Halogen merupakan unsur yang sangat reaktif dimana pada tabel periodik terdapat di
dalam golongan VIIA. Unsur-unsur ini meliputi fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin
(I), dan astatin (At). Halogen berasal dari kata “halogenao” yang berarti pembentuk garam,
karna didasarkan pada penemuannya yang selalu diperoleh dari garam. Karena keraktifannya,
di alam halogen tidak terdapat dalam keadaan bebas, tetapi selalu dalam keadaan
senyawanya. Halogen berbentuk senyawa dengan biloks -1 yang dinamakan halida,
sedangkan senyawa halogen dengan biloks +1 sampai dengan +7 disebut oksihalogen, dan
jika senyawanya dengan oksigen disebut dengan oksida halogen.
A. Kelimpahan di Alam
Sifat fisik
Sifat Kimia
1) Sifat Umum
Secara kimiawi halogen merupakan unsur nonlogam yang paling reaktif. Hal ini di
dukung oleh beberapa faktor, antara lain:
Oleh karena kereaktifannya, halogen dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur,
termasuk fluorin yang dapat bereaksi dengan gas mulia. Beberapa halogen dapat
bereaksi langsung dengan unsur lain membentuk suatu halida.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Jika gas klorin dialirkan ke dalaam air, klorin akan mengalami reaksi
disproporsionasi (autoredoks).
Reaksi tersebut berada dalam kesetimbangan sehingga di dalam air masih tetap ada
gas klorin (sebagai Cl2). Larutan ini disebut sebagai air klorin. Br2 dan I2 dalam air
tidak bereaksi dan larutannya disebut dengan air bromin dan air iodin.
Dari dua reaksi tersebut dapaat disimpulkan, jika halida direaksikan dengan halogen
yang terletak di atasnya dalam sistem periodik unsur periodik, halida tersebut akan
mengalami oksidasi menghasilkan halogen. Sebaliknya, halogen akan mengalami
reduksi menjadi halida. Akan tetapi, hal yang sebaliknya tidak dapat terjadi, sebab
akan mempunyai potensial reaksi yang bernilai negatif.
Dengan demikian, halogen dapat mendesak halida di bawahnya dari suatu senyawa.
F2 dapat mendesak Cl–, Br–, dan I– dari senyawanya
Cl2 dapat mendesak Br– dan I dari senyawanya
Br2 dapat mendesak I– dari senyawanya, tetapi tidak dapat mendesak Cl– dan F–dari
senyawanya,
2. Klorin (Cl)
Klorin terkandung di dalam air laut dalam bentuk garam (NaCl) dengan kadar 2,8%.
Sifat oksidator yang tidak sekuat F menyebabkan klorin dapat diproduksi dengan
menggunakan cara elektrolisis maupun oksidasi.
Klorin dapat dibuat menggunakan beberapa cara, yaitu:
a. Proses Deacon (oksidasi)
2HCl dicampur dengan udara, kemudian dialirkan melalui CuCl yangbertindak
sebagai katalis. Reaksi terjadi pada suhu ± 430 °C dan tekanan20 atm.
𝐶𝑢𝐶𝑙2
Reaksi : 4 HCl + O2 ↔ 2 H2O + 2 HCl
Selain itu, Brom dibuat dengan cara elektrolisis larutan garam MgBr2 dengan
menggunakan elektroda inert.
4. Iodin (I)
Senyawa iodin yang paling banyak ditemukan adalah NaNIO3 yang bercampur
dengan NaNO3. Iodin meskipun padat, tetapi mudah menyublim karena mempunyai
tekanan uap yang tinggi. Dalam skala industri, iodin diperoleh dengan mereaksikan
NaIO3 dengan natrium bisulfit (NaHSO3). Endapan I yang didapat, disaring dan
dimurnikan.
5. Astatin (At)
Astatin diperoleh dari penembakan Bi dengan partikel α (He). Astatin bersifat
radioaktif dan mempunyai waktu paropendek (8,1 jam). Astatin juga terbentuk secara
alami melalui peluruhan uranium-235 and uranium-238.