Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL (PPN)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I

Dosen Pengampu : Ns. Nelly Febriani, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh :

Chalvin Aprianto 1610711041

Selvy Juwita Sari 1610711042

Ester Ronauli 1610711045

Januarita Akhrina 1610711057

Tessya Deant Eka P 1610711070

Hannisa Rizki R 1610711079

Hanifah Eka 1610711087

Agatta Surya W 1610711088

Idham Topik Y 1610711090

Ananda Oktaviani 1610711091

Rifda Rianti 1610711094

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

TAHUN 2017
A. Asuhan Keperawatan Post Partum Normal (PPN) 4 Jam Setelah Kelahiran Plasenta

B. Asuhan Keperawatan Post Partum Normal (PPN) 4 Jam – 3 Hari PP


Kasus :
Ibu nifas usia 24 tahun G1P1A0, tadi subuh melahirkan anak lelaki, BB 3000 gr, PB
51cm. Ibu mengeluh nyeri episiotomy, asi belum keluar, payudara terasa penuh. Hasil
pemeriksaan TFU sejajar pusat, TD: 120/70 mmHg, N 86x/menit, S 37,3 derajat
Celcius, lokea rubra. Ibu mengatakan belum tau cara menyusui dengan benar dan
merasa cemas bila perutnya tidak langsing kembali.
1. Pengkajian
Suatu pengkajian fisik lengkap termasuk pengukuran TTV, dilakukan pada saat
masuk ke unit pascapartum. Hal penting lain yang juga diperoleh saat ibu diterima
dalam unit pasca partum ialah laporan yang komprehensif tentang peristiwa yang
terjadi selama periode intrapartum

2 jam – 24 jam 25 jam- 48 jam 49 jam-72 jam


Pengkajian
Hari pertama Hari kedua Hari ketiga

Suhu 36,2-38 derajat celcius 36-37,2 derajat celcius 36-37,2 derajat celcius

Bisa menetap atau Bradikardia dan bisa


Bradikardia 50 –
Nadi kembali ke nilai menetap atau kembali
70x/menit
normal normal

TD 120/80 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg


Sering lelah, gerak Sangat ingin pulang,
Energi Senang, letih, eufora
lambat energi normal

1 cm dibawah 2 cm dibawah
Rahim Setinggi umbilikus
umbilikus umbilikus

Rubra, moderat, sedikit Rubra sampai serosa,


bekuan, jika tercium bau moderat, bau tetap Rubra sampai serosa,
Lokea
seperti cairan menstruasi seperti daging atau sedikit, bau tetap sama
normal tidak ada bau

Edema, bersih, sembuh, Edema sedikit atau


Edema berkurang,
Perineum utuh, tepi episiotomy hilang, bersih,
bersih, menyembuh
menutup menyembuh

Edema pretibial atau Edema minimal atau


Edema berkurang,
Tungkai telapak kaki, tanda hilanng, tanda homan
tanda homan negative
homan negatif tidak ada

Vaskularisasi
meningkat dan mlai
Tetap lunak jika Mulai terasa lebih membengkak, terasa
Payudara dipalapasi, kolostrum padat, kadang-kadang padat dan lebih hangat
dapat dikeluarkan terasa besar saat disentuh, susu
diharapkan keluar dua
sampai empat hari PP

Bervariasi, nafsu
Sangat baik, dapat minta Biasanya tetap sangat makan dapat kembali
Nafsu Makan
tambah, makanan ringan baik normal atau berkurang
(terutaa jika konstipasi

Eliminasi :
Jumlah dalam 24 jam
Berkemih Mencapai 3000 ml Banyak
menurun

Biasanya tidak, Biasanya tidak,


Biasanya melakukan
Defekasi menggunakan pelunak menggunakan pelunak
defekasi
tinja tinja

Kemungkinan sakit
Rasa sakit yang
Sakit otot, didaerah kepala, didaerah
menyeluruh, didaerah
Rasa Tidak Nyaman perineum, episiotomy, perineum : biasanya
perineum, hemoroid,
hemoroid berkurang, payudara,
nyeri pasca melahirkan
putting
2. Data Fokus

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

Klien mengatakan : 1. G1P1A0


1. Nyeri episiotomy
2. Melahiran anak laki-laki
2. Skala nyeri 3 dengan BB 3000 gr, PB 51
cm
3. Asi belum keluar
3. TFU sejajar pusat
4. Payudara terasa penuh
4. TTV :
5. Belum mengetahui cara
menyusui yang benar dan a. TD : 120/70 mmHg
merasa cemas bila perut b. N : 86 x/menit
tidak langsing kembali c. S: 37,3 derajat C
5. Lokea Rubra
6. Terdapat luka episiotomy

