Anda di halaman 1dari 3

A.

PENDAHULUAN

Dalam menghadapi berbagai masalah, terdapat konsep yang berkembang dilklangan


muslim yaitu Qadariyah. Menurut paham Qadariyah manusia mempunyai kebebasan dan
kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Nama Qadariyah berawal dari
sebuah pengertian manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya,
dan tidak tunduk pada qadar yang ditetapkan Tuhan. Menurut keterangan ahli-ahli teologi islam,
paham Qadariyah pertamakali depelopori oleh Ma’bad al-jauhani dan Ghailan-al Dimasyqy yang
terinspirasi dari seorang nasrani Irak yang masuk islam.

Dalam perkembangannya, Ghailan terus menyiarkan paham Qadariyah hingga ke


Damaskus mendapat tantangan dari khalifah Umar ibn ‘Abd Al-‘Aziz. Setelah Umar wafat ia
kembali meneruskan ajarannya di masyarakat. Menurut Ghailan, manusia yang berkuasa atas
perbuatannya-perbuatnnya, manusia sendirilah yang menentukan perbuatan-perbuatan baik atas
kehendak dan kekuasannya sendiri, dan manusia sendiri pula yang melakukan atau menjauhi
perbuatan-perbuatan jahat atas kemuan dan dayanya sendiri. Dalam paham ini manusia merdeka
dalam paham ini manusia merdeka dalam tingkah lakunya. Manusia berbuat baikadalah atas
kemaun dan kehendaknya sendiri. Dalam pandangan paham tersebut, tidak dikenal sebuah
pemikiran tentang nasib manusia dan perbuatan-perbuatannya sebagai sesuatu yang telah
ditentukan semenjak zaman azali.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Aliran Qadariyah ?
2. Bagaimana awal kemunculan Aliran Qadariyah ?
3. Siapa Tokoh-tokoh Aliran Qadariyah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Aliran Qadariyah
2. Kita dapat mengetahui sejarah munculnyan Aliran Qadar
Secara etiomolgis, Qaadariyah berasal dari bahasa Arab, yaitu Qadara

Yang bermakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara terminologi istilah adalah suatu aliran
yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah. Aliran-aliran ini
berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat
sesuatu atu meninggalkannyaatas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas
kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Kaum Orientalis
menyebut paham ini sebagai free will atau free act.

Menurut Ahmad Amin orang-orang yang berpaham Qadariyah adalah mereka yang
mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam
melakukan perbuatan, mancakup semua perbuatan, yakni baik dan buruk. Ada sebagian pakar
teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertamakali dimunculkan oleh Ma’bad al-jauhani
dan Ghilan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689 M. Aliran Qadariyah dimunculkan oleh orang
Irak yang pada mulanya beragama Kristen kemudian masuk islam dan kembali lagi ke agama
Kristen. Namanya adalah Susan. Sementara itu W. Montgomery Watt menemukan dokumen
lain yang menyatakan bahwa paham Qadariyah terdapat dalam kitab ar-Risalah dan ditulis untuk
Khalifah Abdul Malik oleh Hasan al-Basri sekitar tahun 700 M.

Ditinjau dari segi politik kehadiran mahzab Qadariyah sebagai isyarat menentang politik
Bani Umayyah, karena itu kehadiran Qadariyah dalam wilayah kekuasaannya sellau mendapat
tekanan bahkan pada zaman Abdul Malik bin Marwan pengaruh Qadariyah dapat dikatakan
lenyap tapi hanya unutk sementara saja sebab dalam perkembangan selanjutnya paham
Qadariyah dianut oleh Mu’tazillah.

Tokoh an-Nazzam menyatakan bahwa manusia hidup mempunyai daya, dan dengan daya
itu ia dapat berkuasa atas segala perbuatannya. Dengan demikian segala tingkah laku manusia
dilakukan atas kehendaknya sendiri. Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala
perbuatan atas kehendaknya sendiri, baik maupun berbuat jahat.

Paham takdir yang dikembangkan oleh Qadariyah berbeda dengan konsep yang umum
yang dipakai oleh bangsa Arab ketika itu, yaitu paham yang mengatakan bahwa nasib manusia
telah ditentukan terlebih dahulu

Anda mungkin juga menyukai