PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan fraktur ?
2. Apa Jenis-jenis fraktur pada bayi ?
3. Bagaimana Pengklasifikasian fraktur clavicula
4. Apa Tanda dan gejala Fraktur Travicular
5. Bagaimana Penanganan dan Pencegahan Fraktur Travicular
6. Apa Jenis-Jenis Fraktur humerus pada bayi baru lahir
7. Apa Tanda dan gejala fraktur humerus pada bayi baru lahir
8. Bagaimana Asuhan pada bayi baru lahir dengan fraktur humerus
9. Apa Tanda dan gejala fraktur femur
10. Bagaimana Asuhan fraktur femur
1.3 TUJUAN
1. mengetahui definisi fraktur
2. mengetahui jenis-jenis fraktur pada bayi
3. mengetahuii tanda dan gejala fraktur
4. Mengetahui Tanda dan gejala Fraktur Travicular
5. Mengetahui Penanganan dan Pencegahan Fraktur Travicular
6. Mengetahui Jenis-Jenis Fraktur humerus pada bayi baru lahir
7. Mengetahui Tanda dan gejala fraktur humerus pada bayi baru lahir
8. Mengetahui Asuhan pada bayi baru lahir dengan fraktur humerus
9. Mengetahui Tanda dan gejala fraktur femur
10. Mengetahui Asuhan fraktur femur
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Fraktur
Fraktur adalah terputusnya sambungan tulang yang ditentukan dari jenis
tulang.Sisi fraktur yang paling sering terkena antara lain klavikula, humerus,
nyeri.Pada anak, fraktur lebih sering di alami ketimbang cedera jaringan lunak.
akibat rudapaksa. (Mochtar, 1999) Fraktur tulang kadang terjadi selama kelahiran.
adalah klavikula, humerus, femorus. Gejala fraktur pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut:
1. Fraktur kalvikula
3
disebut extremitas acromialis, membentuk persendian dengan acromion. Facies
superior clavicula agak halus, dan pada facies inferior di bagian medial
terdapat tuberositas costalis. Disebelah lateral tuberositas tersebut terdapat
sulcus subclavius, tempat melekatnya m. Subclavius, dan disebelah lateralnya
lagi terdapat tuberositas coracoidea, tempat melekat lig. Coracoclaviculalis.
Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada
masa fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu
medial dan lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa
intrauterin. Kernudian ossifikasi sekunder pada epifise medial clavicula
berlangsung pada usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir bersatu
pada usia 25 tahun sampai 26 tahun.Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses
patologik sama seperti pada tulang yang lainnya yaitu bisa ada kelainan
congenital, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan metabolik tulang
dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan ataupun
kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa
menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma.
Fraktur ini merupakan jenis yang tersering pada bayi baru lahir,yang
mungkin terjadi apabila terdapat kesulitan mengeluarkan bahu pada persalinan.
Hal ini dapat timbul pada kelahiran presentasi puncak kepala dan pada lengan
yang telentang pada kelahiran sungsang. Gejala yang tampak pada keadaan ini
adalah kelemahan lengan pada sisi yang terkena, krepitasi, ketidakteraturan
tulang mungkin dapat diraba, perubahan warna kulit pada bagian atas yang
terkena fraktur serta menghilangnya refleks Moro pada sisi tersebut. Diagnosis
dapat ditegakkan dengan palpasi dan foto rontgent. Penyembuhan sempurna
terjadi setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dengan posisi abduksi 60 derajat
dan fleksi 90 derajat dari siku yang terkena.
2. Fraktur humerus
Fraktur humerus merupakan salah satu bentuk fraktur tulang panjang
(long bone) yang ter jadi pada tulang humerus. Fraktur Humerus menurut
(Mansjoer, Arif, 2000) yaitu diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang
humerus. Sedangkan menurut ( Sjamsuhidayat 2004 ) Fraktur humerus adalah
4
fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh benturan atau trauma
langsung maupun tidak langsung.
Fraktur humerus pada bayi baru lahir adalah Kelainan yang terjadi
pada kesalahan teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala
atau letak sungsang dengan lengan membumbung ke atas. Pada keadaan ini
biasanya sisi yang terkena tidak dapat digerakkan dan refleks Moro pada sisi
tersebut menghilang. Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran
letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan
tangan yang menjungkit merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang
fraktur. Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika
ditemukan ada tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang
pelvis. Jenis frakturnya berupa greenstick atau fraktur total.
3. Fraktur Femur
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan
acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan
kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua
kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh
kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan
hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah kefemur bervariasi menurut
usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah
dari batang femur meluas menuju daerahtronkhanter dan bagian bawah dari
leher femur.
Perkembangan pada femur proksimal khususnya pada epifisis danfisis
adalah sangat kompleks di antara region pertumbuhan skeletalapendikular.
Osifikasi sekunder biasanya dimulai pada kaput femur yaitu pada usia 4 ± 5
bulan post natal (rentang usia 2-10 bulan). Proses ini dimulai pada bagian
sentral yang menyebat secara sentrifugal, bahkan penyesuaian bentuk hemisfer
dari permukaan articular pada saat anak berusia 6 ± 8 tahun dan membentuk
sebuah lempeng subkondral yang berlainan yang mengikuti kontur dari fisis
kaput femur.
5
Pusat osifikasi tergantung pada suplai vaskular; dan penurunan aliran
darah secara permanen dan sementara, yang mungkin terjadi pada fraktur leher
femur (femoral neck fracture), yang berakibat pada kemampuan osifikasi
kaputfemur untuk meneruskan proses maturasi normal dan transformasi
condro ± osseus.(15)Secara keseluruhan perkembangan kaput femur dan
epifisistrokanter memiliki kartilago yang berkelanjutan sepanjang sisi
posterior dan superior pada leher femur. Walaupun region ini secara umum
tipis pada anak ± anak yang sedang tumbuh, hal ini perlu untuk pertumbuhan
lintang normal pada leher femur. Akibat kerusakan pada leher femur, misalnya
akibat fraktur leher femur, mungkin secara serius akanmengganggu kapasitas
karilago region leher femur untuk berkembang secara normal.
1. Tipe I : Fraktur pada bagian tengah clavicula. Lokasi yang paling sering
terjadi fraktur.
2. Tipe II : Fraktur pada bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua
mengalami fraktur setelah midclavicula.
3. Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling
jarang terjadi dari semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar
5%.
4. Ada beberapa subtype fraktur clavicula bagian distal, menurut Neer ada 3
yaitu :
6
c. Tipe III : merupakan fraktur pada daerah distal ligament
coracoclavicular dan melibatkan permukaan tulang bagian distal
clavicula pada AC joint.
1. Bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena,
2. Krepitasi dan ketidak teraturan tulang,
3. Kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur, Tidak adanya
refleks moro pada sisi yang terkena,
4. Adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya
depresi supraklavikular pada daerah fratur
5. Biasanya diikuti palsi lengan
6. Adanya pembengkakan pada sektor daerah fracture
7. Pergerakan lengan berkurang.
8. Iritable selama pergerakan lengan
9. Diagnosis RO tidak selalu diindikasikan, 80% tidak mempunyai gejala dan
hanya didapatkan hasil pemeriksaan yang minimal.
penanganan fraktur klavikula pada bayi dan anak-anak dilihat dari remodeling
yang normal. Hal ini terjadi karena maturitas tulang yang masih imatur,
konsistensi dan susunan tulang yang masih banyak osteoblast sehingga tulang
7
kehamilan. Faktor resiko yang ada harus dihindari, seperti hindari
pada bayi sehingga membuat resiko trauma persalinan menjadi tinggi. Jika
sudah mengetahui adanya makrosomia pada bayi, piliihlah jalan lahir dengan
resiko. Lakukanlah olahraga ibu hamil, terutama untuk kehamilan yang letak
bayinya sungsang. Olahraga ibu hamil dapat membuat posisi bayi menjadi
normal, sehingga resiko trauma pada persalinan dapat dicegah (Kanik, et al.,
2011).
8
G. Tanda dan gejala fraktur humerus pada bayi baru lahir
Gejala klinis fraktur humerus pada bayi baru lahir dapat diketahui dengan
berkurangnya gerakan spontan pada lengan, ditemukannya reflex moro yang
asimetris, terbanya deformitas dan krepitasi di daerah fraktur disertai rasa nyeri
diikuti pembekakan, atau terjadinya tangisan bayi pada gerakan pasif. Letak
fraktur umumnya di daerah diafisis. Dokter knadungan dapat merasa atau
mendengar derik fraktur pada kelahiran bayi. Diagnosis pasti ditegakkan denan
pemeriksaan radiologi.
Adapun asuhan yang di berikan pada bayi baru lahir denga fraktur humerus
meliputi :
1. Data subjektif, adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan
meliputi :
9
2. Data obyektif , adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku.
a. Keadaan umum
Pada neonatus dengan fraktur humeri, keadaannya lemah dan hanya
merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang tidak
aktif pada daerah lengan dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat
dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil,
panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala
dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
b. Tanda-tanda Vital
1) Suhu : Beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh > 37 ° (normal
36,5°C – 37,5°C)
2) Nadi : Normal 120-140 kali per menit
3) Respirasi : Normal antara 40-60 kali permenit
c. Pemeriksaan fisik
1) Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru,
pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks. Kecuali pada daerah
yang fraktur, terjadi hematoma di rongga medula tulang.
2) Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal
haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan
adanya peningkatan tekanan intrakranial.
3) Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lendir.
4) Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus
costaae pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit
berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia
10
diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran
bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna.
5) Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda
– tanda infeksi pada tali pusat.
6) Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya
patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari
tangan serta jumlahnya.
7) Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan
sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai
keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang (Iskandar
Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter Patricia A, 1996 : 109-356).
3. Assasment
By.Ny. Y usia 0-28 hari dengan fraktur humerus
a. Planning
b. Menjelaskan kepada orang tua tentang keadaan bayinya dan meminta
persetujuan untuk melakukan tindakan yang lebih lanjut
c. Imobilisasi lengan pada sisi bayi dengan lengan siku fleksi 90° selama 10-
14 hari serta kontrol nyeri.
d. Menjelaskan kepada orang tua dalam masa pertumbuhan dan
pembentukan tulang pada bayi, maka tulang yang fraktur tersebut akan
tumbuh dan akhirnya mempunyai bentuk panjang yang normal.
e. Memberikan support mantal kepada orang tua dan keluarga.
1. Pembengkakan pada paha di sertai nyeri bila di lakukan gerakan pasif pada
tungkai
2. Perubahan warna kulit agak kebiruan
3. Bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena,
11
4. Diangnosa pasti dilakukan dengan palpasi dan pemeriksaan radiologic
12
2. Dirujuk ke bagian bedah tulang (otrhopedi).Tindakan invasif yang biasa
dilakukan adalah pemasangan baja untuk merekatkan kembali tulang yang
patah.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Fraktur lebih sering terjadi setelah persalinan sungsang dan distorsia
bahu pada pada bayi makrosomia. Klavikula merupakan tulang yang paling
sering mengalami fraktur. fraktur Klavikula merupakan komplikasi yang
tidak dapat diprediksi dan dihindari dalam persalinan normal. Fraktur
humerus terjadi pada kesalahan tehnik dalam melahirkan lengan dan
presentasi kepala atau sungsang dengan lengan menjungkit keatas. Fraktur
femur jarang terjadi dan biasanya terjadi akibat ada kesalahan teknikdalam
menolong persalinan sungsang. Gejala pada umumnya hampir sama yaitu
adanya rasa nyeri, bayi tampak kesakitan bengkak kebiruan pada daerah yang
mengalami fraktur.
3.2 SARAN
Sebagai tenaga medis sebaiknya harus benar-benar dapat memperhatikan
asuhan dan teknik yang tepat saat persalinan agar bayi baru lahir tidak
mengalami fraktur. Serta memperhatikan keadaan bayi saat akan dilahirkan
14
DAFTAR PUSTAKA
Bajuri M.Y., Maidin S., Rauhf A., Baharuddin M., Harjeet S. 2011. Functional
outcomes of conservatively treated clavicle fractures. CLINICS 2011;66(4):635-
639 DOI:10.1590/S180759322011000400019.
15