7. Payudara terlihat bengkak


dan saat dipalpasi terasa
padat atau keras
3. Analisa Data

DS DO MASALAH ETILOGI DIAGNOSA

Klien mengatakan: 1. Terdapat luka Nyeri Luka Nyeri


1. Nyeri episiotomy episiotomy episiotomi dan berhubungan
2. Payudara terasa penuh 2. Payudara pembengkakan dengan luka
terlihat bengkak payudara episiotomi dan
dan saat pembengkakan
dipalpasi terasa payudara
padat atau keras

Klien mengatakan : Payudara terlihat bengkak Resiko Pengetahuan Resiko tinggi


1. Asi belum keluar dan saat dipalpasi terasa tinggi yang tidak menyusui
2. Payudara terasa padat atau keras menyusui cukup tentang tidak efektif
penuh tidak efektif refleks bayi berhubungan
3. Belum tau cara dan teknik dengan
menyusui yang menyusui pengetahuan
benar yang tidak
cukup tentang
refleks bayi
dan teknik
menyusui

Klien mengatakan nyeri 1. Terdapat luka episiotomy Resiko Trauma jalan Resiko tinggi
episiotomy 2. Lokea Rubra tinggi lahir infeksi
terhadap berhubungan
infeksi dengan trauma
jalan lahir
4. Diagnosa
a. Diagnosa teori:

1) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir


2) Konstipasi atau retensi urine berhubungan dengan nyeri setelah
melahirkan, trauma jalan lahir pada jaringan
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan pada
periode pasca partum, proses persalinan yang lama
4) Nyeri berhubungan dengan involusi Rahim, trauma pada perineum,
pembengkakan payudara, episiotomy, hemoroid
5) Resiko tinggi cidera berhubungan dengan pendarahan PP, efek efek
anastesi

6) Devisit pengetahuan berhubungan dengan

7) Resiko tinggi menyusui tidak efektif berhubungan dengan


pengetahuan yang tidak cukup tentang refleks bayi dan teknik
menyusui
b. Diagnosa kasus:
1) Nyeri berhubungan dengan luka episiotomi dan pembengkakan
payudara
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir
3) Resiko tinggi menyusui tidak efektif berhubungan dengan
pengetahuan yang tidak cukup tentang refleks bayi dan teknik
menyusui
5. Intervensi

NO. TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


DIAGNOSA HASIL

1. Setelah dilakukan tindakan Mandiri 1. Menilai


keperawatan selama 3x24 jam, perkembangan
rasa nyeri dapat teratasi yang 1. Kaji nyeri nyeri
ditandai dengan : menggunakan
PQRST 2. Memantau
a. Skala nyeri 0-1 penyembuhan
2. Inspeksi perbaikan luka jahitan
b. Klien dapat mengungkapkan perineum dan didaerah
berkurangnya episiotomi. perineum
ketidaknyamanan: Perhatikan edema,
ekimosis, nyeri 3. Mengurangi
-ibu dapat kooperatif tekan local, nyeri panas,
eksudat purulen, meningkatkan
-ibu dapat tidur dengan
atau kehilangan sirkulasi, dingn
nyenyak
perlekatan jaringan mengurangi
-wajah tidak meringis edema
3. Berikan kompres
c. TTV dalam rentang dingin atau panas 4. Mengurangi
normal,yaitu: pada perineum, tekanan pada
khusus nya selama daerah tersebut
TD: 120/80 mmHg 24 jam pertama
setelah kelahiran.
RR: 16-24 x/menit
4. Anjurkan dan
N: 60-100x/menit
pantau duduk
dengan otot gluteal
terkontraksi diatas
perbaikan
episiotomy dan
anjurkan pula ibu
berbaring pada
salah satu sisinya
dan menggunakan
bantal saat duduk.
NO. TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
DIAGNOSA KRITERIA
HASIL

1. 5. Bersihkan dan demonstrasikan cara 5. Mencegah kontaminasi


membersihkan perineum, usap dengan dan infeksi yang dapat
cara yang benar, mengganti dan menimbulkan nyeri
meletakkan pembalut dengan benar
6. Pada masa postpartum
6. Inspeksi dan palpasi payudara dan sampai hari ketiga payudara
jaringan putting; jika adanya pembesaran semakin membesar dan terasa
dan/atau puting pecah – pecah. lebih padat

