Penghantar Ilmu Lingkungan - Sumber Daya Alam
Penghantar Ilmu Lingkungan - Sumber Daya Alam
DISUSUN OLEH:
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan inspirasi kepada kami, karena berkat restu dari-Nya akhirnya kami
mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Sumber Daya Alam".
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang-orang sekitar, sehingga kendala-
kendala yang kami hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang sumber daya
alam, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada pembaca kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan karya-karya saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
mahasiswi dan Bapak/Ibu Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan Sumber Daya Alam ................................................................ 2
2.1 Sumber Daya Lahan .................................................................................. 2
2.2 Sumber Daya Air ................................................................................................ 7
2.2.1 Sumber Air Tawar ........................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup
yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
(Abdullah, 2007: 3). Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sumbernya,
persebarannya, tujuannya, cara pengolahan dan pemanfaatannya, sifat, potensi,
jenisnya,pembentukannya, nilai ekonomis atau nilai kegunaannya, bentukny, Undang-Undang
Republik Indonesia serta berdasarkan barlow.
Kontrol masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup merupakan hal yang penting. Masalah penduduk sebenarnya sangat
kompleks, banyak sekali aspek yang mencakup aspek didalamnya, diantara aspek pangan,
pemukiman, sandang, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, lingkungan hidup, dan
sebagainya.juga perlu mendapat perhatian karena dapat berpotensi mempercepatterjadinya
kerusakan sumber daya alam,Oleh sebab itu sudah menjadi tanggung jawab manusia untuk
menjaga dan merawat lingkungan alam kita ini.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan tanah
dengan segala ciri, kemampuan maupun sifatnya beserta segala sesuatu yang terdapat
diatasnya termasuk didalamnya kegiatan manusia dalam memanfaatkan lahan. Lahan
memiliki banyak fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usaha meningkatkan
kualitas hidupnya.
Sebagai mana yang diungkapkan oleh Arsyad (1989), “Pengertian sifat lahan yaitu
: atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti
tekstur tanah, struktur tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, darinase tanah,
jenis vegetasi dan sebagainya”. Sifat lahan merupakan suatu penciri dari segala sesuatu yang
terdapat di lahan tersebut yang merupakan pembeda dari suatu lahan yang lainnya.
Sifat lahan menunjukkan bagaimana kemungkinan penampilan lahan jika digunakan
untuk suatu penggunaan lahan. Sifat lahan menentukan atau mempengaruhi keadaan yaitu
bagaimana ketersediaan air, peredaran udara, perkembangan akan kepekaan erosi, ketersediaan
unsur hara, dan sebagainya. Prilaku lahan yang menentukan pertumbuhan tersebut disebut
kualitas lahan.
Sifat-sifat lahan terdiri dari beberapa bagian yaitu karakteristik lahan, kualitas lahan,
pembatas lahan, persyaratan penggunaan lahan, perbaikan lahan (Jamulya, 1991:2).
a. Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur atau diestimasi,
misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah dan struktur tanah. Satuan
parameter lahan dalam survey sumbardaya lahan pada umumnya disertai deskripsi
karakteristik lahan.
b. Kualitas Lahan
Kualitas lahan mempengaruhi tingkat kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu. Kualitas
lahan dinilai atas dasar karakteristik lahan yang berpengaruh. Suatu karakteristik lahan yang
dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan tertentu, tetapi tidak dapat berpengaruh
pada kualitas lahan lainnya.
c. Pembatas Lahan
Pembatas lahan merupakan faktor pembatas jika tidak atau hampir tidak dapat memenuhi
persyaratan untuk memperoleh produksi yang optimal dan pengelolaan dari suatu
penggunaan lahan tertentu. Pembatas lahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu : (1)
Pembatas lahan permanen, pembatas lahan yang tidak dapat diperbaiki dengan usaha-usaha
perbaikanlahan (land improvement). (2) pembatas lahan semetara, pembatas lahan yang
dapat diperbaiaki dengan cara pengelolaaan lahan.
d. Persyaratan Penggunaan Lahan
Persyaratan penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Persyaratan ekologikal, contohnya ketersediaan air, ketersediaan unsur hara,
ketersediaan oksigen, resiko banjir, lingkup temperatur, kelembapan udara, dan periode
kering.
