Anda di halaman 1dari 16

FORMULASI NUTRASEUTIKAL SEDIAAN GUMMY CANDIES SARI BUAH

MARKISA KUNING (Passiflora edulis var. flavicarpa) DENGAN VARIASI


KADAR SUKROSA SEBAGAI BAHAN PEMANIS

Feris Firdaus, Vicky Agung Kresnanto, Fajriyanto


Fakultas MIPA
Universitas Islam Indonesia

ABSTRAK

Markisa (Passiflora edulis) adalah salah satu jenis tanaman buah yang sudah
lazim ditanam oleh masyarakat kita. Di dalam buah markisa kuning
(Passiflora edulis var. flavicarpa) terkandung vitamin C dan vitamin A yang
sangat tinggi. Penggunaan sari buah markisa sebagai produk nutraseutikal
yang kaya akan vitamin C dan A masih relatif jarang. Tuntutan masyarakat
yang ingin mendapatkan suatu jenis sediaan yang menarik dan mudah
penggunaannya mendorong dilakukannya penelitian ini yang betujuan untuk
menghasilkan sediaan Gummy candies. Sediaan Gummy candies dibuat
menggunakan basis Corn syrup, manitol dengan variasi kadar pemanis yaitu
sukrosa sebesar 4,49%, 8,98%, 13,47%, 17,96% dan 22,45%. Pembuatan sari
buah markisa kuning menggunakan metode freeze drying yang dilakukan
pada jus buah yang dihasilkan. Setelah sari buah markisa kuning terbentuk
dilakukan uji organoleptis. Pengujian sifat fisik pada sediaan gummy candies
yang telah jadi meliputi uji organoleptis, uji keseragaman bobot dan uji
tingkat kesukaan (hedonict test) oleh responden terhadap warna, rasa,
aroma/bau dan bentuk, kemudian hasilnya dibandingkan dengan
persyaratan dalam literatur dan hasil analisis statistik menggunakan one
way anova. Formula 3 yang mengandung sukrosa 13,47% adalah formula
yang paling baik dibandingkan dengan formula yang lain, dengan nilai
koefisien variasi untuk uji keseragaman bobot adalah 2,91%. Sedangkan
untuk uji organoleptis dan uji tingkat kesukaan terhadap warna, rasa,
aroma/bau dan bentuk oleh responden menunjukkan bahwa formula 4
dengan kadar sukrosa 17,96% memiliki tampilan dan rasa yang paling baik
sehingga menjadi formula yang paling disukai oleh responden.
Kata kunci: markisa, nutraseutikal, gummy candies

ABSTRACT

Passion fruit (Passiflora edulis) is one kind of plant that is commonly grown
by our society. In the yellow passion fruit (Passiflora edulis var. Flavicarpa)
contained vitamin C and vitamin A which is very high. The usage of passion
fruit juice as nutraceuticals products that are rich in vitamins C and A is still
relatively rare. Demands of people who want to get an interesting kind of
preparation and easy to use push of this study which aims to produce gummy
candies. Gummy candies preparations were made using a base of corn syrup,
a sweetener mannitol with sucrose content variation of 4.49%, 8.98%, 13.47%,
17.96% and 22.45%. Manufacture of yellow passion fruit juice using freeze

Formulasi Nutraseutikal Sediaan Gummy CandiesSari Buah… (Firdaus, dkk.) 43


drying method is performed on the resulting fruit juice. Organoleptic test was
conducted after the yellow passion fruit juice formed. Testing the physical
properties of the preparations which have become gummy candies include
organoleptic testing, weights uniformity test and the level of preference test
(hedonict test) by the respondents to the color, taste, smell and shape, then the
results were compared with the requirements in the literature and the results
of statistical analysis using one way anova. Formula 3 that was containing
sucrose 13.47% is the best formula compared with other formula, a coefficient
of variation for weight uniformity test was 2.91%. While for organoleptic test
and hedonict test for the color, flavor, smell and shape of the formula 4 by
respondents indicated that the sucrose content of 17.96% has the best look and
feel to become the most preferred formula by respondents
Keywords: passion fruit, nutraceuticals, gummy candies

