Disusun Oleh:
JURUSAN TARBIYAH
PENDAHULUAN
Pada jaman dahulu para ilmuan ilmiah banyak penemuan baru bermunculan, seperti bom
dan nuklir yang bisa menghancurkan alam dengan sekejab. Dengan perkembangan cara
berfikir manusia maka setiap penemuan dan penciptaan manusia harus dilandasi niai-nilai
moral yang tinggi.
RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Positivisme berasal dari kata positif. Kata positif disini sama artinya dengan
faktual, yaitu apa yang berdasarkan fakta-fakta. Menurut positivisme, pengetahuan
kita tidak boleh melebihi fakta-fakta.
Jadi, Positivisme merupakan suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam
sebagi satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak spekuliasi dari suatu
filosofis atau metafisik. Positivisme tidak mengenal adanya spekulasi, semua harus
didasarkan pada data empiris. Positivisme dianggap bisa memberikan sebuah kunci
pencapaian hidup manusia dan dikatakan merupakan satu-satunya formasi sosial yang
benar-benar bisa dipercaya kehandalah dan akurasinya dalam kehidupan dan
keberadaan masyarakat.
Comte sering disebut Bapak Positivisme karena aliran filsafat yang didirikannya
tersebut. Positivisme adalah nyata, bukan khayalan. Ia menolak metafisika dan
teologik. Jadi menurutnya ilmu pengetahuan harus nyata dan bermanfaat serta
diarahkan untuk mencapai kemajuan. Positivisme merupakan suatu paham yang
berkembang dengan sangat cepat, ia tidak hanya menjadi sekedar aliran filsafat tetapi
menjadi agama humanis modern.
Menurut positivisme, tugas filsafat bukanlah menafsirkan segala sesuatu yang ada
di alam. Tugas filsafat adalah memberi penjelasan logis terhadap pemikiran. Oleh
katrena itu filsafat bukanlah teori. Filsafat adalah aktifitas, filsafat tidak menghasilkan
proposisi-proposisi filosofis, tapi yang dihasilkan dari filsafat adalah penjelasan
terhadap proposisi-proposisi.
Alasan yang digunakan oleh positivisme dalam membatasi tugas filsafat diatas
adalah karena filsafat bukanlah ilmu. Kata filsafat hendaklah diartikan sebagai sesuatu
yang lebih tinggi atau lebih rendah dari ilmu ilmu eksakta (hal-hal yang bersifat
konkrit). Oleh karena itu semua objek pengetahuan baik yang berhubungan dengan
alam maupun yang berhubungan dengan manusia sudah ditafsirkan oleh masing-
masing ilmu yang berhubungan dengannya .
Pengertian Empirisme
Kata empirisme diambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau
pengalaman. Sedangan menurut istilah, Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat
yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Tanpa
adanya rangsangan dan informasi dari indra maka manusia tidak akan memperoleh
pengetahuan apapun, karena inderalah yang merupakan sumber utama pengetahuan
dan pengalaman manusia. Oleh karena itu empirisme dinisbatkan kepada faham yang
memiliki pengalaman sebagai sumber utama pengenalan, baik pengenalan lahiriyah
yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi
manusia seorang yang beraliran empirisme biasanya berpendirian bahwa pengetahuan
didapat melalui penampungan yang secara pasif menerima hasil-hasil pengindraan.
Menurut Comte, pemikiran atau jiwa atau budi manusia berkembang dalam
tiga tahap yaitu:
Tahap teologis
Tahap metafisik
Tahap positif
Yaitu tingkatan positif yang hanya menghiraukan yang sungguh-sungguh serta sebab-
akibat yang sudah ditentukan.
Tahap teologis merupakan periode yang paling lama dalam sejarah manusia untuk
analisis yang lebih terperinci. Comte membaginya ke dalam periode fetisisme, politeisme,
dan monoteisme. Fetisisme merupakan bentuk pikiran yang dominan dalam masyarakat
primitif, meliputi kepercayaan bahwa semua benda memiliki kelengkapan kekuatan
hidupnya sendiri. Fetisisme ini diganti dengan politeisme, yaitu kepercayaan akan
sejumlah hal super natural yang meskipun berbeda dari benda benda alam, terus
mengontrol gejala alam. Ketika pikiran manusia terus maju, kepercayaan akan banyak
dewa diganti dengan monoteisme, yaitu kepercayaan akan satu yang tertinggi.
Tahap metafisik merupakan tahap transisi antara tahap teologis dan positif. Tahap
ini ditandai oleh satu kepercayaan dan hukum-hukum alam yang asasi yang dapat
ditemukan dengan akal budi. Protestantisme dan Deisme memperlihatkan penyesuaian
yang berturut-turut dari semangat teologis kepada munculnya semangat metafisik yang
mantap.
Tahap positif ditandai oleh kepercayaan akan adanya empiris sebagai sumber
pengetahuan terakhir. Akan tetapi, pengetahuan selalu sementara sifatnya, tidak mutlak.
Pengetahuan merupakan sesuatu yang telah diketahui, dan apa yang diketahui
manusia awalnya adalah dari pengalaman sendiri. Pengalaman memiliki kualitas yang
berbeda-beda, sebagaimana alat indriawi yang digunakan pun memiliki potensi yang
berbeda. Melihat merupakan pengalaman yang lebih baik dibandingkan dengan
mendengar karena apa yang kita dengar mudah dilupakan, sedangkan apa yang dilihat
akan kuat untuk diingat. Merasakan lebih baik dari pada melihat, dan mengerjakan
sesuatu kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan hanya melihat dan merasakannya.
Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat pikir yang
disebut dengan akal atau otak. Dengan pemahaman tersebut, sistem gagasan dalam
pikiran manusia adalah lancarnya kerja otak dalam menangkap segala sesuatu,
mengembangkan nalar dalam sebuah ide tentang sesuatu yang dimaksudkan, dan
membentuk konsep demi pembatasan sesuatu yang digagas.
Gagasan muncul dari adanya realitas, sedangkan realitas yang dapat dijumpai
manusia ada dua macam, yaitu:
Realitas yang disepakati (agreement reality), yaitu segala sesuatu yang dianggap nyata
karena kita mengatakan sebagai kenyataan