PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang,
damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan
penuh kasih sayang. Namun, pada kenyataannya tidak semua lanjut usia
dengan semakin banyaknya masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia.
orang yang sakit-sakitan. Persepsi ini muncul karena memandang lanjut usia
hanya dari kasus lanjut usia yang sangat ketergantungan dan sakit-sakitan
(Wahyudi, 2008).
diperkirakan sebanyak 962 juta jiwa atau sebanyak 13% populasi di dunia dan
tahun diprediksikan akan meningkat menjadi 1,4 miliar pada tahun 2030. 2,1
miliar pada tahun 2050 dan 3,1 miliar pada tahun 2100 (United Nation, 2017).
Organisation (WHO) sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050
1
diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2014, Penduduk lansia (≥65
tahun) di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 13.729.992 jiwa (8,5%) dan
lansia lebih dari 7 persen, diantaranya adalah Sulawesi Selatan (8,8%) dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 9,8% pada tahun 2020 serta mengalami
yang berusia 60 tahun keatas mencapai 798.144 jiwa dari seluruh penduduk
Sulawesi Selatan (BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2018). Data dari BPS Kota
lansia di Kota Makassar mencapai 87.215 jiwa dan diperkirakan akan terus
meningkat pada tahun 2020 sebanyak 101.180 jiwa. Sedangkan jumlah lansia
Gowa (Rakyat SulSel, 2014). Dan lansia yang terdaftar diwilayah kerja
puskesmas samata Kec Sumba Opu Kab. Gowa tahun 2017 terdapat 12.604
jiwa lansia yang terbagi menjadi 6 wilayah kerja, di wilayah samata sebanyak
1.292 jiwa lansia, Romang polong sebanyak 1.517 jiwa lansia, Tamarunang
sebanyak 4.439 jiwa lansia, Bontoramba sebanyak 867 jiwa lansia, Mawang
Masalah kesehatan yang dialami lansia tidak hanya pada kondisi fisik
yang tampak saja, namun kondisi pisikologis lansia juga mengalami masalah
fenomena umum yang sering terjadi pada lansia yang sifatnya menetap, tidak
2
menyenangkan dan sering tersamarkan yang dimanifestasikan dengan
2008).
yang paling sering muncul, ditambah bila lanjut usia tersebut mempunyai
yaitu dari 7,6% pada tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013 (Kemenkes
RI, 2013).
ada 264 juta orang dengan gangguan kecemasan di dunia dan diperkirakan
dengan persentase 23%. Ansietas lebih sering menyerang wanita dari pada
3
kecemsan pada usia 55-64 tahun sebanyak 6.9%, usia 65-74 tahun sebanyak
9,7% dan pada usia lebih dari 75 tahun sebanyak 13,4% (Riskesdas, 2013).
dari 8,34% jumlah penduduk lansia (Pusat Data & Informasi Kementrian
diperoleh dari profil Dinas Kesehatan Gowa tahun 2013 diperkirakan jumlah
penderita kecemasan pada lansia terus meningkat sekitar 1-3% setiap tahun
menunjukkan bahwa kecemasan 15-20 kali timbul pada lansia dengan depresi
(Hidayati, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa tingginya resiko seorang lansia
yang paling umum pada lansia. Lansia akan menghadapi pikiran kematian
dengan rasa putus asa dan kecemasan menjadi masalah psikologis yang
penting pada lansia, khususnya lansia yang mengalami penyakit kronis. Pada
4
tetapi seiring dengan semakin bertambahnya usia, lansia berusaha menerima
khawatir atau takut yang tidak rasional, sulit tidur sepanjang malam, rasa
serta rasa panik terhadap masalah yang ringan. Dimana lansia akan
terhadap orang lain dan bisa mengalami stres yang dapat memperparah
kualitas hidup lansia itu sendiri. Sehingga mereka tidak dapat menikmati
masa tua mereka dengan bahagia (Sanjaya & Rusdi, 2012). Menurut hasil
kecemasan di poli penyakit dalam dan poli jantung RSUD dr Zainoel banda
kecemasan.