bertambahnya umur sampai tahun ke-6,


PENDAHULUAN
dan akan menurun setelah tahun ke-7.
Tanaman markisa (Passiflora Namun demikian tetap tergantung
edulis) merupakan tanaman yang dengan perawatan tanaman, semakin
berasal dari Amerika Selatan yaitu terawat, umur berproduksi semakin
negara Brasil, yang kemudian menyebar lama.
sampai ke Indonesia. Di negara asalnya Dalam 100 g daging buah markisa
markisa tumbuh liar di hutan-hutan mengandung vitamin C sebanyak 30 mg
basah dan mempunyai ratusan spesies (50 %) dan vitamin A sebanyak 1272 IU
Passiflora. Di Indonesia, tanaman (25%) dan berbagai jenis vitamin dan
markisa dikembangkan di beberapa mineral lainnya. Kandungan fitokimia
tempat antara lain di Sulawesi Selatan, dalam markisa adalah harman, harmol,
Sumatera Utara, Sumatera Barat dan harmalin, passaflorine, harmine,
Lampung. Di Sulawesi Selatan dari karotenoid, viteksin, krisin dan
25.399 ha lahan yang berpotensi untuk isoviteksin. Sedangkan kandungan
pengembangan markisa, baru 4.411 ha gizinya antara lainenergi, lemak,
yang ditanami dengan produksi 34.226 protein, serat, mineral kalsium,fosfor,
ton pada tahun 1997, sedangkan di zat besi, karoten, tiamin, riboflavin,
Sumatera Barat pada tahun yang sama niasin, dan asam sitrat (Anonim,
terdapat 2.710 ha tanaman markisa 2009b).
dengan produksi 12.710 ton (Anonim, Tanpa disadari, setiap hari tubuh
2009b). manusia terpapar beragam racun, dari
Produksi markisa dari perkebunan polusi, makanan tak sehat, obat-obatan,
rakyat bervariasi antara 5-10 ton ha per stres dan sebagainya. Untuk
tahun, padahal produksi tersebut dapat mempertahankan kesehatan, selain
ditingkatkan sampai 15 ton per ha per mengandalkan stamina, tubuh juga
tahun. Selain itu harga jual buah mengharapkan pasokan kekebalan dari
markisa ditingkat petani sangat murah luar, yakni melalui konsumsi makanan.
karena rasanya yang sangat masam. Namun adakalanya konsumsi tersebut
Dari aspek ketersediaan bahan baku tidak berimbang. Nutrisi makro seperti
tidak kesulitan, karena markisa tidak karbohidrat, protein, lemak bisa terlihat
termasuk buah musiman, panen dapat saat makan, namun nutrisi mikro
dilakukan terus menerus, dengan seperti vitamin, mineral yang
interval 15 hari dan produksinya terkandung dalam buah/sayur biasanya
semakin meningkat dengan

44 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 13, No. 1, April 2012: 40 - 55
terlewatkan. Untuk itulah perlunya pembuatan bentuk sediaan tertentu
konsumsi suplemen. menggunakan sari buah markisa.
Dunia kesehatan terus Dimana telah diketahui bahwa
berkembang. Setelah era suplemen, kini kandungan nutrisi buah markisa yang
muncul nutraceutical yang berasal dari lengkap terlebih pada jumlah vitamin C
kata nutra yang berarti nutrisi, dan yang mencapai 50% dan vitamin A yang
ceutical yang berarti fungsi obat. mencapai 25%. Sehingga diharapkan
Maksudnya adalah pemberian nutrisi mampu memenuhi kebutuhan gizi
tertentu untuk mengantisipasi masalah vitamin C dan vitamin A terutama pada
yang sekiranya muncul. Secara spesifik anak-anak karena bentuk sediaan yang
nutraceutical adalah pemberian nutrisi dipilih dalam penelitian ini adalah
untuk mengatur fungsi biologis tubuh. permen kenyal (gummy candies),
Dengan baiknya fungsi biologi, dimana sediaan ini masuk dalam
diharapkan tubuh akan mengobati kategori tablet kunyah (chewy).
sendiri segala bentuk penyimpangan. Bentuk sediaan ini sangat diminati
Konsep ini lebih bersifat prospektif ke anak-anak sehingga diharapkan dengan
depan, tidak hanya sekadar mengobati mengkonsumsi nutraceutical ekstrak
atau mengatasi masalah. buah markisa dalam bentuk gummy
Bentuk nutraceutical bisa candies ini kebutuhan gizi terutama
bermacam macam, ada vitamin dan vitamin C dan vitamin A anak-anak
mineral dengan dosis relatif besar dapat terpenuhi. Dalam hal tertentu
(dikenal dengan istilah orthomolecular), bentuk sediaan ini relatif memiliki
mikronutrien, bahan herbal, bentuk banyak keuntungan dibanding bentuk
ekstraksi bahan alami (fitomedicin), sediaan lain. Sehubungan hal tersebut,
enzim, asam amino, asam lemak perlu dilakukan optimasi formula
esensial dan sebagainya. Nutraceutical gummy candies ekstrak buah markisa
yang beredar dimasyarakat sekarang ini berikut kontrol kualitasnya, sehingga
cenderung mahal dan dan sediaan tidak akhirnya dapat diperoleh suatu sediaan
terlalu bervariasi. Rata-rata sediaan gummy candies sari buah markisa yang
yang beredar dimasyarakat sekarang ini memenuhi persyaratan kualitas.
hanya berbentuk tablet, tablet Gummy candies disukai karena
effervescent, minuman kesehatan. mempunyai warna, bau dan rasa serta
Respon masyarakat sekarang ini bentuk yang menarik.
menuntut penggunaan nutraceutical METODE PENELITIAN
yang murah dan penggunaannya praktis
(Siregar, 2010). Di sisi lain, dengan Bahan dan Alat
berkembangnya ilmu pengetahuan dan Bahan yang digunakan adalah;
teknologi di bidang farmasi mendorong buah markisa yang diperoleh dari sentra
para farmasis untuk membuat suatu Markisa Organik Sleman, jalan
formulasi yang tepat untuk mengolah Kaliurang, Hargobinangun, Kecamatan
bahan alam tadi menjadi suatu bentuk Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
sediaan yang acceptable atau mudah Bahan pembuatan gummy candies : Sari
diterima oleh masyarakat, selain buah markisa, sirup jagung (Karo, ACH
parameter kualitas yang lain yang tetap Food Companies USA), gelatin (Brataco
harus terpenuhi. Dengan demikian, Chemika, kualitas farmasetis), gom arab
diharapkan dapat meningkatkan minat (Brataco Chemika, kualitas farmasetis),
masyarakat dalam mengkonsumsi laktosa (Brataco Chemika, kualitas
nutraceutical dari bahan alam. farmasetis), sukrosa (Gulaku, Sugar
Berdasarkan uraian diatas timbul group Companies), essens makanan
suatu pemikiran yang melatarbelakangi (Cap Koepoe-koepoe), minyak jagung
dilakukannya penelitian tentang (CHINA Corn Oil), manitol (Brataco
Formulasi Nutraseutikal Sediaan Gummy CandiesSari Buah… (Firdaus, dkk.) 45
Chemika, kualitas farmasetis). Alat Toledo type PL303), cetakan permen,
pembuatan sari buah adalahb lender, waterbath (Memmert), spatula,
penyaring, freeze dryer. Alat untuk pengaduk kaca, cawan porselin, pipet
membuat gummy candies : seperangkat tetes, loyang
alat gelas, neraca elektrik (Mettler

