” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Standard Indonesian Rubber (SIR)
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................i
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Pendahuluan.............................................................................................................................ii
2 Definisi............................................................................................................................ 1
3 Penggolongan ................................................................................................................ 1
10 Syarat Penandaan........................................................................................................ 41
i
SNI 06-1903-2000
Pendahuluan
Standard Indonesian Rubber (SIR) ini adalah merupakan revisi dari SNI 06—1903—1990,
Standard Indonesian Rubber.
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Standar Indonesian Rubber direvisi dengan alasan sebagai berikut :
1. Standar bahan baku olah karet (Bokar) telah direvisi sehingga standar SIR harus di —
sesuaikan dengan perubahan standar bahan baku tersebut.
2. Adanya perkembangan pemakaian peralatan yang baru seperti pemakaian dirt heater,
plastimeter MK 4 dan lain—lain, juga penyesuaian pemakaian bahan kimianya.
3. Pelabelan dan pengemasan Pemakaian jenis kemasan baru seperti : pallet metal dan
container loose ball dan pencantumkan logo perusahaan serta tanda SNI bagi
perusahaan yang telah menerapkan.
4. Penyesuaian metoda uji dengan standar internasional.
Standar ini telah dibahas dalam rapat—rapat teknis dan pra konsensus di Palembang dan
terakhir dibahas dalam Rapat Konsensus di Jakarta pada tanggal 26 Nopember 1999 yang
di — hadiri oleh produsen, asosiasi, konsumen, lembaga uji dan instansi terkait.
Standar ini disusun oleh BPSMB Palembang, Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
ii
SNI 06-1903-2000
1 Ruang Iingkup
Standar ini meliputi ruang Iingkup, definisi, penggolongan, bahan olah, syarat ukuran, syarat
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
mutu, pengambilan contoh, cara uji, pengemasan, syarat penandaan dan catatan umum
Standard Indonesian Rubber (SIR).
2 Definisi
Standard Indonesian Rubber adalah karet alam yang diperoleh dengan pengolahan bahan
olah karet yang berasal dari getah batang pohon Hevea Brasiliensis secara mekanis dengan
atau tanpa kimia, serta mutunya ditentukan secara spesifikasi teknis.
3 Penggolongan
4 Bahan olah
5 Syarat ukuran
Standard Indonesian Rubber disajikan dalam bentuk bandela yang dikempa dengan berat
dan ukuran tertentu, Ukuran bandela SIR yang diperdagangkan adalah panjang 675 ± 25
mm Iebar 355 ± 10 mm, dapat mempunyai berat sebesar 33 1/3 kg atau 35 kg atau sesuai
permintaan pembeli.
1 dari 53
SNI 06-1903-2000
6 Syarat Mutu
Tabel : 1
Skema Persyaratan Mutu
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Keterangan :
*) Tanda Pengenal Tingkatan Batasan Viskositas Mooney :
CV—50 45—55
CV — 60 55 — 65
CV—70 65—75
'*) Informasi mengenai cure dibenkan daiam bentuk Rheograph sebagai Standard non—
mandatory.
2 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
7.2. Cara Pengambilan Contoh
Pengambilan Contoh dilakukan terhadap bandela SIR yang keluar dari mesin kempa ( bale
press) sebelum bandela tersebut dibungkus plastik polietilen dengan interval maksimum 9
bandela dan disesuaikan dengan jumlah bandela didalam setiap pallet. Misalnya dapat
dilakukan terhadap bandela nomor 2, 11, 20 dan seterusnya atau bandela nomor 5, 14, 23
dan seterusnya atau yang lazim dilakukan adalah bandela nomor 9, 18, 27 dan seterusnya.
− Berat satu potongan contoh (A atau B) adalah 150 sampai 200 gram.
− Satukan kedua contoh tersebut kemudian dimasukan kedalam kantong plastik.
− Setelah diberi label contoh yang menerangkan mengenai Tanggal produksi, nomor
pallet / contoh. nomor potongan / bandela dan keterangan tambahan lain bila
diperlukan, kemudian kantong plastik yang berisi contoh ditutup selanjutnya dikirim ke
laboratorium untuk diuji.
3 dari 53
SNI 06-1903-2000
CATATAN :
Saat ini dalam praktek, digunakan beberapa ukuran kemasan / pallet. Ukuran kemasan I
pallet tersebut didasarkan pada jumlah bandela yang dapat ditampung didalamnya.
Janis ukuran kemasan / pallet yang lazim digunakan untuk pengemasan SIR yaitu :
- Kemasan/Pallet Standar berisi : 30 bandela
- Kemasan/Pallet Jumbo berisi : 36 bandela
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
- Kemasan/Pallet Super Jumbo berisi : 42 bandela
- Kemasan/Pallet lain sesuai permintaan pembeli
Untuk itu maka jumlah minimum contoh yang dapat mewakili bandela didalam setiap
kemasan / pallet ditentukan sebagal berikut :
- Untuk Kemasan/Pallet Standar : 3 contoh
- Untuk Kemasan/Pallet Jumbo : 4 contoh
- Untuk Kemasan/Pallet Super Jumbo : 5 contoh
- Kemasan/Pallet lain sesuai permintaan pembeli : 1 contoh untuk setiap 9 bandela
- Untuk Peti Kemas/Container : 1 contoh untuk setiap 9 bandela
8 Cara Uji
8.1 Penyeragaman Contoh [ ISO 1795: 1992 (E) Modifikasi oleh RRIM I
Sebelum pengujian mutu SIR dilaksanakan, kedua belah potongan contoh karat disatukan
dan digiling untuk penyeraga man. Selanjutnya contoh uji diambil dart contoh karat yang
telah diseragamkan ini.
8.1.1 Peralatan
8.1.1.4 Gunting
4 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
lembaran plastik yang bersih dibawah rol gilingan guna menampung remahan atau
kotoran karet yang jatuh selama penggilingan.
- Remahan dan kotoran karet tersebut dikembalikan pada lembaran karet sebelum
penggilingan berikutnya.
- Pada penggilingan yang ke 6 kali, lembaran karet tidak digulung melainkan dilipat dua,
lembaran karet yang telah diseragamkan tersebut digunting menjadi contoh uji untuk
- Khususnya untuk penetapan kadar zat menguap contoh uji disimpan didalam kantong
plastik 1 wadah yang sesuai dan ditutup rapat segera setelah penyeragaman dan
pengguntingan.
- haI tersebut tidak segera dilaksanakan, maka kelembaban pada karet dan kelembaban
pada udara akan berada dalam keseimbangan sehingga pengujian yang dilakukan
tidak akan menunjukkan hasil yang sebenarnya.
- Untuk penetapan ujl tambahan bila dikehendaki :
Kotoran adalah bends asing yang tidak larut dan tidak dapat melalui saringan 325 mesh.
Adanya kotoran didalam karet yang relafrf tinggi dapat mengurangi sifat dinamika yang
unggul darl vulkanisat karet alam antara lain kalor timbul dan ketahanan retak lenturnya.
Kotoran tersebut juga mengganggu pada pembuatan vulkanisat tipis
Potongan uji untuk penetapan k adar kotoran perlu ditipiskan lagi untuk memudahkan
pelarutan. Potongan uji yang telah digiling ulang, dilarutkan didalam pelarut yang mempunyai
titik didih tinggi, disertai penambahan suatu zat untuk memudahkan larutnya karet ( rubber
peptiser ). Larutan kotor yang tertinggal kemudian dituangkan melalui saringan 325 mesh.
5 dari 53
SNI 06-1903-2000
Kotoran yang tertinggal pada saringan setelah dikeringkan didalam oven, kemudian
ditimbang setelah didinginkan.
Hasil pelaksanaan pengujian yang balk, dapat dilihat dari mudah bergeraknya kotoran kering
didalam saringan.
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
8.2.1 Peralatan dan Bahan
8.2.1.13 Gunting :
6 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
8.2.1.17 Sarung tangan asbes :
- Giling contoh uji untuk penetapan kadar kotoran sebesar 20 - 25 gram 2 kali melalui
gilingan laboratorium ( setelah penggilingan pertama,lembaran karet dilipat dua),
kedua rol berputar dengan kecepatan yang sama (1 : 1 ), dan celah rol diatur 0,33 mm.
- Timbang kira - kira 10 gram lembaran contoh karet dengan ketelitian mendekati 0,1
mg.
7 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
saringan yang bersih.
- Saringan yang akan digunakan, sebelumnya harus dikeringkan didalam oven selama
lebih kurang 1 jam pada suhu 100 ° C dan setelah didinginkan didalam desikator
sampai suhu kamar ± 30 menit, kemudian ditimbang.
- Blarkan kotoran mengendap sebanyak mungkln didasar labu Erlenmeyer untuk
pencucian selanjutnya. Cuci kotoran didalam labu 2 kali rnasing
- masiilg dengan 30 — 50 ml terpentin panas.
- Tuangkan cucian kedalam saringan dengan memiringkan labu sehingga mulut labu
mengendap kebawah, semprotkan terpentin dingin kedalamnya dengan menggunakan
botol semprot
- Usahakan agar seluruh sisa kotoran terbawa kedalam saringan.
- Pencucian diakhiri dengan menyemprotkan terpentin panas pada sekeliling dinding
bagian dalam saringan dengan hats—hats.
- Keringkan saringan berisi kotoran didalam oven pada suhu 90 — 100 ° C selama 1 jam
dinginkan dalam desikator selama ± 30 menit, kemudian ditimbang dengan ketelitian
mendekati 0,1 mg.
CATATAN
Terpentin mineral dan peptiser harus bebas kotoran dan air. Air dan terpentin tidak dapat
bercampur menyebabkan sukarnya penyaringan. Bagian yang berada didalam fasa air tidak
akan larut dan akan melekat pada dasar labu.
Larutan karet yang dibiarkan mendidih, dapat menghasilkan zat yang menyerupai gel,
sehingga menyukarkan penyaringan dan akan memberikan kadar kotoran yang tinggi.
Karat diusahakan agar terlarut sempurna dalam terpentin. Setelah iarut, lalu digoyang-
goyangkan untuk mengamati apakah butir kotoran dapat bergerak bebas dan akan
mengendap pada bagian tengah dan dasar tabu. Bila pengamatan tersebut tidak dilakukan,
maka kemungkinan ada butir karet yang tidak larut dan melekat pada labu kemudian tercuci
8 dari 53
SNI 06-1903-2000
dan masuk kedalam saringan, sehingga setelah pengeringan akan memberikan basil yang
Ie6ih tinggi.
Labu Erlenmeyer sebelum digunakan harus selalu diperiksa. Labu yang telah rusak atau
retak sangat berbahaya, karena dapat menimbulkan letusan dan kebakaran.
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Pencucian saringan dengan alat pencuci ultrasonic memberikan hasil yang memuaskan.
Dalam pekerjaan sehari — had 70 saringan selama kira — kira 15 menit didalam alat
pencuci untrasonic yang berisi terpentin, perendaman dilanjutkan didalam iarutan pembersih
selama 15 menit. Akhirnya saringan direndam dan dicuci dengan air bersih didalam galas
piala. Setelah itu dikeringkan didalam oven kira — kira 1 jam pada suhu 100 ° C, dinginkan
didalam desikator sampai suhu kamar ( ± 30 menit) lalu ditimbang.
Dengan mengikuti cara pencucian ini, maka setiap saringan dapat digunakan untuk kira—
kira 50 kali pengujian. Penyemprotan dengan deras air untuk membersihkan saringan
sedapat mungkin dihindarkan, karena hal ini akan merusak saringan sehingga kemungkinan
saringan itu hanya dapat digunakan untuk 20 — 25 kali pengujian saja. Saringan hendaknya
diperiksa setiap minggu dengan menggunakan slide projector. Saringan yang telah rusak
tidak boleh digunakan lagi.
Abu didalam karet terjadi dari Oksida, Karbonat dan Fosfat dari Kalium, Magnesium,
Kalsium, Natrium dan beberapa unsur lain dalam jumlah yang berbeda — beda. Abu dapat
pula mengandung silicat yang berasal dari karet atau benda asing yang jumlah
kandungannya bergantung pada pengolahan bahan mentah karet.
Abu dari karet memberikan sedikit gambaran mengenai jumlah bahan mineral didalam karet.
Beberapa bahan mineral didalam karet yang meninggalkan abu dapat mengurangi sifat
dinamika yang unggul seperti kalor timbul ( heat build — up) dan ketahanan retak Ientur (
flex cracking resistance) dari vulkanisat karet slam.
Cara 1
Potongan uji dibungkus dengan kertas saving lalu dipijarkan didalam mufle furnace pada
suhu 550 ° C selama 2 — 4 jam.
Cara 2
Potongan uji dipijarkan perlahan — lahan diatas pembakar listrik/gas. Kemudian pemijaran
dilanjutkan didalam mufle furnace pada suhu 550 ° C selama kira — kira 2 jam.
9 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
8.3.1.3 — Tang : Ukuran yang sesuai untuk keamanan
pekerja.
- Potong dan timbang 5 gram contoh uji untuk penetapan kadar abu tersebut pada (
8.1.2.) dengan ketelitian mendekati 0,1 mg
Cara I
- Bungkus potongan uji tersebut dengan kertas saring babas abu.
- Masukkan kedalam cawan yang sebelumnya telah dipijarkan didalam mufle furnace
pada suhu 550 ° C selama 2 jam dan setelah didinginkan kembali didalam desikator
sampai mencapai suhu kamar (± 30 menit) kemudian ditimbang
- Masukan cawan berisi potongan uji kedalam mufle furnace dalam le mad asam dan
pijarkan pada suhu 550 ± 20 ° C selama 2 — 4 jam sampai abu tidak mengandung
jelaga ( carbon) lagi. Dinginkan didalam desikator sampai suhu kamar kemudian
timbang dengan ketelitian mendekati 0,1 mg
Cara II
- Gunting potongan uji tersebut menjadi kecil—kecii.
- Masukkan kedalam cawan yang sebelumnya telah dipijarkan dan telah diketahui
10 dari 53
SNI 06-1903-2000
bobotnya.
- Cawan berisi karat kemudian dipijarkan diatas pembakar listrik / gas sampai tidak
keluar asap selanjutnya pemijaran diteruskan didalam mufle furnace pada suhu 550 ±
20 ° C selama kira — kira 2 jam, yaitu sampai tidak mengandung jelaga lagi.
- Dinginkan cawan yang berisi abu didalam desikator sampal suhu kamar ( ± 30 menit).
- Kemudian ditimbang dengan ketelitian 0, 1 mg.
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Perhitungan :
CATATAN :
Sebelum masuk muffle cawan hares kering.
Zat menguap didalam karat sebagian besar terdiri dari uap air dan sisanya adalah zat — zat
lain seperti serum yang mudah menguap pada suhu 100 ° C. Kadar zat menguap adalah
bobot yang hilang dari potongan uji setelah pengeringan.
Adanya zat yang mudah menguap didalam karat, selain dapat menyebabkan bau busuk,
memudahkan tumbuhnya jamur yang dapat menimbulkan kesulitan pada waktu
mencampurkan bahan—bahan kimia kedalam karat pada waktu pembuatan kompon
tersebut terutama untuk pencampuran karbon black pada suhu rendah.
Potongan uji untuk menetapkan kadar zat menguap ditimbang lalu ditipiskan dan digunting
menjadi potongan kecil — kecil untuk memperluas permukaan guna memudahkan
pengeringan pada suhu 100 ° C.
11 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
8.4.1.6 — Gunting :
- Keluarkan contoh uji untuk penetapan kadar zat menguap (seperti yang disebutkan
pada butir 8.1.2.
- Potong dan timbang 10 gram dengan ketelitian mendekati 0,1 mg.
- Tipiskan dengan gilingan laboratorium hingga tebalnya mencapai maksimum 1,5 mm
- Gunting lembaran tipis contoh uji tersebut menjadi potongan kecil berukuran 2,5 x 2,5
mm, selanjutnya dimasukkan kedalan cawan yang telah dipanaskan kedalam oven
pada suhu 100 ° C dan telah diketahui bobotnya.
- Cawan berikut karet kemudian dipanaskan didalam oven pada suhu 100 ± 3 ° C
selama 2 — 3 jam ( sampai bobot tetap ). Dinginkan didalam desikator sampai suhu
kamar ( ± 30 menit) kemudian ditimbang kembali.
Perhitungan :
Penentuan Plasticity Retention Index ( PRI) adalah cara pengujian yang sederhana dan
cepat untuk mengukur ketahanan karet terhadap degradasi oleh oksidasi pada suhu tinggi.
Pengujian ini meiiputi pengujian plastisitas Wallace dari potongan uji sebelum dan sesudah
pengusangan didalam oven dengan suhu 140 ° C.
Suhu dan waktu pengusangan diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
perbedaan yang nyata dari berbagai jenis karet mentah
12 dari 53
SNI 06-1903-2000
Nilai PRI yang tinggi menunjukkan ketahanan yang tinggi terhadap degradasi oleh oksidasi
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
8.5.1.2 — Pengukur tebal : Batty model 1353 atau jenls lainnya yang
dapat digunakan untuk mengukur tebal
contoh uji dengan pembagian skala terkecil
0,01 mm.
8.5.1.4 — Wallace Rapid Plastimeter : Alat uji plastisitas karat yang dilengkapi
dengan alat pengukur waktu otomatis yang
dapat diatur 15 detik untuk waktu pra
pemanasan dan 15 detik berikutnya untuk
waktu pengukuran plastisitas.
Perangkat lain adalah steam generator
dengan tekanan uap diatur pada 0,5 — 1,0
psi. Piringan plastimeter yang digunakan
berdiameter 10 mm.
13 dari 53
SNI 06-1903-2000
- Giling contoh uji seberat 15—25 gram (uraian 8.1.2.) maksimum 3 kali dengan gilingan
Iaboratorium yang telah diatur sehingga kedua rolnya berputar tanpa fiksi.
- Celah rol diatur sedemikian rupa sehingga lembaran karat yang dihasilkan
mempunyai:ketebalan antara 1,6 — 1,8 mm. Apabila setelah 3 kali gilingan diperoleh
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
lembaran karat dengan ketehalan tidak sesuai dengan syarat yang telah ditentukan,
maka atur kembali celah roll dan gunakan contoh uji barn untuk digiling.
Lembaran karat yang dihasilkan tidak boleh berlubang dan mempunyai ketebalan yang
merata setiap bagian. Lembaran tersebut kemudian dilipat 2 dan ditekan dengan telapak
tangan. Selanjutnya dipotong dengan wallace punch sebanyak 6 potongan uji dengan urutan
seperti gambar 2.
Gambar : 2
Contoh Potongan Uji Untuk Plastisitas
- Potongan uji (1) untuk pengukuran plastisitas awal dan potongan uji (2 ) untuk
pengukuran plastisitas setelah pengusangan. Potongan uji hares mempunyai
ketebalan antara 3,2 — 3,6 mm (ketelitian 0,01 mm) dengan garis tengah ± 13 mm.
- Letakkan potongan uji untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan diatas
tatakan contoh dan masukkan kedalam oven pada suhu 140 ° C ± 0,2 ° C selama tepat
30 menit.
- Setelah dikeluarkan kemudian didinginkan sampai suhu kamar.
- Pada pengukuran platisitas wallace, letakan potongan uji diantara 2 lembar kertas
sigaret yang berukuran 40 mm x 35 mm diatas piringan plastimeter, kemudian tutup
piringan plastimeter tersebut. Setelah ketukan pertama piringan bawah akan bergerak
keatas selama 15 detik dan menekan piringan atas, dan setelah ketukan kedua
berakhir dicatat sebagai nilai pengukuran plastisitas.
- Angka yang dicatat adalah angka yang ditunjuk oleh mikrometer/display pada waktu
berhenti begerak.
Perhitungan
14 dari 53
SNI 06-1903-2000
Po = Plastisitas awal
Pa (P30) = Plastisitas setelah pengusangan selama 30 menit
CATATAN :
1. Plastimeter wallace harus selalu diperiksa (ver'rlikasi) dengan mengikuti buku petunjuk
wallace.
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
2. Pemeriksaan cepat adalah dengan menggunakan karat viskositas mantap (CV)
dilakukan dengan cara :
- Segera setelah kalibrasi beban selesai dilakukan yaitu untuk meyakinkan bahwa
kalibrasi telah dilaksanakan dengan benar
- Satu kali setiap hart penggunaan untuk meyakinkan bahwa plastimeter masih
berfungsi dengan balk. Apabila dijumpai adanya penyimpangan maka kalibrasi
tersebut diatas harus segera dilakukan.
3. Kertas sigaret dengan ukuran 70 mm x40 mm digunting menjadi 2 potong yang sama .
Tidak dibenarkan menggunakan potongan kertas sigaret tersebut dengan hanya
melipat dua saja atau memotong kertas sigaret menjadi tiga.
4. Oven untuk pengusangan tidak boleh diisi terlalu banyak potongan uji, karena hal ini
dapat mengganggu keseragaman suhu didalam overt tersebut. Jumlah potongan uji
yang diusangkan hendaknya dijaga agar selalu sama pada setiap pengusangan.
5. Suhu oven agar selalu diperiksa sebelum potongan uji dimasukan kedalam oven, hat
ini untuk meyakinkan bahwa suhu telah stabil pada 140' C sekurang—kurangnya
selama 5 ( lima) menit.
6. Nilai tengah dart tiga hash pengujian plastisitas dapat diambil apabila selisih setiap
hasil pengujian tidak lebih dart 3 (tiga) satuan.
Pengujian warna hanya dilakukan untuk jenis mutu SIR 3 L karena karet ini harus memiliki
nilai index warna yang kecil, sebab penggunaan karet jenis mutu ini untuk pembuatan
barang karet yang putih, tembus cahaya atau yang berwarna cerah.
Pada pengujian ini, warna karat dibandingkan dengan komparator warna standar.
Potongan uji disiapkan dengan memanaskannya pada cetakan khusus. Potongan uji dan
piringan kaca warna standar diletakan sejajar dan berdekatan dalam bingkai komparator.
15 dari 53
SNI 06-1903-2000
Perbandingan warna dilakukan dibawah sinar terpencar terhadap latar belakang putih keruh
(putih susu ).
Warna standar di kalibrasi dalam satuan index warna berdasarkan warna lovibond dengan
satuan warna kuning tua (amber ). Nilai index warna yang tinggi menunjukkan warna yang
Iebih tua.
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Ketelitian pengujian sangat dipengaruhi oleh faktor ketepatan tekanan mesin kempa, suhu
pemanas dan waktu pemanasan pada saat pembuatan potongan uji.
16 dari 53
SNI 06-1903-2000
Cara Kerja
- Giling contoh uji untuk pengujian warna yang diuraikan pada butir 8.1.2. maksimum
sebanyak tiga kali dengan gilingan laboratorium, 8.1.1.
- Setiap kali penggilingan contoh dilipat dua.
- Kedua roll giling berputar dengan kecepatan yang sama dan celah rol diatur
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
sedemikian rupa sehingga lembaran karet mempunyai ketebalan 1,6 — 1,8 mm.
- Lembaran karet tersebut kemudian dilipat dua dan ditekan perlahan — lahan dengan
telapak tangan.
- Lembaran contoh yang rata dan tidak berlubang akhirnya mempunyai ketebalan 3,2 —
3,6 mm Potong dua buah potongan uji dengan wallace punch, satukan dan pipihkan
dua potongan uji tersebut perlahan—lahan dengan jari.
- Letak potongan uji kedalam lobang cetakan diantara dua lembaran poliester atau
solulosa.
- Kemudian dikempa dengan mesin kempa bertekanan 500 psi setelah contoh dalam
cetakan tersebut diletakan diantara dua lembar plat.
- Pengempaan dilakukan pada suhu 150 ± 3 °C selama 5 ± 0,2 menit.
- Keluarkan potongan uji yang terlapisi film poliester dan potongan uji ini harus
mempunyai ketebalan 1,6 ± 0,2 mm dan bebas dad benda lain yang berwarna atau
dapat mengganggu warna dari karet.
- Bandingkan warna potongan uji dengan warna standar, yang dilakukan dibawah sinar
terpencar dan berlatar belakang putih keruh (putih susu) dengan menggunakan bingkai
komparator pemegang cetakan contoh uji berikut potongan uji dan warna standar.
- Letakkan potongan uji sedemikian rupa sehingga berada paling dekat dengan warna
standar agar perbandingan warna mudah dilakukan. Jika menggunakan bingkai
komparator, selembar kertas putih ( dengan lubang menyesuaikan proyeksi) diletakan
diatas alas. Letakkan berturut - turut piringan warna standar dan cetakan yang berisi
potongan uji pada proyeksi.
- Pasang bingkai dan satu per satu warna potongan uji dibandingkan dengan warna
standar.
Index warna potongan uji ditentukan dari warna standar yang paling mendekati dengan
warna potongan uji.
CATATAN :
Kadang - kadang ada warn karet yang tidak dapat dibandingkan karena terlampau kuning,
kehijau - hijauan atau abu - abu. Jika ha! ini terjadi, maka karet tersebut dianggap sebagai
karet yang mempunyai warna tidak normal dan harus dicatat pada laporan pengujian.
Warna yang tidak normal dapat terjadi karena pemisahan fraksi - fraksi kedalam lateks,
sehingga mengakibatkan terkontamina slnya pig men alam.
17 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
cross links) antar molekul karet lkatan silang ini umumnya disebabkan oleh reaksi
kondensasi gugusan aldehida yang terdapat secara alamiah didalam molekul karet dan
kemungkinan adanya sejumlah kecil gugusan peroksida didalam karet
Accelerated Storage Hardening Test (ASHT) merupakan cara yang dipercepat yaitu dengan
pengujian plastisitas wallace dari potongan uji sebelum dan sesudah penyimpanan dalam
waktu singkat dengan kondisi yang dapat mempercepat reaksi pengerasan.
Pengerasan potongan uji dipercepat dengan cara meletakkan contoh diatas foscpen tao
ksida pada tekanan udara dan suhu 60 0 C selama 24 jam. Selisih nilai plastisitas ( P ) yang
diperoleh dinyatakan sebagai Accelerated Storage Hardening ( ASH ).
18 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
8.7.1.10 Difosforpentaoksida : Agarberhati—hati menyimpan dan (
P205 ). bekerja dengan bahan kimia
korosif ini. Harus disimpan didalam
wadah yang kedap udara dan ditempat
yang kering dan dingin. Kacamata dan
sarung tangan harus dipergunakan
selama bekerja
dengan bahan kimia ini.
19 dari 53
SNI 06-1903-2000
Nitrogen terdapat didalam karet terutama berasal dari protein dan dapat digunakan sebagai
petunjuk besarnya kadar protein. Walaupun banyaknya nitrogen bergantung pada jenis
protein, diperkirakan kadar protein = 6,25 x kadar nitrogen. tetapi tidak dapat dianggap
sebagai kadar protein yang sebenarnya. Karet Skim mengandung kadar nitrogen yang tinggi.
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Nitrogen ditetapkan dengan cara semi mikro Kjeldahl. Karet dioksidasi dengan pemanasan
oleh campuran katalis dan asam sulfat pekat, yang merubah senyawaan nitrogen menjadi
ammonium hidrogensulfat. Setelah suasana dirubah menjadi basa amonia dipisahkan
dengan destilasi uap dan diikat oleh larutan standar asam borat, kemudian dititer dengan
larutan standar asam sulfat.
20 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
'
Tambahkan air suling hingga menjadi 2
liter.
- Timbang dengan teliti kira-kira 0,1 gram contoh karet yang telah diseragamkan,
masukan kedalam labu mikro kjeldahl, tambahkan kira—kira 0,65 gr campuran katalis
dan 3- 5 ml asam sulfat pekat.
- Didihkan perlahan - lahan sampai timbul warna hijau (atau tak berwarna ) dan tidak
terdapat bintik - bintik warna kuning. Biasanya memerlukan waktu 1 jam.
- Dinginkan dan encerkan dengan 10 ml air suling.
- Pindahkan larutan diatas kedalam alat destilasi dan bilas dua atau tiga kali dengan 3
ml air suling. Alat destilasi sebelumnya telah dialiri uap selama 30 menit.
- Masukan 10 ml asam borak dan 2 atau 3 tetes indikator kedalam labu penampung 100
ml.
- Letakan labu tersebut sedemikian rupa sehingga ujung kondensor tercelup dibawah
permukaan larutan asam borak.
- Tambahkan 10 ml larutan natrium hidroksida 67 % kedalam alat destilasi, bilas dengan
5 ml air suling.
- Alirkan uap melewati alat destilasi selama 5 menit. mulai saat itu destilat mulai keluar.
- Turunkan labu penampung sehingga kondensor tepat diatas larutan dan destilasi
dilanjutkan beberapa menit lagi. Bilas ujung kondensor dengan air suling.
- Destilat segera dititrasi dengan larutan standar asam sulfat 0,01 N menggunakan
pnikroburet 10 ml, Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari hijau
menjadi ungu muda.
- Untuk membuat blanko, lakukan cara yang sama dengan semua pereaksi tanpa
contoh karet.
Perhitungan :
21 dari 53
SNI 06-1903-2000
Viskositas dari karat pada umumnya di uji dengan alat ' Mooney Viscometer' yang prinsip
kerjanya adalah memutarkan sebuah rotor yang berbentuk silinder didalam karat tersebut.
Makin besar viskositas karat, makin besar pula perlawanan yang diberikan oleh karat
tersebut kepada rotor. Besarnya torak yang dialami oleh sumbu rotor diukur oleh sebuah
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
pegas yang berbentuk • dan dihubungkan dengan dengan mikrometer yang mempunyai
skala 0 — 100.
8.9.1 Peralatan
8.9.1.1 Alat utama yang digunakan adalah viscometer Mooney atau biasa disebut der•,gan'
Shearing Disk Viscometer', alat ini terdiri dari :
- Sebuah ruang yang dibentuk oleh dua buah pelat stator yaitu stator atas dan stator
bawah yang dapat dipanaskan oleh elemen listrik yang suhunya dapat diamati pada 2
buah termometer.
- Sebuah rotor yang berputar didalam ruangan tersebut diatas dengan kecepatan 2 rpm
yang digerakan oleh sebuah motor listrik. Rotor tersedia dalam 2 macam ukuran yaitu'
L ( Large, 38,i mm ) dan ukuran ' S ' (Small, 30,48 mm ) Rotor' L' biasanya digunakan
untuk pengujian karat. Sedangkan Rotor S' digunakan untuk pengujian kompon karat.
- Sebuah mikrometer yang dihubungkan dengan pegas berbentuk huruf ' U ' yang
bergerak menurut besarnya torak pada sumbu rotor. ,
- Sebuah rotor, pull, bingkai dan beban khusus untuk kalibrasi alai.
8.9.1.2 Stopwath yang digunakan untuk pengukuran waktu pemanasan pendahuluan dan
selang pengamatan.
8.9.1.3 Kompresor yang sanggup menghasilkan tekanan udara sebesa' 75 psi ( 5,27
kglcm2 )
- Lembaran contoh diambil 2 buah potongan uji dengan menggunakan alat pemotong
khusus sehingga ukuran diameter sama dengan diameter rotor.
22 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
menyala.
- Hidupkan kontrol heater ( pada posisi on )
- Hidupkan boost heater ( pada posisi on )
- Aturlah regulator sehingga suhu stator atas dan stator bawah stabil pada 100±0,5°C
- Buka stator atas dengan menekan tombol merah.
- Gunakan rotor ' L • untuk pengujian karat mentah yang kemudian dimasukan kedalam
lubang yang terdapat pada stator bawah. selanjutnya tutup kembali stator atas.
- Tunggu selama 5 - 10 menit sampal suhu stabil kembali.
- Motor dijalankan dan diperiksa titik 0 pada skala mikrometer. Bila tidak tepat atur titik
nol tersebut.
- Buka plat stator atas dengan menekan tombol merah.
- Keluarkan rotor dengan menekan handle kebawah dan gunakan sarung tangan untuk
mengambil rotor yang panas tersebut.
- Tusukkan rotor ke contoh karet pertama yang telah diberi Iubang dengan gunting atau
alat lain, kemudian rotor bersama dengan contoh karet dimasukan ke stator bawah.
- Contoh kedua diletakkan tepat diatas rotor.
- Tutup stator atas dan setelah tertutup stopwatch dijalankan.
- Setelah tepat satu menit jalankan motor.
- Nilai viskositas dibaca pada alat penunjuk setelah 4 menit ( menit ke 5 ).
- Matikan motor kemudian buka stator atas dan rotor beserta contoh karet dikeluarkan.
Bila mikrometer menunjukkan skala mis : 63, maka viskositas mooney dilaporkan sebagai
berikut : 63 ML (1 + 4 )' 100 ° C.
23 dari 53
SNI 06-1903-2000
8.10 Pengujian Pemasakan ( Cure ) I Vulkanisasi ( Practical Manual for Rubber Analysis,
by Malaysian Rubber Producers Research Association, 1981/ISO. 3417 and ISO 1658 ).
Dengan alat viskometer mooney pengujian karakteristik vulkanisasi sebenarnya dapat juga
dilakukan, tetapi j;embacaan yang lebih besar dari 35 satuan diatas nilai viskositas minimum
sudah tidak teliti lagi. Hal ini disebabkan oleh karena diatas 35 satuan, contoh karet
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
(kompon) yang diuji telah matang dan elastis atau sudah tidak plastis lagi. Rotor visko meter
mooney yang hanya berputar pada satu arah saja kini mengalami pengurangan tahanan dari
karat karena terjadi' slip.
Untuk pengujian karakterlstik vulkanisasi yang lengkap dan teliti maka viskometer mooney
telah dim odifikasi terutama pada bentuk rotor dan putaran rotor serta suhu pengujian yang
digunakan lebih tinggi.
8.10.1.1 Mat yang digunakan adalah Conical Disk Viscometer atau Rheometer yang prinsip
kerjanya hampir sama dengan viskometer mooney. Alat tersebut terdiri dari :
- Sebuah ruang yang dibentuk oleh dua bush pelat stator yaitu stator bawah dan stator
atas yang dipanaskan dengan elemen listrik dan suhunya dapat diamati pada alat
pengukur suhu.
- Sebuah rotor berbentuk' bi— conical' yang terletak didalam ruang tersebut diatas yang
berputar bolak — batik dan membentuk sudut oskilasi yang dapat diatur yaitu sebesar
1 °, 3 ° dan 5 °. Oleh sebab itu Rheometer biasa juga disebut dengan nama '
Oscillating Disk Curemeter' Rotor tersedia dalam dua macam ukuran yaitu Standard
Rotor dan Micro Rotor.
- Sebuah alat pencatat ( recorder) yang dapat mendeteksi hasil pengukuran yang dicatat
dalam kertas grafik dalam bentuk kurva.
- Kompresor yang dapat menghasilkan tekanan udara sebesar 60 psi ( 4.2 kg / cm2 )
8.10.1.5 — Belerang (S )
24 dari 53
SNI 06-1903-2000
Seperti telah diutarakan bahwa untuk pengujian karakteristik vulkanisasi digunakan suatu
kompon Standard ACS I yang susunannya adalah sebagai berikut :
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
- Karat 100 Bagian berat
- Seng Oksida 6 Bagian berat
- Asam stearat 0,5 Bagian berat
- MBT ( mrcaptobenzothiazole) 0,5 Bagian berat
- Belerang 3,5 Bagian berat
Kompon dibuat dalam mesin giling (lab, mill) yang kedua rolnya telah dipanaskan sampai
suhu 70 ° C.
Cara Kerja :
- Masukan karat kedatam mesin giling sebanyak dua kali metalui celah rot 0,2 mm.
- Kemudian celah rot diatur menjadi 1,4 mm dan lebar dirubah menjadi 0,75 bagian lebar
semula dengan cara menggeser sekatnya.
- Karat digiiing sampai menjadi plastis dan diusahakan agar karat tersebut melekat pada
rot depan.
- Celah rol diatur lagi sehingga menjadi 1,9 mm kemudian tambahkan sedikit demi
sedikit dengan urutan :
Asam stearat
Seng oksida
MBT
Belerang
Selama pencampuran dengan bahan kimia keratlah karat yang melekat pada rot sebanyak
tiga kali selebar 0,75 bagian dari lebar rot sampai terjadi gulungan kompon diatas celah rot.
- Setetah kompon menjadi homogen, kemudian dipotong dan dikeluarkan dalam bentuk
gutungan.
- Aturlah celah rot menjadi 0,8 mm dan kompon kemudian digiling lagi sebanyak enam
kali dengan memasukan ujung gutungan kompon terlebih dahuiu pada setiap
penggilingan.
25 dari 53
SNI 06-1903-2000
- ailing satu kali dengan celah rot 1,4 mm dengan memasukan gulungan rol memanjang
sejajar dengan celah rol dan karat tangsung dikeluarkan dalam bentuk lembaran.
Selama pembuatan kompon, suhu rot harus dijaga tetap pada 70 ° C dan pembuatan
kompon tersebut harus selesai dalam waktu 3 — 3,5 menit karena penggilingan yang
berlangsung lebih lama akan menurunkan nllal vlskosltasnya.
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Campuran kompon kemudian siap di uji dengan Rheo meter.
Untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan kompon ACS I, bahan — bahan dapat
dicampurkan dalam bentuk campuran induk (masterbatch ).
Untuk mencegah terjadinya pravulkanisasi didalam campuran induk, maka dibuat dua
macam campuran induk masing-masing campuran induk MBT dan campuran induk
belerang. Untuk campuran induk ini digunakan karet yang berwarna kuning atau karet yang
sejenis dengan contoh. Pada umumnya digunakan karet jenis mutu SIR 5 L, SIR 5 atau RSS
I.
MBT Belerang
Karat 100 100
Sang oksida 120 120
Asam stearat 10 10
MBT 20 --
Belerang — 140
______ ________
Jumlah .... 250 370
- Pengerjaan dilakukan dengan mesin giling ( lab, mill ). Pada suhu kamar (alirkan air
sebagai pendingin roll )
- Atur celah roll pada 0 dan masukan karet sedikit demi sedikit
- Lebarkan celah roll tahap demi tahap sampai diperoleh gulungan karet yang Iembut
(plastis ).
- Tambahkan bahan kimia dan atur kembali celah roll sampai terjadi gulungan kompon
diatas celah roll.
26 dari 53
SNI 06-1903-2000
- Setelah 3/4 dari bahan kimia ditambahkan, keratlah kompon yang melekat pada roll
satu kali setiap sisi.
- Tambahkan sisa bahan kimia sampai habis
- Keratlah kompon sampai campuran homogen
- Setelah homogen, potong dan keluarkan kompon tersebut — Atur celah roll ke posisi 0
- Masukan / lewatkan kompon sebanyak 3 kali dan setiap kali kompon tersebut harus
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
digulung.
- Atur celah roll pada 1,4 mm dan masukan kompon sebanyak 1 kaii.
Campuran induk yang diperoleh harus disimpan dalam desikator agar tetap kering pada
suhu 25 ± 2 ° C. Campuran induk dapat disimpan selama tidak Iebih dari 3 bulan.
- HIdupkan slat Rheometer dan panaskan hingga mencapai suhu 160 ± 0,3 ° C pelat
stator atas dalam keadaan tertutup
27 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
indikator menyala berkedip—kedip dengan cepat
- Periksa suhu kedua stator pada' Recorder Meter' dengan cara :
a) Letakan tombol pada posisi' OFF ' atur jarum meter sehingga tepat pada skala 100.
b) Letakan tombol pada posisi 'LO' jarum meter harus menunjukan pada skala 100
c) Letakan tombol pada posisi 'Hi' jarum meter harus menunjukan pada skala 200
d) Letakkan tomboi pada posisi ' Upper' jarum meter harus menunjukan pada skala 160 ±
0,3 ° C
e) Letakan tombol pada posisi ' Lower' jarum meter harus menunjukan pada skala 160 ±
0,3 ° C
- Aturlah titik nol dari pen pencatat dengan menekan'resert botton' Resert botton baru
akan berfungsi apabila pen pencatat telah melewati 1 (satu) skala dan apabila pen
belum dapat kembali ketitik nol aturlah posisi Chart Motor' pada kecepatan yang tinggi
dan setelah pen melewati 1 skala barulah' resert botton' ditekan.
- Setelah suhu stabil, stator atas dibuka kemudian rotor diletakan didalamnya.
Selanjutnya stator ditutup kembali untuk memanaskan rotor sela ma 2 menit.
- Timbarig contoh kompon seberat 9-10 gram. Bentuk potongan uji tidak begitu panting,
tetapi disarankan agar ukurannya sesuai dengan diameter rotor
- Hidupkan motor Stator dibuka
- ' Servo dan Time' dinyalakan yaitu pada posisi' on' dan tunggu sampai pen terletak
pada torak 0
- ' On / Off / Auto' pada posisi " Auto'
- Pen pada posisi' Down'
- Letakan potongan uji diatas rotor
- Selanjutnya stator ditutup dan pencatatan berjalan secara otomatis.
28 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Hasil pengujian yang diperoleh berupa kurva pada kertas grafik, yang kemudian dicari dan
dievaluasi berturut-turut :
Contoh :
Dari kurva yang diperoleh ternya bahwa hasil pengujian menunjukkan :
− T Min : 6,3 lb. in
− T Mak : 43, 0 lb. in
− T 90 : 9/10 ( 43,0—6,3) + 6,3 lb in = 39,3 lb. in
− t 90 : 9,6 menit ( dicari pada grafik )
− t 2 : 1,7 menit ( dicari pada grafik ).
9 Cara Pengemasan
29 dari 53
SNI 06-1903-2000
Apabila ketebalan plastik yang digunakan lebih dari 0,10 mm agar dicantumkan tulisan "
Strip Polythene Before Use " pada plastik tersebut.
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Lebar : 70 mm
Tebal : 0,05 mm
Titik leleh : maksimum 108 ° C
Berat jenis : 0,92
9.2.1.3 Pallet metal disebut metal box, metal crate atau metal basket
Kayu untuk pallet, kayu yang mempunyai kelas awet minimum III dan kelas kuat minimum II.
Harus tahan terhadap serangga, tidak mengandung jamur biru/lapuk dan tidak bermata /
pecah, kadar air maksimum 15 %.
30 dari 53
SNI 06-1903-2000
Plastik lapisan antara dipotong untuk tiap lapisan bandela, dan dapat juga digunakan
continous interleaf
- Jenis : polietilen transparan atau warna lain sesuai
kesepakatan dengan pembeli
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
- Tebal minimum : 0,10 mm ± 0,02 mm
- Titik leleh : maks. 108 ° C
- Berat jenis : 0,92
9.2.3.4 Kantong Plastik SW ( Shrink Wrap bag) dan topi plastik penutup pallet metal ( shrink
wrap cap) :
9.2.3.5 Plastik pengikat bagian dalam ( internal plastik straps) khususnya untuk metal pallet :
31 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
9.2.4 Bentuk Pallet Kayu
Bentuk pallet kayu yang digunakan adalah bentuk Good Year ( gambar 3 ) bentuk Fire
Stone/Bridgestone (gambar 4) atau bentuk lain sesuai permintaan pembeli.
32 dari 53
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
SNI 06-1903-2000
33 dari 53
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Bentuk Pallet Model Firestone / Bridgstone
Gambar : 4
34 dari 53
SNI 06-1903-2000
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Pallet Jumbo : 1.422 1.092 1.092
Pallet Super Jumbo : 1.422 1.092 1.244
- Sebelum bandela-bandela dimasukan, sisi dan alas bagian dalam dari pallet terlebih
dahulu dilapisi dengan plastik lapisan luar ( outer wrapping) lihat ( 9.2.3.3.) dengan
ukuran panjang dan lebar sedemikian rupa sehingga dapat menutupi seluruh bandela.
- Bandela individual yang telah dibungkus dengan plastik pembungkus yang diberi tanda
lambang SIR harus disusun dalam keadaan rapat (tidak berongga) satu dengan lain
secara teratur dengan susunan yang terdiri atas 6 bandela untuk setup lapisan. Contoh
penyusunan bandela dapat dilihat pada (gambar 5 lay out A ).
- Setelah 6 bandela disusun pada peti pallet dan merupakan satu lapisan, diatasnya
diberi plastik lapisan antara ( inter layer) lihat ( 9.2.3.2. ).
- Lapisan kedua terdiri dari 6 bandela yang disusun diatas plastik lapisan antara dengan
susunan seperti ( gambar 5 lay out B )
- Diatas lapisan susunan 6 bandela tersebut diberi pula plastik lapisan antara, demikian
selanjutnya hingga lapisan ke 5 untuk pallet standar, ke 6 untuk jumbo dan ke 7 untuk
super jumbo dengan susunan bandela lay out A dan lay out B secara selang seling.
Diatas lapisan paling atas ditutup dengan plastik lapisan luar ( outer layer) dan
akhirnya ditutup dengan konstruksi kayu.
35 dari 53
SNI 06-1903-2000
Gambar : 5
Lay Out Penyusunan Bandela
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
9.2.6.2 Pallet Plastik (Shrink Wrap Unit )
- Bandela SIR disusun diatas alas pets yang dibuat dart kayu yang konstruksinya sama
seperti untuk pallet kayu, karena hanya tersedia alas peti saja, maka untuk menyusun
bandela-bandela tersebut diperlukan adanya forming box yang dapat dipasang pada
alas peti.
- Mula -mula alas peti dialasi plastik polietilen dengan ketebalan 0,10 mm - 0,15 mm.
- Kemudian bandela-bandela disusun diatas alas peti.
- Penyusunan bandela sama dengan susunan pallet kayu, antara susunan bandela
lainnya diberi alas plastik interlayer.
- Sesudah seluruh bandela tersusun dalam forming box, maka diatas susunan bandela
diletakan tutup plat besi yang ukurannya sama persis dengan ukuran forming box
sehingga apabila ditekan dapat masuk kedalam forming box
- Diatas tutup tersebut diletakkan beban seberat 2 ton selama maks 48 jam sehingga
apabila beban tersebut diangkat, maka akan diperoleh suatu susunan bandela yang
padat dan rapih.
- Susunan bandela tersebut kemudian diberi tanda I label pada keempat sisinya, dan
kemudian diselubungi dengan kantong plastik polietilen Iihat ( 9.2.3.4. )
- Plastik.,pengemas dalam bentuk kantong diselubungkan pada susunan bandela yang
telah padat dan rapih tersebut selanjutnya dipanaskan / disemprotkan dengan brander
khusus dengan bahan bakar elpiji sehingga plastik akan menyusut dengan rapat.
- Disamping Itu dapat digunakan cars penyusutan dengan memakai oven khusus.
CATATAN :
Apabila disepakati dengan pembeli, penyusunan bandela untuk pallet kayu dan SW dapat
digunakan lay out D sebagai pengganti lay out B.
- Sebelum pallet metal diisi dengan bandela-bandela SIR terlebih dahulu dipasang label
penandaan pada keempat sisi pallet yang ditempatkan pada bagian luar dad lapisan
dalam pallet.
- Pasang plastik pengikat ( 9.2.3.5.a ) sebanyak 4 buah, dua sejajar lebar pallet dan dua
sejajar panjang pallet ( gambar 6 )
36 dari 53
SNI 06-1903-2000
- Pemakaian plastik pengikat ini bisa juga hanya dua buah yaitu sejajar lebar pallet (
sesuai per mintaan pembeli ).
- Pasang plastik bagian luar / outer wrapping ( 9.2.3.3. ) pada dasar pallet (diatas plastik
pengikat) dengan ukuran sesuai, sehingga bisa menutupi sebagian kecil dinding—
dinding pallet.
- Susun bandela SIR ( lapisan 1) sesuai gambar 5 lay out A dengan label bandela
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
menghadap kebawah
- Setelah selesai penyusunan bandela lapisan pertama, tutup dengan plastik interlayer (
9.2.3.2.) dan selanjutnya disusun lapisan kedua dengan susunan seperti gambar 5 lay
out B dan label bandela menghadap keatas
- Setiap penyusunan bandela tiap lapisan, tarik ujung kedelapan plastik pengikat untuk
mengencangkannya
- Lakukan penyusunan bandela sampai lapisan keenam dimana untuk lapisan 1 s/d 5
menggunakan lay out A dan B secara selang sang dan lapisan ke 6 menggunakan lay
out C ( lay out lapisan ke 6 dapat juga disesuaiakan dengan permintaan pembeli )
- Lapisan 2 s/d 6 label bandelanya menghadap keatas.
Contoh penggunaan plastik pengikat pada pallet meta! adalah seperti gambar 6.
37 dari 53
SNI 06-1903-2000
Gambar : 6
Cara Penempatan PlasQ, Pengikat Pada Pallet Metal
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
- Pasang plastik outer wrapping ( 9.2,3.3, ) diatas lapisan ke 6 dan selanjutnya ikatkan
plastik pengikat dengan rinienggunakan alai Cyklop CF 95 atau yang setara
- Pasang pengikat atas metal pallet dengan menggunakan plastik penglkat ( 9.2.3,5.b )
dengan bantuan alat Cyklop CF 95 atau yang setara
- Terakhir pasang topi plastik / shrink wrap cap ( 9.2.3.4. ) pada bagian atas pallet metal
dan selanjutnya top! tersebut dipanaskan / disemprot dengan brander khusus sehingga
menyusut dengan rapat
38 dari 53
SNI 06-1903-2000
- Pertama pasang alas plastik pada dasar peti kemas menggunakan plastik lapisan luar
( 9.2.3.3. )
- Selanjutnya susun bandela muiai dari baris pertama dengan posisi dimana tebal
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
bandela menghadap lantal dan posisi panjang bandela sejajar dengan panjang pet!
kemas ( satu baris beris! 12 bandela ) sebanyak 6 lapis dan pada lapis ketujuh disi 6
bandela yang terdiri darl dua baris ( masing-masing tiga bandela ) dengan posisi
melintang dan label bandela menghadap keatas.
- Lakukan penyusunan dengan cara yang sama untuk baris kedua s/d kedelapan (
container 20 feets ) atau keenambelas ( container 40 feets )
- Pasang label pada pintu bagian dalam dan selanjutnya ditutup dan dikunci
CATATAN
Dalam penyusunan bandela, baik untuk pallet maupun untuk container perlu diperhatikan
agar bekas solderan plastik tidak bertemu / bersentuhan saba sama lainnya.
39 dari 53
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
40 dari 53
SNI 06-1903-2000
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Netto : Minimum 5 ton :
Maksimum 25 ton
10 Syarat Penandaan
Besar / Ukuran lambang dapat disesuaikan dengan tujuan penggunaan dan ketersediaan
tempat ( space ) dengan merubah angka — angka tersebut diatas menjadi angka—angka
perbandingan.
Contoh lambang / simbol beserta ukurannya adalah seperti Gambar 8. dan contoh—contoh
lambang SIR berdasarkan jenis mutunya adalah seperti Gambar 9.
41 dari 53
SNI 06-1903-2000
Tanda Pengenal Produsen ( TPP) adalah tanda pengenal yang hares dimiliki masing -
masing produsen SIR yang diberikan oleh pemerintah, yang dalam ini adalah Departemen (
Ministry ) yang menangani bidang Perdagangan. Tanda Pengenal Produsen ( TPP ) terdiri
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
dari 3 (tiga) huruf dimana huruf pertama menunjukkan daerah / wilayah lokasi produsen yaitu
42 dari 53
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
SNI 06-1903-2000
43 dari 53
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
44 dari 53
SNI 06-1903-2000
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
- Berat Netto bandela
- Nama Produsen
- Tanda SNI bags yang sudah dapat Sertifikat Produk penggunaan tanda SNI
- Tanda lain sesual permintaan dan kesepakatan dengan pembeli.
Gambar 10
Contoh Penandaan Pembungkus Bandela
Pemakaian pita polietilen tidak merupakan keharusan tetapi merupakan aiternatif untuk
penandaan bandela.
Yang dimaksud dengan pita polietilen adalah pica bandela dengan spesifikasi sebagaimana
diuraikan pada butir 9.1. dengan warna adalah
- Jingga untuk SIR 3 CV
- Taansparan untuk SIR 3 L
- Putih susu / transparan untuk SIR 3 WF, SIR 5, SIR 10 dan SIR 20.
45 dari 53
SNI 06-1903-2000
Penandaan pada pita polietilen adalah dengan mencantumkan lambang SIR sesuai jenis
mutu ditengah -tengah pita dan dilengkapi dengan TPP, Nama Perusahaan, Produce of
Indonesia dan ukuran berat bersih 33 1/3 kg atau 35 kg dapat juga ditambahkan tanda lain.
Seperti tanda SNI bagi yang sudah mendapatkan Sertifikat Produk penggunaan tanda SNI
atau tanda lain sesuai permintaarVkesepakatan dengan pembeli.
Warna lambang SIR atau tulisan-tulisan lain pada pita polietilen dibedakan menurut
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
penggolongan jenis mutu SIR yang dikemasnya.
Pita polietilen diliiitkan pada bandela Standard Indonesian Rubber sebelum bandela tersebut
dimasukkan kedalam kantong plastik polietilen polos.
Pita tanda pengenai tersebut tidak boleh berbentuk selubung (tabung ) ataupun berlapis
ganda serta harus disolder pada setiap ujungnya setelah dililitkan, oleh karena itu sama
sekali tidak boleh ditalikan.
Contoh penandaan pada pita polietilen adalah seperti pada gambar 11.
46 dari 53
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
SNI 06-1903-2000
47 dari 53
SNI 06-1903-2000
Penandaan pallet kayu adalah dengan mencantumkan lambang SIR pada bagian atas pet!
dan keempat sisinya.
Warna lambang dibedakan menurut penggolongan jenis mutu SIR yang dikemasnya.
Jumlah bandeia, keterangan berat ( berat bersih, berat kotor ) juga dapat dicantumkan pada
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
pallet kayu yang ditempatkan dibawah nama perusahaan, juga dicantumkan Produce of
Indonesia
Pencantuman • Lot No. ' diatas 0 Pallet No.' dengan ukuran sama
Dapat ditambahkan tulisan lain seperti use spreaders, keep dry. Penandaan langsung pada
kayu dengan menggunakan cat, sumba atau sejenisnya yang tidak mudah hilang dan warna
yang sesual.
Penandaan pada pallet SW adalah dengan menggunakan label yang ditempatkan pada
minimum pada dua sisi pallet pada lapisan sebelah dalam. Pada label sebelah kiri tertera
lambang SIR dan nama perusahaan. label bagian sebelah kanan tertera nomor pallet,
Nomor Lot, berat bersih dan berat berat kotor serta negara tujuan, sedangkan pada label
bagian bawah dicantumkan perkataan • Produce of Indonesia '. Dapat dilengkapi tullsan lain
misalnya Simbol /Logo pembell, kode grade pembeli dan tanda SNI bags yang sudah
mendapatkan Sertifikat Produk penggunaan tanda SNI.
Ukuran label dan Jumlah kolomnya dapat disesuaikan dengan permintaan / kesepakatan
dengan pembeli dan penempatan Produce of Indonesia dan nama perusahaan juga dapat
disesuaikan.
48 dari 53
SNI 06-1903-2000
Bahan plastik untuk label adalah lembaran polietilen dengan warna putih susu untuk SIR 3
CV. Transparan untuk SIR 3 L, putih susu untuk SIR 3 WF, SIR 5, SIR 10 dan SIR 20.
Penandaan pada pallet metal adalah dengan menggunakan label seperti yang digunakan
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
pada Shrink Wrap Unit label ditempatkan pada bagian luar lapisan dalam pallet pada
keempat sisi pallet.
Penandaan pada peti kemas adalah dengan menggunakan label seperti yang digunakan
untuk Shrink Wrap Unit dan pallet metal. Label ditempatkan pada bagian dalam dari pintu
peti kemas.
Contoh
- contoh label yang dapat digunakan pada pallet SW, Metal dan container adalah seperti
pada gambar 12.
49 dari 53
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Contoh Label Pallet / Container
Gambar : 12
50 dari 53
SNI 06-1903-2000
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
SNI 06-1903-2000
51 dari 53
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
Contoh Label Pallet / Container
Gambar : 12
52 dari 53
SNI 06-1903-2000
SNI 06-1903-2000
11 Catatan Umum
11.1 Yang dimaksud dengan nilai minimum Plasticity Retention Index (PRI) tercantum
pada standar ini adalah nilai minimum yang dipersyaratkan oleh pembeii ( consumer's )
sedangkan nilai minimum PRI yang harus dicapai oleh produsen adalah lebih tingqi 10 point
untuk setiap jenis SIR, terkecuali SIR 3 WF, SIR 3 L dan SIR 5. Sebagai contoh untuk SIR
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
20 nilai minimum PRI yang harus dicapai oleh produsen adalah 60. Hai ini agar mengurangi
kemungkinan turunnya nilai PRI dalam batas consumer's limit setelah diterima oleh
konsumen.
11.2 Yang dimaksud dengan kadar zat menguap (volatile matter ) maksimum yang
tercantum pada pasal !n! adalah kadar maksimum yang dipersyaratkan oleh pembeli
(consumer's limit) sedangkan maksimum zat menguap yang dihasilkan oleh produsen adalah
0,50 % ( b/b ) ( produser's limit). Hal ini mengurangi kemungkinan naiknya kadar zat
menguap selama perjalanan.
11.3 WASHT adalah singkatan dari Wallace Accelerated Storage Hardening Test yaitu
pengujian ASHT dengan menggunakan Wallace Plastimeter.
11.4 Untuk karakteristik kadar Nitrogen, pengujian dilakukan terhadap 1 contoh mewakill
1 lot.
11.5 Untuk karakteristik kadar Zat Menguap, pengujian dilakukan terhadap 1 contoh
mewrakili 1 pallet atau 1 contoh mewakili 36 bandela (bagi yang menggunakan kemasan
Container berupa loose bale ).
53 dari 53
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan 83-01_Industri Karet dan Plastik “