Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang mengerakan") adalah
pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Hormon adalah
senyawa yang secara normal dikeluarkan oleh kelenjar endokrin atau jaringan
tubuh dan dilepaskan ke peredaran darah, menuju jaringan sasaran, berinteraksi
secara selektif dengan reseptor khas dan menunjukkan efek biologis (Siswandono
dan Soekardjo, B.1995). Hormon dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Hormon kelenjar, yaitu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar
endokrin, seperti kelenjar adrenalin, pituitari, tiroid, pankreas, dan
gonadotropin.
2. Hormon jaringan, yaitu hormon yang dihasilkan oleh jaringan. Contoh:
histamin, norefinefrin dan serotonin.
Pada hewan hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh
kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir
semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon
dilepaskan langsung kealiran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang
disebut ektohormon (ectohormone) yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah,
melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target. Hormon merupakan mediator
kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Dahulu sekresi hormonal
dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh
sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi Endokrin. Ini
bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas yang
akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain.
1
Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan
hormonya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim
impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari Hormon Progesteron?
2. Apakah fungsi Hormon Progesteron?
3. Bagaimana mekanisme kerja Hormon Progesteron?
4. Bagaimana kekurangan Hormon Progesteron?
5. Bagaimana kelebihan Hormon Progesteron?
6. Apakah indikasi dan kontraindikasi Hormon Progesteron?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Hormon Progesteron.
2. Untuk mengetahui fungsi Hormon Progesteron.
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja Hormon Progesteron.
4. Untuk mengetahui kekurangan Hormon Progesteron.
5. Untuk mengetahui kelebihan Hormon Progesteron.
6. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi Hormon Progesteron.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hormon Progesteron
Progesteron merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada
siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan embriogenesis. Hormon ini
merupakan bentukan dari pregnenolon yang dihasilkan oleh kelenjar dan berasal
dari kolesterol darah. Progesteron bertanggung jawab pada perubahan
endometrium pada paruh kedua siklus mestruasi dan perubahan siklik dalam
serviks serta vagina. Progesteron menyiapkan lapisan uterus (endometrium) untuk
penempatan telur yang telah dibuahi dan perkembangannya, dan mempertahankan
uterus selama kehamilan.
Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum
pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Selain itu, hormon ini juga disintesis di
korteks adrenal, testis dan plasenta. Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH.
Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun
dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan
perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi terjadi 7 hari setelah fertilisasi
dan segera terjadi perkembangan trofoblas yang mengeluarkan hormon
gonadotropin korion ke dalam sirkulasi.
Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari sebelum taksiran waktu
perdarahan haid yang berikutnya. Pada bulan pertama kehamilan fungsi korpus
luteum akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan terus disekresi sampai
akhir kehamilan trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga plasenta yang sedang
tumbuh mulai mensekresi estrogen dan progesteron, mulai saat ini sampai partus,
korpus luteum tidak diperlukan lagi. Sekresi progesteron selama fase folikuler
hanya beberapa milligram sehari, kemudian kecepatan sekresi ini terus meningkat
menjadi 10 sampai 10 mg pada fase luteal sampai beberapa ratus milligram pada
akhir masa kehamilan. Pada pria sekresi ini hanya mencapai 1-5 mg sehari, dan
nilai ini kira-kira sama dengan wanita pada fase folikuler. Progesteron dibagi
menjadi dua, yaitu:

3
a. Progesteron alami : Homon steroid 11-karbon yang diproduksi oleh korpus
luteum dan plasenta. Menyebabkan perubahan sekresi pada fase poliferatif
endometrium. Perubahan ini sangat penting pada awal kehamilan.
b. Progesteron sintetis : Efek hormon sintetis mirip dengan progesteron alami.
Sebagaian besar efek biologisnya bergantung pada interaksi dengan
estrogen (Buku Saku Ilmu Kandungan, 1003)
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

a. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang


dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH

b. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan


hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
c. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.

Baik FSH dan LH merangsang sel target ovarium dengan cara berkombinasi
dengan reseptor FSH dan LH yang sangat spesifik pada membran sel. Reseptor
yang diaktifkan selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi dari sel-sel
ini sekaligus pertumbuhan dan proliferasi sel. Hampir semua efek perangsangan
ini dihasilkan dari pengaktifan sistem second messenger siklus adenosin
monofosfat dalam sitoplasma sel, yang selanjutnya menyebabkan pembentukan
protein kinase dan kemudian berbagai fosforilasi dari enzim-enzim kunci yang
membangkitkan banyak fungsi intraselular.