7. Ajurkan untuk mengunakan bra 7. Bra penyongkong mampu


penyokong menampung payudara yang
semakin membesar
8. Lakukan dan demonstrasikan kompres
es atau panas pada payudara 8. Mengurangi rasa nyeri
pada payudara
Kolaborasi
Kolaborasi :
Beri obat salep pada luka perineum
Untuk mengurangi rasa nyeri
NO. TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
DIAGNOSA KRITERIA HASIL

2. Tujuan : Setelah Mandiri 1. Infeksi dapat dikenali


dilakukan tindakan dengan tanda-tanda
keperawatan selama 3x24 1. Monitor adanya tanda seperti rubor, tumor,
dan gejala infeksi kalor, dan fungiolasea
jam, diharapkan infeksi
(rubor, tumor, kalor,
tidak terjadi. 2. Mencegah perineum
fungiolasea)
terinfeksi
Kriteria hasil : 2. Jaga agar perineum
tetap kering 3. Mencegah perineum
1. Menunjukan luka terinfeksi
yang bebas dari 3. Bersihkan area
drainase purulen perineum secara teratur 4. Mencegah infeksi
dan bebas dari dan benar (bersihkan perineum
infeksi perineum dari arah 5. Mencegah terjadinya
uretra ke anus) infeksi silang
2. Tidak febris, suhu
dalam rentang 4. Anjurkan dan pantau
normal (36,5 klien mandi setiap hari
derajat Celcius – ganti pembalut perineal
37,5 derajat sedikitnya setiap 4 jam
celcius) dari depan ke belakang.
3. Luka menutup 5. Anjurkan, pantau dan
gunakan tehnik
mencuci tangan cermat
dan pembuangan
pembalut yang kotor,
pembalut perineal dan
linen terkontaminasi
dengan tepat.
NO. TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
DIAGNOSA KRITERIA HASIL

3. Setelah dilakukan 1. Jelaskan dan 1. Memberikan


tindakan keperawatan demonstrasikan reflex pengetahuan sehingga
2x24 jam, ibu dapat rooting reflex-reflex bayi baru
memberikan ASI untuk lahir dapat digunakan
2. Minta ibu mengambil
bayi ditandai dengan : dengan efektif
posisi yang nyaman
2. Memberi dukungan
1. Dapat 3. Bantu ibu dalam
sewaktu ibu belajar
mengaplikasikan mengatur posisi bayi
melakukannya
teknik menyusui sehingga wajah, dada,
dan lututnya menghadap 3. Memberi dukungan
2. Asi dapat keluar
ibunya sewaktu ibu belajar
3. Pengetahuan ibu melakukannya
4. Arahkan ibu untuk
seputar
mendekatkan bayi ke
menyusui
payudara, mengompres
bertambah
payudaranya dengan ibu
ditandai dengan
jari diatas dan jari yang
ibu dapat
lain dibawah areola,
mengatakan
menyentuh pipinya dan
pemahamannya
sudut luar bibirnya, dan
tentang reflex
dengan perlahan
bayi baru lahir,
memasukkan putting dan
misalnya
jaringan areolanya
rooting.
kedalam mulut bayi dan
diatas lidahnya.
5. Jelaskan, demonstrasikan
dan awasi ibu melakukan
a. Menciptakan ruang untuk
bernapas dengan
mengangkat panggul bayi
b. Melepas bayi dari
payudara
c. Membuat bayi
bersendawa
d. Merawat payudara
e. Membaringkan bayi pada
sisi kanannya setelah
diberi makan.

6. Implementasi
a. Hari pertama

No. TANGGAL IMPLEMENTASI


Diagnosa IMPLEMENTASI

1 19 September 2017 1. Mengkaji nyeri menggunakan PQRST


Hasil :

P: nyeri datang ketika ibu duduk tegak

Q: nyeri terasa seperti perih

R: nyeri pada daerah perineum

S: skala nyeri 3

T: nyeri datang saat ibu duduk tegak

2. Menginspeksi perbaikan perineum dan episiotomi.


Perhatikan edema, ekimosis, nyeri tekan local, eksudat
purulen, atau kehilangan perlekatan jaringan.
Hasil:

Terdapat edema di perineum, tampak bersih dan tepi episiotomy


menutup

3. Memberikan kompres dingin atau panas pada perineum


Hasil:

