Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktikum KloRida

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk menentukan Klorida suatu zat cair dengan
menggunakan larutan AgNO3 dan NaCl dengan indikator K2CrO4 10 %.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk
membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl-. Garam dari asam klorida (HCl)
mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja, yang disebut Natrium klorida dengan
rumus kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl. Klorida dalam
senyawa kimia, satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti
klorida dapat berupa senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu
klorida anorganik adalah asam klorida (HCl), sedangkan contoh sederhana senyawa organik
(suatu atau organoklorida) adalah klorometana (CH3Cl), sering disebut metil klorid (Panjaitan,
2009).
Klorin adalah bahan kimia yang penting untuk beberapa proses penurunan air, penjangkitan dan
dalam pelunturan. Klor merupakan salah satu zat desinfektan yang sering digunakan dalam
pengolahan air minum. Zat kimia lain yang dapat digunakan sebagai desinfektan adalah ozon
(O3), klordioksidan, dan sebagainya. Dua faktor penting yang mempengaruhi proses desinfektan
adalah waktu bereaksi dan konsentrasi zat desinfektan. Ozon boleh juga digunakan untuk
membunuh bakteria, dan ozon tidak membentuk organoklin dan tidak tertinggal dalam air setelah
perawatan (Jatilaksono, 2009).
Senyawa ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum maupun sebagai
katalis, baik di industri maupun di laboratorium. Bila dilarutkan dalam air, besi (III) klorida
mengalami hidrolisis yang merupakan reaksi eksotermis (menghasilkan panas). Hidrolisis ini
menghasilkan larutan yang coklat, asam, dan korosif, yang digunakan sebagai koagulan pada
pengolahan limbah dan produksi air minum. Larutan ini juga digunakan sebagai pengetsa untuk
logam berbasis-tembaga pada papan sirkuit cetak (PCB). Anhidrat dari besi (III) klorida adalah
asam Lewis yang cukup kuat, dan digunakan sebagai katalis dalam sintesis organik (Putranto,
2009).
Kebanyakan klorida larut dalam air, oleh karena itu klorida biasanya hanya ditemui di kawasan
beriklim kering, atau bawah tanah. Klorida biasanya dihasilkan melalui elektrolisis natrium
klorida yang terlarut dalam air. Bersama dengan klorin, proses kloral kali ini menghasilkan gas
hidrogen dan natrium hidroksida. Klor berasal dari gas Cl2, NaOCl, Ca(OCl)2 atau larutan
kaporit atau larutan HOCl (asam hipoklorit). Dalam konsentrasi yang wajar, klorida tidak akan
membahayakan bagi manusia. Rasa asin terhadap air merupakan pengaruh dari klorida dalam
jumlah konsentrasi sebesar 250 mg/L. Oleh karena itu, penggunaan klorida dibatasi untuk
kebutuhan manusia (Alaerts dan Ir. S. Sumetri, 1998).
Dalam jumlah kecil, mereka tidak berpengaruh. Dalam konsentrasi tinggi, mereka menyebabkan
masalah. Biasanya konsentrasi klorida rendah. Sulfat dapat lebih bermasalah karena sulfat ada
dalam konsentrasi yang lebih besar. Kadar rendah atau menengah dari kedua senyawa ion
tersebut menambah rasa segar ada air. Pada kenyataannya, mereka dibutuhkan karena alasan ini.
Jumlah konsentrasi yang berlebihan dari keduanya tentu akan membuat air jadi tidak enak
diminum (Anonim1, 2008).
Konsentrasi klorida pada dataran tinggi dan pegunungan biasanya relatif rendah, sedangkan pada
sungai dan air tanah biasanya sangat banyak jumlahnya. Konsentrasi klorida yang juga sangat
tinggi pada air laut yang menguap, kemudian mengalir ke sungai. Karena itu, sungai dan air
tanah memiliki tingkat klorida yang tinggi. Untuk menentukan atau mengukur jumlah (kadar)
klorida dalam air, dapat digunakan metode berikut ini.

a. Mercurie Nitrate Method (metode HgNO3)


Menentukan banyak sedikitnya kandungan klorida dengan perbandingan Mohr method (metode
Mohr). Pada metode ini, indikator digunakan untuk menunjukkan adanya kelebihan ion Hg2+.
HgCl2 (K = 2,6 x 10-15)Hg2+ + 2Cl-
b. Mohr Method (Argentometric)
Metode ini merupakan metode yang dapat menghasilkan hasil yang lebih memuaskan dari pada
metode HgNO3. Metode Mohr ini menggunakan AgNO3 sebagai zat pentitrasi dan
menganjurkan menggunakan metode standar. Dalam proses titrasi ion klorida akan terbentuk
klorida dengan lapisan endapan putih perak.
AgCl (Ksp = 3 x 10-10)Ag+ + Cl-
Indikator yang biasa digunakan untuk menentukan adanya ion Ag+ adalah potassium chromate.
Indikator ini akan mengubah warna putih perak menjadi endapan merah bata.
Ag2CrO4 (Ksp = 5 x 102-) (Hanief, 2009).2Ag+ + CrO42-
Klorida dan sulfat dapat dihilangkan dari air dengan Reverse Osmosis. Deionisasi
(demineralisasi) atau destilasi juga akan menghilangkan klorida dan sulfat dari dalam air, tetapi
metode ini tidak cocok untuk perumahan dibanding reverse osmosis (Anonim2, 2008).

III. ALAT dan BAHAN


A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah Buret, Labu ukur, Erlenmeyer, Statif, Corong,
Pipet tetes, Neraca analitik, Gelas beaker, Gelas ukur.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel air, larutan AgNO3 1/3,45 N, larutan standar NaCl,
larutan K2CrO4 10%, asam nitrat pekat ( HNO3), akuadest.

IV. CARA KERJA


A. Standarisasi larutan AgNO3
1. Memipet 10 ml larutan standar NaCl 0,1 N
2. Memasukkan kedalam labu erlenmeyer
3. Menambahkan 2-3 tetes HNO3 pekat
4. Menambahkan 3-5 tetes larutan indikator K2CrO4 10 %
5. Mentitrasi denganlarutan AgNO3 1/35,45 N hingga terjadi endapan
6. Mencatat ml AgNO3 yang digunakan.
B. Konsentrasi klorida pada sampel air
1. Mengambil 100 ml sampel air
2. Memasukkan kedalam labu erlenmeyer
3. Menambahkan 2-3 tetes HNO3 pekat
4. Menambahkan 3-5 tetes larutan indikator K2CrO4 10 %
5. Mentitrasi dengan larutan AgNO3 1/35,45 N hingga terjadi endapan
6. Mencatat ml AgNO3 yang digunakan
Diposkan oleh Muna Noor Alia di 21.59
Label: Tugas Lablink

1 komentar:

1.

Lela Rochmah29 Maret 2014 07.22

minta daftar pustakanya dong

Balas

Anda mungkin juga menyukai