Anda di halaman 1dari 10

Learning task 14:

1. Jelaskan data-data yang diperlukan untuk menetapkan diagnosis maloklusi seorang pasien.
Jawab:
Case history, clinical examination, making of study
model, radiographs, photographs

2. Jelaskan bagaimana data tersebut diperoleh.


Jawab:
Analysis of study model, cephalometric

Learning Task 15:


1. Jelaskan proses pergerakan gigi yang terjadi pada perawatan ortodontik.
2. Bagaimana proses remodeling terjadi?
3. Sebutkan perubahan pada serabut-serabut periodontium akibat dari perawatan ortodontik.
Jawab:
1. HUKUM WOLF
Tulang sewaktu-waktu membentuk dan merubah dirinya oleh karena tekanan, bertambah
atau berkurang massanya unutk mengimbangi tekanan tersebut.
Potensial listrik yang timbul akibat tekanan disebut PIEZOELEKTRIK. Fenomena
biologis pada gerakan gigi secara ortodontik meliputi :
Stimulus ( Rangsangan / aksi
Transducer
Respon ( jawaban / reksi )
 Bila kekuatan dikenakan pada gigi , maka akan timbul daerah yang tertekan dan daerah
yang tertarik. Daerah yang tertekan tulang diresorpasi daerah yang tertarik tukang akan
diaposisi.
Dua sistem pemberian kekuatan unutk menggerakan gigi :
1. One Point Contact Force / Single Point Contact Force / Tipping Force
2. Cuple Force
P Burstone membagi fase-fase pergerakan gigi menjadi 3 tahap, yaitu :5
a. Fase Inisial.
Selama fase ini, pergerakan gigi terjadi pada jarak yang pendek yang kemudian berhenti.
Pergerakan ini mengakibatkan pergerakan gigi di dalam ruang membrane periodontal dan
memungkinkan membelokkan tulang alveolar pada suatu jarak yang luas.. Baik gaya ringan dan
gaya berat dapat memindahkan gigi pada taraf yang sama.
b. Fase Lag.
Selama fase ini, tidak ada pergerakan gigi, jika ada hanya dalam jarak yang kecil, Fase ini
dikarakteristikkan dengan pembentukan jaringan hyaline dalam ligament periodontal yang akan
diresorbsi sebelum terjadi pergerakan gigi lebih lanjut.
Durasi fase ini tergantung pada tekanan yang diberikan untuk menggerakkan gigi. Ika
gayanya ringan, maka area hyalinisasinya kecil dan terjadi resorpsi frontal. Jika gayanya besar,
maka area hyalinisasinya juga besar dan resorpsi undermining terjadi. Lama periode fase lag
bergantung pada pengeliminasian jaringan hyalin. Fase ini biasanya terjadi 2-3 minggu tapi bisa
mencapai 10 minggu. Durasi fase ini bergantung pada faktor densitas tulang, umur pasien, dan
luas jaringan hyalin.
c. Fase Post Lag.
Setelah fase lag, pergerakan gigi terjadi secara cepat setelah daerah hyalin telah dihilangkan
dan tulang mulai mengalami resorpsi. Selama fase ini osteoklas akan ditemukan pada daerah
permukaan yang menghasilkan langsung resorpsi pada permukaan tulang yang menghadang
ligamen periodontal.

