Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
( PEMBENTUKAN KATA )
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang
pembentukan kata, proses-proses pembentukan kata, dan konstruksi morfologi.
Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan
penyusun sendiri. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya
guna di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
KATA PENGANTAR................. ......................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................3
1.4 Manfaat................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembentukan Kata ............................................................. 3
2.2 Proses-Proses Pembentukan Kata ...................................... 3
2.3 Konstruksi Morfologi........................................................ 3
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memahami bentuk kata
1.3.2 Untuk mengetahui proses pembentukan kata
1.3.3 Untuk mengetahui kontruksi morfologi
1.4 Manfaat
1.4.1 Agar mahasiswa memahami literatur dalam setiap penulisan kata yang tepat
1.4.2 Untuk mempermudah mahasiswa mengaktualisasikan dalam bentuk tulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Afiksasi
Yaitu proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks.
Jenis-jenis afiks:
1. Prefiks, yaitu afiks yang diletakkan di muka dasar. Contohnya: me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-,
per-.
2. Infiks, yaitu afiks yang diletakkan didalam dasar kata. Contohnya: -el-, -er-, -em-, -in-,
3. Sufiks, yaitu afiks yang diletakkan di belakang kata. Contohnya: -an, -kan, -i.
4. Simulfik, yaitu afik yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada
dasar kata dan mempunyai fungsi membentuk verba atau memverbalkan nomina, ajektifa
atau kelas kata lain. Contoh: kopi-ngopi, soto-nyoto, kebut-ngebut, sate-nyate.
5. Konfiks, yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur satu dimuka bentuk dasar kata dan satu
dibelakang bentuk dasar kata. Contoh: ke-an (keadaan), per-an (persahabatan).
2. Reduplikasi Morfemis
Yaitu bentuk kata yang mengalami perubahan makna gramatikal atas leksem yang
diulang, sehingga terjadilah satuan yang berstatus kata. Contohnya: beres menjadi kata
beres-beres.
3. Reduplikasi Sintaktis
Yaitu proses yang tejadi atas leksem yang menghasilkan satuan yang berstatus klausa
(berada di luar cakupan morfologi). Contoh: jauh-jauh, asam-asam.
Selain yang disebutkan diatas, reduplikasi juga dibagi menjadi beberapa bagian lagi,
diantaranya:
1. Dwipurwa
Yaitu pengulangan suku pertama pada leksem dengan pelemahan vokal. Contohnya:
tetangga, lelaki, sesama.
2. Dwilingga
Yaitu pengulangan leksem. Contohnya: pagi-pagi.
4. Dwiwasana
Yaitu pengulangan bagian belakang leksem. Contohnya: pertama-tama, sekali-kali.
Trilingga
Yaitu merupakan pengulangan onomatope tiga kali dengan variasi fonem. Conthnya: cas-cis-
cus, dag-dig-dug, dar-der-dor.
C. Komposisi
Yaitu proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Deskripsi
tersebut jelas menempatkan majemuk sebagai satuan yang berbeda dari frase (gabungan kata,
bukan gabungan leksem).
D. Abreviasi
Yaitu proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem
sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata istilah lain ini untuk abreviasi ialah
pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut kependekan. Contohnya : ABRI (Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia).
Jenis-jenis kependekan:
Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf
baik yang dieja huruf demi huruf . Contoh : KKN (Kuliah Kerja Nyata), DKI (Daerah Khusus
Ibukota).
Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem.
Contoh : Prof (Profesor).
Akronim yaitu proses pemendekan yang mengabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain
yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah
fonotaktik indonesia. Contoh : FKIP /efkip/dan bukan/ef/, /ka/, /i/, /pe/
Kontrasi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem.
Contoh : tak dari kata tidak, takkan dari kata tidak akan.
Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang
menggabarkan konsep dasar kuantitas satuan atau unsur. Contoh : g (gram), cm ( senti meter).
E. Derivasi Balik
Yaitu proses pembentukan kata bahasawan membentuknya berdasarkan pola-pola
yang ada tanpa mengenal unsur-unsurnya. Akibatnya terjadi bentuk yang secara historis tidak
diramalkan. Contoh: kata mungkir dalam dipungkiri yang dipakai orang karaena mengira
bentuk itu merupakan padanan pasif dari memungkiri (padahal kata pungkir tidak ada, yang
ada adalah kata mungkir). Terjadinya pungkir menjadi mungkir didasarkan pada pola
peluluhan fonem dalam pasang menjadi memasang menjadi dipasang.
2.3 Kontruksi morfologi
Kontruksi morfologi adalah bentukan daripada kata yang mungkin merupakan
morfem tunggal atau gabungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain.[4]
B. Pemajemukan
Adalah konstruksi yang terdiri atas dua morfem, atau dua kata atau lebih. Contoh:
I II
Sabun mandi Orang mandi
Rumah sakit Anak sakit
Kaki tangan Kaki meja
Pada deretan I tidak dapat disisipkan morfem lain, sedangkan pada deretan II dapat. Jika kita
bisa mengatakan orang yang mandi, anak yang sakit, kaki nya meja, tetapi tidaklah sabun
yang mandi, rumah yang sakit, atau kaki nya tangan. Konstruksi-konstruksi pada deretan I itu
disebut majemuk, yang pada deretan II disebut frasa.
C. Endosentrik dan Eksosentrik
Apabila konstruksi distribusinya sama dengan kedua (ketiga) atau salah satu unsur-unsurnya
disebut endosentrik. Apabila konstruksi itu berlainan distribusinya dari salah satu daripada
unsur-unsurnya disebut eksosentrik.
Contoh endosentrik:
1. Rumah sakit itu baru dibangun
2. Rumah itu baru dibangun
Contoh eksosentrik:
1. Kedua orang itu mengadakan jual beli
2. Kedua orang itu mengadakan jual
3. Kedua orang itu mengadakan beli
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembentukan kata disebut juga morfologi. Sedangkan morfologi adalah subsistem
yang berupa proses yang mengolah leksem atau huruf menjadi kata.
Proses-proses pembentukan kata:
Afiksasi
Reduplikasi
Komposisi
Abreviasi
Derivasi Balik
Konstruksi morfologi:
Derivasi dan Infleksi
Pemajemukan
Endosentrik dan Eksosentrik
DAFTAR PUSTAKA