Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa per- kembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek–
aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan
agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah
lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi
secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu
selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi
merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa
merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan
kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral.
Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu. Masa remaja adalah suatu
periode peralihan diri dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Masa remaja juga sebagai
usia bermasalah. Akhirnya para remaja mengalami kesualitan dalam mengatasi masalah yang
dihadapi. Kesulitan-keuslitan yang dihadapi remaja menurut Rumke bersumber dari 3
masalah, yaitu :

1. Masalah individuasi : kesulitan daalam mewujudkan dirinya sebagai seorang yang


dewasa.
2. Regulasi : ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan dibidang fisik dan
seksualnya.
3. Masalah Integrasi : kesulitan menyesuaikan sikap dan perilakunya dilingkungannya /
mencari identitas dirinya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan dan perubahan pada remaja?
2. Bagaimana penyimpangan seks dan remaja?
3. Bagaimana keindahan pada remaja?
4. Bagaimana sikap kritis remaja?
C. Tujuan
1. Mengetahui perkembangan dan perubahan remaja.
2. Mengetahui penyimpangan seks dan remaja.
3. Mengetahui keindahan pada remaja.
4. Mengetahui sikap kritis remaja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan dan Perubahan Pada Remaja


Di zaman sekarang ini, semenjak ilmu pengetahuan telah berkembang dengan
pesatnya, terutama psikologi dan ilmu pendidikan,, maka fase-fase perkembangan manusia
telah diperinci dan ciri-ciri serta gejala-gejala yang tampak pada setiap fase perkembangan
itu dipelajari secara mendalam. Di dalam fase-fase perkembangan itu, masa remaja
merupakan pusat perhatian. Hal ini disebabkan karena masa remaja merupakan masa transisi
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Remaja merasakan bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi belum mampu memegang
tanggung jawab seperti orang dewasa. Karena itu pada masa remaja ini terdapat kegoncangan
pada individu remaja itu terutama di dalam melepaskan nilai-nilai yang lama dan
memperoleh nilai-nilai yang baru untuk mencapai kedewasaan. Hal ini tampak dalam tingkah
laku remaja itu sehari-harii, baik di rumah, di sekolah maupun di dalam masyarakat.
Ditambah lagi pada masa ini dorongan seksual menonjol dan menampakkan dalam kelakuan-
kelakuan remaja terutama terhadap jenis kelamin yang berlainan. Sehubungan dengan
masalah seksual ini, ada beberapa ciri utama dari masa remaja atau pubertas yaitu:
Pertama, ciri primer, yaitu matangnya organ seksual yang ditandai dengan adanya
mensturasi (menarche) pertama pada anak wanita dan produksi cairan sperma pertama
(nocturnal seminar emission) pada anak laki-laki. Yang dimaksud dengan peristiwa
menarche (menstruasi) ialah terjadinya pendarahan (haid) pertama pada alat kelamin wanita.
Hal ini disebabkkan karena kelenjar wanita (ovarium) mulsi berfungsi yaitu memasakkan sel
telur (ovum) dan sel telur yang masak itu lalu keluar dari indung telur (ovarium). Peristiwa ini
dinamai ovulasi. Bila sel telur yang masak itu disalurkan ke saluran telur kemudian tidak
dibuahi maka ia akan keluar bersama darah yang berasal dari permukaan Rahim.
Kedua, ciri sekunder, meliputi perubahan bentuk tubuh pada kedua jenis kelamin
itu. Anak wanita mulai tumbuh buah dada (susu), pinggul membesar, paha membesar karena
tumpukkan zat lemak, dan tumbuh bulu-bulu pada alat kelamin dan ketiak. Pada anak laki-
laki terjadi perubahan otot, bahu melebar, suara mulai berubah, tumbuh bulu-bulu pada alat
kelamin dan ketiak, serta kumis pada bibir. Disamping itu terjadi pula pertambahan berat
badan pada kedua jenis kelamin itu.
Ketiga, ciri ktertier, yang dimaksud dengan ciri tertier ialah ciri-ciri yang tampak
pada perubahan tingkah laku. Perubahan itu erat juga sangkut pautnya dengan perubahan

