mendatangi pengurus lokal di tingkat Kecamatan.

Adapun Alur Pengurusan izin E-IKRAP menurut PM 17 Tahun 2019 dapat dilihat
pada tabel / gambar pada halaman berikutnya

Untuk setiap calon anggota RAPI setelah mendapatkan IKRAP secara daring / on
line maka langkah berikutnya silahkan menghubungi pengurus lokal masing masing untuk
mendapatkan penjelasan dengan mengikuti tabel / langkah dihalaman berikut ini.

IKRAP dapat di cetak melalui akun SDPPI yang mana calon anggota telah
mendaftarkan diri pada website SDPPI untuk pengurusan E-IKRAP.

Untuk anggota lama yang sudah mempunyai IKRAP dan KTA sebelum sistim online
ini diberlakukan, untuk segera melakukan singkronisasi agar supaya data base
keanggotannya dipastikan terdaftar dan lengkap pada data base SDPPI dan akan
mempermudah perpanjangan IKRAP sebelum masa berlaku IKRAP habis.

Untuk anggota yang mengalami kesulitan dan kendala di dalam daring untuk E-
IKRAP dan sinkronisasi supaya dapat menghubungi kepengurusan di tingkat lokal /
wilayah yang tidak memiliki lokal untuk dapat dibantu secara berjenjang dan uintuk
setiap lokal diharapkan mempunyai admin / sekretaris / wakil sekretaris yang sudah
mahir di daring E-IKRAP.

Bilamana masih ada Lokal / Wilayah yang tidak memiliki lokal yang masih kesulitan
di daring E-IKRAP dan E-KTA serta pemberkasan sebelum dan sesudah software E-KTA
dimulai supaya dapat meminta kepada satu jenjang organisasi diatasnya guna
pelaksanaan BIMTEK E-IKRAP dan E-KTA.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 32
PENDAFTARAN MANDIRI E-IKRAP DAN E-KTA

TUGAS PENDAFTAR SDPPI–KOMINFO ONLINE PENGURUS RAPI

Tugas Nasional
2 1. Ke laman https://iar-ikrap.postel.go.id/
postel.go.id
3 1. Validasii Iuran
2. Copy data ke main Data base
2. Mendaftar 3. Validasi data ke SDPPI
3. Mengisi 4. Cetak KTA
formulir on 5. Kirim KTA ke Daerah
line
Tolak Setuju
1 11
Menyiapkan Dokumen
untuk E-IKRAP :
Terbit
1.Surel / E-mail
Surat
2.Scan KTP
3.Scan Photo latar Biru Pemberitahuan
Pembayaran 10 12
Biaya
Mengulang (SPPB)
Proses On Tugas Daerah
IKRAP Tugas Daerah
1. Scan KTA
line 1. Validasi
2. Input ke Data
2. E-mail ke
Base Daerah
Nasional
3. Kirim Ke Wil.
Dicetak
4
Mandiri

Jika dlm waktu 3 hari SPPB tidak


dibayarkan maka SPPB tidak
berlaku dan pemohon mengulang
proses dari awal
9 13
5
Tugas Wilayah
Pembayaran Tugas Wilayah
1. Scan KTA
Biaya IKRAP 1. Validasi
2. Input ke Data
2. E-mail ke
melalui bank Atau Daerah
Base Wilayah
(host to host) 3. Kirim Ke Lok.
< 3 Hari
Sejak terbit
SPPB 1x24 Jam
Data Base
Dicetak Penerbitan SDPPI
Mandiri IKRAP
8 14
7 6
Tugas Lokal
Laporan Ke 1. Pemberkasa Tugas Lokal
Pengurus 2. Verifikasi 1. Scan KTA
Lokal dgn 3. E-mail ke 2. Input ke Data
bayar iuran Wilayah Base Lokal
Lokal, 3. Buat Tanda
Wilayah, terima KTA
Daerah dan 4. Serahkan Ke
Nasional Anggota

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 33
PEMBERKASAN E-KTA SEBELUM MENGGUNAKAN SOFTWARE
PENGURUS LOKAL PENGURUS DAERAH
TUGAS PENDAFTAR DAN DAN
PENGURUS WILAYAH PENGURUS NASIONAL

1 2 5
PENGURUS LOKAL PENGURUS NASIONAL

1. Menyiapkan form permohonan 1. Buka E-Mail Nasional


PENYIAPAN DOKUMEN KTA 2. Down load file dari Daerah
2. Mengisi pemberkasan di data Excel 3. Validasi data data
1.Scan IKRAP
a. Data Lokal a. Data Daerah
2.Mengisi / Scan Surat b. Data Base Anggota
Permohonan KTA b. Data Base Anggota
c. Lampiran template a. Lampiran –lampiran
( bermaterai cukup) 1). Scan IKRAP 4. Gabungkan data base anggota
3. Scan Photo latar biru 2). Scan KTP dari tiap tiap tiap daerah dan
4.Scan KTP 3). Scan Photo lampirannya kedalam data base
5.Scan bukti iuran 4). Scan form Pendaftaran Nasional
a.Lokal 5). Scan setf. BO u/Perpjng 5. Simpan bukti pembayaran iuran
6). Scan bukti iuran Nasional
b.Wilayah
a) Iuran Nasional 6. Validasi data daerah ke data
c. Daerah b) Iuran Daerah
d.Nasional SDPPI
c) Iuran Wilayah 7. Cetak KTA
6.Scan Sertifikat BO 3. Verifikasi Seluruh Data 8. Kirim KTA ke Daerah
(bagi perpanjangan) 4. Kirim E-mail ke Wilayah dengan 9. Bagikan data base daerah yang
PENDAFTAR SIMPAN nama file : membutuhkan kemasing
02_karawang timur_09102019.xls masing daerah.
BUKTI ASLI a. 02 kode lokal 10. Membantu daerah yang
b. Karawang Timur Nama Lokal membutuhkan perbaikan data
c. 09102019 tgl,bulan,tahun base dan lainnya
5. Dianjurkan validasi setiap hari dan
langsung dikirim ke Wilayah

3 4

PENGURUS WILAYAH PENGURUS DAERAH

1. Buka E-Mail Wilayah 1. Buka E-Mail Daerah


2. Down load file dari lokal 2. Down load file dari Wilayah
3. Validasi data data 3. Validasi data data
a. Data Lokal b. Data Wilayah
b. Data Base Anggota c. Data Base Anggota
c. Lampiran –lampiran d. Lampiran –lampiran
4. Gabungkan data base anggota ke 4. Gabungkan data base anggota ke
data base Wilayah. data base Daerah.
5. Gabungkan data base anggota 5. Gabungkan data base anggota dari
dari tiap tiap lokal dan tiap tiap wilayah dan lampirannya
lampirannya ke dalam satu file kedalam satu file yang akan
yang akan dikirim ke daerah dikirim ke Nasional
6. Simpan bukti pembayaran iuran 6. Simpan bukti pembayaran iuran
Wilayah Daerah
6. Kirim E-mail ke Daerah dengan 7. Kirim E-mail ke Nasional dengan
nama file : nam file :
10_kab karawang_9102019.xls 10_Jawa Barat_09102019.xls
a. 10 kode wilayah a. 10 kode daerah
b. Kab Karawang Nama Wilayah b. Jawa Barat nama Daerah
d. 09102019 tgl,bulan dan tahun c. 09102019 Tgl, bln dan tahun
7. Dianjurkan validasi setiap hari 7. Dianjurkan validasi setiap hari
dan langsung dikirim ke Daerah dan langsung dikirim ke Nasional

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 34
BAB IV
TATA CARA BERKOMUNIKASI DENGAN PERANGKAT KRAP

Komunikasi Radio Antar Penduduk adalah kegiatan Komunikasi Radio pada Band Frekuensi yang
telah ditetapkan secara khusus. Komunikasi ini dapat dilakukan oleh setiap orang yang sudah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Organisasi maupun Pemerintah.
Adapun kegunaan Stasiun KRAP antara lain :

1. Kegiatan Persahabatan, Pembinaan RAPI, BanKom, Sosial Kemasyarakatan, Kepramukaan,


Berita Marabahaya, Olah Raga, Bencana dan SAR, Kegiatan Kemanusiaan lainnya.
2. Komunikasi Radio Dalam Negeri.
3. Wajib menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan menggunakan kode 10 (
Ten Code ).

Adapun larangan Stasiun KRAP sebagai berikut :

1. Stasiun KRAP dilarang untuk mengomunikasikan hal hal: Politik, SARA, Gangguan Keamanan,
Komersil;
2. Menggunakan Sandi selain Kode-10
3. Berkomunikasi dengan KRAP yang tidak ber-izin
4. Disambung dengan Jaringan Telekomunikasi lain.
5. Mengedarkan Berita tidak benar (hoax),
6. Memancarkan Musik, Pidato, Menyanyi, Dongeng, Pembicaraan Asusila.
7. Stasiun KRAP dilarang digunakan untuk kepentingan Dinas Instansi / Swasta, Kapal Laut atau
Pesawat Udara.
8. Stasiun KRAP dengan seizin pemiliknya dapat digunakan oleh pemegang IKRAP.
9. Meminjamkan stasiun kepada orang yang tidak memiliki IKRAP.

Perangkat KRAP dengan gelombang VHF (2 meter band) dengan Band Frekuensi 142,000 –
143,600 MHz, modulasi FM dan kelas emisi 16K0F3E (FM=Frequency Modulation). Setiap
Frekuensi dapat digunakan untuk penyampaian berita gawat darurat.

Daya Pancar perangkat maksimum :


1. Perangkat Pancar Ulang (Repeater) : 50 watt.
2. Perangkat Induk (Rig) : 25 watt.
3. Perangkat Genggam (HT) : 5 watt.
4. Tidak boleh disambung pada Penguat Daya Pancar dengan cara apapun.

A. Kelengkapan Perangkat dan Persiapan Berkomunikasi

Untuk memulai kegiatan Komunikasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :
1. Memiliki IKRAP , KTA, Nama Panggilan (Callsign / 10–28).
2. Stasiun Tetap (Base Station) memasang Papan Nama, sedangkan untuk Stasiun Bergerak
(Mobile Station) memasang sticker / badge.
3. Siapkan sarana pendukung : Catatan, Call Book, Log Book, Form Berita, Jam, Kalender,
Referensi lainnya dan Surat Izin.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 35
4. Aktifkan perangkat Radio diawali memeriksa kesempurnaan Catu Daya, Power Supply,
Pemancar, Penerima, Antena dsb.
5. Tune Pemancaran pada Frekuensi kosong.
6. Pilihlah Kanal (Frekuensi) aktif, atau bila siap, pilih Kanal kosong untuk membuka Kanal.
Usahakan pada Kanal Lokal / Wilayah (Frekuensi Kerja).
7. Monitor (pantau) sejenak Kanal / Frekuensi sebelum memutuskan untuk bekerja pada
Kanal Frekuensi tersebut.

B. Tata Cara Pokok Berkomunikasi

1. Setiap pemegang IKRAP sebelum melakukan Komunikasi Radio diharuskan memantau


Kanal / Frekuensi terlebih dahulu, untuk mengetahui Stasiun Radio lain yang sedang
berkomunikasi.
2. Pada awal akan mengadakan hubungan Komunikasi, wajib menyebutkan Nama Panggilan
(10-28 / callsign) yang sah sesuai dengan IKRAP yang dimilikinya serta menyampaikan
informasi tentang lokasi berada (10-20).
3. Memprioritaskan penyampaian berita-berita yang berkaitan dengan Keamanan Umum,
Ketertiban Masyarakat, Kesalamat Jiwa Manusia dan Harta Benda.
4. Pembicaraan berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menjaga
sopan santun.
5. Pada kegiatan Komunikasi, untuk mempersingkat pembicaraan dengan menggunakan
Kode 10 (Ten Code), sebaiknya lakukan Pencatatan pada Log Book saat berkomunikasi,
tentang : Tanggal, Jam dan Kanal Frekuensi berlangsungnya Komunikasi, Nama Panggil an
(10-28) lawan bicara, Alamat (lokasi) Lawan Bicara (10-85) dan Laporan Kekuatan Sinyal
dan Modulasi.

C. Laporan Sinyal dan Modulasi

Laporan Sinyal (Signal Report) adalah Tingkat Kekuatan Sinyal (Strength Signal) yang terlihat
pada S (Signal) meter, pada perangkat KRAP :
1. Satu (1) Sinyal sayup sayup.
2. Dua (2) Sinyal sangat lemah.
3. Tiga (3) Sinyal lemah.
4. Empat (4) Sinyal hampir cukup.
5. Lima (5) Sinyal cukup.
6. Enam (6) Sinyal baik.
7. Tujuh (7) Sinyal mendekati kuat.
8. Delapan (8) Sinyal kuat.
9. Sembilan (9) Sinyal sangat kuat (full signal).

Untuk Tingkat Laporan Kekuatan Modulasi, sebagai berikut :


1. Satu (1) Sama sekali tidak jelas terdengar.
2. Dua (2) Kadang terdengar, kadang tidak.
3. Tiga (3) Terdengar dengan kesulitan.
4. Empat (4) Terdengar tanpa kesulitan.
5. Lima (5) Terdengar jelas dan sempurna.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 36
D. Konsep “I K I T”

Dalam berkomunikasi menggunakan KRAP disarankan senantiasa memperhatikan sebagai


berikut :
1. Irama :
a. Aturlah kalimat dengan mudah diterima / dimengerti untuk menghindari salah
mengartikan.
b. Kalimat jangan terlalu panjang, usahakan dengan kalimat singkat, padat, jelas dan
langsung.

2. Kecepatan :
a. Berbicara pada kecepatan sedang.
b. Pengucapan kata yang jelas.

3. Isi Suara :
a. Berbicara lebih kuat dari biasanya.
b. Jangan berbisik tetapi tidak berteriak.

4. Tinggi Nada :
a. Nada yang tinggi akan lebih jelas diterima lawan bicara dibandingkan dengan nada
yang rendah.
b. Penggunaan Echo Chamber atau alat pengubah suara, membuat sulit pendengaran
lawan bicara.

E. Komunikasi Point to Point

Tata cara komunikasi point to point sebagai berikut :


1. Monitor (pantau) dahulu pada Frekwensi yang diinginkan.
2. Menyebutkan lengkap Callsign (10-28) dan lokasi (10–20).
3. Pembicaraan diawali dengan menyebutkan Callsign dan biasakan mengucapkan kata
“ganti” pada akhir berbicara.
4. Memberikan prioritas kepada penyampai berita penting.
5. Adanya jedah waktu (interval) diantara pembicaraan.
6. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta gunakan Ten Code (kode 10)
untuk efisiensi komunikasi.
7. Mengatur Kanal apabila pertama kali hadir di Kanal.
8. Apabila Kanal sibuk, sementara butuh komunikasi agak panjang, sebaiknya berpindah
Frekuensi (tidak memonopoli).
9. Membiasakan menulis di Log Book dan dilarang menjadi Net Pengendali apabila sedang
dalam Stasiun Bergerak.

F. Bergabung Pada Suatu Kanal / Frekuensi

Tata cara bergabung pada suatu kanal / frekuensi sebagai berikut :


1. Monitor dahulu perhatikan siapa saja yang berkomunikasi.
2. Masuk pada interval (spasi) pembicaraan dengan menyebut Callsign (perlu menggunakan
kata “break” atau “contact”).

