Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hak asasi manusia (HAM) merupakan sesuatu yang sangat penting


dalam kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat
hak asasinya. Orang lain tidak dapat menggangu hak asasi masing-masing
individu. Oleh karena itu, hak asasi harus dipahami oleh setiap orang.

Karena begitu pentingnya, hak asasi manusia (HAM) dijadikan


sebagai salah satu materi dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Itu sebabnya untuk menjadi warga negara yang baik
harus memahami dan menyadari mengenai hak asasi manusia. Sudah 68
tahun semenjak ditetapkannya Universal Declaration of Human Rights
(UDHR) atau Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) 1948,
manusia hidup dalam kebebasan, persamaan dan perlindungan. Setiap
orang diakui hak dasarnya. Hal ini mengharuskan bagi semua orang tanpa
terkecuali untuk mengakui hak dasar atau kodrati orang lain, termasuk
negara beserta penguasanya sekalipun. Sebagaimana yang diungkapkan
Muhtaj (2008:19), “DUHAM adalah puncak konseptualisasi HAM
universal”, artinya isi DUHAM berlaku untuk semua bangsa di dunia,
termasuk bangsa Indonesia.1

Indonesia merupakan negara yang mendeklarasikan kemerdekaan 3


tahun lebih dahulu sebelum ditetapkan DUHAM 1948. Negara Indonesia
sangat memperhatikan penegakan HAM. Dalam upaya memberikan
jaminan atas penegakan HAM, materi muatan HAM dimasukkan dalam
Amandemen Kedua 1 2 dan UUD 1945. Di dalam Pembukaan Undang-

1
http://eprints.ums.ac.id/23270/2/BAB_I.pdf
Undang Dasar 1945 juga terdapat ketentuan mengenai HAM. Setiap
negara bertanggungjawab terhadap hak asasi tiap warga negaranya.
Sebagaimana dalam Pasal 71 UU RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia sebagai berikut: Pemerintah wajib dan bertanggungjawab
menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi
manusia yang diatur dalam Undangundang ini, peraturan perundang-
undangan lain, dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang
diterima oleh Negara Republik Indonesia.2

Pemerintah harus senantiasa menjamin eksistensi hak-hak dasar


setiap warga negaranya. Tidak boleh membiarkan begitu saja dan lepas
tanggungjawab terhadap hak asasi tiap warga negaranya. Sebisa mungkin
untuk memenuhinya karena sudah tercantum dalam konstitusi. Pembiaran
terhadap hak asasi warga negara dapat dikatakan sebagai pelanggaran
HAM. Pemerintah bertanggungjawab terhadap hak asasi dalam segala
bidang. Sebagaimana dalam Pasal 72 UU RI Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia yaitu “Kewajiban dan tanggung jawab
Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, meliputi langkah
implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain”.3

Dengan kata lain, pemerintah harus memenuhi dan menjamin hak


sipil politik (sipol) dan hak ekonomi, sosial, budaya (ekosob). Hak
ekonomi, sosial dan budaya (ekosob) menekankan pada tuntutan agar
negara, dalam hal ini pemerintah dituntut untuk memberikan perlindungan
dan bantuan kepada warga negaranya. Di dalam UU RI Nomor 11 Tahun
2005 yang merupakan hasil ratifikasi dari International Covenant on
Economic, Social and 3 Cultural Rights (ICESCR) 1966, memaparkan
bentuk perlindungan pemerintah dalam pemenuhan hak ekosob antara lain
hak untuk memperoleh pekerjaan, hak untuk memperoleh pendidikan, hak

2
Ibid.
3
Ibid.
atas jaminan sosial, dan lain-lain. Apabila hak-hak tersebut dapat
direalisasikan maksimal, dengan demikian pemerintah akan memberikan
kesejahteraan pada warga negaranya sehingga berdampak positif terhadap
pembangunan nasional.

Meskipun jaminan atas HAM baik dari sisi hukum, politik,


ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain.
Sampai detik ini, pelanggaran terhadap HAM masih kerap kita jumpai dan
seakan – akan peraturan yang telah tercantum dalam KUHP hanya sebatas
pajangan belaka. Bahkan eksitensi peraturan pada jaminan HAM itu
sendiri masih belum sepenuhnya kita lihat terealisasi di kalangan
masyarakat indonesia. Oleh karena itu pada makalah kali ini, penulis akan
mencoba menguraikan dan menjelaskan pengertian HAM, jenis – jenis
HAM, dan bagaimana KUHP mengatur HAM sendiri.

B. Rumusan masalah

Permasalahan merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian.


Permasalahan harus diketahui terlebih dahulu sebelum peneliti melakukan
penelitian. Permasalahan yang sangat luas akan mempersulit peneliti.
Permasalahan terkait dengan judul penelitian sangat luas sehingga perlu
dibatasi agar peneliti lebih fokus pada permasalahan. Dengan demikian
permasalahan yang diteliti akan menjadi lebih jelas dan tidak terjadi
kesalahpahaman. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian HAM?
2. Macam – macam HAM?
3. Pelanggaran HAM di Indonesia?
4. Pasal – pasal dalam KUHP terhadap pelangaran HAM?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian HAM.
2. Untuk mengetahui macam – macam HAM.
3. Untuk mengetahui pelanggaran HAM di Indonesia.
4. Untuk mengetahui pasal – pasal dalam KUHP terhadap pelanggaran
HAM
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Kita sebagai makhluk sosial tentu sudah tidak asing dengan kata – kata
Hak Asasi Manusia atau yang di singkat HAM. HAM sendiri mempunyai
pengertian tersendiri. Secara etimologis hak assi manusia dalam bahasa
inggris di sebut dengan human right dan dalam bahasa arab disebut huquq al-
insan (baca: huququl insan). Right dalam bahasa inggris berarti hak,
kebenaran, kanan. dalam bahasa arab hak berarti lawan kebatilan, keadilan,
bagian, nasib.
Hak Asasi Manusia (HAM) secara terminologis adalah wewenang
manusia yang bersifat dasar sebagai manusia untuk mengerjakan,
meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu baik yang
bersifat materi maupun non materi. Leah Levin mendefenisikan ” human right
meaning is moral claim which are inalienable and inherent in all human
individuals by virtue of their humanity alone.” ( Hak asasi manusia berarti
klaim moral yang tidak dipaksakan dan melekat pada diri individu
berdasarkan kebebasan manusia). Hak itu dimiliki oleh semua manusia
sebagai manusia tanpa memandang ras, etnis, agama, dan lain-lain karena ia
merupakan bagian interen dari diri manusia dan ia bebas apa yang ingin
dilakukan dengan hak tersebut. Siapa pun tidak berhak untuk memaksa,
mencabut, dan merampas hak tersebut tanpa ada alasan yang membenarkan
oleh hukum. Atas dasar itu, HAM berdiri diatas dasar prinsip kebebasan
dalam hal apapun. meskipun demikian, kebebasan itu tidak absolut, tetapi
relatif karena ia dibatasi oleh kebesan orang lain yang juga memiliki hak yang
sama.4
Dalam peribahasa Arab dikatakan hurryatul abdi mahmududatun
bihurriyati ghairihi. (Kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan orang lain.
Misalnya, seseorang bebas menghidupkan tape recorder, tetapi ia dibatasi
oleh kebebasan orang lain. bahwa orang lain juga punya hak untuk tidak
mende tape recorder-Nya. Karena itu itu hak dirinya dibatasi oleh
kewajibannya selama tidak mengganggu orang lain. Sebagai pembatas
kebebasan atas haknya adalah kewajibannya. apa yang menjadi haknya harus
beriringan dengan kewajibannya untuk menghormati hak orang lain.
Pandangan HAM yang sekarang menjadi tren global bukanlah hal baru yang
muncul secara tiba-tiba. Secara Historis pandangan tentang HAM berasal dari
pandangan tentang kemanusiaan yang melahirkan teori tentang etika dan
humanisme. Pandangan tentang kemanusiaan bisa ditemukan sejak zaman
Yunani Kuno dalam pemikiran etika (475 SM) selalui filsafat stoicism, Plato
dengan humanisme (427-347 SM), demokritos melalui hedonisme (460-370
SM). konsep-konsep tersebut semakin berkembang dan menyebar
keperadaban Romawi dan berkembang dengan ajaran Kristen di bawah
kekaisaran Romawi.
Pada abad ke 13 sampai abad ke 18 pandangan tentang kemanusiaan
semakin diperkaya dan dipertegas melaui pelabagai kesepakatan baik nasional
maupun internasional. Misalnya, The Treaties of West Pahalia of 1648
(kesepakatan Westhapalia pada 1648) dengan fokus utama kebebasan
beragama dan pemusnahan perbudakkan. pada 1215, di Inggris, John San
Tanner memprakarsai keluarnya Magna Carta yang merupakan Perjanjian
Raja dengan para Barron (bangsawan). Salah satu isinya tersebut terdapat
pernyataan bahwa ” setiap manusia merdeka dan memiliki kebebasan
memilih.” Setelah itu muncul pandangan Brelman pada 1628 yang dikenal
dengan The Oretition of right yang pada tahun 1689 diizinkan oleh

