PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fauna endemik, langka dan dilindungi. Keberadaan taman nasional memiliki arti
Salah satu taman nasional yang terdapat di Pulau Sulawesi adalah Taman
nasional ini tergolong cukup tinggi, terdiri dari 323 jenis tumbuhan, juga memiliki
maleo), maupun jenis-jenis lain yang tidak dapat dijumpai di daerah lain.
ekosistem yaitu mangrove, rawa, savanna dan hutan hujan yang merupakan
suatu paduan yang menarik antara hutan rawa, perbukitan dan pesisir. Terdapat
sekitar 155 spesies burung yang menghuni kawasan ini dengan 37 spesies di
antaranya merupakan satwa endemik. Salah satu jenis burung yang sangat khas di
adalah burung kacamata Sulawesi yang mempunyai ciri khas lingkaran mata di
terlihat dan ditemukan kembali. Selain kacamata Sulawesi, spesies burung lain
yang juga tergolong sebagai satwa langka yang dilindungi adalah burung aroweli.
Hewan satu ini juga biasa disebut sebagai burung bangau susu putih yang
umumnya berkeliaran di sekitar areal berawa di kawasan daun bunga teratai dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin diperoleh pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui
Watumohai.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang telah diperoleh pada praktikum ini yaitu dapat mengetahui
Watumohai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Burung
Wallacea. Kawasan ini merupakan wilayah transisi yang terletak di antara Benua
Asia dan Australia. Sulawesi memiliki beragam habitat untuk penyebaran jenis-
jenis satwa di atas, antara lain burung. Burung merupakan salah satu hewan yang
memiliki kaitan erat dengan kehidupan manusia sejak dahulu kala. Fungsi
ekologis burung yaitu sebagai penyebar biji dan penyerbuk alami. Burung juga
karena memiliki karakteristik penting, antara lain dapat hidup pada berbagai
sudah cukup diketahui. Burung hidup hampir di seluruh tipe habitat dan pada
2017).
banyak di antara hewan vertebrata lainnya. Jumlah jenis burung yang hidup saat
ini masih menjadi perdebatan, namun menurut persetujuan pada tahun 1975 ada
merupakan salah satu diantara kelas hewan bertulang belakang dan dibagi menjadi
29 bangsa yang terdiri dari 158 suku. Burung merupakan hewan berdarah panas
dan berkembangbiak dengan cara bertelur. Tubuhnya ditutupi oleh bulu dan
penggambaran strata vegetasi yang ada disetiap tipe habitat yang diteliti.
Pemanfaatan ruang vegetasi oleh burung secara umum terbagi menjadi dua strata,
yaitu tumbuhan bawah dan tumbuhan penutup membagi menjadi 4 strata vegetasi
pohon. Pemanfaatan ruang vegetasi oleh burung secara umum dibagi menjadi
bagian tajuk dan bagian batang. Pembagian tajuk dibagi lagi menjadi bagian tajuk
atas, tajuk tengah dan tajuk bawah. Batasan bagian tajuk bagian atas adalah 1/3
bagian atas dari tinggi total tajuk, kemudian bagian bawah adalah 1/3 tinggi total
tajuk bagian bawah, dan bagian tengah adalah 1/3 tinggi total tajuk bagian tengah.
Pemanfaatan bagian batang dari bagian tajuk bawah hingga berbatasan dengan
lantai hutan, sedangkan lantai hutan adalah vegetasi bawah (Sukandar dkk., 2015).
berhubungan dengan jumlah jenis atau kekayaan jenis, dan kelimpahan jenis
merupakan kajian yang paling mendasar dalam ekologi. Fauna yang dapat diukur
keanekaragaman jenisnya adalah burung. Burung merupakan satwa liar yang bisa
C. Peran Burung
Satwa liar burung merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki
peranan penting bagi kehidupan manusia baik ditinjau dari segi ekonomi, rekreasi
dan pariwisata maupun dari segi pendidikan dan ilmu pengetahuan. Indonesia
merupakan negara nomor keempat didunia terkaya akan jumlah spesies burungnya
setelah Columbia, Peru, dan Brazil. Terdaftar 1598 spesies burung di Indonesia,
dari jumlah tersebut 372 (23,28%) spesies diantaranya adalah spesies burung
endemik, 149 (9,32%) spesies adalah burung migran dan tercatat 118 (7,38%)
spesies burung yang dikatagorikan sebagai spesies yang terancam punah dalam
IUCN Red List, dengan demikian satwa liar ini perlu dilindungi dan dilestarikan
yang aktif disiang hari, sementara pada malam harinya tidur. Selain burung ada
beberapa satwa yang bersifat diurnal seperti golongan mamalia dan serangga
Dasar pemikiran kota sebagai salah satu objek pelestarian burung adalah
penyerbukan bunga dan pemecahan biji. Hal ini dapat dilihat dalam jaringan
makanan yang dilalui dalam ekosistem alam yang membentuk kehidupannya.
Sebagai penyerbuk bunga dan penyebar biji tumbuhan, burung berfungsi dalam
gangguan, struktur dan komposisi jenis vegetasi dan luas lokasi dapat
mempengaruhi jumlah jenis burung pada suatu kawasan. Besarnya jumlah jenis
burung pada jalur hijau juga disebabkan oleh habitat ini berdampingan dengan
empat tipe habitat lainnya yaitu persawahan, semak, kebun penduduk dan
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
penelitian ini adalah satwa liar burung. Pengamatan ini bersifat deskriptif dengan
jalur yang dikombinasikan dengan titik hitung. Teknik titik hitung dilakukan
dengan cara berjalan kesuatu tempat tertentu, memberi tanda dan selanjutnya
mencatat semua jenis burung yang ditemukan didalam jangka waktu yang telah
dilakukan dilokasi MIPA sampai SD 100 Poasia terdapat 7 jenis burung dengan
jumlah populasi sebanyak 147 individu. Jumlah keseluruhan jenis burung yang
dilokasi MIPA sampai SD 100 Poasia lebih banyak dibandingkan pada lokasi
MIPA sampai lorong teknik dan lokasi MIPA sampai perpustakaan, hal ini karena
pada lokasi MIPA sampai SD 100 Poasia terdapat banyak pohon yang merupakan
hutan fasilitas bagi burung sebagai tempat bersarang, istirahat, berbiak, dan
mencari makan. Rudini dkk. (2016) menyatakan bahwa keberadaan suatu spesies
disuatu tempat sangat tergantung dari adanya sumber pakan dan kondisi habitat
yang sesuai. Kondisi satwa sangat tergantung dengan kualitas dan kuantitas
karena itu setiap organisme mempunyai habitat yang sesuai dengan kebutuhannya.
Apabila ada gangguan yang menimpa pada habitat akan menyebabkan terjadi
kecil yang berasal dari keluarga Passeridae. Burung ini biasa dapat ditemukan di
kota-kota dalam jumlah yang sangat besar. Burung ini berasal dari Eropa, Afrika
dan Asia, kemudian disebarkan ke Audtralis dan Amerika oleh penduduk. Burung
geraja (Passer montans) yang hidup berkoloni atau berkelompok. Burung gereja-
merupakan hewan yang monoformik (jenis kelamin dari burung dewasa dan anak
panjang tubuh antara 10-12 cm dan berat 10-14 gram. Burung pipit ( Lonchura
punctulata) jantan memiliki kepala yang sedikit lebih lebar dibanding burung pipit
sumber makanan mereka dimana terdapat banyak tanaman rumput berbiji seperti
serangga kecil yang memiliki habitat di hutan, kebun, tegalan, sawah, pedesaan
dan kota. Burung ini berukuran sedang (20 cm termasuk bulu ekor yang
kemerahan, perut putih, ada garis biru pada dada atas. Ekor sangat panjang,
dengan bintik putih dekat ujung bulu. Habitat dan kebiasaan burung ini yaitu
melayang dan melingkiar di udara atau terbang rendah di atas tanah atau air untuk
wilayah tropis Afrika, Asia dan Australia bagian utara. Tubuh berkisar antara 8 -
dijumpai sebagai burung asli di pulau Jawa dan Bali. Ukuran tubuh burug ini
sedang dengan panjang tubuh sekitar 20 cm. Sisi bagian atas tubuh (punggung dan
ekor) berwarna coklat kelabu, sedangkan sisi bawah (tenggorokan, leher, dada dan
perut) berwarna putih keabu-abuan. Burung ini memiliki topi, dahi, dan jambul
Burung cui cui (Zosterops anomalus) merupakan jenis burung kecil yang
pintar berkicau dan memiliki tubuh kecil. Ciri khas dari burung ini yaitu memiliki
mencakup wilayah tropis Afrika, Asia dan Australia bagian utara. Tubuh berkisar
antara 8 - 15 cm, dengan ciri khas adanya cincin lingkaran pada mata, tapi untuk
beberapa jenis tidak memiliki ciri khas ini. Burung kecap boano (monarcha
boanensis) merupakan salah satu jenis burung endemik yang mendiami pulau
Boano, yang mana merupakan salah satu dari beberapa kepulauan Maluku.
Tempat hidupnya berada di hutan sekunder lebat dan juga berada di hutan tropis.
Ciri-ciri burung kehicap boano dapat dilihat dari ukuran badannya yang hanya
sekitar 16 cm saja. Bulu burung ini memiliki 2 yakni warna hitam dan juga warna
putih, untuk yang berwarna hitam ada di bagian atas yang mencakup kepala, dagu,
sayap, punggung, dan juga pada bagian ujung ekornya, untuk yang berwarna putih
ada pada bagian bawah tubuhnya yang mencakup pada bagian dada, pangkal ekor,
atau sedang dengan panjang tubuh sekitar 16,5 sampai 18 cm. Ciri fisik dari
burung ini adalah paruhnya yang berwarna hitam pekat berukuran sedang dan
agak tipis. Ekornya yang terdiri dari beberapa helai bulu tebal berukuran agak
cukup luas yang terdapat di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Burung elang
(Haliastus Indus) memiliki ukuran sedang dengan panjang tubuh mencapai 45 cm,
berwarna putih dan coklat pirang. Burung ini biasanya hidup soliter (sendiri) di
individu. Burung ini memakan mamalia kecil, ayam, aves yang berukuran kecil
terbang, berwarna kehitaman, cenderung warna gelap untuk tubuh bagian atas dan
berwarna coklat ada juga yang keputihan untuk tubuh bagian bawah. Burung
walet memiliki kaki yang pendek, sehingga kita sangat jarang menemui burung
walet berjalan atau melompat seperti burung gereja misalnya. Kaki yang pendek
vertikal atau terbalik, kakinya diberi kemampuan untuk itu. Itu sebabnya sarang
burung walet ini dibuat di tempat yang sulit dijangkau, jika di habitat alam liar.
Burung ini mempunyai habitat di sekitar pantai, pemukiman, menghuni gua dan
ruang besar. Persebaran burung ini ada di wilayah tropis, dengan curah hujan
V. PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
1. Untuk asisten agar selalu membimbing praktikannya menjadi lebih baik lagi
dari sebelumnya.
2. Untuk praktikan agar lebih memperhatikan dan fokus pada saat praktikum
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Rumanasari, R.D., Saroyoa dan Katilia, D.Y., 2017, Biodiversitas Burung pada
Beberapa Tipe Habitat di Kampus Universitas Sam Ratulangi, Jurnal MIPA
Unsrat, 6(1): 43-46.
Sukandar, P., Wnarsih, A dan Wijayanti, F., 2015, Komunitas Burung di Pulau
Tidung Kecil Kepulauan Seribu, Jurnal Biologi, 8(2): 66-76.
Syaputra, A., Gunawan, H dan Yoza, D., 2017, Komposisi dan Keanekaragaman
Burung pada Beberapa Jenis Ruang Terbuka Hijau di Kota Rengat,
Kabupaten Indragiri Hulu, Jurnal Riau Biologia, 2(1): 1-7.
LAPORAN PRAKTIKUM ORNITOLOGI
PRAKTIKUM III
KEANEKARAGAMAN JENIS-JENIS BURUNG YANG BERADA DI
TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI
OLEH :
NAMA : WAHYUNI S.
STAMBUK : FIDI 17 034
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : YUSRIAWATY RAHMAN