Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN

PENGARUH ASAP TEMBAKAU PADA SEL YEAST

KIMIA LINGKUNGAN

A. TUJUAN KEGIATAN
Untuk mengetahui pengaruh asap tembakau terhadap produksi Adenosin Trifosfat
(ATP) dalam sel yeast.

B. DASAR TEORI
Tembakau merupakan tanaman perkebunan unggul yang mempunyai nilai ekonomis
yang tinggi dan sudah lama diusahakan oleh petani tembakau di Jawa Tengah. Tanaman
tembakau berperan penting bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan
lapangan pekerjaan, sumber pendapatan bagi petani dan sumber devisa bagi negara
disamping mendorong berkembangnya agribisnis tembakau dan agroindustri (Cahyono,
2005). Taksonomi tanaman tembakau dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Species : Nicotiana tabacum
Tanaman tembakau memiliki akar tunggang dan akar tanaman tembakau kurang tahan
terhadap air yang berlebihan karena dapat mengganggu pertumbuhan akar bahkan
tanaman dapat mati (Matnawi, 1997). Daun tembakau berbentuk lonjong atau bulat
tergentung pada varietas tanamannya. Jumlah daun dalam satu tanaman tembakau
berkisar antara 28 hingga 32 helai (Cahyono, 2005). Ketebalan daun tembakau berbeda-
beda tergantung varietas budidaya. Daun tembakau tumbuh berselang-seling
mengelilingi batang tanaman. Proses penuaan (pematangan) daun biasanya dimulai dari
bagian ujung, kemudian bagian bawahnya (Budiman, 2009).

Menurut Kesowo (2003) rokok adalah olahan tembakau yang terbungkus, sejenis
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum dan
sejenisnya yang mengandung sekitar 4000 bahan kimia, 43 diantaranya bersifat
karsinogen.
Tabel 1. Kandungan kimia tembakau pada bahan rokok

Golongan Kandungan (%)


Selulosa 7- 16
Gula 0-22
Trigliserida 1
Protein 3,4 - 20
Nikotin 0,6 – 5,5
Pati 2–7
Abu (Ca, K) 9 - 25
Bahan Organik 7 – 25
Lilin 2,5 – 8
Pektinat, polifenol, flavon, 7-12
karotrnoid, parafin, dll

Asap tembakau merupakan sumber CO, NOx, H2S, dan berbagai senyawa
berbahaya lainnya. Energi kimia yang tersimpan dalam ATP digunakan oleh sel untuk
mengendalikan fungsi kerjanya. Ketidakadaan ATP atau berkurangnya jumlah ATP akan
menghambat fungsi sel, dan bahkan menghentikan fungsi sel sama sekali.

ATP merupakan molekul yang berenergi tinggi. ATP adalah nukleotida yang tersusun
atas adenosin, gula ribosa, dan tiga gugus fosfat. Ketika ATP terhidrolisis menjadi ADP atau
AMP, akan dihasilkan energi. Energi bebas hasil pemecahan ATP ini digunakan dalam
berbagai reaksi yang terjadi di dalam sel. Pada reaksi eksergonik, misalnya respirasi sel,
dihasilkan ATP yang terbentuk dari ADP. Energi yang dibutuhkan pada reaksi endergonik
akan diambil dari hasil hidrolisis ATP (Oman Karmana, 2006).

Methylene blue yang memiliki rumus kimia C16H18ClN3S, adalah senyawa hidrokarbon
aromatik yang beracun dan merupakan zat warna kationik dengan daya adsorpsi yang
sangat kuat. Pada umumnya methylene blue digunakan sebagai pewarna sutra, wool, tekstil,
kertas, peralatan kantor dan kosmetik. Senyawa ini berupa kristal berwarna hijau gelap.
Ketika dilarutkan, methylene blue dalam air atau alkohol akan menghasilkan larutan
berwarna biru. Methylene blue memiliki berat molekul 319,86 gr/mol, dengan titik
lebur di 105°C dan daya larut sebesar 4,36 x 104 mg/L (Endang Palupi, 2006:6).

Pewarna metilen biru berubah dari biru tua menjadi tidak berwarna karena terjadinya
reaksi reduksi. Pewarna tersebut mengambil elektron selama proses produski ATP. Waktu
yang dibutuhkan untuk terjadinya perubahan warna pada larutan menunjukkan gerakan
elektron dan kecepatan sintesis ATP oleh sel yeast. Kecepatan pembentukan ATP bervariasi
tergantung pada aliran elektron.

Yeast merupakan mikroorganisme yang termasuk dalam fungi uniseluler yang


menyebabkan terjadinya fermentasi. Yeast biasanya mengandung mikroorganisme yang
melakukan fermentasi dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media
tumbuh yeast ini dapat berbentuk cairan nutrien. Yeast berkembang biak dengan suatu proses
yang dikenal dengan istilah pertunasan, yang menyebabkan terjadinya peragian. (Mudjajanto
dan Yulianti, 2004).
C. ALAT DAN BAHAN
 buah gelas erlenmeyer 125 mL
 1 buah ball pipet
 1 buah pipa bengkok.
 Plastik
 3 buah tabung reaksi.
 1 buah gelas beker 10 mL.
 1 buah stopwatch atau jam digital.
 Beberapa batang rokok dari berbagai merek.
 1 gram gula pasir.
 1,5 gram yeast.
 20 mL akuades.
 Larutan metilen biru 0,3%.
 Kertas saring yang telah ditimbang.
 1 buah spatula.
 Neraca.

D. CARA KERJA
1. Merangkai alat
2. Menyiapkan 4 batang rokok
3. Memasukkan 10 ml akuades ke dalam erlemneyer. Menghisap rokok dengan
menekan penghisap karet. Ambil rokok jika panjangnya tinggal 1cm. Ambil
sumbat , dan tutup dengan gabus, gojok erlenmeyer sampai semua asap yag ada
larut dalam air.
4. Dinginkan larutan asap dengan cara merendam erlenmeyer hingga suhunya sama
dengan suh ruang
5. Siapkan 3 tabung reaksi, beri tanda A,B, C.
6. Memasukkan 0,25 g gula dan 0,5 g yeast pada tiap tabung
7. Memasukkan akuades 4 ml pada tabung A dan B
8. Memasukkan 4 ml air larutan asap pada tabung C
9. Gojok ketiga tabung hingga gula larut.
10. Tambahkan metilen biru pada tabung B dan C. Tekan stop watch dan Gojok
secara bersamaan
11. Tempatkan ketiga tabung secara berdampingan lakukan pengamatan. Catat waktu
ketika warna larutan tabung B atau C telah sama dengan tabung A.
Diagram Alir Langkah Kerja

Ambil sumbat , dan


Menghisap rokok dengan
Memasukkan 10 ml tutup dengan gabus,
Menyiapkan alat dan menekan penghisap
akuades ke dalam gojok erlenmeyer sampai
bahan karet. Ambil rokok jika
erlemneyer semua asap yag ada larut
panjangnya tinggal 1cm dalam air

Dinginkan larutan asap Dinginkan larutan asap


Memasukkan 0,25 g gula dengan cara merndam dengan cara merendam
Siapkan 3 tabung reaksi,
dan 0,5 g yeast pada tiap erlenmeyer hingga erlenmeyer hingga
beri tanda A,B, C.
tabung suhunya sama dengan suhunya sama dengan
suh ruang suh ruang

Memasukkan 0,25 g gula


dan 0,5 g yeast pada tiap Tambahkan metilen biru Tambahkan metilen biru
tabung Gojok ketiga tabung pada tabung B dan C. pada tabung B dan C.
hingga gula larut. Tekan stop watch dan Tekan stop watch dan
Memasukkan akuades 4 Gojok secara bersamaan
ml pada tabung A dan B Gojok secara bersamaan

Tempatkan ketiga
tabung secara
berdampingan lakukan
pengamatan. Catat
waktu ketika warna
larutan tabung B atau C
telah sama dengan
tabung A.

E. HASIL KEGIATAN
Tabel 1 kompisi larutan tabung A, B, dan C
BAHAN Tabung A Tabung B Tabung C
(larutan blangko) (larutan kontrol) (Larutan Asap)
Gula (g) 0,25 0,25 0,25
Yeast (g) 0,50 0,50 0,50
Akudes (mL) 4,00 4,00 -
Larutan Asap (mL) - - 4,00
Pewarna Metilen
- 1,00 1,00
biru (mL)
Tabel 2 Data Kegiatan
Rokok Rokok Rokok Rokok
#1 #2 #3 #4
Waktu B 14 Menit 7 Menit 4 Menit 4 Menit
Jumlah waktu yang dibutuhkan 44 Detik 1 Detik 31 Detik 53 Detik
untuk terjadinya perubahan
warna larutan kontrol
Waktu B 7 Menit 2 Menit 2 Menit 2 Menit
Jumlah waktu yang dibutuhkan 36 Detik 31 Detik 5 Detik 16 Detik
untuk terjadinya perubahan
warna larutan asap

Keterangan Merk Rokok yang dipakai:


1. Rokok #1 : Sampoerna Mild
2. Rokok #2 : Djarum Super
3. Rokok #3 : Gudang Garam International
4. Rokok #4 : Black

F. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini berjudul “Pengaruh Asap Tembakau Pada Sel Yeast”.
Percobaan ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh asap tembakau terhadap produksi
Adenosin Trifosfat (ATP) dalam sel yeast. Percobaan ini dilakukan pada hari jumat
tanggal 8 November 2019 di Laboraturium Analitik Universitas Negeri Yogyakarta.
Bahan yang dipakai pada percobaan ini adalah Metilen Biru sebagai indikator,
Rokok dengan empat jenis yang berbeda yang berfungsi sebagai sumber penghasil asap
tembakau, akuades sebagai media penangkap asap tembakau, fermipan yang berfungsi
sebagai sel yeast dan gula. Sedangkan untuk alat yang digunakan adalah erlenmeyer
125 ml, tabung reaksi, pipet tetes, karet, plastik, pipa bengkok, ball pipet, rak tabung
reaksi, gelas ukur, neraca.
Langkah pertama pada percobaan ini adalah memasukkan 10 mL akuades ke
dalam gelas erlenmeyer. Dalam hal ini akudes berfungsi sebagai media penangkap asap
tembakau. Kemudian tutup rapat erlenmeyer dengan plastik. Sebelum plastik
dipasangkan pada erlenmeyer, lubangi plastik tersebut sesuai diameter yang sama pada
rokok dan pipa lurus yang akan dipakai. Kemudian pasang pipa bengkok tersebut
dengan ball pipet. Bakar rokok hingga mulai mengeluarkan asap dengan cara menekan
dan mengendorkan tekanan pada ball pipet dengan selisih 10 – 15 detik. Kemudian
ambil rokok saat rokok tinggal tersisa +- 1 cm. Kemudian erlenmeyer digojok sampai
semua asap yang ada larut dalam air dan didinginkan dengan cara direndam dengan air
bersuhu ruangan setinggi 1 cm. Langkah pertama ini diulangi hingga 4 kali sesuai
jumlah merk rokok yang dipakai.
Kemudian langkah kedua adalah mememberi tanda pada tiga tabung reaksi
yang berbeda dengan tanda A sebagai larutan blangko, tanda B sebagai larutan kontrol,
dan tanda C sebagai larutan berisi asap tembakau. Pada tabung A dan B tambahkan 4
mL akuades. Pada tabung C tambahkan 4 mL larutan asap (Tabel 2.). Gojoklah ketiga
tabung reaksi sampai gula larut. Kemudian pada tabung reaksi B dan C tambahkan satu
tetes larutan metilen biru. Peganglah kedua tabung reaksi dengan satu tangan dan
gojoklah secara bersamaan. Tekan stopwatch untuk menandai dimulainya penggojokan.
Biarkan ketiga tabung reaksi berdampingan dan lakukan pengamatan. Catatlah waktu
pada saat warna larutan pada tabung A telah sama dengan warna larutan pada tabung B
dan C. Langkah kedua ini diulangi hingga 4 kali sesuai jumlah merk rokok yang
dipakai. Dari hasil percobaan didapat data sebagai berikut:

Data Kegiatan
Rokok Rokok Rokok Rokok
#1 #2 #3 #4
Waktu B
Jumlah waktu yang dibutuhkan 14 Menit 7 Menit 4 Menit 4 Menit
untuk terjadinya perubahan 44 Detik 1 Detik 31 Detik 53 Detik
warna larutan kontrol
Waktu C
Jumlah waktu yang dibutuhkan 7 Menit 2 Menit 2 Menit 2 Menit
untuk terjadinya perubahan 36 Detik 31 Detik 5 Detik 16 Detik
warna larutan asap

Keterangan Merk Rokok yang dipakai:


1. Rokok #1 : Sampoerna Mild
2. Rokok #2 : Djarum Super
3. Rokok #3 : Gudang Garam International
4. Rokok #4 : Black

Perbedaan larutan kontrol dengan larutan asap adalah terletak pada komposisi
kandungannya. Untuk larutan kontrol memakai 4 mL akuades sedangkan pada larutan
asap 4 mL akudes tersebut diganti dengan 4mL larutan asap. Berdasarkan data hasil
percobaan diatas dapat dilihat bahwa rata- rata waktu yang dibutuhkan agar warna larutan
dengan metilen biru berubah menjadi seperti larutan blangko pada larutan berisi asap
(tabung C) lebih cepat dibandingkan pada larutan kontrol (tabung B) pada keempat rokok
tersebut. Hal ini sesuai dengan teori bahwa asap rokok yang mengandung gas CO, NOx,
H2S yang berada di jaringan ekstravaskuler akan menghambat produksi ATP. Metil biru
digunakan sebagai indikator. Perubahan warna dari biru tua menjadi tidak berwarna
mengindikasikan bahwa metilen biru tersebut mengambil elektron selama proses produski
ATP. Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya perubahan warna pada larutan
menunjukkan gerakan elektron dan kecepatan sintesis ATP oleh sel yeast. Kecepatan
pembentukan ATP bervariasi tergantung pada aliran elektron. Kerena asap rokok
menghambat produksi ATP, mengakibatkan jumlah ATP di tabung C lebih sedikit
dibandingkan tabung B, sehingga perubahan warna pada tabung C lebih cepat dibanding
tabung B.

G. KESIMPULAN
Asap rokok menghambat pembentukan ATP karena asap rokok mengandung gas
CO, NOx, H2S, hal ini ditunjukkan oleh waktu perubahan warna metilen biru pada tabung
berisi larutan asap rokok lebih cepat dibanding larutan kontrol. Perubahan warna dari biru
tua menjadi tidak berwarna mengindikasikan bahwa metilen biru tersebut mengambil
elektron selama proses produski ATP. Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya perubahan
warna pada larutan menunjukkan gerakan elektron dan kecepatan sintesis ATP oleh sel
yeast
H. PERTANYAAN
1. Bandingkan waktu yang dibutuhka terjadinya perubahan warna pada tabung B
dan C. Buatlah kesimpulan umum !
Data Kegiatan
Rokok Rokok Rokok Rokok
#1 #2 #3 #4
Waktu B
Jumlah waktu yang dibutuhkan 14 Menit 7 Menit 4 Menit 4 Menit
untuk terjadinya perubahan 44 Detik 1 Detik 31 Detik 53 Detik
warna larutan kontrol
Waktu C
Jumlah waktu yang dibutuhkan 7 Menit 2 Menit 2 Menit 2 Menit
untuk terjadinya perubahan 36 Detik 31 Detik 5 Detik 16 Detik
warna larutan asap

Asap rokok menghambat pembentukan ATP karena asap rokok mengandung


gas CO, NOx, H2S, hal ini ditunjukkan oleh waktu perubahan warna metilen biru pada
tabung berisi larutan asap rokok lebih cepat dibanding larutan kontrol. Perubahan
warna dari biru tua menjadi tidak berwarna mengindikasikan bahwa metilen biru
tersebut mengambil elektron selama proses produski ATP. Waktu yang dibutuhkan
untuk terjadinya perubahan warna pada larutan menunjukkan gerakan elektron dan
kecepatan sintesis ATP oleh sel yeast

2. Bagaimana pengaruh asap tembakau pada sel yeast ?


Asap tembakau menghambat pembentukan ATP karena asap tembakau mengandung
gas CO, NOx, H2S.

I. DAFTAR PUSTAKA
Budiman, H, S.P. Budidaya Tanaman Tembakau. Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
Cahyono, B. 2005. Tembakau: Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius, Yogyakarta.
Endang Palupi. (2006). Degradasi Methylene Blue dengan Metode Fotokatalisis dan
Fotoelektrokatalisis Menggunakan Film TiO2. Skripsi. Departemen Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Karmana, Oman. 2006. Studi Biologi dan pembelajaran. Grafindo, Indonesia.
Kesowo, L. F . Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Pelajar Putra SMK
di Kota Wonogiri. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Program Studi Ilmu Keperawatan
UNDIP, 2004.
Matnawi, Hudi, 1997. Budidaya Tembakau Bawah Naungan. Kanisius, Yogyakarta.
Mudjajanto E.S dan L.N Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Kelompok A :

1. Evan Zerlinda Hanifah 17303244018


2. Naufal Hanif Zulfikar 17303244019
3. Assalma Fadhila 17303244020

Anda mungkin juga menyukai