Ibu mengatakan bahwa luka jahitannya terasa lebih nyaman

4. Menganjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas


perbaikan episiotomy dan anjurkan pula ibu berbaring pada
salah satu sisinya dan menggunakan bantal saat duduk.
Hasil:

Ibu merasa lebih nyaman

5. Membersihkan perineum, usap dengan cara yang benar,


mengganti dan meletakkan pembalut dengan benar
Hasil:

Ibu merasa perineumnya menjadi lebih baik

6. Menginspeksi dan menpalpasi payudara dan jaringan putting;


jika adanya pembesaran dan/atau puting pecah – pecah.
Hasil:

Terlihat kolostrum yang keluar dari putting dan teraba keras jika
dipalpasi

7. Menganjurkan untuk mengunakan bra penyokong


Hasil:

Ibu dapat kooperatif dan akan membelinya

8. Melakukan kompres es atau panas pada payudara


Hasil:

Ibu mengatakan nyeri pada payudara dapat berkurang

Kolaborasi :

1. Memberikan obat salep pada luka perineum


Hasil :

Luka episiotomy dapat cepat sembuh

2 19 September 2017 1. Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi (rubor, tumor,
kalor, fungiolasea)
Hasil:

Tidak terlihat tanda – tanda infeksi pada perinium

2. Menjaga agar perineum tetap kering


Hasil:

Luka episiotomy dapat cepat sembuh

3. Membersihkan area perineum secara teratur dan benar


(bersihkan perineum dari arah uretra ke anus)
Hasil:
Dapat terhindar dari infeksi

4. Menganjurkan klien mandi setiap hari ganti pembalut


perineal sedikitnya setiap 4 jam dari depan ke belakang.
Hasil:

Ibu mengerti dan akan melakukan mandi setiap hari dan ganti
pembalut setiap 4 jam sekali

5. Menganjurkan dan menggunakan teknik mencuci tangan cermat


dan pembuangan pembalut yang kotor, pembalut perineal dan linen
terkontaminasi dengan tepat.

Hasil:

Ibu dapat melakukan kembali teknik mencuci tangan yang telah


dianjurkan, dapat membuang pembalut yang kotor, pembalut
perineal dan linen yang terkontaminasi dengan tepat

b. Hari kedua

No. TANGGAL IMPLEMENTASI


Diagnosa IMPLEMENTASI

1 20 September 2017 1. Mengkaji nyeri menggunakan PQRST


Hasil :

P: nyeri datang ketika ibu duduk tegak

Q: nyeri tumpul

R: nyeri pada daerah perineum

S: skala nyeri 2

T: nyeri datang saat ibu duduk tegak

2. Menginspeksi perbaikan perineum dan episiotomi. Perhatikan


edema, ekimosis, nyeri tekan local, eksudat purulen, atau
kehilangan perlekatan jaringan.
Hasil:

Edema berkurang, tampak bersih dan luka episiotomy mulai


sembuh
3. Memberikan kompres dingin atau panas pada perineum
Hasil:

Ibu mengatakan bahwa luka jahitannya terasa lebih nyaman

4. Menganjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas


perbaikan episiotomy dan anjurkan pula ibu berbaring pada
salah satu sisinya dan menggunakan bantal saat duduk.
Hasil:

Ibu merasa lebih nyaman

5. Mendemonstrasikan cara membersihkan perineum, usap dengan


cara yang benar, mengganti dan meletakkan pembalut dengan
benar
Hasil:

Ibu dapat kooperatif dan akan melakukan nya secara mandiri

6. Menginspeksi dan menpalpasi payudara dan jaringan putting;


jika adanya pembesaran dan/atau puting pecah – pecah.
Hasil:

Terlihat kolostrum yang keluar dari putting dan teraba keras dan
padat jika dipalpasi

7. Pantau ibu mengunakan bra penyokong


Hasil:

Ibu sudah menggunakan bra penyokong

8. Demonstrasikan kompres es atau panas pada payudara


Hasil:

Ibu dapat mengerti dan akan melakukan nya mandiri

Kolaborasi :

1. Memberikan obat salep pada luka perineum

Hasil :

Luka episiotomy mulai sembuh


2 20 September 2017 1. Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi (rubor, tumor,
kalor, fungiolasea)
Hasil:

Tidak terlihat tanda – tanda infeksi pada perinium

2. Menjaga agar perineum tetap kering


Hasil:

Luka episiotomy mulai sembuh

3. Membersihkan area perineum secara teratur dan benar


(bersihkan perineum dari arah uretra ke anus)
Hasil:

Tidak ada infeksi

4. Memantau klien mandi setiap hari ganti pembalut perineal


sedikitnya setiap 4 jam dari depan ke belakang.
Hasil:

Ibu dapat melakukan mandi setiap hari dan ganti pembalut


setiap 4 jam sekali

5. Memantau teknik mencuci tangan cermat dan pembuangan


pembalut yang kotor, pembalut perineal dan linen terkontaminasi
dengan tepat.

