Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-0880

Edisi Khusus, Agustus 2009

Distribusi Celah Pita Energi “Titania Kotor”

Indah Nurmawarti, Mikrajuddin Abdullah(a), dan Khairurrijal


Kelompok Keahlian Fisika Material Elektronik
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB
Jalan Ganeca 10 Bandung 40132
(a)
E-mail: din@fi.itb.ac.id

Diterima Editor : 19 Mei 2009


Diputuskan Publikasi : 26 Mei 2009

Abstrak
Titanium dioksida(TiO 2 ) atau titania memiliki energi celah pita yang sangat lebar (3,2- 3,8 eV), TiO 2 murni hanya
memiliki efisiensi fotokatalitik sebesar 5% dari energi matahari. Untuk mengefektifkan penggunaan dari energi matahari,
maka memperlebar spectrum penyerapan matahari ke area cahaya tampak menjadi hal yang penting, dimana sekitar 45%
energi matahari akan digunakan dalam proses fotokatalisis. Sejauh ini usaha untuk memperkecil band gap dan
memperbesar spektrum serapan cahaya dari titania telah membuahkan hasil melalui proses doping oleh N, B, C, F.
Spektrum absorbsi TiO 2 yang lebar didapatkan tanpa dilakukan proses pendopingan. Dalam makalah ini akan dijelaskan
tentang kemungkinan terdapatnya berbagai keadaan energi celah pita dari kontribusi bahan lain dan probabilitas energi
tersebut serta pengaruhnya pada kemampuan serapan TiO 2 . Dari perhitungan sederhana diperoleh nilai E g dengan
probabilitas terbesar ada pada nilai 1,4067 eV dengan bobot 0,425 % , sedangkan nilai yang terkecil ada pada nilai
1,5485 eV dengan bobot 0,221147%.
Kata Kunci: TiO 2 , spektrum absorbsi, energi celah pita.

1. Pendahuluan
Titanium dioksida atau titania atau TiO 2 terkandung dalam titania tersebut. Mungkinkah sudah
merupakan salah satu semikonduktor oksida yang telah terdapat pengotor dalam bahan tersebut? Jika ya,lalu
dipelajari secara ekstensif sebagai fotokatalis sejak untuk apa kita melakukan doping untuk mendapatkan
ditemukan efek sensitisasi cahaya oleh Honda dan spectrum absorpsi yang lebih luas jika tanpa dilakukan
Fujishima pada tahun 1971. Karena TiO 2 memiliki pengotoran pun spektrum absorpsi energi sudah lebar?
potensial tinggi sebagai foto-oksidasi, stabilitas kimia Oleh karena itulah, dalam penelitian ini akan
yang tinggi, non toxic, dan biaya yang rendah, titanium dipelajari studi awal mengenai fenomena yang terjadi
dioksida banyak dibuat dalam variasi bentuk seperti terhadap bahan TiO 2 yang memiliki spektrum absorbsi
serbuk nano, koloid, lapisan tipis, untuk aplikasi yang lebar dengan mencari probabilitas berbagai nilai
lingkungan dari mulai deodorization hingga purifkasi energy celah pita yang terdapat dalam material TiO 2 .
udara dan air.
Tetapi, karena titania dioksida memiliki energi 2. Beberapa Hasil dan Diskusi
celah pita yang sangat lebar (3,2 eV-3,8 eV), TiO 2 murni Spektrum Absorpsi TiO 2
hanya memiliki efisiensi fotokatalitik sebesar 5% dari Bahan TiO 2 anatase diperoleh dari Bratachem.
energi matahari pada rentang ultraviolet yang mampu Dari hasil spektroskopi UV-Vis didapatkan spectrum
mengaktivasi reaksi fotokatalitik. Untuk mengefektifkan absorbsi dan transmisi dari TiO 2 diberikan pada Gbr. 1.
penggunaan dari energi matahari, maka memperlebar Jika dibandingkan dengan spectrum absorbsi TiO 2
spectrum penyerapan matahari ke area cahaya tampak yang murni, Gbr. 2, rentang absorbsi pada TiO 2 di
menjadi hal yang penting, dimana sekitar 45% energi gambar 1 terlihat lebih lebar. Spectrum absorbsi TiO 2
matahari akan digunakan dalam proses fotokatalisis. yang biasa hanya berada pada area 300-500 nm, kali ini
Sejauh ini usaha untuk memperkecil band gap dan area absorbsi menjadi lebih lebar. Pada hampir
memperbesar spektrum serapan cahaya dari titania telah sepanjang rentang 190-820 nm, TiO 2 mampu menyerap
membuahkan hasil melalui proses doping oleh N, B, C, F. energi foton yang diberikan.
Berdasarkan latar belakang yang telah Pada material semikonduktor ekstrinsik, level
dikemukakan di awal,banyak usaha dilakukan untuk energy Fermi pada suatu material akan berubah dengan
memperoleh TiO 2 dengan spektrum absorbsi lebih lebar. adanya proses pengotoran (doping), dan tentunya energy
Tetapi apa yang terjadi jika bahan titania teknis yang celah pita (E g ) akan berubah. Dari hasil kurva absorbsi
dimiliki, setelah dikarakterisasi dengan spectrometer UV- pada TiO 2 , peneliti mengambil asumsi bahwa terdapat
Vis,ternyata memiliki rentang absorbsi yang sangat lebar sesuatu dalam bahan TiO 2 ini yang menjadikan TiO 2
dibandingkan dengan titania murni. Hal ini menjadi tersebut tidak murni, tanpa dilakukannya proses doping,
sebuah pertanyaan tentang apa yang sebenarnya sehingga terciptanya sejumlah energy celah pita dari