4
https://73bintang.wordpress.com/2012/06/09/pengertian-dan-sejarah-hak-asasi-
manusiaham/
Pemerintah menjadi acuan penetapan hak asasi manusia. pada 1791 terbentuk
Konstitusi Amerika tentang HAM yang dikenal dengan Bill of right yang
diprakarsai oleh Thomas Jeferson (1748-1826). di Prancis Imanuel Josep
Seis(1748-1836) meletakkan penegasan dan pernyataan HAM yang kemudian
dikenal dengan nama Declaration of the right of man and of the citizen (
Deklarasi Hak Azasi manusia dan warga negara) yang disetujui oleh Majelis
Agung sejak 26 Agustus 1789.5
Pada abad 19 sampai 20 muncul kesepakatan internasinal.
Misalnya, The Treaty of Washington of 1862, Document of The Conference di
Brussels pada 1867 dan 1890 dan di Berlin pada 1885, the Declaration of
Paris pad 1856, Konversi Genewa I pada 1864, Konversi Genewa II tahun
1906 dan Konversi Hague pada 1899 dan 1907. Pada tahun 1864 muncul
kesepakatan untuk membentuk International Committe of Red Cross ( Palang
Merah International) yang sangat membantu terhadap perkembangan dan
pendasaran HAM.
Pada abad ke 19 dan 20 ini penghargaan terhadap manusia ini diadopsi
ke dalam hukum legal sebuah negara meliputi hak kebebasan warga, hak
sosial ekonomi, dll. meskipun dalam kenyataannya sering dilanggar. pada
1929 lahir kesepakatan Kelog tentang kewarganegaraan disusul kemudian
Institut Nasional New york 12 Oktober 1929 yang memberikan batasan
mengenai teori modern nilai-nilai kemanusiaan, yang persamaan hak bagi
setiap individu dalam hidup, dalam kebebasan, kepemilikan, menyatakan
pendapatnya dalam agama tentang kebebasan penuh, kebebasan memakai
bahasa dan mengajarkan bahasa yang dipilihnya.

Pada tanggal 14 April 1941, Piagam Atlantik dideklarakasikan oleh


Rosevelt dan Churchill. dari piagam inilah kemudian deklarasi tentang HAM
mencapai puncaknya pada 10 Desember 1948 oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa yang dikenal dengan Declaration of Human Right yang isinya
mencakup hak-hak dasar manusia berpendapat, menyatkan: hak hidup bagi

5
ibid
setiap individu, kebebasan berpendapat, menyatakan hak milik individu
berupa pengajaran, persamaan untuk menyempurnakan dasar-dasar tentang
HAM seiring dengan perkembangan zaman. dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa HAM adalah sebuah ikhtiar untuk memuliakan manusia
sebagai manusia agar satu sama lain saling menghormati tanpa mengenal batas
ras, etnis, agama, dan bangsa, dan HAM merupakan suatu yang telah di miliki
oleh manusia sejak lahir, dan sesuatu itu merupakan hal yang harus terpenuhi
selama ia hidup di dunia.
Selain HAM dalam pengertian terminologis dan etimologis seperti
yang telah di jelaskan di atas. Beberapa para ahli juga berbeda – beda
mendefinikan HAM, selain itu dalam pandangan Yuridis juga ada pengertian
khusus tentang HAM yang telah di atur dalam Kitab Undang – Undang
Hukum Pidana (KUHP). Dari berbagai penjelasan yang ada. Nantinya ini
akan menjadi rujukan penulis untuk menyimpulkan dan mendefinisakan arti
HAM secara garis sederhana.
Pengertian HAM menurut beberapa ahli:
a. Menurut Jhon Locke, hak asasi adalah hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati.
Artinya, hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat
dipisahkan dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci.
b. Menurut Austin – Ranney, HAM adalah ruang kebebasan individu
yang dirumuskan secara jelas dalam konstitusi dan dijamin
pelaksanaannya oleh pemerintah.
c. Menurut A.J.M. Milne, HAM adalah hak yang dimiliki oleh semua
umat manusia di segala masa dan di segala tempat karena
keutamaan keberadaannya sebagai manusia.
d. Menurut Jan Materson, Jan Materson dari Komisi HAM PBB
dalam Teaching Human Right United Nations, menegaskan bahwa
hak asasi manusia adalah hak-hak yang ada pada setiap manusia
yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
e. Menurut Menurut David Beetham dan Kevin Boyle, HAM dan
kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual yang
berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta kapasitas-kapasitas
manusia.
f. Menurut C. de Rover, HAM adalah hak hukum yang dimiliki
setiap orang sebagai manusia. Hakhak tersebut bersifat universal
dan dimiliki setiap orang, kaya maupun miskin, laki-laki ataupun
perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar, tetapi tidak
pernah dapat dihapuskan. Hak asasi merupakan hak hukum, ini
berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan hukum. Hak asasi
manusia dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di banyak
negara di dunia. Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak
pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Hak asasi manusia dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang.
Hak asasi manusia bersifat universal dan abadi.
g. Menurut Haar Tilar, HAM adalah hak yang melekat pada diri tiap
insan, apabila tiap insan tidak memiliki hak-hak itu maka setiap
insan tersebut tidak bisa hidup seperti manusia. Hak tersebut
didapatkan pada saat sejak lahir ke dunia.
h. Menurut Peter R. Baehr, Definisi hak asasi manusia adalah hak
dasar yang bersifat mutlak dan harus dimiliki oleh setiap insan di
dunia guna perkembangan dirinya.
i. Menurut Karel Vasak, Hak asasi manusia merupakan 3 generasi
yang didapat dari revolusi Prancis. Karel Vasak mengistilahkan
generasi hal ini karena yang dimaksud untuk merujuk pada inti
serta ruang lingkup dari hak yang menjadi suatu prioritas utama
dalam beberapa kurun waktu tertentu.
j. Menurut Shaw, HAM adalah jika wacana publik masyarakat global
dimasa damai itu dapat dikatakan memiliki bahasa moral yang
umum, itu merupakan hak asasi manusia. Walaupun demikian,
klaim yang kuat itu dibuat oleh adanya doktrin hak asasi manusia
agar dapat terus memunculkan sikap perdebatan dan skeptis
tentang sifat, isi dan pembenaran hak asasi manusia sampai berada
dijaman sekarang ini. Memang, pertanyaan mengenai apa yang
diartikan dengan “hak” itu memiliki kontroversi dan masih menjadi
perdebatan yang terus-menerus secara filosofis.
k. Menurut G.J Wolhos, Hak asasi manusia adalah sejumlah hak yang
sudah mengakar serta melekat dalam diri setiap manusia dunia dan
hak-hak tersebut tidak boleh dihilangkan, karena menghilangkan
hak asasi manusia orang lain sama saja sudah menghilangkan
derajat kemanusiaan.
l. Menurut Leah Kevin, Konsepsi mengenai HAM mempunyai 2
makna dasar. Yang pertama adalah bahwa hak-hak hakiki serta
tidak dapat dipisahkan menjadi hak seseorang hanya karena ia
adalah manusia. Hak tersebut merupakan hak moral yang berasal
dari keberadaannya sebagai seorang manusia. Makna yang kedua
dari HAM adalah hak-hak hukum, baik itu secara nasional ataupun
internasional.
m. Menurut Jack Donnely, Hak asasi adalah hak-hak yang dimiliki
manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia
memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat
atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata
berdasarkan martabatnya sebagai manusia dan hak itu merupakan
pemberian dari tuhan yang maha esa.
n. Menurut Piagam Hak Asasi Internasional, Konsepsi HAM yang
tercantum dalam Universal Declaration of Human Rights (UDHR)
sebenarnya merupakan perkembangan dari ajaran F.D. Roosevelt,
yaitu The four Freedom yang terdiri atas:

a. Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berkarya


b. Kebebasan beragama
c. Kebebasan dari rasa takut
d. Kebebasan dari kemiskinan
o. Menurut Franz Magnis- Suseno, Definisi HAM menurutnya adalah
hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya
oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif yang berlaku,
melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia
memilikinya karena ia manusia.
p. Menurut Oemar Seno Adji, Menurut Oemar Seno Adji yang
dimaksud dengan hak-hak asasi manusia ialah hak yang melekat
pada martabat manusia sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa yang sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun, dan yang
seolah-olah merupakan suatu holy area.
Selain dari pendapat para ahli tentang pengertian HAM. Dalam kitab
undang – undang juga di jelaskan tentang pengertian ham, seperti pada
Menurut UU No 39 Tahun 1999, Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun
1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak itu merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.6
Sedangkan komnas HAM sendiri mendefinisikann HAM adalah Hak
asasi manusia yang mencakup dari berbagai bidang kehidupan manusia, baik
itu sipil, politik, sosial dan kebudayaan, ataupun ekonomi. Bidang-bidang
tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Hak-hak asasi
politik dan sipil tidak mempunyai makna apabila rakyat masih harus saja
bergelut dengan kemiskinan serta penderitaan. Tetapi, pada lain pihak,
persoalan kemiskinan, keamanan, dan alasan yang lainnya tidak dapat
digunakan untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia serta kebebasan
politik dan sosial masyarakat. HAM tidak mendukung adanya individualisme,

6
KUHP
melainkan membendungnya dengan cara melindunginya individu, kelompok,
ataupun golongan , di tengah-tengah kekerasan kehidupan yang modern. Hak
asasi manusia merupakan tanda solidaritas yang bersifat nyata dari suatu
bangsa dengan warganya yang lemah.7
Jadi bisa di simpulkan secara sederhana bahwa HAM sejatinya adalah
sesusatu yang telah di miliki oleh mansusia sejak lahir, dimana sesuatu ini
harus terpenuhi selagi ia masih hidup, baik dari segi ekonomi, politik, agama,
dan sipil.
Selain dari segi pengertian, HAM juga memiliki beberapa unsur-unsur
dan ciri-ciri pokok HAM yang mendefinisikan pengertian HAM itu sendiri.
Berikut ini akan kami jelaskan ciri-ciri HAM dan sifat sifat HAM yang terdiri
dari hakiki, universal, tetap dan utuh beserta penjelasan lengkapnya.
1. HAM bersifat hakiki
Hak asasi manusia bersifat hakiki. Hal ini menjadi salah satu ciri-
ciri pokok HAM yang paling utama. Artinya hak asasi dimiliki
oleh semua manusia dan sudah dimiliki secara otomatis sejak
lahir.
2. HAM bersifat universal
Ciri-ciri hak asasi manusia berikutnya adalah universal. HAM
bersifat universal dan menjangkau semua orang. Artinya hak asasi
manusia berlaku untuk semua orang di dunia tanpa terkecuali dan
tidak memandang status, suku, agama, jenis kelamin, usia dan
golongan.
3. Tetap (tidak dapat dicabut)
Ciri pokok hakikat HAM selanjutnya adalah tetap. Hak asasi
manusia dari seseorang sifatnya adalah tetap atau tidak dapat
dicabut. Artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau
diambil oleh pihak lain secara sepihak. Hak asasi manusia akan
selalu ada sejak lahir sampai ia meninggal.
4. Utuh (tidak dapat dibagi)

7
https://www.zonareferensi.com/pengertian-hak-asasi-manusia/
Selain tetap atau tidak dapat dicabut, hak asasi manusia juga
bersifat utuh atau tidak dapat dibagi. Artinya semua orang berhak
mendapatkan semua hak yang ada secara utuh seperti hak hidup,
hak sipil, hak berpendidikan, hak politik dan hak-hak lainnya.
Selain HAM memiliki ciri – ciri khusus yang terbagi menjadi empat
bagian seperti yang telah di sebutkan diatas. HAM juga mempunyai berbagi
macam bentuk sesuai dengan ukurannyaa.
Adapun macam – macam Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebagai
berikut:
 Hak Asasi Pribadi (Personal Rights), yaitu hak yang masih berhubungan
dengan kehidupan pribadi manusia.
 Hak Asasi Politik (Political Rights),yaitu hak yang berhubungan dengan
kehidupan politik.
 Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights), yaitu hak yang berhubungan
dengan berbagai kehidupan hukum dan juga pemerintahan.
 Hak Asasi Ekonomi (Property Rights), yaitu hak yang berhubungan
dengan berbagai kegiatan perekonomian.
 Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights), yaitu hak yang
berhubungan dengan kehidupan dalam bermasyarakat
 Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights), yaitu hak untuk diperlakukan
sama terhadap tata cara pengadilan.

B. Pelanggaran HAM

Kemudian setelah kita mengetahui definisi HAM dari berbagai


sumber serta mengetahui ciri – ciri HAM itu dan macam – macam HAM
menurut Undang – undang, kita sering juga mendengar tentang pelangaran
HAM. Apa itu pelanggaran HAM? Pelangaran HAM secara umum dapat
di artikan sebagai tindakan seseorang atau kelompok bahkan negara yang
dilakukan baik dengan di sengaja ataupun tidak yang berakibat merugikan
dan merusak HAM orang lain.
Dalam kitab undang – undang di jelaskan bahwa pengertian
pelanggaran HAM sebagai beriku:
Dalam pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999, Pengertian
pelanggaran HAM menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yakni
“setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara,
baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-
undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum
yang berlaku”.
Berdasarkan pengertian tersebut sudah jelas bahwa pelanggaran
HAM sangat di tekankan kepada semua kalangan tanpa terkecuali baik
masyarakat biasa maupun dari aparat negara.
Bahkan, dijelaskan pula baik disengaja maupun tidak disengaja
tetap saja merupakan pelanggaran HAM. Sehingga dalam hal ini anda
harus berhati-hati karena bisa pula ketika anda tidak sadar itu sedang
melanggar hak orang lain.8
Kemudian dalam UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM
menyatakan bahwa Pelanggaran HAM yakni “setiap perbuatan seseorang
atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja atau kelalaian
yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau
mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau
dikhawatirksn tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku”.
Berdasarkan pengertian pelanggaran HAM tersebut bahwa undang-
undang telah menjamin hak-hak manusia secara adil. Sehingga anda tidak
perlu khawatir apabila ada diskriminasi atau tidak terpenuhinya hak anda.9

8
https://www.romadecade.org/pengertian-pelanggaran-ham/#!
9
Ibid
Pelanggaran HAM yang telah di jelaskan di atas menurut UU no
26 dan pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 ternyata memiliki sifat yang
meliputi dua sifat, yaitu : pelangaran HAM berat dan pelanggaran HAM
ringan.
a. Pelangaran HAM berat
Merupakan pelanggaran HAM yang bisa membahayakan atau
mengancam nyawa orang lain. Pada penggolongan ini termasuk
sebuah perbuatan besar dan di pastikan mendapatkan hukuman
yang sepadan sesuai dengan tingkatan pelanggaran yang dilakukan.
Beberapa diantaranya yakni ada perbudakan, pembunuhan,
penyanderaan, perampokan dan lain sebagainya.
b. Pelangaran HAM ringan
Merupakan sebuah kasus pelanggaran HAM yang ringan dimana
tidak sampai mengancam keselamatan jiwa orang. Akan tetapi, ini
tetap saja termasuk dalam kategori berbahaya apabila dalam jangka
waktu yang lama. Sehingga sangat penting untuk segera diatasi
supaya tidak ada pelanggaran yang lainnya. Beberapa contoh
pelanggaran HAM ringan yakni pencemaran lingkungan secara
sengaja, penggunaan bahan berbahaya pada makanan yang
disengaja.
Berikut ini beberapa contoh kasus pelangaran HAM yang pernah
terjadi di negara kita (indonesia)m sebagai berikut:
1. Peristiwa tri sakti
Salah satu pelanggaran HAM di Indonesia yang paling terkenal
adalah peristiwa trisakti. Peristiwa ini adalah peristiwa penembakan
mahasiswa Universitas Trisakti yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998.
Hal ini terjadi saat demonstrasi mahasiswa yang menuntut Soeharto
mundur dari jabatannya. Sebanyak 4 orang mahasiswa tewas tertembak
dan puluhan lainnya luka-luka saat melakukan unjuk rasa.

2. TragediSemanggi I
Tragedi Semanggi I merupakan peristiwa protes masyarakat
kepada pelaksanaan serta agenda Sidang Istimewa MPR yang
mengakibatkan tewasnya warga sipil. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 13
November 1998 dan menuntut pembersihan orang-orang orde baru dari
posisi pemerintahan dan militer. Setidaknya 5 orang korban meninggal
dunia akibat peristiwa ini dan puluhan lainnya luka-luka.

3. Tragedi Semanggi II

Sama seperti sebelumnya, tragedi Semanggi II juga terjadi akibat


protes dan demonstrasi masyarakat sipil. Tragedi Semanggi II terjadi pada
tanggal 24 September 1999, selisih hampir satu tahun dengan tragedi
Semanggi I yang terjadi tahun 1998. Pada tragedi ini, sekurang-kurangnya
5 orang korban meninggal dunia dan ratusan korban lainnya luka-luka.

4. Kasus Pembunuhan Munir

Contoh pelanggaran HAM di Indonesia lainnya adalah kasus


pembunuhan Munir. Munir Said Thalib merupakan aktifis HAM yang
pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Pria asal Malang ini
meninggal dunia pada tanggal 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda
Indonesia ketika Munir sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam,
Belanda. Penyebab tewasnya tidak diketahui, namun banyak berita yang
menyebutkan ia tewas diracun. Hingga kini belum ada titik temu mengenai
kasus pembunuhan Munir ini.

5. Kasus Pembunuhan Marsinah

Kasus pembunuhan Marsinah terjadi pada tanggal 3-4 Mei 1993.


Marsinah merupakan seorang pekerja dan aktivis wanita yang bekerja di
PT Catur Putera Surya Porong. Berawal dari aksi mogok yang dilakukan
oleh Marsinah dan buruh lainnya yang menuntut kepastian pada
perusahaan yang telah melakukan PHK mereka tanpa alasan. Setelah aksi
demo tersebut, Marsinah yang menjadi aktivis buruh malah ditemukan
tewas 5 hari kemudian. Ia tewas di kawasan hutan Wilangan, Nganjuk
dalam kondisi mengenaskan. Kasus pelanggaran HAM ini pun belum bisa
diselesaikan dan masih menjadi misteri sampai sekarang.

6. Peristiwa Tanjung Priok

Peristiwa Tanjung Priok merupakan salah satu contoh kasus


pelanggaran HAM di Indonesia yang cukup terkenal. Kasus ini terjadi
tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar. Pemicu peristiwa terjadi
akibat masalah SARA dan unsur politis. Warga sekitar melakukan
demonstrasi pada pemerintah karena menolak pemindahan makam
keramat Mbah Priok. Hal ini memicu bentrok antara warga dengan
anggota polisi dan TNI. Diperkirakan ratusan korban meninggal dunia
akibat kekerasan dan penembakan akibat bentrok yang terjadi.

7. Kasus Dukun Santet di Banyuwangi

Peristiwa ini terjadi di Banyuwangi pada tahun 1998. Saat ini


marak terjadi pembunuhan guru ngaji dan tokoh agama akibat praktek
santet di desa-desa. Warga sekitar mulai melakukan kerusuhan berupa
penangkapan serta pembunuhan terhadap orang yang dituduh sebagai
dukun santet. Orang yang diduga sebagai dukun santet pun langsung
dibunuh secara sepihak. Polisi dan TNI langsung mengamankan orang
yang dituduh sebagai dukun santet untuk menghindari amukan warga.
Masih menjadi misteri siapa dalang pembunuhan tokoh agama yang marak
terjadi sebelumnya.

8. Peristiwa di Abepura, Papua


Salah satu contoh kasus pelanggaram HAM di Papua terjadi di
daerah Abepura pada tahun 2003. Saat itu pelanggaran HAM yang dipicu
oleh penyerangkan Mapolsek Abepura. Setelah itu terjadi penyisiran yang
membabi buta terhadap pelaku yang diduga melakukan penyerangan
Mapolsek Abepura. Peristiwa ini tercatat sebagai contoh pelanggaran
HAM di Papua.

9. Penculikan Aktivis Pro Demokrasi

Pelanggaran HAM ini terjadi akibat adanya kasus penculikan


aktivis pro-demokrasi pada tahun 1997 dan 1998. Sekitar 23 aktivis
diculik dan menghilang tanpa penyebab yang diketahui, bahkan diketahui
ada yang sampai dibunuh. Sampai sekarang ada 13 aktivis yang masih
tidak diketahu kejelasannya. Banyak orang berpendapat bahwa mereka
diculik dan disiksa oleh para anggota militer. Peristiwa ini menjadi contoh
kasus pelanggaran HAM pada masa Orde Baru.

10. Kasus Bulukumba

Kasus Bulukumba merupakan kasus yang terjadi pada tahun 2003.


Pemicu kasus pelanggaran HAM ini adalah perusahaan PT. London
Sumatra (Lonsum) yang ingin melakukan perluasan area perkebunan,
namun ditolak oleh warga sekitar. Aksi demonstrasi yang dilakukan warga
berujung pada bentrok dengan polisi. Akibatnya terdapat beberapa korban
tewas. Persengkataan lahan antara perusahaan Lonsum dan warga sekitar
terkait tanah dan lahan menjadi pemicu pelanggaran HAM ini.

11. Kasus Penganiayaan Wartawan

Kasus ini terjadi pada tahun 1996, tepatnya pada tanggal 16


Agustus 1996. Seorang wartawan bernama Fuad Muhammad Syafruddin
atau biasa dipanggil Udin tewas setelah dianiaya di Yogyakarta. Udin
dikenal sebagai wartawan yang kritis dan sering mengkritik kebijakan
pemerintah Orde Baru. Ia diduga diculik, dianiaya dan dibunuh oleh orang
tak dikenal.

12. Tragedi Bom Bali

Peristiwa bom bali terjadi pada tahun 2002. Sebuah bom


diledakkan di kawasan Legian Kuta, Bali oleh sekelompok jaringan
teroris. Akibatnya ratusan korban meninggal dunia dan ratusan lain luka-
luka, baik warga lokal atau pun turis mancanegara. Aksi bom bali menjadi
salah satu aksi terorisme terbesar yang pernah terjadi di Indonesia dan
tragedi ini diberitakan di seluruh dunia.

13. Kasus Pemberontakan GAM

Pelanggaran HAM di Aceh ini terjadi sejak tahun


1976. Pemberontakan di Aceh dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) yang bertujuan untuk memperoleh kemerdekaan dari Indonesia.
Gerakan ini pertama dibentuk pada tanggal 4 Desember 1976. Konflik
antara pemerintah dan GAM yang diakibatkan perbedaan keinginan ini
telah berlangsung sejak tahun 1976. Total puluhan ribu korban tewas
akibat konflik ini.

14. Kasus Pengkhianatan G 30S/PKI

Peristiwa Gerakan 30 September PKI (G 30S/PKI) adalah


peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan
menculik dan membunuh beberapa perwira dan jenderal militer pada
tanggal 30 September 1965. PKI menculik dan membantai 10 perwira
jenderal dan mayatnya dibuang di sumur lubang buaya. Peristiwa ini
menjadi salah satu tragedi kelam dalam sejarah bangsa Indonesia. PKI
kemudian ditetapkan sebagai partai terlarang karena dianggap melakukan
pemberontakan dan pengkhianatan terhadap negara.

15. Kasus Pembantaian Massal Anggota PKI

Usai melakukan pengkhianatan, keberadaan Partai Komunis


Indonesia (PKI) pun dilarang. Pemerintah dan pihak militer pun
melakukan operasi pembantaian pada sisa-sisa anggota PKI. Pembantaian
ini merupakan peristiwa pembunuhan dan penyiksaan terhadap orang yang
dituduh sebagai anggota PKI di Indonesia. Diperkirakan sekitar 1 juta
lebih anggota PKI meninggal atau menghilang usai operasi militer ini.
Itulah beberapa contoh pelanggaran HAM yang pernah terjadi di
indonesia. Kasus – kasus di atas meupakan sebagian dari kecil dari
pelanggaran HAM yang terjadi indonesia, namun setidaknya itu sudah
mewakili yang kemdudian nanti akan menjadi pendukung pada
pembahasan selanjutnya. Lalu, bagaimana penerapan KUHP terhadap
pelangaran HAM yang telah di sebutkan di atas? Dari sinilah, pembahasan
selanjutnya akan menjelaskan tentang cara dan penerapan KUHP terhadap
pelanggaran HAM yang terjadi di indonesia yang kemudian ini akan
menjadi pelajaran yang menimbulkan efek jera terhadap selruh pihak.

C. Penerapan KUHP terhadap pelanggaran HAM

kebijakan atau politik hukum pidana dapat dilihat dari politik


hukum maupun dari politik kriminal. Dilihat sebagai bagian dari politik
hukum, maka politik hukum pidana mengandung arti, bagaimana
mengusahakan atau membuat dan merumuskan suatu perundang-undangan
pidana yang baik.10 Ada dua masalah sentral dalam kebijakan kriminal

10
Barda Nawawi Arief, 1996, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm. 28.
dengan menggunakan sarana penal (hukum pidana) ialah masalah
penentuan:11
a) Perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana, dan
b) Sanksi apa yang sebaiknya digunakan atau dikenakan kepada
pelanggar.
Kebijakan penanggulangan kejahatan dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu pendekatan penal (penerapan hukum pidana) dan
pendekatan non penal (pendekatan di luar hukum pidana). Integrasi kedua
pendekatan ini disyaratkan dan diusulkan dalam United Nations Congress
on The Prevention of Crime and The Treatment of Offenders. Hal ini
dilatarbelakangi bahwa kejahatan adalah masalah sosial dan masalah
kemanusiaan. Oleh karenanya upaya penanggulangan kejahatan tidak
hanya dapat mengandalkan penerapan hukum pidana semata, tetapi juga
melihat akar lahirnya persoalan kejahatan ini dari persoalan sosial,
sehingga kebijakan sosial juga sangat penting dilakukan.12

11
Ibid., hlm. 32
12
Asmanov Syukri, 2009, Kebijakan Pengaturan HAM dalam Pembaharuan Hukum Pidana
Nasional, Sumatera Utara, hlm. 36.

Anda mungkin juga menyukai