Hasil:

Ibu melakukan teknik mencuci tangan yang cermat, membuang


pembalut yang kotor, pembalut perineal dan linen yang
terkontaminasi dengan tepat
3 20 September 1. Menjelaskan dan mendemonstrasikan reflex rooting
2017
Hasil:

Ibu dapat memahami dan mengulangi kembali demonstrasi


reflex rooting

2. Meminta ibu mengambil posisi yang nyaman


Hasil:

Ibu sudah berada di posisi nyaman

3. Membantu ibu dalam mengatur posisi bayi sehingga wajah,


dada, dan lututnya menghadap ibunya
Hasil:

Posisi bayi sudah menghadap ibunya

4. Mengarahkan ibu untuk mendekatkan bayi ke payudara,


mengompres payudaranya dengan ibu jari diatas dan jari
yang lain dibawah areola, menyentuh pipinya dan sudut
luar bibirnya, dan dengan perlahan memasukkan putting
dan jaringan areolanya kedalam mulut bayi dan diatas
lidahnya.
Hasil:

Bayi dapat menyusu dengan baik dan ASI keluar

5. Menjelaskan, demonstrasikan dan awasi ibu melakukan:


a. Menciptakan ruang untuk bernapas dengan mengangkat
panggul bayi
Hasil :

Bayi dapat bernafas dengan baik

b. Melepas bayi dari payudara dengan cara yang benar


Hasil:

Putting ibu tidak lecet

c. Membuat bayi bersendawa


Hasil:

Bayi dapat bersendawa


d. Merawat payudara
Hasil:

Payudara terlihat tidak bengkak dan tidak ada infeksi

e. Membaringkan bayi pada sisi kanannya setelah diberi makan.


Hasil:

Bayi tidak gumoh

c. Hari ketiga
No. TANGGAL IMPLEMENTASI
Diagnosa IMPLEMENTASI

1 21 September 2017 1. Mengkaji nyeri menggunakan PQRST


Hasil :
P: nyeri datang karena pemulihan luka
episiotomy
Q: nyeri terasa seperti gatal atau nyut-
nyutan
R: nyeri pada daerah perineum
S: skala nyeri 0-1
T: nyeri datang sesekali
2. Menginspeksi perbaikan perineum dan
episiotomi. Perhatikan edema, ekimosis,
nyeri tekan local, eksudat purulen, atau
kehilangan perlekatan jaringan.
Hasil:
Edema hilang, tampak bersih dan luka
episiotomy sembuh
3. Menganjurkan duduk dengan otot gluteal
terkontraksi diatas perbaikan episiotomy
Hasil:
Ibu merasa lebih nyaman
4. Memantau cara membersihkan perineum,
usap dengan cara yang benar, mengganti
dan meletakkan pembalut dengan benar
Hasil:
Ibu melakukan nya secara mandiri
5. Menginspeksi dan menpalpasi payudara
dan jaringan putting
Hasil:
Terlihat ASI yang keluar dari putting dan
teraba keras dan padat jika dipalpasi
6. Memantau ibu mengunakan bra
penyokong
Hasil:
Ibu sudah menggunakan bra penyokong
7. Memantau ibu mengompres es atau air
hangat pada payudara
Hasil:
Ibu melakukan nya mandiri

2. 21 September 2017 1. Memonitor adanya tanda dan gejala


infeksi (rubor, tumor, kalor,
fungiolasea)
Hasil:
Tidak terlihat tanda – tanda infeksi
pada perinium
2. Menjaga agar perineum tetap kering
Hasil:
Luka episiotomy sembuh
3. Memantau ibu membersihkan area
perineum secara teratur dan benar
(bersihkan perineum dari arah uretra
ke anus)
Hasil:
Ibu melakukannya secara mandiri
4. Memantau klien mandi setiap hari ganti
pembalut perineal sedikitnya setiap 4
jam dari depan ke belakang.
Hasil:
Ibu dapat melakukan mandi setiap hari
dan ganti pembalut setiap 4 jam sekali
5. Memantau teknik mencuci tangan
cermat dan pembuangan pembalut
yang kotor, pembalut perineal dan linen
terkontaminasi dengan tepat.
Hasil:
Ibu melakukan teknik mencuci tangan
yang cermat, membuang pembalut
yang kotor, pembalut perineal dan linen
yang terkontaminasi dengan tepat

