Laporan Pendahuluan Anemia
Laporan Pendahuluan Anemia
A. Pengertian
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
sel darah, serta sumsum tulang.Darah adalah jaringan khusus yang berbeda
dengan organ lain, karena berbentuk cairan. Jumlahdarah dalam tubuh adalah 6-
8% berat tubuh total. Empat puluh lima sampai 60% darah terdiri darisel-sel,
terutama eritrosit, leukosit dan trombosit. Fungsi utama darah adalah sebagai
1
B. Konsep Hematologi
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat produksi darah. Darah
sampai 10% berat badan normal dan berjumlah 5 liter. Keadaan jumlah
darah pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan,
keadaan jantung dan pembuluh darah. Darah merupakan bagian dari tubuh
volume darah sekitar 6 liter atau sekitar 7-8% dari berat badan. Darah terdiri
kurang lebih 45% (eritrosit, lekosit dan trombosit). Erna dan Supriyadi,
(2015). Darah terdiri atas dua komponen utama, yaitu sebagai berikut :
1. Plasma darah, bagian cair dalam darah sebagian besar terdiri dari air
2
C. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Penyebab umum dari anemia:
D. Patofisiologi
tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,
masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau
dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk
dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera
3
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka
asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-
organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah,
Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah,
1998).
4
E. Pathway
Kegagalan
produksi sel darah
Defisiensi B12, merah oleh sum- Destruksi sel
F.
asam folat, besi sum tulang darah merah Perdarahan/hemofilia
berlebih
Hb berkurang
Anemia
Asam laktat
PeristaltikG. Kerja Pusing
menurun lambung
menurun ATP berkurang
Makanan
sulit As. Lambung
Kelelahan Energi untuk
dicerna meningkat
membentuk
antibodi berkurang
Anoreksia Intoleransi
Konstipasi aktivitas
mual Resiko infeksi
5
E. Tanda Dan Gejala
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina
(sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau
diare)
F. Komplikasi
anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau
gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia,
berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa
1998).
G. Pemeriksaan penunjang
6
2. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
4. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
(aplastik).
H. Penatalaksanaan Medis
oksigen
7
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
8
1.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluru(Boedihartono, 1994).
1) Aktivitas / istirahat
Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.
Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu
menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane
mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada
9
pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti
berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru
3) Integritas ego
Tanda : depresi.
4) Eleminasi
(DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi.
5) Makanan/cairan
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan
penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es,
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan
vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering,
10
tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status
defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
(DB).
6) Neurosensori
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak
koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif,
paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan
7) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
8) Keamanan
terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah
11
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum.
9) Seksualitas
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan anemia (Doenges, 1999)
meliputi :
makanan.
12
C. Rencana Keperawatan
(Boedihartono, 1994)
13
gizi)
8. Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
9. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
10. Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitor adanya penurunan
berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama
makan
6. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
7. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor mual dan muntah
§
14
aseptik selama pemasangan
alat
9. Ganti letak IV perifer dan
line central dan dressing
sesuai dengan petunjuk
umum
10. Tingktkan intake nutrisi
11. Berikan terapi antibiotik bila
perlu
15
4. Tanda-tanda vital dalam kussmaul, hiperventilasi,
rentang normal cheyne stokes.
4. Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara
tambahan.
Oxygen Therapy :
1. Auskultasi bunyi nafas,
catat adanya crakles.
2. Ajarkan klien nafas dalam.
3. Atur posisi senyaman
mungkin.
4. Batasi untuk beraktivitas.
5. Kolaborasi pemberian
oksigen.
D. Implementasi
E. Evaluasi
16
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6.
Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:
Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :
Jakarta.
17