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 37
3. Bila ingin berkomunikasi dengan seseorang, maka awali ucapan dengan menyebut
Callsign lawan bicara, contoh JZ10DML memanggil JZ 10DW, maka pada interval, JZ10DML
masuk dengan mengatakan “JZ10DML disini JZ10DW 10-25”.
4. Berkomunikasi dengan kata-kata yang jelas, tidak cepat dan biasakan mengucap kata
“ganti” diakhir pembicaraan.
5. Prioritas kepada penyampai berita penting, dan memberi kesempatan pada Stasiun
Bergerak / perangkat terbatas.
6. Tidak dibenarkan menggunakan penguat microphone, seperti echo, ALC dan sejenisnya.
7. Bila memasuki suatu Kanal dan ternyata menurut pendengaran Anda tidak terdengar
Stasiun Radio yang tidak berkomunikasi (Kanal kosong), tetapi Anda ingin
mempergunakan Kanal tersebut atau akan memanggil Stasiun Radio yang dibutuhkan,
maka pertama-tama harus mengucapkan “Apakah Kanal / Frekuensi ini sedang
dipergunakan” ucapkan 3 kali. Bila ternyata tidak ada yang menjawab, maka
pergunakanlah Kanal tersebut sesuai kebutuhan.
8. Kata “interupsi”, apabila ingin menyela pembicaraan disebabkan sesuatu informasi yang
penting, gunakan saat jeda spasi Komunikasi. Contoh ucapan “JZ 10DML interupsi”.
9. Setelah selesai kepentingan, kembalikan pada pengguna sebelumnya dengan
mengucapkan “Terima Kasih”.
10. Kata “break” atau “contact” sebaiknya tidak dipakai untuk menyela hanya pada waktu
masuk pertama pembicaraan atau ingin bergabung dalam pembicaraan / komunikasi.
11. Jika tidak ada kepentingan dan hanya ingin bergabung, maka saat interval cukup
menyebut Callsign sendiri, contoh ucapan “JZ10DLM”.
12. Apabila mengetahui (mendengar) ada yang mau bergabung, pengguna sebelumnya juga
merespon, contoh ucapan “JZ10DLM terdengar, mohon bersabar satu dua kesempatan”.

G. Larangan dan Sanksi

1. Larangan

Setiap Stasiun KRAP dilarang untuk :


a. Memancarkan pembicaraan yang bersifat Politik, SARA, Gangguan Keamanan,
Komersil, Sandi selain Kode-10.
b. Berkomunikasi dengan KRAP yang tidak ber-izin.
c. Disambung dengan Jaringan Telekomunikasi lain.
d. Memancarkan berita tidak benar (hoax), Musik, Pidato, Menyanyi, Dongeng,
Pembicaraan Asusila.
e. Pemilik KRAP tidak diperkenankan meminjamkan perangkat KRAPnya kepada yang
tidak memiliki Izin.
f. Tidak mengudara, bila Pemerintah melarang mengudara pada kepentingan tertentu
(Radio Silent, 10-50).

2. Sanksi

Barangsiapa yang memakai atau yang memiliki Stasiun KRAP tanpa Izin yang sah, dapat
dituntut dengan Undang-Undang nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi pada
pasal 53, dengan ancaman hukuman penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun atau denda
setinggi-tingginya Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah).

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 38
Disamping itu pelanggaran yang dilakukan oleh Anggota RAPI dapat dikenakan Sanksi,
sebagai berikut :

a. Pencabutan izin akan dilakukan apabila Pemegang Izin melanggar dan melakukan
penyimpangan atas izin yang dikeluarkan.
b. Pencabutan Izin KRAP akan dilakukan oleh Pemerintah melalui Dirjen Parpostel.
c. Sanksi juga akan diberlakukan oleh RAPI sesuai dengan aturan yang berlaku bagi para
Pelanggar Anggota RAPI yang terbukti melanggar ketentuan yang telah ditetapkan,
baik oleh Pemerintah maupun oleh Organisasi.

RAPI mengharapkan partisipasi aktif Anggotanya dalam melakukan kegiatan yang


sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah maupun Organisasi, oleh
karenanya Tertib Komunikasi, Tertib Administrasi dan Tertib Organisasi menjadi harapan
para Anggota RAPI. Untuk menegakkan ketiga Tertib tersebut diatas, diperlukan
kesadaran para Anggotanya dalam melakukan kegiatan Komunikasi dan kegiatan lain
yang berkaitan dengan RAPI, antara lain :

1. Dua Bulan sebelum habis masa berlaku IKRAP KTA hendaknya mengajukan memeriksa
Surel atau menghubungi Sekretariat RAPI Lokal dan RAPI Wilayahnya.
2. Bagi mereka yang terlambat memperpanjang IKRAP nya maka pada hari yang sama
IKRAP akan dihapus dari sistem SDPPI

H. Alfabetis Internasional

International civil aviation organization (icao) & Nasional

HRF ICAO NASIONAL HRF ICAO NASIONAL

A Alfa Ambon N November Babire


B Bravo Bandung O Oscar Ogan
C Carlie Cirebon P Papa Padang
D Delta Demak Q Quebec Quadrat
E Echo Ende R Romeo Rembang
F Foxprot Flores S Siera Solo
G Gold Garut T Tanggo Tegal
H Hotel Halmahera U Uniform Ungaran
I Indian Indramayu V Victor Victoria
J Juliet Jambi W Whiskey Wonosobo
K Kilo Kupang X X’ray Xantippe
L Lima Lumajang Y Yangkee Yogyakarta
M Mike Manado Z Zulu Zanzibar

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 39
I. Kode 10 ( Ten Code )

Daftar kode 10 sebagaimana tabel berikut.

Kode ARTI KODE 10 Kode ARTI KODE 10


10 10
10-1 Diterima tidak sempurna (Receiving 10-51 BBM habis / penuh (Stop for Gas / Full)
Poorly)
10-2 Diterima sempurna (Receiving Well) 10-52 Butuh ban (Rubber Need)
10-3 Berhenti mengudara (Stop Transmiting) 10-53 Mobil pengantar / pengawal
10-4 Berita Diterima, OK (OK Message) 10-54 Frekuensi koordinasi (Freq, Allocation)
10-5 Berita ditujukan ke …. (Relay to Message) 10-55 Pengendara yang melanggar peraturan
10-6 Ada Kesibukan, Monitor (Bussy, Standby) 10-56 Laporan perkembangan (Progress
Report)
10-7 Perangkat Rusak / Tidak dapat mengudara 10-57 Butuh alat penerangan (Lighting Needed)
10-8 Sedang diperbaiki, jika baik kembali 10-58 Mobil mogok (to strike car)
mengudara
10-9 Berita Diulang (Repeat Message) 10-59 Membutuhkan montir
10-10 Berita selesai disampaikan, Monitor 10-60 Perintah selanjutnya …. ?
10-11 Berbicara terlalu cepat (Talking to fast) 10-61 Jalan tidak bisa dilewati
10-12 Mengundurkan diri / Ada Tamu 10-62 Tidak tersdengar, melalui telephon saja
10-13 Laporan keadaan cuaca / jalanan 10-63 Bankom dilaporkan oleh.......
10-14 Berita / Informasi (Message / Information) 10-64 Frekuensi ini bersih
10-15 Berita tidak benar (Uncorrect Message) 10-65 Menunggu berita selanjutnya
10-16 Mohon dijemput / diambil di …. 10-66 Berita ditunda / Batal (Cancel Message)
10-17 Ada urusan penting (Urgent Bussines) 10-67 Semua siap bertugas (All unit Comply)
10-18 Ada sesuatu untuk kami?(Anything for us?) 10-68 Ada acara pertemuan (Have a meeting
at)
10-19 Bukan untuk Anda, harap dikembalikan 10-69 Urusan pribadi (Private Business)
10-20 Lokasi (Location) 10-70 Ada KEBAKARAN di ….
10-21 Hubungan melalui telepon (Call by 10-71 Radio yang digunakan ….
Telephone)
10-22 Laporkan sendiri ke. (Report in person to..) 10-72 Pengarahan dari ….
10-23 Menunggu // Standby 10-73 Kurangi kecepatan di ….
10-24 Selesai melaksanakan tugas 10-74 Tidak (Negative)
10-25 Dapatkah anda menghubungi …. (Can you 10-75 Gangguan radio (Causing Interverence)
contact ….)
10-26 Info terakhir tidak serius, bercanda 10-76 Tujuan perjalanan ke ….
10-27 Pindah frekuensi (I’m moving to channel / 10-77 Tidak berkomunikasi dengan ….
freq)
10-28 Nama panggilan (Call sign) 10-78 Pekerjaan / Sekolah (School /
Occupation)
10-29 Waktu komunikasi cukup 10-79 10-30 Tidak menaati peraturan 10-80 Stasiun
Membutuhkan makanan / minuman Pancar Ulang (Repeater Station)
10-31 Antena yang digunakan 10-81 Pesankan kamar di hotel ….
10-32 Laporan sinyal dan modulasi 10-82 Pesankan tempat untuk ….
10-33 Keadaan DARURAT (EMERGENCY) 10-83 Pelengkapan caangan
10-34 Butuh bantuan, ada kesulitan di stasiun ini 10-84 Nomor telephon ….
10-35 Informasi Rahasia (Confidental 10-85 Alamat saya / anda ….
Information)

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 40
Kode ARTI KODE 10 Kode ARTI KODE 10
10 10
10-36 Pukul berapa ? (Correct Time) 10-86 Nomor telephon bagian informasi
10-37 Perlu mobil derek di …. 10-87 Mohon dijemput di ….
10-38 Perlu AMBULANCE di …. 10-88 Salam, Peluk dan Cium (Love and
Kisses)
10-39 Berita telah sampai (Message Delivered) 10-89 Butuh montir radio di ….
10-40 Perlu DOKTER di …. (Doctor neede at ….) 10-90 Gangguan terhadap Televisi (TV)
10-41 Mohon pindah frekuensi ke …. 10-91 Bicara dekat microphone
10-42 Kecelakaan Lalu Lintas di …. (Traffic 10-92 Frekuensi Anda tidak tepat
Accident at)
10-43 Kemacetan Lalu Lintas di …. (Traffic Tie 10-93 Cek frekuensi perangkat saya
Up at)
10-44 Saya ada pesan untuk anda 10-94 Berbicara panjang untuk Tuning
10-45 Unit dalam jangkauan mohon melapor 10-95 Mengudara dengan sinyal setiap 5 detik
10-46 Sopir cadangan (Assist Motorist / Need 10-96 Gangguan Jammer
Assist)
10-47 Waktu berangkat jam …. ((Departure Time) 10-97 Tes pada pemancar
10-48 Waktu tiba jam (Arrived Time) 10-98 Kegiatan net (Net Activity)
10-49 Titik pertemuan di …. (to meet at / pick up 10-99 Tugas selesai, semua orang selamat
at)
10-50 Mohon kosongkan kanal (Break) 10-100 Ke kamar mandi

10-200 Perlu bantuan Polisi di …. 10-800 Perlu bantuan PLN di ….


10-300 Perlu bantuan Pemadam Kebakaran di …. 10-900 Perlu bantuan di ….
10-400 Perlu bantuan Tibum di …. 51 Salam Keluarga
10-500 Perlu bantuan Provost di …. 55 Salam Sejahtera
10-600 Perlu bantuan Militer di … 73 Best Regard
10-700 Perlu bantuan SAR di … 88 Love and Kisses

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 41
J. Log Book

Log Book adalah buku catatan saat melaksanakan komunikasi dan harus dimiliki oleh
seluruh anggota RAPI. Contoh Log Book sebagai berikut :

LOG BOOK

RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA


DAERAH 10 JAWA BARAT
Jalan Kadipaten No. 5 Antapani Bandung Jawa Barat

10-28 : Alamat :
Operator : Tlp / HP :
Hari / Jam Teman Bicara Frekuensi 10-20 Catatan
Tanggal 10-28 / Operator 10-85 Penting

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 42
Lampiran : Salinan AD dan ART sesuai Surat Keputusan Pengurus RAPI Nasional Nomor
453.09.00.1118, Tanggal 10 November 2018.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA

PEMBUKAAN

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Bahwa tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yang antara lain menjamin kemerdekaan berserikat,
berkumpul dan menyatakan pendapat.

Bahwa penyelenggaraan komunikasi radio antar penduduk mempunyai arti sangat strategis
sebagai potensi telekomunikasi nasional yang mendukung persatuan dan kesatuan,
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.

Bahwa didorong oleh rasa tanggung jawab untuk menyongsong masa depan Bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lebih baik, penyelenggaraan komunikasi radio antar
penduduk perlu memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi tepat guna, sehingga dapat
berkembang dan menjangkau keseluruh pelosok tanah air dalam rangka mengisi kemerdekaan
dan mewujudkan cita-cita pembangunan nasional.

Bahwa sesungguhnya Pemerintah Republik Indonesia telah memberikan tempat dan hak
kepada komunikasi radio antar penduduk, sehingga dibentuklah organisasi yang bernama Radio
Antar Penduduk Indonesia.

Dalam rangka melindungi organisasi dan pemegang Izin Komunikasi Radio Antar Penduduk
maka disusunlah Anggaran Dasar.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 43
ANGGARAN DASAR
RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA

BAB I
NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN, WAKTU PEMBENTUKKAN, SIFAT, VISI DAN
MISI
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Radio Antar Penduduk Indonesia yang di dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga selanjutnya disebut dan disingkat RAPI.

Pasal 2
Bentuk
Bentuk organisasi RAPI adalah badan hukum perkumpulan.

Pasal 3
Tempat Kedudukan
RAPI Nasional berkedudukan di ibu kota negara yang mempunyai kegiatan di seluruh
Indonesia.

Pasal 4
Waktu Pembentukkan
RAPI dibentuk dan dideklarasikan pada hari Senin tanggal Sepuluh bulan November tahun
Seribu Sembilan ratus Delapan puluh di Jakarta.

Pasal 5
Sifat
1. RAPI adalah organisasi komunikasi radio antar penduduk satu-satunya yang diakui dan
disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai wadah resmi bagi pemilik Izin
Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP).
2. RAPI merupakan organisasi non politik yang didirikan dan dibentuk secara sukarela, yang
bersifat sosial, mandiri, nirlaba, dan demokratis berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak,
kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan
demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Pasal 6
Visi Dan Misi
1. VISI : Menjadi Organisasi RAPI yang berkualitas sebagai aset Nasional.
2. MISI :
a. Meningkatkan validitas organisasi secara struktural.
b. Meningkatkan peran organisasi bagi pemerintah dan masyarakat.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 44
c. Penguatan instrumen hukum dan perluasan jaringan komunikasi melalui
pengembangan inovasi produk hukum serta teknologi komunikasi dan informatika
terkini.

BAB II
ASAS, LANDASAN, TUJUAN DAN FUNGSI

Pasal 7
Asas dan Landasan
RAPI berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

Pasal 8
Tujuan Dan Fungsi
1. Tujuan : Terwujudnya insan komunikasi radio yang terampil, disiplin, berdedikasi dan
memiliki loyalitas tinggi, sebagai kader bangsa yang berjiwa Pancasila dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Fungsi :
a. Menghimpun penggiat Komunikasi Radio Antar Penduduk.
b. Membantu usaha pemerintah dalam membina dan memajukan kegiatan Komunikasi
Radio Antar Penduduk nasional.
c. Membantu pemerintah dan masyarakat untuk menerima dan menyalurkan berita-berita
darurat kepada institusi dan/atau lembaga terkait yang berhak menerimanya.
d. Memberikan bantuan kemanusiaan.
e. RAPI dalam kegiatan komunikasinya, sebagai alat pemersatu bangsa yang
menghubungkan seluruh wilayah Nusantara sebagai satu kesatuan.
f. Menyelenggarakan kegiatan sosial dan kemanusiaan yang bersifat membantu
masyarakat sesuai dengan potensi yang ada di tiap jenjang kepengurusan.