Skema Pembuatan Sediaan


Manitol + sirup jagung Gom arab + aquadest panas
Panaskan suhu 80°C Aduk hingga larut
Minyak jagung Gelatin aktif

Aduk ad homogen
Sari buah Markisa
Panaskan suhu 80°C
Sukrosa

Essens

Laktosa
Aduk ad homogen
Pencetakan gummy candies

Uji sifat fisik sediaan


Gambar 1. Skema Pembuatan Sediaan

Sampel buah markisa yang asing yang tidak diinginkan. Buah


digunakan diperoleh dari Sentra markisa yang telah melalui proses
Markisa Organik Sleman Jl. Kaliurang, sortasi kemudian dicuci dengan air
Hargobinangun, Kecamatan Pakem, mengalir untuk menghilangkan kotoran
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Buah yang masih menempel pada buah
markisa diperoleh melalui proses sehingga bebas dari cemaran. Buah
sortasi, pencucian, pengambilan daging markisa disortasi, dicuci dan bersihkan,
buah, dan penghalusan kemudian diambil daging buah dan
(pemblenderan). Sortasi dilakukan dipisahkan dari biji buah. Daging buah
untuk memilih buah yang berkualitas tersebut di-blender hingga
dan memisahkan dari benda-benda menghasilkan sari buah markisa.

46 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 13, No. 1, April 2012: 40 - 55
Tabel 1. Formula gummy candies sari buah markisa (Passiflora edulis)
Bahan (mg) F.1 F.2 F.3 F.4 F.5
sari buah 300 300 300 300 300
manitol 190 190 190 190 190
corn syrup 538,65 538,65 538,65 538,65 538,65
gelatin 760 760 760 760 760
gom arab 28,5 28,5 28,5 28,5 28,5
laktosa 190 190 190 190 190
essens secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya
corn oil 99,75 99,75 99,75 99,75 99,75
sukrosa 115 230 345 490 575
Keterangan :
F.1 = Formula dengan konsentrasi Sukrosa 4,49 %
F.2 = Formula dengan konsentrasi Sukrosa 8,98 %
F.3 = Formula dengan konsentrasi Sukrosa 13,47 %
F.2 = Formula dengan konsentrasi Sukrosa 17,96 %
F.3 = Formula dengan konsentrasi Sukrosa 22,45 %

Pembuatan Gummy Candies ditambahkan sukrosa, aduk hingga


homogen. Kemudian tambahkan laktosa
Proses pembuatan gummy candies
ke dalam campuran tersebut, aduk
ini diawali dengan mencampurkan basis
homogen. Setelah itu tambahkan essens
gummy, yaitu manitol dan sirup jagung,
kemudian dipanaskan dalam bejana secukupnya, dan aduk homogen.
Usahakan semua bahan tambahan yang
seperti waterbath yang telah diisi
dimasukan ke dalam campuran diaduk
aquadest dengan suhu 80°C.
secara perlahan tanpa menimbulkan
Kemudian ditambahkan minyak adanya buih. Campuran tersebut
jagung. Penambahan minyak ini harus kemudian dituang kedalam cetakan dan
dalam keadaan panas, yaitu dengan didinginkan. Gummy candies yang telah
suhu 80°C atau lebih untuk jadi kemudian diuji sifat fisiknya dan di
mendapatkan hasil akhir tablet yang analisis. Determinasi tanaman yang
kenyal dan mudah dikunyah. Jika berpedoman pada buku acuan flora of
penambahan di bawah suhu tersebut java (Backer dan Brink, 1965), di
maka akan didapatkan hasil akhir tablet laboratorium terpadu biologi farmasi
dengan rasa yang tebal dari minyak fakultas MIPA UII Jogjakarta.
seperti berlemak saat dikunyah dan
tidak kenyal. Uji Sifat Fisik Sediaan
Larutkan Gom arab di dalam 10 ml Gummy candies diamati secara
aquadest panas pada gelas beaker yang visual mengenai warna, rasa,
terpisah. Di tempat lain aktifkan gelatin aroma/bau, bentuk dan tekstur , apakah
dengan cara memanaskannya di 15 ml terjadi ketidakhomogenan zat warna
aquadest panas. Masukkan gelatin yang atau tidak, bentuk tablet, permukaan
sudah aktif (larut) ke dalam larutan gom cacat atau tidak dan harus bebas dari
arab aduk hingga homogen. Kemudian noda atau bintik-bintik. Sejumlah 20
campuran ini dimasukan ke dalam tablet ditimbang, hitung bobot rata-rata
basis gummy. tiap tablet, jika ditimbang satu per satu
Tambahkan sari buah markisa dan tidak boleh lebih dari dua tablet yang
diaduk hingga homogen. Selanjtnya bobotnya menyimpang lebih besar dari
bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A
Formulasi Nutraseutikal Sediaan Gummy CandiesSari Buah… (Firdaus, dkk.) 47
dan tidak satu pun yang bobotnya SD
menyimpang dari bobot rata-rata yang CV = X 100% ..( Anonim, 2009b)
ditetapkan pada kolom B. Harga
X
koefisiensi variasi (CV) dihitung dengan
menggunakan rumus:

Tabel 2. Persyaratan penyimpangan bobot tablet (Anonim, 1979)


Penyimpangan bobot rata-rata
Bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg – 150 mg 10% 20%
151 mg – 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%

Uji Tingkat Kesukaan (Hedonic HASIL DAN PEMBAHASAN


test)
Determinasi Tanaman
Uji kesukaan pada dasarnya
Langkah pertama yang dilakukan
merupakan pengujian yang panelisnya
dalam penelitian ini adalah
menggunakan respon berupa senang
mendeterminasi tanaman markisa
atau tidaknya terhadap bahan yang
(Passiflora edulis) secara makroskopik
diuji. Pada penelitian ini dilakukan uji di Laboratorium Biologi Farmasi UII
kesukaan terhadap 20 responden
dengan tujuan untuk mencari
berbagai usia dengan parameter yang
kebenaran identitas dari tanaman yang
diuji meliputi rasa, aroma, warna dan
akan diteliti dan agar tidak terjadi
bentuk serta tingkat kesukaan
kesalahan terhadap tanaman yang akan
responden terhadap tiap-tiap formula. digunakan. Determinasi dilakukan
Skala nilai yang digunakan adalah skala dengan mencocokkan keadaan
nilai numerik dengan nilai 1 sampai 3. morfologi tanaman dengan kunci-kunci
Nilai 1 menyatakan tidak suka, nilai 2
determinasi sesuai petunjuk literatur
menyatakan suka, dan nilai 3
Flora of Java (Lachman, et al. 1994).
menyatakan sangat suka.
Hasil determinasi rumus tanamannya
Analisis Hasil adalah :
Data yang diperoleh dari 12b- 13b- 14b- 17b- 18b- 19b- 20b- 21a-
pengujian dibandingkan terhadap Fam. 73. Passifloraceae- 1b- 2.
persyaratan-persyaratan dalam literatur Passiflora .L- 3a- 4a- 5b- 8b- 10a- Sp.
yang ada. Keseragaman bobot sediaan Passiflora edulis .L. Dari hasil
sesuai dengan persyaratan yang ada determinasi dapat dipastikan bahwa
dalam Farmakope Indonesia III. Data tanaman tersebut adalah tanaman
markisa. Seperti telah diketahui bahwa
yang diperoleh dari uji sifat fisik tablet
yaitu keseragaman bobot akan dianalisis buah markisa mengandung vitamin C
secara statistik menggunakan uji sebanyak 30 mg (50 %) dan vitamin A
statistik One Way ANOVA dengan taraf sebanyak 1272 IU (25%) dan berbagai
jenis vitamin serta mineral lainnya. Oleh
kepercayaan 95%.
karena itu formulasi ini bertujuan untuk
memformulasikan sari buah markisa
dalam bentuk Gummy candies.

48 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 13, No. 1, April 2012: 40 - 55
Tabel 3. Pemeriksaan organoleptis
sari buah markisa
Pemeriksaan
Hasil
organoleptis
Bentuk Massa semipadat
Warna Kuning kecoklatan
Bau Khas buah markisa
Rasa Sangat asam

Freeze drying atau proses beku-


Gambar 2. Buah Markisa Kuning kering merupakan salah satu metode
(Passiflora edulis var. flavicarpa) pengeringan yang memiliki kelebihan
dalam mempertahankan mutu bahan
Pemeriksaan Organoleptis Sari Buah
yang dikeringkan seperti memelihara
Markisa
stabilitas aroma, warna, struktur dan
Pembakuan atau karakteristik kemampuan rehidrasi. Metode ini
ekstrak (sari) perlu dilakukan karena berbeda dari yang lain bahwa itu terjadi
ekstrak merupakan bahan baku obat berdasarkan proses sublimasi pada suhu
tradisional yang mempunyai sifat dan dan tekanan di bawah titik beku air (0°C
karakteristik yang berbeda dengan dan 613 Pa). Namun, karena air dalam
bahan obat pada umumnya. Hal ini akan materi umumnya mengandung zat larut,
berpengaruh terhadap kualitas dan titik beku akan jauh di bawah 0°C. Hal
bentuk sediaan yang dibuat. ini menyebabkan pembekuan dan
Terpenuhinya standar mutu karakteristik pengeringan yang berbeda
produk/bahan ekstrak tidak terlepas untuk setiap material. Optimasi proses
dari pengendalian proses, pengujian pengeringan-beku harus dimulai dengan
atau pemeriksaan persyaratan pemahaman yang mendalam
parameter standar umum ekstrak membekukan mekanisme dan
mutlak dilakukan dengan berpegang karakteristik pengeringan material yang
pada manajemen pengendalian mutu sedang dikeringkan (Armansyah, et al.
eksternal oleh badan formal (Anonim, 2000).
2000). Material yang digunakan dalam
Uji sifat fisik sari dilakukan untuk proses beku kering ini adalah jus buah
mendapatkan kriteria-kriteria fisik dari markisa. Pada gambar 11 dapat dilihat
sari buah markisa. Sari buah markisa bahwa sari buah markisa yang telah
didapat dari hasil pemblenderan buah mengalami proses freeze drying
markisa yang kemudian dikeringkan menghasilkan massa semipadat
dengan metode freeze drying. Kriteria- berwarna kuning kecoklatan.
kriteria tersebut nantinya akan menjadi Berdasarkan hasil yang didapat
patokan sifat fisik sari buah markisa seharusnya produk akhir proses beku
pada produksi Gummy candies dan kering berbentuk serbuk. Hal ini dapat
diharapkan akan diperoleh sediaan yang terjadi karena kandungan gula (sukrosa)
seragam dengan produksi sebelumnya. yang tinggi dalam buah markisa
Sebagai pengenalan awal terhadap mencapai 11 gram dalam 100 gram buah
sari buah markisa maka dilakukan markisa (Anonim, 2009a), sehingga
pemeriksaan organoleptis yang meliputi proses pemanasan pada saat
bentuk, warna, bau dan rasa. Hasil pengeringan terjadi harus dikendalikan
pemeriksaan organoleptis sari buah untuk tetap berada dibawah suhu kritis
markisa dapat dilihat pada Tabel 3; sukrosa yaitu -32°C. Karena bila suhu

Formulasi Nutraseutikal Sediaan Gummy CandiesSari Buah… (Firdaus, dkk.) 49


tidak dipertahankan dapat terjadi Setelah itu tambahkan essens
fenomena runtuhnya struktur matriks secukupnya, dan aduk homogen.
beku dari material yang mengandung Usahakan semua bahan tambahan yang
sukrosa yang dapat menyebabkan hasil dimasukan ke dalam campuran diaduk
akhir tidak berbentuk serbuk kering secara perlahan tanpa menimbulkan
(Anonim, 2008). adanya buih.
Campuran tersebut kemudian
dituang kedalam cetakan dan
didinginkan. Gummy candies yang telah
jadi kemudian diuji sifat fisiknya dan di
analisis. Sedian yang diperoleh dari
masing-masing formula diuji sifat fisika
tablet yang meliputi uji organoleptis dan
keseragaman bobot.
Hasil Pemeriksaan Organoleptis
Gambar 3. Sari Buah Markisa Pemeriksaan organoleptis yang
dilakukan meliputi bentuk, warna, bau,
Hasil Uji Sifat Fisika Sediaan rasa dan tekstur. Berikut hasil uji
Proses pembuatan gummy organoleptis gummy candies tiap-tiap
candies ini diawali dengan formula yang dapat dilihat pada tabel 4-
mencampurkan basis gummy, yaitu 8 dan bentuk sediaan gummy candies
manitol dan sirup jagung, kemudian yang dihasilkan dapat dilhat pada
dipanaskan dalam waterbath yang telah Gambar 4-8.
diisi aquadest dengan suhu 80°C.
Kemudian ditambahkan minyak Tabel 4. Uji organoleptis gummy
jagung. Penambahan minyak ini harus candies formula 1 (sukrosa 4,49%)
dalam keadaan panas, yaitu dengan Pemeriksaan
suhu 80°C atau lebih untuk Hasil
organoleptis
mendapatkan hasil akhir tablet yang
kenyal dan mudah dikunyah. Jika Bentuk Bintang
penambahan di bawah suhu tersebut Warna Kuning kecoklatan
maka akan didapatkan hasil akhir tablet Bau Khas buah markisa
dengan rasa yang tebal dari minyak Rasa Asam
seperti berlemak saat dikunyah dan Tekstur Kenyal sedikit keras
tidak kenyal.
Larutkan Gom arab di dalam 10
ml aquadest panas pada gelas beaker
yang terpisah. Di tempat lain aktifkan
gelatin dengan cara memanaskannya di
15 ml aquadest panas. Masukkan gelatin
yang sudah aktif (larut) ke dalam
larutan gom arab aduk hingga homogen.
Kemudian campuran ini dimasukan ke Gambar 4. Gummy candies
dalam basis gummy. Tambahkan sari formula 1
buah markisa dan diaduk hingga
homogen. Selanjtnya ditambahkan Pada semua formula dihasilkan
sukrosa, aduk hingga homogen. sediaan gummy candies dengan bentuk
Kemudian tambahkan laktosa ke dalam sesuai cetakan yang digunakan yaitu
campuran tersebut , aduk homogen. bintang. Dipilih bentuk bintang karena

50 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 13, No. 1, April 2012: 40 - 55
sediaan ini ditujukan kepada anak-anak, menutupi rasa asam sari buah yang
sehingga sediaan dibuat menarik dan digunakan. Pada formula 3
disukai anak-anak. Pada uji organoleptis menghasilkan sediaan dengan rasa
terhadap warna dan aroma, sediaan sedikit manis, ini menunjukan bahwa
yang dihasilkan pada formula 1-5 penambahan sukrosa sebesar 13,47%
memiliki warna kuning kecoklatan dan sebagai bahan pemanis pada sediaan ini
beraroma khas markisa sesuai dengan sedikit dapat menutupi rasa asam dari
warna dan aroma sari buah yang sari buah markisa. Tekstur yang
digunakan. dihasilkan juga sesuai dengan harapan
Sedangkan pada uji organoleptis yaitu kenyal sempurna (gambar 6).
terhadap rasa dan tekstur terdapat
perbedaan pada tiap-tiap formula yang Tabel 6. Uji Organoleptis Gummy
dihasilkan. Pada formula 1 rasa yang Candies Formula 3 (Sukrosa
dihasilkan asam dan memiliki tekstur 13,47%)
kenyal tetapi sedikit keras (gambar 4). Pemeriksaan
Ini dikarenakan kadar sukrosa lebih Hasil
organoleptis
rendah ada pada formula 1
dibandingkan formula 2, 3, 4 dan 5 yaitu Bentuk Bintang
4,49% sehingga tidak mampu menutupi Warna Kuning kecoklatan
rasa asam sari buah markisa dan Bau Khas buah markisa
berpengaruh pada tekstur yang kenyal Rasa Sedikit manis
dan sedikit keras. Tekstur Kenyal sempurna
Tabel 5. Uji organoleptis gummy
candies formula 2 (sukrosa 8,98%)
Pemeriksaan
Hasil
organoleptis
Bentuk Bintang
Warna Kuning kecoklatan
Bau Khas buah markisa
Rasa Asam
Tekstur Kenyal sempurna Gambar 6. Gummy Candies
Formula 3

Pada formula 4 rasa yang


dihasilkan yaitu manis, ini menunjukan
bahwa kadar sukrosa 17,96% yang
digunakan berhasil menutupi rasa asam
sari buah markisa. Tekstur yang
dihasilkan gummy candies formula 4
adalah kenyal sempurna (gambar 15).
Gambar 5. Gummy candies Pada formula 5, panambahan sukrosa
formula 2 sebagai bahan pemanis sebanyak
22,45% semakin menutupi rasa asam
Formula 2 (gambar 5) masih sari buah markisa yang digunakan.
menghasilkan rasa yang asam dengan Tekstur yang dihasilkan pada formula 5
tekstur kenyal lebih baik dari formula 1. memiliki perbedaan yang cukup
Pada formula ini kadar sukrosa 8,89% signifikan dibandingkan formula
yang digunakan belum mampu sebelumnya, sediaan yang dihasilkan

Formulasi Nutraseutikal Sediaan Gummy CandiesSari Buah… (Firdaus, dkk.) 51


memiliki rasa manis dengan tekstur
kenyal tetapi cukup keras (gambar 8). Perbedaan tekstur yang
dihasilkan pada masing-masing formula
Tabel 7. Uji Organoleptis Gummy diakibatkan karena perbedaan jumlah
Candies Formula 4 (Sukrosa kandungan air yang tersisa pada saat
17,96%) sediaan dituang ke dalam cetakan. Salah
Pemeriksaan satunya yang mempengaruhi
Hasil kandungan air pada tiap-tiap formula
organoleptis
yaitu lamanya proses pembuatan yang
Bentuk Bintang dilakukan di atas waterbath. Lamanya
Warna Kuning kecoklatan waktu pemanasan yang tidak
Bau Khas buah markisa dikendalikan menyebabkan jumlah air
Rasa Manis yang menguap pada tiap-tiap formula
Tekstur Kenyal sempurna tidak sama. Sehingga bila sediaan yang
dihasilkan memiliki tekstur kenyal
tetapi sedikit keras berarti sisa air yang
ada lebih sedikit dibandingkan sediaan
yang memiliki tekstur yang lebih kenyal
seperti yang diharapkan pada sediaan
gummy candies.
Keseragaman Bobot
Uji keseragaman bobot sediaan
Gambar 7. Gummy candies dilakukan untuk mengetahui bobot
formula 4 sediaan yang seragam dan uji ini
Tabel 8. Uji Organoleptis Gummy dijadikan parameter produksi yang
Candies Formula 5 (Sukrosa merupakan pengukuran secara rutin
22,45%) untuk mendapatkan bobot sediaan yang
Pemeriksaan diinginkan. Keseragaman bobot secara
Hasil tidak langsung menunjukkan
organoleptis
keseragaman kandungan zat di dalam
Bentuk Bintang sediaan.
Warna Kuning kecoklatan Faktor-faktor yang mempengaruhi
Bau Khas buah markisa keseragaman bobot tablet adalah bentuk
Rasa Manis cetakan dan suhu. Sering berubahnya
Tekstur Kenyal cukup keras pengaturan suhu dapat menyebabkan
variasi bobot tablet, oleh karena itu
diperlukan kontrol keseragaman bobot
melalui pengaturan suhu dalam
penyimpanan. Selain itu dengan
pengukuran besarnya cetakan, sehingga
dapat diperoleh bobot tablet sebesar 3
gram. Adapun hasil dari uji
keseragaman bobot sediaan gummy
candies pada tiap-tiap formula dapat
dilihat pada grafik gambar 9.
Gambar 8. Gummy candies
formula 5

52 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 13, No. 1, April 2012: 40 - 55
5 4.0952682 4.0568731
3.4208569 3.1470871
4 2.9112554

Koefisien variasi (%)


3

0
1 2 3
Formula 4 5

Gambar 9. Pengaruh kadar sukrosa terhadap keseragaman bobot


Keterangan:
Formula 1 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 4.49 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 8.89 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 13.47 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 17.96 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 22.45 %

Pada grafik keseragaman bobot ANOVA. Hasil ANOVA keseragaman


tersebut dapat dilihat bahwa terdapat bobot menunjukkan nilai signifikan
variasi profil grafik pada masing-masing 0,000 (syarat P < 0,05), hal ini
formula. Adanya variasi ini dapat menunjukkan keseragaman bobot tablet
disebabkan oleh kondisi cetakan yang memiliki nilai yang berbeda signifikan.
terbatas pada ukurannya yang tidak Kemudian untuk mengetahui
seragam. Selain itu, pada kondisi perbedaan yang spesifik, dilanjutkan
pemanasan yang tidak stabil dapat dengan menggunakan analisis statistik
mempengaruhi proses penuangan ke Tukey. Hasil statistik ternyata
dalam cetakan, sehingga sangat sulit menunjukkan bahwa formula 5
untuk dituang dan mengakibatkan memiliki perbedaan signifikan dengan
bobot tablet sangat bervariasi. Koefisien keempat formula lainnya.
variasi yang dihasilkan dari masing-
Berangkat dari hasil uji
masing formula masih memenuhi syarat
keseragaman bobot ini dapat
koefisien variasi yang diberikan yakni disimpulkan bahwa berat tablet yang
<5%. dicetak ditentukan oleh alat cetak yang
Data yang diperoleh selanjutnya sulit untuk dikalibrasi. Kestabilan
dianalisa statistik dengan SPSS pemanasan juga menentukan mudah
menggunakan One Way ANOVA. atau tidaknya tablet dituang ke dalam
Sebelum uji ANOVA, dilakukan uji cetakan karena pemanasan yang rendah
statistik non parametrik yang bertujuan akan membuat massa yang lebih padat,
untuk mengetahui apakah data sehingga mempengaruhi keseragaman
keseragaman bobot yang didapat bobotnya. Sifat gula yang mempunyai
terdistribusi normal atau tidak. Uji melting point rendah menuntut
statistik non parametrik menggunakan kecepatan penuangan agar tablet tidak
One Sample Kolmogorov-Smirnov, rusak karena pemanasan yang terlalu
menunjukan data terdistribusi normal, lama, sehingga suhu pelelehan harus
sehingga data dapat langsung diolah uji selalu menjadi poin penting yang
statistik parametrik dengan One Way
Formulasi Nutraseutikal Sediaan Gummy CandiesSari Buah… (Firdaus, dkk.) 53
diperhatikan. Faktor-faktor tersebut dengan variasi usia. Pemilihan
sangat menentukan bobot tablet yang responden ini didasarkan pada faktor
bervariasi. Untuk mengatasinya selama kesehatan dan usia. Parameter yang
proses pencetakan perlu dilakukan dapat digunakan untuk mengukur
pengujian bobot tablet secara berkala. kesukaan responden terhadap tablet
Keseragaman bobot ditentukan yaitu rasa, warna, aroma/bau dan
berdasarkan atas banyaknya bentuk. Aspek yang dinilai bertujuan
penyimpangan bobot tablet rata-rata untuk melihat tanggapan responden
yang masih diperbolehkan menurut berdasarkan variasi kadar sukrosa
persyaratan yang telah ditentukan. sebagai bahan pemanis.
Hasil Uji Hedonik (tingkat Tingkat kesukaan responden melalui uji
kesukaan) tanggapan rasa, warna, aroma/bau dan
bentuk serta kesukaan tiap formula
Uji hedonik perlu dilakukan dapat dilihat pada gambar 18-22, total
untuk melihat sejauh mana kesukaan skor yang didapat berasal dari jumlah
responden terhadap gummy candies nilai tiap-tiap formula yang diberikan
sari buah markisa yang telah dibuat. responden dengan ketentuan bahwa
Pada uji ini dilakukan penilaian oleh 20 nilai 1 berarti tidak suka, nilai 2 berarti
responden untuk semua formula, yang suka dan nilai 3 berarti sangat suka.
terdiri dari kerabat, sahabat, maupun
mahasiswa dari berbagai jurusan

43 45
45 41
35 37
40
35
30
Total Skor

25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5
Formula

Gambar 10. Tingkat kesukaan responden melalui uji tanggapan rasa


Keterangan:
Formula 1 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 4.49 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 8.89 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 13.47 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 17.96 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 22.45 %

Hasil dari tingkat kesukaan responden Kombinasi rasa manis dan asam
melalui uji tanggapan rasa menunjukan yang pas, mampu dihasilkan formula 4
bahwa formula 4 merupakan formula dengan kadar sukrosa 17,96%. Skor
yang paling diterima oleh responden terendah diperoleh formula 1 dengan
dengan total skor tertinggi yaitu 45 kadar sukrosa 4,49%. Formula ini
(gambar 10). memiliki skor terendah karena jumlah
kadar pemanis tidak mampu menutupi
54 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 13, No. 1, April 2012: 40 - 55
rasa asam yang berasal dari sari buah markisa.

42
45 39 38 38
40 34
35
30
Total Skor
25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5
Formula

Gambar 11. Tingkat kesukaan responden melalui uji tanggapan warna


Keterangan:
Formula 1 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 4.49 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 8.89 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 13.47 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 17.96 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 22.45 %
Hasil tingkat kesukaan warna yang kuat untuk mempengaruhi
responden melalui uji tanggapan warna sediaan yang dihasilkan serta
menunjukan bahwa formula 3 penambahan sedikit pewarna makanan.
merupakan formula yang paling Pada formula 3 mampu dihasilkan
diterima oleh responden dengan total sediaan gummy candies dengan warna
skor tertinggi yaitu 42 dan skor yang cerah dibandingkan formula
terendah diperoleh formula 5 yaitu 34 lainnya karena zat pewarna yang
(gambar 11). Tampilan warna dari digunakan mempu terdistribusi secara
sediaan yang dihasilkan yaitu berasal merata selama proses pembuatan.
dari sari buah markisa yang memiliki

43
45 40 41 41
39
40
35
30
Total Skor

25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5
Formula

Gambar 12. Tingkat kesukaan responden melalui uji tanggapan aroma

Formulasi Nutraseutikal Sediaan Gummy CandiesSari Buah… (Firdaus, dkk.) 55


Keterangan:
Formula 1 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 4.49 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 8.89 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 13.47 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 17.96 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 22.45 %

Hasil tingkat kesukaan sari buah markisa yang digunakan dan


responden melalui uji tanggapan essens markisa yang ditambahkan.
aroma/bau menunjukan bahwa tidak Formula 4 menjadi formula yang paling
ada perbedaan skor yang signifikan disukai responden dengan total skor 43
pada tiap-tiap formula. Aroma/bau khas (gambar 12).
markisa yang dihasilkan berasal dari

45 45 45 47 45
50

40
Total Skor

30

20

10

0
1 2 3 4 5
Formula

Gambar 13. Tingkat kesukaan responden melalui uji tanggapan bentuk


Keterangan:
Formula 1 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 4.49 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 8.89 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 13.47 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 17.96 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 22.45 %

Hasil tingkat kesukaan yang telah dikatakan sebelumnya bahwa


responden melalui uji tanggapan bentuk bentuk bintang dipilih karena
menunjukan hasil yang tidak jauh menghasilkan bentuk yang menarik dan
berbeda pada uji tanggapan aroma/bau, disukai oleh anak-anak. Sehingga
bahwa tidak ada perbedaan total skor dengan kandungan vitamin A dan C
yang signifikan pada tiap-tiap formula yang ada pada buah markisa dapat
(gambar 13). Bentuk sediaan gummy dikonsumsi dan diterima oleh anak-
candies yang dihasilkan mengikuti anak dalam bentuk sediaan baru yang
bentuk cetakan yaitu bintang. Seperti manarik yaitu sediaan gummy candies.

56 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 13, No. 1, April 2012: 40 - 55
20
18 16
15 15
16 14

Jumlah responden
14
12 10
10 Tidak menerima
7
8
6 Menerima
4 4 4
3 3
4 2 2
1
2 0
0
1 2 3 4 5
Formula

Gambar 14. Tanggapan responden tentang penerimaan tiap formula


Keterangan:
Formula 1 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 4.49 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 8.89 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 13.47 %
Formula 2 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 17.96 %
Formula 3 = Formula dengan variasi kadar sukrosa 22.45 %

Dari segi kesukaan responden dihasilkan telah memenuhi persyaratan


terhadap kelima formula, sebagian besar sifat fisika tablet yang baik, diperoleh
responden memilih formula 4 yaitu dari koefisien variasi pada uji keseragaman
total 20 responden, 16 responden bobot untuk formula 1, 2, 3, 4 dan 5
menyatakan menerima dan 4 responden yaitu 3,42% 4,10% 2,91% 3,15% dan
menyatakan sangat menerima formula 4,01%. Berdasarkan hasil uji sifat fisika,
ini serta tidak satupun responden yang dapat disimpulkan bahwa dengan
menolak formula 4 (gambar 22). variasi kadar sukrosa sebagai bahan
Formula dengan variasi kadar sukrosa pemanis tidak mempengaruhi
sebagai bahan pemanis sebesar 17,96% keseragaman bobotnya. Formula 4
lebih disukai responden karena pada uji dengan variasi kadar sukrosa sebagai
tanggapan rasa, aroma/bau serta bentuk bahan pemanis sebesar 17,96%
memiliki total skor tertinggi merupakan formula yang paling disukai
dibandingkan formula lainnya yaitu 45, oleh responden.
43, 47, hanya saja pada tanggapan Saran yang dapat diberikan adalah perlu
warna hanya mendapatkan skor 38. dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
SIMPULAN DAN SARAN mengetahui hasil uji stabilitas sediaan
Berdasarkan hasil penelitian yang gummy candies sari buah markisa
telah dilakukan, pengumpulan, tersebut dalam durasi waktu untuk
pengolahan, dan analisis data yang
mengetahui batas kadaluarsanya
diperoleh, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sediaan gummy sebelum dilakukan produksi massal
candies sari buah markisa yang skala industri.

Formulasi Nutraseutikal Sediaan Gummy CandiesSari Buah… (Firdaus, dkk.) 57


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009a, Fitokimia Herba Konyal, available at http: //


simonbwidjanarko.files.wordpress.com/2008/07/ fitokimia-herba-konyal.pdf
(diakses tanggal 25 Desember 2009).

Anonim, 2009b, Nutririondata, http://www.nutriondata.com/facts/fruits-andfruit-


juices/1987/2 ( diakses tanggal 25 Desember 2009).

Anonim, 2008, A Guide To Freeze Drying for the Laboratory, An Industry Service
Publication, Labconco Corporation, Missouri, USA.

Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat dan makanan,
Cetakan Pertama, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat
Tradisional, Jakarta, 5-6.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta, 1000.

Armansyah H., Tambunan dan Manalu L. P., 2000, Mekanisme Pengeringan Beku
Produk Pertanian, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.2, No.3, hal. 66-
74 Humas-BPPT/ANY, http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=174
(diakses tanggal 28 Juli 2010)

Becker, C. A., and Van De Brink, R. C. B., 1965, Flora Of Java, IV. V. P., Norordhoff-
Groningen, The Netherlands.

Lachman, L, lieberman, H.A, Kanig, J.L, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri
II,edisi III, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi dan Iis Aisyah, UI Press, Jakarta,
685,700,713.

Siregar, Dr. Amarullah H. DIHom., DNMed., MA, M.Sc., Ph.D., dan Toruan P., Dr.,
MM., Suplemen Sebagai Penyeimbang, Perkumpulan Awet Sehat Indonesia,
http://www.tabloid-nakita.com/artikel2.php3?edisi=07328&rubrik=klinikibu
(diakses tanggal 1 Juni 2010).

58 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 13, No. 1, April 2012: 40 - 55

Anda mungkin juga menyukai