Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah dari pandangan Ilmu Teknik Sipil merupakan himpunan mineral, bahan

organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose) yang terletak di atas

batu besar (bedrock) (Hardiyatmo, 1992). Tanah didefinisikan sebagai

kumpulan dari bagian-bagian yang padat dan tidak terikat antara satu dengan

yang lain, rongga-rongga di antara material tersebut berisi udara dan air

(Verhoef, 1994). Tanah dalam keadaan tidak jenuh didefinisikan sebagai

material yang terdiri dari agregat (butiran), pori-pori udara, dan air pori

(Hardiyatmo, 1992).

Tanah umumnya dapat disebut sebagai kerikil, pasir, lanau atau lempung,

tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan dalam tanah tersebut.

Tanah yang digunakan dalam pekerjaan teknik sipil memiliki sifat fisik dan

mekanika yang bertujuan untuk menyelidiki sifat tersebut.

Penyelidikan tanah dilapangan bertujan untuk mengetahui kondisi tanah suatu

daerah atau lokasi yang ditinjau, apakah memenuhi syarat atau tidak sebagai

tempat berdirinya suatu konstruksi sipil. Pengujian di laboratorium bertujan


untuk mengetahui sifat fisik dan mekanika tanah dari sampel tanah yang

diambil.

Praktikum Mekanika Tanah II yang dilakuan sebagai berikut : Uji Geser

Langsung, Uji Kuat Tekan Bebas, Uji Konsolidasi, Uji Kerucut Pasir, Uji

Skala Penetrasi Konus Dinamis, dan Uji Permeabilitas Tanah.

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum Mekanika Tanah II ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menentukan sudut geser dalam (∅) dan nilai kohesi (c) suatu jenis

tanah.

2. Mengetahui kekuatan tekan bebas suatu jenis tanah yang bersifat kohesi

dalam keadaan asli (undisturbed) atau dalam keadaan buatan/dibentuk

kembali (remoulded).

3. Mengetahui sifat-sifat pemampatan dan perubahan volume siatu jenis tanah

(umumnya tanah berbutir halus) pada saat menerima beban tertentu.

4. Untuk mengetahui derajat kepadatan lapisan tanah di lapangan yang telah

dipadatkan.

5. Untuk mengetahui kuat hambatan tanah terhadap penetrasi di lapangan

secara dinamik, khusus untuk tanah permukaan atau tanah dasar

(subgrade), sampai keadaan maksimum 100 cm.

6. Untuk mengetahui kemampuan suatu tanah untuk mengalirkan air.

Percobaan konstant head cocok untuk tanah butiran kasar.


7. Untuk memeriksa kemampuan suatu tanah untuk mengalirkan air.

Pertalatan pengukuran permeabilitas tanah tipe falling head diguanakan

untuk untuk tanah butiran halus.

8. Untuk mengetahui kecepatan pemampatan tanah dan besarnya penurunan

tanah akibat pembebanan.

Anda mungkin juga menyukai