Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

“MENCIPTAKAN HARMONI SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURA”

Nama : Muhammad Rafi F


Kelas : XI IPS 2
No : 18
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “MENCIPTAKAN HARMONI SOSIAL DALAM MASYARAKAT
MULTIKULTURAL”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas
mata pelajaran Sosiologi. Saya menyadari bahwa makalah saya jauh
dari kata sempurna dan masih terdapat kesalahan dan kekurangan
didalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari para
pembaca makalah ini, supaya makalah ini bias jadi lebih baik lagi.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

17 November 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG…………………………………….1
b. TUJUAN………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………..3
BAB III PENUTUP……………………………………………….4
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan di Indonesia merupakan suatu warisan yang dibawa oleh bangsa
Barat yang didalamnya mengajarkan berbagai perspektif yang secara langsung
menyatukan segala perbedaan yang ada di Negeri ini dalam membangun
kerukunan. Pasal 4 ayat (1) UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan; “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,
nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.” Bunyi pasal tersebut
mengimplikasikan bahwa paradigma multikulturalisme menjadi salah satu
perhatian dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia.
Pada konteks ini dapat dikatakan, tjuan utama dari pendidikan multikultural
adalah untuk menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi, dan empati terhadap
penganut agama dan budaya yang lebih jauh lagi, peenganut agama dan budaya
yang berbeda dapat belajar untuk melawan atau setidaknya tidak setuju dengan
ketidak toleran (I’ intorelable) seperti inkuisisi (pengadilan Negara atas sah-
tidaknya teologi atau ideologi), perang agama, diskriminasi, dan hegemoni budaya
di tengah kultur monolitik dan uniformalitas global.

Anda mungkin juga menyukai