Progesteron juga merupakan salah satu steroid yang disintesis didalam


ovarium terutama dari kolesterol yang berasal dari darah. Walaupun dalam jumlah
kecil hormon progresteron ini juga diperoleh dari asetil koenzim A, yaitu suatu
multisel yang dapat berkombinasi untuk membentuk inti steroid yang tepat.
Selama sintesis, progesteron dan hormon kelamin pria, testosteron akan disintesis
pertama kali, baru kemudian salama fase folikular dari siklus ovarium, sebelum
kedua hormon ini dikeluarkan dari ovarium, hampir semua testosteron dan
sebagian besar progesteron akan diubah menjadi esterogen oleh sel-sel granulosa.
4
Setelah terbentuk sel-sel granulosa kemudian progresteron dan esterogen
ditransfor dalam sitoplasma darah terutama berikatan dengan albumin plasma dan
globulin khusus pengikat esterogen dan progresteron. Dalam waktu 30 menit
progesteron disekresi, yang kemudian berdegradasi menjadi steroid lain yang
tidak mempunyai efek progresterionik. Sedangkan hasil akhir dari degradasi
progesteron sendiri yaitu pregnanediol dan disekresi dalam urin.

2.2 Fungsi Hormon Progesteron


Jenis hormon kelamin ovarium adalah estrogen dan progestin. Sejauh ini
hormon yang paling penting dari esterogen adalah hormon estradiol dan yang
paling penting dari progestin adalah progresteron. Estrogen terutama
meningkatkan poliferasi dan pertumbuhan sel-sel khusus di dalam tubuh dan
berperan dalam perkembangan sebagian besar karakteristik kelamin
sekunder pria. Sebaliknya, progrestin hampir berkaitan seluruhnya dengan
persiapan akir dari uterus untuk menerima kehamilan dan persiapan.
1. Fungsi Hormon Progesteron pada Uterus
Sejauh ini fungsi progesteron yang paling penting adalah untuk meningkatkan
perubahan sekresi pada endometrium uterus selama separuh terakir siklus
seksual bulanan wanita, atau untuk mempersiapkan uterus untuk menerima
ovum yang akan dibuahi. Selain itu progresteron juga berfungsi mengurangi
frekuensi dan intensitas kontraksi uterus untuk mencegah terlepasnya ovum
yang sudah berimplantasi.
2. Fungsi Progresteron pada Tuba Fallopi
Progresteron disini berfungsi untuk meningkatkan sekresi pada mukosa yang
melapisi tuba fallopil. Sekresi ini dibutuhkan untuk menutrisi ovum yang
telah dibuahi, yang sedang membelah, sewaktu ovum berjalan dalam tuba
fallopi sebelum berimplantasi.
3. Fungsi Progresteron pada Payudara
Hormon progresteron ini berkerja meningkatkan perkembangan lobulus dan
alveoli kelenjar payudara, mengakibatkan sel-sel alveolar berproliferasi,
membesar, dan menjadi bersifat sekretoris. Akan tetapi, progresteron tidak
5
menyebabkan alveoli benar-benar mensekresi air susu, karena air susu
disekresi hanya sesudah payudara yang siap dirangsang (biasanya pada masa
kehamilan) oleh prolaktin dari hipofisis anterior.Progesteron juga dapat
mengakibatkan payudara membengkak, hal ini terjadi karena
timbulnya sekresi dari lobulus dan alveoli, selain itu karena terjadinya
peningkatan cairan pada jaringan subkutan.
4. Fungsi Progresteron pada Keseimbangan Elektrolit
Progresteron dalam jumlah besar dapat meningkatkan reabsorpsi natrium,
klorida, dan air dalam tubulus distal ginjal. Namun progresteron lebih sering
menyebabkan peningkatan ekskresi natrium dan air.