BAB III
KODE ETIK, MOTO DAN TRI TERTIB

Pasal 9
Kode Etik
Patuh, Jujur, Santun, Tanggap dan Tanggung Jawab.

Pasal 10
Moto
Rukun di Udara, Akrab di Darat dan Iman di Hati.

Pasal 11
Tri Tertib
Tertib Administrasi, Tertib Organisasi dan Tertib Komunikasi.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 45
BAB IV
KEGIATAN ORGANISASI

Pasal 12
Kegiatan Organisasi
1. Membina anggota untuk taat dan patuh pada aturan Perundang-Undangan, Peraturan
Pemerintah, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan yang berlaku di
dalam Organisasi RAPI.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya organisasi, pengurus dan anggota terutama dalam hal
kepemimpinan, manajemen organisasi, serta komunikasi.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana serta prasarana untuk kemudahan
berkomunikasi anggota.
4. Menyelenggarakan bantuan komunikasi radio dalam hal keamanan, ketertiban,
penanggulangan bencana, marabahaya, wabah penyakit serta bantuan komunikasi lainnya.

BAB V
STRUKTUR, KEKUASAAN DAN HIRARKI TATA ATURAN ORGANISASI

Pasal 13
Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi RAPI terdiri dari;
a. RAPI Nasional.
b. RAPI Daerah.
c. RAPI Wilayah.
d. RAPI Lokal.
2. Struktur RAPI mencakup tingkat kewenangan dan tanggung jawab wilayah kerja.

Pasal 14
Kekuasaan Organisasi
1. Kekuasaan tertinggi dalam tatanan Organisasi RAPI adalah Musyawarah.
2. Musyawarah dalam Organisasi RAPI terdiri atas;
a. Musyawarah Organisasi.
b. Musyawarah Luar Biasa.

Pasal 15
Hirarki Tata Peraturan
1. Hirarki Tata Peraturan dalam Organisasi RAPI adalah urutan tingkatan atau jenjang
peraturan organisasi dengan tingkat wewenang dari yang tertinggi hingga yang terendah,
sebagai berikut;
a. Anggaran Dasar.
b. Anggaran Rumah Tangga.
c. Peraturan Organisasi RAPI.
d. Peraturan Pengurus RAPI.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 46
2. Peraturan pada hirarki yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan
diatasnya sejalan dengan Anggaran Dasar–Anggaran Rumah Tangga untuk mewujudkan
Visi dan Misi Organisasi RAPI, serta tidak bertentangan dengan Ketetapan Musyawarah
Nasional dan Peraturan Perundang-Undangan.
3. Peraturan dalam Organisasi RAPI wajib dipatuhi dan dijalani oleh setiap anggota dan
Pengurus.

BAB VI
KEPENGURUSAN

Pasal 16
Kepengurusan RAPI
Kepengurusan dalam Organisasi RAPI terdiri dari;
1. Dewan Pengawas dan Penasehat Organisasi disingkat DPPO.
2. Pengurus.

Pasal 17
Struktur Kepengurusan
Struktur Kepengurusan dalam Organisasi RAPI meliputi;
1. Kepengurusan Nasional.
2. Kepengurusan Daerah.
3. Kepengurusan Wilayah.
4. Kepengurusan Lokal.
Pasal 18
Jenis Kepengurusan
Kepengurusan dalam Organisasi RAPI terdiri atas;
1. Kepengurusan Definitif hasil musyawarah.
2. Kepengurusan Definitif Pergantian Antar Waktu (PAW).
3. Kepengurusan Sementara.
4. Kepengurusan Demisioner.

Pasal 19
Wewenang Kepengurusan
Kepengurusan dalam Organisasi RAPI di setiap jenjang bertugas dan bertanggung jawab atas
pengelolaan organisasi.

Pasal 20
Jenis Jabatan Pengurus
Jenis Jabatan Pengurus dalam Organisasi RAPI terdiri atas;
1. Pengurus Tetap.
2. Pejabat Sementara (Pjs.).
3. Pelaksana Tugas (Plt.).

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 47
Pasal 21
Pemilihan Kepengurusan

1. Kepengurusan di setiap jenjang Organisasi RAPI dipilih secara musyawarah untuk mufakat.
2. Ketua Umum/Ketua Daerah/Ketua Wilayah/Ketua Lokal dipilih secara langsung melalui
musyawarah.
3. Struktur Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi disusun dan dipilih melalui Rapat
Formatur.
4. Struktur Pengurus disusun dan dipilih melalui Rapat Formatur.

Pasal 22
Masa Bakti Kepengurusan

1. Masa Bakti Kepengurusan RAPI;


a. Kepengurusan Nasional selama 5 (lima) tahun.
b. Kepengurusan Daerah selama 5 (lima) tahun.
c. Kepengurusan Wilayah selama 4 (empat) tahun.
d. Kepengurusan Lokal selama 4 (empat) tahun.
2. Masa Bakti Kepengurusan terhitung sejak tanggal pelantikan yang dituangkan dalam Surat
Keputusan berdasarkan hasil musyawarah.

BAB VII
KEANGGOTAAN

Pasal 23
Anggota

1. Anggota RAPI adalah warga Negara Indonesia, yang berjiwa sukarela dan terbuka.
2. Telah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan serta
tata aturan yang berlaku di dalam Organisasi RAPI, dibuktikan dengan kepemilikan Ijin
Komunikasi Radio Antar Penduduk.

Pasal 24
Hak Anggota
1. Memiliki Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk selama 5 (lima) tahun dan dapat melakukan
perpanjangan sesuai kebutuhan.
2. Memiliki 1 (satu) tanda panggilan (callsign) yang berlaku di seluruh Indonesia.
3. Menyelenggarakan telekomunikasi khusus pada pita frekuensi radio tertentu yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
4. Memiliki perangkat Komunikasi Radio Antar Penduduk (KRAP).
5. Hak Anggota dijabarkan lebih lengkap dalam Anggaran Rumah Tangga.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 48
Pasal 25

Kewajiban Anggota

1. Menjunjung tinggi nama baik Organisasi RAPI dimanapun berada.


2. Patuh dan Taat pada Peraturan Perundang-Undangan tentang Telekomunikasi dan
Peraturan Pemerintah khususnya Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi yang
berlaku untuk Penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk, serta tata aturan yang
berlaku di dalam Organisasi RAPI.
3. Mempelajari dan memahami Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga serta mematuhi
peraturan yang berlaku di dalam Organisasi RAPI.
4. Mengajukan permohonan IKRAP Perpanjangan 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa
berlakunya.
5. Mengikuti Bimbingan Organisasi yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah/Wilayah.
6. Kewajiban Anggota dijabarkan lebih lengkap dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII
RAPAT ORGANISASI

Pasal 26
Rapat

Rapat-rapat dalam Organisasi RAPI terdiri atas;


1. Rapat Kerja.
2. Rapat Pimpinan.
3. Rapat Anggota.
4. Rapat Pengurus.
5. Rapat Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi.
6. Rapat Kepengurusan.
7. Rapat Koordinasi.
8. Rapat Konsultasi.
9. Rapat Formatur.
10. Rapat Panitia.

Pasal 27
Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat diutamakan secara musyawarah


mufakat.
2. Pengambilan keputusan dengan suara terbanyak dapat dilakukan apabila keputusan melalui
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 49
BAB IX
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 28
Atribut Organisasi

Atribut Organisasi RAPI terdiri atas;


1. Logo.
2. Bendera.
3. Emblem, Tanda Jabatan, Tanda Kecakapan Khusus dan Tanda Kehormatan.
4. Lagu Mars.
5. Pakaian Seragam.

BAB X
SATUAN TUGAS
Pasal 29
Satuan Tugas RAPI

1. Satuan Tugas atau disingkat Satgas adalah sebuah unit atau formasi yang dibentuk untuk
mengerjakan tugas tertentu.
2. Satuan Tugas RAPI dibentuk untuk memberikan bantuan komunikasi dan kegiatan sosial
kemanusiaan kepada Pemerintah dan Masyarakat.

BAB XI
BADAN USAHA
Pasal 30
Badan Usaha RAPI

1. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mendukung kemandirian organisasi, maka


Organisasi RAPI dapat menetapkan badan usaha.
2. Pendirian badan usaha dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan dan Peraturan Organisasi.

BAB XII
KESEKRETARIATAN, PERBENDAHARAAN KEUANGAN,
PENGELOLAAN ASET ORGANISASI DAN AUDIT
Pasal 31
Kesekretariatan
1. Pengelolaan Kesekretariatan merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Tertib Organisasi.
2. Standarisasi Pengelolaan Kesekretariatan bertujuan untuk memudahkan Pengurus pada
setiap jenjang Organisasi melakukan kegiatan kesekretariatan yang efisien, tertata dan
terukur dengan baik.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 50
Pasal 32
Perbendaharaan Keuangan, Pengelolaan Aset Organisasi Dan Audit

1. Keuangan organisasi diperoleh dari;


a. Anggota dan Non Anggota.
b. Usaha-usaha lain yang sah.
2. Aset organisasi diperoleh dari;
a. Aset sendiri.
b. Aset berupa bantuan Pemerintah.
c. Aset berupa bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat.

BAB XIII
SENGKETA ORGANISASI
Pasal 33
Sengketa Organisasi

Sengketa Organisasi adalah sengketa yang timbul karena perbedaan penafsiran dan penerapan
peraturan dalam organisasi.

BAB XIV
PEMBUBARAN
Pasal 34
Pembubaran
1. Pembubaran Organisasi RAPI hanya dapat dilakukan berdasarkan Keputusan Musyawarah
Nasional Luar Biasa yang secara khusus diselenggarakan untuk maksud tersebut.
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa untuk pembubaran Organisasi RAPI hanya sah apabila
dihadiri sekurang-kurangnya oleh ¾ (tiga perempat) dari jumlah Pengurus Daerah yang
Definitif.
3. Keputusan pembubaran Organisasi RAPI harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah Pengurus Daerah Definitif yang hadir.
4. Harta kekayaan dan aset-aset organisasi setelah keputusan pembubaran, dihibahkan
kepada lembaga sosial.

BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 35
Perubahan Anggaran Dasar
1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Nasional Luar Biasa.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 51
2. Keputusan perubahan Anggaran Dasar, sah apabila disetujui oleh ¾ (tiga perempat) dari
seluruh pemilik hak suara yang hadir.

3. Perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada dilaporkan kepada Kementerian


Komunikasi dan Informasi dan Kementerian Dalam Negeri selaku Pembina Organisasi
dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak terjadinya
perubahan dimaksud.

BAB XVI
PENGESAHAN DAN PENETAPAN ANGGARAN DASAR

Pasal 36
Pengesahan

Anggaran Dasar ini disahkan pada Musyawarah Nasional Luar Biasa RAPI Tahun 2018 di
Boyolali. Selanjutnya akan didaftarkan pada Kementerian Hukum dan HAM untuk menjadi
perubahan pada Lembaran Berita Negara Republik Indonesia.

Pasal 37
Penetapan
Anggaran Dasar RAPI untuk pertama kalinya ditetapkan oleh Rapat Paripurna Pengurus RAPI
Nasional di Jakarta tanggal 2 Desember 1980, selanjutnya disempurnakan pada Kongres RAPI
ke-1 di Solo tanggal 25 Maret 1984; Kongres ke-2 selaku Munas RAPI ke-2 di Cipayung Bogor
tanggal 29 November 1987; Munas RAPI ke-3 di Bandung tanggal 23 Juni 1993; Munas RAPI
ke-4 di Denpasar tanggal 30 Januari 2000; Munas RAPI ke-5 di Ciawi Bogor tanggal 22 Mei
2005; Munas RAPI ke-6 di Balikpapan tanggal 23-25 Juli 2010; Munaslub RAPI Tahun 2011 di
Yogyakarta tanggal 16-17 Juli 2011; Munas RAPI Ke-7 di Sentul Bogor tanggal 27–29 Mei 2016;
Munaslub RAPI Tahun 2018 di Boyolali tanggal 09-10 November 2018.

BAB XVII
ATURAN PERALIHAN DAN ATURAN TAMBAHAN

Pasal 38
Aturan Peralihan

1. Pada saat Anggaran Dasar ini diberlakukan, Pengurus Nasional/Daerah/Wilayah/Lokal dapat


melakukan penyesuaian dalam kurun waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung
sejak Anggaran Dasar ini diberlakukan.
2. Hal-hal yang berhubungan dengan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan
Peraturan Pengurus sebelumnya dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 52
dengan Anggaran Dasar ini hingga disahkannya Anggaran Rumah Tangga, Peraturan
Organisasi dan Peraturan Pengurus yang baru.

Pasal 39

Aturan Tambahan

Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dan
ditetapkan kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga yang isinya tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 10 November 2018

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 53
ANGGARAN RUMAH TANGGA
RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA

BAB I
VISI DAN MISI

Pasal 1
Visi Dan Misi

1. VISI : Menjadi Organisasi RAPI yang berkualitas sebagai aset Nasional.


2. MISI :
a. Meningkatkan validitas organisasi secara struktural.
b. Meningkatkan peran organisasi bagi pemerintah dan masyarakat.
c. Penguatan instrumen hukum dan perluasan jaringan komunikasi melalui
pengembangan inovasi produk hukum serta teknologi komunikasi dan
informatika terkini.

BAB II
TUJUAN DAN FUNGSI

Pasal 2
Tujuan

Terwujudnya insan komunikasi radio yang terampil, disiplin, berdedikasi dan memiliki
loyalitas tinggi, sebagai kader bangsa yang berjiwa Pancasila dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 3
Fungsi

1. Menghimpun penggiat Komunikasi Radio Antar Penduduk.


2. Membantu usaha pemerintah dalam membina dan memajukan kegiatan Komunikasi
Radio Antar Penduduk Nasional.
3. Membantu pemerintah dan masyarakat untuk menerima dan menyalurkan berita-
berita terkait upaya memelihara keamanan negara, ketertiban masyarakat,
penanggulangan bencana, marabahaya, wabah penyakit serta bantuan komunikasi
lainnya kepada institusi dan/atau lembaga terkait yang berhak menerimanya.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 54
4. Membantu pemerintah, organisasi dan masyarakat yang membutuhkan bantuan
komunikasi radio serta bantuan teknis komunikasi pada kegiatan sosial.
5. Menyusun standar operasional prosedur dan tata cara berkomunikasi sesuai
ketentuan organisasi.
6. RAPI dalam kegiatan komunikasinya, sebagai alat pemersatu bangsa yang
menghubungkan seluruh wilayah Nusantara sebagai satu kesatuan.
7. Menyelenggarakan kegiatan sosial dan kemanusiaan yang bersifat membantu
masyarakat sesuai dengan potensi yang ada di tiap jenjang kepengurusan.

BAB III
KODE ETIK
Pasal 4
Kode Etik

1. Anggota RAPI harus berjiwa dan bersikap PATUH;


Anggota RAPI harus Patuh dan tertib menjalankan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku, serta tata aturan organisasi.
2. Anggota RAPI harus berjiwa dan bersikap JUJUR;
Anggota RAPI harus memiliki jiwa yang bersih dan berperilaku Jujur.
3. Anggota RAPI harus berjiwa dan bersikap SANTUN;
Anggota RAPI harus berjiwa, bersikap Santun dalam bertindak dan berbicara sopan
saat berkomunikasi.
4. Anggota RAPI harus berjiwa dan bersikap TANGGAP;
Anggota RAPI harus memiliki jiwa, sikap cepat Tanggap, peka dan peduli terhadap
situasi lingkungan sosial.
5. Anggota RAPI harus berjiwa dan bersikap TANGGUNG JAWAB;
Anggota RAPI harus memiliki jiwa dan sikap Tanggung Jawab terhadap organisasi
dalam menjalankan roda organisasi serta pengabdian kepada masyarakat.

BAB IV
KEGIATAN ORGANISASI

Pasal 5
Pembinaan

1. Menanamkan nilai-nilai Pancasila.


2. Membina anggota agar mematuhi;
a. Peraturan Perundang-Undangan mengenai Telekomunikasi,

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 55
b. Peraturan Pemerintah khususnya Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi
yang berlaku untuk Penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk,
c. Peraturan-peraturan yang berlaku dalam Organisasi RAPI.
3. Menyelenggarakan bimbingan organisasi, bimbingan teknis serta program
pendidikan dan pelatihan untuk;
a. Meningkatkan ilmu pengetahuan anggota dan pengurus khususnya tentang
peraturan yang berlaku, kepemimpinan dan manajemen organisasi serta tata
cara komunikasi radio antar penduduk.
b. Meningkatkan ketrampilan anggota untuk mendukung operasi penanggulangan
bencana dalam kegiatan;
1) penyelenggaraan komunikasi bencana,
2) sebagai potensi relawan pencarian dan pertolongan, serta
3) sebagai relawan penanggulangan bencana.
c. Meningkatkan ketrampilan anggota dalam memberikan bantuan komunikasi
kepada pemerintah dan masyarakat.
d. Membina anggota untuk terampil berkomunikasi menggunakan perangkat radio
dan perangkat teknologi komunikasi tepat guna lainnya sesuai Kode Etik RAPI
dengan menggunakan bahasa Indonesia serta Kode 10 (Ten Code) secara baik,
benar dan bertanggung jawab.
4. Membina anggota dalam penggunaan perangkat Komunikasi Radio Antar Penduduk
(KRAP) untuk;
a. Menjalin hubungan persahabatan dan persaudaraan antar sesama anggota.
b. Pembinaan, penyuluhan dan penyelenggaraan organisasi.
c. Penyampaian berita marabahaya, bencana alam, pencarian dan pertolongan.

Pasal 6
Pengabdian Masyarakat

1. Menunjang program pemerintah dalam pembangunan nasional, membantu


memelihara keamanan negara, ketertiban masyarakat serta berperan membina
penggunaan perangkat Komunikasi Radio Antar Penduduk.
2. Menyelenggarakan bantuan komunikasi atau disingkat bankom dengan
menggunakan sistem Jaringan Komunikasi (Jarkom) RAPI yang terdiri dari;
a. Radio Pancar Ulang (RPU),
b. Stasiun Bergerak RAPI serta
c. Teknologi Komunikasi Tepat Guna.
3. Bantuan komunikasi diselenggarakan dalam rangka kegiatan kepramukaan, olah
raga, sosial kemasyarakatan, dan penyelenggaraan kegiatan kemanusiaan lainnya.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 56
BAB V
STRUKTUR, KEKUASAAN DAN HIRARKI TATA ATURAN ORGANISASI
Pasal 7
Struktur Organisasi

Struktur Organisasi RAPI terdiri atas;


1. RAPI Nasional adalah organisasi RAPI yang memiliki kewenangan wilayah kerja di
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. RAPI Daerah adalah organisasi RAPI yang memiliki kewenangan wilayah kerja di 1
(satu) atau lebih dari 1 (satu) propinsi.
3. RAPI Wilayah adalah organisasi RAPI yang memiliki kewenangan wilayah kerja di 1
(satu) atau lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota.
4. RAPI Lokal adalah organisasi RAPI yang memiliki kewenangan wilayah kerja di 1
(satu) atau lebih dari 1 (satu) kecamatan/distrik.

Pasal 8
Kekuasaan Organisasi

Kekuasaan tertinggi dalam tatanan Organisasi RAPI adalah musyawarah. Keputusan


dan ketetapan yang dihasilkan melalui Musyawarah bersifat mutlak di setiap jenjang
kepengurusan. Musyawarah terdiri atas :
1. Musyawarah Organisasi.
a. Musyawarah Organisasi berwenang untuk;
1) Mengadakan penilaian terhadap Laporan Kinerja Kepengurusan yang
disampaikan oleh Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal selaku
mandataris musyawarah, mewakili pengurus.
2) Menetapkan garis-garis besar program kerja.
3) Memilih Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal.
b. Musyawarah Organisasi terdiri dari;
1) Musyawarah Nasional.
2) Musyawarah Daerah.
3) Musyawarah Wilayah.
4) Musyawarah Lokal.
2. Musyawarah Luar Biasa.
a. Musyawarah Luar Biasa merupakan forum kekuasaan tertinggi dalam tata
Organisasi RAPI di setiap jenjang Kepengurusan yang diselenggarakan dalam
keadaan khusus.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 57
b. Musyawarah Luar Biasa berwenang untuk;
1) Menetapkan Amandemen Anggaran Dasar - Anggaran Rumah Tangga
RAPI.
2) Menetapkan Pembubaran Organisasi.
3) Memilih Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal karena;
a) memiliki jabatan rangkap.
b) berhalangan tetap.
c) melanggar Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika, peraturan di dalam
organisasi.
d) melanggar hukum pidana dan telah mempunyai keputusan hukum
tetap.
4) Mengadakan penilaian terhadap Laporan Kinerja Kepengurusan yang
disampaikan oleh;
a) Ketua I atau Ketua II atau Ketua III atau Sekretaris Umum atau
Bendahara Umum mewakili Ketua Umum pada Musyawarah Nasional
Luar Biasa.
b) Wakil Ketua I atau Wakil Ketua II atau Wakil Ketua III atau Sekretaris
atau Bendahara mewakili Ketua Daerah/Wilayah/Lokal pada
Musyawarah Daerah/Wilayah/Lokal Luar Biasa.
c. Musyawarah Luar Biasa terdiri dari;
1) Musyawarah Nasional Luar Biasa.
2) Musyawarah Daerah Luar Biasa.
3) Musyawarah Wilayah Luar Biasa atau Musyawarah Anggota Luar Biasa
apabila RAPI Wilayah tidak memiliki Kepengurusan di tingkat Lokal.
4) Musyawarah Lokal Luar Biasa disebut juga Musyawarah Anggota Luar
Biasa.
d. Penyelenggaraan Musyawarah Luar Biasa;
1) Musyawarah Nasional Luar Biasa disingkat Munaslub;
a) Diselenggarakan oleh Pengurus Nasional.
b) Berdasar pada Keputusan Rapat Pimpinan Nasional yang dihadiri oleh
minimal ¾ (tiga perempat) dari total jumlah Kepengurusan RAPI
Daerah yang definitif dan mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas
dan Penasihat Organisasi Nasional.
2) Musyawarah Daerah Luar Biasa disingkat Musdalub;
a) Diselenggarakan oleh Pengurus Daerah.
b) Berdasar pada Keputusan Rapat Pimpinan Daerah yang dihadiri oleh
minimal ¾ (tiga perempat) dari total jumlah Kepengurusan RAPI
Wilayah yang definitif dan mendapat persetujuan dari Dewan
Pengawas dan Penasihat Organisasi Daerah.
3) Musyawarah Wilayah Luar Biasa disingkat Muswillub;

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 58
a) Diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah.
b) Berdasar pada Keputusan Rapat Pimpinan Wilayah yang dihadiri oleh
minimal ¾ (tiga perempat) dari total jumlah Kepengurusan RAPI Lokal
yang definitif dan mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas dan
Penasihat Organisasi Wilayah.
c) Apabila RAPI Wilayah tidak memiliki Kepengurusan di tingkat Lokal
maka penyelenggaraan Muswillub berdasar pada Rapat Anggota
Wilayah yang dihadiri oleh ¾ (tiga perempat) dari total jumlah anggota
yang valid dan mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas dan
Penasihat Organisasi Wilayah.
4) Musyawarah Lokal Luar Biasa disingkat Musloklub;
a) Diselenggarakan oleh Pengurus Lokal.
b) Berdasar pada Keputusan Rapat Anggota Lokal, yang dihadiri oleh ¾
(tiga perempat) dari total jumlah anggota yang valid dan mendapat
persetujuan dari Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Lokal.

Pasal 9
Tata Tertib Musyawarah

1. Tata tertib Musyawarah diatur dalam Peraturan Organisasi dan dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar-
Anggaran Rumah Tangga.
2. Tata tertib Musyawarah dibahas dan ditetapkan melalui Sidang Paripurna dalam
Musyawarah sebagai pedoman yang mengikat selama penyelenggaraan
musyawarah.

Pasal 10
Hirarki Tata Peraturan

Hirarki Tata Peraturan Organisasi RAPI adalah urutan tingkatan atau jenjang peraturan
organisasi dengan tingkat wewenang dari yang paling tinggi hingga yang terendah,
sebagai berikut;
1. Anggaran Dasar;
a. merupakan keseluruhan aturan yang mengatur secara langsung kehidupan
organisasi dan hubungan antara organisasi dengan para anggotanya, untuk
terselenggaranya tertib organisasi.
b. berfungsi sebagai dasar atau sumber peraturan/hukum dalam organisasi.
2. Anggaran Rumah Tangga;
a. merupakan perincian dari pelaksanaan Anggaran Dasar

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 59
b. berfungsi sebagai penjabaran atau penjelasan atas hal-hal yang belum spesifik
pada Anggaran Dasar.
3. Peraturan Organisasi RAPI merupakan penjabaran dan penjelasan serta petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis dari Anggaran Dasar - Anggaran Rumah Tangga
RAPI.
4. Peraturan Pengurus disebut juga Peraturan Nasional/Daerah/Wilayah;
a. merupakan peraturan yang diterbitkan oleh Pengurus
Nasional/Daerah/Wilayah.
b. berfungsi untuk melengkapi Tata Peraturan yang belum diatur dalam Peraturan
Organisasi dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar - Anggaran
Rumah Tangga RAPI.

Pasal 11
Penerbitan, Perubahan dan Penetapan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

1. Diterbitkan oleh Pengurus Nasional dalam bentuk Surat Keputusan Pengurus


Nasional yang berdasar pada Hasil Ketetapan Musyawarah.
2. Dapat dilakukan amandemen atau perubahan untuk ditetapkan pada Sidang
Paripurna dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa.

Pasal 12
Penerbitan, Perubahan dan Penetapan
Peraturan Organisasi

Peraturan Organisasi diterbitkan oleh Pengurus Nasional dalam bentuk Surat Keputusan
Pengurus Nasional yang berdasar pada Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional atau
Rapat Pimpinan Nasional.
Dapat dilakukan perubahan untuk diputuskan pada Rapat Kerja Nasional atau Rapat
Pimpinan Nasional.

Pasal 13
Penerbitan, Perubahan dan Penetapan
Peraturan Pengurus

1. Peraturan Pengurus Nasional;

a. Bertujuan untuk memberikan kebijakan atau solusi atas persoalan organisasi


yang terjadi di RAPI Nasional dan/atau RAPI Daerah yang belum diatur dalam
Peraturan Organisasi dan Anggaran Dasar - Anggaran Rumah Tangga RAPI.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 60
b. Diterbitkan;
1) Berdasarkan permohonan dari minimal 2 (dua) Pengurus Daerah.
2) Diputuskan dalam bentuk Surat Keputusan Pengurus Nasional berdasar
atas Keputusan Rapat Kepengurusan Nasional.
2. Peraturan Pengurus Daerah/Wilayah;
a. Bertujuan untuk memberikan kebijakan atau solusi atas persoalan yang terjadi
di RAPI Daerah/Wilayah yang belum diatur dalam peraturan-peraturan yang
berlaku diatasnya.
b. Diterbitkan oleh Pengurus Daerah/Wilayah dalam bentuk Surat Keputusan
Pengurus Daerah/Wilayah yang berdasar pada Hasil Keputusan Rapat Pimpinan
Daerah/Wilayah.
c. Berlaku hanya di daerah/wilayah kerja dari jenjang kepengurusan terkait.
d. Tidak boleh bertentangan dengan Peraturan yang berlaku di atasnya serta
Anggaran Dasar - Anggaran Rumah Tangga RAPI.
e. Wajib dilaporkan kepada Pengurus Setingkat di atasnya di dalam Laporan
Berkala sebagai hasil kegiatan Pengurus.
f. Dapat dilakukan perubahan yang diputuskan pada Rapat Pimpinan
Daerah/Wilayah berdasar atas rekomendasi tertulis dari;
1) hasil rapat Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi masing-masing
jenjang, atau
2) hasil rapat pengurus setingkat diatasnya.
3. Atas dasar pertimbangan hukum dan kebutuhan kebijakan yang berlaku secara
nasional maka Peraturan Pengurus Nasional dapat ditetapkan sebagai Peraturan
Organisasi melalui Rapat Kerja Nasional atau Rapat Pimpinan Nasional.

BAB VI
KEPENGURUSAN

Pasal 14
Kepengurusan RAPI

1. Kepengurusan RAPI merupakan kesatuan pengelola yang bertanggung jawab untuk


menjalankan Organisasi RAPI.

2. Kepengurusan RAPI terdiri atas;


a. Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi atau DPPO.
b. Pengurus.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 61
Pasal 15
Struktur Kepengurusan

Struktur Kepengurusan dalam Organisasi RAPI meliputi;


1. Kepengurusan RAPI Nasional;
a. Merupakan kepengurusan yang terpilih melalui Musyawarah Nasional dengan
masa jabatan selama 5 (lima) tahun.
b. Struktur Kepengurusan RAPI Nasional terdiri dari;
1) Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Nasional atau DPPON :
a) bersifat kolektif, berjumlah 5 (lima) atau 7 (tujuh) atau 9 (sembilan)
orang yang terdiri dari Ketua dan Anggota.
b) untuk memenuhi kebutuhan administrasi persuratan DPPON dapat
dibantu oleh Sekretaris Umum.
2) Pengurus Nasional, terdiri dari;
a) Ketua Umum
b) Ketua I
c) Ketua II
d) Ketua III
e) Sekretaris Umum
f) Sekretaris I
g) Sekretaris II
h) Sekretaris III
i) Bendahara Umum
j) Bendahara I
k) Bendahara II
l) Departemen;
(1) Departemen Organisasi dan Sumber Daya Manusia.
(2) Departemen Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama Antar
Lembaga.
(3) Departemen Hukum, Inovasi Organisasi, Penelitian dan
Pengembangan.

2. Kepengurusan RAPI Daerah;


a. Merupakan kepengurusan yang terpilih melalui Musyawarah Daerah dengan
masa jabatan selama 5 (lima) tahun.
b. Struktur Kepengurusan RAPI Daerah terdiri dari;
1) Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Daerah atau DPPOD :
a) bersifat kolektif, berjumlah 3 (tiga) atau 5 (lima) atau 7 (tujuh) atau 9
(sembilan) orang yang terdiri dari Ketua dan Anggota.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 62
b) untuk memenuhi kebutuhan administrasi persuratan DPPOD dapat
dibantu oleh Sekretaris Daerah.
2) Pengurus Daerah, terdiri dari;
a) Ketua
b) Wakil Ketua I
c) Wakil Ketua II
d) Wakil Ketua III
e) Sekretaris
f) Wakil Sekretaris
g) Bendahara
h) Wakil Bendahara
i) Biro;
(1) Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia.
(2) Biro Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama Antar Lembaga.
(3) Biro Hukum, Inovasi Organisasi, Penelitian dan Pengembangan.
3. Kepengurusan RAPI Wilayah;
a. Merupakan kepengurusan yang terpilih melalui;
3) Musyawarah Wilayah atau
4) Musyawarah Anggota Wilayah apabila RAPI Wilayah tidak memiliki
Kepengurusan di tingkat Lokal.
b. Kepengurusan RAPI Wilayah memiliki masa jabatan selama 4 (empat) tahun.
c. Struktur Kepengurusan RAPI Wilayah terdiri dari;
1) Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Wilayah atau DPPOW :
a) bersifat kolektif, berjumlah 3 (tiga) atau 5 (lima) atau 7 (tujuh) atau 9
(sembilan) orang yang terdiri dari Ketua dan Anggota.
b) untuk memenuhi kebutuhan administrasi persuratan DPPOW dapat
dibantu oleh Sekretaris Wilayah.
2) Pengurus Wilayah, terdiri dari;
a) Ketua
b) Wakil Ketua I
c) Wakil Ketua II
d) Wakil Ketua III
e) Sekretaris
f) Wakil Sekretaris
g) Bendahara
h) Wakil Bendahara
i) Bagian;
(1) Bagian Organisasi dan Sumber Daya Manusia.
(2) Bagian Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama Antar Lembaga.
(3) Bagian Hukum, Inovasi Organisasi, Penelitian dan Pengembangan.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 63
4. Kepengurusan RAPI Lokal;
a. Merupakan kepengurusan yang terpilih melalui Musyawarah Lokal atau disebut
juga Musyawarah Anggota Lokal dengan masa jabatan selama 4 (empat)
tahun.
b. Struktur Kepengurusan RAPI Lokal terdiri dari;
a. Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Lokal atau DPPOL :
a) bersifat kolektif, berjumlah 3 (tiga) atau 5 (lima) atau 7 (tujuh) atau 9
(sembilan) orang yang terdiri dari Ketua dan Anggota.
b) untuk memenuhi kebutuhan administrasi persuratan DPPOL dapat
dibantu oleh Sekretaris Lokal.
b. Pengurus Lokal, yang terdiri dari;
a) Ketua
b) Wakil Ketua I
c) Wakil Ketua II
d) Wakil Ketua III
e) Sekretaris
f) Wakil Sekretaris
g) Bendahara
h) Wakil Bendahara
i) Seksi;
(1) Seksi Organisasi dan Sumber Daya Manusia.
(2) Seksi Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama Antar Lembaga.
(3) Seksi Hukum, Inovasi Organisasi, Penelitian dan Pengembangan.

Pasal 16
Jenis Kepengurusan

Jenis Kepengurusan dalam Organisasi RAPI terdiri atas;


1. Kepengurusan Definitif Hasil Musyawarah;
a. Merupakan kepengurusan yang terbentuk melalui musyawarah.
b. Kepengurusan Definitif RAPI Nasional dilantik oleh Ketua Sidang Paripurna
Musyawarah Nasional.
c. Kepengurusan Definitif RAPI Daerah/Wilayah/Lokal dilantik oleh Pengurus RAPI
setingkat diatasnya.
2. Kepengurusan Definitif Pergantian Antar Waktu;
a. Merupakan kepengurusan yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan kinerja
organisasi berupa;
1) Pengisian jabatan kosong atau
2) Mutasi atau

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 64
3) Penggantian pengurus yang berhalangan tetap.
b. Pergantian Kepengurusan Definitif Antar Waktu dapat dilakukan untuk;
i. Seluruh jabatan dalam struktur pengurus selain Ketua Umum atau Ketua
Daerah/Wilayah/Lokal, yang dibahas dan diputuskan melalui Rapat
Pengurus.
ii. Jabatan Ketua atau Anggota DPPO, yang dibahas dan diputuskan melalui
Rapat DPPO.
iii. Jabatan Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal, yang wajib
dibahas dan diputuskan melalui Musyawarah Luar Biasa.
c. Pergantian Ketua dan seluruh anggota Dewan Pengawas dan Penasihat
Organisasi yang berhalangan tetap, dibahas dan diputuskan melalui Rapat
Konsultasi yang dihadiri oleh;
1) Pengurus Daerah/Wilayah/Lokal.
2) Kepengurusan setingkat diatasnya yang terdiri dari;
a) Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi.
b) Pengurus.
d. Struktur Pengurus dan/atau DPPO, Pergantian Antar Waktu yang merupakan
hasil Rapat Pengurus dan/atau Rapat DPPO, diputuskan dan ditetapkan pada
Rapat Kepengurusan yang dihadiri oleh :
1) Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi atau DPPO.
2) Pengurus.
e. Kepengurusan Definitif Pergantian Antar Waktu tingkat Daerah/Wilayah/Lokal
disahkan dan ditetapkan oleh Pengurus setingkat diatasnya untuk kemudian
diberitahukan kepada Gubernur/Bupati/Walikota/Camat dalam jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak terjadinya perubahan
kepengurusan.
f. Kepengurusan Definitif Pergantian Antar Waktu tingkat Nasional disahkan dan
ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan Pengurus Nasional dan diberitahukan
kepada Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Komunikasi dan
Informasi untuk kemudian dikukuhkan oleh Pemerintah c.q. Menteri Komunikasi
dan Informatika Republik Indonesia.

3. Pengurus Sementara;
a. Merupakan Pengurus Organisasi RAPI yang dibentuk apabila;
1) Pengurus Definitif telah habis masa baktinya dan tidak dapat
menyelenggarakan musyawarah.
2) Pengurus yang dibentuk untuk Daerah/Wilayah/Lokal Pemekaran.
b. Bertugas untuk;
1) Mempersiapkan dan melaksanakan Musyawarah Organisasi dalam waktu 3
(tiga) bulan.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 65
2) Melakukan pembinaan anggota dan menjalankan Organisasi RAPI termasuk
validasi pengurus RAPI pada tingkat dibawahnya.
3) Melaksanakan tugas-tugas administrasi keanggotaan dan pengurus RAPI
lainnya.
c. Pengurus Sementara Nasional;
1) Dibentuk dan ditetapkan melalui Rapat Pimpinan Nasional, untuk masa
jabatan selama 3 (tiga) bulan dan tidak dapat diperpanjang.
2) Apabila Pengurus Sementara Nasional tidak berhasil menjalankan tugasnya
selama jangka waktu yang ditetapkan maka wajib mengembalikan
kewenangan yang dimilikinya kepada Rapat Pimpinan Nasional dengan
memberikan Laporan Kinerja Pengurus Sementara.
3) Rapat Pimpinan Nasional berwenang untuk mengganti personil Pengurus
Sementara Nasional sesuai kriteria yang ditetapkan.
d. Pengurus Sementara Daerah;
1) Dibentuk oleh;
a) Rapat Pimpinan Daerah, untuk masa jabatan selama 3 (tiga) bulan dan
hanya dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) kali 3 (tiga)
bulan berikutnya.
b) Pengurus Nasional, untuk masa jabatan selama 3 bulan dan tidak dapat
diperpanjang, apabila Pengurus Sementara hasil Rapat Pimpinan
Daerah selama masa menjabat tidak berhasil menjalankan tugas dan
kewajibannya.
2) Ditetapkan oleh Pengurus Nasional dalam bentuk Surat Keputusan
Pengurus Nasional.
3) Apabila Pengurus Sementara Daerah tidak berhasil menjalankan tugasnya
selama jangka waktu yang ditetapkan, maka wajib mengembalikan
kewenangan yang dimilikinya kepada Rapat Pimpinan Daerah atau
Pengurus Nasional dengan memberikan Laporan Kinerja Pengurus
Sementara.
4) Rapat Pimpinan Daerah atau Pengurus Nasional berwenang untuk
mengganti personil Pengurus Sementara Daerah sesuai kriteria yang
ditetapkan.
e. Pengurus Sementara Wilayah;
1) Dibentuk oleh;
a) Rapat Pimpinan Wilayah, untuk masa jabatan selama 3 (tiga) bulan dan
hanya dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) kali 3 (tiga)
bulan berikutnya.
b) Rapat Anggota Wilayah, apabila RAPI Wilayah tidak memiliki
Kepengurusan di tingkat Lokal, untuk masa jabatan selama 3 (tiga)

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 66
bulan dan hanya dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) kali 3
(tiga) bulan berikutnya.
c) Pengurus Daerah, untuk masa jabatan selama 3 bulan dan tidak dapat
diperpanjang, apabila Pengurus Sementara hasil Rapat Pimpinan
Wilayah selama masa menjabat tidak berhasil menjalankan tugas dan
kewajibannya.
2) Ditetapkan oleh Pengurus Daerah dalam bentuk Surat Keputusan Pengurus
Daerah.
3) Apabila Pengurus Sementara Wilayah tidak berhasil menjalankan tugasnya
selama jangka waktu yang ditetapkan, maka wajib mengembalikan
kewenangan yang dimilikinya kepada Rapat Pimpinan Wilayah atau Rapat
Anggota Wilayah atau Pengurus Daerah dengan memberikan Laporan
Kinerja Pengurus Sementara.
4) Rapat Pimpinan Wilayah atau Rapat Anggota Wilayah atau Pengurus
Daerah berwenang untuk mengganti personil Pengurus Sementara Wilayah
sesuai kriteria yang ditetapkan.
f. Pengurus Sementara Lokal;
1) Dibentuk oleh;
a) Rapat Anggota Lokal, untuk masa jabatan selama 3 (tiga) bulan dan
hanya dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) kali 3 (tiga)
bulan berikutnya.
b) Pengurus Wilayah, untuk masa jabatan selama 3 bulan dan tidak dapat
diperpanjang, apabila Pengurus Sementara hasil Rapat Anggota Lokal
selama masa menjabat tidak berhasil menjalankan tugas dan
kewajibannya.
2) Ditetapkan oleh Pengurus Wilayah dalam bentuk Surat Keputusan Pengurus
Wilayah.
3) Apabila Pengurus Sementara Lokal tidak berhasil menjalankan tugasnya
selama jangka waktu yang ditetapkan maka wajib mengembalikan
kewenangan yang dimilikinya kepada Rapat Anggota Lokal atau Pengurus
Wilayah dengan memberikan Laporan Kinerja Pengurus Sementara.
4) Rapat Anggota Lokal atau Pengurus Wilayah berwenang untuk mengganti
personil Pengurus Sementara Lokal sesuai kriteria yang ditetapkan.
g. Struktur Pengurus Sementara Nasional/Daerah/Wilayah/Lokal terdiri dari;
1) Ketua.
2) Wakil Ketua.
3) Sekretaris.
4) Bendahara.
h. Apabila Pengurus Sementara tidak berhasil melaksanakan tugas hingga
berakhirnya masa jabatan yakni maksimal 9 (sembilan) bulan, maka Pengurus

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 67
Setingkat diatasnya berwenang untuk menggabungkan atau merger dengan
Daerah/Wilayah/Lokal terdekat agar organisasi tetap berjalan lancar.

4. Kepengurusan Demisioner, merupakan kepengurusan yang diambil alih oleh ketua


sidang paripurna dalam musyawarah, setelah Ketua Umum atau Ketua
Daerah/Wilayah/Lokal menyampaikan Laporan Kinerja Pengurus.

Pasal 17
Jenis Jabatan Pengurus

Jenis Jabatan Pengurus dalam Organisasi RAPI terdiri atas;


1. Pengurus Tetap;
a. Merupakan pengurus yang terpilih secara sah melalui Musyawarah Organisasi
atau Rapat Pengurus.
b. Ditetapkan melalui Surat Keputusan.
c. Memiliki masa jabatan sesuai masa bakti Kepengurusan yang ditetapkan oleh
organisasi.
2. Pejabat Sementara disingkat Pjs.;
a. Merupakan pengurus yang ditunjuk dengan Surat Tugas oleh Ketua Umum atau
Ketua Daerah/Wilayah/Lokal.
b. Bertugas untuk melaksanakan tugas rutin Ketua Umum atau Ketua
Daerah/Wilayah/Lokal selama yang bersangkutan tidak dapat aktif.
c. Tidak berwenang untuk melakukan Pergantian Pengurus Antar Waktu atau
PAW.
d. Memiliki hak suara pada musyawarah satu tingkat diatasnya.
e. Memiliki masa tugas maksimal 3 (tiga) bulan.
3. Pelaksana Tugas disingkat Plt.;
a. Merupakan pengurus yang ditunjuk dengan Surat Tugas oleh Ketua Umum atau
Ketua Daerah/Wilayah/Lokal.
b. Bertugas untuk menduduki jabatan yang bersifat sementara karena pengurus
yang digantikan;
1) Berhalangan tetap.
2) Mendapat keputusan hukum tetap sehingga tidak lagi dapat menempati
posisi jabatan dimaksud.
c. Memiliki masa tugas maksimal 3 (tiga) bulan dan tidak dapat diperpanjang.

Pasal 18
Jabatan Rangkap

1. Jabatan Rangkap adalah memiliki jabatan tetap lebih dari 1 (satu).

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 68
2. Kepengurusan dalam Organisasi RAPI tidak diperbolehkan memiliki jabatan
rangkap;
a. Pengurus selain Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal yang memiliki
jabatan rangkap wajib menyerahkan jabatan lama kepada Ketua Umum atau
Ketua Daerah/Wilayah/Lokal dengan berita acara serah terima selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan setelah mendapat surat keputusan untuk menduduki
jabatan baru.
b. Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal yang memiliki jabatan rangkap,
wajib menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa khusus untuk memilih Ketua
Umum atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal;
1) Paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak jabatan barunya ditetapkan,
dan hanya dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) kali 3 (tiga)
bulan berikutnya;
2) Apabila selama kurun waktu maksimal 6 (enam) bulan tidak dapat
menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa, maka yang bersangkutan
dianggap mengundurkan diri dari Jabatan Baru yang diembannya.

3) Surat Keputusan Kepengurusan RAPI Daerah/Wilayah/Lokal oleh Pengurus


Nasional/Daerah/Wilayah diterbitkan berdasar atas Hasil Ketetapan
Musyawarah Daerah/Wilayah/Lokal Luar Biasa.
c. Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi yang memiliki jabatan rangkap
wajib menyerahkan jabatan lamanya paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung
sejak jabatan barunya ditetapkan, dan hanya dapat diperpanjang untuk jangka
waktu 1 (satu) kali 3 (tiga) bulan berikutnya dengan ketentuan;
1) Ketua DPPO menyerahkan kepada Rapat DPPO.
2) Anggota DPPO menyerahkan kepada Ketua DPPO.

Pasal 19
Berhalangan Tetap

1. Yang dimaksud dengan berhalangan tetap adalah:


a. Meninggal dunia.
b. Pindah domisili kependudukan ke luar Daerah/Wilayah/Lokal kerjanya.
c. Mengundurkan diri.
d. Tidak dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya (tidak aktif) sehingga
mengakibatkan jalannya organisasi terganggu.
e. Mendapatkan promosi jabatan sesuai tuntutan perkembangan organisasi.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 69
2. Ketua atau salah satu anggota Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi yang
berhalangan tetap;
a. Dilakukan penggantian melalui Rapat DPPO.
b. Jangka waktu penggantian selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan.
3. Ketua dan seluruh anggota DPPO berhalangan tetap, maka;
a. Dilakukan penggantian melalui Rapat Konsultasi.
b. Jangka Waktu penggantian selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan.
4. Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal yang berhalangan tetap;
a. Dilakukan penggantian melalui Musyawarah Luar Biasa.
b. Jangka waktu penggantian selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan.
5. Pengurus yang berhalangan tetap;
a. Dilakukan penggantian melalui Rapat Pengurus.
b. Jangka waktu penggantian selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan.

BAB VII
PERSYARATAN DAN PEMBINAAN KEPENGURUSAN

Pasal 20
Persyaratan Kepengurusan

1. Persyaratan umum Pengurus RAPI;


a. Anggota RAPI aktif dibuktikan dengan KTA yang masih valid masa berlakunya.
b. Tidak menjadi pengurus Organisasi sejenis.
c. Tidak menjadi pengurus dalam Komunitas atau Paguyuban pengguna frekuensi
telekomunikasi khusus pada pita frekuensi radio tertentu yang tidak memiliki
ijin penggunaan frekuensi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
d. Berkomitmen kuat, sanggup dan rela berkorban menjalankan organisasi RAPI
untuk mencapai Visi dan Misi Organisasi.
e. Mampu berorganisasi, bekerjasama dengan sesama pengurus serta
bertanggungjawab atas jabatannya.
f. Mematuhi Kode Etik RAPI, peraturan Perundang-undangan, Anggaran Dasar-
Anggaran Rumah Tangga serta peraturan yang berlaku di dalam Organisasi
RAPI.
g. Bersedia menjadi pengurus yang dinyatakan secara tertulis.

2. Persyaratan Ketua dan Anggota Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi;


a. Memenuhi persyaratan umum pengurus.
b. Telah menjadi anggota RAPI minimal 3 (tiga) tahun.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 70
c. Memiliki pengalaman di organisasi sosial kemasyarakatan lebih dari 2 (dua)
tahun dan memiliki kompetensi khusus yang berguna bagi Organisasi.
d. Ketua dan Anggota Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi
Daerah/Wilayah/Lokal harus bertempat tinggal di Daerah/Wilayah/Lokal
kerjanya selama periode kepengurusannya.
e. Ketua dan Anggota Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Nasional harus
bertempat tinggal di lbu Kota Negara atau Bogor, Depok, Tangerang atau
Bekasi selama periode kepengurusannya.
f. Berwawasan nasional, baik dari kalangan Sipil maupun TNI/Polri
(Aktif/Purnawirawan)
g. Dapat menjabat untuk jangka waktu 2 (dua) periode berturut–turut dan dapat
dipilih kembali setelah berselang minimal 1 (satu) kali periode masa jabatan
tetap.

3. Persyaratan Ketua Umum;


a. Memenuhi persyaratan umum sebagai pengurus.
b. Pernah menjadi Pengurus RAPI, minimal 1 (satu) periode di Kepengurusan
Nasional atau Daerah.
c. Bersedia bertempat tinggal di lbu Kota Negara atau Bogor, Depok, Tangerang
atau Bekasi selama periode kepengurusannya.
d. Berwawasan nasional, dan siap mengabdi minimal selama 1 (satu) periode
kepengurusan.
e. Dapat dipilih kembali maksimal dua periode berturut–turut.

4. Persyaratan Ketua Daerah/Wilayah/Lokal;


a. Memenuhi persyaratan umum pengurus.
b. Telah menjadi anggota RAPI minimal 2 (dua) tahun.
c. Bersedia bertempat tinggal di Daerah/Wilayah/Lokal kerjanya selama periode
kepengurusannya.
d. Dapat menjabat untuk jangka waktu 2 (dua) periode berturut–turut dan dapat
dipilih kembali setelah berselang minimal 1 (satu) kali periode masa jabatan
tetap.

Pasal 21
Hak dan Kewajiban Kepengurusan

1. Hak Kepengurusan :

a. Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi;

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 71
1) Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
jabatannya.
2) Mendapatkan laporan kegiatan dan keuangan Organisasi secara berkala 6
(enam) bulan sekali yakni di bulan Juni dan Desember dari pengurus.
b. Pengurus;
1) Pengurus yang terpilih melalui Musyawarah berhak mendapat pelantikan
dan ditetapkan oleh pengurus setingkat di atasnya.
2) Mendapat pembinaan dan pelatihan dari pengurus setingkat diatasnya.
3) Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
jabatannya.

2. Kewajiban Kepengurusan :
a. Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi;
1) Memberikan pengawasan kepada pengurus.
2) Memberikan nasihat kepada pengurus.
3) Melaksanakan audit dan memberikan umpan balik atas laporan kegiatan
dan keuangan Organisasi yang disampaikan oleh pengurus.
b. Pengurus;
1) Mematuhi peraturan Perundang-undangan, Peraturan Pemerintah,
Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga dan peraturan yang berlaku di
dalam Organisasi RAPI untuk menjalankan Amanat Musyawarah.
2) Menjalankan tugas pokok dan fungsi dengan Patuh, Jujur, Tanggap dan
Bertanggung jawab sesuai dengan Kode Etik RAPI untuk mencapai Visi dan
Misi Organisasi RAPI.
3) Wajib mengikuti Bimbingan Teknis.
4) Pengurus Daerah/Wilayah wajib membentuk Kepengurusan RAPI
Wilayah/Lokal jika telah memenuhi persyaratan pembentukkan yang diatur
dalam Tata Aturan Organisasi RAPI.
5) Melakukan pelantikan kepada Pengurus setingkat dibawahnya yang terpilih
dan ditetapkan melalui Musyawarah.
6) Melakukan pembinaan terhadap pengurus setingkat dibawahnya dan
anggota.
7) Pengurus Daerah/Wilayah wajib menyelenggarakan Bimbingan Organisasi
bagi calon anggota.
8) Pengurus Nasional/Daerah/Wilayah wajib memberikan pelatihan Satuan
Tugas RAPI yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah/Wilayah kepada
Anggota.
9) Pengurus wajib melakukan komunikasi dengan anggota dan pengurus
lainnya melalui perangkat komunikasi radio secara berkala pada kanal
frekuensi KRAP.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 72
10) Pengurus wajib pro aktif menjaga kelancaran dan kenyamanan komunikasi
yang berlangsung pada kanal frekuensi KRAP.
11) Memberikan Laporan Kinerja di dalam Musyawarah Organisasi dan
Musyawarah Luar Biasa.
12) Pengurus Nasional/Daerah/Wilayah/Lokal wajib memberikan laporan
kegiatan, keuangan dan asset Organisasi dalam periode bulan Januari–Juni
yang dilaporkan paling lambat bulan Agustus dan periode bulan Juli-
Desember yang dilaporkan paling lambat bulan Februari kepada Dewan
Pengawas dan Penasihat Organisasi sesuai jenjang kepengurusannya.
13) Pengurus Nasional/Daerah/Wilayah wajib memberikan umpan balik atas
laporan kegiatan Organisasi yang disampaikan oleh Kepengurusan RAPI
setingkat di bawahnya.
14) Pengurus Nasional wajib memberikan laporan tahunan tentang kegiatan
Organisasi kepada Pemerintah.

Pasal 22
Pemberdayaan Organisasi

1. Pemberdayaan Organisasi RAPI dilakukan untuk;


a. Meningkatkan kinerja.
b. Menjaga keberlangsungan hidup Organisasi.
2. Pemberdayaan Organisasi RAPI melibatkan Pemerintah, Swasta serta Organisasi
Kemasyarakatan lainnya melalui;
a. Fasilitasi kebijakan, dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang
mendukung pemberdayaan Organisasi.
b. Penguatan kapasitas kelembagaan dalam bentuk;
1) Penguatan manajemen organisasi;
2) Penyediaan data dan informasi;
3) Pengembangan kemitraan;
4) Dukungan keahlian, program, dan pendampingan;
5) Penguatan kepemimpinan dan kaderisasi;
6) Pemberian penghargaan; dan/atau
7) Penelitian dan pengembangan.
c. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, dalam bentuk;
1) Pendidikan dan pelatihan;
2) Pemagangan; dan/atau
3) Kursus.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 73
Pasal 23
Pembinaan Dan Monitoring Pengurus

1. Pembinaan dan Monitoring Pengurus;


a. Bertujuan untuk;
1) Melatih atau mendidik pengurus dengan tindakan dan kegiatan-kegiatan
yang mendukung tercapainya tujuan organisasi.
2) Menyelaraskan pelaksanaan program kerja dalam mencapai Visi dan Misi
Organisasi.
3) Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi.
4) Melaksanakan kaderisasi pengurus
b. Dilakukan secara berkesinambungan berdasar pada data laporan berkala yang
diberikan setiap 6 (enam) bulan sekali oleh;
1) Pengurus Daerah kepada Pengurus Nasional.
2) Pengurus Wilayah kepada Pengurus Daerah.
3) Pengurus Lokal kepada Pengurus Wilayah.
2. Pembinaan dan Monitoring kepada pengurus dilakukan;
a. Pengurus Nasional kepada Pengurus Daerah.
b. Pengurus Daerah kepada Pengurus Wilayah.
c. Pengurus Wilayah kepada Pengurus Lokal
3. Pembinaan kepada anggota dilakukan;
a. Pengurus Wilayah, apabila tidak memiliki Pengurus di tingkat Lokal.
b. Pengurus Lokal.
4. Laporan berkala pengurus kepada DPPO atau pengurus setingkat diatasnya, selain
disampaikan dalam bentuk tertulis dapat juga disampaikan secara lisan di dalam
rapat konsultasi yang tercatat dalam notulen rapat.

Pasal 24
Peringatan, Pembelaan Diri dan Sanksi kepada Pengurus

1. Sanksi Organisasi diberikan kepada Pengurus apabila;


a. Melanggar hukum pidana dan telah mempunyai keputusan hukum tetap.
b. Melanggar Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan di dalam
Organisasi.
c. Menjadi pengurus Organisasi Komunikasi Sejenis dan/atau menjadi pengurus
organisasi, komunitas atau paguyuban yang mempergunakan kanal frekuensi
selain yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk Komunikasi Radio Antar
Penduduk.

2. Tahapan pemberian sanksi organisasi kepada pengurus adalah;

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 74
a. Pertama : pemberian peringatan secara lisan.
Peringatan secara lisan diberikan kepada;
1) Ketua dan Anggota DPPO melalui keputusan Rapat Pimpinan.
2) Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah melalui keputusan Rapat
Pimpinan.
3) Pengurus Nasional/Daerah/Wilayah/Lokal melalui keputusan Rapat
Kepengurusan.
4) Pengurus Wilayah yang tidak memiliki Kepengurusan tingkat Lokal melalui
keputusan Rapat Anggota Wilayah.
5) Pengurus Lokal melalui keputusan Rapat Anggota Lokal.

b. Kedua : pemberian peringatan secara tertulis.


Peringatan secara tertulis diberikan kepada;
1) Ketua dan Anggota DPPO melalui keputusan Rapat Pimpinan.
2) Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah melalui keputusan Rapat
Pimpinan.
3) Pengurus Nasional/Daerah/Wilayah/Lokal melalui keputusan Rapat
Kepengurusan.
4) Pengurus Wilayah yang tidak memiliki Kepengurusan tingkat Lokal melalui
keputusan Rapat Anggota Wilayah.
5) Pengurus Lokal melalui keputusan Rapat Anggota Lokal.
c. Ketiga : pemberian kesempatan pembelaan diri.
Kesempatan pembelaan diri dilakukan oleh;
1) Ketua dan Anggota DPPO dalam Rapat Pimpinan.
2) Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah dalam Rapat Pimpinan.
3) Pengurus Nasional/Daerah/Wilayah/Lokal dalam Rapat Kepengurusan.
4) Pengurus Wilayah yang tidak memiliki Kepengurusan tingkat Lokal
dilakukan di Rapat Anggota Wilayah.
5) Pengurus Lokal dalam Rapat Anggota Lokal.

d. Keempat : pemberian sanksi


Pemberian sanksi diberikan kepada;
1) Ketua dan Anggota DPPO melalui keputusan Rapat Pimpinan.
2) Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah melalui keputusan Rapat
Pimpinan.
3) Pengurus Nasional/Daerah/Wilayah/Lokal melalui keputusan Rapat
Kepengurusan.
4) Pengurus Wilayah yang tidak memiliki Kepengurusan tingkat Lokal melalui
keputusan Rapat Anggota Wilayah.
5) Pengurus Lokal melalui keputusan Rapat Anggota Lokal.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 75
3. Sanksi Organisasi bagi Pengurus adalah pemberhentian sebagai pengurus.
4. Bagi pengurus yang tidak melaksanakan kewajiban pelaporan berkala selama lebih
dari 1 (satu) tahun, dapat dikenai peringatan oleh Dewan Pengawas dan Penasihat
Organisasi atau Pengurus setingkat diatasnya yang akan menjadi catatan
wanprestasi dalam periode kepengurusannya.

BAB VIII
KEANGGOTAAN

Pasal 25
Status Anggota

Keanggotaan RAPI bersifat sukarela dan terbuka bagi setiap Warga Negara Indonesia
yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh organisasi.

Pasal 26
Persyaratan Anggota Baru

1. Mengajukan permohonan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk atau IKRAP sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan kepada Direktur Jenderal SDPPI.
2. Mengajukan permohonan menjadi anggota RAPI sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh Organisasi RAPI.
3. Telah mengikuti Bimbingan Organisasi yang diselenggarakan oleh Pengurus
Daerah/Wilayah dan mendapatkan sertifikat.
4. Calon anggota yang telah memenuhi persyaratan akan mendapatkan IKRAP dan
KTA.
5. Penerbitan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk disesuaikan dengan tempat
penerbitan Kartu Tanda Penduduk atau KTP.

Pasal 27
Hak Anggota

Setiap anggota berhak;


1. Memiliki Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk selama 5 (lima) tahun dan dapat
melakukan perpanjangan sesuai kebutuhan.
2. Memiliki Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk yang berlaku seumur hidup sesuai
dengan syarat dan ketentuan Pemerintah yang diberlakukan untuk Komunikasi
Radio Antar Penduduk.
3. Memiliki 1 (satu) tanda panggilan (callsign) yang berlaku di seluruh Indonesia.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 76
4. Menyelenggarakan telekomunikasi khusus pada pita frekuensi radio Komunikasi
Radio Antar Penduduk yang ditetapkan oleh Pemerintah.
5. Memiliki perangkat Komunikasi Radio Antar Penduduk (KRAP).
6. Menggunakan hak bicara dan hak suara dalam Musyawarah Anggota Wilayah/Lokal
serta Rapat Anggota Wilayah/Lokal yang diselenggarakan oleh pengurus.
7. Mempunyai hak memilih pada Musyawarah Anggota Wilayah/Lokal.
8. Mempunyai hak dipilih untuk menjadi pengurus.
9. Berperan aktif pada setiap kegiatan organisasi dan mengikuti pelatihan untuk
menjadi anggota Satgas RAPI.
10. Mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Organisasi.
11. Ikut aktif mengawasi dan memantau perkembangan organisasi pada tingkat
dimana anggota itu berada.
12. Melakukan pembelaan diri terkait dengan persoalan hukum yang dihadapi di
organisasi dalam Rapat Pengurus.

