Ceramah Cak Nun mengenai HAM, Demokrasi, dan tentang Keindonesiaan
HAM adalah cara untuk menghancurkan mental Indonesia
Menurut cak Nun HAM merupakan cara untuk menghancurkan mental. Karena sekarang sedikit-dikit dikaitkan dengan HAM. Misal ada guru yang menjewer telinga muridnya karena tidak mengerjakan PR, maka guru tersebut termasuk melanggar HAM. Guru trsebut dianggap melakukan kekerasan. Padahal pada zaman dahulu hal tersebut dianggap sebagai hal yang lumrah dan benar. Bahkan sekarang banyak oknum-oknum yang menyerukan anti kekerasan. Namun menurut cak Nun yang benar adalah anti kekejaman bukan anti kekerasan. Misal, tanpa adanya kekerasan dalam melatih calon polisi, maka tidak akan pernah terbentuk seorang polisi yang tangguh, disiplin, dan mempunyai mental kuat. Jadi dengan adanya HAM jangan sampai menyalah artikan dan memanfaatkan keberadaannya. Kelemahan Sistem Demokrasi Indonesia yang Carut Marut Kita sudah tau bahwa system demokrasi di Indonesia masih belum sempurna. Demokrasi tersebut lebih memberikan kebebasan kepada rakyat. Dalam ceramahnya cak Nun sempat menyinggung keadaan politik yang berlandaskan demokrasi, yang manfaatnya masih belum bia dirasakan secara maksimal oleh rakyat kecil. Bukan menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat, namun hal tersebut menyebabkan banyak oknum pemerintah yang korup. Mereka hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Hal tersebut yang membuat kelemahan demokrasi Indonesia semakin jelas. Maka diharapkan bagi generasi penerus bangsa agar mempersiapkan diri untuk menciptakan system pemerintahan yang membawa menuju kesejahteraan untuk rakyat. Kuatnya Orang Indonesia Manusia yang hidup pasti akan mati. Hidup atau mati ditentukan oleh Allah SWT. Menurut cak Nun hidup bagaikan permainan sepak bola. Tujuannya satu, yaitu memasukkan bola kedalam gawang, sama halnya dengan kehidupan manusia yang mempunyai tujuan keberhasilan baik didunia maupun akhirat. Tanpa adanya usaha maka semua itu tidak akan pernah berhasil. Contoh, pada saat cak Nun bertanya pada beberapa orang Jawa tentang pendapatan mereka, mereka hanya menjawab dicukup- cukupkan. Itu merupakan presepsi yang salah. Seharusnya dalam berusaha tidak boleh meminta dengan adanya batasan-batasan seperti itu. Satu lagi mengenai hidup, belum tentu orang yang sakit parah lebih cepat mati disbanding dengan orang yang sehat, bisa saja hal tersebut terjadi sebaliknya. Banyak orang Indonesia terutama yang tinggal didaerah gunung menganggap bahwa gunung adal pembawa bencana. Tapi yang benar adalah gunung merupakan ciptaan Allah yang selalu memberikan berkah kepada makhluk hidup terutama manusia. Intinya kita sebagai manusia harus pandai- pandai bersyukur.