Anda di halaman 1dari 22

Pemanfaatan

Limbah Baterai Ion Lithium

Sukandar, S.Si, MT, Ph.D


FTSL -ITB
Outline
Baterai Ion Lithium

Prospek di Masa Depan

Pemanfaatan Limbah Baterai Ion Lithium

Tantangan yang Dihadapi


Baterai Ion Lithium

Saat ini hampir seluruh alat elektronik menggunakan baterai


lithium sebagai sumber energi
Baterai Ion Lithium

1. Umur hidup baterai lithium


primer mencapai 15 tahun
2. Memiliki siklus pengisian ulang
(recharge cycles) mencapai 1200
kali
3. Memiliki densitas energi tinggi
(W/kg) dibandingkan baterai
kimia jenis lain

1. Mengandung komponen
toksik dan mudah terbakar
Baterai Ion Lithium
Anoda
Elektrolit dibuat dari garam lithium
yang dilarutkan pada pelarut
organik. Sehingga elektrolit ini
bersifat toksik dan mudah Casing Katoda
terbakar Komponen
Separator umumnya dibuat dari Baterai
Ion
microperforated plastic (contoh: Lithium
polipropilena)
Casing dibuat dari plastik,
alumunium, atau baja karbon
Separator Elektrolit
Baterai Ion Lithium
Jenis baterai lithium: Reaksi yang terjadi:
1. Baterai Lithium Primer (Disposable) Li + MnO2  LiMnO2

Kelemahan utama: risiko


kebakaran atau ledakan. Lithium
metal bersifat tidak stabil, jika
terpapar udara dan lembab, dapat
meledak.
Baterai Ion Lithium
2. Baterai Lithium Sekunder (Rechargeable)

Katoda berupa plat alumunium dilapisi


material katoda (lithium metal oxide, misal
LiCoO2, LiNiO2 dan LiMn2O4)
Anoda berupa plat tembaga dilapisi grafit.

Reaksi yang terjadi:


Katoda : 6C + xLi+ + xe-  C6Lix
Anoda : LiCoO2  Li(1-x)CoO2 + xLi+ + xe-
Prospek di Masa Depan
 Semakin banyak jenis alat elektronik yang akan menggunakan
baterai lithium
 Estimasi permintaan dunia terhadap baterai lithium akan
semakin tinggi seiring penggunaan baterai lithium pada
kendaraan listrik
Pemanfaatan Limbah Baterai Ion Lithium

Proses Fisika Proses Komersial Pemanfaatan Baterai Ion Lithium


Membongkar dan memisahkan
komponen baterai

Pemanfaatan secara komersil


Baterai Ion Lithium

Proses Kimia
Pelindian, Pengendapan,
Pemurnian dan Pirometalurgi
Pemanfaatan Limbah Baterai Ion Lithium
Alternatif Metode Pemanfaatan Baterai Ion Lithium
1. Proses Hidrometalurgi
 Hidrometalurgi : cara pengolahan logam dengan menggunakan pelarut atau penggunaan zat kimia
cair untuk dapat melarutkan suatu partikel tertentu
 Produk yang dihasilkan : lithium karbonat, kobalt hidroksida, logam tembaga, besi hidroksida,
casing baja
Pemanfaatan Limbah Baterai Lithium
a. Milling
 Bertujuan untuk reduksi ukuran baterai
 Dapat dilakukan dengan milling dengan pendingin (cyro milling) atau milling dengan
kondisi inert (inert milling)
 Hal ini dilakukan untuk mencegah oksidasi eksotermik tinggi pada lithium
b. Pemisahan Fisika
 Meliputi screening, separasi magnetik,
dan separasi densimetrik
 Ukuran screen : 3 mm dan 500 µm
 Fraksi densitas rendah mengandung
plastik; sedangkan fraksi densitas tinggi
mengandung logam non-ferro. Masing-
masing fraksi dapat dijual

Concern: Pengelolaan kualitas udara


akibat partikulat, pengelolaan elektrolit
organik?
Pemanfaatan Limbah Baterai Ion Lithium

c. Hidrolisis
 Fraksi <500 µm dipisahkan dengan pengadukan air secara cepat
 pH larutan dijaga agar selalu atas 12, dengan penambahan larutan LiOH. Lithium akan
larut sebagai garam lithium
 Produk dari tahap ini : larutan yang mengandung lithium yang telah tersaring. Sisa
padatan yang mengandung metal oksida tidak terlarut dan karbon akan diolah untuk
mendapatkan kembali kobalt

d. Pengendapan Lithium
 pH larutan lithium diturunkan menjadi 8 melalui penambahan asam
 Penambahan CO2 untuk mengendapkan LiCO3
 Endapan disaring dan dicuci dengan larutan jenuh CO2 dan dikeringkan pada temperatur
105℃
 Sisa larutan masih mengandung 1,8 g/L lithium akan digunakan kembali
Pemanfaatan Limbah Baterai Ion Lithium

e. Pelindian Asam
 Fraksi padatan sisa hidrolisis diolah dengan pelindian menggunakan asam sulfat dengan
konsentrasi 2N. Temperatur pelindian 80℃. Tambahkan steel shot ke reaktor.
 Setelah pelarutan, produk pelindian didinginkan pada temperatur 60℃ dan disaring
 Filter cake mengandung karbon
 Larutan mengandung berbagai konsentrasi tembaga, besi, mangan dan seng. Larutan
diolah untuk mendapatkan masing-masing logam

f. Sementasi Tembaga
 Penambahan steel shot untuk proses recovery logam
 pH dijaga antara 2 – 2,85
 Endapan tembaga dipisahkan dari larutan. pH larutan dinaikkan menjadi 3,85 dengan
penambahan soda ash atau batu kapur