3
psikis, yaitu perubahan tingkah laku yang tampak seperti perubahan minat, antara lain minat
belajar berkurang, timbul minat terhadap jenis kelamin lainnya, juga minat terhadap kerja
menurun. Anak perempuan mulai sering memperhatikan dirinya. Perubahan lain tampak juga
pada emosi, pandangan hidup, sikap, dan sebagainya. Karena perubahan tingkah laku inilah
maka jiwanya selalu gellisah. Dan sering pula konflik dengan orang tua karea adanya
perbedaan sikap dan pandangan hidup. Kadang-kadang juga bertentangan dengan lingkungan
masyarakat dikarenakan adanya perbedaan norma yang dianutnya dengan norma yang
berlaku dalam lingkungan.
Jika konflik antara remaja dengan keluarga dan masyarakat, makin lama akan berubah
menjadi tekanan yang kuat terhadap remaja sehingga membuat remaja menjadi stress. Akibat
stress yang tak terpecahkan remaja tersebuh akan menghidar dari keluarga (escape) dan
mencari teman sebaya yang senasih di luar rumah.
Perubahan masyarakat dari ciri pedesaan ke ciri perkotaan telah terjadi secara luas.
Ciri itu antara lain tidak peduli dengan urusan orang lain. Mereka meniru perilaku masyarakat
Barat yang individual, cuek, materialistic, dan bahkan sadis dan beringas. Akibatnya
kelompok remaja yang bergerombol di jalan-jalan telah melakukan apa saja yang menurut
mereka baik. Maka terjadilah geng remaja berandalan serta melakukan kejahatan. Jadi para
remaja meninggal rumah karena tekanan psikologi keluarga, hal ini disebabkan orang tua
tidak paham kehidupan remaja yang berada dalam masa pancaroba. Kehidupan seperti ini
harusnya mendapat layanan yang ramah, bersahabat, toleran, dan membimbing kea rah
perilaku positif.
Menurut para ahli, semakin sederhana masyarakat itu, semakin pendek masa
pendidikan bagi anak-anaknya, sedangkan pada masyarakat yang telah maju masa pendidikan
itu bertambah panjang agar dapat mengusahakan anak-anak mereka dapat hidup dan
menyesuaikan diri terhadap lingkungan masyarakat. Berarti pada masyarakat modern masa
remaja itu bertambah panjangn sedangan pada masyarakat sederhana dan primitive masa
remaja itu adalah pendek dan mungkin pula tidak adda sama sekali.
Dalam hal ini Dr. Zakiah Daradjat (1978) mengungkapkan sebagai berikut:
“Remaja adalah usia transisi. Seorang individu , telah meninggalkan usia kanak-kanak yang
lemah dan penuh kebergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh
tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa
transisi ini bergantung kepada keadaaan dan tingkat sosial masyarakat di mana ia hidup.
Semakin maju masyarakat semakin panjang usia remaja, karena ia harus memperiapkan diri
untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya.”

4
Di dalam fase-fase perkembangan, kedudukan usia remaja dijelaskan oleh beberapa
ahli seperti:

1. Aristoteles: membagi fase perkembbangan manusia dalam 3 kali 7 tahun:


0-7 tahun : masa kanak-kanak
7-14 tahun : masa anak sekolah
14-21 tahun : masa remaja/puberteit
2. Menurut Stanley Hall masa remaja itu berkisar dari umur 15 tahun sampai dengan 23
tahun.
3. Sedangankan menurut DR. Zakiah Daradjat masa remaja itu lebih kurang antara 13-
21 tahun.
4. Pembagian fase-fase perkembangan yang agak luas dijelaskan oleh Arthur T. Jersild
cs. Dalam bukunya “Child Psychology” (1978) sebagai berikut:
x-0 tahun : permulaan kehidupan (masa konsepsi) masa prenatal (dalam
kandungan) proses kelahiran
0-1tahun : masa bayi (infancy).

1-5 tahun : masa kanak-kanak (early childhood).

5-12 tahun : masa anak-anak (middle childhood).

15-18 tahun : masa remaja (adolescence).

18-25 tahun : masa dewasa awal (pre adulthood).

25-45 tahun : masa dewasa (early adulthood).

45-55 tahun : masa dewasa akhir (late adulthood).

56-x tahun : masa tua (senescence) dan akhir kehidupan.

Menurut Mr. Kwee Soen Liang dalam bukunya “Ilmu Jiwa Pemuda” (1968)
diungkapkan ciri-ciri masa prapubertas sebagai berikut:

1. Berkurangnya kapasitas kerja di sekolah maupun dirumah.


2. Mengabaikan kegemaran (hobi) dan kewajiban-kewajiban lainnya, sehingga
pekerjaan seringkali gagal.
3. Mempunyai perasaan gelisah.
4. Dasar dari perasaannya ialah perasaan kurang senang.

5
5. Anak prapubertas menentang lingkungan.
6. Kadang-kadang bersifat sombong, kadang-kadang bersifat lemah.
7. Mudah terpengaruh kepada lingkungan yang buruk.
8. Mudah terjadi pelanggaran moral.

B. Penyimpangan Seks dan Remaja


1. Onani
Kelainan perilaku seks biasnya dilakukan oleh laki-laki yang merasa ingin memenuhi
kebutuhan seksnya, dilakukan dengan cara mengeluarkkan air mani oleh tangan. Biasanya
dilakukannya dengan sembunyi-sembuyi atau pada waktu tidur. Onani dapat mengakibatkan
lemah syahwat dan bahkan melemahkan sperma sehingga tidak sanggup membuahi sel telur
wanita. Efek samping lain dari onani ini adalah efek psikologisnya di mana si pelaku sering
merasa berdosa sehingga menimbulkan psikoneurosa atau gangguan kejiwaan.
1) Homoseksual (Homosexuality)
Kelainan perlikau seks yang dikatakan oleh dua individu yang berjenis kelamin sama
dinamakan homoseksual. Laki-laki dengan laki-laki dinamakan (male sexuality) atau lebih
umum disebut homoseksual saja. Wanita dengan wanita disebutlesbians.
Menurut Dr. Rono Sukistyo (1977) ada tiga macam homoseksual itu:
a Aktif, bertindak sebagai pria dan tidak bergantung kepada teman seksnya
b Pasif, yaitu bertindak sebagai wanita
c Campuran, yaitu kadang-kadang sebagai pria dan kadang-kadang sebagai wanita.
Sebab-sebab terjadinnya perbuatan homoseks itu adalah:
a Faktor hereditas. Hal ini jarang terjadi.
b Adanya ketidakseimbangan hormone seks (sex hormonal imbalance) \
c Pengaruh lingkungan.
2) Pelacuran
Pengertian pelacur ialah prilaku seks bebas yang dilakukan secara tidak sah menurut
hokum dan agama, yang terjadi di dalam masyarakat. Biasanya wanita yang melakukan
disebut wanita P, dan laki-lakinya dinamakan pria hidung belang. Wanita P itu berkeliaran di
waktu malam ditaman-taman, di pinggir jalan dan tempat-tempat tertentu lainnya untuk
menanti laki-laki yang akan menjemputnya. Tinkat pelacuran seperti ini dinamakan pelacuran
tingkat rendah. Di samping itu ada lagi pelacur tingkat tinggi yaitu mempunya rumah sendiri,
atau di hotel-hotel keas wahid.
3) Pornografi dan Pornoaksi

6
Hal-hal yang berusaha untuk merangsang dorongan seks dengan tulisan atau gambar.
Pengaruhnya cepat meluas terutama dikalangan remaja yang sedang berada pada masa
pubertas. Hal ini bisa berakibat menimbulkan krisis moral dikalangan remaja itu, terutama
apabila dasar-dasar agama kurang sekali dilatihkan sejak kecil. Usaha pornografi dapat juga
melemahkan potensi bangsa sebab akibatnya dapat merusak sendi-sendi falsafah.
4) Bestiatily
Mengadakan hubungan seks dengan binatang. Ini sering terjadi di daerah-daerah
pertanian di mana jumlah wanita agak kurang. Kadang-kadang dianggap bahwa hal ini
disamakan dengan onani atau masturbasi.
5) Gerontoseksual
Kecenderungan untuk melakukan hubungan kelamin dengan wanita-wanita yang lebih
tua atau yang lanjut usianya. Hal ini mungkin disebabkan pertimbangan-pertimbangan
ekonomi atau karena keinginan wanita-wanita itu untuk memperoleh kepuasan seks dari yang
lebih muda dari suaminya.
6) Incest
Hubungan kelamin terjadi antara dua orang di luar nikah sedangkan mereka adalah
berkerabat dekat sekali. Hal ini sering terjadi pada masyarakat yang taraf kehidupannya amat
rendah, dan juga keluarga yang pecah (broken home). Hal ini disebabkan karena pada
keluarga seperti ini kurang ditemukan disiplin dan kaburnya norma-norma kehidupan sebagai
pegangan dalam kehidupan berkeluarga. Incestmungkin terjadi antara anak gadis dengan
ayahnya, atau kakak laki-laki dengan adiknya, atau bahkan anak dengan ibunya.

C. Rasa Keindahan Pada Remaja

Disamping adanya kegoncangan jiwa, para remaja penuh dengan cita-cita hidup.
Mereka memilih idola dari tokoh-tokoh yang ada di masyarakat. Jika tokoh-tokoh itu sulit
untuk ditemukan sebab kebanyakan mereka tidak jujur dan sering melakukan perbuatan
tercela, maka tidak dapat disalahkan mereka menjadikan idolanya adalah para artis dan
tokoh-tokoh olahraga dunia.

Rasa keindahan yang dialami para remaja merupakan aspek perasaan yang paling baik
untuk ditanamkan, apalagi dikaitkan dengan tauhid dan keimanan, dan kekaguman atas
segala ciptaan Tuhan. Kemmapuan guru dan juru dakwah untuk mengungkapkan kekuasaan
Allah atas diri manusia dan alam semesta dengan memberi contoh-contoh keindahan

7
ciptaanNya, akan menggugah emosi remaja kepada cinta terhadap khaliknya. Firman Allah di
dalam Surat Ali Imran ayat 190 yang artinya:

“Bahwa sesungguhnya kejadian langit dan bumi dan pergantian malam dan siang, adalah
tanda-tanda kekuasaanKu bagi orang-orang yang berpikir”.

Siapakah yang dimaksud Allah dengan orang-orang yang berpikir? “yaitu orang-
orang yang mengingat Allah selalu, diwaktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring
dan sambil memikirkan kejadian langit dan bum, mereka berkata, “ya Tuhan kami, tidak lah
semua ini engkau jadikan dengan sia-sia.”

Disamping itu pengembangan rasa keindahan dalam bentuk kegiatan seni bagi remaja
adalah menjadi tanggung jawab pendidikan terutama guru. Pendidikan seni akhir-akhir ini
amat tertinggal dari pelajaran lain terutama Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan Bahasa
dengan alasan untuk penunjang kemajuan ilmu dan teknologi. Akibatnya Pelajaran Ilmu
Sosial, Seni dan Moral terabaikan.

Khusus mengenai seni, amat bermanfaat untuk mengembangkan belahan otak kanan.
Pada bagian ini terdapat sumber kreativitas bersama seni. Pada bagian ini juga terdapat
sumber kreativitas bersama seni. Pada bagian ini juga terdapat urusan kemanusiaan dan
rohani. Sedangkan otak bagian kiri berisi kemampuan logika, matematika, berhitung dan
rekayasa. Jika otak bagian kiri saja yang dikembangkan maka manusia akan dididik akan
menjadi manusia akal-akalan, suka merekayasa, arogan, “robot” dari kekuasaan, dan tidak
berperilaku kemanusiaan.

Secara garis dapat dianalisis bahwa belahan otak bagian kiri menyembunyikan
kemampuan-kemampuan logika, analitik, perhitungan, dan teknologi. Sedangkan belahan
otak sebelah kanan menyembunyikan kemampuan mengenai harga diri termasuk menghargai
diri orang lain, kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara rinci, mengembangkan
variabel yang ada secara intuitif dan kemampuan dalam berdaya cipta. Disamping itu pada
bagian kanan ini terdapat kemampuan suatu isi secara kompleks (menyeluruh) yaitu mampu
mengaitkan satu variabel dengan variabel lain sehingga akhirnya tergambar konsep
menyeluruh dari suatu masalah. Juga memiliki kemampuan filosofis atau tasauf dalam
agama. Dengan kata lain belajar agama harus mampu menemukan makna sehingga membuat
keimanan makin meningkat.

8
Negara kita yang sedang terpuruk ini tidak terlalu membutuhkan orang-orang pintar,
karena mereka yang pintar bisa jadi akan menipu rakyat dengan kepintarannya. Karena itu
diperlukan yang religius dan memiliki rasa kemanusiaan yang mencintai rakyat teriutama
yang miskin. 40 juta rakyat miskin telah dibiarkan saja begitu. Bahkan setiap hari makin
bertambah karena rumah-rumah mereka digusur Pemda. Lihat di Jakarta, makin banyak
orang tergusur bergelandangan. Demikian juga, bahwa pemerintah tidak punya rasa kasihan
terhadap orang-orang yang dipecat tanpa aturan yang benar seperti yang terjadi terhadap
karyawan PTDI Bandung tahun 2004. Presiden diam saja. Menteri tenaga keja akhirnya
memihak pemerintah untuk memecat karyawan tersebut.

Setiap ada peristiwa kemanusiaan seperti korban kerusuhan, bencana alam, pemecatan
karyawan perusahanan dan sebagainya, selalu pihak penguasa berkelit dengan aturan ini
aturan itu dan sebagainya. Yang digunakan adalah akal-akalan. Disinilah kejelekan orang
pandai yang berkuasa akan tetapi minim nilai kemanusiaan apalagi agama. Terakhir lihatlah
Kasus Kampar, dimana bupati menghina profesi guru. Para pejabat pusat diam saja dan sang
Bupati malah balik akan memecat 7000 guru yang berdemo bersama siswa. Itulah orang
pandai, tapi tak punya jiwa kemanusiaan.

D. Sikap Kritis Remaja

Suatu hal lagi yang perlu diperhatikan ialah daya kritis remaja terhadap hal-hal yang
tidak masuk akal, tidak logis. Sikap-sikap pimpinan, orang dewasa lainnya yang tidak logis
sering dikritiknya. Terutama sikap-sikap yang menutup-nutupi hal-hal yang benar, menutupi
kebenaran dan melindungi kecurangan. Juga materi dakwah para ulama dikritiknya. Terutama
materi dakwah yang tidak logis, tidak rasional. Sebagai contoh tentang cerita Isra’ Mi’raj
Nabi Muhammad SAW. diceritakan oleh sementara juru dakwah bahwa Nabi melakukan
Isra’ dan Mi’raj dengan memakai kendaraan Buraq, yakni sejenis binatang bersayap yang
larinya cepat sekali. Barangkali untuk melukiskan hal ini lebih baik jika dikatakan bahwa
Nabi berkendaraan sejenis pesawat yang kecepatannya bagaikan kilat. Sebab saat inipun
sudah banyak pesawat angkasa luar yang kecepatannya melebihi suara. Dengan perkataan
lain mengajarkan agama kepada remaja hendaklah disesuaikan dengan kondisi jiwa dan
lingkungan hidupnya. Sehubungan dengan ini Dr. Zakiah Daradjat mengungkapkan sebagai
berikut: “...agama remaja adalah hasil dari interaksi dia dengan lingkungannya”.

Sikap sosial dan kepemimpinan remaja berkembang terutama sekali dalam kelompok
teman sebaya (Peer Group). Sikap ini mencakup sejauh mana remaja itu berinteraksi dengan

9
teman sebaya dan ada atau tidaknya kepemimpinan tumbuh di dalam dirinya. Kelompok
teman sebaya ini dalam keadaan wajar dapat membantu perkembangan remaja. Sebab dapat
mengembangkan berbagai kebiasaan yang baik dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan
yang kurang baik. kebiasaan yang kurang biak dari seorang teman akan ditentang oleh
kelompoknya karena tidak sesuai dengan norma yang dianut oleh peer group itu.

Jika norma-norma yang dianut anak remaja di dalam peer group sesuai dengan
norma-norma yang dianut masyarakat, tidak akan ada persoalan. Tetapi jika norma-norma itu
bertolak belakang dengan norma masyarakat, maka akan timbullah persolan. Kadang-kadang
kelompok teman sebaya itu terdiri dari anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang
atau perhatian dari orangtuanya. Maka kelompok teman sebaya ini dijasikan sebagai tempat
untuk melepaskan kerinduan akan kasih sayang dan perhatian orang tua. Segala kekecewaan
di rumah tangga dikonpensir kedalam kelompok ini. Inilah permulaan timbulnya apa yang
dikenal geng remaja yang mempunyai norma tersendiri dan bertentangan dengan hukum
negara dan masyarakat. Kegiatan geng remaja itu kita kenal dengan kenakalan anak remaja.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada beberapa ciri utama dari masa remaja atau pubertas yaitu: Pertama, ciri primer,
yaitu matangnya organ seksual yang ditandai dengan adanya mensturasi (menarche) pertama
pada anak wanita dan produksi cairan sperma pertama (nocturnal seminar emission) pada
anak laki-laki. Yang dimaksud dengan peristiwa menarche (menstruasi) ialah terjadinya
pendarahan. Kedua, ciri sekunder, meliputi perubahan bentuk tubuh pada kedua jenis
kelamin itu. Anak wanita mulai tumbuh buah dada (susu), pinggul membesar, paha
membesar karena tumpukkan zat lemak, dan tumbuh bulu-bulu pada alat kelamin dan ketiak.
Pada anak laki-laki terjadi perubahan otot, bahu melebar, suara mulai berubah, tumbuh bulu-
bulu pada alat kelamin dan ketiak, serta kumis pada bibir. Disamping itu terjadi pula
pertambahan berat badan pada kedua jenis kelamin itu. Ketiga, ciri ktertier, yang dimaksud
dengan ciri tertier ialah ciri-ciri yang tampak pada perubahan tingkah laku. Perubahan itu erat
juga sangkut pautnya dengan perubahan psikis, yaitu perubahan tingkah laku yang tampak
seperti perubahan minat, antara lain minat belajar berkurang, timbul minat terhadap jenis
kelamin lainnya, juga minat terhadap kerja menurun. Anak perempuan mulai sering
memperhatikan dirinya.

B. Saran

Kami selaku penulis memohon kepada para pembaca agar memberikan kritik dan
saran atas makalah kami karena pasti kami tidak akan lepas dari kekeliruan-kekeliruan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Willis,Sofyan S.2012.Remaja dan Masalahnya (MengupasBerbagai Bentuk Kenakalan


Remaja, Narkoba, Free Sex, dan Pemecahannya).Bandung: Alfabeta

12

Anda mungkin juga menyukai