38
J. Nano Saintek. Edisi Khusus, Agust. 2009 39

kontribusi pengotor dan menyebabkan spektrum absorbsi maka E g didapatkan dari nilai perpotongan kurva dengan
semakin lebar. garis mendatar.
Dari hasil kurva yang dibuat, didapatkan energi
celah pita TiO 2 sebesar 1,40667 eV (3,2 – 3,8 eV pada
bulk TiO 2 ). Karena telah disebutkan bahwa material TiO 2
ini terdiri dari berbagai energy celah pita, maka nilai E g
TiO 2 sebesar 1,40667 eV dianggap sebagai nilai E g
terkecil, dan untuk nilai tertingginya adalah 3,2 eV.

Gambar 1. Spektrum absorbsi TiO 2 (Bratachem)

Gambar 3. Penentuan energi celah pita TiO 2

Penentuan Fungsi Probabilitas E g Dalam Material TiO 2


Untuk satu jenis material, kurva karakteristik
transmitansi memenuhi hubungan pada persamaan

(2)

Dengan I adalah intensitas cahaya pada ketebalan tertentu,


I o adalah intensitas awal cahaya ketika akan memasuki
lapisan, α adalah koefisien absorpsi yang bergantung
terhadap panjang gelombang, dan x adalah ketebalan
lapisan.
Gambar 2. Spektrum absorpsi TiO 2 [1] Hubungan antara transmitansi dan absorbansi
diberikan oleh T + A = 1. Jika asumsi yang telah
Dalam kasus tersebut, diasumsikan bahwa range diungkapkan diatas diterapkan, bahwa kurva absorbansi
absorpsi yang lebar merupakan hasil penjumlahan dari pada material TiO 2 ini merupakan penjumlahan dari
sejumlah material yang masing-masing memiliki energy berbagai kontribusi E g , maka kita dapatkan
celah pita, E g . Tiap material dengan E g tertentu akan
mampu menyerap energi foton yang bersesuaian dengan (3)
Eg nya. Karena terdapat bermacam E g dalam TiO 2 , maka
berbagai rentang panjang gelombang mungkin diserap
oleh TiO 2 tersebut dan menyebabkan spectrum absorbsi
TiO 2 menjadi lebar. (4)

Menentukan Celah Pita Energi (5)


Untuk mencari nilai E g digunakan hubungan
koefisien absorbsi terhadap energy [2], dengan A(λ j ) merupakan absorbansi dari fungsi panjang
gelombang foton yang diberikan, hf j adalah energi foton
(1) yang diberikan, E g (λ i ) adalah energi celah pita yang
merupakan fungsi dari panjang gelombang yang terdapat
dengan α adalah keofisien absorbsi (cm-1), hf adalah dalam material (E g minimum hingga E g maksimum), A
energi (eV), dan E g (eV) adalah energi gap pada material. merupakan nilai konstanta absorpsi pada TiO 2 murni. f(λ)
Dengan membuat kurva antara (αhf)(1/r) terhadap (hf), merupakan suatu fungsi bobot (probabalitas) yang
J. Nano Saintek. Edisi Khusus, Agust. 2009 40