2.3 Mekanisme Kerja Hormon Progesteron


Progestin merupakan hormon yang secara alami terutama diproduksi oleh
corpus luteum dan plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan
mempersiapkan endometrium untuk implantasi telur dan membantu
perkembangan serta berfungsinya kelenjar mammary.Di samping efek
progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek anabolik, androgenik
atau estrogenik (biasanya lemah). Progesteron merupakan progestin alam yang
paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat
untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen.
Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain
efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai
androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen. Mekanisme kerja
progesteron dalam kontrasepsi adalah sebagai berikut :
a. Ovulasi
Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros
hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada
pertengahan siklus yang disebabkan oleh progesteron.
b. Implantasi
Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi. Ini
yang menjadi dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesteron.
6
Pemberian progesteron-eksogenous dapat mengganggu kadar puncak FSH
dan LH, sehingga meskipun terjadi ovulasi produksi progesteron yang
berkurang dari korpus luteum menyebabkan penghambatan dari implantasi.
Pemberian progesteron secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama
menyebabkan endometrium mengalami keadaan istirahatdan atropi.
c. Transpor Gamet atau Ovum
Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan progesteron sebelum
terjadi fertilisasi.
d. Luteolisis
Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi
corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat
folikulogenesis.
e. Lendir serviks yang kental
Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks
yang kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat
terhambat. Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir
yang jumlahnya sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan ferning
dan spinnbarkeit.

2.4 Kekurangan dan Kelebihan Hormon progesterone


1. Kekurangan Hormon Progesteron
Melihat dari betapa besar fungsi hormon progesteron dalam tubuh, maka
kekurangan progesteron dapat sangat berpengaruh bagi
penderita. Pengaruh-pengaruh yang mungkin terjadi antara lain :
a. Pengaruh umum
 Terganggunya siklus menstruasi
 Nyeri berlebihan selama siklus menstruasi
 Tidak terjadinya ovulasi
 Meningkatnya resiko keguguran
 Meningkatnya stres dan rasa tidak nyaman selama kehamilan,
terutama pada trimester I.
7
 Gangguan tidur (insomnia) yang dapat berakibat buruk pada
perkembangan janin.
 Menurunnya daya ingat
 Keringnya mukosa vagina
 Nyeri sendi dan infeksi saluran kencing
b. Pasca persalinan
 Depresi
Selama hamil, kadar progesteron selalu terjaga karena tubuh terus
menerus menghasilkan hormon ini melalui plasenta. Setelah
melahirkan, plasenta berhenti memproduksi sehingga kadar
progesteron mendadak turun. Menurut penelitian yang
dilakukan NaProTechnology, penurunan kadar progesteron
berkaitan dengan terjadinya depresi setelah melahirkan (postpartum
depression). Kadang-kadang depresi yang ditandai dengan gejala
selalu sedih dan gelisah serta mudah menangis ini bisa berlangsung
hingga 6 bulan.
 Retensi cairan
Retensi atau penumpukan cairan sering terjadi setelah melahirkan,
sebagai akibat dari berkurangnya kadar progesteron. Biasanya
kondisi ini ditandai dengan pembengkakan (edema) terutama
dibagian kaki dan tangan. Hal ini terjadi karena pada siklus normal,
progesteron juga berfungsi sebagai diuretic. Oleh progesteron,
kelebihan carain yang terdapat dibeberapa jaringan tubuh akan
dikeluarkan melalui urin.
 Siklus menstruasi yang tidak teratur
Dalam siklus yang normal, menstruasi terjadi ketika kadar
progesteron mendadak turun sebagai sinyal bagi dinding rahim
untuk luruh. Kekurangan progesteron menyebabkan dinding rahim
tidak luruh tepat pada waktunya, karena perubahan komposisi
hormonal tidak terjadi secara drastis. Gangguan pada siklus
menstruasi merupakan keluhan yang sering dialami para ibu setelah
8
melahirkan. Selain kadar hormon progesteron belum normal,
produksi Air Susu Ibu (ASI) juga sering dituding sebagai
pemicunya
c. Penyebab kekurangan hormon progesterone
 Stres
Aktifitas yang padat dan beban kerja yang berat dapat menimbulkan
stres. Hal inilah yang memicu terhentinya produksi hormon
sehingga menyebabkan terjadinya kekurangan progesteron.
 Diet
Pola makan sehari-hari juga memberikan kontribusi dalam
ketidakseimbangan hormon. Hal ini terjadi karena kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang secara tidak langsung mengandung
estrogen, seperti daging ayam, sapi, serta babi yang diternakkan
yang diberikan makanan tambahan berupa hormon estrogen demi
memepercepat pertumbuhannya.
 Kontrasepsi
Kebanyakan pil kontasepsi menggunakan progestin sebagai terapi
pengganti hormon. Progestin memiliki sifat yang ridak sama dengan
progesteron alami, sehingga hanya akan memicu meningkatnya
kadar hormon estrogen didalam tubuh.
 Lingkungan
Tanpa kita sadari tubuh kita sehari-hari telah banyak menerima
paparan estrogen sintesis seperti yang terkandung dalam deterjen,
pestisida serta berbagai macam produk perawatan kecantikan.
Stimulus paparan yang terjasi secara terus-menerus ini memberikan
dampak negatif terhadap reseptor estrogen dalam tubuh, sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengacu pada
keadaan estrogen dominan.