Pasal 28
Kewajiban Anggota

Setiap anggota wajib;


1. Mendukung sepenuhnya pencapaian Visi “Menjadi Radio Antar Penduduk Indonesia
yang berkualitas sebagai aset Nasional”.
2. Menjunjung tinggi nama baik Organisasi RAPI dimanapun berada.
3. Menggunakan alat dan perangkat KRAP yang telah memenuhi persyaratan teknis
dan mendapat sertifikat dari Direktur Jenderal Kementerian Komunikasi dan
Informasi serta ketentuan lain yang berlaku bagi Stasiun Komunikasi Radio Antar
Penduduk.
4. Mentaati aturan pancaran yang dilakukan melalui perangkat pemancar yang
dimilikinya tidak melebihi batas pita frekuensi radio, daya pancar, kelas emisi dan
lebar pita yang ditetapkan untuk penyelenggaraan KRAP.
5. Membantu pemerintah untuk mengatasi kebutuhan fasilitas telekomunikasi dalam
hal keselamatan negara, jiwa manusia, ketertiban masyarakat, bencana serta
kecelakaan.
6. Menerima dan menyalurkan berita-berita sebagaimana dimaksud pada ayat 5 (lima)
kepada instansi/lembaga yang berhak menerimanya.
7. Mendukung pelaksanaan program kerja Pengurus Nasional/Daerah/Wilayah/Lokal
RAPI.
8. Memiliki Pakaian Seragam Harian (PSH) RAPI.
9. Memasang papan/stiker tanda pengenal identitas stasiun KRAP di tempat lokasi
stasiun KRAP, baik stasiun tetap maupun bergerak.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 77
10. Mengikuti pelatihan sebelum menjadi anggota Satuan Tugas RAPI yang
diminatinya.
11. Pro aktif menjaga kelancaran dan kenyaman komunikasi yang berlangsung pada
kanal frekuensi RAPI.
12. Mengajukan permohonan IKRAP Perpanjangan 3 (tiga) bulan sebelum masa
berlakunya berakhir.

Pasal 29
Kartu Tanda Anggota

1. Kartu Tanda Anggota RAPI disingkat KTA RAPI;


a. Diterbitkan oleh Pengurus Nasional berdasar atas usulan Pengurus Daerah.
b. Ditandatangani oleh Ketua Umum RAPI.
2. Kartu Tanda Anggota Sementara RAPI disingkat KTAS RAPI;
a. Diterbitkan oleh Pengurus Daerah berdasar atas usulan Pengurus Wilayah.
b. Ditandatangani oleh Ketua Daerah dan Sekretaris Daerah.
c. Berlaku selama 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang hanya 1 (satu) kali untuk
masa 3 (tiga) bulan berikutnya, selama masa proses penerbitan IKRAP dan KTA
oleh Pemerintah dan Pengurus Nasional.

Pasal 30
Nomor Induk Anggota

Nomor Induk Anggota disingkat NIA;


1. Diterbitkan oleh Pengurus Nasional.
2. Ketentuan penomorannya;
a. 2 (dua) digit pertama menunjukkan kode Daerah
b. 2 (dua) digit kedua menunjukkan kode Wilayah.
c. 2 (dua) digit ketiga menunjukkan tahun menjadi anggota
organisasi.
d. 6 (enam) digit selanjutnya menunjukkan nomor urut nasional.

Pasal 31
Gugurnya Keanggotaan

1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri.
3. Masa berlaku IKRAP dan KTA telah habis dan tidak diperpanjang hingga jangka
waktu berakhirnya IKRAP dan KTA.
4. Diberhentikan.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 78
Pasal 32
Peringatan, Pembelaan Diri dan Sanksi Anggota

1. Sanksi Organisasi diberikan kepada Anggota apabila;


a. Melanggar hukum pidana dan telah mempunyai keputusan hukum tetap
b. Melanggar Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan di dalam
Organisasi.
c. Menjadi penanggungjawab atau ketua pada komunitas atau paguyuban
komunikasi radio yang mempergunakan kanal frekuensi di luar KRAP dan
Amatir Radio yang tidak memiliki ijin SAH berupa ijin konsesi dari Kementerian
Komunikasi dan Informasi.
2. Tahapan pemberian sanksi organisasi kepada anggota adalah;
a. Pertama : pemberian peringatan secara lisan.
Peringatan secara lisan;
1) Diberikan oleh Pengurus Wilayah/Lokal.
2) Diberikan sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu masing-masing 7
(tujuh) hari kerja.
b. Kedua : pemberian peringatan secara tertulis.
Peringatan secara tertulis;
1) Diputuskan melalui Rapat Pengurus Wilayah/Lokal.
2) Diberikan sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu masing-masing 15
(lima belas) hari kerja.
c. Ketiga : pemberian kesempatan pembelaan diri.
Kesempatan pembelaan diri dilakukan dalam Rapat Pengurus.
d. Keempat : pemberian sanksi
Pemberian sanksi diputuskan dalam Rapat Pengurus Wilayah/Lokal.
3. Sanksi Organisasi yang diberikan kepada Anggota berupa;
a. Skorsing dari keanggotaan RAPI.
b. Pelarangan memancar pada kanal frekuensi Komunikasi Radio Antar Penduduk.
c. Pemberhentian sebagai anggota RAPI.
d. Pencabutan Izin Komunikasi Radio Antar Penduduk.

BAB IX

RAPAT ORGANISASI

Pasal 33
Jenis Rapat
1. Rapat Kerja;

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 79
a. Rapat Kerja Nasional.
b. Rapat Kerja Daerah.
c. Rapat Kerja Wilayah.
d. Rapat Kerja Lokal.
2. Rapat Pimpinan;
a. Rapat Pimpinan Nasional.
b. Rapat Pimpinan Daerah.
c. Rapat Pimpinan Wilayah.
3. Rapat Anggota;
a. Rapat Anggota Wilayah.
b. Rapat Anggota Lokal.
4. Rapat Pengurus.
5. Rapat Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi.
6. Rapat Kepengurusan.
7. Rapat Koordinasi.
8. Rapat Konsultasi.
9. Rapat Formatur.
10. Rapat Panitia.

Pasal 34
Rapat Kerja

1. Diselenggarakan pertama kali paling lambat 6 (enam) bulan setelah


terselenggaranya Musyawarah.
2. Penyelenggaraan Rapat Kerja Kedua, Ketiga dan seterusnya dapat dilakukan
minimal 1 (satu) kali selama masa periode Kepengurusan di setiap jenjangnya.
3. Rapat Kerja berwenang untuk;
a. Menyusun, menetapkan dan mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja
Pengurus selama periode kepengurusannya.
b. Khusus Rapat Kerja Nasional, berwenang untuk menerbitkan, merubah dan
memutuskan Peraturan Organisasi.
4. Peserta Rapat Kerja;
a. Rapat Kerja Nasional/Daerah;
1) Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Nasional/Daerah.
2) Pengurus Nasional/Daerah.
3) Utusan Pengurus Daerah/Wilayah yang Definitif sebanyak 2 (dua) orang
dengan surat mandat.
4) Undangan dan/atau Nara Sumber.
b. Rapat Kerja Wilayah;
1) Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Wilayah.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 80
2) Pengurus Wilayah.
3) Utusan Pengurus Lokal yang Definitif sebanyak 2 (dua) orang dengan surat
mandat atau dihadiri Anggota apabila RAPI Wilayah tidak memiliki
Kepengurusan di tingkat Lokal.
4) Undangan dan/atau Nara Sumber.
c. Rapat Kerja Lokal;
1) Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Lokal.
2) Pengurus Lokal.
3) Anggota.
4) Undangan dan/atau Nara Sumber.

Pasal 35
Rapat Pimpinan

1. Rapat Pimpinan Nasional, diselenggarakan untuk;


a. Memutuskan penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
b. Menerbitkan, merevisi dan memutuskan Peraturan Organisasi.
c. Membentuk Pengurus Sementara Nasional.
d. Memutuskan pemberian peringatan, pelaksanaan pembelaan diri dan
penetapan sanksi organisasi kepada;
1) Ketua dan Anggota DPPO Nasional.
2) Ketua Umum.
2. Rapat Pimpinan Daerah/Wilayah, diselenggarakan untuk;
a. Memutuskan penyelenggaraan Musyawarah Daerah/Wilayah Luar Biasa.
b. Menerbitkan, merevisi dan memutuskan Peraturan Daerah/Wilayah.
c. Membentuk Pengurus Sementara Daerah/Wilayah.
d. Memutuskan pemberian peringatan, pelaksanaan pembelaan diri dan
penetapan sanksi organisasi kepada;
1) Ketua dan Anggota DPPO Daerah/Wilayah.
2) Ketua Daerah/Wilayah.

Pasal 36
Rapat Anggota

1. Rapat Anggota Wilayah merupakan Rapat Anggota yang diselenggarakan di tingkat


Wilayah apabila RAPI Wilayah tidak memiliki Kepengurusan di tingkat Lokal.
a. Bertujuan untuk;
1) Memutuskan penyelenggaraan Musyawarah Wilayah Luar Biasa.
2) Menerbitkan, merevisi dan memutuskan Peraturan Wilayah.
3) Membentuk Pengurus Sementara Wilayah.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 81
4) Memutuskan pemberian peringatan, pelaksanaan pembelaan diri dan
penetapan sanksi organisasi kepada;
a) Ketua Wilayah.
b) Ketua dan Anggota DPPO Wilayah.
b. Diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah.
c. Peserta Rapat Anggota Wilayah;
1) Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Wilayah.
2) Pengurus Wilayah.
3) Anggota.
2. Rapat Anggota Lokal merupakan Rapat Anggota yang diselenggarakan di tingkat
Lokal.
a. Bertujuan untuk;
1) Penetapan penyelenggaraan Musyawarah Lokal Luar Biasa.
2) Membentuk Pengurus Sementara Lokal.
3) Memutuskan pemberian peringatan, pelaksanaan pembelaan diri dan
penetapan sanksi organisasi kepada;
a) Ketua Lokal.
b) Ketua dan Anggota DPPO Lokal.
b. Diselenggarakan oleh Pengurus Lokal.
c. Peserta Rapat Anggota Lokal;
1) Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Lokal.
2) Pengurus Lokal.
3) Anggota.

Pasal 37
Rapat Pengurus

1. Rapat Pengurus Nasional/Daerah;


a. Bertujuan untuk;
1) Membahas persoalan organisasi.
2) Menyusun rencana kegiatan pengurus.
3) Menyusun laporan pengurus.
4) Membahas laporan berkala dari pengurus Daerah/Wilayah.
b. Berwenang untuk;
1) Membentuk Pengurus Definitif Pergantian Antar Waktu Nasional/Daerah
selain Ketua Umum atau Ketua Daerah untuk diputuskan dalam Rapat
Kepengurusan Nasional/Daerah.
2) Mengkaji dan mengevaluasi Peraturan Pengurus yang ditetapkan oleh
Pengurus setingkat dibawahnya dan memberikan rekomendasi tertulis yang
bersifat mengikat untuk dilakukan perubahan.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 82
c.
Peserta Rapat Pengurus Nasional/Daerah adalah Pengurus Nasional/Daerah
sesuai dengan materi Rapat.
d. Rapat Pengurus Nasional/Daerah diselenggarakan sewaktu-waktu atas inisiatif;
1) Ketua Umum/Ketua Daerah atau
2) Ketua I/Wakil Ketua I atau
3) Ketua II/Wakil Ketua II atau
4) Ketua III/Wakil Ketua III atau
5) Sekretaris Umum/Sekretaris atau
6) Bendahara Umum/Bendahara.
2. Rapat Pengurus Wilayah/Lokal;
a. Bertujuan untuk;
1) Membahas persoalan organisasi dan anggota.
2) Menyusun rencana kegiatan pengurus.
3) Menyusun laporan pengurus.
4) Membahas laporan berkala dari pengurus Lokal pada Rapat Pengurus
Wilayah.
b. Berwenang untuk;
Membentuk Pengurus Definitif Pergantian Antar Waktu Wilayah/Lokal selain
Ketua Wilayah atau Ketua Lokal untuk diputuskan dalam Rapat Kepengurusan
Wilayah/Lokal.
c. Peserta Rapat Pengurus Wilayah/Lokal adalah Pengurus Wilayah/Lokal sesuai
dengan materi Rapat.
d. Rapat Pengurus Wilayah/Lokal diselenggarakan sewaktu-waktu atas inisiatif;
1) Ketua Wilayah/Ketua Lokal atau
2) Wakil Ketua I Wilayah/Lokal
3) Wakil Ketua II Wilayah/Lokal
4) Wakil Ketua III Wilayah/Lokal
5) Sekretaris atau
6) Bendahara.

Pasal 38
Rapat Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi

2. Bertujuan untuk membahas persoalan DPPO, Pengurus, dan Organisasi RAPI.


3. Berwenang untuk;
a. Membahas dan mengevaluasi serta memberikan umpan balik Laporan
Pengurus.
b. Mengkaji Peraturan Pengurus dan memberikan saran serta rekomendasi tertulis
untuk ditindaklanjuti.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 83
c.
Membentuk DPPO Definitif Pergantian Antar Waktu untuk ditetapkan pada
Rapat Kepengurusan.
d. Melakukan penggantian Ketua DPPO yang berhalangan tetap untuk ditetapkan
pada Rapat Kepengurusan.
4. Rapat DPPO dapat diselenggarakan sewaktu-waktu atas inisiatif anggota DPPO dan
mendapat persetujuan dari Ketua DPPO selaku penanggungjawab DPPO.

Pasal 39
Rapat Kepengurusan

1. Bertujuan membahas dan memutuskan persoalan organisasi bersama antara


Pengurus dengan Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi.
2. Berwenang untuk;
a. Membahas dan memutuskan Peraturan Pengurus.
b. Memutuskan Pengurus Definitif Pergantian Antar Waktu selain Ketua Umum
atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal.
c. Menetapkan Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Definitif Pergantian
Antar Waktu.
d. Memutuskan pemberian peringatan, pembelaan diri, serta pemberian sanksi
kepada pengurus selain Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal.
3. Diselenggarakan sewaktu-waktu atas inisiatif;
a. Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal dan/atau
b. Ketua DPPO.
4. Peserta Rapat Kepengurusan;
a. Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi, dan
b. Pengurus.
5. Rapat Kepengurusan Nasional yang diselenggarakan untuk membahas dan
memutuskan Peraturan Pengurus Nasional dihadiri oleh;
a. Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi Nasional.
b. Pengurus Nasional.
c. Kepengurusan RAPI Daerah terkait, yang mengajukan permohonan tertulis atas
penerbitan Peraturan Pengurus Nasional.

Pasal 40
Rapat Koordinasi

1. Bertujuan untuk melakukan sinkronisasi pelaksanaan suatu kegiatan.


2. Diselenggarakan oleh Pengurus dengan melibatkan;
a. Jenjang Kepengurusan yang lebih rendah dan/atau lebih tinggi di dalam
Organisasi RAPI, atau

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 84
b. Institusi dan/atau Organisasi di luar Organisasi RAPI.
3. Dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan organisasi.
4. Dapat dilakukan melalui perangkat komunikasi radio pada kanal frekuensi KRAP.

Pasal 41
Rapat Konsultasi

1. Bertujuan untuk mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi organisasi.


2. Diselenggarakan oleh Pengurus untuk;
a. Membahas persoalan organisasi.
b. Membahas laporan pengurus.
c. Membahas materi Peraturan Pengurus.
d. Membahas persoalan pemberian sanksi organisasi dan/atau pemberhentian
anggota atau pengurus.
e. Membentuk dan memutuskan struktur baru DPPO Pergantian Antar Waktu jika
ketua dan seluruh anggota DPPO berhalangan tetap.
3. Rapat Konsultasi dilakukan antara;
a. Pengurus dengan Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi.
b. Kepengurusan Daerah/Wilayah/Lokal RAPI dengan jenjang Kepengurusan RAPI
setingkat di atasnya.
c. Kepengurusan Daerah/Wilayah/Lokal RAPI dengan Institusi Terkait.
d. Pengurus Nasional RAPI dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi atau
Kementerian Dalam Negeri selaku Pembina Organisasi RAPI.
e. Khusus untuk pembentukan struktur baru DPPO Pergantian Antar Waktu
dimana ketua dan seluruh anggotanya berhalangan tetap, Rapat Konsultasi
dilakukan antara Pengurus Daerah/Wilayah/Lokal RAPI dengan Kepengurusan
setingkat diatasnya.

Pasal 42
Rapat Formatur

1. Rapat Formatur bertujuan membantu Ketua Umum atau Ketua


Daerah/Wilayah/Lokal yang terpilih dalam musyawarah organisasi untuk menyusun
kelengkapan struktur pengurus dengan mempertimbangkan kesediaan,
kemampuan dan rekomendasi yang diterima.
2. Rapat Formatur hanya dilaksanakan dalam Musyawarah.
3. Rapat Formatur diikuti oleh;
a. Ketua Umum atau Ketua Daerah/Wilayah/Lokal Terpilih,
b. Ketua Sidang Paripurna,
c. Perwakilan Pengurus Demisioner sebanyak 1 (satu) orang,

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 85
d. Peserta Utusan musyawarah yang dipilih dan ditugaskan oleh musyawarah
sebanyak dua, empat atau enam orang.
4. Ketua Rapat Formatur dipilih oleh Pimpinan Sidang Paripurna.

Pasal 43
Rapat Panitia

1. Bertujuan untuk membahas rencana pelaksanaan kegiatan Pengurus yang bersifat


insidental.
2. Diikuti oleh pengurus dan anggota RAPI dalam kepanitiaan kegiatan dimaksud.
3. Diselenggarakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

Pasal 44
Tata Tertib Rapat

1. Tata tertib rapat diatur dalam Peraturan Organisasi dan dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar-Anggaran
Rumah Tangga.
2. Tata tertib rapat selanjutnya disahkan sebagai pedoman yang mengikat pada rapat
yang dilaksanakan.

BAB X
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 45
Pengambilan Keputusan

1. Setiap pengambilan keputusan diupayakan melalui musyawarah untuk mufakat.


2. Keputusan berdasar atas suara terbanyak dilakukan apabila keputusan melalui
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai.
3. Keputusan berdasar atas suara terbanyak diperoleh dengan perhitungan suara
dukungan ½ (setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah peserta/institusi yang hadir.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 86
BAB XI
ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 46
Logo

1. Logo RAPI merupakan simbol perwujudan persatuan dan kesatuan dalam


organisasi.
2. Logo RAPI tidak diperkenankan untuk dimodifikasi.

Pasal 47
Bendera

1. Bendera merupakan identitas organisasi.


2. Warna dasar bendera adalah Putih dengan Logo ”RAPI” diletakkan secara simetris
dan proporsional ditengah bendera bertuliskan “RADIO ANTAR PENDUDUK
INDONESIA” yang diletakkan pada bagian bawah logo.
3. Bendera RAPI mempunyai penggunaan dan bentuk sebagai berikut;
a. Penggunaan di lapangan umum, bentuk empat persegi panjang.
b. Penggunaan di ruangan;
1) Bendera, bentuk empat persegi panjang.
2) Pataka, bentuk empat persegi panjang ditambah identitas daerah atau
wilayah atau lokal yang diletakkan di bawah tulisan “RADIO ANTAR
PENDUDUK INDONESIA”.
c. Penggunaan di atas meja, bentuk empat persegi panjang.
d. Penggunaan di stasiun bergerak, bentuk segi tiga sama kaki.

Pasal 48
Emblem, Tanda Jabatan, Tanda Kecakapan dan Tanda Kehormatan

1. Emblem merupakan logo RAPI yang berupa kain, logam dan sebagainya yang
ditempatkan pada pakaian seragam.
2. Tanda Jabatan adalah suatu tanda yang digunakan untuk menunjukkan jabatan
tertentu dalam tanggung jawab tertentu.
3. Tanda Kecakapan Khusus adalah tanda yang diberikan kepada Anggota RAPI
sebagai bentuk apresiasi atas kemampuan seorang peserta didik dalam suatu
bidang tertentu.
4. Tanda Kehormatan adalah sebuah penghargaan yang diberikan oleh Organisasi
RAPI kepada Anggota atau Non Anggota dikarenakan jasanya terhadap Organisasi.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 87
Pasal 49
Lagu Mars

Lagu resmi organisasi adalah : Mars RAPI, ciptaan Didiek W. Soedjarwadi, JZ11AGY.

Pasal 50
Pakaian Seragam

1. Pakaian seragam organisasi adalah sarana untuk meningkatkan rasa persatuan,


menumbuhkan kebanggaan korps dan rasa percaya diri anggota yang dapat
menjunjung citra baik organisasi.
2. Pakaian seragam terdiri atas;
a. Pakaian Seragam Harian atau PSH, yang dipergunakan di setiap kegiatan resmi
yang bersifat operasional lapangan.
b. Pakaian Seragam Upacara atau PSU, yang dipergunakan di setiap kegiatan
resmi yang bersifat seremonial.
c. Pakaian Seragam Lapangan atau PSL, yang dipergunakan di kegiatan lapangan.
d. Pakaian Seragam Batik atau PSB, yang dipergunakan untuk resepsi dan
pertemuan silaturahim.

BAB XII
SATUAN TUGAS

Pasal 51
Satuan Tugas RAPI

1. Setiap anggota RAPI berwenang;


a. Menyelenggarakan Komunikasi Radio Antar Penduduk.
b. Memberikan bantuan komunikasi.
c. Tergabung ke dalam Satuan Tugas Komunikasi RAPI atau disingkat Satgaskom
RAPI.
2. Satuan Tugas RAPI disingkat Satgas RAPI;
a. Merupakan sebuah unit atau formasi yang dibentuk untuk mengerjakan tugas
tertentu sebagai wujud pengabdian kepada Negara dan masyarakat.
b. Terdiri dari;
1) Satuan Tugas Jaringan Komunikasi disingkat Satgas Jarkom RAPI,
merupakan satuan tugas yang memiliki kualifikasi terlatih dalam
menyelenggarakan Jaringan Komunikasi RAPI bagi Pemerintah dan
Masyarakat.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 88
2) Satuan Tugas Tim Reaksi Cepat Informasi Komunikasi Bencana disingkat
Satgas TRC RAPI, merupakan satuan tugas yang memiliki kualifikasi terlatih
dalam memberikan bantuan komunikasi dalam penanggulangan darurat
bencana.
3) Satuan Tugas RAPI Rider disingkat Satgas RR, merupakan satuan tugas
yang memiliki kualifikasi terlatih dalam memberikan bantuan komunikasi
dengan mempergunakan Kendaraan Bermotor atau Hewan Tunggangan.
4) Satuan Tugas Bantuan Sosial disingkat Satgas Bansos, merupakan satuan
tugas yang memiliki kualifikasi terlatih dalam memberikan bantuan
komunikasi dalam kegiatan bantuan sosial yang dilakukan oleh pemerintah
dan/atau masyarakat.

BAB XIII
BADAN USAHA

Pasal 52
Badan Usaha RAPI

1. Badan Usaha RAPI ditetapkan oleh Organisasi melalui Rapat Pengurus Nasional.
2. Badan Usaha yang dimaksud pada ayat 1 berbentuk Koperasi.
3. Badan Usaha RAPI dikelola oleh Pengurus dan/atau Anggota yang memiliki
kompetensi.
4. Badan Usaha Koperasi dimaksud dibentuk dan dikelola sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan terkait.

BAB XIV

KESEKRETARIATAN

Pasal 53
Kesekretariatan

1. Penanggung Jawab Pengelolaan Kesekretariatan adalah Sekretaris Umum atau


Sekretaris Daerah/Wilayah/Lokal.
2. Pengelolaan Kesekretariatan meliputi;
a. Pengelolaan Administrasi Kesekretariatan.
b. Pengelolaan Inventaris Kesekretariatan.
c. Pengelolaan Perijinan Anggota.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 89
BAB XV
PERBENDAHARAAN KEUANGAN, PENGELOLAAN ASET ORGANISASI
DAN AUDIT

Pasal 54
Keuangan Dan Sumber Dana

1. Seluruh dana yang diperoleh organisasi dari berbagai sumber wajib dimanfaatkan
hanya untuk membiayai seluruh kegiatan organisasi dan kegiatan sosial yang
ditetapkan oleh pengurus.
2. Dalam hal melaksanakan pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Organisasi RAPI menggunakan rekening pada bank nasional.
3. Keuangan Organisasi diperoleh dari;
a. Internal Organisasi, berupa;
1) Iuran yang berasal dari;
a) Calon anggota, yang merupakan setoran pada saat pengajuan
permohonan izin baru.
b) Anggota;
(1) setoran pada saat pengajuan pembaruan atau perpanjangan izin.
(2) iuran yang ditetapkan melalui peraturan pengurus sesuai jenjang
organisasi.
2) Donasi Anggota yang sah menurut hukum dan tidak mengikat.
3) Kontribusi dari Badan Usaha yang disepakati bersama dengan Organisasi.
b. Non Anggota/ Eksternal Organisasi, berupa: Kontribusi dari mitra kerja
Organisasi RAPI.
1) Sumbangan masyarakat dan lembaga yang sah menurut hukum dan tidak
mengikat.
2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
4. Pengurus Nasional/Daerah/Wilayah/Lokal wajib membuat Rencana Anggaran
Belanja dan Pendapatan selama satu periode kepengurusan yang dapat dievaluasi
setiap tahunnya.
5. Laporan keuangan wajib dibuat setiap akhir tahun anggaran oleh pengurus dan
dilaporkan kepada Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi sesuai jenjang untuk
disahkan dan ditandatangani bersama oleh Ketua Umum atau Ketua
Daerah/Wilayah/Lokal dengan Ketua DPPO dan menjadi bagian dari laporan kinerja
tahunan.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 90
Pasal 55
Aset Organisasi Dan Audit

1. Aset Organisasi terdiri dari barang bergerak, barang tidak bergerak, badan usaha
dan dana keuangan yang dapat digunakan dalam kegiatan Organisasi RAPI.
2. Semua aset Organisasi RAPI harus dan hanya dipergunakan untuk menjalankan
kegiatan organisasi serta membiayai kegiatan sosial lainnya dalam upaya mencapai
maksud dan tujuan organisasi.
3. Aset Organisasi harus dikelola dengan administrasi yang tertib, lengkap, dan benar
sesuai dengan kaidah-kaidah akutansi serta dilaporkan secara tertulis dalam Rapat
Kepengurusan.
4. Aset Organisasi wajib masuk dalam Laporan Kinerja pada Musyawarah untuk
kemudian diserahterimakan kepada pengurus yang baru terpilih secara lengkap,
terperinci disertai barang-barang inventaris, data potensi serta jaringan kerja, yang
dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Jabatan.
5. Audit pengelolaan keuangan dan aset organisasi dilakukan minimal 1 (satu) kali
dalam periode Kepengurusan oleh Auditor.
6. Audit Pengelolaan Keuangan dan Aset Organisasi di Kepengurusan RAPI
Daerah/Wilayah/Lokal dilakukan oleh Dewan Pengawas dan Penasihat Organisasi
khusus untuk Kepengurusan RAPI Nasional dapat dibantu oleh Akuntan Publik.

BAB XVI
SENGKETA ORGANISASI

Pasal 56
Sengketa Organisasi

1. Sengketa Organisasi adalah sengketa yang timbul karena perbedaan penafsiran


dan penerapan peraturan dalam organisasi.
2. Dalam hal terjadi sengketa internal organisasi, organisasi berwenang
menyelesaikan sengketa melalui mekanisme yang diatur dalam Peraturan
Organisasi.
3. Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai,
maka organisasi dapat meminta bantuan kepada pemerintah untuk melakukan
mediasi atas permintaan salah satu pihak yang bersengketa.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 91
BAB XVII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 57
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah
Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa.
2. Keputusan perubahan Anggaran Rumah Tangga, sah apabila disetujui oleh ¾ (tiga
perempat) dari seluruh pemilik hak suara yang hadir.
3. Perubahan Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dilaporkan kepada
Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Kementerian Dalam Negeri selaku
Pembina Organisasi dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari
terhitung sejak terjadinya perubahan dimaksud.

BAB XVIII
PENGESAHAN DAN PENETAPAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 58
Pengesahan

Anggaran Rumah Tangga ini disahkan pada Musyawarah Nasional Luar Biasa RAPI
Tahun 2018 di Boyolali. Selanjutnya akan didaftarkan pada Kementerian Hukum dan
HAM untuk menjadi perubahan pada Lembaran Berita Negara Republik Indonesia.

Pasal 59
Penetapan

Anggaran Rumah Tangga untuk pertama kalinya ditetapkan oleh Rapat Paripurna RAPI
Nasional di Jakarta, 2 Desember 1980, selanjutnya disempurnakan pada Kongres RAPI
ke-1 di Solo, tanggal 25 Maret 1984; Kongres RAPI ke-2 selaku Munas RAPI ke-2 di
Cipayung–Bogor, tanggal 29 November 1987; Munas RAPI ke-3 di Bandung tanggal 23
Juni 1993; Munas RAPI ke-4 di Denpasar tanggal 30 Januari 2000; Munas RAPI ke-5 di
Ciawi Bogor, tanggal 22 Mei 2005; Munas RAPI ke-6 di Balikpapan tanggal 23–25 Juli
2010; Munaslub RAPI Tahun 2011 di Yogyakarta tanggal 16–17 Juli 2011; Munas RAPI
ke-7 di Sentul Bogor tanggal 27–29 Mei 2016; Munaslub RAPI Tahun 2018 di Boyolali
tanggal 09-10 November 2018.

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 92
BAB XIX
ATURAN PERALIHAN DAN ATURAN TAMBAHAN

Pasal 60
Aturan Peralihan

1. Pada saat Anggaran Rumah Tangga ini diberlakukan, Pengurus


Nasional/Daerah/Wilayah/Lokal dapat melakukan penyesuaian dalam kurun waktu
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak Anggaran Rumah Tangga ini
diberlakukan.
2. Hal-hal yang berhubungan dengan Peraturan Organisasi dan Peraturan Pengurus
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah
Tangga ini hingga disahkannya Peraturan Organisasi dan Peraturan Pengurus yang
baru.

Pasal 61
Aturan Tambahan

Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan
diatur dan ditetapkan kemudian dalam Peraturan Organisasi dan Peraturan Pengurus
yang isinya tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 10 November 2018

Craeted By DYS
BUKU PANDUAN BO RAPI DAERAH 10 JABAR Hal 93

Anda mungkin juga menyukai