Anda di halaman 1dari 9

1.

Perkembangan Turbin Uap


Proses menghasilkan tenaga tergantung pada beberapa proseskonversi
energi, mulai dengan energi kimia dalam bahan bakar fosilatau energi nuklir dalam
atom. energi ini diubah menjadi energi panas, yang kemudian ditransfer ke fluida
kerja, dalam kasus ini kita coba menganalisa, uap (Steam). Energi panas diubah
menjadi energimekanik dengan bantuan kecepatan tinggi turbin rotor dan konversi
akhir menjadi energi listrik dibuat melalui suatu listrik generator diaplikasi-
pembangkit tenaga listrik. Presentasi dalam bagian iniberfokus pada
penerapan daya listrik, namun juga relevan denganaplikasi
lain, seperti sebagai penggerak kapal.

Di seluruh dunia, industri-pembangkit listrik bergantung terutama


pada turbin uap untuk produksi energi listrik. Di Amerika Serikat,
sekitar 77% dari kapasitas terpasang pembangkit listrik adalah turbin uap-
driven. Dari sisa 23%, tenaga air instalasi berkontribusi 13%,akun turbin gas
untuk 9%, dan sisanya 1% merupakan dibagi di antarasumber daya panas
bumi, diesel, dan solar. Akibatnya, lebih dari 99%dari listrik daya yang
dihasilkan di Amerika Serikat dikembangkan oleh turbomachinery satu desain
atau lain, dengan turbin uaptercatat sejauh ini bagian terbesar dari beban. Turbin
uap memiliki hidup yang panjang dan penting setelah
dilakukan pengembanganyang praktis pada akhir abad ke-19 disebabkan upaya
yang dipimpin oleh CA Parsons dan G. DELAVAL. Perkembangan yang signifikan
datang cukup cepat pada hari-hari awal di bidang propulsi kapal dan kemudian di
industri pembangkit listrik.

Kondisi uap pada klep penutup (throttle) progresif naik, memberikan


kontribusi untuk meningkatkan produksi daya dan efisiensi
termal.Hal Itu munculnya energi nuklir baru sebagai sumber panas untuk produksi
listrik memiliki efek sebaliknya di akhir 1950-an. Kondisi uap jatuh untuk
mengakomodasi desain reaktor, dan harga satuan
panas mengalami langkah kenaikan perubahan. Pada saat ini, satuan fosil klep
penutup kondisi uap dasarnya telah diselesaikan di luar pada 2400 psi dan 1000° F
dengan pemanasan ulang (Single reheat) sampai 1000° F. Lebih lanjut kemajuan
dalam Pembangkit tenagauap dicapai dengan menggunakan
boiler melalui penghatarantekanan uap superkritis pada tekanan 3500-4500 psi.
Sebuah pabrik uap unik dengan memanfaatkan uap maju kondisi ini Eddystone No
1, yang dirancang untuk memberikan uap pada 5000 psi dan 1200° F keklep
penutup, dengan memanaskan ulang (reheat) sampai 1050° F dan kedua
panaskan (Second reheat) juga sampai 1050° F. Ukuran unit meningkat pesat pada
periode 1950-1970, sedangkan ukuran unit maksimum meningkat 200-1200 mW
(peningkatan enam kali lipat) dalam rentang 20 tahun ini. Pada 1970-an, ukuran
unit yangstabil, dengan unit baru umumnya dinilai secara substansial kurang
maksimal ukuran.
Pada saat ini, bagaimanapun, ukuran yang diharapkan dari unit baru adalah
sangat kurang, muncul untuk menjadi di kisaran 350-500 mW.Dalam hal tingkat
panas (atau efisiensi termal), perubahan belum begitu dramatis. kecenderungan
umum menunjukkan penurunan daya heat rate stasiun selama periode 80-tahun
adalah disajikan pada Gambar. 1.

Gambar 1. Perkembangan Pembangkit Tenaga Uap

Munculnya pemanasan air umpan regeneratif pada tahun 1920


membawa pengurangan langkah perubahan dalam tingkat panas. Penurunan lebih
lanjut dibawa oleh pengantar dari pemanasan uap. Perbaikan bertahap terus dalam
sistem uap dan baru-baru ini dilengkapi dengan teknologi siklus gabungan, turbin /
steam turbin gas sistem (lihat Gambar. 2). Dalam periode waktu yang sama bahwa
ukuran unit yang berubah dengan faktor enam (1950-1970), Nilai panas berkurang
dari 20%, perubahan yang mencakup siklus gabungan. Pada kenyataannya,
perbaikan bahkan kurang, peraturan sebagai lingkungan dan energi yang
dibutuhkan untuk memuaskan mereka dapat mengkonsumsi sampai 6% atau lebih
dari daya yang dihasilkan suatu unit. Laju peningkatan tingkat turbin siklus panas
jelas menurun.
Gambar 2. Unit nilai panas berbahan bakar fosil sebagai fungsi waktu.

2. Prinsip kerja Turbin Uap

Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :


 Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap
dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.Tekanan uap
pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan
tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke
dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin
yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang
mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti
lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya
yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin.
 Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya
sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang
berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin
dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.
Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris
kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna
untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu
gerak dengan arah yang tepat.
 Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat
sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak
mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena
kehilangan energi relatif kecil.
3. Komponen-Komponen Turbin Uap

Komponen utama turbin uap terdiri dari:


a. Rumah turbin (casing), umumnya terdiri dari belahan tutup atas dan rumah bagian
bawah
b. Poros dan piringan sudu jalan (rotor)
c. Piringan sudu arah dan nosel
d. Bantalan aksial dan radial
e. Penyekat (umumnya dari jenis labirint)
f. Peralatan kontrol uap (steam chest)

Gambar 5. Ilustrasi 3 D Turbin Uap

Gambar 6. Bagian-bagian turbin uap


4. Klasifikasi Turbin Uap

Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda


berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses penurunan
tekanan uap sebagai berikut:

a. Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya


1. Turbin Impulse
Turbin ini merubah arah dari aliran fluida berkecepatan tinggi menghasilkan
putaran impuls dari turbin dan penurunan energi kinetik dari aliran fluida. Tidak
ada perubahan tekanan yang terjadi pada fluida, penurunan tekanan terjadi di
nozzle.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
- Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu
diam / nosel.
- Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.

Gambar 7. Prinsip Kerja Turbin Impuls


2. Turbin Reaksi
Turbin ini menghasilkan torsi dengan menggunakan tekanan atau massa gas
atau fluida. Tekanan dari fluida berubah pada saat melewati sudu rotor. Pada turbin
jenis ini diperlukan semacam sudu pada casing untuk mengontrol fluida kerja
seperti yang bekerja pada turbin tipe multistage atau turbin ini harus terendam
penuh pada fluida kerja (seperti pada kincir angin).

Gambar 8. Prinsip Kerja Turbin Reaksi

Ciri-ciri turbin ini adalah :

- Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak

- Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan


Bertingkat.

Gambar 9. Perbandingan Turbin Impuls dan Turbin Reaksi


b. Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam
Turbin

Ø Turbin Tunggal ( Single Stage )

Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil,
misalnya penggerak kompresor, blower, dll.

Ø Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).

Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada
turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut
terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
c. Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap

Ø Turbin Kondensasi.

Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.

Ø Turbin Tekanan Lawan.

Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.

Ø Turbin Ekstraksi.

Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan
lain, misalnya proses industri.
5. Siklus Turbin Uap
Siklus Rankine
Siklus Rankine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar pembangkit
daya yang menggunakan uap (Steam). Siklus Rankie nyata yang digunakan dalam
instalasi pembangkit daya jauh lebih rumit dari pada siklus Rankine ideal asli yang
sederhana. Siklus merupakan siklus paling banyak digunakan untuk pembangkit
daya listrik sekarang ini. oleh karena Siklus Rankine merupakan siklus uap air maka
paling baik siklus ini digambarkan pada diagram P-v dan T-s dengan garis yang
menunjukan uap jenuh dan cair jenuh. fluida kerjanya adalah (H2O).

Gambar 10. Siklus Rankine

Siklus ideal yang terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air pada siklus 1
dipompakan, kondisinya adalah isentropik s1 = s2 masuk ke boiler dengan tekanan
yang sama dengan tekanan di kondenser tetapi Boiler menyerap panas sedangkan
kondenser melepaskan panas, kemudian dari boiler masuk ke turbin dengan
kondisi super panas h3 = h4 dan keluaran dari turbin berbentuk uap jenuh
dimana laju aliran massa yang masuk ke turbin sama dengan laju aliran massa
keluar dari turbin, ini dapat digambarkan dengan menggunakan diagram T-s
berikut:
Gambar 11. Diagram Temperatur (T) - Enthalpy (s)

Anda mungkin juga menyukai