3 21 September 2017 1. Memantau ibu melakukan reflex


rooting
Hasil:
Ibu dapat melakukan reflex rooting
2. Membantu ibu dalam mengatur posisi
bayi sehingga wajah, dada, dan
lututnya menghadap ibunya
Hasil:
Posisi bayi sudah menghadap ibunya
3. Mengarahkan ibu untuk mendekatkan
bayi ke payudara, mengompres
payudaranya dengan ibu jari diatas dan
jari yang lain dibawah areola,
menyentuh pipinya dan sudut luar
bibirnya, dan dengan perlahan
memasukkan putting dan jaringan
areolanya kedalam mulut bayi dan
diatas lidahnya.
Hasil:
Bayi dapat menyusu dengan baik dan
ASI keluar
4. Mengawasi ibu melakukan:
a. Menciptakan ruang untuk bernapas
dengan mengangkat panggul bayi
Hasil :
Bayi dapat bernafas dengan baik
b. Melepas bayi dari payudara dengan
cara yang benar
Hasil:
Putting ibu tidak lecet
c. Membuat bayi bersendawa
Hasil:
Bayi dapat bersendawa
d. Merawat payudara
Hasil:
Ibu dapat melakukannya mandiri
e. Membaringkan bayi pada sisi kanannya
setelah diberi makan.
Hasil:
Bayi tidak gumoh

d. Evaluasi
No. Diagnosa Evaluasi

1 S: Klien mengatakan nyeri sudah berkurang


O: Klien terlihat lebih rileks sudah tidak meringis lagi
sudah tidak menahan sakit lagi
Skala nyeri 1
A: Nyeri berkurang yang ditandai dengan menurunnya intensitas nyeri
P: Intervensi dilanjutkan sampai ibu pulang kerumah:
-Berikan kompres dingin atau panas pada perineum, khusus nya selama 24 jam
pertama setelah kelahiran.
-Duduk dengan otot gluteal diatas perbaikan episiotomy dan anjurkan pula ibu
berbaring pada salah satu sisinya dan menggunakan bantal saat duduk.
-Bersihkan perineum, usap dengan cara yang benar, mengganti dan meletakkan
pembalut dengan benar
-Gunakan bra penyokong
-Kompres es atau panas pada payudara
2 S: -
O: Tidak terlihat tanda - tanda infeksi
A: Resiko Infeksi tidak terjadi
P: Intervensi dihentikan

3 S: Klien mengatakan sudah bisa melakukan perawatan payudara dan menyusui


O: Klien terlihat melakukan perawatan payudara dan menyusui bayi dengan
benar
A: Pengetahuan ibu bertambah mengenai cara menyusui bayi dan merawat
payudara
P: Intervensi dihentikan
C. Asuhan Keperawatan Post Partum Normal (PPN) 24 Jam Setelah Pulang
1. Analisa Data

data etiologi Masalah

1. Ds: Pola tidak - Gangguan pola tidur normal


menyehatkan (mis.
Ibu mengatakan
Karena tanggung
:
jawab menjadi
- sering pengasuh, menjadi
terbangun di orang tua, pasangan
malam hari tertidur)

- Mudah lelah
- Tidur hanya 4
jam
- Merasa
menjadi lebih
sensitiv
Do: - mata terlihat
sayu dan agak sedikit
kemerahan

- tidak fokus

- terlihat lemas
2. Ds : - Defisiensi - Ketidakmampuan menjadi
pengetahuan tentang orang tua
ibu mengatakan
keterampilan menjadi
:
orang tua
- ini pertama kalinya
merawat bayi

Do :

- G1P1A0 (kehamilan
1 anak pertama)

diagnosa tujuan Kriteria hasil

Gangguan pola tidur Setelah dilakukannya - DitandIbu mengatakan


normal tindakan keperawatan sudah dapat tidur 6-8 jam
selama 2 x 24 jam - Tidak terlihat lemas
diharapkanibu dapat
tidur lebih baik - Kulit tampak segar
- Tidak ditemui lagi mata
kemerahan
Ketidakmampuan Setelah dilakukannya Ditandai dengan
menjadi orang tua tindakan keperawatan
ibu dapat melakukan :
selama 2 x 24 jam
diharapkan ibu - Memegang bayi dengan
mengerti tentang cara tepat
perawatan pada bayi - Memposisikan bayi dengan
tepat
- Mengerti cara membedong
- Mengerti cara memandikan
bayi
- Mengerti cara memakaikan
popok
- Melakukan isyarat
komunikasi bayi

