Naskah Publikasi
diajukan oleh :
Prayogo Sedyo
NIM : D 100 090 060
NIRM : 09 6 106 03010 50060
Simpang JL. Kom. Yos Sudarso – JL. Kalilarangan merupakan salah satu simpang tak
bersinyal di Kota Surakarta. Masalah yang sering terjadi di simpang tersebut adalah antrian
kendaraan yang cukup panjang pada saat jam puncak, hal tersebut perlu mendapat perhatian karena
ramainya arus lalu lintas yang terjadi sehingga menyebabkan kemacetan terutama pada jam-jam
sibuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan, pengaruh kinerja
simpang jika dilakukan pembalikan arah lalu lintas dimana arus lalu lintas yang semula di lajur kiri
diubah menjadi lajur kanan, demikian juga sebaliknya terhadap kinerja simpang tak bersinyal.
Metode penelitian yang digunakan dalam pengambilan data adalah observasi dan pencatatan secara
langsung di lapangan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh
dari hasil instansi terkait. Sebagai dasar penyelesaian atau analisa data digunakan rumusan yang
terdapat pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 untuk mengetahui tingkat
pelayanan simpang. Adapun hasil analisis menunjukkan bahwa dari survey selama dua hari yang
berbeda yaitu pada hari Rabu, 20 Nopember 2013 dan Sabtu, 23 Nopember 2013, diperoleh jam
puncaknya di hari Rabu, 20 Nopember 2013 pada waktu 12.00 – 13.00. Pada jam puncak nilai
kapasitasnya untuk simpang kondisi existing 2571,32 smp/jam, sedangkan derajat kejenuhannya
(DS) 1,02, untuk kondisi pembalikan arah pada jam puncaknya nilai kapasitas terbanyak di setiap
jalinan 1638,11 smp/jam. Untuk derajat kejenuhannya (DS) terbanyak di setiap jalinan 1,6. Dari
analisis ulang perbaikan simpang diperoleh nilai kapasitas 2926,93 smp/jam, sedangkan derajat
kejenuhannya (DS) 0,8. Sehingga tingkat pelayanan simpang layak dalam melayani arus lalu lintas.
Kata Kunci : Simpang Tak Bersinyal, Bagian Jalinan, Pembalikan Arus Lalu Lintas.
LANDASAN TEORI
A. Kondisi Geometri Gambar Variabel Arus Lalu Lintas
Kondisi geometri digambarkan dalam
(Sumber: MKJI, 1997)
bentuk gambar sketsa yang memberikan
informasi lebar jalan, batas sisi jalan, dan lebar
median serta petunjuk arah untuk tiap lengan
persimpangan.
CO = Kapasitas Dasar G. Kapasitas Simpang Tak Bersinyal
(smp/jam)
Faktor WW = Rasio lebar jalinan Kapasitas dapat dihitung dengan
Faktor WE = Lebar masuk rata-rata rumus sebagai berikut:
= (W1 + W2) / 2 C = CO x FW x FM x FCS x FRSU x
Faktor WE / WW = Rasio rata-rata lebar FLT x FRT x FMI
jalinan Dimana:
Faktor PW = Rasio menjalin C = Kapasitas (smp/jam)
AW +DW CO = Kapasitas Dasar (smp/jam)
= AW +ANW +DW+DNW
FW = Faktor Penyesuaian Lebar
Faktor WW / LW = Rasio panjang jalinan Pendekat
Kapasitas sesungguhnya dihitung FM = Faktor Penyesuaian Median
dengan menggunakan rumus sebagai FCS = Faktor Penyesuaian Ukuran
berikut: Kota
C = CO x FCS x FRSU FRSU = Faktor Penyesuaian
Dengan: Hambatan Samping
C = Kapasitas (smp/jam) FLT = Faktor Penyesuaian Belok
CO = Kapasitas dasar (smp/jam) Kiri
FCS = Faktor penyesuai ukuran FRT = Faktor Penyesuaian Belok
kota Kanan
FRSU = Faktor penyesuaian tipe FMI = Faktor Penyesuaian Arus
lingkungan jalan, hambatan Jalan Minor
samping dan kendaraan tak
bermotor H. Tundaan
D. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan yaitu rasio arus Tundaan dibagi menjadi 5 yaitu
terhadap kapasitas, digunakan sebagai sebagai berikut:
faktor utama dalam menentukan tingkat
kinerja simpang dan segmen jalan. Derajat a) Tundaan lalulintas simpang (DT1)
kejenuhan dihitung sebagai berikut:
untuk DS ≤ 0,6
DS = Qsmp / C
DT = 2 +8,2078*DS - (1 - DS) * 2
Dengan:
untuk DS ≥ 0,6
Qsmp = Arus total (smp/jam)
DT = 1,0504 / (0,2742 – 0,2042* DS) –
C = Kapasitas (smp/jam)
(1 - DS) *2
E. Kecepatan Tempuh
Kecepatan tempuh dihitung sebagai b) Tundaan lalulintas jalan utama (DTMA)
berikut:
V = VO x 0,5 x (1 + (1 – DS)0,5) untuk DS ≤ 0,6
Dengan: DTMA = 1,8 + 5,8234*DS- (1 - DS) *1,8
VO = Kecepatan arus bebas untuk DS≥ 0,6
(km/jam), DTMA = 1,05034 / (0,346 - 0,24 * DS) –
dihitung sebagai berikut:
VO = 43 x (1 – PW/3), (1 - DS) * 1,8
PW : rasio jalinan
DS = Derajat kejenuhan c) Tundaan lalulintas jalan minor (DT.)