menentukan sebaran dari panjang gelombang yang data hasil eksperimen karakterisasi UV-Vis yang telah
berkaitan dengan energi celah pita pada TiO 2 tersebut. diperoleh, nilai hf j (f j = hc/λ j ) diperoleh dari eksperimen,
Sebelum menentukan probabilitas energy celah nilai E g diperoleh dari hasil touch plot pada Gbr. 3 dan
pita, E g yang terdapat dalam TiO 2 , akan dicari terlebih didapatkan nilai energi celah pita minimum (E g,min =
dahulu besarnya nilai A yang merupakan sebuah 0,404237 eV, E g,maks = 3,2 eV ). α(λ ij ) didapat
konstanta koefisien absorpsi pada TiO 2 murni (dari menggunakan persamaan (2) dengan nilai A = 1,28 ×106
literatur). Nilai A dicari melalui Gbr. 4 cm-1.
Selanjutnya persamaan (4) dapat ditulis dalam
bentuk matriks sebagai berikut
 
A = GF (6)
 
Dengan A beranggotakan A(λ j ), G memiliki elemen
−α ( λ ) x

(1 − e ij )∆λ dan F memiliki elemen f (λi ) .
Yang ingin kita cari adalah f (λi ) yang dapat diperoleh
melalui persamaan
  
F = G −1 A (7)

Gambar 4. Energi celah pita (E g ) TiO 2 [3] 0.42 Probabalitas Eg

0.4

0.38

0.36
f(Eg) %

0.34

0.32

0.3

0.28

0.26
1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2
Eg (eV)

Gambar 6. Kurva f(E g ) vs E g

Dengan menggunakan MATLAB 7 untuk


menyelesaikan persamaan (7), maka diperoleh nilai F,
Gambar 5. Energi celah pita langsung (direct band gap) yang kemudian nilai F tersebut di plot terhadap Eg. Dari
TiO 2 literatur. hasil perhitungan dan didapat kurva pada Gbr. 6. Untuk
mendukung asumsi yang telah diberikan diawal mengenai
Kurva pada Gbr. 4 diplot ulang menggunakan software adanya suatu pengotor dalam material TiO 2 (tanpa proses
Engauge Digitizer 4.0 untuk mendapatkan nilai pada titik pengotoran), maka dilakukan juga karakterisasi EDX dan
kurva tersebut. Dari hasil digitalisasi didapatkan kurva XRD untuk mencari tahu tentang adanya unsur lain selain
pada Gbr. 5. TiO 2 .
Dengan menggunakan persamaan (1) untuk Gbr. 5,
didapatkan Analisis Spektrum Absorbsi TiO 2 terhadap Probabilitas
Energi Celah Pita TiO 2
Pada Gbr. 6 diperoleh grafik probabilitas adanya
energi celah pita yang ada pada TiO 2 . Probabilitas f(E g )
(αhf)2 = 1.647e+012 (hf) - 5.74e+012 untuk bermacam-macam E g yang diawal diasumsikan
(αhf)2 = (1.647e+012)2 [(hf) – 3.485] ada pada material TiO 2 memenuhi persamaan (4). Untuk
setiap E g memiliki satu nilai probabilitas yang berarti
Nilai A yang didapat sebesar 1.28 × 10-6 cm-1. panjang gelombang yang diserap akan sesuai dengan E g
Kembali pada pencarian fungsi probabilitas yang ada dengan intensitas yang berbeda-beda tergantung
dengan menggunakan persamaan (4), A(λ j ) didapat dari besarnya probablitas E g dengan probabilitas terbesar ada
J. Nano Saintek. Edisi Khusus, Agust. 2009 41

pada nilai 1,4067 eV dengan bobot 0,425 % , sedangkan Karakterisasi EDX


nilai yang terkecil ada pada nilai 1,5485 eV dengan bobot Berdasarkan hasil karaketrisasi EDX (Gbr. 8),
0,221147%, dan pada puncak tengah kurva berada pada didapatkan bahwa ternyata unsur yang terkandung dalam
E g = 2,5814 eV dengan bobot 0,347 %. Dari spectrum material TiO 2 tidak hanya atom Ti dan O saja, tetapi juga
absorbsi pada gambar 1, dapat dilihat bahwa intensitas terdapat atom C sebesar 7% (tanpa proses doping – Tabel
maksimum energi foton yang diserap ada pada panjang 1). Studi yang dilakukan oleh Xu dkk mengenai doping
gelombang 538 nm atau ada pada daerah E g = 2,304 eV, karbon pada titania dioksida, ternyata bisa mengeser
sedangkan untuk nilai terendah Eg yang menyerap energi energi celah pita sebesar 0,03 eV [4]. Dalam studinya
foton ada pada panjang gelombang 218 nm atau pada tersebut tidak dijelaskan mengenai banyaknya konsentrasi
daerah 5,6 eV. Jika dibandingkan, nilai probabilitas ini doping karbon yang diberikan pada TiO 2 dan seberapa
mengindikasikan bahwa semakin besar nilai probabilitas besar pengaruhnya terhadap pergesaran energi celah pita
nya maka semakin besar juga kemungkinan E g pada Eg.
material TiO 2 yang berkontribusi pada proses absorbsi
cahaya pada panjang gelombang yang bersesuaian dengan
E g . (Gambar 7 dan 8)

0.8

0.75
Absorbansi (a.u)

0.7
Gambar 9. Karakterisasi EDX sampel TiO 2 .

0.65 Tabel 1. Unsur yang terkandung dalam TiO 2 dari hasil


Absorbansi TiO2
karakterisasi EDX
Unsur keV Mass% At% Error
0.6
1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 C 0,277 7,13 15,55 0,21
E (eV)
O 0,525 30,84 50,51 1,98
Gambar 7. Absorbansi terhadap enregi foton pada TiO 2 Ti 4,508 62,4 33,94 0,53

0.42 Probabalitas Eg Karakterisasi XRD


0.4
Dari hasil karakterisasi XRD ternyata sampel TiO 2
ini tidaklah murni mengandung TiO 2 saja. Hasil
0.38 identifikasi yang terkandung dalam sampel adalah TiO 2
0.36 anatase sebesar 90,8%, Griceite 4,7 % dan, Epidote 4,5%.
Dalam studi lain yang dilakukan Shiang dkk [2],
f(Eg) %

0.34
dimana doping nitrogen diberikan pada TiO 2 . Hasil
0.32 eksperimen mereka menyebutkan bahwa konsentrasi
0.3
pengotor mempengaruhi pergesaran E g walaupun tidak
ada nilai konsentrasi efektif yang mampu memberikan E g
0.28 optimum. Dalam kasus pendopingan material TiO 2
0.26 dengan atom lain, diberikan penjelasan bahwa atom
1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 doping memiliki kulit terluar yang sama dengan O yaitu
Eg (eV)
pada energi 2p. Hal ini dimaksudkan agar salah satu atom
Gambar 8. Probabilitas E g terhadap E g yang terdapat O pada TiO 2 digantikan oleh atom doping. Sehingga
pada TiO 2 energi pita konduksi TiO 2 yang diberikan oleh keadaan
2p O akan berubah.
Walaupun sebenarnya E g bergantung dari
konsentrasi atom pengotor yang diberikan, dalam kasus 3. Kesimpulan
ini nilai bobot yang diperoleh bukan merepresentasikan Dari karakteristik-karakteristik yang telah
banyaknya konsentrasi pengotor sehingga didapatkan E g dilakukan dapat dikatakan bahwa TiO 2 yang dimiliki ini
tertentu. Tetapi nilai bobot ini hanya berkontribusi pada bukanlah TiO 2 murni dan mengandung beberapa jenis
kemungkinan adanya nilai E g yang telah didapatkan dan material lain (C, LiF, Ca 2 FeAl 2 Si 3 O 12 (OH)). Akibat
diasumsikan ada pada material TiO 2 . adanya bahan-bahan menyebabkan energy celah pita dari
TiO 2 murni (3.2 eV) menjadi berubah. Spektrum absorbsi
TiO 2 yang lebar mengindikasikan terdapatnya energi
J. Nano Saintek. Edisi Khusus, Agust. 2009 42

celah pita dari berbagai bahan lain selain TiO 2 yang


berada dari rentang 1,40667 eV sampai 3,2 eV, dan
probabilitas energy celah pita yang terkandung dalam
TiO 2 telah didapatkan.
Semakin tinggi probabilitas (bobot) dari energy
celah pita maka kemungkinan penyerapan serta
intensitasnya pada panjang gelombang yang bersangkutan
menjadi besar. Besarnya probabiliatas atau bobot yang
telah didapat tidak berkontribusi pada konsentrasi
pengotor yang terdapat dalam TiO 2 .

Referensi
[1] R. Asahi, T. Morikawa, T.Ohwaki, K. Aoki, and
Y.Taga, Science 293, 269 (2001).
[2] J.K Shiang et al, Appl. Phys. A 81,1411 (2005).
[3] K. Byung-Hoon et al, Ceram. Int. 32, 223 (2006).
[4] T.-H. Xu et al, J. Zheijang Univ. Sci. B.

Anda mungkin juga menyukai