Concern: akan terbentuk limbah padat dan limbah cair  sludge


Pemanfaatan Limbah Baterai Ion Lithium

g. Pengendapan Besi
 Agen pengoksidasi ditambahan untuk mengubah Fe2+ menjadi Fe3+
 Pengendapan Fe(OH)2 dengan oksida menghasilkan endapan besi yang kemudian
disaring dari larutan

h. Pengendapan Kobalt
 Penambahan NaClO ke larutan untuk mengoksida kobalt ke bentuk trivalen.
 Produk dari oksidasi tersebut adalah CaO(OH)

Concern: Akan terbentuk limbah cair  sludge


Pemanfaatan Limbah Baterai Ion Lithium
2. Proses Gabungan Pirometalurgi dan Hidrometalurgi
 Pirometalurgi : cara pengolahan logam dengan menggunakan temperatur tinggi (100 – 3.000℃)
 Produk yang dihasilkan : lithium karbonat, kobalt hidroksida, logam tembaga, besi hidroksida,
casing baja
Pemanfaatan Limbah Baterai Ion Lithium
a. Smelting
 Baterai ditambahkan dengan coke, material pembentuk
slag, besi, batu kapur dan pasir dimasukkan ke bagian
atas shaft furnace
 Dari bagian bawah furnace ditambahkan udara yang
telah dipanaskan terlebih dahulu (pre-heated air) dengan
diperkaya oksigen.
 Elektrolit dan plastik disisihkan dari bagian atas dan
tengah furnace
 Lapisan slag dan alloy terbentuk di bagian bawah
furnace
 Lapisan slag mengandung lithium oksida, alumunium
oksida, silicon oksida, kalsium oksida, dan beberapa besi
oksida.
 Fase alloy mengandung kobalt, nikel, tembaga, dan sisa Concern:
besi - Pengelolaan kualitas udara
 Fase gas yang keluar diolah dengan plasma torch, post- - Suatu saat akan dihasilkan limbah
combustion chamber dan dust removal padat berupa batu tahan api/refractory
castable
Pemanfaatan Limbah Baterai Ion Lithium

b. Post-Combustion Chamber
 Temperatur operasi : 1.100 – 1.150℃
 Terjadi proses pembakaran plastik dan elektrolisis
 Kemudian gas didinginkan dengan temperature di bawah 300℃ melalui penambahan uap
air

c. Pelarutan Slag
 Lapisan slag yang mengandung lithium akan melalui proses milling dan pelindian dengan
kondisi temperatur ambien, tekanan atmosfir dan pH 12-13, agar terjadi pengenceran
lithium
 Lithium akan mengendap sebagai karbonat

d. Pengendapan Lithium
 pH diturunkan menjadi 9, sehingga lithium mengendap sebagai lithium karbonat
Pemanfaatan Limbah Baterai Ion Lithium
e. Pelarutan Alloy
 Sama seperti proses pelindian asam pada proses hidrometalurgi
 Fraksi padatan sisa hidrolisis diolah dengan pelindian menggunakan asam sulfur dengan
konsentrasi 2N. Temperatur pelindian 80℃. Tambahkan steel shot ke reaktor.
 Setelah pelarutan, produk pelindian didinginkan pada temperatur 60℃ dan disaring
 Filter cake mengandung karbon
 Larutan mengandung berbagai konsentrasi tembaga, besi, mangan dan seng. Larutan
diolah untuk mendapatkan masing-masing logam

f. Sementasi Tembaga
 Sama seperti proses sementasi tembaga pada proses hidrometalurgi
 Penambahan steel shot untuk proses recovery logam
 pH dijaga antara 2 – 2,85
 Endapan tembaga dipisahkan dari larutan. pH larutan dinaikkan menjadi 3,85 dengan
penambahan soda ash atau batu kapur

Concern: akan terbentuk limbah padat dan limbah cair  sludge


Pemanfaatan Limbah Baterai Ion Lithium

g. Pengendapan Besi
 Sama seperti proses pengendapan besi pada proses hidrometalurgi
 Agen pengoksidasi ditambahan untuk mengubah Fe2+ menjadi Fe3+
 Pengendapan Fe(OH)2 dengan oksida menghasilkan endapan besi yang kemudian
disaring dari larutan

h. Pengendapan Kobalt
 Sama seperti proses pengendapan kobalt pada proses hidrometalurgi
 Penambahan NaClO ke larutan untuk mengoksida kobalt ke bentuk trivalen.
 Produk dari oksidasi tersebut adalah CaO(OH)

Concern: akan terbentuk limbah cair  sludge


Tantangan yang Dihadapi
Pembuangan baterai ion lithium mengakibatkan dampak lingkungan:
1. Baterai lithium dapat meledak ketika rusak atau terpapar temperatur tinggi,
hal ini yang harus menjadi perhatian pada saat pengangkutan dan
penyimpanan
2. Logam berat (seperti Pb, Hg, Ni, Cu, dan Co) yang digunakan pada baterai
lithium dapat mengakibatkan kontaminasi tanah, airtanah dan udara
3. Elektrolit yang digunakan di baterai memiliki karakteristik beracun dan
mudah menyala

 pilihan proses recycle harus memperhatikan hal ini:


- Pirometalurgi identik dengan emisi dioxin, Hg, dan senyawa klorida  pengelolaan udara
yang harus bener-bener diperhatikan
- Hidrometalurgi akan menghasilkan limbah cair dan limbah padat yang bersifat toksik
- Daur ulang elektrolit organik yang jarang dilakukan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai