Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
http://eprints.ums.ac.id/23270/2/BAB_I.pdf
Undang Dasar 1945 juga terdapat ketentuan mengenai HAM. Setiap
negara bertanggungjawab terhadap hak asasi tiap warga negaranya.
Sebagaimana dalam Pasal 71 UU RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia sebagai berikut: Pemerintah wajib dan bertanggungjawab
menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi
manusia yang diatur dalam Undangundang ini, peraturan perundang-
undangan lain, dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang
diterima oleh Negara Republik Indonesia.2
2
Ibid.
3
Ibid.
atas jaminan sosial, dan lain-lain. Apabila hak-hak tersebut dapat
direalisasikan maksimal, dengan demikian pemerintah akan memberikan
kesejahteraan pada warga negaranya sehingga berdampak positif terhadap
pembangunan nasional.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian HAM.
2. Untuk mengetahui macam – macam HAM.
3. Untuk mengetahui pelanggaran HAM di Indonesia.
4. Untuk mengetahui pasal – pasal dalam KUHP terhadap pelanggaran
HAM
BAB II
PEMBAHASAN
Kita sebagai makhluk sosial tentu sudah tidak asing dengan kata – kata
Hak Asasi Manusia atau yang di singkat HAM. HAM sendiri mempunyai
pengertian tersendiri. Secara etimologis hak assi manusia dalam bahasa
inggris di sebut dengan human right dan dalam bahasa arab disebut huquq al-
insan (baca: huququl insan). Right dalam bahasa inggris berarti hak,
kebenaran, kanan. dalam bahasa arab hak berarti lawan kebatilan, keadilan,
bagian, nasib.
Hak Asasi Manusia (HAM) secara terminologis adalah wewenang
manusia yang bersifat dasar sebagai manusia untuk mengerjakan,
meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu baik yang
bersifat materi maupun non materi. Leah Levin mendefenisikan ” human right
meaning is moral claim which are inalienable and inherent in all human
individuals by virtue of their humanity alone.” ( Hak asasi manusia berarti
klaim moral yang tidak dipaksakan dan melekat pada diri individu
berdasarkan kebebasan manusia). Hak itu dimiliki oleh semua manusia
sebagai manusia tanpa memandang ras, etnis, agama, dan lain-lain karena ia
merupakan bagian interen dari diri manusia dan ia bebas apa yang ingin
dilakukan dengan hak tersebut. Siapa pun tidak berhak untuk memaksa,
mencabut, dan merampas hak tersebut tanpa ada alasan yang membenarkan
oleh hukum. Atas dasar itu, HAM berdiri diatas dasar prinsip kebebasan
dalam hal apapun. meskipun demikian, kebebasan itu tidak absolut, tetapi
relatif karena ia dibatasi oleh kebesan orang lain yang juga memiliki hak yang
sama.4
Dalam peribahasa Arab dikatakan hurryatul abdi mahmududatun
bihurriyati ghairihi. (Kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan orang lain.
Misalnya, seseorang bebas menghidupkan tape recorder, tetapi ia dibatasi
oleh kebebasan orang lain. bahwa orang lain juga punya hak untuk tidak
mende tape recorder-Nya. Karena itu itu hak dirinya dibatasi oleh
kewajibannya selama tidak mengganggu orang lain. Sebagai pembatas
kebebasan atas haknya adalah kewajibannya. apa yang menjadi haknya harus
beriringan dengan kewajibannya untuk menghormati hak orang lain.
Pandangan HAM yang sekarang menjadi tren global bukanlah hal baru yang
muncul secara tiba-tiba. Secara Historis pandangan tentang HAM berasal dari
pandangan tentang kemanusiaan yang melahirkan teori tentang etika dan
humanisme. Pandangan tentang kemanusiaan bisa ditemukan sejak zaman
Yunani Kuno dalam pemikiran etika (475 SM) selalui filsafat stoicism, Plato
dengan humanisme (427-347 SM), demokritos melalui hedonisme (460-370
SM). konsep-konsep tersebut semakin berkembang dan menyebar
keperadaban Romawi dan berkembang dengan ajaran Kristen di bawah
kekaisaran Romawi.
