DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................... 1
DAFTAR TABEL ............................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... 3
KATA PENGANTAR ......................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................... 5
1. Ruang Lingkup ..................................................................... 6
2. Acuan Normatif .................................................................... 6
3. Istilah dan Definisi ............................................................... 6
4. Pengelolaan SPAM ............................................................... 8
5. Pengoperasian dan Pemanfaatan ...................................... 10
5.1. Persiapan Operasi ................................................................ 10
5.2. Pengoperasian ....................................................................... 11
5.2.1 Unit Air Baku .......................................................................... 11
5.2.2 Unit Produksi ......................................................................... 13
5.2.3 Unit Distribusi ........................................................................ 17
5.2.4 Unit Pelayanan ...................................................................... 19
5.2.5 Pelaksana Kegiatan Operasi SPAM ...................................... 20
5.2.6 Waktu Pengoperasian ........................................................... 20
5.2.7 Kebutuhan Standar Pelayanan .............................................. 20
5.3. Pemanfaatan .......................................................................... 21
DAFTAR GAMBAR
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengelolaan SPAM meliputi kegiatan pengoperasian dan
pemanfaatan serta administrasi dan kelembagaan SPAM.
2. Acuan Normatif
a. Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian;
b. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
c. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
d. Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
e. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum;
f. Peraturan Presiden No 67 tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;
g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
5.2 Pengoperasian
Tujuan pengoperasian unit produksi ini adalah mengolah air baku
dengan debit yang sudah direncanakan, sampai menjadi air minum yang
memenuhi syarat kualitas yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri
Kesehatan No. 907 tahun 2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum.
Pengoperasian ini meliputi Unit Air Baku/Bangunan Intake, Unit
Produksi, Unit Distribusi, dan Unit Pelayanan.
Setiap penyelenggara SPAM wajib memiliki gambar nyata pelaksanaan
(as built drawing), gambar sistem keseluruhan, dan manual operasi
pemeliharaan (SOP).
Pelaksanaan pengoperasian bangunan penunjang dan alat peralatan
kelengkapan meliputi pengoperasian kantor, ruang operator, ruang
pompa, ruang kimia, gudang kimia, bengkel penunjang, serta bangunan-
bangunan yang mendukung proses pengolahan yang terjadi di
sedimentasi, filter, reservoir, dan ruang pompa.
b. Pengaduk Cepat
• Operasikan pompa pembubuh Alum/Soda dan stel stroke pompa
sesuai dengan perhitungan debit yang diperlukan (ada jenis
pompa kimia lain yang penyetelan strokenya dilakukan pada saat
pompa tidak dioperasikan).
• Atur pH sehingga sama dengan pH pada waktu jar test, dengan
menambah atau mengurangi stroke pompa.
• Amati unjuk kerja pompa pembubuh, persediaan dan aliran
larutan bahan kimia.
• Pertahankan keadaan seperti pada awal operasi, dan lakukan
penyesuaian bila diperlukan.
c. Pengaduk Lambat
• Amati flok–flok yang terbentuk, apakah terbentuk dengan baik.
• Apabila tidak, periksa kembali pH air di pengaduk lambat dan
lakukan penyesuaian-penyesuaian pembubuhan.
• Periksa pembentukan buih-buih yang terjadi dipermukaan air dan
bersihkan apabila terdapat buih-buih.
Pencucian Filter
Pencucian filter dilakukan bilamana filter sudah kotor (clogging).
Sebagian indikator bahwa media filter sudah memerlukan pencucian
bilamana kecepatan penyaringan filter untuk:
• Saringan Pasir Lambat < 2 m3/m2/jam.
• Saringan Pasir Cepat < 5 m3/m2/jam.
• Saringan Pasir bertekanan < 9 m3/m2/jam.
f. Bak Reservoir
• Periksa pH air yang masuk ke bak penampung air
bersih/Reservoir.
• Ukur debit air yang masuk
• Bubuhkan larutan Netralisator (larutan Soda Ash 10% atau larutan
Kapur jenuh), apabila pHnya < 7, sesuai perhitungan.
• Bubuhkan larutan desinfektan, seperti larutan kaporit sesuai
perhitungan.
• Periksa pH, kekeruhan dan sisa khlor dari air bersih di bak
penampung setiap jam, yaitu pH antara 6,0 – 7,5; kekeruhan
A. Meter Air
Pada setiap unit produksi dan unit distribusi, harus dilengkapi dengan
meter air induk. Sedangkan unit pelayanan harus dilengkapi dengan
meter air pelanggan. Meter air induk dan meter air pelanggan wajib
ditera secara berkala oleh badan yang diberi kewenangan untuk
melakukan tera.
C. Hidran Kebakaran
Pada setiap unit pelayanan perlu dipasang hidran kebakaran dengan
jarak antar hidran kebakaran maksimal 300 meter yang dimaksudkan
untuk mengatasi apabila terjadi kebakaran di daerah tersebut sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
6.1 Administrasi
Kegiatan administrasi wajib dilaksanakan selama penyelenggaraan
SPAM. Kegiatan administrasi dilaksanakan untuk memudahkan
pemantauan dan evaluasi. Kegiatan administrasi dimaksudkan untuk
membantu kegiatan operasional dan pemanfaatan melalui proses
pencatatan, pengarsipan, pelaporan seluruh kegiatan harian dan
bulanan. Kegiatan administrasi dilaksanakan sesuai dengan pedoman
akuntansi air minum dan/atau ketentuan lain yang berlaku.
Kegiatan administrasi dilaksanakan oleh Penyelenggara SPAM dan
dapat dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain.
Kegiatan administrasi meliputi:
a. Administrasi perkantoran meliputi pencatatan, pengarsipan,
pelaporan dan kegiatan tata persuratan.
b. Administrasi keuangan meliputi pencatatan pemasukan dan
pengeluaran tertib administrasi keuangan baik yang berasal dari
operasional maupun non-operasional.
Kegiatan administrasi operasional meliputi pencatatan:
a. Debit harian air baku melalui alat ukur pada intake atau kapasitas
pemompaan.
b. Debit air yang diproduksi melalui meter induk pada pipa transmisi.
c. Pemakaian bahan kimia.
d. Pemakaian listrik PLN.
e. Pemakaian bahan bakar dan pelumas untuk genset.
f. Kualitas pemeriksaan laboratorium untuk air baku dan air produksi.
Kegiatan administrasi pemanfaatan meliputi:
a. Pencatatan data pelanggaran
b. Pencatatan pemakaian air sesuai meter air
c. Pencatatan pemompaan distribusi
d. Pencatatan pencucian pipa (wash out)
Berdasarkan catatan-catatan tersebut, penyelenggaraan SPAM wajib
membuat laporan bulanan untuk pertanggung jawaban kepada
pemerintah sebagai pembina/pemilik.
6.2.1 Umum
Pelayanan air minum bagi masyarakat perlu pengelolaan yang baik,
oleh sebab itu perlu dibentuk kelembagaan atau institusi yang akan
bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan sistem
pelayanan. Tanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan
berarti akan menjamin terjadinya air minum melalui sistem perpipaan
yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitas.
Kelembagaan penyelenggara SPAM harus dilengkapi dengan sumber
daya manusia yang kompeten di bidang pengelolaan SPAM sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Kelembagaan pengelola dibentuk agar penyelenggaraan SPAM sesuai
dengan pengaturan tujuan penyelenggaraan SPAM. Kegiatan
kelembagaan dapat dimulai setelah adanya izin/kerjasama antara
penyelenggara dengan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
Untuk mengubah kualitas air baku (yang belum memenuhi kualitas air
minum) menjadi air minum diperlukan suatu proses pengolahan air
minum. Proses pengolahan air minum yang digunakan atau dipilih harus
sesuai dengan kualitas air baku berdasarkan kebutuhannya untuk
memenuhi syarat kualitas air minum.
Catatan:
Untuk air tanah yang mengandung Fe dan Mn, maka diperlukan
proses penghilangan Fe dan Mn (Fe & Mn Removal). Proses
penghilangan Fe dan Mn pada dasarnya adalah mengoksidasi Fe
dan Mn sehingga dapat disisihkan. Proses oksidasi dapat
menggunakan proses antara lain:
- Aerasi
- Klorinasi
- Ozonisasi
- Dan lain-lain
Setelah proses oksidasi, biasanya diperlukan proses flokulasi,
sedimentasi, dan filtrasi, terutama untuk air baku dengan
konsentrasi Fe ≥ 5 mg/L.
Catatan:
Untuk air baku dari mata air yang mengandung Fe dan Mn, maka
diperlukan proses penghilangan Fe dan Mn (Fe & Mn Removal).
Proses penghilangan Fe dan Mn pada dasarnya adalah
mengoksidasi Fe dan Mn sehingga dapat disisihkan. Proses
oksidasi dapat menggunakan proses antara lain:
- Aerasi
- Klorinasi
- Ozonisasi
- Dan lain-lain
Setelah proses oksidasi, biasanya diperlukan proses flokulasi,
sedimentasi, dan filtrasi, terutama untuk air baku dengan
konsentrasi Fe ≥ 5 mg/L.
Untuk menghilangkan bau, rasa, warna, dan kekeruhan, dapat
menggunakan proses pengolahan sesuai tabel 4 pada Lampiran 2
(Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan SPAM).
Desinfektan digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme
patogen.
Pembubuhan
bahan kimia
Desinfektan
(Koagulan)
Distribusi
Catatan:
Untuk air permukaan dengan kandungan pasir atau material
abrasif lainnya, dapat digunakan Bak Pengendap Pasir atau Grit
Chamber (sejenis bak sedimentasi, biasanya pengendapan
dilakukan dengan sistem gravitasi).
Untuk air permukaan yang mengandung Fe dan Mn, maka
diperlukan proses penghilangan Fe dan Mn (Fe & Mn Removal).
Proses penghilangan Fe dan Mn pada dasarnya adalah
mengoksidasi Fe dan Mn sehingga dapat disisihkan. Proses
oksidasi dapat menggunakan proses antara lain:
- Aerasi
- Klorinasi
- Ozonisasi
- Dan lain-lain
Setelah proses oksidasi, biasanya diperlukan proses flokulasi,
sedimentasi, dan filtrasi, terutama untuk air baku dengan
konsentrasi Fe ≥ 5 mg/L.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2007
DJOKO KIRMANTO