Jadi dari pernyataan ini dapat dikatakan bahwa munculnya penyakit salah
satunya hipertensi ini dapat menjadi pemicu bagi seorang lansia mengalami
kecemasan.
5
saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Salah satu jenis terapi relaksasi
ini menggunakan faktor keyakinan yang disebut sebagai faith factor. Menurut
menit atau beberapa jam sehingga memberikan dampak positif bagi tubuh
murattal al-quran yaitu berupa adanya arus listrik otot, perubahan daya
diiringi dengan peningkatan suhu kulit dan penurunan frekuensi detak jantung
Terjemahan :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tenteram.
Ayat ini memiliki makna bahwa membaca al-qur’an merupakan salah
satu bentuk untuk mengingat Allah swt yang akan membuat hati hati tetap
6
selalu tenang, merasakan getaran iman sehingga tidak larut memikirkan
perasaan rileks, mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang,
pernapasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik untuk
telah dibuktikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad Al-
Khadi, direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research
dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah
2012).
7
Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan terapi Murottal
surah ar-Rahman. Surah ar-Rahman merupakan salah satu surah di dalam al-
yang konstan, teratur dan tidak ada perubahan yang mendadak serta nadanya
rendah. Surah ar-rahman terdiri dari 78 ayat memiliki makna mengenai sifat
pemurah dan sifat kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya serta terdapat ayat
memberikan nikmat yang tak terhingga baik di dunia maupun diakhirat nanti.
memiliki efek relaksasi terhadap tubuh yang dimana dapat berpengaruh pada
mendengarkan. Jika ditinjau dari segi terjemahan yaitu nikmat Allah yang
memikirkan segala nikmat yang telah mereka peroleh baik itu yang terlihat
maupun tidak terlihat. Ketika mereka telah mengetahui bahwa betapa besar
nikmat yang telah mereka peroleh maka akan muncul rasa syukur dalam
oleh lansia, maka kecemasan lansia juga akan ikut berpengaruh. Olehnya itu
surah ini baik digunakan untuk menururnkan tingkat kecemaan pada lansia
(Mishbah, 2009).
8
Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa terapi murottal al-
sehingga hal inilah yang menjadi dasar peneliti untuk tertarik melakukan
Samata”.
B. Rumusan Masalah
Puskesmas Samata”.
C. Hipotesis Penelitian
9
sampai dengan ayat 78. 1 hari pemberian, selama 20
menit dalam 1 minggu
berturut-turut (Sulistiyani,
2017).
2. Dependen Kecemasan adalah Hasil ukur penilaian ini diukur Kuesioner
keadaan yang dialami menurut Zung Self-Rating Anxiety
Kecemasan pada
oleh lansia yang diukur Scale (SAS/SRAS) :
pasien hipertensi
menggunakan instrumen
1. Kecemasan ringan (jika skor
Zung Self-Rating Anxiety 20-44).
Scale (SAS/SRAS) untuk 2. Kecemasan sedang (jika skor
menunjukkan derajat 45-59).
kecemasan yang dialami 3. Kecemasan berat (jika skor
lansia. 60-74).
4. Kecemasan panic (jika skor
75-80).
E. Kajian Pustaka
10
(Muhidin et al., terhadap nyeri deskripstif dismenore mengalami rahman
2016) dismenore korelasi Akper dr. dismenore sedangkan
pada remaja dengan Soedono 67% yang akan diteliti
menggunaka mengalami oleh peneliti yaitu
n penurunan kecemasan pada
pendekatan skala lansia
cross dismenore
sectional. rata-rata mulai
pada skala 8
hingga 5, dan
sembuh dari
dismenore
sebesar 8,3%.
Pengaruh terapi Untuk Penelitian Ada pengaruh Penelitian ini terletak Peneliti ini
audio murottal mengetahui ini terapi audio pada sasaran peneliti sama-sama
surah ar-rahman pengaruh menggunaka murottal Surah dimana sasaran menggunaka
terhadap tingkat terapi audio n metode Ar-Rahman peneliti ini adalah n murottal
insomnia pada murottal surah quasy Terhadap lansia yang surah Ar-
lanjut usia di ar-rahman experiment tingkat mengalami insomnia Rahman
UPT Panti terhadap design insomnia pada sedangkan yang akan
Wredha Budhi tingkat dengan lanjut usia di diteliti oleh peneliti
Dharma insomnia pada pendekatan UPT Panti yaitu kecemasan
Ponggalan lanjut usia di non Wredha Budhi pada lansia, dan juga
Yogyakarta upt panti equivalent Dharma pebedaan penelitian
(Suryani,2016). wredha budhi control Ponggalan terletak pada metode
dharma group Yogyakarta. intervensi.
ponggalan design.
yogyakarta.
11
posyandu
lansia Desa
Banjarejo
Kecamatan
Ngantang
Malang.
Pengaruh terapi Untuk Metode Hasil Perbedaan penelitian Persamaan
musik klasik dan mengetahui penelitian ini penelitian ini ini terletak pada jenis peneliti
murottal terhadap pengaruh menggunaka dapat intervensi yang sama-sama
penurunan tingkat terapi musik n quasi- disimpulkan diberikan dimana menggunaka
depresi pada klasik dan experiment terdapat peneliti ini n terapi
lansia (Wardani, murottal dengan pengaruh menggunakan musik murottal Al-
2015). terhadap desain terapi musik klassik dan murottal Quran surah
penurunan penelitian klasik dan sedangkan peneliti Ar-Rahman.
tingkat depresi pre and post murottal hanya menggunakan
pada lansia. test with terhadap murottal saja.
control penurunan
group tingkat depresi
design. pada lansia.
F. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Puskesmas Samata.
2. Tujuan Khusus
puskesmas samata.
12
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
lansia.
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Masyarakat
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Lansia
tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok
Tahun 2009 pasal 138, lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya
agar selama mungkin dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan
(Murwani, 2010).
Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari
oleh siapapun. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang kehidupan
dari periode terdahulu yang labia menyenangkan atau beranjak dari waktu
14
hal mencukupi kebutuhan hidup sehingga dapat meningkatkan
berjalannya wktu akan menjadi tua renta yamh lemah. Itu sudah kodrat
manusia yang tidak bisa dihindari. Hal ini terdapat pada firman Allah
Terjemahan :
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan yang lemah
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi
kuat, kemudian Dia menjadikan (Kamu) sesudah kuat itu lemah
(kembali) dan berubah. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”
Allah swt juga menjelaskan dalam QS. Yaasin/36:68, yang berbunyi :
٦٨ ق أمفممل يِملعقئبلوُمن ل ل
موممن ننمعمملرهب نبنممكلسهب ئفيِ ٱلمخل ء ئ
Terjemahan :
“Dan barang siapa yang kami panjangkan umurnya, kami
mengembalikannya dalam penciptaan. Maka apakah mereka tidak
berfikir?”
Dalam tafsir Al-Mishbah dijelaskan bahwa dahulu ketika bayi
menjadi kuat dan banyak tahu, selanjutnya bila usianya menanjak hingga
15
bahwa dunia ini fanaa, dan bahwa manusia harus memilki sandaran yang
kuat, yang langgeng dan abadi. Sandaran itu tidak lain kecuali Allah swt.
tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-
anak, deawasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal dengan
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan, yang terjadi
pada semua orang pada saat mereka mancapai usia tahap perkembangan
16
3. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Sistem Tubuh Lansia
a. Perubahan Fisik
1) Sel
2) Sistem Pernapasan
ketahanan dingin.
3) Sistem Pendengaran
4) Sistem Penglihatan
17
5) Sistem Kardovaskuler
normal kurang lebih 150 mmHg dan diastole kurang lebih sekitar
95 mmHg (WHO).
6) Sistem Respirasi
munurun.
7) Sistem Gastrointestinal
meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. Indera
sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam, dan pahit.
18
Lambang; rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam
meningkat.
9) Sistem Endokrin
19
mengkerut dan mengalami sklerosis, atropi serabut otot;
(Nugroho, 2008).
b. Perubahan Mental
2) Kenangan (Memori)
yang lalu.
verbal.
psikomotor.
c. Perubahan Psikososial
20
7) Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian.
adalah bacaan yang tenang, keluarnya huruf dari makhroj sesuai dengan
Pada masa sekarang, media dan alat perekam suara telah ditemukan
qur’an dan rekama bacaan tersebut bisa diulang kembali. Hal ini juga
21
mengembangkannya di dunia islam terutama di negeri-negeri yang
موإئمذا لملمُ تملأتئئهمُ بئماَيِمفة مقاَبلوُاا لملوُمل ٱلجتمبمليِتمهمءاَ قبلل إئنلمماَ أمتلبئبع مماَ بيِوُمح ه ىى إئلم ل
يِ ئمممن لربمممءيِ ههممممذا بم م
صمماَئئبر ئمممن
Terjemahan :
“Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al Quran
kepada mereka, mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat
sendiri ayat itu?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya
mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al
Quran ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu,
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman".“Dan
apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat”.
Ayat diatas menjelaskan tentang perintah untuk
22
b. Lantunan al-Qur’an secara fisik mengandung suara manusia, suara
dan alat yang paling mudah dijangkau. Dengan tempo yang lambat
pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik
23
Baqarah dan Upoyo dkk (2012) juga membuktikan bahwa
hari berturut-turut.
Allah yang berarti Yang maha pemura. Sebagaian besar dari surah ini
hari kiamat, surah itu akan datang kepada Tuhannya dalam bentuk
24
pun tersisa. Lalu Allah SWT berkata, “ Masuklah kalian ke surga
nikmat yang telah mereka peroleh baik itu yang terlihat maupun
nikmat yang telah mereka peroleh maka akan muncul rasa syukur
1. Definisi Kecemasan
25
masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian), perilaku
secara sempurna.
sekaligus memberikan rasa aman dan tentram pada diri seseorang. Al-
26
لئ أممل بئئذلكئر ٱللئ تملطممئئنن ٱللقببلوُ ب
ٱللممئذيِمن مءاممنبمموُاا مومعئملبمموُاا٢٨ ب ٱللئذيِمن مءاممبنوُاا موتملطممئئنن قببلوُبببهمُ بئئذلكئر ٱ ل ل
ت ب
طوُبمهى لمهبلمُ موبحلسبن مماَ ف
٢٩ ب ٱل ه ل
صلئهمح ئ
Terjemahan :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. Orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat
kembali yang baik”.
Ayat di atas menjelaskan bahwa diantara pengaruh dzikirullah,
a. Faktor Intrinsik
1) Usia
lebih sering pada usia dewas dan lebih banyak pada wanita.
27
cenderung mempengaruhi peningkatan kecemasan saat
b. Faktor Ekstrinsik
2) Tingkat pendidikan
28
3) Akses informasi
administrasi .
4) Proses Adaptasi
29
tentang tidakan kemoterapi akan mempengaruhi tingkat
7) Komunikasi terapeutik
3. Tingkat Kecemasan
a. Kecemasan Ringan
dan emosi seperti tidak dapat duduk tenang, tremir halus pada
b. Kecemasan sedang
30
lain sehingg seorang mengalami perhatian yang efektif. Namun
c. Kecemasan berat
sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang
meningkat.
d. Panik
31
Respon perilaku dan emosi mengantuk dan marak, ketakutan ,
Respon Adaptif
batas normal.
Respon Maladaptif
satu contohnya adalah efek dari sindrom baju putih (hipertensi akibat
kecemasan.
32
Gangguan kecemasan dikaitkan dengan hipertensi nokturnal
dan pagi hari pada pasien rawat jalan yang mederita hipertensi. Kedua,
darah.
33
D. Tinjauan tentang Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap
Tingkat Kecemasan
bergerak melalui saraf suara menuju kulit acoustic bark pada otak,
34
Sternheimer (1974) menegmukakan bahwa setiap bagian tubuh
Frekuensi ini yang dihasilkan dalam sel-sel ini. Sel-sel itu akan
adalah sistem alami yang Allah ciptakan pada sel-sel otak dan
perasaan rileks dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan
35
Murottal al-qur’an mampu memacu sistem saraf parasimpatis
36
E. Kerangka Teori
Lansia
1. Sel
2. Sistem pernafasan
3. Sistem pendengaran
4. Sistem penglihatan
5. Sistem kardiovaskular
6. Sistem respirasi
7. Sistem gastrointestinal
8. Sistem genitourinaria
9. Sistem endokrin
10.Sistem integument
11.Sistem musculoskeletal
(Guslinda, 2011)
a. Kecemasan
Ringan
Kecemasan b. Kecemasan
Sedang
c. Kecemasan
Teknik Relaksasi Religius Berat
(Siswanto, 2011)
37
F. Kerangka Konsep
(Soekidjo,2010).
kecemasan.
Variabel Kontrol
Keterangan :
38
G. Kerangka Kerja
Accidental Sampling
Kaji tingkat
KECEMASAN
Penyajian hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
39
A. Desain Penelitian
2009).
rancangan penelitian one group pretest and post test design yaitu untuk
O1 X O2
Keterangan:
qur’an.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi Penelitian
40
Populasi merupakan sekumpulan objek yang akan diteliti dan
2. Sampel penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau
sebanyak 23 pasien.
1. Teknik Sampling
penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel yang akan
mewakili jumlah sampel yang ada (Hidayat, 2009). Teknik Sampling yang
sampling yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap
41
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel secara accidental
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria ekslusi
1. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu
b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
42
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu Metode
diharapkan ada respon dari responden agar dapat dicapai tujuan penelitian.
F. Instrumen Penelitian
kecemasan dan dirancang khusus untuk usia 65 tahun keatas. Penentuan skor
skornya 11-15, untuk kecemasan ringan skornya 6-10, untuk tidak cemas 0-5.
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu
43
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Demikian juga
kuesioner sebagai alat ukur, harus mengukur apa yang akan diukur. Uji
0,05 sebesar 0,396, bila r ≥ 0,396 maka dinyatakan valid, sedangkan bila r
< 0,396 maka dinyatakan tidak valid. Reliabilitas merupakan indeks yang
yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan
44
P12 0, 834 Valid P12 0, 835 Valid
P13 0, 793 Valid P13 0, 795 Valid
P14 0, 739 Valid P14 0, 728 Valid
P15 0, 695 Valid P15 0, 690 Valid
P16 0, 527 Valid P16 0, 518 Valid
P17 0, 672 Valid P17 0, 662 Valid
P18 0, 657 Valid P18 0, 665 Valid
P19 0, 669 Valid P19 0, 656 Valid
P20 0, 601 Valid P20 0, 602 Valid
Cronbach’s Alpha 0,948 Cronbach’s Alpha 0,951
Tabel di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel kecemasan
reliabel.
Pertanyaan Setuju Tidak setuju
Saya khawatir sepanjang waktu
Saya mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan
Saya sering merasa gelisah
Saya sering merasa tidak dapat menikmati sesuatu
karena takut.
Saya kurang tertarik untuk melakukan sesuatu yang
biasa saya nikmati.
Saya merasa hal-hal yang tidak nyata sangat
mengganggu saya
Saya sering merasa berdebar-debar
Saya merasa lebih mudah cemas dari biasanya
Saya tidak dapat berhenti mencemaskan sesuatu yang
sepele
Saya sering merasa gugup
Saya terlalu khawatir akan banyak hal
Saya sering mengalami gangguan pencernaan karena
45
kekhawatiran saya.
Saya mengalami kesulitan duduk tenang/diam
Saya selalu merasa sesuatu yang buruk akan terjadi
Saya sering merasa gemetar
Saya piker kekhawatiran saya mengganggu hidup saya
Saya tidak bisa mengendalikan kekhawatiran saya
Terkadang saya mengalami sakit perut
Saya mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi
Saya mudah kaget dan kesal
Keterangan :
Setuju :Diberi Skor 1
Tidak Setuju : Diberi Skor 0
Hasil Skor Kecemasan :
Kecemasan Berat : 15-20
Kecemasan Sedang : 11-15
Kecemasan Ringan : 6-10
Tidak Cemas : 0-5
1. Editing
Melihat apakah data yang sudah terisi, lengkap atau tidak lengkap.
2. Coding
kuesioner.
3. Tabulasi
46
Setelah dilakukan pengkodean kemudian data dimasukkan kedalam
4. Analisa statistik
responden.
(Nursalam, 2008)
47
Penelitian ini menerapkan prinsip etika penelitian sebagai upaya
penelitian ini sebagai upaya untuk melindungi hak dan privasi responden.
(Notoatmodjo,2010).
data.
2. Prinsip etik berbuat baik dan tidak merugikan (Beneficience and non
maleficience)
48
Penelitian ini harus reasonable dan memenuhi persyaratan
49
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama :
Usia :
Saya telah memahami bahwa jawaban dari kuesioner ini hanya digunakan
untuk keperluan penelitian dan saya bersedia menjadi responden penelitian ini
Gowa, 2018
Responden
( )
50
Lampiran 2
(Kuesioner A)
No Responden :
Petujuk Pengisian :
1. Bacalah dengan teliti pertanyaan berikut ini.
2. Jawablah pertanyaan pada tempat yang telah disediakan dengan memberi
tanda checklist pada kolom yang telah disediakan.
3. Pada pertanyaan isian, berilah jawaban sesuai isi pertanyaan.
1. Nama Pasien :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan terakhir responden
Tidak sekolah SLTP Diploma/Strata 1
SD SMU
5. Status Perkawinan
Belum Menikah Menikah Janda/Duda
6. Penghasilan :
Pensiun Bantuan Tidak Ada
Tidak Sakit
Lampiran 3
GERIATRIC ANXIETY INVENTORY (GAI)
( KUESIONER B )
Pertanyaan Setuju Tidak setuju
Saya khawatir sepanjang waktu
Saya mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan
51
Saya sering merasa gelisah
Saya sering merasa tidak dapat menikmati sesuatu
karena takut.
Saya kurang tertarik untuk melakukan sesuatu yang
biasa saya nikmati.
Saya merasa hal-hal yang tidak nyata sangat
mengganggu saya
Saya sering merasa berdebar-debar
Saya merasa lebih mudah cemas dari biasanya
Saya tidak dapat berhenti mencemaskan sesuatu yang
sepele
Saya sering merasa gugup
Saya terlalu khawatir akan banyak hal
Saya sering mengalami gangguan pencernaan karena
kekhawatiran saya.
Saya mengalami kesulitan duduk tenang/diam
Saya selalu merasa sesuatu yang buruk akan terjadi
Saya sering merasa gemetar
Saya piker kekhawatiran saya mengganggu hidup saya
Saya tidak bisa mengendalikan kekhawatiran saya
Terkadang saya mengalami sakit perut
Saya mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi
Saya mudah kaget dan kesal
Keterangan :
Setuju :Diberi Skor 1
Tidak Setuju : Diberi Skor 0
Hasil Skor Kecemasan :
Kecemasan Berat : 15-20
Kecemasan Sedang : 11-15
Kecemasan Ringan : 6-10
Tidak Cemas : 0-5
52