2. Intervensi

intervensi Rasional

- Ajarkan ibu teknik relaksasi - Dengan diajarkan nya teknik relaksasi


diharapkan stress yang di derita ibu
- Anjurkan klien untuk pantau
bisa sedikit berkurang
pola tidur
- Dengan dianjurkan nya pantauan pola
tidur diharapkan ibu bisa mempelajari
kapanadan apa penyebab ibu bisa
tidur
- Berikan bimbingn antisipatif - Dengan diajarkannya keterampilan
mengenai perubahan dan orangtua dalam merawat bayi di harapkan
perkembangan selama tahun ibu bisa mengetahui situasi tumbuh dan
pertama kehidupan kembang anak, dapat memakaikan popok,
- Ajarkan orangtua keterampilan dapat mengenali arti dibalik komunikasi si
dalam merawat bayi yang baru buah hati
lahir
- Barikan bimbingan antisipasif
mengenai perubahan pada
eliminasi selama setahun
pertama
- Motivasi orangtua untuk
memegang,memeluk,memijat,
dan menyentuh bayi
- Bantu orangtua dalam
menafsirkan isyarat bayi,
isyarat non verbal, menangis,
vokalisasi
- Berikan informasi karakteristik
bayi baru lahir

3. Implementasi

implementasi evaluasi

- Mengajarkan ibu teknik relaksasi S:


- Menganjurkan klien untuk pantau - Pasien sudah mulai mengenali pola
pola tidur tidurnya

- Paien mengatakan sudah mengalami


peningkatan jam tidyr menjadi 6 jam

O:

- Pasien terlihat lebih segar dengan tidak


ditemui mata merah

- Pasien terlihat lebih fokus


A:

Tujuan sudah mulai terpenuhi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi 1

- Memberikan bimbingn antisipatif S:


mengenai perubahan dan
perkembangan selama tahun - Pasien mengatakan sudah mulai
pertama kehidupan bisa memasangkan popol bayi

- Mengajarkan orangtua - Pasien mengatakan sudah mulai


keterampilan dalam merawat bayi mengerti komunikasi non verbal
yang baru lahir dari bayi

- Memberikan bimbingan antisipasif - Pasien sudah mulai bisa merawat


mengenai perubahan pada bayi nya, seperti pola bayi kapan
eliminasi selama setahun pertama akan lapar dan teridur

- Memotivasi orangtua untuk O:


memegang,memeluk,memijat,dan
- pasien terlihat lebih relax
menyentuh bayi
- Pasien terlihat tidak terlalu cemas
- Membantu orangtua dalam
seperti awal kedatangan
menafsirkan isyarat bayi, isyarat
non verbal, menangis, vokalisasi A:

- Memberikan informasi Tujuan sududah mulai terpenuhi sebagian


karakteristik bayi baru lahir
P;

Lanjutkan semua intervensi

D. Asuhan Keperawatan Post Partum Normal (PPN) 1 Minggu Setelah Pulang


E. Asuhan Keperawatan Post Partum Normal (PPN) 4 – 6 Minggu Setelah Pulang
1. Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


- Pasien mengatakan sudah bisa - Pasien terlihat sedang menyusui
menyusui bayinya
- Pasien mengatakan sudah tidak - Payudara terlihat lebih padat
merasakan nyeri pada jalan lahir - Pasien terlihat mudah melakukan
- Pasien mengatakan masih takut untuk aktifitas
membersihkan bagian genetalia - Terlihat lingkaran hitam pada mata
- Pasien mengatakan kurang tidur - TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 86 x/m
S : 36 °C

2. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


1. DS : Meningkatkan -
- Pasien mengatakan sudah bisa manajemen
menyusui menyusui
DO :
- Pasien terlihat sedang
menyusui bayinya
- Payudara terlihat lebih padat

2. DS : Meningkatkan -
- Pasien mengatakan sudah manajemen
tidak merasakan nyeri pada kebersihan diri
jalan lahir
- Pasien mengatakan masih
takut untuk membersihkan
bagian genetalia
DO :
- Pasien terlihat mudah
melakukan aktifitas

3. DS : Meningkatkan -
- Pasien mengatakan kurang manajemen tidur
tidur

DO :
- Terlihat lingkaran hitam pada
mata
- TTV : TD : 110/70 mmHg

3.Diagnosa

No Diagnose Keperawatan Tanggal Tanggal Paraf & Nama


(P&E) Ditemukan Teratasi Jelas
1. Meningkatkan manajemen 18 / 9 / 2017
menyusui
2. Meningkatkan manajemen 18 / 9 / 2017
kebersihan diri
3. Meningkatkan manajemen 18 / 9 / 2017
tidur

4. Intervensi Keperawatan

Tanggal No. Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan Paraf &
DX Nama Jelas
18 / 9 / I Setelah dilakukan tindakan 1. Beri informasi
2017 keperawatan selama 1 × 40 kepada pasien
menit diharapkan dan keluarga
manajemen menyusui tentang asupan
meningkat dengan kriteria untuk
hasil : menambah
- Pasien dan keluarga produksi ASI
mengetahui asupan
untuk menambah
produksi ASI
18 / 9 / II Setelah dilakukan tindakan 1. Beri informasi
2017 keperawatan selama 1 × 40 kepada pasien
menit diharapkan dan keluarga
manajemen menyusui untuk bertanya
meningkat dengan kriteria mengenai hal-
hasil : hal yang belum
- Pasien dan keluarga dimengerti
mampu 2. Beri penguatan
melaksanakan positif atas
prosedur yang jawaaban yang
dijelaskan disampaikan
- Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan oleh tim
kesehatan
18 / 9 / III Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen
2017 keperawatan selama 1 × 40 energi
menit diharapkan 2. Manajemen
manajemen menyusui lingkungan
meningkat dengan kriteria 3. Peningkatan
hasil : tidur
- Mengidentifikasi
tindakan yang
meningkatkan tidur
- Tercapainya tidur
yang ade kuat
5.Implementasi Keperawatan

Tanggal No. DX Jam, Tindakan Keperawatan & Hasil Paraf &


Nama Jelas
18 / 9 / 2017 I 08.00, memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga tentang asupan untuk menambah
produksi ASI
H : pasien dan keluaga memahami dan akan
memakan asupan untuk menambah produksi ASI
II 09.00, memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya mengenai hal- hal yang
belum dimengerti
H : pasien dan keluarga bertanya apa yang harus
dilakukan untuk menjaga kebersihan alat
genetalia?
09.15, memberika penguatan positif atas jawaaban
yang disampaikan
H : pasien dan keluarga paham akan penjelasan
dan akan menggunakan sabun dengan PH yang
sesuai untuk alat genetalia
10.00, Melakukan manajemen energi
H : pasien akan mengatur penggunakan energi dan
III beristirahat sesering mungkin
10.15, Melakukan manajemen lingkungan
H : pasien akan memanipulasi lingkungan untuk
meningkatkan kenyamanan seperti mendengar
lagu klasik sebagai pengantar tidur
10.30, Melakukan peningkatan tidur
H : pasien akan memfasilitasi siklus tidur –
bangun yang efektif seperti tidur saat bayi juga
tidur.

6.Evaluasi
No. DX Tanggal Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf &
Nama Jelas
I 18 / 9 / 2017 S : pasien mengatakan akan mencoba untuk
menambah asupan penambah ASI
O : pasien terlihat sudah kooperatif dengan
penjelasan dan ada kemauan untuk mencoba
A : masalah teratasi
P : tingkatkan intervensi

II 18 / 9 / 2017 S : pasien mengatakan akan penjelasan dan akan


melakukan yang di anjurkan
O : pasien terlihat ada kemauan untuk menjaga
kebersihan bagian genetalia
A : masalah teratasi
P : tingkatkan intervensi

III 18 / 9 / 2017 S : pasien mengatakan akan meningkatkan kualitas


tidur
O : pasien terlihat ada kemauan untuk
meningkatkan kualitas tidur
A : masalah teratasi
P : tingkatkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermik. & Jensen. (2009). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta. Penerbit
buku kedokteran EGC
Doenges, Marilynn E, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geisser. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien. Jakarta : EGC
Jhonson, Marion., Meridean Maas. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louis:
Mosby.
McCloskey, Joanne C., Bullechek, Gloria M. (1996). Nursing Interventions Classification (NIC).
St. Loui: Mosby.
Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda Definisi dan Klasifikasi 2005 -2006.
Editor : Budi Sentosa. Jakarta : Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai