Anda di halaman 1dari 13

MANAGEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

(PLJ / SEMESTER II)

OLEH :
RAGIL MUSTIKASARI
G41190074

PROGRAM STUDI REKAM MEDIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2019

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat serta hidayah-Nya
maka makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
kelompok dari dosen pengampu mata kuliah Manajemen Mutu Pelayana
Kesehatan pada Program Lintas Jenjang Rekam Medik Jurusan Kesehatan
Politeknik Negeri Jember. Dalam kesempatan ini perkenankan kami
menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Komunikasi
Data dan Jaringan Komputer yang telah memberikan arahan dalam penyusunan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu masih terdapat banyak kekurangan
dan kekeliruan baik dari segi teknik penulisan maupun isi makalah. Oleh sebab itu
masih diperlukan kritik dan saran yang positif serta konstruktif sebagai
penyempurna makalah ini. Terlepas dari segala kekurangan yang ada, penulis
berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pribadi maupun para
pembaca.

Jember, 15 Oktober 2019

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan Umum..............................................................................................2
D. Tujuan Khusus .............................................................................................2
BAB II ISI .............................................................................................................3
A. Definisi Akreditasi ......................................................................................3
B. Dasar Hukum Akreditasi .............................................................................3
C. Lembaga Pelaksana Akreditasi di Indonesia ...............................................3
D. Tujuan Akreditasi ........................................................................................4
E. Manfaat Akreditasi ......................................................................................4
F. Sejarah Perkembangan Akreditasi di Indonesia ..........................................5
G. Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit ..........................................................5
BAB III PENUTUP ..............................................................................................9
Kesimpulan .........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan bagian penting dari sistem kesehatan. Rumah
sakit menyediakan pelayanan kuratif komplek, pelayanan gawat darurat, pusat
alih pengetahuan dan teknologi dan berfungsi sebagai pusat rujukan. Rumah
sakit harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan
pelanggan untuk meningkatkan kepuasan pemakai jasa. Dalam Undang- Undang
Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Pasal 29 huruf b menyebutkan
bahwa rumah sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit, kemudian pada Pasal 40 ayat (1)
disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali. Dari undang-
undang tersebut diatas akreditasi rumah sakit penting untuk dilakukan dengan
alasan agar mutu dan kualitas diintegrasikan dan dibudayakan ke dalam sistem
pelayanan di rumah sakit ( Depkes, 2009 ).
Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan
budaya kualitas di rumah sakit, sehingga senantiasa berusaha meningkatkan
mutu dan pelayanannya. Melalui proses akreditasi salah satu manfaatnya rumah
sakit dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa rumah sakit menitik
beratkan sasarannya pada keselamatan pasien dan mutu pelayanan.

iii
Standar akreditasi rumah sakit merupakan upaya Kementrian Kesehatan RI
dalam menyediakan suatu perangkat yang mendorong rumah sakit senantiasa
meningkatkan mutu dan keamanan pelayanan. Dengan demikian rumah sakit harus
menerapkan standar akreditasi rumah sakit, termasuk standar-standar lain yang
berlaku bagi rumah sakit sesuai dengan penjabaran dalam Standar Akreditasi
Rumah Sakit edisi 2011.
Untuk mengetahui lebih dalam lagi, dalam makalah ini akan kami jelaskan
mengenai akreditasi rumah sakit.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Akreditasi Rumah Sakit?
2. Bagaimana sejarah akreditasi di Rumah Sakit?

C. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
meningkatkan pemahaman mengenai Akreditasi Rumah Sakit.

D. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi Akreditasi Rumah Sakit;
2. Mengetahui sejarah perkembangan Akreditasi Rumah Sakit;
3. Mengetahui tujuan diselenggarakannya Akreditasi Rumah Sakit.
BAB 2
ISI

A. Definisi Akreditasi Rumah Sakit


1. Akreditasi
Adalah pengakuan oleh suatu jawatan tentang adanya wewenang
seseorang untuk melaksanakan atau menjalankan tugasnya (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
2. Rumah Sakit
Adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Depkes, 2017).
Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
3. Akreditasi Rumah Sakit
Adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada rumah
sakit karena telah memenuhi standar yang disyaratkan (Depkes, 2017).