2. Kelebihan hormon progesterone


a. Pasien tampak kelelahan
9
b. Kehilangan gairah seksual
c. Ketidakstabilan emosi
d. Kembung dan nafsu makan berkurang
e. Siklus menstruasi tidak teratur
Penyebab kelebihan hormon progesterone. Progesteron hanya akan berada
dalam keadaan over supply apabila pasien mengkonsumsi suplemen serta obat-
obatan yang mengandung progesteron dalam dosis yang tinggi, yang dalam hal ini
tidak sesuai dengan kebutuhan.

2.5 Indikasi dan Kontraindikasi Hormon Progesteron


a. Indikasi
 Kontrasepsi
 Perdarahan menstruasi hemoragik/ tidak teratur
 Karsinoma endometrium
 Hipoventilasi

b. Kontraindikasi
 Meningioma.

c. Efek samping
 Maskulinisasi pada penggunaan lama
 Toksisitas minimal.

d. Farmakokinetik
Dimetabolisme oleh hati menjadi glukoronida atau konjugat sulfat.
Sebagian besar dosis awal cepat didegradasi oleh metabolisme lintasan
pertama, sehingga progesterone tidak mencapai jaringan bila diberikan
secara oral. Progestin sintetis sebaliknya tidak rentan terhadap
metabolisme lintasan pertama sehingga dapat diberikan secara oral.

10
2.6 Kontrasepsi Hormonal

A. Definisi Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan


untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung
preparat estrogen dan progesterone. Keuntungan kontrasepsi hormonal
sangat luas disamping mencegah terjadinya kehamilan, menurut sebuah
buletin yang dikeluarkan olehAmerican College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) dan diterbitkan dalam Obstetrics & Gynecology
edisi Januari 1010. “Kami sudah mengenal selama bertahun-tahun bahwa
kontrasepsi hormonal memiliki keuntungan kesehatan diluar mencegah
kehamilan,” kata penulis Robert L. Reid, MD, dari Kingston, Ontario,
Kanada sebagai penulis utama, dalam suatu rilis berita.
Selama tahun-tahun reproduksi, lebih dari 80% wanita di Amerika Serikat
menggunakan beberapa bentuk kontrasepsi hormonal, seperti kontrasepsi
oral atau pil, patch, single-rod progestin dan implan lainnya, suntikan,
cincin vagina, dan intrauterine device (IUD). Selain untuk mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan, kontrasepsi hormonal digunakan untuk
mengobati gangguan menstruasi termasuk dismenore dan menoragiadengan
efektif.
Laporan menunjukkan, sampai 90% wanita muda dismenore, yang
merupakan penyebab utama absen sekolah dan bekerja. Jika tidak diobati,
menoragia dapat menyebabkan anemia. Sekitar tiga perempat wanita
dengan dismenore menanggapi dengan positif kombinasi pengibatan
dengan kontrasepsi oral, dan cincin vagina mungkin sama efektifnya.
Kontrasepsi hormonal dapat diberikan secara oral dalam bentuk pil atau
injeksi. Pil kontrasepsi mengandung kombinasi antara estrogen dan
progesteron. Sedangkan sediaan injeksi hanya mengandung progesteron
saja. Estrogen menghambat ovulasi dengan menekan hipotalamus dalam
menskresi FSH releasing factor, LH releasing factor, dan selanjutnya

11
mengurangi skresi FSH dan LH. Progesteron menghambat pergerakan
sperma dengan meningkatkan kekentalan muskus pada servik,
memperlambat transpor ovum, menghambat aktivasi enzim penghidrolisa
sperma yang diperlukan untuk fertilisasi, menghambat aktivasi enzim
penghidrolisa sperma yang diperlukan untuk fertilisasi, menghambat
inflamasi, dan ovulasi melalui pengurangan skresi FSH dan LH.
Kedua hormon tersebut diperlukan untuk pematangan folikel gravida dalam
ovarium, karena hambatan tersebut menyebabkan ovulasi terhambat yang
mengakibatkan pembuahan tidak dapat terjadi. Selain itu, estrogen dan
progesteron juga akan menyebabkan perubahan endometrium sehingga
terjadi perubahan lendir serviks dan motilitas tuba falofi yang mengganggu
pergerakan sperma.

B. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis


obat yang bersifat hormonal, yaitu:

1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan,


gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi
hati atau tumor dalam rahim.

2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif


oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan
vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.

C. Macam – Macam Kontrasepsi Hormonal

Alat kontrasepsi modern yaitu bisa berupa Pil, AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim), suntik, implant (susuk), Tubektomi dan Vasektomi.
Alat kontrasepsi hormonal yang paling banhyak di jumpai di masyarakat
yaitu ,suntik, pil kombinasi, IUD dan susuk(implant).

12
1. Kontrasepsi Suntikan

Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot


progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena
memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang
sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.

b. Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.

c. Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan


estrogen

d. Norethindrone enanthate (Noresterat) 100 mg yang mengandung


derivate testosteron.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto H.1004)

a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan


ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
releasing faktor dari hipotalamus.

b. Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh


spermatozoa.

c. Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk


implantasi dari hasil konsepsi.

Keuntungan dan Kerugian :

1. Keuntungan ( Hartanto.H,1004)

a. Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 100 mg sekali setiap 8


minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya
sekali tiap 11 minggu.
13
b. DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 11 minggu dengan dosis 150
mg.

c. Tingkat efektifitasnya tinggi

d. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.

e. Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.

f. Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.

g. Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak


disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus
dikeluarkan oleh orang lain.

h. Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu


memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.

i. Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti
timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi
ASI.

2. Kerugian ( Hartanto,1004).

a. Perdarahan yang tidak menentu

b. Terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan

c. Berat badan yang bertambah

d. Sakit kepala

e. Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan

14
f. Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik
lagi.

g. Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan


0.7%.

h. Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.

i. Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan

j. Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

Saat Pemberian Yang Tepat ( Wiknjosastro,1001)

a. Pasca persalinan

 Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu


post partum dan sebelum berkumpul dengan suami.

 Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

b. Pasca Abortus

 Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.

 Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

c. Interval

 Hari kelima menstruasi

 Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

15
Cara Penggunaan ( Saifuddin AB,1003).
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 11
minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu
minggu.

Efek Samping dan Penanggulangannya ( Hartanto,H.1004)

1. Efek samping ( Hartanto,H.1004)

a. Gangguan Haid : Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama
menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.

b. Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama


menggunakan kontrasepsi suntikan.

c. metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

d. Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan
terasa mengganggu ( jarang terjadi)

e. Perubahan berat badan


Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan.

f. Pusing dan sakit kepala


Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi
atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.

g. Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di
bawah kulit.

16
2. Penanggulangannya ( Saifuddin,A.B,1003)

a. Gangguan haid

 Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada
pemakaian kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala
tersebut adalah akibat pengaruh hormonal suntikan dan biasanya
gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama

 Pengobatan
Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil
KB hari I sampai ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke
IV diberikan 1 x 1 selama 3 – 5 hari. Bila terjadi perdarahan, dapat
pula diberikan preparat estrogen misalnya : Lymoral 1 x 1 sehari
sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat
dilaksanakan “tepering off” ( 1 x 1 tablet ).

b. Keputihan

 Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang
terjadi keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya
dan segera di berikan pengobatan.

 Pengobatan :
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana
cairan berlebihan dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti
extrabelladona 10 mg dosis 1 x 1 tablet untuk mengurangi cairan
yang berlebihan. Perubahan warna dan bau biasanya disebabkan
oleh adanya infeksi.

17
c. Perubahan Berat Badan

 Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah
salah satu efek samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan
dapat juga disebabkan hal-hal lain. Hipotesa para ahli : DMPA
merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang
menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.
Disamping itu dapat pula terjadi penurunan berat badan.

 Pengobatan :
Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk
melaksanakan diet rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila
terlalu kurus, dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil
dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non hormonal.

d. Pusing dan Sakit Kepala

 Konseling

Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut


mungkin ada tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.

 Pengobatan
Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal
500mg, 3 x 1 tablet/hari.

e. Hematoma

 Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek
samping

18
 Pengobatan
Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 1 hari. Setelah
itu diubah menjadi kompres hangat sehingga warna biru/kuning
menjadi hilang.

2. Kontrasepsi Oral ( Pil )

Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet,


mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk
mencegah hamil. Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :

a. Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik
yang diminum 3 kali seminggu. Pil kombinasi terdapat 3 tipe jenis
berdasarkan variasi dosis, yaitu monofasik,bifasik dan trifasik.

b. Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan
urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14
– 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen
selama 5 – 7 hari terakhir.

c. Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone


dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari
termasuk pada saat haid.

d. Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long
acting ” yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang
mempunyai Biological Half Life panjang.

e. Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen


dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti
kasus pemerkosaan dan kondom bocor.

19
 Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ) :

a. Nousea

b. Nyeri payudara

c. Gangguan Haid

d. Hipertensi

e. Acne

f. Penambahan berat badan.

 Keuntungan Kontrasepsi Oral ( Pil ) :

a. Mudah menggunakannya

b. Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.

c. Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi

d. Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)

e. Mengurangi resiko kanker ovarium.

3. Kontrasepsi Implant

Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat


getah serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat
menerima hasil konsepsi.

 Efek samping Implant

20
Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya.
Yang paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya
bervariasi pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak
atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan
ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian.
Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala,
mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan
perubahan berat badan.

 Keuntungan Implant.

a. Efektifitas tinggi setelah dipasang

b. Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun

c. Tidak mengandung estrogen

d. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan

e. Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant,


sehingga terhindar dari dosis awal yang tinggi

f. Dapat mencegah terjadinya anemia

 Kerugian Implant

a. Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih

b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan


pengangkatan implant

c. Lebih mahal

d. Sering timbul perubahan pola haid


21
e. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.

4. IUD
IUD ditempatkan setinggi mungkin dalam rongga rahim waktu pemasangan
yang paling baik adalah 40 hari setelah persalinan.

 Cara Kerja

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,


walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi

 Keuntungan Kontrasepsi IUD

a. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun


pertama (1 kegagalan dalam 115 – 170 kehamilan)

b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak
perlu diganti)

d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A

f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

22
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)

h. Dapat digunakan sampai manopouse.

i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat

j. Membantu mencegah kehamilan ekktopik

 Efek samping umum terjadi:

a. Perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar
mensturasi, saat haid lebih sakit

b. Komplikasi lain yaitu merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau
diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding
uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan

e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS


memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas

f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam


pemasangan AKDR

g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah


pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 1 hari
h. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas
terlatih yang dapat melepas
23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk
ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara spesifik.
Hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium, menghambat
produksi hormon FSH, dan memperlancar produksi laktogen (susu).
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
Progesteron berperan besar dalam perkembangan fetus. Pengaruh progesteron
pada reproduksi diantaranya adalah:
a) Mempertebal dinding endometrium setelah terjadi ovulasi
b) Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi saat
tidak terjadi fertilisasi
c) Menghambat laktasi saat kehamilan
d) Progesterone memiliki pengaruh khusus dalam menurunkan kontraktilitas
uterus gravid.
e) Progesterone menyokong perkembangan ovum sebelum implantasi.
f) Progesterone yang disekresi selama kehamilan juga membantu
menyiapkan kelenjar mammae untuk laktasi.

3.2 Saran
Diharapkan kepada masyarakat, terutama wanita yang sebagian besar proses
dalam tubuhnya sangat dipengaruhi oleh hormon, agar lebih membuka
wawasan dan menambah pengetahan mengenai petingnya fungsi hormon-
hormon tersebut serta bagaimana cara menjaga agar kadar berbagai hormon
dalam tubuh tetap dalam keadaan seimbang demi menciptakan keadaan tubuh
yang sehat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.1009. Jakarta : PT.


Gramedia Pustaka Utama.

Setiadi. Anatomi dan Fisiologi Manusia. 1007.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Diana. Kamus Kedokteran Lengkap. Surabaya: Serba Jaya.

http://en.wikipedia.org/wiki

25

Anda mungkin juga menyukai