F. Waktu Tempuh DTMI = (QTOT x DT1 – QMA x DTMA)/QMI
Waktu tempuh dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut: d) Tundaan geometrik simpang (DG)
TT = LW x 3,6 / V Untuk DS < 1,0; DG = (1 - DS) x (PT x
Dengan: 6 + (1 – PT) x 3) + DS x 4
LW = Panjang bagian jalinan (m) Untuk DS 1,0; DG = 4
V = Kecepatan tempuh (km/jam) Dimana:
PT = Rasio belok total
= QBELOK TOT / QTOT
e) Tundaan simpang (D) ANALISA DATA PEMBAHASAN
D = DG + DT1 A. Kondisi Geometrik dan Arus Lalu Lintas
I. Peluang antrian
Berdasarkan hasil survai pada simpang Jl.
Untuk rentang nilai peluang antrian
Kalilarangan – Jl. Komodor Yos Sudarso, yang
sebagai berikut:
dilaksanakan selama dua hari dengan hari yang
QP% (atas) = 47,71 x DS – 24,68 x
berbeda yaitu pada:
DS^2 + 56,47 x DS^3
QP% (bawah) = 9,02 x DS + 20,66 x 1) Hari Rabu, tanggal 20 Nopember 2013
DS^2 + 10,49 x DS^3
METODE PENELITIAN 2) Hari Sabtu, tanggal 23 Nopember 2013
Penelitian di simpang Jl. Kalilarangan - Dari survai yang dilaksanakan selama dua hari
Jl. Komodor Yos Sudarso ini dilakukan untuk selama seminggu di hari yang berbeda diperoleh data
menganalisis kinerja simpang yang ada saat ini analisis sebagai berikut:
dan membandingkannya ketika dilakukan
1. Data Geometrik
pembalikan arah arus lalulintas.
Untuk data geometrik pada simpang Jl.
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Kalilarangan – Jl. Komodor Yos Sudarso dapat dilihat
Lokasi penelitian terletak di simpang pada Gambar di bawah ini:
Jl. Kalilarangan – Jl. Komodor Yos Sudarso.
Waktu penelitian dilaksanakan pada dua hari 8,4 7,9
DS = QTOT / C
Periode Pendekat (smp/jam)
= 2622,9 / 2571,32 = 1,02
Hari / JL. Komodor JL.
Waktu
Tanggal Yos Sudarso Kalilarangan
Q
Utara Selatan Barat Timur
3. Analisis waktu tunda (delay)
11.00 - 11.15 196,1 292,5 124,5 - 613,1 a) Tundaan rata – rata seluruh simpang (DT1)
11.15 - 11.30 214 305,2 133,3 - 652,5
DT1 = 1,0504 / (0,2742 - 0,2042 x DS) - (1 – DS) x 2
11.30 - 11.45 245,1 263,5 127 - 635,6
= 1,0504 / (0,2742 - 0,2042 x 1,02) - (1 – 1,02) x 2
Rabu / 20 11.45 - 12.00 232,3 263,5 123,5 - 619,3 2520,5 = 15,97 detik/smp
Nopember
2013 12.00 - 12.15 227,3 253,5 123 - 603,8 2511,2
b) Tundaan rata – rata untuk jalan utama (DTMA)
12.15 - 12.30 256,9 289,5 141 - 687,4 2546,1
DTMA = 1,05034 / (0,346 - 0,246 x DS) - (1 - DS) x 1,8
12.30 - 12.45 238,3 267,8 123,4 - 629,5 2540
= 1,05034 / (0,346 - 0,246 x 1,02) - (1 – 1,02) x 1,8
12.45 - 13.00 268,3 287,5 146,4 - 702,2 2622,9 = 11,08 detik/smp
11.00 - 11.15 152,1 196,3 135,3 - 483,7 2502,8
c) Tundaan rata – rata untuk jalan simpang (DTMI)
11.15 - 11.30 184,5 213,6 135 - 533,1 2348,5
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑋 𝐷𝑇1 − 𝑄𝑀𝐴 𝑋 𝐷𝑇 𝑀𝐴
11.30 - 11.45 194,1 219,3 151 - 564,4 2283,4 DTMI = 𝑄𝑀𝐼
Sabtu / 23 11.45 - 12.00 153,5 238,3 149,5 - 541,3 2122,5 2622 ,9 𝑋 15,97− 2089,1 𝑋 11,08
=
Nopember 533,8
2013 12.00 - 12.15 167,8 190,3 174,5 - 532,6 2171,4
= 35,1 detik/smp
12.15 - 12.30 227 221,5 176 - 624,5 2262,8
2622,9
P
a
r
P
a
r
U
k k
i i
r
B. Perhitungan Kinerja Simpang Tak Bersinyal r
5,9 2
Toko Roti 2 6,4 Toko Winny
Pepak Souvenir
1. Perhitungan kapasitas Parkir 2
WW
QB-LT
LW
4,2 Jl. Kalilarangan 6,2
5,4 Jl. Kalilarangan 3,4 W1 QB-ST
2 Parkir
QS-ST
C = Co x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI Toko Malam Batik
Warna Sari
QS-RT Toko Sendal
Sinar Baru
W2 5,9 2
2 5,9
Jl. Yos Sudarso
= 2571,32 smp/jam
k
i
r
k
i
r
I
7,9 7,9
8,4 7,9
Jalinan I
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑋 𝐷𝑇1 − 𝑄𝑀𝐴 𝑋 𝐷𝑇 𝑀𝐴 1. Nilai kinerja simpang yang terjadi pada jam
DTMI = 𝑄𝑀𝐼 puncak hari Rabu yaitu kapasitas sebesar
2622 ,9 𝑋 9,07− 2089,1 𝑋 6,67
DTMI = 2571,32 smp/jam, derajat kejenuhan sebesar
533,8
1,02, tundaan simpang sebesar 19,97 detik/smp,
= 18,46 detik/smp
peluang antrian sebesar 41 – 82 %. Kondisi
d) Tundaan geometrik simpang (DG) tersebut menunjukan bahwa simpang tersebut
sudah tidak layak melayani arus lalulintas.
Untuk DS < 1,0; DG = (1 - DS) x (PT x 6 + (1 – PT) x 3) + DS x 4
PT = Rasio belok total 2. Setelah dilakukan percobaan pembalikan arah
= QBELOK TOT / QTOT arus lalulintas dengan memanfaatkan kinerja
= 359,1 / 2622,9 bagian jalinan diperoleh nilai terbaik kapasitas
= 0,13 sebesar 1638,11 smp/jam, derajat kejenuhan
sebesar 1,6, kecepatan tempuh sebesar 15,33
DG = (1 - DS) x (PT x 6 + (1 – PT) x 3) + DS x 4 km/jam, waktu tempuh sebesar 5 detik. Dari
= (1 – 0,8) x (0,13 x 6 + (1 – 0,13) x 3) + 0,8 x 4 hasil analisis percobaan perbaikan simpang
= 3,87 detik/smp dengan melakukan larangan kendaraan parkir di
badan jalan diperoleh hasil nilai kapasitas
e) Tundaan simpang (D) sebesar 2926,93 smp/jam, derajat kejenuhan
D = DT1 + DG sebesar 0,8, tundaan sebesar 12,94 detik/smp,
= 9,07 + 3,87 peluang antrian sebesar 25 – 51 %.
= 12,94 detik/smp DAFTAR PUSTAKA
4. Peluang antrian Alamsyah, A. A., (2005). Rekayasa lalulintas. Malang:
UMM Press.
QP% (atas) = 47,71 x DS – 24,68 x DS^2 + 56,47 x DS^3
= 47,71 x 0,8 – 24,68 x 0,82 + 56,47 x 0,83 Hoobs, F. D., (1995). Perencanaan dan teknik lalulintas.
= 51 % Yogyakarta: Universitas Press.
QP% (bawah) = 9,02 x DS + 20,66 x DS^2 + 10,49 x DS^3
= 9,02 x 0,8 + 20,66 x 0,82 + 10,49 x 0,83 Khisty, C. J., dan B. K. Lall. (2003). Dasar – dasar
= 25 % rekayasa transportasi jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manual kapasitas jalan Indonesia. (1997). Jakarta:
Hasil analisis simpang Jl. Kalilarangan – Jl. Kom. Yos Departemen Pekerjaan Umum Republik
Sudarso (Rabu, 20 Nopember 2013 dan Sabtu, 23 Nopember Indonesia Direktorat Jendral Bina Marga.
2013) yang arus lalu lintas jam puncaknya terjadi di hari
Rabu, 20 Nopember 2013 di waktu siang yaitu pukul 12.00 Tamin, O. Z., (2000). Perencanaan dan Pemodelan
– 13.00. Melihat dari hasil analisis data kondisi simpang saat Transportasi. Bandung: ITB.
ini didapat nilai derajat kejenuhan (DS) lebih besar 0,85 Warpani, Suwardjoko. (2002). Rekayasa Lalulintas. Jakarta:
yang tidak memenuhi standar MKJI 1997, Bhratara Karya Aksara.