ZOONOSIS
“PASTEURELLOSIS PADA UNGGAS”
Oleh :
Nama : I Putu Sandika Arta Guna
NIM : 1609511110
Kelas :A
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN
2019
Pasteurellosis pada Unggas
A. Pengertian
Pasteurellosis adalah penyakit bakterial yang menyerang ternak sapi,kerbau, babi,
kambing, unggas, sapi, dan kerbau. Pasteurellosis dikenal dengan nama penyakit ngorok atau
septicaemia epizootica (SE) atau haemoragic septichaemia (HS) yang disebabkan oleh kuman
P.multocida type B:2 (tipe Asia) dan type E:2 (tipe Afrika) (Chancelloretal., 1996).Lebih
lanjut dinyatakan bahwa penyakit ngorok yang terdapat di Indonesia disebabkan oleh
P.multocida B: 2, bersifat akut, dan pada umumnya menjadi penyebab kematian pada hewan.
Pasteurellosis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella yang
merupakan bakteri anaerobik fakultatif (bakteri yang mampu bertahan hidup tanpa oksigen
dan tetap berfungsi diberbagai kondisi). Pasteurella Multocida dan Mannheimia Haemolytica
(Pasteurella Haemolitica) adalah dua spesies Pasteurella yang sering dituding terlibat dalam
berbagai penyakit Pasteurellosis baik secara bersama sama maupun sendiri sendiri.
Menurut Putra (2006) hewan karier dapat menjadi sakit dan atau menjadi sumber
penularan pada hewan peka lainnya yang berkaitan dengan penurunan kondisi tubuh
misalnya akibat adanya stres.
B. Etiologi
Penyakit kolera (Pasteurellosis) pada unggas disebabkan oleh bakteri Pasteurella
multocida dari strain unggas, biasanya menyerang ayam petelur dan pedaging. Umumnya
unggas yang telah dewasa (dara, petelur) lebih peka dibanding saat masa indukan. Penyakit
Pasteurellosis biasanya menyerang ayam pada usia 12 minggu. Menurut Mwankon et
al(2009), outbreak kolera di suatu peternakan ayam bisa menyebabkan angka mortalitas
hingga 80%. Hal ini tentunya berdampak pada kerugian ekonomi pada peternak.
C. Epidemiologi
Pasteurellosis relatif jarang terjadi. Ada sekitar 600 kasus yang dikonfirmasi
laboratorium yang dilaporkan pada manusia setiap tahun di Inggris dan Wales, di mana
sekitar 70% disebabkan oleh P. multocida. Sebagian besar kasus ini terjadi pada orang di atas
50 tahun. Pada 2013 ada 714 kasus yang dikonfirmasi laboratorium yang dilaporkan di
Inggris.
E. Pathogenesis
Infeksi kolera terjadi lewat kontak langsung antara ayam yang peka dengan ayam yang
sakit. Cairan yang keluar dari hidung, mulut, dan mata penderita dapat pula menularkan
bakteri secara tidak langsung melalui kontaminasi pakan, air, dan peralatan. Bangkai unggas
mati terserang kolera dapat menjadi sumber penularan. Burung, lalat, serangga, dan tikus
merupakan karier, begitupula unggas yang telah sembuh. Data penelitian di Afrika
menunjukkan bahwa tikus Rattus norvegicus merupakan reservoirdominan dari Pasteurella
multocidayang ditemukan di peternakan ayam.
Kolera unggas ada dua bentuk, yaitu akut dan kronik. Pada bentuk akut, gejala sering
tidak teramati sehingga ayam atau unggas tersebut dapat mengalami kematian secara tiba-
tiba. Kematian disertai tanda-tanda septicemia: kebiruan (cyanosis) pada kulit kepala, jengger
dan pial, lender keluar dari mulut, kemerahan (hyperemia)di organ dalam terutama usus
duodenum, pendarahan lemak jantung, perut, dan paru.
Pada bentuk kronis, terjadi pembengkakan akibat radang di pial, sendi, dan meningen
(gejala syaraf) serta kepala berwarna kebiruan. Selain itu gejala yang tampak adalah nafsu
makan berkurang, gangguan pernafasan, diare dengan kotoran mulai encer kekuningan
hingga hijau berlendir.
G. Pengobatan
Kolera unggas/Pasteurellosis dapat diatasi dengan pemberian antibiotik kombinasi
golongan sulfa dan trimethoprim seperti Cosumix®Plus. Cosumix Plus® merupakan
kombinasi antibacterial Sulfachloropyridazine 62,5% dan trimethoprim 12,5%.
Daftar Pustaka
Putra, G.A.A. 2006. Situasi Penyakit Hewan Menular Strategis pada Ruminansia Besar:
Surveilans dan Monitoring. Balai Penyidikan Dan Pengujian Veteriner Regional VI
Denpasar, Bali.