Pada abad ke 13 sampai abad ke 18 pandangan tentang kemanusiaan
semakin diperkaya dan dipertegas melaui pelabagai kesepakatan baik nasional
maupun internasional. Misalnya, The Treaties of West Pahalia of 1648
(kesepakatan Westhapalia pada 1648) dengan fokus utama kebebasan
beragama dan pemusnahan perbudakkan. pada 1215, di Inggris, John San
Tanner memprakarsai keluarnya Magna Carta yang merupakan Perjanjian
Raja dengan para Barron (bangsawan). Salah satu isinya tersebut terdapat
pernyataan bahwa ” setiap manusia merdeka dan memiliki kebebasan
memilih.” Setelah itu muncul pandangan Brelman pada 1628 yang dikenal
dengan The Oretition of right yang pada tahun 1689 diizinkan oleh
4
https://73bintang.wordpress.com/2012/06/09/pengertian-dan-sejarah-hak-asasi-
manusiaham/
Pemerintah menjadi acuan penetapan hak asasi manusia. pada 1791 terbentuk
Konstitusi Amerika tentang HAM yang dikenal dengan Bill of right yang
diprakarsai oleh Thomas Jeferson (1748-1826). di Prancis Imanuel Josep
Seis(1748-1836) meletakkan penegasan dan pernyataan HAM yang kemudian
dikenal dengan nama Declaration of the right of man and of the citizen (
Deklarasi Hak Azasi manusia dan warga negara) yang disetujui oleh Majelis
Agung sejak 26 Agustus 1789.5
Pada abad 19 sampai 20 muncul kesepakatan internasinal.
Misalnya, The Treaty of Washington of 1862, Document of The Conference di
Brussels pada 1867 dan 1890 dan di Berlin pada 1885, the Declaration of
Paris pad 1856, Konversi Genewa I pada 1864, Konversi Genewa II tahun
1906 dan Konversi Hague pada 1899 dan 1907. Pada tahun 1864 muncul
kesepakatan untuk membentuk International Committe of Red Cross ( Palang
Merah International) yang sangat membantu terhadap perkembangan dan
pendasaran HAM.
Pada abad ke 19 dan 20 ini penghargaan terhadap manusia ini diadopsi
ke dalam hukum legal sebuah negara meliputi hak kebebasan warga, hak
sosial ekonomi, dll. meskipun dalam kenyataannya sering dilanggar. pada
1929 lahir kesepakatan Kelog tentang kewarganegaraan disusul kemudian
Institut Nasional New york 12 Oktober 1929 yang memberikan batasan
mengenai teori modern nilai-nilai kemanusiaan, yang persamaan hak bagi
setiap individu dalam hidup, dalam kebebasan, kepemilikan, menyatakan
pendapatnya dalam agama tentang kebebasan penuh, kebebasan memakai
bahasa dan mengajarkan bahasa yang dipilihnya.
5
ibid
setiap individu, kebebasan berpendapat, menyatakan hak milik individu
berupa pengajaran, persamaan untuk menyempurnakan dasar-dasar tentang
HAM seiring dengan perkembangan zaman. dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa HAM adalah sebuah ikhtiar untuk memuliakan manusia
sebagai manusia agar satu sama lain saling menghormati tanpa mengenal batas
ras, etnis, agama, dan bangsa, dan HAM merupakan suatu yang telah di miliki
oleh manusia sejak lahir, dan sesuatu itu merupakan hal yang harus terpenuhi
selama ia hidup di dunia.
Selain HAM dalam pengertian terminologis dan etimologis seperti
yang telah di jelaskan di atas. Beberapa para ahli juga berbeda – beda
mendefinikan HAM, selain itu dalam pandangan Yuridis juga ada pengertian
khusus tentang HAM yang telah di atur dalam Kitab Undang – Undang
Hukum Pidana (KUHP). Dari berbagai penjelasan yang ada. Nantinya ini
akan menjadi rujukan penulis untuk menyimpulkan dan mendefinisakan arti
HAM secara garis sederhana.
Pengertian HAM menurut beberapa ahli:
a. Menurut Jhon Locke, hak asasi adalah hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati.
Artinya, hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat
dipisahkan dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci.
b. Menurut Austin – Ranney, HAM adalah ruang kebebasan individu
yang dirumuskan secara jelas dalam konstitusi dan dijamin
pelaksanaannya oleh pemerintah.
c. Menurut A.J.M. Milne, HAM adalah hak yang dimiliki oleh semua
umat manusia di segala masa dan di segala tempat karena
keutamaan keberadaannya sebagai manusia.
d. Menurut Jan Materson, Jan Materson dari Komisi HAM PBB
dalam Teaching Human Right United Nations, menegaskan bahwa
hak asasi manusia adalah hak-hak yang ada pada setiap manusia
yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
e. Menurut Menurut David Beetham dan Kevin Boyle, HAM dan
kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual yang
berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta kapasitas-kapasitas
manusia.
f. Menurut C. de Rover, HAM adalah hak hukum yang dimiliki
setiap orang sebagai manusia. Hakhak tersebut bersifat universal
dan dimiliki setiap orang, kaya maupun miskin, laki-laki ataupun
perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar, tetapi tidak
pernah dapat dihapuskan. Hak asasi merupakan hak hukum, ini
berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan hukum. Hak asasi
manusia dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di banyak
negara di dunia. Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak
pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Hak asasi manusia dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang.
Hak asasi manusia bersifat universal dan abadi.
g. Menurut Haar Tilar, HAM adalah hak yang melekat pada diri tiap
insan, apabila tiap insan tidak memiliki hak-hak itu maka setiap
insan tersebut tidak bisa hidup seperti manusia. Hak tersebut
didapatkan pada saat sejak lahir ke dunia.
h. Menurut Peter R. Baehr, Definisi hak asasi manusia adalah hak
dasar yang bersifat mutlak dan harus dimiliki oleh setiap insan di
dunia guna perkembangan dirinya.
i. Menurut Karel Vasak, Hak asasi manusia merupakan 3 generasi
yang didapat dari revolusi Prancis. Karel Vasak mengistilahkan
generasi hal ini karena yang dimaksud untuk merujuk pada inti
serta ruang lingkup dari hak yang menjadi suatu prioritas utama
dalam beberapa kurun waktu tertentu.
j. Menurut Shaw, HAM adalah jika wacana publik masyarakat global
dimasa damai itu dapat dikatakan memiliki bahasa moral yang
umum, itu merupakan hak asasi manusia. Walaupun demikian,
klaim yang kuat itu dibuat oleh adanya doktrin hak asasi manusia
agar dapat terus memunculkan sikap perdebatan dan skeptis
tentang sifat, isi dan pembenaran hak asasi manusia sampai berada
dijaman sekarang ini. Memang, pertanyaan mengenai apa yang
diartikan dengan “hak” itu memiliki kontroversi dan masih menjadi
perdebatan yang terus-menerus secara filosofis.
k. Menurut G.J Wolhos, Hak asasi manusia adalah sejumlah hak yang
sudah mengakar serta melekat dalam diri setiap manusia dunia dan
hak-hak tersebut tidak boleh dihilangkan, karena menghilangkan
hak asasi manusia orang lain sama saja sudah menghilangkan
derajat kemanusiaan.
l. Menurut Leah Kevin, Konsepsi mengenai HAM mempunyai 2
makna dasar. Yang pertama adalah bahwa hak-hak hakiki serta
tidak dapat dipisahkan menjadi hak seseorang hanya karena ia
adalah manusia. Hak tersebut merupakan hak moral yang berasal
dari keberadaannya sebagai seorang manusia. Makna yang kedua
dari HAM adalah hak-hak hukum, baik itu secara nasional ataupun
internasional.
m. Menurut Jack Donnely, Hak asasi adalah hak-hak yang dimiliki
manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia
memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat
atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata
berdasarkan martabatnya sebagai manusia dan hak itu merupakan
pemberian dari tuhan yang maha esa.
n. Menurut Piagam Hak Asasi Internasional, Konsepsi HAM yang
tercantum dalam Universal Declaration of Human Rights (UDHR)
sebenarnya merupakan perkembangan dari ajaran F.D. Roosevelt,
yaitu The four Freedom yang terdiri atas:
6
KUHP
melainkan membendungnya dengan cara melindunginya individu, kelompok,
ataupun golongan , di tengah-tengah kekerasan kehidupan yang modern. Hak
asasi manusia merupakan tanda solidaritas yang bersifat nyata dari suatu
bangsa dengan warganya yang lemah.7
Jadi bisa di simpulkan secara sederhana bahwa HAM sejatinya adalah
sesusatu yang telah di miliki oleh mansusia sejak lahir, dimana sesuatu ini
harus terpenuhi selagi ia masih hidup, baik dari segi ekonomi, politik, agama,
dan sipil.
Selain dari segi pengertian, HAM juga memiliki beberapa unsur-unsur
dan ciri-ciri pokok HAM yang mendefinisikan pengertian HAM itu sendiri.
Berikut ini akan kami jelaskan ciri-ciri HAM dan sifat sifat HAM yang terdiri
dari hakiki, universal, tetap dan utuh beserta penjelasan lengkapnya.
1. HAM bersifat hakiki
Hak asasi manusia bersifat hakiki. Hal ini menjadi salah satu ciri-
ciri pokok HAM yang paling utama. Artinya hak asasi dimiliki
oleh semua manusia dan sudah dimiliki secara otomatis sejak
lahir.
2. HAM bersifat universal
Ciri-ciri hak asasi manusia berikutnya adalah universal. HAM
bersifat universal dan menjangkau semua orang. Artinya hak asasi
manusia berlaku untuk semua orang di dunia tanpa terkecuali dan
tidak memandang status, suku, agama, jenis kelamin, usia dan
golongan.
3. Tetap (tidak dapat dicabut)
Ciri pokok hakikat HAM selanjutnya adalah tetap. Hak asasi
manusia dari seseorang sifatnya adalah tetap atau tidak dapat
dicabut. Artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau
diambil oleh pihak lain secara sepihak. Hak asasi manusia akan
selalu ada sejak lahir sampai ia meninggal.
4. Utuh (tidak dapat dibagi)
7
https://www.zonareferensi.com/pengertian-hak-asasi-manusia/
Selain tetap atau tidak dapat dicabut, hak asasi manusia juga
bersifat utuh atau tidak dapat dibagi. Artinya semua orang berhak
mendapatkan semua hak yang ada secara utuh seperti hak hidup,
hak sipil, hak berpendidikan, hak politik dan hak-hak lainnya.
Selain HAM memiliki ciri – ciri khusus yang terbagi menjadi empat
bagian seperti yang telah di sebutkan diatas. HAM juga mempunyai berbagi
macam bentuk sesuai dengan ukurannyaa.
Adapun macam – macam Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebagai
berikut:
Hak Asasi Pribadi (Personal Rights), yaitu hak yang masih berhubungan
dengan kehidupan pribadi manusia.
Hak Asasi Politik (Political Rights),yaitu hak yang berhubungan dengan
kehidupan politik.
Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights), yaitu hak yang berhubungan
dengan berbagai kehidupan hukum dan juga pemerintahan.
Hak Asasi Ekonomi (Property Rights), yaitu hak yang berhubungan
dengan berbagai kegiatan perekonomian.
Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights), yaitu hak yang
berhubungan dengan kehidupan dalam bermasyarakat
Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights), yaitu hak untuk diperlakukan
sama terhadap tata cara pengadilan.
B. Pelanggaran HAM
8
https://www.romadecade.org/pengertian-pelanggaran-ham/#!
9
Ibid
Pelanggaran HAM yang telah di jelaskan di atas menurut UU no
26 dan pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 ternyata memiliki sifat yang
meliputi dua sifat, yaitu : pelangaran HAM berat dan pelanggaran HAM
ringan.
a. Pelangaran HAM berat
Merupakan pelanggaran HAM yang bisa membahayakan atau
mengancam nyawa orang lain. Pada penggolongan ini termasuk
sebuah perbuatan besar dan di pastikan mendapatkan hukuman
yang sepadan sesuai dengan tingkatan pelanggaran yang dilakukan.
Beberapa diantaranya yakni ada perbudakan, pembunuhan,
penyanderaan, perampokan dan lain sebagainya.
b. Pelangaran HAM ringan
Merupakan sebuah kasus pelanggaran HAM yang ringan dimana
tidak sampai mengancam keselamatan jiwa orang. Akan tetapi, ini
tetap saja termasuk dalam kategori berbahaya apabila dalam jangka
waktu yang lama. Sehingga sangat penting untuk segera diatasi
supaya tidak ada pelanggaran yang lainnya. Beberapa contoh
pelanggaran HAM ringan yakni pencemaran lingkungan secara
sengaja, penggunaan bahan berbahaya pada makanan yang
disengaja.
Berikut ini beberapa contoh kasus pelangaran HAM yang pernah
terjadi di negara kita (indonesia)m sebagai berikut:
1. Peristiwa tri sakti
Salah satu pelanggaran HAM di Indonesia yang paling terkenal
adalah peristiwa trisakti. Peristiwa ini adalah peristiwa penembakan
mahasiswa Universitas Trisakti yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998.
Hal ini terjadi saat demonstrasi mahasiswa yang menuntut Soeharto
mundur dari jabatannya. Sebanyak 4 orang mahasiswa tewas tertembak
dan puluhan lainnya luka-luka saat melakukan unjuk rasa.
2. TragediSemanggi I
Tragedi Semanggi I merupakan peristiwa protes masyarakat
kepada pelaksanaan serta agenda Sidang Istimewa MPR yang
mengakibatkan tewasnya warga sipil. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 13
November 1998 dan menuntut pembersihan orang-orang orde baru dari
posisi pemerintahan dan militer. Setidaknya 5 orang korban meninggal
dunia akibat peristiwa ini dan puluhan lainnya luka-luka.
3. Tragedi Semanggi II
10
Barda Nawawi Arief, 1996, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm. 28.
dengan menggunakan sarana penal (hukum pidana) ialah masalah
penentuan:11
a) Perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana, dan
b) Sanksi apa yang sebaiknya digunakan atau dikenakan kepada
pelanggar.
Kebijakan penanggulangan kejahatan dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu pendekatan penal (penerapan hukum pidana) dan
pendekatan non penal (pendekatan di luar hukum pidana). Integrasi kedua
pendekatan ini disyaratkan dan diusulkan dalam United Nations Congress
on The Prevention of Crime and The Treatment of Offenders. Hal ini
dilatarbelakangi bahwa kejahatan adalah masalah sosial dan masalah
kemanusiaan. Oleh karenanya upaya penanggulangan kejahatan tidak
hanya dapat mengandalkan penerapan hukum pidana semata, tetapi juga
melihat akar lahirnya persoalan kejahatan ini dari persoalan sosial,
sehingga kebijakan sosial juga sangat penting dilakukan.12
11
Ibid., hlm. 32
12
Asmanov Syukri, 2009, Kebijakan Pengaturan HAM dalam Pembaharuan Hukum Pidana
Nasional, Sumatera Utara, hlm. 36.