B. Dasar Hukum Akreditasi


1. Permenkes No. 02 Tahun 2012 Tentang Kewajiban Melaksanakan
Akreditasi RS
2. Permenkes No. 34 Tahun 2017 Tentang Akreditasi Rumah Sakit

C. Lembaga Pelaksana Akreditasi di Indonesia


Adapun Lembaga Independen Pelaksana Akreditasi Rumah Sakit di
Indonesia antara lain :
1. Komisi Akreditasi RS (KARS)
2. Joint Commissions International (JCI) yang merupakan lembaga
pelaksana akreditasi yang berasal dari luar negeri
D. Tujuan Akreditasi
Adapun tujuan dari diselenggarakannya akreditasi di Rumah Sakit antara
lain (Depkes, 2017) :
1. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dan melindungi
keselamatan pasien Rumah Sakit;
2. Meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, sumber daya
manusia di Rumah Sakit dan Rumah Sakit sebagai institusi;
3. Mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan; dan
4. Meningkatkan profesionalisme Rumah Sakit Indonesia di mata
Internasional.

E. Manfaat akreditasi
Adapun beberapa manfaat sebagai bentuk dampak dari pelaksanaan
akreditasi rumah sakit, antara lain :
1. Manfaat untuk rumah sakit
a. Akreditasi menjadi forum komunikasi dan konsultasi antara rumah
sakit dengan lembaga akreditasi yang akan memberikan saran
perbaikan untuk peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
b. Melalui self evaluation, rumah sakit dapat mengetahui pelayanan
yang berada di bawah standar atau perlu ditingkatkan
c. Penting untuk penerimaan tenaga
d. Menjadi alat untuk negosiasi dengan perusahaan asuransi kesehatan
e. Alat untuk memasarkan (marketing) pada masyarakat
f. Suatu saat pemerintah akan mensyaratkan akreditasi sebagai kriteria
untuk memberi ijin rumah sakit yang menjadi tempat pendidikan
tenaga medis/ keperawatan
g. Meningkatkan citra dan kepercayaan pada rumah sakit
2. Manfaat untuk masyarakat
a. Masyarakat dapat memilih rumah sakit yang baik pelayanannya
b. Masyarakat akan merasa lebih aman mendapat pelayanan di rumah
sakit yang sudah diakreditasi
3. Manfaat untuk karyawan
a. Merasa aman karena sarana dan prasarana sesuai standar
b. Self assessment menambah kesadaran akan pentingnya pemenuhan
standar dan peningkatan mutu.

F. Sejarah perkembangan akreditasi


Akreditasi yang dilaksanakan di rumah sakit telah mengalami beberapa
perkembangan diantaranya :
1. Tahun 1995 akreditasi dimulai oleh DEPKES dengan menggunakan
standar ACHS (Australia) dan telah direvisi 3 kali (terakhir revisi 2007)
2. Tahun 2010 mempersiapkan perubahan standar dengan bekerjasama
dengan Joint Comissions International (JCI)
3. Tahun 2012 mulai digunakan standar versi baru (4 kelompok standar
yakni standar berfokus Pada pasien, standar manajemen rumah sakit,
kelompok sasaran keselamatan pasien, dan kelompok sasaran MDG’s)
4. Tahun 2013 Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) mengubah bentuk
organisasi menjadi perkumpulan
5. Tahun 2014 KARS di akreditasi oleh ISQUA (The International Society
for Quality in Health Care), badan akreditasi internasional
6. Tahun 2018 ditetapkan standar akreditasi yang baru yaitu SNARS
edisi1

G. Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit


Tahap pelaksanaan akreditasi di Rumah Sakit berdasarkan Permenkes No.
34 Tahun 2017 Tentang Akreditasi Rumah Sakit :
1. Setiap Rumah Sakit wajib terakreditasi
2. Akreditasi diselenggarakan secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga)
tahun.
3. Akreditasi dilakukan oleh Rumah Sakit paling lama setelah beroperasi 2
(dua) tahun sejak memperoleh izin operasional untuk pertama kali.
4. Akreditasi dilaksanakan oleh lembaga independen penyelenggara
Akreditasi yang berasal dari dalam atau luar negeri dan harus telah
terakreditasi oleh lembaga International Society for Quality in Health
Care (ISQua)
5. Lembaga independen penyelenggara Akreditasi berkewajiban:
a. Melaksanakan Akreditasi berdasarkan Standar Akreditasi masing-
masing;
b. Menyusun tata laksana penyelenggaraan Akreditasi.
6. Rumah Sakit harus melakukan perpanjangan Akreditasi sebelum masa
berlaku status Akreditasinya berakhir
7. Untuk mendapatkan status Akreditasi baru direktur atau kepala Rumah
sakit harus mengajukan perpanjangan Akreditasi kepada lembaga
independen penyelenggara Akreditasi.
8. Penyelenggaraan Akreditasi meliputi kegiatan:
a. Persiapan Akreditasi;
Persiapan Akreditasi dilakukan oleh Rumah Sakit yang akan
menjalani proses Akreditasi, meliputi kegiatan:
a.1. Penilaian mandiri (self assesment);
 Self assesment bertujuan untuk mengukur kesiapan dan
kemampuan Rumah Sakit untuk pemenuhan Standar
Akreditasi dalam rangka survei Akreditasi
 Dilakukan dengan menggunakan instrument Akreditasi
(merupakan alat ukur yang dipakai oleh lembaga independen
penyelenggara Akreditasi untuk menilai Rumah Sakit dalam
memenuhi Standar Akreditasi)
a.2. Workshop;
Workshop diselenggarakan untuk menunjang pemenuhan
Standar Akreditasi Rumah Sakit.
a.3. Bimbingan Akreditasi.
 Bimbingan akreditasi merupakan proses pembinaan terhadap
Rumah Sakit untuk meningkatkan kinerja dalam
mempersiapkan survei Akreditasi.
 Bimbingan Akreditasi dapat diberikan oleh lembaga
independen penyelenggara Akreditasi dan/atau oleh tenaga
pembimbing.
 Tenaga pembimbing akreditasi dapat berasal dari
Kementerian Kesehatan dan/atau Rumah Sakit yang telah
lulus Akreditasi.
 Tenaga pembimbing akreditasi memberikan bimbingan
Akreditasi berupa pendampingan.
b. Pelaksanaan Akreditasi;
Pelaksanaan Akreditasi dilakukan oleh lembaga independen
penyelenggara Akreditasi, meliputi kegiatan:
 Survei akreditasi;
Survei Akreditasi merupakan penilaian untuk mengukur
pencapaian dan cara penerapan Standar Akreditasi.
Survei Akreditasi dilakukan oleh surveior dari lembaga
independen penyelenggara Akreditasi sesuai dengan Standar
Akreditasinya.
Surveior harus memberikan rekomendasi kepada lembaga
independen penyelenggara Akreditasi terhadap Rumah Sakit
yang dinilainya.
Rekomendasi yang diberikan oleh surveior berupa
rekomendasi Akreditasi dan/atau rekomendasi perbaikan dan
harus dilakukan oleh Rumah Sakit untuk pemenuhan Standar
Akreditasi.
 Penetapan status akreditasi.
Penetapan status Akreditasi dilakukan oleh lembaga
independen penyelenggara Akreditasi berdasarkan rekomendasi
Akreditasi dari surveior
c. Pascaakreditasi.
Kegiatan pascaakreditasi dilakukan dalam bentuk survei
verifikasi
Survei verifikasi bertujuan untuk mempertahankan dan/atau
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan
rekomendasi dari surveior.
Survei verifikasi hanya dilakukan oleh lembaga independen
penyelenggara Akreditasi yang telah melakukan penetapan status
Akreditasi terhadap Rumah Sakit.
Dalam hal Rumah Sakit telah mendapatkan penetapan status
akreditasi, namun pada saat survei verifikasi tidak dapat
mempertahankan dan/atau meningkatkan mutu pelayanan sesuai
dengan rekomendasi surveior, lembaga Independen Penyelenggara
Akreditasi yang melakukan penetapan status Akreditasi dapat
melakukan pencabutan Penetapan Status Akreditasinya
Rumah Sakit yang telah memiliki status Akreditasi dan/atau
lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang melakukan
akreditasi harus melaporkan status Akreditasi Rumah Sakit kepada
Menteri
Rumah Sakit dapat mencantumkan kata “terakreditasi” di bawah
atau di belakang nama Rumah Sakitnya dengan huruf lebih kecil dan
mencantumkan nama lembaga independen penyelenggara Akreditasi
yang melakukan Akreditasi, serta masa berlaku status Akreditasinya.
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
1. Berdasarkan Permenkes No. 02 Tahun 2012 Tentang Kewajiban
Melaksanakan Akreditasi RS, maka tiap-tiap rumah sakit diwajibkan untuk
melaksanakan kegiatan akreditasi
2. Adapun tujuan dari dilaksanakannya akreditasi rumah sakit adalah untuk
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dan melindungi
keselamatan pasien Rumah Sakit
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes RI No. 02 Tahun 2012 Tentang Kewajiban Melaksanakan Akreditasi


RS
Permenkes RI No. 34 Tahun 2017 Tentang Kareditasi Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai