Anda di halaman 1dari 3

Khotbah Minggu 30 Juni 2019  Lukas 7:11-17

Tema : “ Belas Kasihan dan Kuasa Yesus Yang Menyelamatkan “

Apakah Bapak Ibu Saudara-saudara yang kekasih pernah mengalami belas kasihan dan
kuasa Yesus dalam hidup saudara-saudara? Mari kita jawab dalam hati kita masing-masing.

Bapak Ibu yang kekasih, mungkin didalam kehidupan ini kita tidak terlepas dari yang
namanya suatu masalah. Terkadang pergumulan/masalah yang kita hadapi, kadang mudah dan
kadang juga sulit. Akan tetapi suatu masalah itu terkadang mudah, tetapi kita sendiri yang
membuatnya menjadi sulit.

Jika kita berbicara mengenai sebuah masalah, pada umumnya masalah yang kita hadapi
bisa meliputi dalam hal ekonomi, keluarga, pendidikan, percintaan, pekerjaan, dll. Akan tetapi
kita sebagai manusia pada umumnya, terkadang lebih besar rasa khawatir kita daripada rasa
percaya kita, apalagi didalam menghadapi sebuah masalah, rasa khawatir kita sangat besar,
sehingga kita tidak lagi mengandalkan Tuhan didalam setiap masalah yang kita hadapi.

Bapak Ibu yang kekasih, firman Tuhan kita hari ini berbicara tentang Yesus
membangkitkan anak muda di Nain. Firman Tuhan kita hari ini berhubungan dengan firman
Tuhan minggu lalu, yang dimana minggu lalu firman Tuhan berbicara tentang Yesus
menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum. Sebelum peristiwa di Nain ini, Yesus
berada di Kapernaum, yang dimana disana Ia menyembuhkan hamba seorang perwira di
Kapernaum. Kemudian dari kapernaum ini, Yesus melanjutkan perjalanannya ke kota Naim
bersama dengan murid-muridNya.

Bapak Ibu saudara yang kekasih, jika kita Bercermin dari Lukas 7:11-17; Yesus tidak
menyepelekan penderitaan siapapun. Dia melakukan mukjizat terhadap setiap orang dari latar
belakang yang berbeda, apakah orang itu orang Yahudi atau tidak, teman atau tidak, kenal atau
tidak, dan sebagainya. Yesus bergerak berdasarkan kasih dan kepedulian.

Tanpa melihat, melalui Firman Tuhan kita sering diberi pemahaman agar sadar diri akan
keterbatasan kita selaku manusia dan kita butuh orang-orang disekitar kita. Tetapi Firman
Tuhan sering kurang atau tidak sama sekali “menggores hati” dan membawa kita kepada suatu
perubahan . Namun kita lebih sulit saat berhadapan dengan kematian• yang berhubungan

1
Khotbah Minggu 30 Juni 2019  Lukas 7:11-17

dengan orang-orang yang kita kasihi. Kita sering tidak sanggup, tidak terima, bahkan
histeris bilamana anggota keluarga mengalami kematian yang begitu tiba-tiba.

Di dalam Luk. 7:11-17 kita dapat menyaksikan tentang seorang Janda di kota Nain yang
menghadapi kematian anaknya. Janda tersebut terus menangisi kepergian anak laki-lakinya.
Tangisan janda tersebut pada esensinya mau menyatakan ketidaksanggupan kehilangan anak
satu-satunya anak yang dimiliki. Makna kematian menunjuk kepada ketidaksanggupan seseorang
untuk berpisah dengan orang yang sangat mereka cintai. Mereka sadar telah kehilangan orang
yang mereka kasihi selama-lamanya, tetapi apakah mungkin ada pertolongan yang datang dan
melampaui apa yang mereka pikirkan?

Di dalam Luk. 7:13 menyatakan, yaitu ketika Tuhan Yesus melihat kesedihan dan air
mata janda tersebut, maka disebutkan: tergeraklah hati Yesus oleh belas-kasihan. Lalu Tuhan
Yesus menghampiri usungan itu dan menyentuhnya sambil berkata: Hai anak muda, Aku
berkata kepadamu, bangkitlah! (Luk. 7:14). Dengan perkataan Tuhan Yesus tersebut, anak muda
yang telah mati itu menjadi hidup kembali.

Muzijat yang terjadi di kota Nain pada esensinya dilandasi oleh belas-kasihan dan
kepedulian Tuhan Yesus kepada janda itu. Kita harus memahami bahwa karya-karya mukjizat
Kristus pada intinya merupakan wujud dari rasa kepedulian dan belas-kasihanNya kepada orang
yang sedang menderita. Pada prinsipnya tindakan yang dilakukan Yesus merupakan: rasa simpati
terhadap penderitaan sesamanya yang dinyatakan dengan keinginan untuk menolong. Itu
sebabnya setiap kali disebutkan “tergeraklah” hati Yesus oleh belas-kasihan maka ada suatu
tindakan nyata dari Tuhan Yesus sebagai respon.

Di dalam Luk. 7:16 orang banyak yang melihat karya mukjizat Tuhan Yesus yang dapat
membangkitkan pemuda Nain tersebut memberikan suatu respon. Mereka segera memuliakan
Allah sambil berkata: Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah
melawat umatNya.

Hal ini membawa dampak penting dalam kehidupan iman kita, yaitu setiap orang
percaya yang telah mengenal kasih Allah seharusnya ditandai oleh rasa kasih dan sikap
kepedulian , sehingga setiap orang percaya bersedia ambil bagian dalam karya keselamatan

2
Khotbah Minggu 30 Juni 2019  Lukas 7:11-17

Allah untuk menolong sesamanya. Bukankah saat kita dikelilingi oleh orang-orang yang peduli
dan mengasihi kita, maka kita akan diteguhkan saat menghadapi kedukaan karena ditinggal
pergi oleh orang-orang yang kita kasihi.

Berbicara mengenai belas kasihan dan kuasa Tuhan, saya sendiri pernah mengalami
kuasa Tuhan dalam kehidupan saya. Pada waktu itu saya duduk bangku sekolah dasar tepatnya
pada saat kelas 2 SD, saya mengalami suatu kecelakaan yang dimana itu terjadi karena saya tidak
mendengarkan omongan orangtua saya pada saat itu. Saya ditabrak oleh seorang pemuda dan
saya mengalami patah tulang dikaki saya dan bagian pinggang kiri saya engselnya lari.
Kemudian setelah kecelakaan tersebut terjadi, saya dibawa ke dukun patah untuk berobat.
Namun, setelah ±1 bulan menjalani perobatan disana, saya tidak merasakan kesembuhan itu akan
terjadi kepada saya.

Melihat hal ini saya semakin takut dan ketakutan saya itu adalah saya tidak bisa berjalan
dengan normal lagi atau pun saya akan pincang. Namun keluarga, teman dan sahabat saya
mencoba menguatkan saya agar saya yakin bahwa saya akan beroleh kesembuhan. Kemudian
setelah itu, saya pindah tempat berobat kerumah sakit yang ditangani oleh dokter yang kami
kenal dan selama ±1 bulan saya menjalani 3 kali operasi dan Puji Tuhan saya bisa sembuh dan
dapat berdiri di tempat ini. Ini semua bukan karena kekuatan saya, akan tetapi ini semua karena
belas kasihan dan kuasa Tuhan yang terjadi dalam kehidupan saya.

Bapak Ibu yang kekasih, dalam kehidupan ini mungkin kita sering merasakan rasa
kasihan itu, akan tetapi sering juga kita setelah melihat seseorang yang sedang butuh bantuan,
kita hanya bisa mengatakan Asi Roha Ate, hanya sebatas mengatakan rasa kasihan kita kepada
seseorang, akan tetapi kita tidak memiliki tindakan untuk membantu seseorang itu.

Jadi saudara-saudara yang kekasih, melalui Firman Tuhan kita hari ini, mau menegur
kita, mau mengingatkan kita agar kita dalam kehidupan kita lebih memiliki sikap yang peduli,
sikap yang aktif dalam melihat sesama. Mari kita tumbuhkan sikap belas kasihan kita kepada
sesama yang tindai dengan tindakan kita menolongnya. Dan marilah kita menjadikan Yesus
sebagai teladan kasih dalam kehidupan kita dan Tuhan akan memberkati kita pribadi lepas
pribadi. Amin.

Anda mungkin juga menyukai