Anda di halaman 1dari 7

HALOGEN

Halogen merupakan unsur yang sangat reaktif dimana pada tabel periodik terdapat di
dalam golongan VIIA. Unsur-unsur ini meliputi fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin
(I), dan astatin (At). Halogen berasal dari kata “halogenao” yang berarti pembentuk garam,
karna didasarkan pada penemuannya yang selalu diperoleh dari garam. Karena keraktifannya,
di alam halogen tidak terdapat dalam keadaan bebas, tetapi selalu dalam keadaan
senyawanya. Halogen berbentuk senyawa dengan biloks -1 yang dinamakan halida,
sedangkan senyawa halogen dengan biloks +1 sampai dengan +7 disebut oksihalogen, dan
jika senyawanya dengan oksigen disebut dengan oksida halogen.

A. Kelimpahan di Alam

No Unsur Kelimpahan senyawa / mineral halogen di alam


CaF2 ( Fluorspar ), Na3AlF6 ( Kriolit) , Ca3(PO4)3F (Fluoroapatit),
1. F
dalam gigi ,manusia dan hewan
- Garam dapur ( NaCl ), silvit, magnesium klorida (MgCl2), KCl,
2. Cl dan CaCl2 dalam air laut
- Dalam kerak bumi 0-2%
Asam bromida (HBr), dalam senyawalogam 3 romide ditemuka di air
3. Br
laut mati, mempunyai kadar 4500-5000 ppm
- Dalam senyawa Natrium iodat (NaIO3) yang bercampur dengan
deposit NaNO3 di daerah Chili
- Dalam larutan garam bawah tanah di Jepang dan Amerika dengan
4. I kadar sampai 100 ppm
- Dalam sumber air di daerah Watudakon ( Mojokerto) Jatim juga
mengandung yodium dengan kadar cukup tinggi
- Dalam beberapa jenis lumut, ganggang laut
Dalam kerak bumi sangat sedikit, kurang dari 30 gram, sebab unsur
5. At
bersifat radioaktif

B. Sifat – Sifat Halogen

 Sifat fisik
 Sifat Kimia
1) Sifat Umum
Secara kimiawi halogen merupakan unsur nonlogam yang paling reaktif. Hal ini di
dukung oleh beberapa faktor, antara lain:

 Berdasarkan konfigurasi elektronnya, halogen mempunyai sebuah elektron tidak


berpasangan sehingga mudah membentuk ikatan kovalen
 Afinitas elektron yang tinggj mengakibatkan halogen mudah membentuk ion
negatif dan membentuk senyawa dengan berikat secara ionik.

Dari atas ke bawah (dari F ke I), terdapat kecenderungan berkurangnnya afinitas


elektron halogen. Hal ini mengakibatkan kereaktifannya berkurang. Meskipun afinitas
elektron fluorin lebih rendah dari pada klorin, tetapi karena energi disosiasi ikatan
fluorin lebih rendah daripada klorin, maka fluorin masih bisa lebih reaktif daripada
klorin. Demikian juga bromin dan iodin, keduanya masih cukup reaktif karena energi
disosiasi ikatannya yang relatif rendah.

Oleh karena kereaktifannya, halogen dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur,
termasuk fluorin yang dapat bereaksi dengan gas mulia. Beberapa halogen dapat
bereaksi langsung dengan unsur lain membentuk suatu halida.

2) Daya Oksidasi halogen dan daya reduksi halida


Potensial elektrode standar (Eo) halogen ditunjukan dengan setengah reaksi.

F2(g) + 2eˉ 2Fˉ (aq)


Semua halogen mempunyai potensial elektrode positif. Hal ini menunjukan bahwa
semua halogen merupakan oksidator, dan mempunyai kecenderungan daya oksidasi:
F2 > Cl2 > Br2 > I2. Menurutnya daya oksidasi halogen menunjukkan semakin kuatnya
daya reduksi halida, dengan kecenderungan daya reduksi Iˉ > Brˉ > Clˉ > Fˉ.

3) Reaksi – Reaksi Halogen


1. Reaksi halogen dengan unsur logam
Reaksi halogen dengan unsur logam,baik logam golongan A maupun golongan B
dapat langsung membentuk garam dan reaksinya berlangsung dengan hebat.

Contoh:

Na(s) + ½ Cl2(g) → NaCl(s)

Na(s) + ½ Br2(g) → NaBr(s)

Fe(s) + Cl2(g) →FeCl2(s)

2. Reaksi halogen dengan unsur golongan IVA


Kecuali dengan karbon, halogen dapat bereaksi dengan langsung dengan semua
unsur golongan IVA membentuk senyawa halida.

Contoh:

Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4(s)

3. Reaksi halogen dengan unsur golongan VA


Kecuali dengan N2, halogen dapat bereaksi langsung dengan unsur golongan VA
pada suhu kamar.

Contoh:

P4(s) + 6Cl2(g) → 4PCl3(g)

4. Reaksi halogen dengan halogen lainnya


Reaksi halogen dengan unsur halogen lainnya dapat membentuk senyawa
antarhalogen dengan rumus molekul XYn, dimana Y lebih elektronegtif daripada X
dan n merupaka bilangan ganjil.

Contoh:

I2(g) + 3F2(g) → 2IF3(g)

I2(g) + 5F2(g) → 2IF5(g)

Br2(g) + Cl2(g) → 2BrCl(g)


5. Reaksi halogen dengan gas halogen
Reaksi halogen dengan gas hidrogen berlangsung dengan sangat hebat membentuk
gas hidrogen halida.

Contoh:

H2(g) + F2(g) → 2HF(g)

6. Reaksi halogen dengan air


Fluorin dapat mengoksidasi air dan menghasilkan gas oksigen.

F2(g) + H2O(l) → 2HF(aq) + ½ O2(g)

Jika gas klorin dialirkan ke dalaam air, klorin akan mengalami reaksi
disproporsionasi (autoredoks).

Cl2(g) + H2O(l) ↔ HCl(aq) + HClO(aq)

Reaksi tersebut berada dalam kesetimbangan sehingga di dalam air masih tetap ada
gas klorin (sebagai Cl2). Larutan ini disebut sebagai air klorin. Br2 dan I2 dalam air
tidak bereaksi dan larutannya disebut dengan air bromin dan air iodin.

7. Reaksi halogen dengan basa kuat.


Kecuali F2, semua halogen di dalam basa kuat akan mengalami reaksi
disproporsionasi (autoredoks). Reaksi yang terjadi dipengaruhi oleh suhu.

Pada suhu rendah:

Br2(g) + 2OH–(aq) → Br–(aq) + BrO–(aq) + H2O(l)

Pada suhu tinggi:

3I2(g) + 6OH–(aq) → 5I–(aq) + IO3–(aq) +3H2O(l)

8. Reaksi halogen dengan halida


Dengan memperhatikan nilai potensial elektrode dari masing-masing halogen,maka
halida dapat dioksidasi oeh halogen yang mempunyai daya oksidasi lebih tinggi.
Nilai potensial elektrode halogen adalah:

F2(g) + 2e– → 2F–(aq) Eo = +2,87 V

Cl2(g) + 2e– → 2Cl–(aq) Eo = +1,36 V

Br2(g) + 2e– → 2Br–(aq) Eo = +1,07 V

I2(g) + 2e– → 2I–(aq) Eo = +0,54 V


Perhatikan reaksi berikut:

2Cl–(aq) + F2(g) → 2F–(aq) +Cl2(g) Eo= +1,51 V (reaksi spontan)

2Cl–(aq) + Br2(g) → Cl2(g) + 2Br–(aq) Eo = -0,30 V (reaksi tak spontan)

Dari dua reaksi tersebut dapaat disimpulkan, jika halida direaksikan dengan halogen
yang terletak di atasnya dalam sistem periodik unsur periodik, halida tersebut akan
mengalami oksidasi menghasilkan halogen. Sebaliknya, halogen akan mengalami
reduksi menjadi halida. Akan tetapi, hal yang sebaliknya tidak dapat terjadi, sebab
akan mempunyai potensial reaksi yang bernilai negatif.
Dengan demikian, halogen dapat mendesak halida di bawahnya dari suatu senyawa.
 F2 dapat mendesak Cl–, Br–, dan I– dari senyawanya
 Cl2 dapat mendesak Br– dan I dari senyawanya
 Br2 dapat mendesak I– dari senyawanya, tetapi tidak dapat mendesak Cl– dan F–dari
senyawanya,

C. Pembuatan Unsur Halogen


1. Fluorin (F)
Gas F2 merupakan oksidator kuat sehingga hanya dapat dibuat melalui elektrolisis
garamnya, yaitu larutan KF dalam HF cair dengan perbandingan 2 : 3 yang
meleleh pada suhu 70⁰ - 100⁰ C. Katodanya terbuat dari baja atau tembaga,
sedangkan anodanya dari grafit.
Reaksinya sebagai berikut :
KHF2 → KF + HF
2HF → H2 + F2

2. Klorin (Cl)
Klorin terkandung di dalam air laut dalam bentuk garam (NaCl) dengan kadar 2,8%.
Sifat oksidator yang tidak sekuat F menyebabkan klorin dapat diproduksi dengan
menggunakan cara elektrolisis maupun oksidasi.
Klorin dapat dibuat menggunakan beberapa cara, yaitu:
a. Proses Deacon (oksidasi)
2HCl dicampur dengan udara, kemudian dialirkan melalui CuCl yangbertindak
sebagai katalis. Reaksi terjadi pada suhu ± 430 °C dan tekanan20 atm.

𝐶𝑢𝐶𝑙2
Reaksi : 4 HCl + O2 ↔ 2 H2O + 2 HCl

b. Elektrolisis larutan NaCl menggunakan diafragma

Reaksi : 2 NaCl + 2 H2O → H2 + 2 OH- + Cl2


3. Bromin (Br)
Bromin dapat ditemukan dalam air laut. Sifat oksidator bromin tidak terlalu kuat.
Bromin dapat diperoleh dengan beberapa cara. Pada skala industri, bromin dihasilkan
dengan cara mengekstraksi air tinggi (kira-kira 70ppm). Mula-mula pH air laut dibuat
menjadi 3,5 dan kemudian direaksikan dengan Cl laut. Hal ini dikarenakan
kandungan air laut akan Br2(g) untuk mengoksidasi Br– menjadi Br(g).

Reaksi: Cl2(g) + 2 Br–(aq) → Br2(g) + 2 Cl(aq)

Selain itu, Brom dibuat dengan cara elektrolisis larutan garam MgBr2 dengan
menggunakan elektroda inert.

4. Iodin (I)
Senyawa iodin yang paling banyak ditemukan adalah NaNIO3 yang bercampur
dengan NaNO3. Iodin meskipun padat, tetapi mudah menyublim karena mempunyai
tekanan uap yang tinggi. Dalam skala industri, iodin diperoleh dengan mereaksikan
NaIO3 dengan natrium bisulfit (NaHSO3). Endapan I yang didapat, disaring dan
dimurnikan.

Reaksi : 6 NaIO3 + 15 NaHSO3 → 9 NaHSO4 + 6 Na2SO4 + 3 H2O + 3 I2

5. Astatin (At)
Astatin diperoleh dari penembakan Bi dengan partikel α (He). Astatin bersifat
radioaktif dan mempunyai waktu paropendek (8,1 jam). Astatin juga terbentuk secara
alami melalui peluruhan uranium-235 and uranium-238.

D. Kegunaan Unsur Halogen

Unsur Nama Senyawa Kegunaan


Fluorin Asam Fluorida (HF) Mengukir kaca
Freon-22 (CCl2F2) Pendingin pada AC
Freon-13 (CClF3) Pendingin pada AC
Teflon (CF4)n Plastik tahan panas
Klorin Gas Klorin (Cl2) Pemutih, disinfektan pada pengolahan air
Pengolahan logam, bahan bantu proses
Asam Klorida (HCl)
industri
Kaporit ( Ca(ClO)2 ) Pemutih pada indsutri kain
Kapur Klorin (CaOCl2) Pemutih
PVC (CH2CHCl)n Plastik (Pipa air dan bahan bangunan lainnya)
Bahan industri untuk membuat bahan kimia
Natrium Klorida (NaCl)
lain (NaOH, NaHCO3, dan Na2CO3)
Bromin Bromin (Br2) Antiseptik
Tetrabromobisfenol
Plastik tahan api
(C15H12Br4O2)
Metil Bromida (CH3Br) Fungisida
Dilarutkan dalam alkohol untuk obat luka
Iodin Iodin (I2)
baru
Kalium Iodida (KI) Ditambahkan dalam garam dapur
Kalium Iodat (KIO3) Bersama KI ditambahkan dalam garam dapur
Iodoform (CHI3) Obat penenang
Perawatan dari penyakit menular bersifat
percobaan pada tikus-tikus dan
mengungkapkan bahwa alfa ini memancarkan
Astatin Astatine-211-tellurium
radiokoloid yang dapat menyembuhkan tanpa
menyebabkan ketoksikan pada jaringan
normal.

Anda mungkin juga menyukai