2. Proses remodeling tulang dirangsang oleh pemberian kekuatan pada gigi, menyebabkan gigi
bergerak dan integritas tulang alveolus tetap terpelihara.
Gigi adak bergerak dalam dua tahap :
1. Segera setelah pemberian kekuatan
2. Setelah periode diam
 Proses remodeling dilakukan oleh osteocyti . Yang terutama adalah :
1. Osteoclast
2. Ostoblast
 Membran Periodontalis terletak diantara gigi dan tulang alveolus. Tekanan yang
mengenai gigi akan menjepit membran periodontalis . Tekanan yang kuat akan
menyebabkan pembuluh darah tersumbat.
Resopsi
 Dua macam Resorpsi :
1. Frontal Resoeption
2. Undermining Resorption / Rear Resorption
 Perubahan Pada Pembuluh Darah
Tekanan ringan akan merangsang frontal resorption, sebaliknya tekanan yang kuat akan
menyebabkan vascular thrombosis dan akhirnya kematian membran periodontalis.
Aposisi
Selama bergeraknya gigi, tulang baru diaposisikan di daerah tulang yang tertarik. Tulang
baru diaposisikan pada permukaan tulang alveolus yang berhadapan dengan membran
perodontalis. Sel yang melakukan proses aposisi adalah osteoblast. Sel ini sangay membutuhkan
energi seperti halnya osteoclast pada daerah resorpsi, maka dari itu juga sangat dibutuhkan satu
daerah yang cukup.
 Osteoblast bertambah jumlahnya dengan cara :
1. Proliferasi atau diferensiasi sel precursos dalam membran periodontalis
2. Proliferasi atau diferensiasi perivascular stem cells.
Raisz (1999) dan Monologas (1995) menyatakan bahwa proses remodeling tulang merupakan
suatu
siklus yang meliputi tahapan yang komplek yaitu:
1. Tahap aktivasi (activation phase) adalah tahap interaksi antara prekusor osteoblas dan
osteoklas, kemudian terjadi proses diferensiasi, migrasi, dan fusi multinucleated osteclast dan
osteoklas yang terbentuk kemudian akan melekat pada permukaan matrik tulang dan akan
dimulai tahap berikutnya yaitu tahap resorpsi. Sebelum migrasi ke matrik tulang osteoklas
tersebut akan melewati sederetan lining sel osteoblas pada permukaan tulang untuk dapat
mengeluarkan enzim proteolitik. Interaksi sel antara stromal cell (sel stroma) dan hematopoietik
cell (sel hematopoietik) menjadi faktor penentu perkembangan osteoklas. Perkembangan
osteoklas dari prekusor hematopoietik tidak bisa diselesaikan jika tidak ada kehadiran sel
stroma. Oleh karena itu hormon sistemik dan lokal yang mempengaruhi perkembangan
osteoklas disediakan oleh stromal-osteoblastic lineage (sel stroma).
2. Tahap resorpsi (resorption phase) adalah tahap pada waktu osteoklas akan mensekresi ion
hydrogen dan enzim lisosom terutama cathepsin K dan akan mendegradasi seluruh komponen
matriks tulang termasuk kolagen. Setelah terjadi resorpsi maka osteoklas akan membentuk
lekukan atau cekungan tidak teratur yang biasa disebut lakuna howship pada tulang trabekular
dan saluran haversian pada tulang kortikal.
3. Tahap reversal (reversal phase), adalah tahap pada waktu permukaan tulang sementara tidak
didapatkan adanya sel kecuali beberapa sel mononuclear yakni makrofag, kemudian akan terjadi
degradasi kolagen lebih lanjut dan terjadi deposisi proteoglycan untuk membentuk coment line
yang akan melepaskan faktor pertumbuhan untuk dimulainya tahap formasi.
4. Tahap formasi (formation phase), adalah tahap pada waktu terjadi proliferasi dan diferensiasi
prekusor osteoblas yang dilanjutkan dengan pembentukan matrik tulang yang baru dan akan
mengalami mineralisasi. Tahap formasi akan berakhir ketika defek (cekungan) yang dibentuk
oleh osteoklas telah diisi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses remodeling adalah aktivitas yang
meliputi pembentukan tulang dan resorpsi tulang. Faktor pengatur pembentukan dan resorpsi
tulang dilaksanakan melalui dua proses yang selalu berada dalam keadaan seimbang yang
disebut coupling. Proses coupling ini memungkinkan aktivitas pembentukan tulang sebanding
dengan resorpsi tulang (Raisz, 1999).

3. Principal fiber tertanam dalam cementum di satu sisi dan sisi lain tertanam pada tulang
alveolus dan melanjutkan didi sebagai serabut-serabut Sharpey’s.
Kraw dan Enlow mengatkan bahwa berkas-berkas serabut collagen dalam matrix organik
tulang alveolus yang diresorpsi akan menyusun diri pada arah yang sama atau bergabung
dengan principal fiber , dengan cara seperti itu maka kesinambungan dengan tulang akan
tetap terjaga.
Tiga zona yang digambarkan oleh Kraw dan Enlow yang spesifi pada serabut-serabut
periodontium:
1. Inner Zona
Tertanam dalam cementum. Zone ini terdiri dari mature collagen bundles yang relatif
stabil.
2. External Zona
Tertanam dalam dinding alveolus. Zone ini dikatakan kurang stabil dan kadang-
kadang dapat mengadakan perubahan.
3. Intermediate Zona
Zone ini sangat tidak stabil, terdiri dari immature collagen fiber, sangat mudah
mengadakan perubahan.

Bila gigi bergerak, serabut-serabut pada inner zone akan terbawa bersama gigi, sedangkan
serabut-serabut pada external zone akan lepas dari perlekatannya pada tulang yang diresorpsi.
Serabut-serabut collagen dalam matrix tulang akan menyambungkan diri dengan serabut-serabut
baru dalam intermediate zone. Intermediate zone ini yang akan mengatur atau memelihara
kesinambungan dan ukuran panjang pendeknya serabut. Dengan demikian maka sintesa collagen
memegang peranan penting dalam mekanisme ini. Pengamatan dengan radioaktif menunjukkan
bahwa sintesa collagen lebih aktif di daerah crestal dan apical, sehingga daerah ini mengalami
adaptasi lebih dulu kemudian baru diikuti oleh serabut-serabut oblique dan serabut-serabut
horisontal.

Learning Task 16:


1. Jelaskan penggunaan kekuatan ortodontik yang terjadi pada pergerakan gigi.
2. Sebutkan arah gerakan gigi selama perawatan ortodontik.
Jawab:
1. Pemberian kekuatan memang peran prnting dalam pergerakan gigi secara ortodontik.
Kekuatan sangat penting unutk mengawali atau merangsang remodeling tulang maupun
untuk membimbing gerakan gigi menuju ke posisi yang diinginkan . Kekuatan iini penting
untuk merangsang renomena seluler dalam remodeling jaringan periodontium.
Dua sistem pemberian kekuatan unutk menggerakan gigi :
- One Point Contact Force / Single Point Contact Force / Tipping Force
- Cuple Force
2. 1. Rotasi ( rotsi umum)
2. Translasi
A. Horisontal Movement
a. Controlled crown movement
b. Controlled root movement
c. Bodily movement
B. Vertikal Movement
a. Intrusion
b. Extrusion
C. Rotary Movement
P
Macam-macam Pergerakan Gigi
Tujuan utama perawatan ortodonti adalah untuk menggerakkan gigi ke posisi yang lebih baik
dan benar. Dalam proses untuk mendapatkan tujuan ini, gigi akan mengalami berbagai
pergerakan dalam 3 bidang; sagital, coronal, dan transversal. Pergerakan gigi dalam rongga
mulut adalah sebagai berikut:2,3
a. Tipping.
Merupakan tipe sederhana pergerakan gigi dimana gaya diberikan pada satu sisi mahkota
yang akan menghasilkan pergerakan mahkota kea rah gaya dan akar kea rah yang berlawanan.
Tipping merupakan pergerakan gigi yang paling sederhana.

Tipping terbagi menjadi 2, yaitu:


· Controlled tipping : terjadi ketika ujung gigi disekitar pusat rotasi akar. Terdapat pergerakan
ke lingual pada mahkota dengan pergerakan minimal akar ke arah labial.
· Uncontrolled tipping : menjelaskan pergerakan gigi yang terjadi disekitar pusat rotasi apikal
terhadap dan sangat dekat dengan pusat resistensi. Dikarakteristikkan dengan pergerakan
mahkota ke satu arah sedangkan akar bergerak ke arah yang berlawanan.

b. Bodily movement.
Jika garis aksi dari gaya yang diberikan melewati pusat resistensi gigi, semua titik pada gigi
akan bergerak dalam jarak yang sama dan dalam arah yang sama menandakan perpindahan
bodily. Hal ini disebut dengan translasi.

c. Intrusion.
Pegerakan bodily (keseluruhan) gigi sepanjang sumbunya ke arah apikal.

d. Extrusion.
Merupakan pergerakan keseluruhan gigi sepanjang sumbunya ke arah oklusal.

e. Rotation.
Merupakan pergerakan ke labial atau ke lingual dari gigi mengelilingi sumbu panjangnya.

f. Torquing.
Dapat dikatakan sebagai kebalikan tipping yang dikarakteristikkan dengan pergerakan ke
lingual dari akar.

g. Uprighting.
Selama perawatan ortodonti, mahkota dari beberapa gigi akan digerakkan ke arah mesio-
distal dengan akar yang adigerakkan ke arah yang berlawanan. Membuat akar kembali untuk
mendapatkan orientasi paralel dinamakan uprighting.

Learning Task 17-18:


1. Jelaskan bagian-bagian yang menyusun alat lepasan dan fungsinya.
Jawab:
A.Plat Dasar /Baseplate
Merupakan rangka (frame work) dari alat ortodontik lepasan, umumnya berupa plat akrilik,
berfungsi untuk :
1. Mendukung komponen-komponen yang lain , seperti tempat penanaman basis spring,
klammer, busur labial dan lain-lain.
2. Meneruskan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif ke gigi penjangkar.
3. Mencegah pergeseran gigi-gigi yang tidak akan digerakkan.
4. Melindungi spring-spring di daerah palatal.
5. Menahan dan meneruskan kekuatan gigitan
B. Klamer/Clasp dan Modifikasinya
Klamer adalah suatu bengkokan kawat merupakan bagian/komponen retentif dari alat
ortodontik lepasan .
Bagian retensi dari Alat Lepasan umumnya berupa cangkolan/klamer/clasp dan kait / hook,
berfungsi untuk :
a. Menjaga agar plat tetap melekat di dalam mulut.
b. Mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi.
c. Membantu fungsi gigi penjangkar/anchorage, menghasilkan kekuatan pertahanan yang
berlawanan arah dengan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif untuk menggerakkan
gigi.
d. Klamer dapat diberi tambahan hook untuk tempat cantolan elastik.
C. Pir-Pir Pembantu/ Auxilliary Springs
Pir-pir pembantu (auxilliary springs) adalah pir-pir ortodontik yang digunakan untuk
menggerakkan gigi-gigi yang akan dikoreksi baik secara individual atau beberapa gigi secara
bersama-sama.
D. Busur Labial/Labial Arch/Labial Bow
Sesuai dengan namanya busur labial merupakan kawat melengkung yang menempel pada
permukaan labial gigi-gigi.
• Fungsi Busur labial :
a. Untuk meretraksi gigi-gigi depan ke arah lingual/palatianal.
b. Untuk mempertahankan lengkung gigi dari arah labial.
c. Untuk mempertinggi retensi dan stabilitas alat.
d. Untuk tempat pematrian pir-pir (auxilliary springs)
E. Busur Lingual (Lingual Arch/Mainwire)
Merupakan lengkung kawat dibagian palatinal / lingual gigi anterior berfungsi untuk :
1. Mempertahankan lengkung gigi bagian palatinal / lingual.
2. Tempat pematrian auxilliary springs auxilliary
3. Untuk mempertahankan kedudukan auxilliary springs
4. Meningkatkan stabilitas alat di dalam mulut

2. Jelaskan tentang plat aktif dan bagian – bagiannya.


Jawab:
A. Pngertian :
Plat Aktif merupakan alat ortodontik lepasan yang dilengkapi dengan komponen aktif yang
berfungsi untuk menggerakkan gigi
Plat Aktif merupakan alat/pesawat ortodontik bersifat:
1. Removable/lepasan, karena dalam pemakaiannnya dapat dipasang dan dilepas oleh pasien
sendiri
2. Aktif:, karena bagian-bagian dari alat tersebut secara aktif dapat menghasilkan suatu
kekuatan untuk menggerakkan gigi.
3. Mekanik, karena kekuatan yang dihasilkan memberikan tekanan atau tarikan secara mekanis
kepada gigi.
4. Korektif, karena alat ini dipakai utuk tujuan merawat kelainan letak gigi (malposisi),
kelaianan hubungan gigi-geligi (maloklusi) dan kelainan hubungan rahang (malrelasi).
Komponen aktifnya dapat berupa :
a. Pir-pir Pembantu (auxilliary springs)
b Sekrup Ekspansi (expansion screw)
c. Karet elastik (elastic rubber).
B. Macam-macam dan modifikasi Plat Aktif :
a. Plat dengan pir-pir pembantu biasanya disebut plat aktif
b. Plat dengan skrup ekspansi biasanya disebut plat ekspansi
c. Plat dengan pir-pir pembantu dikombinasikan dengan skrup ekspansi, karet elastik
(bentuk modifikasi)
3. Jelaskan indikasi dan kontraindikasi pemakaian plat peninggi gigitan (bite plate).
Jawab:
Indikasi pemakaian :
1. Pada perawatan maloklusi yang disertai dengan overbite yang berlebihan (deep overbite
atau excessive overbite).
2. Untuk perawatan sendi rahang/TMJ (Temporo Mandibular Joint) yang terasa sakit akibat
gangguan dimensi vertikal karena adanya oklusi gigi yang salah.
3. Untuk merawat gigitan terbalik (cross bite) diregio anterior
4. Untuk menghilangkan kebiasaan jelek (bad habit) seperti kerot (night grinding /bruxism).
Kontra indikasi :
1. Jika overbite lebih kecil dari normal/gigitan dangkal (shalow bite).
2. Pada kasus gigitan tepi lawan tepi (edge to edge bite)
3. Pada kasus gigitan terbuka ( open bite)
4. Jelaskan sifat dan macam plat ekspansi.
Jawab:
Sifat plat ekspansi
1. Lepasan atau removable : alat bisa dipasang dan dilepas oleh pasien
2. Aktif : mempunyai sumber kekuatan untuk menngerakkan gigi, yaitu sekrup ekspansi atau
coffin spring, atau pir-pir penolong ( auxilliary spring ).
3. Mekanis : merubah posisi gigi secara mekanis
4. Stabilitas tinggi : alat tidak mudah lepas, karena retensi yang diperoleh dari Adams clasp atau
Arrowhead clasp serta verkeilung dari plat dasar yang menempel pada permukaan lingual atau
palatinal gigi.

Macam – macam plat ekspansi A. Ekspansi arah lateral


1. Paralel : a. simetris

b. asimetris
2. Non paralel ( radial ) : a. simetris

b. asimetris B. Ekspansi arah antero-posterior ( Schwartz plate )


1. Pergerakan ke distal gigi-gigi posterior
2. Pergerakan ke labial atau proklinasi gigi-gigi anterior.

Anda mungkin juga menyukai