2. Persyaratan pengelolaan, contonya persiapan pembibitan dan mekanisasi selama
panen.
3. Persyaratan konservasi, contohnya control erosi, resiko komplen tanah, resiko
pembentukan kulit tanah.
4. Persyaratan perbaikan, contohnya pengeringan lahan, tanggap terhadap pemupukan.
e. Perbaikan Lahan
Perbaikan lahan adalah aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas lahan pada
sebidang lahan untuk mendapatkan keuntungan dalam meningkatkan produksi pertanian.
Perbaikan lahan mutlak dilakukan agar kulaitas lahan dapat terus terjaga dan bermanfaat
bagi generasi yang akan datang.
Tata guna lahan (land use) adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan
dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi
tertentu,misalnya fungsi pemukiman, perdagangan, industri, dll. Rencana tata guna lahan
merupakankerangka kerja yang menetapkan keputusan-keputusan terkait tentang lokasi,
kapasitas dan jadwalpembuatan jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedung sekolah, pusat
kesehatan, taman dan pusat-pusat pelayanan serta fasilitas umum lainnya. Tata guna lahan
merupakan salah satu faktor penentu utama dalam pengelolaan lingkungan.
Keseimbangan antara kawasan budidaya dan kawasan konservasi merupakan kunci dari
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Tata guna lahan dan pengembangan lahan
dapat meliputi:
Kota,menurut definisi universal, adalah sebuah area urban sebagai puast pemukiman
yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk,
kepentingan, kegiatan dan atau status hukum.
Perkotaan,merupakan pusat pemukiman yang secara administratif tidak harus berdiri
sendiri sebagai kota, namun telah menunjukkan kegiatan kota secara umum dan
berperan sebagai wilayah pengembangan
Wilayah, merupakan kesatuan ruang dengan unsur-unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan pengamatan administratif pemerintahan ataupun
fungsional
Kawasan , merupakan wilayah yang mempunyai fungsi dan atau aspek/pengamatan
fungsional tertentu
Perumahan,adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan
Permukiman,adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasn lindung ,baik yang
berupa perkotaan maupu pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yangmendukung kehidupan
Perencanaan tata guna lahan adalah inti praktek perencanaan perkotaan. Sesuai dengan
kedudukannya dalam prencanaan fungsional, perencanaan tata guna lahan merupakan kunci
untuk mengarahkan pembangunan kota. Hal itu ada hubungannya dengan anggapan lama
bahwa seorang perencana perkotaan adalah “seorang yang berpengetahuan secara umum tetapi
memiliki suatu pengetahuan khusus.” Pengetahuan khusus kebanyakan perencana perkotaan
ialah perencana tata guna lahan.
Pengembangan tata guna lahan yang disesuaiakan dengan meningkatkan perekonomian
suatu kota atau wilayah. Catanesse (1988: 281), mengatakan bahwa secara umum ada 4
kategori alat-alat perencanaan tata guna lahan untuk melaksanakan rencana, yaitu:
Penyediaan Fasilitas Umum Fasilitas umum diselenggarakan terutama melalui program
perbaikan modal dengan cara melestarikan sejak dini menguasai lahan umum dan
daerah milik jalan (damija).
Peraturan-peraturan Pembangunan Ordonansi yang mengatur pendaerahan (zoning),
peraturan tentang pengaplingan, dan ketentuan-ketentuan hukum lain mengenai
pembangunan, merupakan jaminan agar kegiatan pembangunan oleh sektor swasta
mematuhi standar dan tidak menyimpang dari rencana tata guna lahan.
Himbauan, Kepemimpinan, dan Koordinasi Sekalipun sedikit lebih informal daripada
program perbaikan modal atau peraturan-peraturan pembangunan, hal ini dapat menjadi
lebih efektif untuk menjamin agar gagasan-gagasan, data-data, informasi dan risat
mengenai pertumbuhan dan perkembangan masyarakat daat masuk dalam pembuatan
keputusan kalangan developer swasta dan juga instansi pemerintah yang melayani
kepentingan umum.
Rencana Tata Guna Lahan, Rencana saja sebenarnya sudah merupakan alat untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan serta saran-saran yang dikandungnya selama itu
semua terbuka dan tidak basi sebagai arahan yang secara terus-menerus untuk acuhan
pengambilan keputusan baik bagi kalangan pemerintah maupun swasta. Suatu cara
untuk melaksanakan hal itu adalah dengan cara meninjau, menyusun dan mensahkan
kembali rencana tersebut dari waktu ke waktu. Cara lain adalah dengan menciptakan
rangkaian bekesinambungan antara rencana tersebut dengan perangkat-perangkat
pelaksanaan untuk mewujudkan rencana tersebut.
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi
manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga,
rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan
air tawar.
97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per
tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku
dapat ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil berada di
atas permukaan tanah dan di udara.
Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang.
Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia terus
meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap air bersih. Perhatian
terhadap kepentingan global dalam mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah
bermunculan, terutama sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama
dengan nilai pelayanan ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini
terus berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.
Air permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat di sungai, danau, atau rawa air tawar. Air
permukaan secara alami dapat tergantikan dengan presipitasi dan secara alami menghilang
akibat aliran menuju lautan, penguapan, dan penyerapan menuju ke bawah permukaan.
Meski satu-satunya sumber alami bagi perairan permukaan hanya presipitasi dalam area
tangkapan air, total kuantitas air dalam sistem dalam suatu waktu bergantung pada banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk kapasitas danau, rawa, dan reservoir buatan,
permeabilitas tanah di bawah reservoir, karakteristik aliran pada area tangkapan air, ketepatan
waktu presipitasi dan rata-rata evaporasi setempat. Semua faktor tersebut juga memengaruhi
besarnya air yang menghilang dari aliran permukaan.
Kuantitas total dari air yang tersedia pada suatu waktu adalah hal yang penting.
Sebagian manusia membutuhkan air pada saat-saat tertentu saja. Misalnya petani
membutuhkan banyak air ketika akan menanam padi dan membutuhkan lebih sedikit air ketika
menanam palawija. Untuk mensuplai petani dengan air, sistem air permukaan membutuhkan
kapasitas penyimpanan yang besar untuk mengumpulkan air sepanjang tahun dan
melepaskannya pada suatu waktu tertentu. Sedangkan penggunaan air lainnya membutuhkan
air sepanjang waktu, misalnya pembangkit listrik yang membutuhkan air untuk pendinginan,
atau pembangkit listrik tenaga air. Untuk mensuplainya, sistem perairan permukaan harus terisi
ketika aliran arus rata-rata lebih rendah dari kebutuhan pembangkit listrik.
Perairan permukaan alami dapat ditambahkan dengan mengambil air permukaan dari
area tangkapan hujan lainnya dengan kanal atau sistem perpipaan. Dapat juga ditambahkan
secara buatan dengan cara lainnya, namun biasanya jumlahnya diabaikan karena terlalu kecil.
Brasil adalah negara yang diperkirakan memiliki suplai air tawar terbesar di dunia,
diikuti oleh Rusia, Kanada, dan Indonesia.
Air tanah
Air tanah adalah air tawar yang terletak di ruang pori-pori antara tanah dan bebatuan
dalam. Air tanah juga berarti air yang mengalir di lapisan aquifer di bawah water table.
Terkadang berguna untuk membuat perbedaan antara perairan di bawah permukaan yang
berhubungan erat dengan perairan permukaan dan perairan bawah tanah dalam di aquifer (yang
kadang-kadang disebut dengan "air fosil").
Input alami dari air tanah adalah serapan dari perairan permukaan, terutama wilayah
tangkapan air hujan. Sedangkan output alaminya adalah mata air dan serapan menuju lautan.
Desalinasi
Desalinasi adalah proses buatan untuk mengubah air asin (umumnya air laut) menjadi
air tawar. Proses desalinasi yang paling umum adalah destilasi dan osmosis terbalik. Desalinasi
saat ini cukup mahal jika dibandingkan dengan mengambil langsung dari sumber air tawar,
hanya sebagian kecil kebutuhan manusia terpenuhi melalui desalinasi. Proses ini terjadi secara
ekstensif di Teluk Persia untuk mensuplai air bagi beberapa wilayah di Timur Tengah dan
fasilitas wisata dan perhotelan di wilayah tersebut.
Air beku
Es yang membeku di kutub dan glasier berpotensi untuk dijadikan sumber air tawar
karena dua per tiga air tawar dunia berada dalam bentuk es. Beberapa skema telah diajukan
untuk menjadikan gunung es di kutub sebagai sumber air, namun hingga saat ini hal itu hanya
sekadar rencana. Aliran glasier saat ini dikatakan sebagai salah satu perairan permukaan.
Himalaya, "Atap Dunia" mengandung glasier dan es dalam jumlah besar di luar wilayah
kutub, dan menjadi sumber dari sepuluh sungai besar di Asia yang menghidupi miliaran
manusia. Masalah yang terjadi saat ini adalah peningkatan temperatur dunia yang cukup cepat,
Nepal saat ini mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,6 derajat Celcius sejak sepuluh tahun
lalu, sementara dunia mengalami peningkatan sebesar 0,7 sejak ratusan tahun yang lalu.
Penggunaan air tawar dapat dikategorikan sebagai penggunaan konsumtif dan non-
konsumtif. Air dikatakan digunakan secara konsumtif jika air tidak dengan segera tersedia lagi
untuk penggunaan lainnya, misalnya irigasi (di mana penguapan dan penyerapan ke dalam
tanah serta penyerapan oleh tanaman dan hewan ternak terjadi dalam jumlah yang cukup
besar). Jika air yang digunakan tidak mengalami kehilangan serta dapat dikembalikan ke dalam
sistem perairan permukaan (setelah diolah jika air berbentuk limbah), maka air dikatakan
digunakan secara non-konsumtif dan dapat digunakan kembali untuk keperluan lainnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Pertanian
Diperkirakan 69% penggunaan air di seluruh dunia untuk irigasi. Di beberapa wilayah
irigasi dilakukan terhadap semua tanaman pertanian, sedangkan di wilayah lainnya irigasi
hanya dilakukan untuk tanaman pertanian yang menguntungkan, atau untuk meningkatkan
hasil. Berbagai metode irigasi melibatkan perhitungan antara hasil pertanian, konsumsi air,
biaya produksi, penggunaan peralatan dan bangunan.
Metode irigasi seperti irigasi beralur (furrow) dan sprinkler umumnya tidak terlalu
mahal namun kurang efisien karena banyak air yang mengalami evaporasi, mengalir atau
terserap ke area di bawah atau di luar wilayah akar. Metode irigasi lainnya seperti irigasi tetes,
irigasi banjir, dan irigasi sistem sprinkler di mana sprinkler dioperasikan dekat dengan tanah,
dikatakan lebih efisien dan meminimalisasikan aliran air dan penguapan meski lebih mahal.
Setiap sistem yang tidak diatur dengan benar dapat menyia-nyiakan sumber daya air,
sedangkan setiap metode memiliki potensi untuk efisiensi yang lebih tinggi pada kondisi
tertentu di bawah pengaturan waktu dan manajemen yang tepat.
Saat populasi dunia meningkat, dan permintaan terhadap bahan pangan juga meningkat
dengan suplai air yang tetap, terdapat dorongan untuk mempelajari bagaimana memproduksi
bahan pangan dengan sedikit air, melalui peningkatan metode dan teknologi irigasi, manajemen
air pertanian, tipe tanaman pertanian, dan pemantauan air.
Industri
Diperkirakan bahwa 15% air di seluruh dunia dipergunakan untuk industri. Banyak
pengguna industri yang menggunakan air, termasuk pembangkit listrik yang menggunakan air
untuk pendingin atau sumber energi, pemurnian bahan tambang dan minyak bumi yang
menggunakan air untuk proses kimia, hingga industri manufaktur yang menggunakan air
sebagai pelarut. Porsi penggunaan air untuk industri bervariasi di setiap negara, namun selalu
lebih rendah dibandingkan penggunaan untuk pertanian.
Air juga digunakan untuk membangkitkan energi. Pembangkit listrik tenaga air
mendapatkan listrik dari air yang menggerakkan turbin air yang dihubungkan dengan
generator. Pembangkit listrik tenaga air adalah pembangkit listrik yang rendah biaya produksi,
tidak menghasilkan polusi, dan dapat diperbarui. Energi ini pada dasarnya disuplai oleh
matahari; matahari menguapkan air di permukaan, yang lalu mengalami pengembunan di
udara, turun sebagai hujan, dan air hujan mensuplai air bagi sungai yang mengaliri pembangkit
listrik tenaga air. Bendungan Three Gorges merupakan bendungan pembangkit listrik tenaga
air terbesar di dunia.
Penggunaan industrial lainnya adalah turbin uap dan penukar panas, juga sebagai
pelarut bahan kimia. Keluarnya air dari industri tanpa dilakukan pengolahan terlbih dahulu
dapat disebut sebagai polusi. Polusi meliputi pelepasan larutan kimia (polusi kimia) atau
pelepasan air sisa penukaran panas (polusi termal). Industri membutuhkan air murni untuk
berbagai aplikasi dan menggunakan berbagai tehnik pemurnian untuk suplai air maupun
limbahnya.
Rumah tangga
Diperkirakan 15% penggunaan air di seluruh dunia adalah di rumah tangga. Hal ini
meliputi air minum, mandi, memasak, sanitasi, dan berkebun. Kebutuhan minimum air yang
dibutuhkan dalam rumah tangga menurut Peter Gleick adalah sekitar 50 liter per individu per
hari, belum termasuk kebutuhan berkebun. Air minum haruslah air yang berkualitas tinggi
sehingga dapat langsung dikonsumsi tanpa risiko bahaya. Di sebagian besar negara-negara
berkembang, air yang disuplai untuk rumah tangga dan industri adalah air minum standar meski
dalam proporsi yang sangat kecil digunakan untuk dikonsumsi langsung atau pengolahan
makanan.
Rekreasi
Penggunaan air untuk rekreasi biasanya sangatlah kecil, namun terus berkembang. Air
yang digunakan untuk rekreasi biasanya berupa air yang ditampung dalam bentuk reservoir,
dan jika air yang ditampung melebihi jumlah yang biasa ditampung dalam reservoir tersebut,
maka kelebihannya dikatakan digunakan untuk kebutuhan rekreasional. Pelepasan sejumlah air
dari reservoir untuk kebutuhan arung jeram atau kegiatan sejenis juga disebut sebagai
kebutuhan rekreasional. Hal lainnya misalnya air yang ditampung dalam reservoir buatan
(misalnya kolam renang)
Penggunaan bagi lingkungan dan ekologi secara eksplisit juga sangat kecil namun terus
berkembang. Penggunaan air untuk lingkungan dan ekologi meliputi lahan basah buatan, danau
buatan yang ditujukan untuk habitat alam liar, konservasi satwa ikan, dan pelepasan air dari
reservoir untuk membantu ikan bertelur.
Seperti penggunaan untuk rekreasi, penggunaan untuk lingkungan dan ekologi juga
termasuk penggunaan non konsumtif, namun juga mengurangi ketersediaan air untuk
kebutuhan lainnya di suatu tempat pada suatu waktu tertentu.
Proses Fotosintesis
Pemanfaatan energi
Pembangkit Listrik
Sebagai penyejuk
Melindungi bumi
1. Fungsi ekonomis, dalam arti hutan bisa dimanfaatkan potensi yang terkandung di
dalamnya, misalnya berbagai macam kayu, seperti meranti, kayu jati, albizia, agathis,
kamper, rotan, atau disadap getahnya, seperti getah damar, getah perca, dan pinus
mercussi.
2. Fungsi klimatologis, dalam arti menjaga kestabilan pola iklim dunia seperti suhu,
kelembapan, dan curah hujan.
3. Fungsi edafik, yaitu menjaga kesuburan tanah. Daun-daun dan ranting tanaman yang
jatuh ke tanah di kawasan hutan dapat membentuk serasah dan menjadi humus
penyubur tanah.
4. Fungsi hidrologis, yaitu menjaga kestabilan air tanah melalui penyerapan air hujan oleh
akar tumbuhan dan menjadi persediaan air tanah.
5. Fungsi konservasi, dalam arti menjaga kelestarian alam. Jika hutan banyak ditebangi
mengakibatkan meluasnya lahan kritis yang sangat tidak subur dan sulit untuk diolah.
Berdasarkan fungsi atau manfaatnya seperti dijelaskan di atas, hutan dapat dibedakan menjadi
lima, yaitu sebagai berikut :
1. Hutan Produksi, yaitu hutan yang secara alamiah atau sengaja ditanami untuk diambil
dan dimanfaatkan hasilnya, seperti produksi kayu, dan getah.
2. Hutan Lindung, yaitu kawasan hutan yang sengaja dijaga kelestariannya untuk
mencegah erosi, banjir, pengaturan air tanah, serta pemeliharaan kesuburan tanah.
3. Hutan Penyangga, yaitu kawasan hutan yang menjadi wilayah peralihan antara hutan
lindung dan hutan produksi. Kawasan ini hendaknya dijaga kelestariannya, jangan
sampai para pengelola hutan produksi terus mengeksploitasi sumber daya hutan sampai
ke wilayah hutan lindung.
4. Hutan Suaka Alam, yaitu hutan yang berfungsi untuk menjaga kelestarian berbagai
jenis flora dan fauna. Hutan suaka terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.Cagar
Alam, yaitu kawasan hutan yang dilindungi oleh undang-undang sebagai wilayah untuk
menjaga kelestarian beberapa jenis flora langka atau yang hampir punah.
5. Contoh cagar alam atau taman nasional, antara lain Taman Nasional Hutan Gunung
Leuser yang menjaga kelestarian hutan tropis, Taman Nasional di Bengkulu yang
menjaga kelestarian flora Bunga Rafflesia, dan Taman Nasional Gunung Gede-
Pangrango untuk menjaga kelestarian Bunga Edelweiss.
Suaka Marga Satwa, yaitu kawasan hutan yang dilindungi oleh undang-undang sebagai
wilayah untuk menjaga kelestarian beberapa jenis fauna langka atau yang hampir punah. Hutan
Wisata, yaitu hutan yang secara khusus diperuntukan bagi sektor pariwisata (wana wisata),
seperti perburuan dan offroad rally, pendidikan, penelitian.(Wanagama)
1. Semakin menurunnya luas areal hutan akibat perubahan fungsi lahan, seperti untuk
areal permukiman, pertanian, perkebunan.
2. Penebangan liar atau pembalakan liar atau illegal logging.
3. Kerusakan hutan oleh para peladang berpindah yang menebang dan membakar hutan.
Sistem ladang berpindah : menebang dan membakar hutan, lahan dimanfaatkan sekitar
3-4 tahun kemudian akan berpindah. Perambahan hutan oleh masyarakat sekitar hutan,
digunakan untuk pemukiman atau areal pertanian penduduk sekitar hutan yang tidak
memiliki lahan pertanian.
4. Kerusakan hutan oleh tenaga alam, seperti letusan gunung api dan tanah longsor.
Para peladang berpindah mengolah lahan hutan untuk dijadikan areal pertanian dengan
sistem slash and burn (tebang dan bakar) kemudian menanaminya dengan padi huma dan
palawija. Setelah lahan dirasakan kurang subur lagi, mereka akan berpindah ke wilayah hutan
lainnya, serta melakukan kegiatan yang sama. Kegiatan ini tentunya dapat memerluas
kerusakan dan penyempitan areal hutan. Selain itu jika sistem slash and burn dilakukan secara
kurang berhati-hati, sering mengakibatkan kebakaran hutan yang sangat luas, seperti di
Kalimantan dan Sumatra belum lama ini.
Kegiatan pembangunan sebenarnya merupakan kegiatan yang dilematis sebab pada
dasarnya proses pembangunan merupakan kegiatan manusia mengubah kondisi lingkungan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di lain pihak komponen lingkungan hidup termasuk
kawasan hutan, terus menerus mengalami degradasi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh
karena itu yang dapat dilakukan manusia adalah meminimalisasi kerusakan hutan, bukan
mempertahankan luas dan kualitas hutan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam meminimalisasi kerusakan hutan antara lain
sebagai berikut :
1. Menjadikan areal hutan tetap memiliki multi fungsi, tidak hanya fungsi ekonomis
melainkan manfaat-manfaat lainnya yaitu fungsi klimatologis, hidrologis, edafik, dan
konservasi.
2. Membuat undang-undang atau peraturan tentang hak pengusahaan dan pengolahan
sumber daya hutan.
3. Meningkatkan pengawasan terhadap sekelompok orang maupun perusahaan yang
memiliki hak pengusahaan hutan (HPH), jangan sampai dengan dalih pembangunan,
kepentingankomoditas ekspor, pemasokan devisa negara atau alasan lainnya,
mengeksploitasi sumber daya hutan secara membabi buta tanpa memerperhatikan
aspek keseimbangan alam dan kepentingan manusia di masa yang akan datang.
4. Memberikan sanksi yang setimpal, apabila ditemukan sekelompok orang atau
perusahaan yang memiliki HPH melanggar undangundang atau peraturan tersebut.
5. Memberikan penyuluhan atau penerangan khususnya kepada para peladang berpindah
atau masyarakat yang tinggal di sekitar areal hutan tentang pentingnya kelestarian hutan
bagi umat manusia
Pengelolaan sumber daya hutan diartikan secara sederhana oleh U.S. Forest Service
sebagai pemanenan hutan melalui tebang pilih, tebangan bayangan, tebangan pohon benih atau
tebang habis. Dengan kata lain, kegiatan pengelolaan hutan yang berasaskan pada kelestarian
sebagian besar menitikberatkan pada praktek penebangan (pemanenan) yang benar. Sedangkan
Undang-Undang No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan menggunakan istilah Pengurusan Hutan
untuk menggambarkan manajemen sumber daya hutan. Pengurusan hutan dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya serta serbaguna dan lestari untuk
kemakmuran rakyat. Pengurusan ini meliputi kegiatan-kegiatan:
a. Perencanaan kehutanan
b. Pengelolaan hutan
c. Penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta penyuluhan kehutanan
d. Pengawasan
Keempat kegiatan yang dimaksud di atas, pada dasarnya dapat dipandang sebagai penjabaran
fungsi-fungsi manajemen pada pengelolaan sumber daya alam hutan.
1. Menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional.
2. Mengoptimalkan aneka fungsi hutan dan ekosistem perairan yang meliputi fungsi
konservasi, lindung dan produksi kayu, non kayu dan jasa lingkungan untuk mencapai
manfaat lingkungan sosial, budaya dan ekonomi yang seimbang dan lestari.
3. Meningkatkan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS).
4. Mendorong peran serta masyarakat.
5. Menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
6. Memantapkan koordinasi antara pusat dan daerah.
Selanjutnya dikatakan bahwa perencanaan kehutanan harus dilaksanakan secara
transparan,bertanggung-gugat, partisipatif, terpadu, serta memperhatikan kekhasan dan
aspirasi daerah. Perencanaan kehutanan sebagaimana yang dimaksud di atas, meliputi
kegiatan-kegiatan:
1. Inventarisasi hutan
2. Pengukuhan kawasan hutan
3. Penatagunaan kawasan hutan
4. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan
5. Penyusunan rencana kehutanan
Rencana kehutanan sebagaimana dimaksud dalam butir ke-5 di atas disusun menurut
jangka waktu perencanaan, skala geogafis, dan menurut fungsi pokok kawasan hutan.
2.4.3 Jenis-Jenis Hutan
1. Jenis Pohonnya
Hutan Homogen
Hutan ini hanya ditumbuhi satu jenis pohon/tumbuhan utama saja. Biasanya
merupakan hutan buatan ditujukan untuk keperluan tertentu seperti penghijauan,
reboisasi serta keperluan industri. Contohnya hutan pinus, hutan jati, hutan akasia,
hutan cemara, hutan kayu putih, hutan bambu, dan lain-lain.
Hutan Heterogen
Hutan heterogen memiliki arti kebalikannya, yaitu hutan yang memiliki beragam jenis
pohon/tumbuhan misalnya hutan rimba, hutan lindung, dan hutan suaka alam.
Umumnya berada di daerah tropis dengan curah hujan tinggi seperti di kawasan Asia
Tenggara, Australia Timur Laut, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Afrika. Di
Indonesia banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Irian Jaya.
Hutan Wisata adalah hutan yang dibina dan dipelihara untuk kepentingan pariwisata.
Hutan Produksi adalah hutan yang dimanfaatkan hasil kayu maupun non kayu untuk
keperluan industri.
Hutan Suaka Alam adalah hutan yang memiliki sifat khas yang bertujuan untuk
melindungi keanekaragaman hayati (alam) baik flora, fauna maupun ekosistemnya.
Hutan Lindung adalah hutan yang berfungsi untuk menjaga kelestarian tanah dan
tata air wilayah.
3. Proses Terjadinya
Hutan alamiah (asli) adalah hutan yang proses terbentuknya secara alami, tidak ada
campur tangan manusia. Contoh hutan rimba.
Hutan buatan adalah hutan yang proses terbentuknya terdapat campur tangan
manusia dengan tujuan tertentu. Contoh beberapa hutan homogeny.
4. Iklim
5. Sifat Tanahnya
Menurut sifat tanahnya dibedakan menjadi tiga yaitu hutan rawa (gambut, air tawar,
dan bakau), hutan pantai dan hutan pegunungan.
Pemanfaatan kawasan hutan dapat dilakukan pada semua kawasan hutan kecuali pada
hutan cagar alam serta zona inti dan zona rimba pada taman nasional. Dalam rangka
pemberdayaan ekonomi masyarakat, setiap badan usaha milik negara, badan usaha milik
daerah, dan badan usaha milik swasta Indonesia yang memperoleh izin usaha pemanfaatan jasa
lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, saat ini diwajibkan
bekerja sama dengan koperasi masyarakat setempat. Usaha pemanfaatan hasil hutan meliputi
kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan.
Pemanenan dan pengolahan hasil hutan ini tidak boleh melebihi daya dukung hutan secara
lestari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang muncul secara alamiyang dapat
digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong di
dalamnya tidak hanya komponenbiotik,seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme saja,
tetapi juga komponen abiotik,sepertiminyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air,
dantanah.
Sumber daya alam banyak macamnya, diantaranya sumber Daya tumbuhan, sumber
daya hewan dan sumber daya barang tambang. Tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh
manusia adalah tumbuhan hasil hutan serta hasil pertanian dan perkebunan. Sumber daya
barang tambang dikelompokkan menjadi barang tambang mineral dan barang tambang bukan
mineral.
3.2 Saran
Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat terutama untuk masing-masing
anggota selaku penyusun dan para pembaca. Untuk kesempurnaan makalah ini kami mohon
kritik dan saran kepada rekan-rekan dan dosen pengampu, agar selaku penyusun bisa
memperbaki kekurangan-kekurangan dari makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/321/EKOLOGI-dan-LINGKUNGAN-HIDUP.pdf
https://www.academia.edu/12344020/Makalah_Sumber_daya_Alam_dan_lingkungan
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196006151988031-
JUPRI/LAHAN.pdf
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_air
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/36211/SDA%2BUdara.pdf
https://www.academia.edu/35645927/MAKALAH_EKONOMI_SUMBERDAYA_ALAM_DAN_LI
NGKUNGAN_I_EKONOMI_SUMBER_DAYA_HUTAN_KELOMPOK_