Anda di halaman 1dari 18

2018 Indeks Abstrak Bahasa Indonesia 143–11

Buletin Plasma Nutfah


ISSN 1410–4377 Volume 24, 2018
E-ISSN 2549-1393

Keterangan diberikan tanpa dipungut biaya. Lembar abstrak ini dapat di-copy tanpa izin penerbit/penulis

Janne H.W. Rembang, Abdul W. Rauf, Sunyoto, dan Joula O.M. Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya
Sondakh (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara) Genetik Pertanian. Pengamatan dilakukan terhadap jenis anakan
mulai dari awal munculnya anakan. Jumlah anakan primer,
Karakter Morfologi Beberapa Padi Sawah Lokal Di Lahan Petani sekunder, dan tersier pada tanaman yang diuji diamati pada umur
Sulawesi Utara dua bulan dan saat masak. Pengelompokan plasma nutfah padi
Bul. Plasma Nutfah, Juni 2018, vol. 24 no. 1, hlm. 1–8 yang diuji dilaksanakan melalui analisis klaster menggunakan
metode average linkage (pautan rataan) dengan jarak Euclidus.
Padi lokal merupakan plasma nutfah yang potensial sebagai Keragaman karakter jumlah anakan tersier pada saat masak me-
sumber gen yang mengendalikan sifat-sifat penting pada tanaman nunjukkan keragaman yang paling besar dibanding dengan
padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfo- karakter lainnya. Varietas lokal Ketan Hitam dan Ketan Salome
logi padi lokal Sulawesi Utara. Penelitian dilaksanakan dari bulan merupakan dua aksesi padi gogo yang memiliki anakan ter-
Januari sampai Juni 2015 dengan lokasi Sulawesi Utara. Metode banyak.
yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Eksplorasi
dilakukan dengan mengumpulkan sampel padi lokal yang ter- (Penulis)
dapat di Sulawesi Utara. Setiap varietas diamati ciri morfologinya
sesuai Panduan Karakterisasi dan Evaluasi Plasma Nutfah Padi. Kata kunci: padi gogo, anakan, anakan tersier, karakterisasi
Padi sawah lokal yang ditemukan di Sulawesi Utara sebanyak
sepuluh varietas, yaitu Pulo Sawah, Superwin, CK, Serwo,
Pilihan, Sako, Sito Merah, Sito Putih, TB, dan Serayu. Terdapat
persamaan karakter dari semua varietas padi sawah lokal Sobrizal, Carkum, Wijaya M. Indriatama, Aryanti, Ita
Sulawesi Utara seperti karakter batang (ketegaran batang dan Dwimahyani (Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi–Badan Tenaga
sudut batang), karakter daun (warna helaian daun, permukaan Nuklir Nasional)
daun, warna leher daun, dan warna telinga daun), karakter bunga
Produktivitas dan Kualitas Hasil Galur Padi Silangan Antarsub-
(keluarnya malai dan poros malai). Karakter morfologi buah/
spesies Japonica-Indica
gabah sangat beragam untuk semua varietas padi lokal Sulawesi
Utara. Bul. Plasma Nutfah, Juni 2018, vol. 24 no. 1, hlm. 19–30
Pada pertengahan tahun 1980-an Indonesia berhasil mencapai
(Penulis)
swasembada beras, tetapi pertumbuhan produksi beras menurun
Kata kunci: padi lokal, karakter morfologi, Sulawesi Utara sejak tahun 1990-an. Sempitnya keragaman genetik dari varietas-
varietas padi yang sudah dilepas memberi kontribusi besar
terhadap terjadinya pelandaian peningkatan potensi hasil padi
pada beberapa dekade terakhir. Untuk mendapatkan keragaman
Higa Afza, Yusi Nurmalita Andarini, dan Lina Herlina (Balai genetik yang luas, telah dilakukan persilangan antarsubspesies
Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber yaitu Koshihikari (japonica) dengan IR36 (indica). Dari per-
Daya Genetik Pertanian) silangan tersebut diperoleh 3 galur murni yaitu KI 37, KI 238,
dan KI 730 yang mempunyai potensi dan rerata hasil serta
Keragaman Anakan Seratus Aksesi Plasma Nutfah Padi Gogo kualitas hasil tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
Lokal keunggulan galur-galur tersebut melalui uji adaptasi, uji ke-
Bul. Plasma Nutfah, Juni 2018, vol. 24 no. 1, hlm. 9–18 tahanan terhadap hama dan penyakit utama, serta uji kualitas
hasil sebagai persyaratan dalam pelepasan varietas di Indonesia.
Pemanfaatan plasma nutfah padi gogo lokal sebagai sumber Metode pengujian yang digunakan mengacu pada prosedur
karakter penting dan potensial dapat diketahui apabila sudah pelepasan varietas tanaman pangan yang dikeluarkan oleh
dikarakterisasi dengan baik. Karakter anakan tanaman sangat Kementerian Pertanian. Berdasarkan hasil pengujian terlihat
menentukan tingkat produktivitas tanaman. Namun pada sebagian bahwa rerata hasil gabah kering giling galur KI 730 mencapai
besar koleksi padi gogo lokal BB Biogen, karakter ini belum 7,47 t/ha, secara nyata lebih tinggi dibanding rerata hasil
banyak dikarakterisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah melaku- Ciherang yang hanya 6,73 t/ha. Beras galur KI 730 berwarna
kan karakterisasi anakan 100 aksesi plasma nutfah padi gogo bening, rendemen beras pecah kulit dan beras kepala mencapai
yang mencakup jenis anakan primer, sekunder, dan tersier. Padi 78,0 dan 91,01%, tekstur nasi lembut dan pulen dengan kadar
gogo ditanam dalam pot percobaan dalam Rancangan Acak amilosa 20,41%. Selain itu, galur KI 730 juga lebih tahan ter-
Kelompok sebanyak tiga ulangan di Rumah Kaca Balai Besar hadap hama dan penyakit utama dibanding galur lainnya yang
144–2
2 Indeks Abstrak Bahasa Indonesia 2018

diuji. Setelah melalui sidang pelepasan varietas tanaman pangan, Syahrir Pakki dan Mappagang (Balai Penelitian Tanaman
galur KI 730 dilepas dengan nama Tropiko melalui Surat Serealia Maros)
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.
710/Kpts/TP.030/12/2015. Varietas Tropiko tentu menjadi Respons Ketahanan Plasma Nutfah Jagung terhadap Penyakit
varietas alternatif bagi petani dalam rangka meningkatkan Bulai (Peronosclerospora philipinensis)
produksi beras nasional dan pendapatan petani. Bul. Plasma Nutfah, Juni 2018, vol. 24 no. 1, hlm. 43–52

(Penulis) Dua percobaan untuk mengetahui respons plasma nutfah jagung


terhadap penyakit bulai (Peronosclerospora philipinensis) telah
Kata kunci: persilangan antarsubspesies, padi, japonica, indica, dilakukan. Kedua percobaan tersebut disusun dalam Rancangan
produktivitas, kualitas hasil Acak Kelompok dengan dua ulangan. Perlakuan pada setiap
percobaan tersebut (2014 dan 2016) adalah 70 aksesi jagung yang
berbeda. Aksesi-aksesi tersebut ditanam dengan jarak tanam 75
cm × 20 cm, panjang baris adalah 5 m, sehingga terdapat 20
Trias Sitaresmi, Nani Yunani, Nafisah, Satoto, dan Aan A. tanaman setiap barisan. Pada setiap 10 baris, ditanam dua varietas
Daradjat (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi) pembanding yakni pembanding rentan dan pembanding tahan.
Pemupukan dilakukan pada 10 hari setelah tanam (HST) dengan
Analisis Kemiripan Morfologi Varietas Unggul Padi Periode
campuran pupuk urea, ZA, SP36, dan KCl dengan dosis masing-
Pelepasan 1980–2011
masing 100, 100, 100, dan 100 kg/ha. Pemupukan kedua dan
Bul. Plasma Nutfah, Juni 2018, vol. 24 no. 1, hlm. 31–42 ketiga diberikan pada 30 dan 45 HST dengan dosis 100 kg
urea/ha. Sebagai sumber inokulum penyakit bulai, di sekeliling
Tingginya penerimaan petani terhadap varietas padi bertipe mirip petak ulangan ditanam varietas Anoman (varietas rentan) yang
dengan IR64 menyebabkan varietas-varietas baru yang dilepas diinokulasi dengan suspensi patogen bulai. Pengamatan
selalu dinilai derajat kemiripannya dengan varietas tersebut. dilakukan pada 25, 35, dan 55 HST, dengan standar ketahanan
Dekatnya hubungan kekerabatan varietas-varietas elit padi sawah terhadap penyakit bulai: 0–10% = tahan, 11–25% = agak tahan,
diduga memberikan kontribusi terhadap stagnasi potensi hasil 26–50% = agak rentan, >50% = rentan. Hasil percobaan
varietas-varietas unggul baru dan ketahanan terhadap hama dan menunjukkan bahwa terdapat 5 aksesi yang tahan terhadap
penyakit di lapang yang tidak bertahan lama. Penelitian ini ber- penyakit bulai (P. philippinensis), yaitu aksesi CML 440×MR4-
tujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kemiripan morfologi 9-30-3, 664, 60, 572, dan 552 dengan intensitas infeksi bulai 5–
varietas padi yang dirilis pada tahun 1980–2011. Penelitian 10%. Dua belas aksesi lainnya tergolong agak tahan, yaitu CML
dilaksanakan pada bulan September 2011–Januari 2012 di Kebun 440×MR4-9-98-2, CML 440×MR4-9-98-4, CML 440×MR4-9-
Percobaan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Bahan tanaman 124-1, 66, 71, 319, 108, 73, 48, 105, 554, dan 682 dengan
yang digunakan berupa 46 varietas padi yang dilepas tahun 1980– intensitas infeksi 13–25%. Pada percobaan yang sama, rerata
2011. Materi ditanam pada plot dengan luas 2 m × 5 m dengan 3 persentase serangan bulai pada varietas rentan mencapai 100%.
blok. Pengamatan dilakukan terhadap 22 karakter berdasarkan
kunci deskriptor UPOV. Analisis komponen utama menghasilkan
(Penulis)
tujuh komponen utama dengan proporsi keragaman kumulatif
sebesar 79,86%, yang digunakan sebagai dasar untuk analisis Kata kunci: ketahanan, jagung, bulai, plasma nutfah
klaster. Berdasarkan hasil analisis komponen utama dan analisis
klaster, varietas-varietas padi sawah yang dilepas sebelum dan
pada tahun 2000-an dan setelah tahun 2008 (kelompok Inpari)
cenderung membentuk satu kelompok besar dan memiliki Nirmala F. Devy1, Abd. Aziz Syarif2, dan Aryawaita2 (1Balai
kemiripan fenotipik yang tinggi. Varietas padi gogo cenderung Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, 2Balai
tersebar atau membentuk kelompok kecil. Varietas padi sawah Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Barat)
memiliki kekerabatan dekat, yaitu berasal dari tetua Ciherang
atau IR64. Identifikasi Penciri Morfologi dan Kualitas Plasma Nutfah Lokal
Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Sumatra Barat
(Penulis) Bul. Plasma Nutfah, Juni 2018, vol. 24 no. 1, hlm. 53–62
Kata kunci: analisis komponen utama, analisis klaster, VUB Padi Plasma nutfah lokal ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) me-
miliki potensi ekonomi penting bagi masyarakat Sumatra Barat.
Tanaman ubi kayu mempunyai keragaman morfologi yang tinggi.
Untuk membedakan jenis-jenis ubi kayu, identifikasi penciri
karakter morfologi dan kualitas sangat diperlukan. Tujuan dari
penelitian ini untuk mendapatkan informasi karakter ubi kayu
lokal yang berkembang di Sumatra Barat. Analisis dilakukan
masing-masing pada sepuluh ubi kayu lokal asal empat kabupaten
dan tiga varietas ubi kayu yang telah dilepas. Karakterisasi mor-
fologi dilakukan berdasarkan standar deskriptor dari International
Institute of Tropical Agriculture (IITA), sedangkan analisis fisik
dan kimia umbi dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Per-
2018 Indeks Abstrak Bahasa Indonesia 145–13

tanian (THP), Universitas Andalas, Padang. Penelitian dilakukan sasi molekuler, sehingga dapat menghasilkan informasi tingkat
di KP Sukarami, Kab. Solok pada bulan Maret 2015–Februari keragaman koleksi yang lebih baik dan akurat.
2016. Data karakter morfologi dan kualitas serta pengelompok-
annya dianalisis dengan principal component analysis (PCA). (Penulis)
Hasil analisis PCA berdasarkan karakter morfologi tanaman, Kata kunci: talas, karakterisasi morfologi, bank gen balitbangtan,
kualitas kimia umbi, serta morfologi dan warna umbi menunjuk- jawa, keragaman
kan masing-masing menghasilkan empat komponen utama yang
berkontribusi terhadap total keragaman sebesar 78, 83, dan
81,3%. Berdasarkan morfologi tanaman, tiga belas ubi kayu
Sumbar terbagi ke dalam enam klaster, dengan pembeda antarke- Ki Agus Abdul Kodir, Yuana Juwita, dan Priatna Sasmita (Balai
lompok adalah jumlah anak daun (lobus), panjang tangkai, warna Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan)
pucuk, dan lebar daun, sedangkan berdasarkan kualitas kimia dan
morfologi umbi, masing-masing menghasilkan lima klaster, Karakterisasi Padi Lokal, Pegagan (Siputih) pada Agroekosistem
dengan karakter pembeda masing-masing antara lain adalah kar- Rawa Lebak Sumatra Selatan
bohidrat dan protein serta warna umbi. Bobot umbi per rumpun Bul. Plasma Nutfah, Desember 2018, vol. 24no. 2, hlm. 77–82
tertinggi pada ubi kayu lokal Kuning dan Roti 2, dengan hasil
203–380%, lebih tinggi dibanding dengan varietas yang telah Padi Pegagan (Siputih) termasuk salah satu padi unggul lokal
dilepas. Ubi kayu dengan kadar HCN rendah adalah Tangkai spesifik lahan rawa lebak di Sumatra Selatan. Padi ini sudah
Merah-1, Dumai, dan Roti 2, sedangkan dengan kadar pati >35% jarang ditanam oleh petani. Identifikasi dilakukan pada Agroeko-
adalah Sanjai Padang Jariang, Jurai Merah, Kuning, Roti 2, dan sistem Rawa Lebak di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi
Hijau Pesisir Selatan. Setiap ubi kayu mempunyai karakter mor- Sumatra Selatan, untuk melihat karakter morfologi dan agronomi
fologi tanaman, umbi serta kandungan kimia yang spesifik. padi varietas lokal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah meng-
karakterisasi varietas padi lokal, Pegagan (Siputih) yang dikoleksi
(Penulis) dari lima kecamatan yang berbeda (Tanjung Raja, Indralaya,
Jejawi, SP Padang, dan Kayuagung). Total material genetik diuji
Kata kunci: ubi kayu, keragaman, morfologi, sifat kimia dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap sebanyak 4 ulang-
an. Ukuran petak masing-masing 5 m × 5 m, jumlah bibit/lubang
2–3 bibit, jarak tanam 25 cm × 25 cm. Karakterisasi dilakukan
berdasarkan Panduan Karakterisasi dan Evaluasi Tanaman Padi
Yusi N. Andarini dan Andari Risliawati (Balai Besar Penelitian dari Komisi Nasional Plasma Nutfah. Data karakter morfologi
dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik disajikan secara deskriptif data kualitatif yang dianalisis dengan
Pertanian) Analisa Modus (Mo). Sedangkan karakter agronomi berupa data
Variabilitas Karakter Morfologi Plasma Nutfah Talas (Colocasia kuantitatif dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA).
esculenta) Lokal Pulau Jawa Hasil pengamatan dan analisis varietas lokal padi Pegagan
(Siputih) yang dikoleksi dari lima wilayah kecamatan menunjuk-
Bul. Plasma Nutfah, Juni 2018, vol. 24 no. 1, 63–76 kan variasi yang tidak berbeda nyata, baik karakter morfologi
maupun agronominya. Sejalan dengan penanaman untuk karak-
Talas (Colocasia esculenta) merupakan tanaman yang sudah terisasi dilakukan rouging kelima varietas lokal dan diketahui
lama dibudidayakan di Indonesia yang berasal dari genus terdapat 0,15% campuran varietas lain dan 1,85% tanaman me-
Colocasia dan termasuk ke dalam famili Araceae. Talas memiliki miliki sifat-sifat atau tanda yang menyimpang.
keunikan secara ekologi, yaitu dapat tumbuh pada kondisi
ekstrim, diantaranya pada kondisi genangan, tanah salin, dan
naungan. Di Indonesia, Pulau Jawa merupakan konsentrasi utama (Penulis)
daerah penyebaran pertanaman talas. Penelitian ini bertujuan Kata kunci: identifikasi, padi lokal rawa lebak, pegagan siputih.
mengetahui variabilitas karakter morfologi sumber daya genetik
talas lokal asal Pulau Jawa, yang merupakan koleksi dari Bank
Gen Balitbangtan bertempat di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian IGAA Indrayani1, Subiyakto1, dan Chaerani2 (1Balai Penelitian
(BB Biogen). Sebanyak 164 aksesi talas ditanam di Kebun Tanaman Pemanis dan Serat, 2Balai Besar Penelitian dan
Percobaan Pacet dan dilakukan pengamatan terhadap karakter Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik
morfologi, meliputi karakter tipe tanaman dan akar, karakter Pertanian)
daun, serta karakter cormus/umbi. Plasma nutfah talas lokal Jawa
menunjukkan keragaman pada beberapa karakter tipe tanaman Patogenisitas Nematoda Entomopatogen terhadap Hama Uret
dan cormus serta sebagian kecil karakter daun. Sebanyak 17 Tebu Lepidiota stigma (Coleoptera: Scarabaeidae)
aksesi talas tergolong unik. Kegiatan identifikasi duplikasi dalam Bul. Plasma Nutfah, Desember 2018, vol. 24 no. 2, hlm. 83–88
koleksi lebih lanjut dapat diperkuat dengan melakukan karakteri-
Tanaman tebu (Saccharum officinarum) merupakan salah satu
komoditas bernilai ekonomi tinggi di Indonesia karena
memproduksi gula. Salah satu penyebab menurunnya produksi
tebu beberapa tahun terakhir adalah akibat serangan hama uret
Lepidiota stigma (Coleoptera: Scarabaeidae). Pemanfaatan nema-
146–24 Indeks Abstrak Bahasa Indonesia 2018

toda patogen serangga (NPS) merupakan salah satu alternatif bentuk koloni dalam usus ayam pedaging selama 40 hari dengan
pengendalian hama uret pada tebu yang cukup efektif. Penelitian konsentrasi >1010 CFU/gram, dan masa simpan sampai 1 tahun
ini bertujuan untuk menyeleksi isolat-isolat NPS yang sangat dalam bentuk liofilisasi menggunakan protektan inositol serum
patogenik terhadap hama uret tebu, L. stigma. Penelitian ini di- 5% atau susu skim 7,5% pada suhu simpan 5oC dengan konsen-
lakukan di Laboratorium Patologi Serangga, Balai Penelitian trasi >log10 CFU/ml. Karakteristik potensial tersebut telah me-
Tanaman Pemanis dan Serat, Malang. Sembilan perlakuan meng- menuhi syarat sebagai probiotik terhadap bakteri patogen dan
gunakan isolat NPS, yaitu DKS-1, AGH-1, DKH-1, DKH-5, NH- dapat digunakan untuk mengendalikan salmonelosis pada ayam
1, NH-2, PH-1, PH-2, dan PH-4 serta 1 kontrol (tanpa perlakuan), pedaging.
diuji patogenisitasnya terhadap hama uret tebu, L. stigma. Setiap
perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Penulis)
dengan tiga kali ulangan. Setiap perlakuan terdiri atas 30 ekor
uret instar 3 yang diperlakukan dengan NPS pada dosis 2 × 104 Kata kunci: probiotik, salmonelosis, foodborne disease, ayam
juvenil infektif (JI)/ml. Parameter yang diamati adalah mortalitas pedaging
uret L. stigma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat DKS-1
dan PH-1 memiliki tingkat patogenisitas yang tinggi terhadap
hama uret tebu, L. stigma dengan rerata mortalitas uret mencapai
70–90%. Peningkatan persentase mortalitas hama uret tertinggi Kristamtini, Endang W. Wiranti, dan Sutarno (Balai Pengkajian
terjadi pada 72 jam setelah perlakuan, terutama pada isolat DKS- Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta)
1 dan PH-1, berturut-turut sebesar 57,1 dan 50%. Diperolehnya Variasi Warna dan Kandungan Antosianin Varietas Lokal Beras
dua isolat NPS unggul dengan strategi pencarian inang yang ber- Hitam Yogyakarta pada Dua Ketinggian
beda (menyergap atau memburu) diharapkan dapat meningkat-
kan efektivitas pengendalian hama uret tebu dengan NPS se- Bul. Plasma Nutfah, Desember 2018, vol. 24 no. 2, hlm. 97–106
hingga akan berdampak pada peningkatan produksi tebu. Di wilayah Yogyakarta telah dikenal beberapa varietas lokal
beras hitam dengan kualitas dan warna beras yang berbeda.
(Penulis) Namun, pengaruh ketinggian tempat pada varietas lokal tersebut
Kata kunci: nematoda patogen serangga, patogenisitas, belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengeta-
mortalitas, juvenil infektif hui keragaman warna beras dan kandungan antosianin beberapa
varietas lokal beras hitam asal Yogyakarta pada dua ketinggian
tempat dan korelasinya. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Februari sampai Desember 2015 yang disusun secara faktorial.
Siti Chotiah dan Rini Damayanti (Balai Penelitian Veteriner) Faktor pertama adalah tujuh varietas lokal beras hitam asal
Yogyakarta (kode G). Faktor kedua adalah dua lokasi penelitian,
Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Kandidat Probiotik untuk di dataran rendah (26 m dpl) Dusun Gulon, Desa Sri Hardono,
Mengatasi Salmonelosis pada Ayam Pedaging Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul (A1), dan di dataran
sedang (462 m dpl) Dusun Padasan, Desa Pakembinangun,
Bul. Plasma Nutfah, Desember 2018, vol. 24 no. 2, hlm. 89–96
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman (A2). Variabel warna
Pangan asal ternak sangat dibutuhkan manusia sebagai sumber beras : L*, a*, dan b* diamati menggunakan Chroma Meter,
protein karena mengandung asam-asam amino esensial, namun Konica Minolta–Minolta CM-2006, dan pembakuan dilakukan
berbahaya untuk dikonsumsi jika mengandung residu antibiotik dengan kalibrasi warna baku-putih. Analisis kandungan anto-
pada produk ternak yang dapat mengakibatkan resistensi terhadap sianin total dilakukan berdasarkan nilai absorban ekstrak tepung
kuman pada tubuh manusia. Sejak diberlakukan kebijakan untuk beras pada panjang gelombang 535 nm dengan alat spektrofoto-
membatasi pemakaian antibiotik pada pakan ternak maka peng- meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman
gunaan probiotik banyak dipakai sebagai subsitusinya. Penelitian warna dan kandungan antosianin total pada beras hitam yang di-
ini dilakukan di BBLitvet untuk menghasilkan kandidat probiotik tanam di ketinggian tempat yang berbeda. Varietas lokal Tugiyo
untuk mengontrol pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada ayam Umur Panjang memiliki kandungan antosianin tertinggi di lokasi
yang potensial mencemari lingkungan dan sebagai penyebab dengan ketinggian rendah (Bantul), sedangkan varietas lokal
foodborne disease. Metode yang dipakai pada penelitian ini me- Sembada Hitam menunjukkan kandungan antosianin tertinggi di
liputi penapisan isolat lokal bakteri kandidat probiotik, uji daya lokasi dengan ketinggian medium (Sleman). Keeratan hubungan
hambat terhadap bakteri patogen target (Salmonella enterica) antarvariabel pengamatan menunjukkan bahwa terdapat korelasi
serotipe Typhimurium B0046 (NCTC 74, ATCC 13311) dan positif pada di antara warna L*, a*, b*, dan terdapat korelasi
serotipe Enteritidis B2893 (ATCC 13076), patogenisitas in vitro, negatif antara karakter warnaL*, a*, dan b* dengan kandungan
daya tahan hidup dalam usus ayam, dan masa simpan dalam antosianin total.
kemasan liofilisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enam
isolat bakteri yang terdiri dari Aerococcus viridans B2776, (Penulis)
Bifidobacteriun dentium B2754 dan B2755, Enterococcus
faecium B2758, Lactobacillus casei B2752, dan Streptococcus Kata kunci: keragaman, warna beras, antosianin total, beras
uberis B2757 telah terseleksi sebagai kandidat probiotik. Keenam hitam, ketinggian tempat, korelasi
isolat tersebut mempunyai sifat-sifat: antimikroba (in vitro)
terhadap Salmonella enterica serotipe Typhimurium BCC B0046
dan serotipe Enteritidis BCC B2893, tidak patogen, mampu mem-
2018 Indeks Abstrak Bahasa Indonesia 147–1
5

Susilawati1 dan M. Sabran2 (1Balai Pengkajian Teknologi Monggo, dan Bite. Karakter morfologis talas tersebut bervariasi
Pertanian Kalimantan Tengah, 2Balai Besar Penelitian dan dari tipe tanaman, daun, tangkai, umbi, dan akarnya. Kemiripan
Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik ditemukan dalam karakter bentuk dan warna daun, tetapi ke-
Pertanian) ragaman ditemukan pada karakter ukuran dan warna serat
cormus. Talas lokal di Toraja Utara banyak dimanfaatkan masya-
Karakterisasi Morfologi Durian (Durio zhibetinus) Lokal Asal rakat sebagai pengganti nasi, camilan, maupun sayur. Keunggul-
Kabupaten Katingan annya adalah selain mudah dibudidayakan juga mempunyai rasa
Bul. Plasma Nutfah, Desember 2018, vol. 24 no. 2, hlm. 107–114 cormus yang gurih, pulen, aroma harum, kulit cormus setelah
direbus sangat mudah terkelupas, dan tektur daging cormus halus.
Katingan adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah yang Harga jual talas lokal ini cukup mahal karena masih sulit di-
terkenal dengan keragaman durian (Durio zibethinus) lokalnya. temukan dan belum banyak dibudidayakan.
Untuk mengetahui potensi keragaman durian di Katingan telah
dilakukan karakterisasi pohon induk durian potensial yang di- (Penulis)
kenal di masyarakat, yang populer dengan nama durian
Kasongan. Enam jenis durian lokal asal Kabupaten Katingan Kata kunci: talas lokal toraja utara, inventarisasi, karakterisasi,
tersebut yaitu Ubuyu, Lagas, Belimbing, Susu, Bukit Lime, dan karakter morfologi.
Kalasi telah dikarakterisasi pada bulan Juni–November 2013 dan
September–Desember 2014. Karakterisasi dilakukan dengan
mengacu pada panduan penyusunan deskripsi durian. Data yang
dikumpulkan dianalisis dengan principal component analysis Kristina Dwiatmini dan Higa Afza (Balai Besar Penelitian dan
(PCA) untuk mengurangi jumlah peubah yang digunakan dalam Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik
analisis kemiripan genetik/analisis klaster. Hasil analisis menun- Pertanian)
jukkan bahwa morfologi daun memiliki kontribusi terhadap
Talas lokal Toraja Utara, inventarisasi, karakterisasi, karakter
keragaman kumulatif sebesar 98,4%. Selain itu, berdasarkan hasil
morfologi.
analisis gerombol, keenam jenis durian Katingan memiliki tingkat
kemiripan antara 44,90–72,45%. Nilai kemiripan tertinggi Bul. Plasma Nutfah, Desember 2018, vol. 24 no. 2, hlm. 125–134
terdapat pada durian Lagas dan Susu (72,45%).
Varietas lokal padi warna merupakan plasma nutfah berharga
yang dapat berperan sebagai pangan fungsional di masa depan.
(Penulis)
Padi warna memiliki kandungan antosianin yang berfungsi
Kata kunci: Karakterisasi morfologi, keragaman genetik, durian sebagai komponen nutrien bioaktif, yang dinamakan antioksidan.
lokal Katingan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengarakterisasi kadar
antosianin 27 aksesi varietas lokal padi warna Indonesia dan 2
varietas unggul padi merah hasil pemuliaan (Aek Sibundong dan
Inpari 24), serta 1 varietas padi beras putih (Ciherang) sebagai
Erina Septianto dan Sahardi (Balai Pengkajian Teknologi kontrol. Analisis dilakukan dengan metode High Performance
Pertanian Sulawesi Selatan) Liquid Chromatography (HPLC), menggunakan standar sianidin-
3-glukosida. Hasil analisis laboratorium, varietas Aen Metan dan
Inventarisasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Talas Melik mengandung bahan aktif antosianin tertinggi, yaitu 0,7953
Lokal di Kabupaten Toraja Utara mg/g dan 0,7806 mg/g. Kedua varietas lokal ini merupakan padi
Bul. Plasma Nutfah, Desember 2018, vol. 24 no. 2, hlm. 115–124 hitam yang sering digunakan sebagai tetua dalam persilangan.
Aek Sibundong dan Inpari 24 memiliki kadar antosianin sebesar
Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) sudah lama dibudidaya- 0,6496 mg/g dan 0,4423 mg/g, secara berturut-turut. Kandungan
kan dan digunakan sebagai sumber pangan alternatif di Toraja. antosianin terendah terdapat pada varietas Ciherang yang
Keragaman genetik talas yang ditemukan di Toraja Utara belum merupakan varietas unggul padi beras putih. Empat varietas lokal
banyak diinventarisasi dan dikarakterisasi dengan lengkap. padi beras merah yaitu Baliman Putih, Sari Kuning, Karamanting,
Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mendes- dan Iden memiliki kandungan antosianin yang lebih tinggi
kripsikan karakter sifat-sifat morfologi talas lokal Toraja Utara, daripada padi varietas unggul beras merah hasil pemuliaan.
sehingga dapat didaftarkan sebagai kekayaan sumber daya
genetik lokal yang harus dilestarikan. Penelitian dilaksanakan di (Penulis)
Kabupaten Toraja Utara yang meliputi daerah dataran tinggi di
Desa Baruppu’ Parodo, Kecamatan Baruppu’ dan daerah dataran Kata kunci: padi lokal warna, antosianin, padi fungsional, dan
rendah di Kelurahan Mantirotiku, Kecamatan Rantepao. Masing- HPLC
masing daerah dipilih berdasarkan survei pendahuluan yang
menandakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah budi daya
talas. Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2016. Peng-
amatan dilakukan secara deskriptif dengan pengambilan sampel
secara purposive sampling. Karakter morfologi diamati secara in
situ pada tanaman di lapang, tanpa melakukan penanaman khusus
pada tanaman yang optimal. Dari hasil survei ditemukan lima
jenis talas lokal yaitu talas Upe Ungu, Upe Kuning, Upe Putih,
148–26 Indeks Abstrak Bahasa Indonesia 2018

Muhamad Sabran (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan tasinya masih menghadapi beberapa kesulitan. Kemunculan
Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian) teknologi baru sekuen genom dan pengeditan genom serta biologi
sintetis menambah kompleksitas tersebut karena aturan-aturan
Sistem Akses SDG Tanaman dan Pembagian Keuntungan Hasil tentang pembagian keuntungan yang sekarang ada bisa diabaikan.
Pemanfaatannya Diskusi terkini tentang akses dan pembagian keuntungan ter-
Bul. Plasma Nutfah, Desember 2018, vol. 24 no. 2, hlm. 135–142 utama pada Perjanjian Internasional tentang Sumber Daya
Genetik untuk Pangan dan Pertanian juga dibahas.
Dua rezim intenasional yang mengatur akses terhadap sumber
daya genetik tanaman dan pembagian keuntungan dari peman- (Penulis)
faatannya adalah Protokol Nagoya dari konvensi PBB tentang
keanekaragaman hayati dan Perjanjian Internasional tentang Kata kunci: SDG tanaman, Perjanjian Internasional, Protokol
Sumber Daya Genetik Tanaman untuk Pangan dan Pertanian. Nagoya, harmonisasi, akses, pembagian keuntungan
Meskipun kedua rezim ini sudah diharmonisasikan, impelemen-
2018 Indeks Abstrak Bahasa Inggris 149–11

Buletin Plasma Nutfah


ISSN 1410–4377 Volume 24, 2018
E-ISSN 2549-1393

The desciption given are free terms. This abstract sheets be reproduced without permission of change

Janne H.W. Rembang, Abdul W. Rauf, dan Joula O.M. Sondakh 100 local varieties of upland rice grown in pots with three
(Nort Sulawesi Assessment Institute for Agricultural Technology) replications in the greenhouse. The type of tiller that is marked
with a string of different colors from early emergence was
Morphological Character Some Local Irrigated Rice on Farmer observed. Numbers of primary, secondary and tertiary tillers of
Field in North Sulawesi the upland rice tested were observed at the age of two months and
Bul. Plasma Nutfah, June 2018, vol. 24 no. 1, p. 1–8 ripening stage. Grouping rice germplasm tested was implemented
through average linkage cluster analysis method with Euclidean
Local rice is a potential germplasm as a source of genes that distance. The diversity of number tertiary tillers character at
control important properties in rice plants. The research aimed to maturity stage was showed the highest diverse compared with
characterize the morphological character of local rice cultivars of other characters. Ketan Hitam and Ketan Salome are the two
North Sulawesi. The research was conducted from January to upland rice accessions that have the highest number of tillers.
June 2015 in North Sulawesi. The method used was the
descriptive qualitative method. Exploration was done by (Author)
collecting samples of local rice cultivars in North Sulawesi. Each
cultivar was characterized its morphological characters according Keywords: upland rice, tillering, tertiary tillers, characterization
to the Characterization and Evaluation Guidelines of Rice
Germplasm. The local rice found in North Sulawesi were 10
varieties, namely Pulo Sawah, Superwin, CK, Serwo, Pilihan,
Sako, Sito Merah, Sito Putih, TB, and Serayu. There were Sobrizal, Carkum, Wijaya M. Indriatama, Aryanti, dan Ita
similarities of the characters from all local rice varieties of North Dwimahyani (Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi–Badan Tenaga
Sulawesi, such as culm (culm strength and culm habit), leaf Nuklir Nasional)
character (basal leaf sheath color, leaf blade color, collar color,
Productivity and Yield Quality of Intersubspecies Crossing of
and auricle color), and flower character (panicle exsertion and
Japonica-Indica
panicle attitude of branches). The character of grain morphology
was very diverse for all local rice varieties of North Sulawesi. Bul. Plasma Nutfah, June 2018, vol. 24 no. 1, p. 19–30

(Author) In the middle of 1980s, rice self-sufficiency in Indonesia has been


achieved, but the growth of rice production slowed down since
Keywords: local rice, morphological characters, north sulawesi the 1990s. Narrow genetic variability of released rice varieties
contributed largely to the occurrence of leveling of potential rice
yield over the past decades. To enlarge the genetic variability, an
intersubspecies crossing of Koshihikari (japonica) and IR36
Higa Afza, Yusi Nurmalita Andarini, dan Lina Herlina (indica) has been performed. Through this crossing, three high
(Indonesian Center for Agricultural Biotechnology and Genetic yielding and high yield quality promising lines of KI 37, KI 238,
Resources Research and Development) and KI 730 have been obtained. The objective of this study was
to evaluate the superiorities of these lines through multi-location
Tillers Diversity on One Hundred Accessions of Upland Rice yield trials, pests, diseases, and grain qualities examinations.
Germplasm Examination methods used followed the release food crops
Bul. Plasma Nutfah, June 2018, vol. 24 no. 1, p. 9–18 variety procedure issued by the Indonesian Ministry of
Agriculture. The result of examinations showed that the average
The utilization of local upland rice germplasm as genetic yield of KI 730 was 7.47 t/ha, it was significantly higher than that
resources for important and potentially traits can be implemented of Ciherang (6,73 t/ha). KI 730 has a good grain quality, with
if their characteristics have been known. Plant growth characters translucent milled rice, a high percentage of milled rice (78.0%)
such as plant tillering will determine the levels of productivity of and head rice (91.01%). The texture of its cooking rice was soft,
the plant. Tillering character has not been much characterized in sticky, with the amylose content of 20.41%. In addition, pests and
most rice accession collected in BB Biogen genebank. The diseases resistances of KI 730 were better than those of other
objective of this research was to characterize tillering type, lines tested. After evaluation by National Food Crops Release
including primary, secondary, and tertiary of 100 accessions of Variety Team, the KI 730 line was released as a national superior
local upland rice. The Experiment was carried out by planting variety with the name of Tropiko. Tropiko should become an
150–2
2 Indeks Abstrak Bahasa Inggris 2018

alternative variety to grow widely in order to increase national each experiment (2014 and 2016) were 70 maize accessions. The
rice production and farmers income. accessions were planted in planting distant of 75 cm × 20 cm, in 5
m rows, resulting in 20 plants per row. In every 10 rows, two
(Author) check varieties were planted, i.e. one susceptible and one resistant
variety. Ten days prior to planting, the soil was fertilized with
Keywords: intersubspecies crossing, rice, japonica, indica, mixed fertilizers consisted of urea, ZA, SP36, and KCl at a dose
productivity, yield quality of 100, 100, 100, and 100 kg/ha, respectively. Fertilization II and
III was given at 30 days after planting, and 45 days after planting
with a dose of 100 kg urea/ha. As a source of inoculum downy
mildew, around the repeated plot was planted with varieties
Trias Sitaresmi*, Nani Yunani, Nafisah, Satoto, dan Aan A. Anoman variety (susceptible variety) that was inoculated with a
Daradjat (Indonesian Center for Rice Research) suspension of downy mildew pathogen. Observation was
Morphological Similarity Analysis of Elite Rice Varieties conducted at 25, 35, and 55 days after planting, with the standard
Released in 1980–2011 score of resistant to downy mildew, followed: 0–10% = resistant,
11–25% = moderately resistant, 26–50% = moderately
Bul. Plasma Nutfah, June 2018, vol. 24 no. 1, p. 31–42 susceptible, >50% = susceptible. The result of the experiments
showed that there were 5 accessions resistant to downy mildew
High acceptance of farmer to variety with have similar to IR64
(P. philipinensis), i.e. CML 440×MR4-9-30-3, 664, 60, 572, and
type has led to almost all new varieties always be assessed based
554 with the intensity of downy mildew infection ranged from 5
on their degree of similarity with IR64. Closely relations between
to 10%. Twelve other accessions were classified as moderately
elite upland varieties may contribute to the stagnation of yield
resistant, i.e. CML 440×MR4-9-98-2, 440×MR4-9-98-4 CML,
potential and also give the impact un-durable of the resistance to
CML 440×MR4-9-124-1, 66, 71, 319, 108, 73, 48, 105, 554, and
pest and diseases. The aim of this study was to elucidate the
682 with intensity of infection ranged from 13 to 25%. At the
morphology similarity kinship characters of elite rice varieties
same experiments, the average intensity of downy mildew
which were released from 1980 to 2011. The study was
infection on susceptible check varieties reached 100 percent.
conducted in September–January 2012 in Indonesian Center for
Rice Research field experiment. The material consisted of 46 rice
varieties representing the released varieties from 1980–2011. The (Author)
material was grown in 2 m × 5 m of plot size with 3 replications. Keywords: resistance, maize, downy mildew, germplasm
Observations were conducted on qualitative and quantitative
characters based on UPOV descriptors. Data were analyzed by
Principal Component Analysis and Cluster Analysis. Principal
component analysis revealed 40 components with 79,86% of Nirmala F. Devy1, Abd. Aziz Syarif2, dan Aryawaita2
cumulative variation that was used to determine the genetic (1Indonesian Citrus and Subtropical Fruits Research Institute,
relationship by cluster analysis. Based on the principal 2
West Sumatera Assessment Institute for Agricultural
component analysis and cluster analysis, irrigated rice varieties Technology)
released before and in 2000 and after 2008 (Inpari group) tend to
be one big group and have a high phenotypic similarity. While Identification of Morphology and Quality Character
the upland rice varieties tend to spread or were grouped in small Determinant of Local Cassava [Manihot esculenta Crantz]
groups. This high similarity suggested that the irrigated rice Germplasm from West Sumatra
varieties have a close genetic relationship, which is derived from Bul. Plasma Nutfah, June 2018, vol. 24 no. 1, p. 53–62
Ciherang or IR64.
Local germplasm of Cassava (Manihot esculenta Crantz) have
(Author) an economic potential important for West Sumatra community.
The local cassava has high morphological diversity. To
Keywords: principal component analysis, cluster analysis, rice distinguish different type of cassava, identification of
varieties morphology and tuber quality were required. The objective of
this research was to identify morphology and tuber quality
determinant characters of West Sumatra local Cassava. An
analysis was performed on ten local cassava originated from
Syahrir Pakki dan Mappaganggang (Indonesian Cereals Research four districts of West Sumatra and three other released
Institute) varieties. Morphological characterization was performed based
Resistance Response of Maize Germplasm to Downy Mildew on International Institute of Tropical Agriculture (IITA) standard
[Peronosclerospora philipinensis] descriptors, whereas physical and chemical analyses were
carried out in the Agricultural Product Technology Laboratory at
Bul. Plasma Nutfah, June 2018, vol. 24 no. 1, p. 43–52 University of Andalas, Padang. The research was conducted at
Sukarami Experimental Station, Solok Regency in March
Two experiments to study responses of resistance of maize
2015–February 2016. Morphological characters and data
germplasm to downy mildew (Peronosclerospora philipinensis)
quality were first analyzed by principal component analysis
have been conducted. Both experiments were arranged in
(PCA). The PCA analysis resulted 4 major component axes
randomized block design with two replication. The treatments in
contributing to a total diversity of 78, 83, and 81.3% on plant
2018 Indeks Abstrak Bahasa Inggris 151–1
3

morphology, tuber quality, and morphology and tuber color, Ki Agus Abdul Kodir, Yuana Juwita, and Priatna Sasmita (South
respectively. Based on those diversities, the thirteen varieties of Sumatera Assessment Institute for Agricultural Technology)
cassava could be grouped into six clusters. Special characters that
distinguishing between groups was the number of lobes, leaf stem Characterization of Local Rice, Pegagan (Siputih) on Lowland
length, shoot color, and leaf width. Meanwhile, based on its Swamp Agroecosystems in South Sumatra
chemical content and morphology of tubers, the cassavas were Bul. Plasma Nutfah, December 2018, vol. 24 no. 2, p. 77–82
grouped into five clusters, with the distinguishing characters were
carbohydrate content, protein content, and tuber color. The The Pegagan rice (Siputih) is one of local rice lowland specific
varieties that have the highest weight of the tuber/plant were in South Sumatra. This rice is rarely grown by farmers.
Kuning and Roti 2, with a production of 203–380% higher than Identification was carried out at lowland Agroecosystem in Ogan
the released varieties. On their tubers, varieties that had the Komering Ilir Distric of South Sumatra Province. The purpose of
lowest levels of HCN were Tangkai Merah-1, Dumai, and Roti this study was to characterize on morphological and agronomic
2, whereas those with starch content >35% were Sanjai Padang characters. The study was conducted by planting and observing
Jariang, Jurai Merah, Kuning, Roti 2, and Hijau Pesisir Selatan. the local rice Pegagan (Siputih) which collected from five
Each variety has its own specific morphological characters, tuber different districts (Tanjung Raja, Indralaya, Jejawi, SP Padang,
morphology, and chemical composition. and Kayuagung). All materials were tested using Randomized
Block Design Complete with four replications. Each plot size 5 m
(Author) × 5 m, number of seeds/holes 2–3 rod, a spacing of 25 cm × 25
cm. The characterization was done based on Rice
Keywords: Cassava, diversity, morphology, chemical Characterization and Evaluation Guide of the National
properties Commission for Rice Germplasm. Morphological characters were
presented in qualitative data and analyzed by Mode (Mo)
analysis, while the agronomic characters were showed on
quantitative data and analyzed by analysis of variance (ANOVA).
Yusi N. Andarini, dan Andari Risliawati (Indonesian Center for The observation and analysis were indicated that the five local
Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and rice Pegagan (Siputih) which collected from 5 different district
Development) were showed no diversity, both on morphology and agronomic
characters. Paralele on characterization planting, roughing was
Morphological Character Variability of Javanese Local Taro
done and detected 0.15% mixed with others varieties and 1.85%
[Colocasia esculenta] Germplasm
plant have the deviation characters.
Bul. Plasma Nutfah, June 2018, vol. 24 no. 1, p. 63–76
(Author)
Taro (Colocasia esculenta) is a plant that has been long cultivated
in Indonesia, which belongs to Colocasia genus and Araceae Keywords: characterization, lowland local rice, pegagan siputih
family. Taro has an ecological uniqueness, which can grow in an
extreme condition such as on submergence area, saline soil, and
shaded areas. In Indonesia, Java Island is the main concentrated
area of taro plantation. This research aimed to investigate the IGAA Indrayani1, Subiyakto1, dan Chaerani2 (1Indonesian
variability of local taro germplasm from Java Island based on Sweetener and Fiber Crops Research Institute, 2Indonesian Center
morphological character. A total of 164 accessions were planted for Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research
in Pacet Field Experimental and were observed for its and Development)
morphological characters, i.e. root and plant type, leaves, and
Pathogenicity of Entomopathogenic Nematode on Sugarcane
corm characters. The Javanese taro local genetic resources
White Grub Lepidiota stigma (Coleoptera: Scarabaeidae)
indicated variation in some of its plant type characteristic and
corm as well as several of leaves character. A total of 17 Bul. Plasma Nutfah, December 2018, vol. 24 no. 2, p. 83–88
accessions were identified as a unique collection. The
identification of suspected duplicate accessions within the Sugarcane (Saccharum officinarum) is one of high-value
collection may be strengthened further by molecular commodities in Indonesia for producing sugar. Sugarcane
characterization in order to provide more accurate information production recently reduced due to insect pests attacked, mainly
regarding the genetic variability of taro collection. white grub Lepidiota stigma (Coleoptera: Scarabaeidae).
Utilization of entomopathogenic nematodes (EPN) is one of the
alternative control methods for sugarcane white grub. The aim of
(Author)
the present study was to select the higher pathogenicity of EPN
Keywords: Taro, morphological characterization, IAARD Gene isolates for controlling the sugarcane insect pest. The study was
Bank, Java, variation conducted in Insect Pathology Laboratory of Indonesia
Sweeteners and Fiber Crops Research Institute. Nine isolates of
EPN, e.g. DKS-1, AGH-1, DKH-1, DKH-5, NH-1, NH-2, PH-1,
PH-2, and PH-4 and one untreated control were tested for their
pathogenicity against sugarcane white grub, L. stigma. Each
treatment was arranged in Completely Randomized Design with
three replications. Every treatment consisted of 30 individuals of
152–24 Indeks Abstrak Bahasa Inggris 2018

the third instar of white grub which treated by 2 × 104 infective days with concentrations of >1010 CFU/gram with lifespan up to
juvenile or IJ of EPN isolates. Parameter observed was the one year (lyophilized), using protectant serum of inositol 5% or
mortality of sugarcane white grub, L. stigma. The result showed 7,5% skim milk at 5oC with concentrations >log10 CFU/ml. The
that all of EPN isolates tested were promising pathogenic against potential characteristics qualified them as probiotics against
the white grub with about 10 to 80% of the average percentage of pathogenic bacteria and could be used to control salmonellosis in
mortality. However, DKS-1 and PH-1 showed more pathogenic the broiler.
against L. stigma with about 80–90% and 70–80% of white grub
mortality, respectively. The highest enhancement of white grub (Author)
mortality occurred at 72 hours after treatment and it was showed
by DKS-1 and PH-1 isolates which increased the percentage of Keywords: probiotic, salmonellosis, foodborne disease, broiler
white grub mortality about 57.1 and 50%, respectively. Obtaining
the promising isolates of NPS with different host seeking
strategies will potentially increase the effectivity of control
against white grub with the result to increase the yield of Kristamtini, Endang W. Wiranti, dan Sutarno (Yogyakarta
sugarcane. Assessment Institute for Agricultural Technology)
Variation of Pigment and Anthocyanin Content of Local Black
(Author) Rice from Yogyakarta on Two Altitude
Keywords: Enthomopathogenic nematode, pathogenicity, Bul. Plasma Nutfah, December 2018, vol. 24 no. 2, p. 97–106
mortality, infective juvenile
There are several types of local black rice with different quality
which well known in Yogyakarta. However, the altitude location
affect to the quality and pigmentation of local black rice remains
Siti Chotiah and Rini Damayanti (Indonesian Research Center for were unknown. The objectives of this research was to determine
Veterinary Sciences) the variation of rice pigmentation and total anthocyanin content
of Yogyakarta local black rice which planted on two different
Characterization of Lactic Acid Bacteria as Probiotic Candidate altitudes location. This study was conducted from February to
to Overcome the Salmonellosis in Broiler December 2015 with the experimental design using factorial
Bul. Plasma Nutfah, December 2018, vol. 24 no. 2, p. 89–96 experiment. The first factor is seven local black rice varieties
from Yogyakarta (G) and second factor is two different altitude
Food from livestock is needed by humans as a source of protein locations: lowlands (26 m asl) of Gulon, Sri Hardono, Pundong,
because it contains essential amino acids. However, these foods Bantul (A1), and in medium lands (462 m asl) of Padasan,
can endanger human health if they contain antibiotic residues in Pakembinangun, Pakem, Sleman (A2). The total anthocyanin
livestock products that can cause resistance to germs in the content and rice pigmentation were observed. Three color
human body when consuming them. Along with the enactment of variables for rice pigmentation, i.e. lightness (L*), greenness (a*),
a policy to limit the use of antibiotics in animal feed, the use of and yellowness (b*) were measured by Chroma Meter, Konica
probiotics as a substitute is urgently needed. This research has Minolta–Minolta CM-2006. The results showed that there was
been conducted in the Research Center for Veterinary Science in diversity on pigmentation and total anthocyanin content in the
order to produce probiotic candidates to control the growth of black rice grown at different altitude. Local variety Tugiyo Umur
Salmonella sp in chickens that have the potential to pollute the Panjang has any anthocyanin highest in the low altitude location
environment and cause foodborne disease. Research on probiotics (Bantul), while local variety Sembada Hitam was showed the
in chicken has conducted in Indonesian Research Center for highest anthocyanin at the height of the medium (Sleman). A
Veterinary Science in order to produce probiotic candidates to positive significant correlation was found among color variables,
control the growth of Salmonella sp. in chicken that potentially i.e. lightness (L*), greenness (a*), and yellowness (b*) and there
contaminated the environment causing foodborne disease. The was a negative significant correlation between total anthocyanin
present study aims to evaluate the probiotic potential of content and L*, a*, and b* color variables.
indigenous bacteria isolated from cattle in Bogor and select
candidates to be used as probiotic. The study was initiated by (Author)
screening local isolates for probiotic, following by inhibition test
against a target of pathogenic bacteria (Salmonella enterica Keywords: variation, rice pigment, total anthocyanin, black rice,
serotype of Typhimurium B0046/ATCC 13311 and serotype of altitude, correlation
Enteritidis B2893/ATCC 13076), pathogenicity in vitro, survival
in the chicken gut, and the lifespan in the lyophilized container.
The results showed that six isolates bacteria consisting of
Aerococcus viridans B2776, Bifidobacterium dentium B2754 and
B2755, Enterococcus faecium B2758, Lactobacillus casei B2752,
and Streptococcus uberis B2757 had been selected as the
candidate for probiotics. They had specifications namely: anti-
microbial substance (in vitro) against S. enterica serotype
Typhimurium BCC B0046 and serotype Enteritidis BCC B2893,
not pathogenic, able to form colonies in intestinal broilers for 40
2018 Indeks Abstrak Bahasa Inggris 153–1
5

Susilawati1 dan M. Sabran2 (1Central Kalimantan Assessment also has a savory taste, soft, good fragrant aroma, the corm skin
Intitute for Agricultural Technology, 2Indonesian Center for after being boiled is very easy to peel, and the texture of the corm
Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and is smooth. The price of this local taro is quite expensive because
Development) of still difficult to find and have not been widely cultivated.
Morphological Characterization of Local Durian [Durio
zhibetinus] from Katingan Regency (Author)

Bul. Plasma Nutfah, December 2018, vol. 24 no. 2, p. 107–114 Keywords: Local taro of North Toraja, inventory,
characterization, morphological characters
Katingan is one of the regencies in Central Kalimantan which
famous for its diversity of local durian (Durio zibethinus). The
objective of the research was to determine the potential diversity
of durian in Katingan. Characterization was done on the parental Kristina Dwiatmini dan Higa Afza (Indonesian Center for
tree of local durian, popularly known as Durian Kasongan. Six Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and
cultivars of local durian from Katingan namely Ubuyu, Lagas, Development)
Belimbing, Susu, Bukit Lime, and Kalasi were characterized
Anthocyanin Content Characterization on Pigmented Local Rice
from June–November 2013 and September-December 2014.
as Genetic Resources of Functional Food
Characterization was done using descriptor for durian. The data
collected were analyzed using principal component analysis Bul. Plasma Nutfah, December 2018, vol. 24 no. 2, p. 125–134
(PCA) to reduce the number of variables for genetic similarity/
cluster analysis. The results showed that leaf morphology Local varieties of pigmented rice are highly valuable genetic
contributed to the cumulative diversity of 98.4%. In addition, the resources as a functional food in the future. Pigmented rice
cluster analysis showed that six local durians have the genetic contains anthocyanins which function as nutrient bioactive
similarity which range of 44.90–72.45%. The highest genetic components, called antioxidants. The aim of this research was to
similarity was between Lagas and Susu cultivars (72.45%). characterize anthocyanin content on 27 accessions of pigmented
local rice, 2 varieties of released red rice varieties (Aek
Sibundong and Inpari 24), and 1 control varieties of white rice,
(Author)
Ciherang. The content of anthocyanin was analyzed by using
Keywords: Morphological characterization, genetic diversity, High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with
Katingan local durian cyanidin-3-glucoside as a standard. The results showed that local
rice Aen Metan and Melik had the highest anthocyanin content
were reached 0.7953 mg/g and 0.7806 mg/g. These content were
higher than 2 released red rice varieties, Aek Sibundong and
Erina Septianti dan Sahardi (South Sulawesi Assessment Institute Inpari 24 which had anthocyanin content reached 0.6496 mg/g
for Agricultural Technology) and 0.4423 mg/g, respectively. Aen Metan and Melik were local
black rice varieties and frequently have used as a parent in the
Characterization of Local Important Rattan in Donggala District, breeding program. The white rice as control, Ciherang was
Central Sulawesi Province showed the lowest anthocyanin content. Four pigmented local
Bul. Plasma Nutfah, December 2018, vol. 24 no. 2, p. 115–124 rice, Baliman Putih, Sari Kuning, Karamanting, and Iden had
higher anthocyanin content than the two released red rice
Taro (Colocasia esculenta (L.) Schott) has been cultivated and breeding varieties.
used as an alternative food in Toraja. Local taro of North Toraja
has high genetic diversity, nevertheless, they have not been well (Author)
characterized. The objective of this study was to inventorying and
characterizing the morphological characters of local taro from Keywords: Pigmented local rice, anthocyanin, functional rice,
North Toraja, that could be a key component for registered and and HPLC
maintained as a wealth of local genetic resources. The study was
conducted in North Toraja District which includes highland areas
in Parodo Baruppu Village, Baruppu District and lowland areas in
Mantirotiku Village, Rantepao District. Each region was selected Muhamad Sabran (Indonesian Center for Agricultural
based on initial surveys which showed that these areas were taro Biotechnology and Genetic Resources Research and
cultivation areas. The study was conducted from April to June Development)
2016. Samples were selected based on purposive sampling
Access and Benefit Sharing on the Utilization of Plant Genetic
method and were descriptively observed in-situ in the field on
Resources
their optimum growth performance. Five local taro varieties were
successfully inventoried from survey activities, namely Upe Bul. Plasma Nutfah, December 2018, vol. 24 no. 2, p. 135–142
Ungu, Upe Kuning, Upe Putih, Monggo, and Bite. Those taros
have similar characters on the shape and leave color but varied on Two international regimes that govern the access of plant genetic
the size and flesh fibre color of the corm. Local taro from North resources and sharing the benefit arising from their uses are the
Toraja is widely used as snacks or vegetables as rice substitution. Nagoya Protocol of the United Nations Convention on Biological
The advantage of North Toraja local taro is easy to cultivate and Diversity (CBD) and the International Treaty on Plant Genetic
154–26 Indeks Abstrak Bahasa Inggris 2018

Resources for Food and Agriculture (ITPGRFA). The two provision. Current discussion on access and benefit sharing
regimes although have been harmonized faced difficulties in its provision particularly at the International Treaty on Plant Genetic
implementation, particularly at the National level and currently Resources for Food and Agriculture are reviewed.
under review. Added to the complexity is the emergence of new
technology genome sequencing and genome editing as well as Keywords: Plant genetic resources, International Treaty, Nagoya
synthetic biology. These technologies and the development of protocol, harmonization, access, benefit sharing
open access data may cause people to bypass the benefit sharing
155–1

Buletin Plasma Nutfah


Indeks Penulis/Author Index

Vol. 24 No. 1, Juni 2018


Afza, H. “Keragaman Anakan Seratus Aksesi Plasma Nutfah Padi Nafisah “Analisis Kemiripan Morfologi Varietas Unggul Padi
Gogo” 24(1):9–18 Periode Pelepasan 1980-2011” 24(1):31−42
Andarini, N.Y. “Keragaman Anakan Seratus Aksesi Plasma Pakki, S. “Respons Ketahanan Plasma Nutfah Jagung terhadap
Nutfah Padi Gogo” 24(1):9–18 Penyakit Bulai (Peronosclerospora philipinensis)”
Andarini, N.Y. “Variabilitas Karakter Morfologi Plasma Nutfah 24(1):43−52
Talas (Colocasia esculenta) Lokal Pulau Jawa” 24(1):63−76 Rauf, W.A. “Karakter Morfologi Beberapa Padi Sawah Lokal Di
Aryanti “Produktivitas dan Kualitas Hasil Galur Padi Silangan Lahan Petani Sulawesi Utara” 24(1):1−8
Antarsubspesies Japonica-Indica” 23(1):19−30 Rembang, H.W.J. “Karakter Morfologi Beberapa Padi Sawah
Aryawaita “Identifikasi Penciri Morfologi dan Kualitas Plasma Lokal Di Lahan Petani Sulawesi Utara” 24(1):1−8
Nutfah Lokal Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Risliawati, A. “Variabilitas Karakter Morfologi Plasma Nutfah
Sumatera Barat” 24(1):53−62 Talas (Colocasia esculenta) Lokal Pulau Jawa” 24(1):63−76
Carkum “Produktivitas dan Kualitas Hasil Galur Padi Silangan Satoto “Analisis Kemiripan Morfologi Varietas Unggul Padi
Antarsubspesies Japonica-Indica” 23(1):19−30 Periode Pelepasan 1980-2011” 24(1):31−42
Daradjat, A.A. “Analisis Kemiripan Morfologi Varietas Unggul Sitaresmi, T. “Analisis Kemiripan Morfologi Varietas Unggul
Padi Periode Pelepasan 1980-2011” 24(1):31−42 Padi Periode Pelepasan 1980-2011” 24(1):31−42
Devy, F.N. “Identifikasi Penciri Morfologi dan Kualitas Plasma Sobrizal “Produktivitas dan Kualitas Hasil Galur Padi Silangan
Nutfah Lokal Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Antarsubspesies Japonica-Indica” 23(1):19−30
Sumatera Barat” 24(1):53−62 Sondakh, O.M.J. “Karakter Morfologi Beberapa Padi Sawah
Dwimahyani, I. “Produktivitas dan Kualitas Hasil Galur Padi Lokal Di Lahan Petani Sulawesi Utara” 24(1):1−8
Silangan Antarsubspesies Japonica-Indica” 23(1):19−30 Sunyoto “Karakter Morfologi Beberapa Padi Sawah Lokal Di
Herlina, L. “Keragaman Anakan Seratus Aksesi Plasma Nutfah Lahan Petani Sulawesi Utara” 24(1):1−8
Padi Gogo” 24(1):9–18 Syarif, Aziz Abd ”Identifikasi Penciri Morfologi dan Kualitas
Indriatama, M.W. ”Produktivitas dan Kualitas Hasil Galur Padi Plasma Nutfah Lokal Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Silangan Antarsubspesies Japonica-Indica” 23(1):19−30 Sumatera Barat” 24(1):53−62
Mappaganggang “Respons Ketahanan Plasma Nutfah Jagung Yunani, N. “Analisis Kemiripan Morfologi Varietas Unggul Padi
terhadap Penyakit Bulai (Peronosclerospora philipinensis)” Periode Pelepasan 1980-2011” 24(1):31−42
24(1):43−52

Vol. 24 No. 2, Desember 2018


Afza, H. “Karakterisasi Kadar Antosianin Varietas Lokal Padi Sabran, M. “Karakterisasi Morfologi Durian (Durio zhibetinus)
Warna Sebagai SDG Pangan Fungsional” 24(2):125−134 Lokal Asal Kabupaten Katingan” 24(2):107−114
Chaerani “Patogenisitas Nematoda Entomopatogen terhadap Sabran, M. “Sistem Akses SDG Tanaman dan Pembagian
Hama Uret Tebu Lepidiota stigma (Coleoptera: Keuntungan Hasil Pemanfaatannya” 24(2):135−142
Scarabaeidae)” 24(2):83−88 Sahardi “Inventarisasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik
Chotiah, S. “Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Kandidat Talas Lokal di Kabupaten Toraja Utara” 24(2):115−124
Probiotik untuk Mengatasi Salmonelosis pada Ayam Sasmita, P. “Karakterisasi Padi Lokal, Pegagan (Siputih) pada
Pedaging” 24(2):89−96 Agroekosistem Rawa Lebak Sumatra Selatan” 24(2):77−82
Damayanti, R. “Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Kandidat Septianti, E. “Inventarisasi dan Karakterisasi Sumber Daya
Probiotik untuk Mengatasi Salmonelosis pada Ayam Genetik Talas Lokal di Kabupaten Toraja Utara”
Pedaging” 24(2):89−96 24(2):115−124
Dwiatmini, K. “Karakterisasi Kadar Antosianin Varietas Lokal Subiyakto “Patogenisitas Nematoda Entomopatogen terhadap
Padi Warna Sebagai SDG Pangan Fungsional” Hama Uret Tebu Lepidiota stigma (Coleoptera:
24(2):125−134 Scarabaeidae)” 24(2):83−88
Indrayani, IGAA. “Patogenisitas Nematoda Entomopatogen Susilawati “Karakterisasi Morfologi Durian (Durio zhibetinus)
terhadap Hama Uret Tebu Lepidiota stigma (Coleoptera: Lokal Asal Kabupaten Katingan” 24(2):107−114
Scarabaeidae)” 24(2):83−88 Sutarno “Variasi Warna dan Kandungan Antosianin Varietas
Juwita, Y. “Karakterisasi Padi Lokal, Pegagan (Siputih) pada Lokal Beras Hitam Yogyakarta pada Dua Ketinggian” 24(2):
Agroekosistem Rawa Lebak Sumatra Selatan” 24(2): 77−82 97−107
Kodir, A.K. “Karakterisasi Padi Lokal, Pegagan (Siputih) pada Wiranti, W.E. “Variasi Warna dan Kandungan Antosianin
Agroekosistem Rawa Lebak Sumatra Selatan” 24(2): 77−82 Varietas Lokal Beras Hitam Yogyakarta pada Dua
Kristamtini “Variasi Warna dan Kandungan Antosianin Varietas Ketinggian” 24(2):97−107
Lokal Beras Hitam Yogyakarta pada Dua Ketinggian” 24(2):
97−107
156–1

Buletin Plasma Nutfah


Indeks Subjek Volume 24, 2018

Agroekosistem 77 Karakterisasi 9, 115 Pembagian keuntungan 135


Akses 135 Karakterisasi morfologi 63, 107 Perjanjian Internasional 135
Analisis klaster 31 Keragaman 53, 63, 97 Plasma Nutfah 43
Antosianin total 97 Korelasi 97 Probiotik 89
Bank Gen Balitbangtan 63 Lepidiota Stigma 83 Produktivitas 19
Durian lokal Katingan 107 Morfologi 53, 63, 107, 115 Protokol Nagoya 135
foodborne disease 89 Mortalitas 83 Salmonelosis 89
Harmonisasi 135 Nematoda patogen serangga 83 SDG tanaman 135
Identifikasi 77 Padi 19 Sifat Kimia 53
Indica 19 Padi fungsional 125 Sumber Daya Genetik 115
Inventarisasi 115 Padi gogo 9 Talas lokal Toraja Utara 115
Jagung bulai 43 Padi lokal 1 Tanaman Tebu 83
Japonica 19 Padi lokal rawa lebak 77 Ubi Kayu 53
Juvenil infektif 83 Patogenisitas 83 VUB padi 31
Karakter morfologi 1, 115 Pegagan Siputih 77
PEDOMAN BAGI PENULIS

Buletin Plasma Nutfah diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian secara
berkala, memuat tulisan hasil penelitian tentang eksplorasi, konservasi, karakterisasi, evaluasi,
dan utilisasi plasma nutfah tanaman, ternak, ikan, dan mikroba yang belum pernah dipublikasi di
media lain.

Makalah Primer ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris dan disusun dengan urutan: Judul, Nama
Penulis, Instansi, Abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), Kata Kunci, Pendahuluan,
Bahan dan Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar
Pustaka. Naskah diketik pada Microsoft Office Word, dua spasi, dan tipe huruf Times New
Roman 12. Penggunaan istilah mengikuti "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia" yang
diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Naskah dikirim secara online melalui alamat:
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bpn.

Judul menggambarkan isi pokok tulisan secara singkat dan jelas, kurang lebih 10 kata.

Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris (abstract, tidak lebih dari 250 kata,
menggambarkan intisari permasalahan, metode, uraian isi, dan kesimpulan.

Pendahuluan berisi latar belakang/masalah, hipotesis, pendekatan, dan tujuan penelitian.

Bahan dan Metode menguraikan bahan, cara kerja, rancangan percobaan, dan lingkungan penelitian
serta waktu dan tempat penelitian.

Hasil dan Pembahasan mengungkapkan hasil penelitian, bagaimana hasil penelitian dapat
memecahkan masalah, prinsip hubungan yang dicerminkan, perbedaan/persamaan dengan hasil
penelitian terdahulu, serta kemungkinan pengembangannya. Bab ini dapat disertai dengan tabel,
ilustrasi (grafik, diagram, gambar), dan foto. Informasi yang sudah dijelaskan dalam tabel atau
ilustrasi tidak perlu diuraikan panjang lebar dalam teks.

Uraian cukup singkat, memuat hasil yang dibahas.

Kesimpulan cukup singkat, memuat hasil yang dibahas.

Daftar Pustaka disusun menurut abjad berdasarkan nama penulis pertama. Pustaka yang diacu
sebagian besar berasal dari makalah primer terbitan 10 tahun terakhir. Setiap pustaka yang
tercantum dalam Daftar Pustaka harus dirujuk dalam teks, tabel atau ilustrasi. Pustaka ditulis
secara berurutan terdiri atas: nama pengarang (atau nama instansi jika anonimous), tahun
penerbitan, khusus untuk buku harus mencantumkan nama negara/kota dan nama penerbit.
Nama jurnal sesuai dengan aturan baku (University of Worcester Harvard Referencing Guide).
Beberapa contoh penulisan sumber acuan sebagai berikut:
Jurnal
Chen, Y. & Nelson, R.L. (2008) Genetic variation and relathionships among cultivated, wild,
and semi wild soybean. Crop Science, 44 (1), 316–325.
Lukman, R., Afifudin, A. & Lubberstedt, T. (2013) Unraveling the genetic diversity of maize
downy mildew in Indonesia. Journal of Plant Pathology and Microbiology, 4 (2), 162.
doi: 10.4172/2157-7471.1000162.
Sutoro, Suhartini, T., Setyowati, M. & Trijatmiko, K.R. (2015) Keragaman malai anakan dan
hubungannya dengan hasil padi sawah (Oryza sativa). Buletin Plasma Nutfah, 21 (1),
9–16.

Buku
Stover, R.H. & Simmonds, N.W. (1987) Bananas. Third edition. New York, USA, Longman
Scientific & Technical, John Wiley & Sons Inc.

Prosiding
Suharsono (2005) Eksplorasi gen-gen toleran cekaman abiotik pada tanaman. Dalam: Mariska,
I., Herman, M., Sutoro & Samudra, I.M. (editor) Prosiding Seminar Nasional
Pemanfaatan Bioteknologi untuk Mengatasi Cekaman Abiotik pada Tanaman. Bogor,
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik
Pertanian. hlm. 12–17.

Skripsi/Tesis/Disertasi
Suyono (2002) Studi keragaman genetik plasma nutfah padi (Oryza sativa L.) untuk sifat
ketahanan terhadap blas (Pyricularia oryzae) menggunakan primer RGA. Tesis S2,
Universitas Brawijaya Malang.

Informasi dari Internet


Aliyu, O.M. & Awopetu, J.A. (2005) In vitro regeneration of hybrid plantlets of cashew
(Anacardium occidentale L.) through embryo culture. [Online] Available from:
http://www.ajol.info/viewarticle.php?id=22132&jid=82&layout=abstract [Accessed 20
Maret 2005].
Ucapan Terima Kasih
Dewan Redaksi Buletin Plasma Nutfah mengucapkan terima kasih atas partisipasi sebagai Mitra
Bebestari pada penerbitan Buletin Plasma Nutfah Tahun 2018

Dr. Sutoro
Agronomi, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik
Pertanian
Dr. Aris Hairmansis
Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Dr. Asadi
Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumber Daya Genetik Pertanian
Dr. Tri Puji Priyatno
Molecular plant pathology, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber
Daya Genetik Pertanian
Dr. Agung Karuniawan
Pemuliaan Tanaman, Universitas Padjadjaran
Dr. N. Sri Hartati
Biologi Molekuler Tanaman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Prof. (Riset) Dr. Ida Hanarida
Pemuliaan dan Genetika Tanaman, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumber Daya Genetik Pertanian
Dr. Dwi Ningsih Susilowati
Mikrobiologi, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya
Genetik Pertanian
Dr. Ika Roostika
Bioteknologi Pertanian, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber
Daya Genetik Pertanian
Dr. Nurul Hidayatun
Pemuliaan dan Genetika Tanaman, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumber Daya Genetik Pertanian
Buletin Plasma Nutfah
Vol. 24 No. 2, Desember 2018
Daftar Isi

Karakterisasi Padi Lokal, Pegagan (Siputih) pada Agroekosistem Rawa Lebak Sumatra
Selatan
(Characterization of Local Rice, Pegagan (Siputih) on Lowland Swamp Agroecosystems in South
Sumatra)
Kiagus Abdul Kodir, Yuana Juwita, dan Priatna Sasmita 77–84

Patogenisitas Nematoda Entomopatogen terhadap Hama Uret Tebu Lepidiota stigma


(Coleoptera: Scarabaeidae)
(Pathogenicity of Entomopathogenic Nematode on Sugarcane White Grub Lepidiota stigma
[Coleoptera: Scarabaeidae])
IGAA Indrayani, Subiyakto, dan Chaerani 85–90

Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Kandidat Probiotik untuk Mengatasi Salmonelosis pada
Ayam Pedaging
(Characterization of Lactic Acid Bacteria as Probiotic Candidate to Overcome the Salmonellosis in
Broiler)
Siti Chotiah dan Rini Damayanti 91–98

Variasi Warna dan Kandungan Antosianin Varietas Lokal Beras Hitam Yogyakarta pada
Dua Ketinggian
(Variation of Pigment and Anthocyanin Content of Local Black Rice from Yogyakarta on Two
Altitude)
Kristamtini, Endang W. Wiranti, dan Sutarno 99–106

Karakterisasi Morfologi Durian (Durio zhibetinus) Lokal Asal Kabupaten Katingan


(Morphological Characterization of Local Durian [Durio zhibetinus] from Katingan Regency)
Susilawati dan M. Sabran 107–114

Inventarisasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Talas Lokal di Kabupaten Toraja
Utara
(Inventory and Characterization of Local Taro Genetic Resources in North Toraja)
Erina Septianti dan Sahardi 115–124

Karakterisasi Kadar Antosianin Varietas Lokal Padi Warna Sebagai SDG Pangan
Fungsional
(Anthocyanin Content Characterization on Pigmented Local Rice as Genetic Resources of Functional
Food)
Kristina Dwiatmini dan Higa Afza 125–134

Sistem Akses SDG Tanaman dan Pembagian Keuntungan Hasil Pemanfaatannya


(Access and Benefit Sharing on the Utilization of Plant Genetic Resources)
Muhamad Sabran 135–142

Anda mungkin juga menyukai